My Choice 1 of 2

My Choice (first part)

Author : Apin

Main Cast : Choi Minho, Lee Taemin

Support Cast : Jang Wooyoung, Kim Gwiboon, Jung Yujin, Lee Jinki, Lee Eunsook

Length : Twoshot

Genre : Romance

Rating : PG

Summary : This is my choice, my decision; no one can disturb my choice. This is my choice to be not fall in love with girl. This my choice to be forever alone. Until Choi Minho come to my life.

***

Ini hal yang paling ku benci ketika hari Senin tiba; harus bangun pagi dan berangkat sekolah! Kata terakhir, itu kegiatan yang paling ku benci dari semua kegiatan yang pernah kulakukan selama ini. Aku benci sekolah! Orang-orang di sekitarku pasti akan tercengang ketika mereka tau aku seorang siswa yang malas sekolah, dengan merlihat kenyataan bahwa aku adalah siswa tercerdas satu angkatan di sekolahku, itu terlihat tidak mungkin bukan? Tapi nyatanya aku memang sangat amat membenci sekolah.

Tak ada yang bisa kulakukan di sekolah kecuali mendengarkan penjelasan guru, mengerjakan tugas, atau kadang-kadang menjadi pengganti guru apabila ada guru yang tidak bisa mengajar, dan ujung-ujungnya; tak ada satupun teman-temanku yang memperhatikan penjelasan materi yang kuberikan. Kata mereka, aku aneh. Tak ada yang mau memperhatikan penjelasan materiku. Termasuk Yujin, salah satu teman wanita ku yang sudah ku taksir sejak lama. Dia primadona di kelasku. Namun sayang, dia sama seperti teman-temanku yang lainnya. Dia tidak pernah menganggap keberadaaku. Dia tak tahu betapa aku sangat mencintai dan menyayanginya. Sayang dia hanya menganggapku sampah, yang tak patut berada di dalam kelas anak-anak eksis macam Yujin dan yang lainnya.

Oh ya, perkenalkan, namaku Lee Taemin. Umurku 19 tahun dan saat ini aku duduk di bangku kelas 3 Sekolah Menengah Atas. Aku bersekolah di Chungdam High School. Aku ini anak tunggal, jadi aku kerap merasa kesepian. Apalagi Ibuku sangat sibuk dengan pekerjaannya. Ia jarang sekali berada di rumah. Ia jadi sibuk bekerja seperti ini sejak kepergian ayahku 2 tahun yang lalu. Jadinya kalau dia sedang sibuk dengan pekerjaannya, aku dirumah hanya ditemani Adam dan Eve, anjing-anjing ku, serta para pembantu-pembantuku. Aku tidak punya banyak teman. Mereka berpikir aku ini aneh, jelek, culun, dan tidak pantas di jadikan teman. Satu-satunya temanku saat ini adalah Jinki hyung. Dia kakak kelasku ketika ia masih bersekolah di SMA yang sama denganku. Sekarang dia sudah lulus, dan melanjutkan pendidikannya di China. Aku tidak punya teman lagi selain dia. Oh dan ada satu lagi, dia saudara sepupuku. Namanya Gwiboon noona. Dia sangat perhatian padaku, sudah menganggapku seperti adiknya sendiri. Dia kadang disuruh Ibu untuk menginap dirumahku ketika Ibu harus pergi ke luar negeri atau keluar kota untuk urusan pekerjaan dalam waktu yang lama, untuk menemaniku ku pastinya. Gwiboon noona saat ini usinya 22 tahun. Dia berkuliah di Seoul University. Dia gadis cantik yang pintar, dan juga keibuan. Dia sudah seperti Ibu keduaku.

Pagi itu, seperti biasa, alarm ku berdering pukul 05.30 pagi. Aku sangat malas bangun. Aku benci hari senin. 5 pembantuku sudah mencoba untuk membangunkanku, namun dari mereka tak ada yang berhasil. Gwiboon noona pun akhirnya yang turun tangan.

“Taeminnie! Ya! Ayo bangun! Kau harus sekolaah!!” dia mengguncang-guncangkan tubuhku yang tertutup selimut. Aku pura-pura tak mendengar.

“Uuh, aku tau kau pura-pura tak dengar kan? Maaf Tae, tapi ini cara terakhir…” dengan kalimat yang terakhirnya itu, ia menggelitiku. Aku tidak tahan pada gelitikan. Aku orangnya cepat geli. Ia berhasil. Aku pun loncat dari kasurku.

“Noona, geli!!”

“Hahaha, cara ku berhasil bukan,” tawanya bangga. “Ayo Minnie, mandi!” Ia mendorongku ke dalam kamar mandi. Dengan malas aku pun mengikutinya.

Di dalam kamar mandi, aku melihat bayanganku di dalam kaca. Aku usap mataku yang penuh kotoran. Ku rapihkan rambutku yang berantakan. Aku kembali melihat sejenak bayanganku itu. Aku tampan, pikirku. Kenapa Yujin tidak suka pada ku? Kenapa teman-temanku menganggapku aneh? Apa kalian tidak tau betapa tampannya aku! Dimana selera dan mata kalian sebenarnya!!! Gerutuku dalam hati. Kemudian ku cuci mukaku. Aku lebih tampan. Astaga Jung Yujin, apa yang ada dipikiranmu!! Aku ini tampaaan!!

Ketika selesai mandi, aku langsung bergegas memakai seragamku, memasang sepatuku, dan menggembol tas ku, setelah itu keluar kamar untuk sarapan.

Di meja makan sudah ada Gwiboon noona dan masakan-masakan buatannya. Soal rasa? Tak perlu di ragukan. Gwiboon noona kuliah di jurusan masak-memasak, masakannya seperti masakan-masakan mahal yang sangat amat lezat di restoran bintang tak terhingga. Sangat nikmat!

“Pagi Gwiboon noona,” sapaku padanya.

“Pagi Taemin~ Ini aku masakkan makanan kesukaanmu, daging cincang asam manis!” Ia tersenyum bangga sambil menyendokkan nasi ke piringku.

“Wuihhh, pasti lezat!” komenku.

“Sudah pasti!”

Setelah selesai makan, aku pun kemudian pamit kepada Noona dan berangkat kesekolah. Hari-hari di sekolah ku lewati seperti biasa. Para siswa sok jagoan membullyingku. Para siswi yang sok cantik menghinaku. Namun hari ini aku belum melihat Yujin, kemana ya dia?

“Hyukjae, apa kau tau Yujin kemana?” tanya salah satu temanku kepada Hyukjae. Aku pun menguping pembicaraan mereka.

“Entahlah, mungkin sedang liburan dengan keluarganya di Hawaii,” jawabnya singkat.

“Atau jangan-jangan dia pindah ke Amerika ya?”

“Ah masa?”

“Iya, ku dengar dia dan keluarganya akan pindah ke sana. Masa tapi secepat ini?”

“Entahlah… mana ku tahu”

Yujin? Pindah ke Amerika? Aku makin tidak semangat sekolah.

****

Ketika sampai di rumah, rumahku kosong. Tak seperti biasanya. Biasanya ketika aku sampai depan gerbang, Gwiboon noona pasti menyambutku. Kemana dia? Aku lalu meraih ponselku dari saku celanaku. Ku coba hubungi poselnya, namun tidak aktif. Astaga, kenapa ini? Aku kemudian menghubungi ibuku.

“Halo, Ibu?”

“Hei sayang, ada apa kau telpon Ibu?” suara Ibu muncul setelah nada tunggu pertama telepon.

“Bu, Gwiboon noona kemana?” tanyaku sambil mengunyah setangkap roti yang di buatkan Gwiboon noona pagi tadi.

“Oh, dia belum memberitamu ya?”

Aku mengangguk. Jelas Ibu takkan melihatku.

“Dia ada tugas mendadak dari kampusnya, harus training selama 1 bulan di Busan.”

JEDER! 1 bulan?! Astaga, itu kan waktu yang cukup lama!! Aku pun tersedak mendengar kata-kata Ibu itu.

“Uhuk uhuk! Jadi… Selama 1 bulan ini aku akan kesepian, begitu?”

“Hem, aku tidak akan membiarkanmu kesepian sayang,” ucapnya lembut.

“Maksudmu, apakah kau akan pulang ke Korea dalam waktu dekat? Asyik!!”

“Tidak begitu juga,” kebahagiaanku sirna.

“Lalu bagaimana? Apa aku akan ikut denganmu ke Singapore?” Ku nyalakan remote TV dan mulai nengganti-ganti channelnya, mencari acara yang bagus.

“Maunya!” katanya sambil tertawa.

“Lalu apa buu,” rengekku.

“Akan ada seseorang yang menemanimu di sana”

“Siapa??” aku mulai tertarik dengan pembicaraan ini.

“Ibu mengadopsi seorang anak laki-laki dari panti asuhan. Dia akan menjadi saudaramu, akan menjadi teman mainmu!” suara Ibu terdengar excited, tapi tidak denganku.

Hening.

“Tapi kan aku belum kenal siapa dia. Dan aku tidak tahu dia orangnya seperti apa. Nanti kalau dia menjahatiku bagaimana?”

“Tidak akan Tae…”

“Tau darimana kau? Apa Ibu sudah pernah melihat anak itu sebelumnya?”

“Tentu. Ibu mengadopsinya sehari sebelum keberangkatan Ibu ke Singapore, tapi tuan Jang yang akan mengatarkan dia ke rumah nanti”

Aku tersedak lagi. Nanti dia akan kesini? Astaga bagaimana Ibu ini!!

“Bu, kau bahkan belum memberitahuku tentang keputusanmu mengadopsi anak, tiba-tiba saja anak itu nanti akan tinggal di rumah yang sama dengan yang ku tinggali! Aku hanya sendirian bu!! Apa kau tidak takut kalau nantinya dia menjahati ku?” rengekku panjang lebar. Apa-apaan ibu ini!!!

“Ehem… ibu sudah memberi tahumu ya”

“Kapan?!”

“Barusan saja…” aku diam.

“Dan kau tak mungkin hanya berdua saja di rumah dengannya, Minnie. Di rumah ada para pembantu, tuan Cho, tuan Park, tuan Jang, tuan—“

“Oke oke!” langsung ku putuskan teleponnya. Apa-apaan ibu ini! Huh!

Aku kemudian pergi ke kamarku, duduk di pinggir jendelanya, dan melihat awan siang itu. Siang itu sangat terik. Uh, aku benci panas!

Tepi jendela adalah tempat terfavorit di rumahku. Disitu biasanya aku memikirkan segala pergolakan jiwaku, memikirkan segala sesuatu yang membuat aku marah, membuat aku bingung, semuanya! Dan siang itu aku memilih untuk memikirkan Yujin. Apa benar ia pindah ke Amerika? Apa tidak terlalu cepat? Apa yang harus ku lakukan jika ia benar-benar pindah ke Amerika? Aku akan makin tidak semangat sekolah. Satu-satunya yang membuat aku semangat bersekolah hanyalah Yujin. Sekarang jika ia tidak ada lagi bagaimana?

Aku selalu berpikir, mengapa tak ada seorangpun orang yang kucintai mencintaiku balik. Aku juga ingin di cintai, bukan hanya mencintai. Banyak orang bilang, Tuhan berikrar bahwa manusia hidup berpasang-pasangan, tapi mengapa selama 19 tahun aku hidup, aku belum menemui satu wanita pun yang mencintaiku untuk kujadikan pasangan? Apa aku tidak pantas dicintai? Kenapa tuhan begitu tidak adil terhadapku?Sudah ratusan kali aku jatuh cinta, tapi kenapa dari satupun mereka tak ada yang mencintaiku? Bisakah orang-orang mencintai seseorang tidak hanya dari luarnya, tapi dari dalamnya? Aku benci jatuh cinta! Aku benci wanita!

Tiba-tiba perhatian ku pun tertuju pada seorang sepasang kekasih yang sedang bermesraan di taman di sebelah rumahku. Aku melihat mereka dari atas sini dengan rasa iri. Kapan aku bisa seperti itu. Eh, tunggu… tiba-tiba saja ada laki-laki yang menghampiri pasangan itu dan laki-laki tersebut menonjok laki-laki yang bermesraan dengan wanitanya! Astaga, apakah wanita itu berselingkuh? Selama ini yang ku tahu yang hobi berselingkuh itu hanya laki-laki, tapi ternyata wanita juga ada ya. Baiklah, aku putuskan mulai saat ini aku benar-benar membenci wanita, kecuali untuk Gwiboon noona dan Ibu. Wanita semua di dunia ini memang tak pantas di cintai, tak pantas di kasihani! Dan aku juga akan mulai melupakan Yujin! Dan………… aku tidak akan pernah lagi jatuh cinta pada wanita. Daripada nantinya lagi-lagi aku yang sakit hati.

****

“Tuan muda Lee, ada tamu,” tuan Jang memabangunkanku dari tidur sore singkatku. Eh, apa katanya tadi? Ada tamu?

“Ah~ Tamu siapa? Ibu kan sedang di luar negeri…. hoammmm~”

“Bukan tamu Ibumu tuan muda, tetapi tamu untukmu”

Tamu untukku? Sejak kapan aku punya tamu? Aku segera bergegas beranjak dari kemalasan ku dan bercermin untuk merapihkan rambutku yang berantakkan akibat tidur. Tuan Jang kemudian keluar dari kamarku. Aku lalu memilih pakaian yang pantas untuk menyambut tamu pertamaku itu. Aku tak pernah merasakan sebahagia ini! Aku punya tamu! Tapi… siapa ya?

Ku langkahkan kakiku perlahan menuruni tangga rumahku. Aku gugup, sangat gugup! Dari tangga aku dapat melihat sisi belakang tubuh dari tamuku itu. Laki-laki. Dan… ada tuan Jang berdiri di sebelahnya. Eh?

“Selamat sore tuan muda,” hormat tuan Jang padaku dengan membungkukkan badannya. Laki-laki yang menjadi tamuku itu pun bangun dari tempat duduknya dan membalikkan tubuhnya untuk melihatku. Ia ikut membungkukkan tubuhnya.

“Annyeonghaseyo! Perkenalkan, nama saya Choi Minho,” ucap laki-laki itu dengan suaranya yang sangat dalam dan berat sembari ia membungkukkan tubuhnya. Ketika ia kembali menegapkan tubuhnya, ia melihatku tanpa ekspresi. Tak ada senyum, pandangan sinis, atau apapun! Ia sama sekali tak menunjukkan ekspresinya.

Aku terkejut. Siapa laki-laki ini? Sebelum aku membuka bibirku untuk menanyakan hal ini kepada tuan Jang, laki-laki yang bernama Choi Minho itu membuka suaranya lagi.

“Selamat sore tuan muda Lee Taemin. Nama saya Choi Minho, namun anda bisa memanggil saya Minho. Umur saya 21 tahun. Saya kesini di perintahkan Nona Lee Eunsook untuk menemani anda selama beliau berada di luar negeri,” Ia kembali membungkukkan badannya. Tuan Jang hanya mengangguk-angguk. J… Jadi… Ini anak yang di adopsi Ibu? Choi Minho namanya? Aku terpaku sesaat, mencerna tiap kata-kata yang ia ucapkan dan ku kait-kaitkan dengan kata-kata yang tadi siang Ibu ucapkan padaku.

“Silahkan duduk…” ucapku dingin. Minho pun duduk kembali di tempatnya. Setelah duduk, hening kembali menghampiri kami. Tuan Jang memilih membuka pembicaraan.

“Tuan muda Lee…”

“Panggil aku Taemin,” aku memutus kata-katanya.

“Baiklah, tuan Taemin, pasti Nona Lee sudah memberitahukan hal ini kepada anda sebelumnya. Ini Choi Minho, anak yang di adopsi Nona Lee untuk menemani anda selama beliau tak ada di rumah,” aku hanya diam saja. Aku masih kesal. Kalau ditanya aku kesal karena apa, aku juga bingung aku harus menjawab apa. Mungkin karena kehadiran laki-laki ini di rumahku. Tapi apa salahnya? Kenapa aku kesal padanya?

“Choi Minho… hyung?” ucapku malu-malu.

“Panggil saja aku Minho,” ucapnya dingin.

“Minho… Aku Lee Taemin, umurku 19 tahun. Senang berkenalan dengamu,” aku menjulurkan tanganku dan Minho pun menjabat tanganku. Tangannya besar, dua kali lebih besar daripada tanganku. Dan tangannya juga sangat hangat. Aku merasa sangat aman dan nyaman ketika tanganku menjabat tangannya. Aku tersenyum, ia pun membalas senyumku.

Entah mengapa, hatiku meleleh ketika ia tersenyum padaku. Rasa kesal padanya yang sebelumnya ku curahkan padanya, luntur sudah. Ia bukan laki-laki jahat sepertinya.

Keesokan paginya, aku merasakan tak enak di sekujur tubuhku. Ketika aku membuka mataku, pandanganku sangat buram. Aku juga merasakan kepalaku sangat pusing, dan tenggorokan serta bibirku sangatlah kering. Ku lihat jam yang tergantung di atas TV yang terdapat di kamarku. Masih jam 03.25 pagi. Belum ada yang bangun pasti. Percuma jika aku berteriak minta di ambilkan minum juga tidak akan ada yang datang. Aku pun bangun dari tempat tidurku dan memutuskan untuk mengambil minum sendiri. Selama berjalan menuju dapur, aku berjalan sempoyongan. Aku merasa pandanganku sangatlah buram, dan kepalaku sangat pusing. Ketika aku sampai di dapur dan hendak membuka kulkas untuk mengambil air minum, tiba-tiba pandanganku gelap dan aku pun tak sadarkan diri.

Ketika ku membuka mataku kembali, aku melihat kesekelilingku. Aku merasa ini bukan kamarku. Dan aku juga menemukan lap dingin di tempelkan di kepalaku.

“Kau sudah sadar Taemin,” suara berat yang sepertinya sudah pernah ku dengar sebelumnya tiba-tiba muncul di barengi dengan kedatangan Minho dari luar kamar sambil membawa sebaskom berisi penuh es.

“Dimana aku?” tanyaku sambil memijat mijat kepalaku untuk mengurangi sedikit rasa pusingnya.

“Kau di kamarku,” ucapnya singkat sambil mendorong tubuhku untuk kembali berbaring dan menempelkan lap dingin itu kembali di kepalaku. “Aku tadi melihatmu berjalan sempoyongan di dapur. Kemudian aku melihatmu sudah seperti mau pingsan jadi ku putuskan untuk menghampirimu dan kau pun pingsan,” jelasnya sambil mengaduk-aduk teh hangat kemudian memberikan teh hangat itu padaku ketika ia menyelesaikan kata-katanya. “Minum teh ini, mungkin akan membantu.”

“Terima kasih Minho… hyung,” aku tersenyum padanya. Ia membalas senyumku. Senyumnya sangat manis dan tulus.

“Sudah kubilang, panggil saja aku Minho. Tidak perlu pakai hyung-hyungan”

“Tidak bisa, aku lebih muda 2 tahun dari mu. Terlihat sangat tidak sopan jika aku hanya memanggil mu dengan nama,” aku tersenyum.

“Terserah kau sajalah,” ia juga tersenyum padaku. “Istirahatlah Taemin, atau penyakitmu akan bertambah parah” Ia lalu berjalan menuju kursi yang berada di sebelah lemari dan mengambil buku yang tergeletak di kursi tersebut kemudian membacanya. Kalo di perhatikan, Minho itu sangatlah tampan. Apalagi dengan kacamata yang ia pakai ketika membaca itu. Matanya yang besar, hidungnya yang mancung, serta senyumnya yang sangat manis mungkin akan membuat wanita tergila-gila dan jatuh cinta padanya. Jika aku wanita mungkin aku juga akan jatuh cinta pada pandangan pertama, pikirku sambil senyum senyum sendiri. Eh? Kenapa aku senyum senyum sendiri?

Aku lalu mengalihkan pandanganku ke arah Minho hyung yang sedang membaca buku. Aduh dia terlihat sangat berkarisma saat membaca buku seperti itu. Tapi… coba lihat apa buku yang sedang ia baca! Astaga itu buku tentang kedokteran! Apakah ia mahasiswa kuliahan fakultas kedokteran?

****

©2010 SF3SI, Freelance Author.

This post/FF has written by SF3SI Author, and has claim by our signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

22 thoughts on “My Choice 1 of 2”

  1. hwaa… story of 2min kah ??
    aduhh…. rada gx enak klo critanya kayak gini .. tetep ad cwenya ya ..
    heheh,…. biasa … masih mau normal *pletak!!*

  2. Ehhh Taem kalp pingin cewek yang cinta kamu, disini ada banyak, tinggal pilih!
    N you’re so hamdsome, kok~
    Menurutku males sekolah bngt tapi pinter tuh masuk akal, kok, contohnya aku! *getshot*
    Aku males banget kalo bagian sekolah habis sekolahku itu pagiiiii banget (buat aku, padahal sekolah lain bnyk yang jauuuuh lebih pagi. Anak tidak tau diuntung(aku), sudah masuk jam 7.30 masih tidak bersyukur! Aku: Hey~ anak SMP n SMA aja masuk jam 7.45!)
    Ngomong ngomong ini 2min yaaaa? Kalo iya aku harus buru2 kabur, karena saya ini masih terlalu bersih dan innocent untuk BL… (Tapi nyatanya rajin juga baca BL)

  3. Ohh ff tentang 2min toh..
    Ga kebayang kalo si manis minnie marah2 gitu ><!
    Tapi ini bukan yaoi kan? *iyalah, kan ada cewenya
    Ah~ lucunya kalo 2min dijadiin kaka-adek gitu

    Ditunggu lanjutannya yaa^^

  4. Annyeong..
    Ini ff yaoi ap bkn? Tpi lo dpasangkn k taemin, minho emg g ad duany. Jd kalo cm ank angkat, g mslah kn lo mrka brsatu

  5. .Hhahaha,,
    bner tuh kta tmen2nya.
    taemin mnrtku jg aneh,,exp. taemin beponi jamur.
    tp jmurnya bkin taemin smaaakin imut.
    .eh,,yaoi apaan ya??
    mklum kaga bisa basa korea…

  6. .Kyaaaaa~
    trnyata yaoi itu BL, BL itu……-tdk usah djlaskan,,ak udah cari di gugel pnjlasannya udah pnjang X lebar = luas,,anggep aja ak ga tnya ttg yaoi.
    Xixixixixx.
    Thx,,-

  7. Halo, saya Apin, yang nulis ff ini 😀

    makasih banyak ya yang udah komen semua 😀
    aduh seneng banget nih banyak yang suka XD *plak, pede bat lu pin*
    makasih udah baca, komen, dan suka 😀
    oke oke pasti bakal cepet di update kok 😀
    sekali lagi makasih~~ XD

Give Me Oxygen