{SKIP} Something More: Comeback To Me – Part 7 (End)

{SKIP} Something More: Come Back To Me – Part 7 (End)

Author              : Chanchan a.k.a Chandra Shinoda  (@chandrashinoda)

Main Cast        : Kim Kibum (Key), Kim Jonghyun, Kim Hyora

Support Cast  : Other SHINee member, Lee Soon Hee

Special Guest : Kim Sera (female main cast di FF-nya Lia ‘Keylieon’)

Genre                : Family, Friendship, Life, Romance

Length              : Sequel

Rating               : NC-17 (WARNING!)

Disclaimer      : I don’t own all SHINee members. They’re God’s. They belong to themselves and SM entertainment. I’m just the owner of the story.

Nah ini dia SKIP vers buat yang masih di bawah umur. Huft, akhirnya sampai juga di penghujung kisah KeyOra couple. Maaf ya kalau endingnya kayak gini. Maaf juga kalau ada yang nggak puas. Aku tahu, FF ini memang banyak banget kekurangannya. Bahkan kemarin sampai kena protes dari reader. Aduh, mian banget yah… (TT^TT). Kerjaanku ngurusin kuliah bikin aku kekurangan waktu ngurusin FF gak jelas ini. Alhasil, berantakan deh…. Oh ya, karena rasanya kemarin ada yang aneh sama cek labnya Hyora, di part ini aku kasih penjelasan lagi deh. Maaf ya, aku gak jelasin secara khusus, Cuma aku kupas dari segi kedokteran umum aja. Ok deh… Happy reading!!

***

8 years later

 

 Hyora POV

Aku duduk di ruang kerjaku dengan santai. Kusandarkan punggungku pada sandaran kursi yang tengah kududuki. Kutatap sebuah amplop putih yang kini ada di dalam genggaman tanganku. Aku menghela nafas sejenak, membiarkan wangi kloroform khas bangsal pesakitan memenuhi paru-paruku. Kuedarkan pandanganku ke setiap sudut ruang kerjaku. Menyesakkan dan terkesan penuh muslihat.

Inilah aku yang sekarang. dr. Kim Hyora. Gelar yang telah kusandang selama hampir satu tahun. Pekerjaan yang selalu dimuliakan banyak orang dan terkadang mendapatkan jabatan tersendiri di hati mereka yang telah dirawat dan disembuhkannya.

Dua orang itu, penghuni bangsal pesakitan yang kutemui 8 tahun lalu. Kurasa aku harus berterima kasih pada mereka. Terima kasih telah memberiku harapan, semoga kalian berbahagia di surga sana.

Kubuka perlahan amplop putih itu―amplop yang diberikan petugas Laboratorium―amplop yang berisi hasil cek lab salah seorang pasienku. Kubuka kertas yang ada di dalamnya dengan hati-hati. Kuintonasikan data yang ada di dalamnya dengan hati-hati―membaca dengan cermat setiap kolom yang tertera di sana dengan cermat.

Entah mengapa setiap membaca hasil cek lab seseorang membuatku teringat pada masa 8 tahun lalu, saat di mana aku kehilangan mimpiku sebagai seorang model.

-Flashback-

 

Kulirik meja yang ada di sebelahku. Tatapanku berhenti saat menemukan sebuah amplop yang bertuliskan ‘Hasil Cek Lab Kim Hyora’. Aku menelan ludahku. Apakah Jonghyun Oppa yang meletakkannya di sini?

Kuraih amplop putih itu. Kutumpukan kedua tanganku pada kasur pesakitanku. Aku tak bisa membacanya sambil tidur. Kuseret tubuhku, kupaksakan sendi-sendi di pinggangku untuk menekuk 90° agar aku bisa duduk. Entah kenapa punggungku terasa sangat nyeri, seperti ditusuk ribuan jarum. Aku merintih tanpa bersuara, aku tak ingin Jonghyun Oppa mendengarku, ia pasti tak akan mengizinkanku membaca hasil cek labku sendiri.

Kubuka amplop itu dengan tangan bergetar. Rasa gugup mulai menghantuiku. Aku menelan ludah saat menemukan secarik kertas yang sudah setengah teremas di dalam amplop itu. Kubuka lipatan kertas itu dengan perasaan tak menentu. Kutatap tulisan khas dokter yang tertera di sana. Dengan pelan kuintonasikan kata-kata yang tertulis di sana tanpa ada yang terlewat.

Hasil cek lab darah lengkapku menyatakan tak ada masalah dengan darahku. Ajaibnya aku tak mengalami anemia. Kadar tombosit, leukosit ataupun eritrositku tak mengalami penurunan. Tak ada masalah ataupun kelainan dengan pembekuan darahku. Bahkan di lukaku tak terdeteksi adanya bakteri yang kemungkinan menyebabkan infeksi dalam tenggang masa inkubasi tertentu. Hanya saja satu kalimat setelah itu mampu membuat tubuhku membeku. Tubuhku memiliki bakat keloid. Istilah kedokteran itu terasa sangat menusuk. Dalam arti lain luka di punggungku akan membekas, membekas seumur hidupku.

Deg, aku terperanjat. Hatiku mencelos. Tubuhku membeku, sedikitpun tak berani bergerak. Kurasakan keringat dingin mulai mengaliri pelipisku. Mulutku menganga, sementara bola mataku masih menyelami kata-kata di kertas itu dalam-dalam.

Bohong, tolongkatakan ini bohong! “ANDWAE, JONGHYUN OPPA!!” aku menjerit sekeras-kerasnya.

 

-Flashback end-

 

Aku tersenyum tipis. Peristiwa menyakitkan itu telah berhasil merubahku hingga seperti ini. Sadar maupun tak sadar, ia telah menuntunku ke jalan yang lebih baik. Ia membuatku menempuh jalan yang lebih mulia―menjadi seorang dokter. Ia juga yang telah membuka mataku, cinta sejati yang selama ini aku cari ternyata orang yang selalu ada di dekatku, Key Oppa.

Kuhentikan lamunanku. Aku harus kembali berkonsentrasi dengan hasil cek lab pasienku. Kulihat hasilnya dia mengalami anemia. Aku mengerutkan alisku. Kualihkan pandanganku pada hasil pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI)-nya. Pasien ini mengalami sedikit keretakan pada tulang tengkorak bagian depannya. Tidak terlalu beresiko memang, karena tidak menjangkau syaraf-syaraf otaknya, hanya saja ini tetap memerlukan pengawasan serius.

Aku bangkit dari tempat dudukku. Aku harus melihat keadaan pasien itu sekarang.

 

***

 Ruang VIP

 

Kubuka pintu ruang perawatan pasien itu dengan hati-hati. Seorang perawat menyambut kedatanganku, Soon Hee Eonnie―istri Oppa-ku―Kim Jonghyun.

“Bagaimana keadaan pasien, Eonnie?” tanyaku pada Soon Hee Eonnie.

“Stabil. Namdongsaengku, Taemin, telah mendonorkan darah padanya. Dia masih belum sadar. Kondisinnya masih lemah, mungkin akan memerlukan waktu bagiya untuk pulih, Dokter Kim,” jawab Soo Hee Eonnie  dengan nada formal.

“Oh, begitu,” aku mengangguk-angguk lega. “Ya! Kenapa formal begitu, Eonnie? Panggil saja aku Hyora,”

“Hahaha!” Soon Hee Eonnie tertawa kecil. “Ne, ara, Hyora-ya,”

Aku tersenyum. Kualihkan pandanganku pada seorang namja yang terbaring lemah di atas kasur pesakitannya. Kim Jaejoong, itulah namanya. Nama yang bagus, sesuai dengan wajahnya yang cukup tampan. “Dimana keluarganya, Eonnie?”

“Sudah pulang. Mereka menjaganya bergantian. Dan sejak tadi malam yeoja chingu-nya yang mengawasinya di sini. Baru saja dia keluar untuk membeli makanan,” ujar Soon Hee Eonnie sedikit tegang.

Aku mengangguk. “Selama ada sanak saudaranya tak masalah. Apa yang dialaminya tak mengancam jiwanya. Dia hanya butuh teman bicara selama kondisinya seperti ini,”

Soon Hee Eonnie mengangguk, mengerti dengan apa yang kuucapkan.

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatianku dan Soon Hee Eonnie. “Oh, rupanya kau di sini, Hyora,” suara yang terdengar familiar menyapaku ringan. Itu Jonghyun Oppa. “Bergegaslah Key sudah menunggumu di ruanganmu,”

Aku memiringkan kepalaku. “Sekarang? Lalu, bagaimana dengan pasien ini?”

Jonghyun Oppa tersenyum. “Ya! Tiga hari lagi kau kan akan menikah, ambilah cuti mulai sekarang. Nanti aku akan menghubungi Umma dan Appa untuk berita selengkapnya. Orang tua Key juga sudah kembali dari luar negeri untuk menyaksikan pernikahan kalian. Cepatlah! Pasien ini serahkan saja padaku,”

Kurasakan wajahku memanas, sementara Soon Hee Eonnie tertawa kecil. Aish, kenapa harus menyinggung masalah pernikahan di sini. Aku mendesah pelan. “Baiklah, Oppa-ku Sayang. Aku pergi sekarang,” paparku, lalu bergegas meninggalkan ruang perawatan Kim Jaejoong.

Aku membuka pintu ruang kerjaku dengan hati-hati. Ya, benar, Key Oppa terlihat menungguku di dalam. Dia duduk di kursiku sambil melirik-lirik kertas yang berisi catatan pasien yang ada di atas meja kerjaku. Jas hitam masih melekat di tubuhnya. Bisa kutebak, dia baru saja pulang dari perusahaannya.

“Sudah lama menunggu, Oppa?” tanyaku sambil menutup pintu perlahan.

“Tidak juga,” ucapnya sembari tersenyum manis. “Ayo kita berangkat sekarang! Aku tak sabar ingin melihatmu memakai gaun pengantinmu,”

Ucapannya membuatku tersipu. “Baiklah.”

***

 

3 days later

 

Kibum POV

 

Aku berjalan menuju ke altar di damping Appa-ku. Kulangkahkan kakiku dengan tenang. Pendeta telah menungguku dengan agung dan berwibawa. Beliau telah menungguku untuk mengucapkan sumpah dan melakukan pembaptisan pernikahan.

Perlahan suara piano berdenting dengan lembut.  Pengantin wanitaku, Kim Hyora, mulai melangkahkan kakinya menuju altar dengan di damping appa-nya. Ia terlihat tenang dan anggun. Bibirnya menyunggingkan senyum manis. Tentu saja, dia pasti sangat bahagia, sama sepertiku.

Pakaian pengantinnya yang tertutup terlihat memukau. Tertutup? Oh, tentu saja. Dia pasti tak ingin memaerkan sesuatu di punggungnya yang tak ingin ia perlihatkan pada orang lain.

Kini dia telah berdiri di sampingku. Wajah anggun dan cantiknya mempesonaku. Aku membalas senyumnya. Inilah saat di mana aku dan dia akan memiliki suatu ikatan yang sah di dalam status saling memiliki.

Sang pendeta berdeham. Ia mulai membacakan sumpah pernikahan yang arus kuikrarkan bersama mempelaiku. “Kasih itu sabar. Kasih itu murah hati. Ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu dan sabar menanggung segala sesuatu, apapun yang terjadi.” Kata-kata itu terdengar menghanyutkan sebelum akhirnya sang pendeta menatapku. “Bersediakah kau, Kim Kibum, menikahi Kim Hyora, menerimanya di dalam suka maupun duka, menjalankan kewajiban sebagaimana wajib diperbuat oleh umat beriman kepada Yesus Kristus sampai maut memisahkan?”

Aku menghela nafas pelan. “Saya, Kim Kibum, menyambut engkau, Kim Hyora, sebagai istriku, dan berjanji bahwa saya tetap setia kepadamu dalam suka maupun duka, bahwa saya akan memelihara engkau dengan setia, sebagaimana wajib diperbuat oleh umat beriman kepada Yesus Kristus sampai maut memisahkan.”

Sang pendeta berlalih menatap Hyora. “Bersediakah kau, Kim Hyora, menikahi Kim Kibum, menerimanya di dalam suka maupun duka, menjalankan kewajiban sebagaimana wajib diperbuat oleh umat beriman kepada Yesus Kristus sampai maut memisahkan?”

Hyora tersenyum, lalu menjawab dengan lembut, “Saya, Kim Hyora, menyambut engkau, Kim Kibum, sebagai suamiku, dan berjanji bahwa saya tetap setia kepadamu dalam suka maupun duka, bahwa saya akan memelihara engkau dengan setia, sebagaimana wajib diperbuat oleh umat beriman kepada Yesus Kristus sampai maut memisahkan.”

Kutatap Hyora lembut. Kuraih jari manisnya. Perlahan kupakaikan cincin di jari lentiknya itu. Ia menatapku sambil tersenyum lembut. Ia turut meraih jemariku lalu memakaikan cincin di jari manisku.

Kuraih ujung dagunya. Kusejajarkan posisiku dengan posisinya. Dia memejamkan mata perlahan. Kudaratkan ciuman lembutku di bibirnya. Hangat dan manis. Bisa kudengar seluruh undangan bertepuk tangan untuk kami. Itu membuatku dan Hyora menjadi sedikit malu.

Hyora menatap undangan dengan penuh arti. Ia meremas sebuket bunga yang digenggamnya. Dengan satu kali gerakan ia melempar buket bunga itu hingga jatuh tepat di tangan seorang yeoja yang tak asing di mataku, Kim Sera.

Sera terlihat terkejut. Jinki Hyung yang berada di sebelahnya juga terlihat tak kalah terkejutnya.

“Kau dan Jinki Oppa yang akan menyusulku dan Key Oppa berikutnya!” teriak Hyora bersemangat.

Semburat merah muncul di pipi Sera. Sementara Jinki Hyung terlihat tersenyum malu-malu. Tepuk tangan mulai meluncur dari tangan para undangan.

Gomawo, Hyora!” Sera akhirnya membalas teriakan Hyora.

Chukkae, Almighty Key and My Lovely Young Sister!” Jonghyun Hyung juga ikut berseru tak kalah bersemangat.

Chukkaeyo!” berulang kali kata itu terdengar. Dari Soon Hee Noona, Taemin, Minho, Sera, Jinki Hyung, Jonghyun Hyung serta undangan lain.

Aku dan Hyora saling berpandangan. Tersenyum sambil tertawa kecil, menikmati hari suka cita ini dengan penuh kebanggaan.

***

Kibum POV

 

Kutatap yeoja yang kini berdiri di hadapanku. Dia terlihat begitu anggun dan manis. Rasanya masih sulit dipercaya kalau kini dia telah sah menjadi istriku. Yah, meskipun baru beberapa jam berlalu setelah upacara pernikahan tadi siang, tetap saja hubungan kami sudah sah.

Aku melirik jam tanganku. Tepat pukul 09.00 pm. Aku tersenyum tipis. Rasanya malu juga kalau mengingat malam ini ini adalah malam pertama bagi kami. Dan sekarang aku hanya berdua saja dengan yeoja-ku di rumah? Omo! Aku menelan ludah. Apakah aku siap melakukannya sekarang?

Dengan agak ragu aku mendekati Hyora yang masih sibuk menyisir rambutnya di depan meja hias. “Hyora Chagy,” bisikku.

Hyora melirik ke arahku. “Ne, waeyo, Oppa?” tanyanya, sambil meletakkan sisir yang tadi ia kenakan di atas meja hias.

Aku tersenyum simpul. Kutatap lekat-lekat wajahnya. Tetap cantik menskipun ia masih terlihat letih. Tubuh rampingnya terlihat melekuk dengan sempurna di balik balutan baju tidurnya. Aku menghela nafas sejenak. “Kau sudah siap melakukannya?” tanyaku dengan nada iseng.

Kulihat kedua matanya melebar. Ia membuang muka lalu membelakangiku. “Ehm, Oppa, a.. aku..,”

.

Hyora POV

 

“Kau sudah siap melakukannya?” tanya Key Oppa dengan nada iseng, namun sukses membuatku terkejut.

Aku merasakan wajahku mulai memanas. Aku benar-benar malu. Aku membuang muka dan membelakanginya. “Ehm, Oppa, a.. aku..,”

Belum selesai aku bicara, sepasang lengan telah melingkar di leher dan pinggangku. “Saranghae, Chagiya,” suara lembut Key Oppa bergema di telingaku.

Aku mengerjapkan mataku. Deg, deg, deg, jantungku benar-benar bergemuruh dibuatnya.

Ssshh.., nafas hangatnya menyerbu masuk ke dalam liang telingaku.

Aku ingin bicara, namun perlakuan Key Oppa membuatku sulit untuk bernafas.

Aku masih membeku di posisiku. “Mmnhh..,” tak sengaja desahan kecil keluar dari bibirku saat Key Oppa menggigit cuping telingaku.

.

Kibum POV

“Mmh,” kudengar desahan kecil keluar dari bibirnya. Apakah dia menikmati permainanku?

Oppa, sudah,” kudengar Hyora berbisik, namun bagiku itu lebih mirip dengan suara desahan.

Kusibakkan helai rambut yang menutupi lehernya. Kutatap sesaat leher putih mulusnya. Perlahan kukecup leher jenjang itu, berusaha mencari letak titik sensitifnya.

“Mmhh,” kudengar desahan kecil dari keluar dari bibirnya saat kukecup leher bagian bawah telinga kirinya. Yeah! Ini dia, dapat kusimpulkan di sinilah titik sensitifnya. Kuperdalam ciumanku hingga menimbulkan bekas kemerahan. Kugigit pelan dan kujilati hingga kurasakan tubuh Hyora melunak di dalam pelukanku. Aku tersenyum. Pertahanannya telah mulai runtuh.

Kulepaskan kedua lenganku yang daritadi mengunci gerak tubuhnya. Kutarik tubuhnya hingga posisi kami saling berhadapan. “Chagiya, tatap aku!” ucapku ketika melihat Hyora terus menunduk.

Hyora mengangkat wajahnya perlahan, ia menatapku dengan tatapan polosnya. Omo, wajahnya memerah dengan sempurna! Cantik sekali dia.

Aku menempelkan kedua tangaku di pipi mulusnya.

Oppa,” Hyora berbisik. “Aku masih belum siap. A.. aku,”

.

Author POV

 

Oppa,” Hyora berbisik. “A.. aku,”

Belum selesai Hyora bicara Kibum telah mendaratkan ciumannya.

“Jangan takut,” ucapnya ketika melepaskan ciumannya. Ia menatap mesra yeoja yang masih berdiri dengan kaku di hadapannya.

Hyora menunduk. “Aku takut, nanti pasti sakit sekali,”

Kibum mengangkat dagu istrinya itu dengan ujung telunjuknya. “Tenang saja, Chagy. Aku akan pelan-pelan,” lirihnya lalu kembali mengecup lembut bibir mungil Hyora.

Hyora menatap suaminya penuh arti. Namja ini, namja yang menerima dia apa adanya. Meski tubuhnya tak sempurna lagi, namja itu yang telah menopangnya dan menutupi kecacatan itu. Dan sekarang giliran dialah yang membalas jasa namja itu, ia harus melakukan kewajibannya sebagai seorang istri.

Chagiya, bagaimana kalau kita ke tempat tidur saja?” ucap Kibum pelan.

N.. Ne,Oppa,” bisik Hyora dengan agak tergagap.

Kibum melingkarkan lengannya di leher dan lutut yeoja itu. Dengan mudah tubuh yeoja itu terangkat olehnya.

Kibum menurunkan Hyora di tepi tempat tidur. Ia duduk sambil memangku tubuh mungil Hyora. Sekali lagi ia mendaratkan ciuman lembutnya di bibir mungil yeoja itu, akan tetapi yeoja itu tetap pasif.

Kibum mengangkat kedua tangan Hyora, membimbingnya agar melingkar dengan sempurna di lehernya. Ia mendaratkan ciumannya lagi. Kali ini dengan agak ragu Hyora membalas ciuman itu meskipun bibirnya terasa kelu.

Melihat reaksi Hyora yang sedikit terpancing, Kibum memberanikan diri berbuat lebih jauh. Ia meletakkan ibu jari dan telunjuknya di kedua pipi yeoja itu. Melihat bibir Hyora sedikit terbuka, ia tak mau melewatkan kesempatan ini. Dengan agak terburu-buru Ia melumat bibir bagian atas yeoja itu, dan secara otomatis Hyora dapat merasakan bibir bagian bawah namja itu.

Perlahan Kibum menyusupkan lidahnya ke dalam rongga mulut Hyora, mengecap setiap inchi bagian mulut yeoja itu, menikmati setiap detik bersama orang yang dicintainya.

“Mmhh,” sekali lagi desahan kecil terdengar dari bibir Hyora.

Desahan kecil itu memacu naluri Kibum. Ciuman mesra yang ia lancarkan di bibir Hyora kini berubah menjadi panas. Kibum memiringkan bibirnya, berganti melumat bibir bagian bawah Hyora, menghisapnya kuat dan sekali menggigitnya.

Kibum menatap kedua bola mata Hyora yang membulat. “Kau masih takut?” bisiknya lembut.

Hyora menggeleng kecil. Tak ada alasan untuk itu. Kali ini dia harus menyerahkannya. Mengabdikan hidupnya pada orang yang ia cintai. “Ani, lakukanlah,”

Kibum tersenyum. Tubuhnya mengikuti gerak tubuh Hyora yang mulai merebah. Ia menindih tubuh mungil yeoja itu. Kedua lengannya siaga diantara kepala Hyora. Mengunci serta menghimpit gerakan yeoja itu agar tak terlepas dari ruang geraknya.

Oppa..,” Hyora mengerang lembut. Kedua matanya terpejam. Semburat merah muncul di kedua pipinya. Ia terlihat pasrah dengan perlakuan suaminya.

Saranghae, Hyora,” bisiknya lirih. Bibirnya mulai menyusuri leher jenjang milik Hyora. Sensasi aneh membuat darahnya mengalir dengan cepat ke bagian bawah perutnya. Indra pengecapnya menjilati leher putih mulus itu dengan trampil.

“Hhh, Key Oppa,”

Come on, Baby. Say my name!

“Hhh.. Key Oppa.. Key Oppa,

***

Hyora menggigit bibir bagian bawahnya. Ia merasa sangat malu. Tatapan Kibum yang tajam merasukinya dan membuatnya salah tingkah. Kali ini ia memberanikan diri menarik kepala Kibum ke arahnya.

Bibir mereka menempel dengan sukses. Perlakuan Hyora membuat Kibum merasa geli. It’s a naughty kiss.

Yeobo,” Kibum berbisik lembut di telinga Hyora. “Duduklah, ada yang ingin kulakukan,” pintanya.

Sementara Hyora berusaha bangkit dari posisi tidurnya, Kibum memposisikan tubuhnya di belakang punggung Hyora. Kedua kakinya menyelangkang diantara pinggang Yeoja itu. Sekali lagi ia akan melakukan itu. Bekas luka Hyora, ia tak boleh melewatkan kesempatan untuk menyentuh sesuatu yang berarti itu.

Hyora merintih. Kembali rasa haru menjalarinya. Perlakuan ini sama seterti delapan tahun lalu. Kibum masih melakukannya penuh kasih sayang. Sentuhan bibirnya benar-benar terasa lembut. Hyora memejamkan matanya, menikmati sentuhan itu sedemikian rupa. “Gomawo, Oppa,” lirihnya.

Kibum tersenyum, bibirnya masih menelusuri bekas luka Hyora. Ia harus bersabar untuk mencapai puncak. Ia melakukan ini bukan berdasarkan nafsu. Jauh melampaui itu, ia melakukannya berdasarkan rasa cinta yang tulus. Jadi ia harus sabar dan melakukannya dengan kasih sayang.

***

“Akh, Oppa, sakit!”

Gwenchana, Hyora? Bertahanlah,” bisik Kibum di telinga Hyora.

“Emmhh, sakit, Oppa,” Hyora merintih lagi ketika Kibum meneruskan apa yang tengah dilakukannya. Namun ia tetap menahannya. Rasa sakit ini tak sebanding dengan perngorban Kibum yang telah bersedia menerimanya. Ia harus membuat suaminya bahagia kali ini.

Hyora menyandarkan punggungnya di dada Kibum. Nafasnya mulai tersengal, namun ia tetap bertahan, bertahan untuk orang yang dicintainya.

Kibum mengelus wajah Hyora yang penuh keringat. “Maaf jika sakit, Chagi,”

Ani, Oppa,” ia berusaha tersenyum. Ia meraih leher Kibum, kembali mencium bibir namja itu. “Anything for you,

***

Kibum mengangkat dagu Hyora. Ia tak ingin melihat Hyora memaksakan keberanian menghadapi sesuatu miliknya. “Gwenchana, jangan paksakan dirimu,” ucapnya pelan. “Kita mulai sekarang, ya?”

Hyora semakin tersengal-sengal. Air matanya jatuh. Pelipisnya semakin dipenuhi oleh keringat. Ia tahu, rasa sakit ini tak hanya dirasakan oleh dirinya sendiri. Kibum pun merasakan rasa itu tak kalah jauh. Hyora menatap wajah Kibum, namja itu meringis. Pertama kali ia melihat wajah gelisah suaminya itu. Namun perjuangan ini harus dituntaskan. Kibum telah berusaha selembut mungkin. Karena itu, ia harus bisa. Harus! dengan agak ragu Hyora mengangguk, mengabdikan seluruhnya pada laki-laki di hadapannya

***.

“Akhh, Oppa, Sakit!”

“Sebentar lagi, Baby,”

Key Oppa, umh.. ahh.. sakit, pelan-pelan, hhhh,”

“Ohh.. I can’t control myself. Akh.. faster, it must be! Waiting, Baby! I will, ukh..!!

Mmmpphh, Key Oppa, mmpphhKey Oppa..!”

Hold on, Baby. Saranghae, Hyora. Jeongmal saranghae,”

 “Na.. nado sa.. saranghae, Oppa,”

***

Dengan sisa-sisa tenaganya Kibum bangkit. Ia hendak mengambil selimut untuk menutup tubuh mereka, namun ia sedikit terkejut saat melihat bercak darah yang bercampur dengan cairan miliknya di seprai. “Mianhae, Chagi, kau berdarah. Pasti sakit sekali,”

Hyora tersenyum kecil. “Ya! Aku kan masih perawan, Oppa!” umpatnya. “Gwenchana, asalkan ini membuatmu bahagia,”

Kibum menyelimuti tubuhnya dan Hyora dengan sehelai selimut putih. Ia menatap Hyora penuh arti. Tangannya meraih, tangan Hyora lalu menggenggamnya erat. “Gomawo telah membuatku bahagia malam ini,”

Hyora menggangguk. Ia menyandarkan kepalanya di lengan Kibum. “Ne,”

Kibum mendekap Hyora di dalam pelukannya. Ia memejamkan matanya. Senyum tersungging di bibirnya. Ia mengecup puncak kepala istrinya, bersyukur atas kebahagiaan yang diberikan istrinya padanya malam ini.

Good night,” akhirnya kata sederhana namun indah itu mengakhiri percakapan mereka dan segera masuk ke alam mimpi.

***

Hyora POV

 

Kutatap wajah lusuhku di depan cermin. Kubasuh perlahan dengan air yang mengalir dari washtaffel. Badanku agak pegal. Ada sedikit rasa perih yang menjalari kewanitaanku. Huh, Key Oppa kuat juga melakukan itu. Tapi, syukurlah dia melakukannya dengan lembut, jadi rasa perih ini tak terlalu menyiksaku.

Tok.. tok.. tok.. seseorang mengetuk pintu depan. Kedua alisku terangkat. Siapa yang bertamu pagi-pagi begini?

Kukeringkan wajahku dengan handuk lalu berjalan ke arah pintu. Kuraih gagang pintu sambil menariknya dengan sedikit rasa bingung.

“Jonghyun Oppa! Soon Hee Eonnie?!” aku sedikit kaget dengan kedatangan mereka. “Kenapa pagi-pagi begini sudah bertamu?”

“Iseng,” jawab Jonghyun Oppa polos. “Aku membawa berita baik untukmu,”

Aku semakin tak mengerti dengan tingkahnya. “Berita baik? Apa?”

“Kita bicarakan di dalam saja,” kalai ini giliran Soon Hee Eonnie yang bicara.

Aku mengangguk. Kupersilakan mereka masuk. Kami menuju ruang tamu, tempat paling pas untuk membicarakan segala sesuatu.

Jonghyun Oppa duduk di sofa panjang dengan santai, sementara aku dan Soon Hee Eonnie duduk di sofa kecil yang ada di hadapan safa yang di duduki Jonghyun Oppa.

“Bagaimana semalam?” Jonghyun Oppa memulai pembicaraan. “Apakah menyenangkan? Kalian melakukannya berapa ronde?”

Pertanyaannya sukses membuat kedua mataku membulat. “Ya!” umpatku.

“Hahahaha!” Jonghyun Oppa tertawa penuh kemenangan. “Aku hanya bercanda!” serunya masih terkekeh.

Soon  Hee Eonnie hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah suaminya. “Sudahalah, jangan hiraukan dia, Hyora-ya. Oh ya, pasien yang bernama Kim Jaejoong kemarin sudah membaik. Err, mana Key?”

“Oh, syukurlah kalau begitu. Dia masih tidur,” jawabku datar.

“Dia pasti lelah setelah olahraga cinta denganmu semalam!” Jonghyun Oppa mulai berdalih lagi.

Aku mengkerucutkan bibirku, malas menanggapi ocehannya yang tidak jelas.

“Baik, baik, mianhae,” ucapnya akhirnya. “Aku dan Soon Hee datang ke sini karena ingin meminta sesuatu darimu,”

Kedua alisku terangkat, masih belum mengerti apa maksudnya. “Apa?”

“Begini,” Soon Hee Eonnie menatap serius ke arahku. “Kemarin temanku yang berkerja disebuah perusahan majalah minta tolong padaku. Dia membutuhkan  dua orang model untuk artikel kesehatannya. Seorang namja dan seorang yeoja,”

Kedua alisku mengernyit lagi, berusaha menyimpulkan apa maksud dari semua ini.

Soon Hee Eonnie melanjutkan ucapannya. “Model itu haruslah seorang dokter muda dan yang pasti dia harus memiliki wajah di atas rata-rata. Kau mau menerimanya?”

Deg, mendadak perasaanku bergemuruh. Ada apa ini? “Tapi di punggungku, kan..,”

“Jangan khawatir,” Jonghyun Oppa tersenyum padaku. “Kau akan memakai busana seorang dokter, bukan pakaian terbuka. Bagaimana, kau mau?”

Aku menunduk. Astaga, apakah ini mimpi? Seseorang, tolong bangunkan aku. Cita-cita masa laluku yang terkubur, apakah kini ada sebuah jalan yang tertiti untuk mencapainya lagi?

“A..ku, Err..,” aku tak bisa menahan perasaan yang meluap-luap ini. Kutatap Jonghyun Oppa dan Soon Hee Eonnie penuh arti. “Tunggu dulu, lalu model yang satu lagi siapa?!”

Jonghyun Oppa tersenyum nakal. “Siapa lagi kalau bukan aku yang tampan ini?” celetuknya penuh percaya diri.

“Hahahaha!” aku tertawa dibuatnya. Omo, ini serius, kan? aku dan oppa-ku sendiri yang akan menjadi model.

“Bagaimana, Hyora?” Sonn Hee Eonnie meminta pendapatku. “Kau bersedia, kan?”

Aku mengangguk mantap. “Bagaimana mungkin aku menolaknya?”

Ya! Kenapa pagi-pagi begini sudah ribut, sih?” kulihat Key Oppa berjalan ke arah kami. Ia terlihat malas. Hanya celana selutut dan kaos putih yang melekat di badannya.

Omo, kau sudah bangun rupanya!” Jonghyun Oppa menyambut Key Oppa dengan semangat. “Key, boleh aku meminjam Hyora selama beberapa hari?”

Kedua alis Key Oppa bertaut. Ia terlihat bingung. “Kau mau membawanya kemana?” tanyanya polos. Aish! Pertanyaan macam apa itu?!

Pertanyaannya yang terlalu polos membuat Jonghyun Oppa terkekeh. Ia akhirnya menjelaskan semuanya pada Key Oppa.

Key Oppa mematung. Ia terlihat tak percaya saat mendengar Jonghyun Oppa memintaku menjadi seorang model. Ia tersenyum kecil, lalu menatapku. Tatapan matanya begitu dalam, seolah sedang berkata, ‘Chukkae, Hyora. Kau bisa mewujudkan cita-cita lamamu kembali’

Ya! Kenapa kau malah bengong, Key!” umpat Jonghyun Oppa yang terlihat kesal dengan reaksi Key Oppa yang lambat.

Key Oppa terperanjat, namun sedetik kemudian senyum di bibirnya melebar. “Tentu saja!” serunya yakin, “tapi,” ia meraih tangan Soon Hee Eonnie. “Aku akan menyita Soon Hee Noona!”

Ya!” Jonghyun Oppa bangkit dari tempat duduknya. Ia bersiap-siap mengejar Key Oppa. “Awas kau, Key!” teriaknya lalu mengejar Key Oppa yang sudah berlari duluan keluar rumah.

“AKU HANYA BERCANDA, JONGHYUN HYUNG!!!!”

Aku dan Soon Hee Eonnie hanya menanggapi kelakuan kedua orang aneh itu dengan saling menatap. Namun akhirnya kami tak bisa membendung tawa kami.

Ternyata memang benar kata-kata yang tertulis di salah satu episode Harry Potter yang pernah kutonton. ‘Sesuatu yang telah hilang punya caranya sendiri untuk kembali kepada kita, dan terkadang dengan cara yang tidak kita ketahui.’

 Yah, ini pagi yang indah. Kilau sinar mentari pun mulai menerobos masuk lewat tirai jendela. Terlihat manis, dan memberi makna tersendiri untuk memulai hari.

 

**FIN**

Nb: gimana? Hot kah KeyOra couple? Wahaha~ *plakkk* Maksudku berantakan banget, yah? Mianhae… *nangis di pojokan* aku tahu, diksiku masih berantakan. Penalaran kata-kataku juga kadang-kadang alay dan berlebihan. Mungkin kalian mikir, ‘ih apaan sih ni FF? gak banget deh!’ Gak apa-apa, emang kuakui ini FF aneh, berantakan, maksa, gak jelas, lebay, n sok pengen perfect. Kalau kalian mau protes, leave aja di komen. Tapi ingat, jangan sampai bash.. nanti si Lana ngamuk lagi… kekekekeke~ *plakkk!!* eh iya, rasanya ada beberapa diantara kalian yang masih penasaran sama karakternya Jjong. Nanti aku buatin epilog FF ini dalam bentuk Jonghyun’s side, biar kalian gak bingung lagi. hehehehe….

Gomawo udah ngikutin FF ini dari awal sampai akhir. Maaf kalau selama ini ada kata-kataku yang nggak berkenan di hati kalian. Seperti yang kalian tahu, aku cuma anak gadis biasa yang berumur 17 tahun *bulan depan 18 sih* dan kadang-kadang susah ngendaliin emosi kalau liat hal yang gak aku suka atau bertentangan sama prinsipku. Sekali lagi maaf… maaf banget… >.<

Oh ya, buat yang pingin password NC 21 FF ini, kalian langsung aja kirim email ke shineeworldfiction@yahoo.com. Jangan leave komen dimana pun untuk minta PW, karena itu sangat mengganggu mata admin. Ok, sekian… selamat tinggal, Something More, selamat tinggal KeyOra couple, selamat tinggal, Chandra Shinoda. Sampai jumpa lagi… I love you all!!!

©2011 SF3SI, Chandra.

This post/FF has written by Chandra, and has claim by her signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

136 thoughts on “{SKIP} Something More: Comeback To Me – Part 7 (End)”

  1. wahauthor…mo nyaingin genre harlequin ya…heheheh…but i like it….XDD

    wahahaha. beneran udah hot kok, thor.
    tanpa perlu minta PW pun sepertinya ini udah cukup haha.

    aq sih gak pernah penasaran pernikahan dan first night mereka. aq lebih penasaran dengan penjelasan penyakit Hyora hehe
    tapi yah lewatkan aja itu. itu nggak terlalu penting, Mgkin cuma krena aq anak kedokteran jd aq lebih tertarik ke bagian itu-nya thor.
    Hehehe…cuekin aja ya. Tabrak hajar aja, thor. 😀
    FF ini udah sangat bangus banget kok!
    Aku suka cerita ini . Karena di setiap part aku semakin ngerti apa yg bikin key bertahan sama Hyora. Dan baca part ini makin jelas dan bikin aku ngerti 🙂

    Dan bener kata yang di atas, author jgan dengerin apa kata reader yg bikin down, dong.
    sapa bilang ending ini berantakan? Penalaran cerita ini sama sekali ga Alay dan berlebihan! Bagus banget kok. Jujur yah,..yang aku suka dari FF seorang chandra Shinoda itu adalah gaya bahasanya yang rapi, penyampaiannya yang halus, alurnya yang rapi, dan ceritanya yang oke! Jadi salah banget kalo ada yg bilang FF u berantakan. aq sendiri ga bisa bikin FF sebagus u. U udah bener2 oke loh, Chan… ^^

    malah aku sempet berpikir sejak lama, kenapa u ga jadi penulis novel ya? U punya potensi besar buat jadi novelis loh! Beneran! Karena dari gaya menulis u ini udah okeee banget. dan aku suka karena kalo u nulis cerita, u berusaha agar cerita itu terlihat nyata di mata reader. U ga seperti penulis FF kebanyakan XD

    aku selalu enjoy ngikutin cerita u dari awal ampe akhir. Jadi semangat ya thor! di tunggu karya berikutnya.

    btw aku salah satu orang yg penasaran banget sama jjong XD. aq mendadak jadi pengagum berat jjong gara2 FF ini -___-
    ditunggu loh side storynyaaaaa hehe

    1. gak deh, Eon…. hehehehe

      hihihihihi….

      anak kedokteran juga??
      sama… … *Tosss*

      iya dong… ngapain di dengerin komen yang bikin down…?? yah seperti kata orang bijak,
      dalam perkembangannya perbedaan yang sudah mengakar pada diri setiap insan tumbuh menjadi konflik sehingga menodai pertemuan yang sudah dibangun bertahun-tahun…

      gak bagus kok… ini malah pasaran berat ceritanya… ==

      ok… makasih udang komen dari awal sampai akhir… makasih juga untuk semua masukannya…..
      love you, Eon… hehehehe………………

  2. endingnya sweet banget….
    huhuhu~
    beruntung banget si Hyora punya laki kyk Key…
    perhatian n cinta bener….. ntar pas Hyora hamil pasti Key deh yang ngidam wkwkwkw~

    oh, ada yg kritik nih FF ya..
    saran aku sih, anggap az pembelajaran. kritikan bs jd pemacu buat bs menulis lebih baik lagi.. tapi klo kritikannya nyinggung masalah jlan cerita…. aduh, masalah jalan cerita mah Hak MUTLAK author, terserah yang nulis dong mau bikin ceritanya berjalan kyk apa…yg penting kan gak plagiat.
    klo gak puas ma ending…. yah, yg gak puas itu bikin az sendiri sesuai keinginan maunya kyk apa…
    tapi klo kritiknya masalah gaya penulisan atau apa, ..
    yah, okey… anggap az sama2 belajar.

    gaya penulisan Chan bagus kok, kyk baca novel.

    tapi emang sih, klo aq lebih suka chan nulis genre Horror… wkwkwk~

    tapi ampun, disini Key…. romantisnya pool dah…
    aq gak jd minta PW, ntar aq malah cemburu lagi baca adegan ‘this that’ Key ma Hyora…
    huahahaha

    1. huwahahahahahaha… ngidam apaan, Eon???? hahahahahaha

      iya… mungkin karena pendapat kita beda-beda, jadi cara nanggepinnya juga beda…

      yang horror???
      hahahahaha… kapan2 aku nulis horor deh…

      hahahahaha… saya aja pas buat cemburu abis…

      makasih ya masukannya, Eon…

  3. Lana ngamuk??wkwkwk….
    Ah…rasanya yg skip udah cukup….q sadar klo q msh d bwh umur…(klo mw dpt PW hrus dh umur 21 kan?)
    oh iya….d awal td ada kata ‘klomoform’ bner gak sih?q tw nya kloroform(ato q yg kurangupdate?) ato klorin gruh…t klo klomo….??
    Jaejoong suamiku(?) knp kau sayang?ckckck
    oh iya…jae bneran anemia?aku jd rancu maksudnya author anemia atau amnesia…soalnya brhubungan ma trauma d kpla sih…
    Udah ah…gtu j..
    Good job thor..:)

    1. Wahaa.. ItU kLoroform.,
      MAaf.. Salah ketik.. *bow*
      .
      ItU anemia, kok..
      Bukan amNesia.. Aku kan udah bilang di atas, gak ada gangGuan diceDera kepalanya.. Dia cuman kehilangan bAnyak darah..
      GitU..

  4. Hah? Ada reader yang protes? Memang kenapa? Kok aku nggak tau? O.o
    Biarkan sajalah, ceritanya bagus kok (dan happy ending hehe ^^) author jangan merendahkan diri…
    Daebak lah XD

  5. Jadi mikir ndiri bacanya,, emang sakit ya?? #Abaikan,, gini nih, reader nakal..
    Yeee,, akhirnya Hyora masih bisa ngraih cita-citanya yang bisa dibilang udah dikuburnya,,
    Like it,, Kata-kata yang dari HarPot juga,,
    Waiting vo next FF eonn,, 🙂

    1. hwahahahaha…
      ia sakit… katanya nih ya…. tanya aja sama yang udah nikah… *plakkk*

      makasih, sagita… ok, tunggu aja..

  6. Akhirnya mereka nikah juga.. Hehe..
    Keren, kesampean juga cita2 hyora..
    Uhm, manis..
    GoOd job!

  7. Jadi mesem2 sendiri ngebayangin keyora lg ‘itu’
    *plakKk*

    btw endingnya keren..
    Pembawaan FFnya juga keren..
    Nice lah..

  8. Chand Eon…
    Endingnya keren banget!
    Sumpah!!
    Waduh., Aku sampe mesem-mesem sendiri bacanya.. *bocah mesum*

    wah sayang yah FF ini udah abis… *gak rela*
    aku tunggu deh next FF.. Hwaiting!!

  9. endingnya daebak eonni….

    Q jd pngen deh punya laki kyk Key…
    perhatian n cinta bener…..
    disini Key jg…. romantisnya pool dah…

    eonni,,,aq minta PW dunk wat yg di skip,,,,
    aq dah 21 ko,,,,
    jd blh yuph eonn,,,,
    tolong kirim ke email aq yuph eonn,,,,

    nie email na,,,
    nenk_nenyz@yahoo.com

    1. udah 21? kak panggil eonnie? aku masih 17 loh…

      makasih udah komen…

      masalah PW udah aku cantumin caranya minta di atas….

    1. hahahaha…
      ini masih hot… *plakk*

      jangan ditanya… susah banget… T.T

      makasih udah mampir…

  10. gubrakkkkkkkkkkk!!!! hosss…hos….hossss… huftttttt!!!! *capek ngebut baca dari part pertama until the end!*
    wadohhhhhhhhhhhh…. karyamu yahudddd banged seh!
    aku salut ma keyeobo mw nerima hyora apa adanya, sampai dia rela nyium luka hyora yang masih setengah kering! *huaaaaaaaa nangis bawang!!!!*
    bagus,bagus, ampe bingung mw komen apalagi pokoknya TOP BGT dah!!! 😀

  11. haduuuhhhh…. komen di sini terbengkalai, yah???
    mian aku belum sempet balesin satu-satu… aku masih semi-hiatus nih,…. nanti deh ya aku balesin satu-satu…
    miannn…

  12. Hhihi, so sweet amat endingnya, Jjong jail dah bikin Hyora malu aja, dasar! Ternyata Hyora jadi model juga, Jjong jadi model? Aigoo~ dia narsis banget pas ngomong Oppa-mu yang tampan, hihi. Akhirnya happy ending! Nice ending chingu~!

  13. udh lama g visit ke sini…

    baru baca ini yg part endnya .. *digetok author*
    ntar ya part 1 pe 6 nya.. hihihii *malu

    bagus author… aku suka ceritanya…

  14. hey……
    your story good……^^
    i want to look……
    iam 21 years old……
    can you give me the password……?
    arigatou……..^^

  15. huaaa…chandra..keren bgt…crita nya ga alay ato pasaran..sumpah ni FF bikin gue nangis semaleman…keren abis..si key itu..cinta nya tulus bgt..trus kalo masalah ada beberapa adegan NC di beberapa bagian part ini,itu ga masalatapi malah bikin cerita ini makin tambah sweet soal nya kamu nulis nya dgn kata2 yg bagus n ga vulgar gt…btw,ini udah cocok bgt jadi skenario film…kkkk~

    hwaiting buat chandra..aku tunggu FF slnjt nya ya…fighting!

  16. oh ya,yg paling bikin nangis itu pas key nyium luka nya hora..ya ampun bnrn bikin mewek bombay..dari kejadian itu key keliatan bgt cinta nya tulus ke hyora…huaa..author tanggung jawab bikin mewek…wkwk

  17. Wahhh…..
    Inti ceritanyaa dpet dan kerenn bgtt
    Hanyaa penyampaian smw cerita terrlalu buru2 sihh
    Intriknya gak bgtu nyeremin tpii inti ceritanya bagus
    Part kmren nyaris bkin aq nangis
    ^^
    trus berkaryaaa yaaa chinguu

  18. Happy ending ♥ Key so sweeeett banget, jadi pengen punya suami kayak gitu… xixixixi#mom: sekolah dulu yang bener.. me: Nde…

  19. Happy ending,,
    Waaah, pngen jd hyeora,,,
    Eon, knapa gak jd pnulis aja eon??
    Tata bhsanya sudh seperti nvel eon,,
    Mian eonni, bru bsa bca ff daebak ni skrg,,
    Tlat skali driqu:'(

  20. kyaha, suami aq emang paling hot sejagat raya*dilindes lockets
    ff nya keren abis deh thor, btw, new reader nih. salam kenal ywh…
    demi apa coba, pas scene yang gitu-gituannya, agak nggak rela suami q dipake orang*bletakkjdeerrr
    nantikan permintaan password dri saya, hohoho

  21. Annyeonghaseyo!! Song Hye Kyo imnida. Haha, aku bukan orang indonesia sebenarnya, bukannya sombong ya, aku bukan artis korea kok, beneran. Aku dari Daegu, daerah yang sama seperti Key. Aku pembaca baru di sini. Aku nanti kirim email ya, mau minta password nya buat yang di protect itu lho. Umur ku udah 21 tahun. Bolehkah?. Aku tidak tau cara kirimnya gimana. Kalau melalui handphone bisa tidak? Karena pulsa modem aku lagi habis. Nice FF, keep writing ya Chandra!
    😀

Leave a reply to chandra shinoda Cancel reply