Teardrops On My Guitar
Drew looks at me. I fake a smile so he won’t see
That I want and I’m needing everything we should be
I’ll bet that she’s beautiful, that girl he talks about
And she’s got everything that I have to live without
Namja itu, namja yang sudah selama satu tahun ini aku kagumi, namja yang menyapaku pertami kali saat masuk SMA, dia yang telah membuat hatiku bergetar setiap melihat senyumnya, senyum yang sangat hangat, siapa sangka aku bisa begitu dekat dengannya hanya karena kami menyukai hal yang sama, melukis.
“Annyeong…”sapanya ramah dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
Aku membalasnya dengan tersenyum.
Entah kenapa aku senang sekali melihatnya tersenyum seperti itu.
”Kau tahu…kemarin dia membalas smsku…”serunya memulai ceritanya.
Begitulah kebiasaan kami, saling bertukar cerita. Sudah seminggu ini dia bercerita tentang seseorang yang sedang dia dekati. Hatiku hancur saat pertama mendengarnya bercerita seperti itu, rasanya aku ingin menangis, tak biskah dia melihat diriku yang selalu ada disampingnya? Tapi aku tahu, sebagai sahabatnya aku tidak boleh seperti itu, aku harus tetap mendengarkannya bercerita, meski hatiku rasanya seperti disayat-sayat setiap kali dia bercerita tentang gadis itu, aku tahu pasti gadis itu sangat cantik, sampai-sampai dia begitu menganguminya dan aku merasa iri sekali dengan gadis itu, dia memiliki yang tidak aku punya di dunia ini, cinta namja ini.
”Chukkae..”hanya kata-kata itu yang bisa aku ucapkan padanya tentunya dengan senyum yang sangat dipaksakan.
”Gumawo…kau memang sahabat terbaikku…”serunya sambil mengacak-acak rambutku lembut.
Sahabat!hanya sahabat dan selalu akan seperti itu, selamanya, terkadang aku ingin sekali menangis setiap dia mengatakan itu, sungguh hatiku sangat sakit, aku merasa bodoh menyukainya yang hanya menganggapku seorang sahabat. Aku terlalu berharap banyak padanya.
Aku senang setiap kali dia mengacak-ack rambutku dan memelukku tapi aku ingin dia melakukannya bukan karena aku sahabatnya tapi aku ingin dia bisa menganggapku seorang yeoja, Choi Minho, bisakah kau melihat perasaanku padamu?
Drew talks to me, I laugh cause it’s just so funny
That I can’t even see anyone when he’s with me
He says he’s so in love, he’s finally got it right
I wonder if he knows he’s all I think about at night
“Kau tahu…Jonghyun sampai terjatuh kebelakang karenanya…”serunya mengakhiri cerita lucunya.
Sudah daritadi aku tertawa mendengar ceritanya itu, dia memang sangat lucu terutama karena dia mengekpresikan bagaimana kejadiaan itu terjadi dengan sangat baik.
”Kau lucu sekali Minho-ya…”seruku kemudian tertawa kembali.
”Sshhh..jangan berisik di perpustakaan!”seru penjaga perpustakaan pada kami.
Aku tidak sadar kalau kami sedang di perpustakaan sekarang.
”Ah…mianhamnida…”ucapku meminta maaf.
Minho masih terkekeh pelan sama denganku.
”Oh ya…aku ingin mengajak gadis itu pergi akhir pekan ini…menurutmu apa dia mau?”tanyanya tiba-tiba mulai membicarakan gadis itu lagi.
Aku hanya bisa terdiam, aku tidak tahu harus menjawab apa, lidahku kelu. Aku tidak sanggup mengatakan apapun disaat perasaanku hancur seperti ini. Kenapa disaat seperti ini, dia malah membicarakan gadis itu.
”Pasti…”jawabku pada akhirnya seadanya.
Dia kembali mengacak-acak rambutku lembut sambil tersenyum.
”Akhir pekan ini pasti menyenangkan…”ucapnya dengan senyuman tetap terpasang diwajahnya.
Rasanya hatiku benar-benar sakit, ingin rasanya aku menangis, menangis sejadinya. Ya Tuhan kenapa aku harus begitu mencintai namja ini? Kenapa aku tidak bisa melupakannya? aku lelah harus terus sakit seperti ini.
He’s the reason for the teardrops on my guitar
The only thing that keeps me wishing on a wishing star
He’s the song in the car I keep singing, don’t know why I do
Aku langsung masuk ke dalam kamarku begitu pulang dari sekolah, merebahkan tubuhku di atas tempat tidur dan membenamkan wajahku ke bantal, meredam suara tangisku.
Aku kembali menangis karena namja itu, lagi, entah untuk yang keberapa kalinya. Hatiku sakit, semakin sakit setiap harinya saat dia selalu bercerita bahwa hubungannya dengan gadis itu semakin dekat. Apa yang harus aku lakukan untuk meredam perasaan ini?
”Yeon Ji-ya….gwenchanayo?”tanya Ummaku sambil mengetuk pintu kamarku.
”Ah…ne Umma…”jawabku berusaha menjawab dengan nada suara yang normal, aku tidak mau ibuku tahu aku menangis.
”Kau yakin?Kau tidak sakit?”tanya Ummaku lagi.
”Ne..Umma..aku baik-baik saja…aku hanya lelah…”ucapku lagi.
”Ara..tidurlah kalau begitu…”seru Ummaku lagi.
Aku mendengar langkah kakiknya mulai menjauh, aku kembali menelungkupkan wajahku ke atas bantal, kembali menangis, menangisi kebodohanku yang mencintai namja seperti dia, namja yang tidak pernah melihat perasaanku padanya, aku merasa menyiksa diriku sendiri jika seperti ini terus tapi apa yang bisa aku lakukan? Aku begitu mencintai seorang Choi Minho.
Drew walks by me, can he tell that I can’t breathe
And there he goes, so perfectly
The kind of flawless I wish I could be
She’d better hold him tight, give him all her love
Look in those beautiful eyes and know she’s lucky cause
Hari ini aku sama sekali tidak bertemu dengan Minho, biasanya dia akan selalu mendatangi kelasku dan mengobrol bersamaku di perpustakaan tapi tidak hari ini, sejak pagi bahkan sampai pulang sekolah pun aku sama sekali tidak melihatnya. Kemana dia? Pikirku. Namun tiba-tiba aku melihatnya berjalan menghmapiriku sambil tersenyum, ya ampun senyum hangat itu, senyum yang sangat aku rindukan hari ini, dia berjalan semakin dekat padaku namun tiba-tiba dia berhenti di depan seorang gadis yang tersenyum padanya, wajahnya sangat cantik dengan rambut panjang sebahu. Minho langsung memeluk gadis itu begitu sampai di hadapannya. Apa itu gadis yang Minho ceritakan? Beruntung sekali gadis itu, aku bisa melihat mereka tersenyum saling memandang penuh cinta.Aku pusing, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku merasa hancur, sangat hancur. Aku tidak sanggup melihatnya. Aku mundur teratur dan segera berlari pergi dari tempat itu, aku tidak sanggup, aku berlari sambil terus memegangi dadaku yang sesak menanhan rasa sakit ini.
So I drive home alone, as I turn out light
I’ll put his picture down and maybe get some sleep tonight
Aku sampai dirumah dan langsung naik ke kamarku, ibuku yang melihatku sangat heran dan mengikutiku tapi aku segera menutup pintu begitu ibuku ingin masuk. Aku langsung menelungkupkan wajahku di atas bantal menangis sejadi-jadinya, lagi, aku menangis karenanya. Bodohnya aku!
Aku menangis entah berapa lama, yang aku tahu sepertinya aku tertidur karena terlalu lama menangis, aku merasakan kepalaku sangat pusing, aku beranjal dari tempat tidurku dan melihat hari sudah gelap, sepertinya cukup lama aku mennagis. Tiba-tiba mataku menangkap sebuah foto, Fotoku dan Minho saat kami jalan-jalan berdua ke Namsan Tower, disitu dia tersenyum begitu pun, rasa sakit itu kembali muncul karena aku kembali ingat kejadiaan tadi sore, aku segera menutup foto ini mencoba melupakan kejadiaan tadi.
Aku menghirup nafas dalam-dalam berusaha melupakan hal yang tadi kulihat.
He is the reason for the teardrops on my guitar
The only one who’s got enough of me to break my heart
He’s the song in the car, I keep singing
Don’t know why I do
He’s the time taken up but there’s never enough
And he’s all that I need to fall into
Aku kembali menangis ternyata aku memang tidak bisa melupakan kejadiaan tadi, kejadiaan itu terus saja berputar di otakku membuat hatiku semakin sakit. Dia benar-benar sudah menghancurkan hatiku. Aku tidak mungkin terus seperti ini, aku sudah tidak kuat lagi menahan ini semua. Lalu apa yang harus aku lakukan? Apa aku bisa melupakannya dan merelakannya?
Drew looks at me, I fake a smile so he won’t see
Pagi ini aku berangkat dengan mata sembap karena semalaman menangis, ibu sampai bertanya padaku namun aku hanya menjawab aku baik-baik saja dan segera berangkat tidak mau dia terlalu banyak bertanya padaku. Rasanya malas sekali ke sekolah hari ini tapi aku tidak boleh klah olehnya, aku harus tegar. Choi Yeon Ji Hwaiting! Seruku menyemangati diriku sendiri.
Aku berjalan dengan tidak semngat menuju kelasku sampai tiba-tiba aku melihatnya baru saja menutup lokernya. Aku sudah siap berbalik untuk pergi dari situ tapi aku tahu aku tidak boleh jadi pengecut. Aku harus tetap menghadapinya, aku pun tetap berjalan menuju kelasku namun saat aku melewatinya, aku sama sekali tidak menyapanya ataupun menoleh padanya agar dia tidak tahu dan benar dia sama sekali tidak menyadarinya.
Ok Choi Yeon Ji sudah jelas sekarang, dia tidak peduli padamu. Lupakan dia!
©2010 SF3SI, Novi.
This post/FF has written by Novi, and has claim by her signature
This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^
Don’t forget to :
- Open FAQ page for ask something.
- Open GUESTBOOK for new reader
- Open Join Us page to know how to send your FF
- Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
- For new reader, please join page Talk Talk Talk
- Open page LIBRARY if you miss some FF