Bodyguard – Part 1

Bodyguard – Part 1

Title: Bodyguard
Author: Ree
Cast: Kim Key Bum, Kim Ki Bum (Super Junior), Lee Taemin, Choi Minho, Hwang Jiyeon (OC), Park Minhyo (OC).

Rating: PG-13
Genre: fluff, angst

Disclaimer: I just own this plot and Park Minhyo. Hwang Jiyeon belongs to Ike and another cast belong to their self and agency..

Jiyeon POV

Aku tidak pernah menyangka hidupku akan berubah seperti ini. Melihat kembali ke masa itu, ke masa di mana aku belum bertemu dengannya, rasanya hal yang sangat mustahil kehidupanku dapat berubah 180 derajat. Aku tidak tahu apakah aku harus berterima kasih atau marah akan perubahan yang telah dia perbuat ini. Perubahan yang sangat mempengaruhi kehidupanku.

Seharusnya aku memang harus berterima kasih padanya. Tidak, harusnya aku marah bukannya malah berterima kasih. Tidak, harusnya memang berterima kasih bukannya malah marah. Dua kalimat itu selalu berperang di dalam pikiranku, seolah-olah ingin mengambil tempat teratas dari otakku dan dapat mendominasinya. Sampai saat ini tidak ada yang berhasil mendominasi otakku, itulah sebabnya mengapa sampai sekarang aku tidak pernah berbicara tentang hal ini padanya. Tidak, bukan berarti aku sering berbicara dengannya tentang hal yang lain. Sejak aku tinggal bersamanya aku tidak sering berkomunikasi dengannya. Bukannya aku tidak mau atau bukan karena aku sombong atau karena apalah yang kalian pikirkan, tapi karena aku tidak bisa.

“Jiyeon, apa kau mau ikut?” tanya gadis itu padaku. Aku menghela nafas dan kemudian menggeleng sambil menunjuk buku yang sedang kupegang.

“Oh baiklah. Kalau begitu Eonni pergi dulu ya, jaga dirimu baik-baik.” katanya lagi. “Dan jangan bukakan pintu untuk orang yang tidak kau kenal.” tambah gadis itu.

Akupun mengangguk dan kemudian mengantarnya ke depan pintu.

Seharusnya aku yang mengatakan itu padamu eonni, jaga dirimu baik-baik, tapi lagi-lagi, aku tidak bisa. Aku ingin sekali mengatakan hal itu pada gadis itu, Minhyo eonni, seseorang yang sangat baik padaku.

Ya, aku memang tidak bisa mengucapkan apapun apa yang ingin kukatakan. Itu karena aku tidak bisa bicara. Tidak, bukan berarti aku bisu. Aku hanya tidak dapat bicara. Tidak dapat bicara bukan berarti bisu kan? Aku tidak suka ketika orang mengatakan aku bisu. Aku tidak bisu karena sebelumnya aku bisa bicara, sebelumnya, 13 tahun yang lalu sebelum aku bertemu dengannya dan membawaku pulang bersamanya.

Aku menghela nafas sembari menutup pintu.

‘Mengapa kau sangat suka melakukan hal itu?’ suara tanpa wujud mengagetkanku.

Nuguseyo?” tanyaku sambil membuka kembali pintu rumah yang tadi telah kututup.

Kosong. Tidak ada seorangpun di luar dan tidak ada tanda-tanda seseorang baru saja meninggalkan rumahku.

Aku menghela nafas lagi.

‘Tuh kan, kau melakukannya lagi..’ suara itu kembali terdengar.

‘Oh, tidak.. Bulu kudukku mulai berdiri. Dari mana asalnya suara itu? Tidak ada orang di luar dan tidak mungkin juga ada orang lain di rumah ini selain aku. Atau jangan-jangan? Ah, tidak, tidak mungkin. Mana mungkin itu suara hantu? Aku sudah tinggal di sini selama 13 tahun dan tidak pernah sekalipun aku mengalami kejadian seperti ini. Tidak pernah ada suara-suara aneh sebelumnya. Apa mungkin hantu itu baru datang? Ah, tidak, tidak mungkin itu hantu.’ pikiran-pikiran buruk mulai berkecamuk di otakku.

Hey, take it easy. Aku bukan hantu..’ kata suara itu seolah-olah dia dapat membaca pikiranku.

Oh no, ternyata dia hantu yang pintar, bisa membaca pikiran..’

‘Aku sudah bilang aku bukan hantu dan aku tidak membaca pikiranmu. Walaupun aku akan sangat senang jika punya keahlian seperti itu tapi sayang itu bukan keahlianku..’ sahut suara itu lagi.

‘Kalau kau bukan hantu lalu makhluk apa kau sebenarnya? Jangan katakan kau manusia karena aku tidak dapat melihatmu. Dan kalau kau memang tidak dapat membaca pikiran lalu mengapa kau tahu apa yang ada dalam pikiranku?’ alih-alih ketakutan sekarang aku penasaran akan wujud dari suara itu.

‘Aku? Aku hanya sesosok makhluk yang tidak berwujud, a–’

‘Apa kau roh?’

‘Tsk.. aku tidak menyangka ternyata keterbatasanmu itu tidak membuatmu menjadi gadis yang sopan.’

‘Hey, apa maksudmu dengan mengatakan hal itu? Keterbatasan apa? Dan kata-katamu yang terakhir itu, siapa yang kau maksud tidak sopan?’ aku mulai emosi ketika dia mengatakan hal itu.

‘Ya kau.. Memangnya siapa lagi? Kau pikir ada orang lain lagi di ruangan ini selain kita berdua?’

‘Apa? Aku?’

‘Ya kau. Hwang Jiyeon.’

Aku sudah ingin membalas perkataannya tapi aku mengurungkannya setelah mendengar kata-katanya barusan. ‘Apa? Apa yang kau katakan barusan itu? Coba kau ulang lagi.’

‘Yang mana? Hwang Jiyeon? Kenapa, ada yang salah? Itu memang namamu kan?’

‘Dari mana kau tahu namaku?’

‘Tentu saja aku tahu. Aku sudah tahu sejak 13 tahun yang lalu..’ kata suara itu.

‘Dari mana kau tahu namaku?’ tanyaku kembali. Aku terlalu kaget untuk dapat memikirkan pertanyaan lain.

‘Apa itu penting?’

Aku mendengus. Kurasa itu adalah pertanyaan paling konyol yang pernah kudengar. ‘Tentu saja itu penting. Apa menurutmu tidak penting untuk mengetahui mengapa orang bisa mengenalmu sementara kau tidak tahu apa-apa tentang orang tersebut?’

‘Hmm.. Baiklah. Aku akan menceritakannya tapi dengan dua syarat.’

‘Ya ampun.. Baru kali ini aku mendengar orang ingin bercerita tapi mengajukan syarat. Dan bukan hanya satu melainkan dua syarat..’ aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mengetahui tingkah suara itu.

Tapi kemudian aku tersenyum.

‘Aku suka melihat kau tersenyum. Hal yang sangat jarang kau lakukan..’ katanya mengabaikan ucapanku.

Senyumku seketika juga langsung menghilang. ‘Baiklah. Aku setuju..’ jawabku datar.

‘Kau marah..’

Aku tahu itu bukan pertanyaan. ‘Tidak.’

‘Tapi nada suaramu mengatakan kalau kau marah..’

Ya ampun, bagaimana dia bisa sangat mengerti diriku? ‘Aku tidak marah, Ok? Jadi lanjutkan saja apa yang ingin kau ceritakan..’

‘Baiklah kalau begitu.. Tapi sebelum aku aku bercerita, kau tidak lupa kan kalau aku mengajukan dua syarat?’

Ne..’

‘Bagus. Syarat yang pertama kau tidak boleh memotong perkataanku. Jika ada yang ingin kau tanya simpan itu sampai aku selesai berbicara. Arasseo?’

Ne, Arasseo..’

‘Yang kedua,’ suara itu kemudian diam. ‘Yang kedua, aku ingin berteman denganmu.’

‘….’

‘Mengapa kau diam?’ tanyanya.

‘Apa aku harus menjawab? Apa itu pertanyaan? Aku pikir itu syarat yang harus aku lakukan..’ sahutku.

‘Sebenarnya itu adalah pertanyaan, tapi karena aku takut kau menolakku maka kujadikan itu menjadi syarat..’ suaranya semakin lama semakin pelan.

‘Oh, kalau begitu tergantung..’

‘Tergantung?’

‘Ya, tergantung apakah kau pantas berteman denganku. Tergantung keinginan hatiku apakah dia mau menganggapmu teman atau tidak..’

‘Kalau begitu aku membatalkannya. Itu menjadi syarat yang harus kau penuhi..’ sahutnya.

‘Lho, mengapa sekarang malah jadi seperti itu?’ aku protes. Enak saja dia merubah perkataannya sesuka hatinya.

‘Ya tentu saja bisa. Karena aku mengatakan seperti itu..’ Huh, keras kepala sekali dia ini.

Ne, baiklah kau menang. Terserah apa katamu saja. Aku sedang tidak ingin berdebat.’

Yes, aku menang..’ suara itu terdengar gembira sekali. Aku bisa mendengarnya tertawa dan, well, jujur aku menyukai tawanya.

‘Baiklah, sekarang aku mau kau menutup matamu..’ kata suara itu.

Aku ingin bertanya untuk apa aku harus menutup mataku tapi aku malas berdebat dengannya. Akupun menutup mataku mengikuti perkataannya. Aku merasakan sesuatu seperti menyentuh mataku. Aku tidak tahu apa itu tapi rasanya sangat segar dan nyaman.

‘Ok, sekarang buka..’ katanya lagi.

Ketika aku membuka mata, aku melihat satu sosok sedang berdiri di depanku sambil tersenyum. Harusnya aku merasa takut. Semua orang juga kupikir pasti akan takut jika mengalami kejadian seperti yang kualami sekarang. Seseorang yang tidak kau kenal tiba-tiba muncul di hadapanmu tanpa kau tahu dia datang dari mana. Tapi tidak, aku tidak merasa takut. Yang kurasakan sekarang adalah perasaan nyaman, perasaan aman, merasa terlindungi, sama seperti ketika aku berada di dekat Minhyo eonni. Bahkan kali ini rasa itu lebih kuat dibanding dengan saat bersama Minhyo eonni.

Mengapa bisa seperti ini? Siapa dia? Aku tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Biasanya jika aku berhadapan dengan orang asing maka ada perasaan tidak aman yang tiba-tiba menyerangku. Aku tidak pernah membuat rasa itu hadir dengan sengaja. Tapi memang seperti itulah kenyataannya, rasa tidak aman itu akan datang secara otomatis. Aku pikir hal seperti itu sudah terjadi sejak 13 tahun yang lalu, sebelum aku bertemu Minhyo eonni. Ketika pertama kali bertemu dengannya aku merasakan hal yang sama dengan apa yang kurasakan barusan. Sejak saat itu sampai sekarang aku tidak pernah lagi merasakan hal itu. Ini yang kedua kalinya.

Nugu?’

‘Aku Kibum. Kim Kibum..’ katanya sambil mengulurkan tangan. Dan dia tersenyum.

Aku menyambut uluran tangannya tapi tidak melepaskan pandanganku dari wajahnya. Suhu tubuhnya aneh, tidak hangat seperti manusia tapi juga tidak dingin seperti yang kau rasakan ketika menyentuh mayat.

‘Mengapa kau menatapku seperti itu? Apa kau tidak mengira aku setampan ini?’ senyumnya semakin lebar bahkan bisa dikatakan dia mulai tertawa.

‘Cih, ternyata selain keras kepala kau ini sangat percaya diri sekali ya..’ aku segera melepaskan tanganku yang sejak tadi masih ada dalam genggamannya.

Yes, I am..’ jawabnya. Lagi-lagi tersenyum.

Jujur, aku sangat suka melihatnya ketika dia terseyum. Aku suka mendengar ketika dia tertawa. Matanya bercahaya dan dia kelihatan semakin tamp–. Oh no, apa yang sedang kupikirkan? Tidak mungkin aku tertarik padanya sementara aku baru melihatnya dan yang paling utama, aku tidak tahu apa-apa tentang dia. Aku pun menggeleng-gelengkan kepalaku untuk mengusir pikiranku yang sudah mulai aneh itu.

‘ Mengapa kau menggeleng-gelengkan kepalamu? Ada yang salah?’

‘Tidak. Tidak ada apa-apa Kibum-ssi..’

‘Key.’

Ne?’

‘Panggil aku Key..’

Wae? Bukankah tadi kau bilang namamu Kibum? Kim Kibum?’

‘Key Bum. Kim Key Bum..’ dia mengoreksi ucapanku.

‘Oh, Arasseo.. Key-ssi..’

‘Key. Panggil saja Key, tidak usah pake embel-embel –ssi. Sudah kukatakan bukan kalau aku ingin berteman denganmu, jadi kurasa diantara teman tidak perlu menggunakan kata itu.’

Ne, Arasseo Key..’

‘Bagus..’ dan Keypun tersenyum.

‘Oke, baiklah sekarang karena kita sudah berteman, aku akan mulai bercerita..’ lanjutnya sambil menarik tanganku menuju bangku yang terdekat dari tempat kami berdiri.

Ketika aku duduk di bangku itu Key mengambil posisi di atas meja yang ada di depan bangku. Ya, kalian tidak salah dengar karena dia memang duduk di atas meja. Tsk, pria yang tidak tau sopan santuh.

‘Aku bukan manusia. Itu jelas, karena aku memiliki suhu tubuh yang berbeda dengan manusia normal. Kau bisa merasakannya kan?’ tanpa menunggu jawaban dariku dia melanjutkan, ‘Aku juga bukan hantu, malaikat, iblis, atau apapun sebutannya bagi makhluk menyerupai manusia, selain manusia. Aku hanyalah sesosok jiwa yang keberadaannya tidak terlalu penting. Bahkan orang tidak ada yang peduli apakah makhluk-makhluk sepertiku memiliki tempat atau tidak di dunia ini.. Dan bahkan mungkin tidak ada yang sadar akan keeksisan makhluk sepertiku..’

‘Ya, aku memang tidak sendiri. Masih ada makhluk-makhluk sepertiku di luar sana. Kami hidup seperti manusia pada umumnya, hanya saja kami tidak bisa tua, tidak bisa tumbuh, dan kami juga tidak bisa memiliki keturunan. Dan tentu saja kami tidak bisa menikah. Kau tidak mungkin membayangkan kami berjalan ke depan altar menyambut pemberkatan pernikahan kami kan?’ tanyanya -seolah-olah membaca pikiranku- sambil tersenyum. Senyum pahit.

Ketika dia menceritakan tentang siapa dia, makhluk apa dia itu sebenarnya, aku dapat melihat ada kesedihan di matanya. Aku tidak tahu apakah dia merasa sedih karena kenyataan yang harus dia hadapi, bahwa dia, bisa dikatakan makhluk tak jelas yang tidak mempunyai nama, atau karena kenyataan bahwa makhluk sejenisnya tidak dapat menikah dan memiliki keturunan, atau karena alasan yang lain. Aku ingin sekali menanyakan hal itu tapi aku mengurungkan niatku itu karena sebelumnya dia sudah membuatku berjanji padanya.

Key bercerita banyak tentang dirinya dan makhluk sejenisnya. Bagaimana cara mereka berkomunikasi, bagaimana cara mereka dapat bertahan hidup, bagaimana mereka dapat berkomunikasi dengan makhluk jenis lain seperti manusia.

Dan akhirnya aku tahu mengapa aku bisa berkomunikasi dengan Key padahal aku tidak bisa bicara. Ternyata jika dia ingin berkomunikasi dengan makhluk lain, dia akan mengulurkan sesuatu yang menyerupai tali, aku lupa tadi Key menyebutnya apa, tentu saja tali itu tidak kasat mata, dan menghubungkannya kepada orang yang ingin diajaknya berkomunikasi. Dengan itu maka kau bisa berbicara dengannya walaupun kau tidak mengeluarkan suara. Kau hanya perlu berbicara dalam hati saja. Satu tali hanya akan terhubung kepada satu orang. Jika dia ingin berbicara dengan banyak orang maka dia akan mengulurkan tali sebanyak orang itu. Dan ketika dia menarik kembali tali itu maka kau tidak akan bisa berkomunikasi lagi dengannya. Tetapi mereka memang tidak dapat membaca pikiranmu.

Begitu juga ketika dia ingin kau bisa melihatnya maka dia akan meniup kedua matamu. Itulah sebabnya ketika Key menyuruhku menutup mata, aku merasakan sesuatu menyentuh mataku. Udara yang dia tiup memang terasa segar dan nyaman.

Setelah Key bercerita tentang dirinya dan ‘saudara-saudaranya’ kemudian dia mulai bercerita tentang bagaimana dia bisa tahu tentangku.

A/N: Sebelumnya maaf ya kalau lanjutannya telat bgt.. Sejujurnya saya lupa ternyata saya belum ngirim part 1-nya.. *gubrak*

Mudah-mudahan readers cukup puas ya dengan ceritanya.. 😀

©2010 SF3SI, Freelance Author.

This post/FF has written by SF3SI Author, and has claim by our signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

34 thoughts on “Bodyguard – Part 1”

    1. ok ntar diusahain ya dan mudah2an lanjutannya sesuai yg diharapkan.. ^^
      aku juga suka kibum di sini.. eh tapi kibum mana dulu nih? kibumnya kan ada 2.. ^^v

  1. huaaa…… aku suka inih …
    soalnya main castnya key .. ahaha terus dy juga jdi malaikat ..
    lanjut thor … aku bener2 suka .. apalagi cerewetnya dy itu ..
    bru intro aku dah suka nih …

    1. eh,, tapi key itu bukan malaikat kok di sini..
      hahaa iya, sifatnya key yg 1 itu emang ga boleh ketinggalan.. XD
      thanKyu ya.. ^^

  2. Waaa penasaran
    Sebenernya ku juga sedikit belum ngerti
    Lanjutannya ditunggu yaa
    Jangan lama lama thorr!!!

    1. ini bisik2 diantara kita aja ya, sama aku juga sebenernya ga gitu ngerti.. ^^v *nah lho?*
      ok ok ntar dilanjut, tapi lama ato ga nya itu kita serain sama si waktu aja ya.. hehee

  3. Wahh jdi s key makhluk apaan?? Knapa key mau jiyeon bisa berkomunikasi sama dy?? Kayanya emang ada yang key sembunyikan,, lanjut 🙂

  4. annyeong ……..
    part 1 aja uda seru , penasaran banget part 2 nya .
    jangan lama lama ya chinguuuu part 2 nya .
    🙂

  5. salam kenal aku hana^^ wahh bnr2 cerita yg unik… ijin baca yaaa^^ oiya ff shinee yg tema nya perjodohan apa ya??? :/ pgn baca nih yg cast nya shinee.. krn jarang2

Leave a reply to ree Cancel reply