Author : YeonChul
Cast : Kim Keybum , Park Yeonrin, Kim Hye-eun
Length : 6 pages
Rating : General
Genre : Romance
Just You and I
Akankah aku bersamanya selamanya? Berapa lama lagi waktuku utk bisa menghabiskan waktu dengannya? Apakah kami mampu bertahan? Tuhan, aku tak ingin berpisah dengannya
Yeonrin Pov
‘Aku pulang dulu ahjumma’ pamitku. Hari ini pekerjaan di toko kue tidak terlalu lama karena kebetulan ahjumma sedang ada perlu, jadi toko kue tutup lebih awal. Untung sekali bagiku karena aku bisa pergi ke tempatnya. Oh ya, aku Park Yeonrin. Aku bekerja di sebuah toko kue. Dia yg kumaksud tadi adalah Kim Kibum-namjachingu-ku. Wajib sekali bagiku utk menengok keadaannya setiap hari. Kalau aku tidak menengoknya satu hari saja, pasti aku sangat gelisah.
Setelah membantu ahjumma menutup toko, aku memakai mantelku dan menaiki motor kesayanganku. Biasanya memakan waktu 20 menit utk bisa sampai ke gereja, tapi beruntung lalu lintas tak sepadat seperti biasa jadi aku tiba di gereja lebih cepat. Tanpa pikir panjang aku langsung pergi menuju ruangan Key. Kuintip dia dari kaca kecil yg terpasang di pintu dan kuketuk pintunya.
‘Annyeong chagi~’ sapaku
‘Annyeong. Kau datang lebih awal’ kata Key renyah
‘Ne. Kebetulan Hye-eun ahjumma ada perlu jadi aku datang lebih awal’
‘Ooh, kau bawa apa’ Tanya Key sambil menunjuk kotak kue yg kubawa
‘Hehe. Tadi aku iseng-iseng membuat cupcakes. Sengaja kubuatkan khusus utkmu’
‘Jiinja. Aah, gomawo chagi’ kata Key senang. Aku tersenyum melihatnya seperti itu. Tapi mengingat bahwa waktunya tak lama lagi, senyumku perlahan memudar. ‘Chagi, gwenchanayo?’ Tanya Key menyadari perubahan ekspresiku
‘Uhm, Ani. Lanjutkan saja makanmu’ kataku. Oh ya, besok kan malam natal. Aku harus memberi sesuatu yg spesial utknya. Tapi tunggu, apa aku masih bisa menghabiskan natal tahun ini dengannya?
’Chagi, cupcake-mu enak sekali. Kapan-kapan buatkan lagi ya’ kata Key polos. Aku tersenyum meng-iya-kan perkataannya barusan, tetapi sebenarnya hatiku menangis. Yeonrin-ah, kuatkan dirimu, kataku dalam hati.
’Kita jalan-jalan yuk’ ajakku. Sebenarnya tidak bisa dibilang jalan-jalan karena sejak Key divonis Leukimia stadium akhir dan ditambah kakinya lumpuh akibat kecelakaan setahun yg lalu membuat Key harus memakai kursi roda. Aku mengajaknya mengelilingi taman di sekitar gereja. Kulihat ia sibuk berkutat dengan buku catatannya
’Kau sedang apa?’ tanyaku
’Ani. Hanya coret-coret saja’ elak Key
’Gotjimal. Aku mau liat~’
’Andwae. Kau tak boleh melihatnya’
’Ayolah. Kau pelit sekali’
’Ani, tetap tak boleh’
’Ayolaah~’
’Ani’. Kami jadi rebutan buku catatan pribadi Key. Sungguh aku ingin melihat apa yg ia tulis. ’Nanti kalau sudah waktunya, baru kau boleh buka’ kata Key
’Aish, tapi kapan?’ tanyaku sambil merengut
’Molla. Yg jelas bukan hari ini’
’Ya sudah. Terserah kau’ kataku dgn wajah terlipat-lipat. Key hanya tertawa melihatku cemberut seperti itu. ’Eh chagi, kita latihan yuk’ ajakku
’Latihan apa?’
’Latihan jalan. Mau sampai kapan kau pakai kursi roda?’
’Molla’
’Ayolah. Aku akan menuntunmu kok’ kataku sambil menggenggam tangannya. Key menurut dan ia mencoba bangkit dari kursi rodanya. Setelah ia sukses berdiri aku memberinya instruksi ’Sekarang coba gerakan kaki kirimu. Pelan-pelan saja’. Ia mencoba menggerakkan kakinya, masih sedikit tertatih tapi aku tetap menggenggam tangannya
’Tidak bisa’
’Kau harus yakinkan hatimu kalau kau bisa’ kataku. Ia mencoba menggerakkan kaki kanannya. Masih tertatih juga. Saat ia menggerakkan kaki kirinya, ia nyaris tergelincir karena rumput yg basah. Lama kelamaan ia mulai bisa melangkah satu persatu. ’Lihat kan? Kau bisa. Aku percaya kau bisa’ kataku memberi semangat. Kali ini ia tersenyum senang
’Aku ingin mencoba berjalan sendiri’ kata Key. Aku mengangguk dan melepas genggamanku. Ia mencoba melangkah sendiri, tetapi hasilnya ia malah terjatuh
’Ayo bangun. Aku rasa kakimu lelah. Kita kembali kedalam yuk. Udara mulai dingin’ kataku sambil membantunya berdiri. Key hanya bisa menunduk pasrah. Setelah ia duduk di kursi roda, aku menyelimutinya dengan mantelku.
Di gereja~
’Chagi, kira-kira berapa lama lagi waktuku ya?’ tanya Key
’Hmm, kenapa kau bertanya seperti itu?’ tanyaku balik berusaha menyembunyikan perasaanku
’Aku hanya ingin tahu’
’Kurasa waktumu masih sangaaaat lama’
’Kuharap begitu. Karena aku belum melakukan sesuatu utkmu’
’Melakukan apa?’
’Menikahimu’ jawab Key datar. Aku terpaku mendengar perkataannya. Kali ini tangisku tak bisa kutahan. Aku memeluknya dari belakang. Entah kenapa aku merasa tenang kalau aku memeluknya
’Janji kau akan menikahiku?’ tanyaku dgn suara parau
’Aku janji chagi’ kata Key
’Jiinja?’
’Jiinjayo. Aku tak akan menarik perkataanku’ kata Key. Mendengarnya berkata seperti itu, air mataku kembali mengalir
’Gansahamnida, chagi’ kataku sambil mengecup lembut pipinya
Malamnya setelah aku memastikan Key tidur, aku pulang ke apartemenku. Tetapi di jalan pulang dekat gereja, aku melihat sesuatu berwarna pink bersinar. Aku memutar motorku ke arah sinar itu. Dan aku terkejut melihat apa yg bersinar itu. Mendadak aku mendapat ide utk malam natal besok.
Sorenya aku pulang seperti biasa, aku pulang ke apartemenku terlebih dahulu utk mengganti pakaianku. Setelah hari cukup gelap, aku segera berangkat ke gereja. Di jalan aku melihat beberapa orang mengenakan kostum ala sinterklas. Aku mempercepat laju motorku dan akhirnya aku sampai di gereja. Kulihat Key sudah menungguku di pintu masuk, tanpa mengenakan mantel
’Aigoo chagi, kau bisa kena flu kalau kau tak pakai mantel’ kataku dan langsung memeluknya
’Mianhae. Tadi aku habis latihan berjalan lagi. Aku sudah hampir bisa lho’ kata Key
’Jiinja? Wah chukkae’ kataku senang
’Ngomong-ngomong hadiah untukku mana?’ tanya Key
‘Ada kok, mau lihat sekarang?’ tanyaku
’Tentu saja. Aku penasaran’
’Baiklah. Ayo kita berangkat’ kataku dan mendorong kursi rodanya
’Kita mau kemana?’ tanya Key
’Rahasia. Tapi kau harus pakai ini’ kataku dan memasangkan slayer utk menutup matanya. Setelah yakin ia tak melihat apa yg ada di depannya, barulah aku mendorong kursi rodanya ketempat yg kutemukan kemarin malam. Setelah sampai aku membuka slayernya. Dan aku tahu pasti Key bingung.
’Ini apa?’ tanyanya
’Menurutmu?’ tanyaku balik
’Pohon Cherry Blossom besar yg biasa saja’ katanya. Memang benar ini pohon cherry blossom yg sangat besar. Tapi ia belum tahu rahasia di balik pohon ini
’Hmm. Memang benar. Tapi kau salah menilai’ kataku
’Jiinja? Memangnya yg benar apa?’
’Kau harus melihatnya dari angle sebelah….’ aku memotong perkataanku dan mendorong kursi roda Key ke sisi seberang… ’sini’sambungku. Dan benar saja, Pohon Cherry Blossom ini bersinar persis seperti yg kulihat kemarin malam
’Ini menakjubkan, chagi’ kata Key
’Aku menemukan tempat ini kemarin malam. Dan aku ingin menghadiahkan tempat ini untukmu’ kataku. Key menggenggam tanganku erat
’Gomawo chagi. Gomawo’ kata Key terisak. Kami memandangi Pohon itu sampai Key bergumam ‘catch a falling star and put it in your pocket never let it fade away’
‘Catch a falling star and put it in your pocket save it for the rainy day’ gumamku melanjutkan.
‘Chagi, saranghae’ kata Key sambil mengecup tanganku
‘Nado saranghae, chagi’ kataku. Tiba-tiba salju turun. Salju pertama di malam natal. Kata orang, kalau salju turun ketika malam natal, maka natal itu dinamakan White Christmas. ’Chagi, lihat! Salju turun’ kataku. Tapi Key tak menjawab. ’Chagi, salju turun’ kataku lagi, tetap ia tak menjawab. Perlahan tanganku terasa dingin. Kuraba tangan Key yg menggenggam tanganku. Dingin. Aku mencoba melepaskan tanganku tapi tak bisa. Dengan susah payah akhirnya tanganku berhasil terlepas, tetapi tangan Key jatuh dgn mudahnya. Saat itu juga aku menyadari… Tidak, Key masih hidup!
’Chagi. Chagi’ panggilku sambil meletakkan jariku di depan hidungnya. Tidak ada hembusan nafasnya. ’Chagi, Chagi’ panggilku lagi. Aku meletakkan kepalaku di dadanya, tak ada suara degup jantung. ’Chagi, ireona’ kali ini aku memegang nadi di lehernya, tidak ada denyut sama sekali. Wajahnya berubah menjadi pucat, matanya sedari tadi sudah menutup. ’Chagi, ireona. Ireona. Ireona’ kataku berulangkali sambil mengguncang badannya pelan. Tetap saja ia tak bangun. Dan kali ini tangisku tak dapat kubendung lagi. ’Chagi. I-ireo-na. Cha-gi-y-ya’ kataku lagi disela tangisku. Aku tak bisa berhenti menangis. Tuhan, ini terlalu cepat. Aku belum siap kehilangan Key, tuhan
Paginya aku datang ke gereja. Bukan utk menghadiri pernikahan, tetapi pemakan. Ya, pemakaman Key. Karena perasaanku yg terlalu rapuh, aku hanya duduk mematung di taman. Ketika acara selesai aku masih tetap diam di taman. Wajahku terlihat kuyu karena terlalu banyak menangis. Mataku sudah sangat bengkak. Tiba-tiba aku teringat sesuatu dan langsung masuk ke gereja, melewati altar dan menelusuri lorong sampai aku tiba di kamar Key. Aku membuka pintu kamar Key dan ternyata kondisi kamarnya masih sama. Aku langsung membayangkan saat ia duduk di ranjangnya dan menyambutku hangat. Kulihat meja kecil disamping tempat tidurnya. Kubuka laci meja itu dan ada buku catatan milik Key. Aku mengambil buku itu dan membacanya sambil duduk di ranjang. Air mataku kembali mengalir deras ketika aku membaca tulisannya.
’Hari ini seperti biasa aku bertemu dgn Yeonrin
Kali ini ia membawakan cupcake kesukaanku
Terlebih lagi ia mengajariku berjalan
Saat itu, aku berpikir kalau ia seperti malaikat
Malaikat yg dikirim Tuhan utk menemaniku setiap hari
Aku sungguh beruntung memilikinya
Awalnya aku sudah pasrah Tuhan akan membawaku
Tetapi kali ini aku tak ingin pergi
Aku ingin tetap bersama Yeonrin
Karena aku sudah berjanji akan menikahinya’
Aku tak menyangka kalau selama ini ia menulis hal seperti ini. Dan yg lebih membuatku terkejut adalah ada beberapa gambar sketch diriku. Ada yg ketika aku tidur, tertawa, bahkan ketika merengut. Dibalik halaman gambar itu ia menulis ’Neomu kyeopta~ Saranghae Chagi~’ . Dan lagi-lagi air mataku turun lebih deras.
Setelah mengambil buku itu, aku memutuskan utk pulang. Di perjalanan pulang, aku menyempatkan diri ke pohon Cherry Blossom tempat Key menghembuskan nafas terakhirnya. Anehnya tidak ada sehelai daunpun yg terdapat di pohon itu. Tiba-tiba semilir angin musim dingin bertiup dan menerpa wajahku. ’Bahkan alampun turut berduka’ kataku. Entah mengapa aku merasa tenang sekarang. Aku menyalakan motorku dan membawanya pulang. Tetapi bukannya pulang, aku malah pergi ke daerah lembah. Tiba-tiba ada seseorang melintas di sampingku.
’Key?’ tanyaku. Aku tak percaya apa yg kulihat
’Nde. Ini aku. Aku akan penuhi janjiku. Tapi kau harus ikut bersamaku’ kata Key
’Nde. Aku ikut dgnmu’ jawabku
’Baiklah. Genggam tanganku dan tutup matamu’ kata Key seraya mengulurkan tangannya. Aku menerima tangannya dan menutup mataku. Tiba-tiba semua menjadi gelap dan mendadak berubah menjadi putih.
Author Pov
’Berita kecelakaan. Pagi tadi ditemukan mayat wanita di dekat lembah Incheon. Wanita ini diperkirakan meninggal karena kecelakaan murni’ kata sang Newscaster berita siang ini. Hye-eun Ahjumma yg menonton dari toko kue langsung shock ketika menonton berita itu. Tak ia sangka anak buah yg sudah ia anggap seperti anaknya sendiri meninggal di saat natal seperti ini. Sedangkan Yeonrin sendiri sedang berbahagia dgn Key di alam lain. Mereka sangat bahagia. Tetapi Yeonrin-lah yg sangat bahagia karena Key mampu menepati janjinya.
End~
2010 ©SF3SI
This post/FF has written by SF3SI Author, and has claim by our signature
This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^
Don’t forget to :
- Open FAQ page for ask something.
- Open GUESTBOOK for new reader
- Open Join Us page to know how to send your FF
- Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
- For new reader, please join page Talk Talk Talk
- Open page LIBRARY if you miss some FF