ROMANTIC ANNOYING – Part 7 (END)

ROMANTIC ANNOYING

Part 7 (END)

author : ria QR

Main cast :

–          Kang Hye Rin (imaginative character)

–          Choi Minho SHINee

Support cast : Kim Jonghyun, other SHINee’s member, Kim Hyuna.

lenght : sequel, 7 part-END

Genre  : romance, friend ship

Rating : PG-15

“Itulah tadi… lagu HELLO! dari boyband cute, SHINEE!” kata MC Kang Hodong membuat Taemin nyekletuk. “Kami tidak cute. kami manly.” dan seisis studio pun tertawa mendengar kepolosan maknae.

“Baiklah… kalian begitu sibuk. Tentu saja masing-masing punya ponsel kan? boleh diperlihatkan dong kepada shawol… setuju engga shawol?” tanya Kang Hodong lagi membuat seisis tudio riuh. SHINee, yang tidak diberitahu sbeelumnya soal sweeping ponsel mendadak Kang Hodong ini melongo bersamaan.

“Oke… dimulai dari… leader!” kata Kang Hodong dan Onew pun dengan pasrah mengeluarkan ponselnya. Blackberry bold 9700 a.k.a BB ONYX (author ngarang ;P).

“Pertama-tama… mari kita lihat wallpapernya! Ayo Onew, buka kunci teleponmu dulu,” kata Hodong diikuti koor suara sesisi studio.

Kang Hodong spontan tertawa begitu melihat wallpaper ponsel Onew. “AYAM GORENG???”

Seisi studio pun tertawa. ada pula yang berteriak girang.

“Wah… kau benar-benar pencinta ayam,” kata Hodong lalu melanjutkan ke korban berikutnya. Key.

Key ternyata memasang wallpaper foto diirinya dan neneknya di blackberry bold 9000 miliknya membuat sesisi studio tersentuh dengan almighty key kita ini.

Selanjutnya, Jonghyun. Jionghyun memasang wallpaper dengan foto dirinya backless saat photoshoot album lucifer. semua orang pun geleng-geleng kepala melihat jongie.

Selanjutnya, Taemin. “Aku lupa membawa ponselku,” kata Taemin diikuti suara “yaahh…” dari seissi studio.

Terakhir, Minho. Key langsung nyeletuk, “Hodong ahjusshi, Kuberitahu padamu, Minho tidak pernah mengunci ponselnya.”

“Wae?”

“Dia pikir ponsel itu adalah tangannya apa. dia selalu berfikir ponselnya akan selalu melengket pada tubuhnya jadi tidak perlu memasang kunci teelpon,” sambung Jonghyun.

“Kalau begitu, perlihatkan pada kami Minho,” kata Hodong dengan evil smirknya (?)

Minho menggeleng. “Tidak… tidak… ponselku low battery,” kata Minho sambil menunjukkan ponselnya yang sama dengan milik Onew kedepan kamera.

“Yaahh…” kata Hodong diikuti suara “huu” se-studio.

***

“Akhirnya… ada lagi waktu kosong,” kata Onew sambil membuat gerakan senam kecil-kecilan.

“Lusa ada pemotretan maypole fan sign hyung,” kata Key mengingatkan membuat angan-angan Onew tentang liburan kandas ditengah jalan.

“Setidaknya kita tidak sesibuk waktu promo lucifer dan hello,” kata Jonghyun kemudian melirik dua orang disebelahnya, taemin dan Minho. “Gunakan waktu yang ada untuk menyelesaikan tugas sekolah.”

“NE,” jawab Taemin dan Minho yang tahu bahwa merekalah yang dimaksud dengan kalimat barusan.

***

Sabtu.

Hyuna sudah siap. Sekarang Hyuna tengah mematut diri didepan kaca. Memutar-mutar tubuh lalu berhenti. Memperhatikan pantulan wajahnya kemudian duduk lagi. Selanjutnya berdiri lagi dan melanjutkan hal yang sama.

Ada apa dengan sabtu? Selain kuliah libur tentunya. Apa yang istimewa?

Bagi sebagian orang, mungkin hari ini hari yang biasa saja. Hari libur seperti kebanyakan dan waktu beristirahat. tidak bagi Hyuna. Hari ini, Sore ini, Hyuna akan tahu bagaimana kelanjutan hubungannya dengan Minho.

Keduanya telah menentukan tempat dan waktu bertemunya mereka. Sebuah cafe romantis dan waktunya pukul 6 sore. Sekarang sudah jam 5 sore dan Hyuna sudah bersiap-siap. Agak cepat memang. Tapi bayangkanlah jika kau berada diposisi Hyuna sekarang. Apa yang akan kau rasakan bila akan bertemu dengan seorang minho SHINee? bertemu saja sudah bikin jantung mencelos, apalagi jika kau mungkin saja akan menjadi kekasihnya? Hyuna sudah berdebar setengah mati sejak semalam menunggu datangnya hari ini. Hyuna sudah mempersiapkan segala sesuatunya demi hari ini. Hyuna sudah mempersiapkan dandanan, perlengkapan, dan mental. ya mental.

Hyuna mematut dirinya sekali lagi didepan cermin. Hyuna selalu merasa ada bagian di dirinya yang tidak sesuai. padahal, jujur saja, Hyuna sangat cantik dengan balutan dress manis sederhana berwarna biru muda dan rambut tergerai. Setelah merasa cukup dengan penampilannya, Hyuna memasukkan semua yang diperlukannya kedalam tas. Parfum, saputangan, dompet dan… sekotak tissue.

Sekotak tissue jika  jawaban Minho akan membuatnya menangis.

***

Hyerin memikirkan obrolan antara Hyuna dan Minho kemarin dulu. keduanya akan kencan di cafe jam 6 sore ini. Hyerin tidak habis pikir kenapa dia bisa memikirkan hal itu. Hyerin juga lebih tidak habis pikir. Sekarang ia sudah bersiap-siap dengan memakai celana panjang hitam, baju hitam, jaket hitam, kacamata hitam, dan topi. dan apa ini? Teropong?? Untuk apa???

Hyerin menarik ujung rambutnya frustasi. “YA BUAT NGINTILIN MEREKA, BABO,” kata hyerin pada dirinya sendiri.

***

Jadi… ini… cafe-nya, hmm… kata Hyerin pada dirinya sendiri. Hyerin sekarang berada di balik bangku halte bus sambil meneropong kedalam cafe. Untungnya cafe ini bisa tampak dari luar karena dindingnya full kaca. Hyerin bisa melihat yeoja cantik memakai terusan biru muda dengan rambut lepas terurai. Hyuna.

“Yeppeoda,” gumam Hyerin. “Sial. Minho pasti melek liat Hyuna pake baju gitu.”

Hyuna yang tampak cantik itu terlebih dahulu datang lalu tidak memesan apa-apa ketika pelayan datang. Hyuna tampak mengeluarkan handphonenya lalu memencet-mencetnya.

“Pasti nelpon Minho,” gumam Hyerin lagi. Tak lama kemudian datanglah seorang namja bertopi hitam, berkacamata hitam, dan memakai mantel coklat. Sensor Hyerin mengatakan bahwa itu adalah Minho.

Benar saja, Namja itu sekarang duduk didepan Hyuna.

***

“Yeppeoda,” gumam Minho begitu melihat Hyuna duduk di pojokan sambil memainkan ponsel.

Minho menggelengkan kepala lalu menarik kursi didepan Hyuna. Hyuna yang melihat seorang namja bermantel itu duduk dihadapannya langsung mengerti. namja ini minho.

“Annyeong,” sapa Hyuna membuat Minho membalas. “Annyeong.”

“Kau cantik sekali hari ini,” kata Minho membuat Hyuna memegang pipinya yang menghangat. Minho tidak gombal, Minho mengatakan hal yang sebenarnya. Hyuna terlalu cantik.

“Gomawo oppa. Ini semua demi kau,” kata Hyuna sambil menunduk.

Hening. Hyuna tidak tahu apa yang mau ia bicarakan. Tujuannya hanya satu, keputusan Minho. tapi kenapa Minho tidak berkata apa-apa?

“Oppa, kemarin malam aku menontonmu di Strong Heart,” kata Hyuna memecah keheningan. Basa-basi sedikit mungkin lebih baik.

“Jinca? Aku terlihat tampan tidak?” tanya Minho membuat keduanya tertawa.

“Waktu itu oppadeul disuruh menunjukkan ponsel masing-maisng kan? hanya minho oppa yang tidak memperlihatkan.”

“Low battery kok,” jawab Minho.

“Boleh kulihat?”

“Tidak,”jawab Minho membuat Hyuna mendengus kesal. Minho merogoh saku celananya lalu menggoyang-goyangkannya di hadapan Hyuna. Hyuna hampir merebut ponsel itu tapi Minho lebih gesit.

“Kau bilang hanya ingin lihat kan? Tadi itu kan kau sudah meihat ponselku,” kata minho sambil tertawa tapi Hyuna memasang tampang kesal.

Sementara itu ada seorang yeoja yang sibuk me-roll teropongnya.

***

Mereka tertawa! Ah, apa sih yang mereka perbincangkan? Tadi diam-diaman sekarang saling bercanda. Semuanya terlihat tapi mana bisa dengar suaranya! batin Hyerin.

Aku harus… mendekat.

***

Sudah terlalu lama Hyuna meladeni candaan Minho. Hyuna sudah tidak sabar dengan keputusan Minho. Hyuna harus menanyakannya. Sekarang juga.

“Oppa,” panggil Hyuna. “Hari ini adalah harinya.”

“Harinya apa?” tanya Minho tampak tidak tahu. Tapi bagi Hyuna seperti pura-pura tidak tahu.

“Ten-“

“Ah. Aku ke toilet dulu. Dari tadi aku mau buang air,” kata Minho lalu meninggalkan Hyuna menuju toilet.

Hyuna mengangguk tapi dalam hati berkata “Menghindar rupanya…”

Tapi itu tidak berlangsung lama. sebab Hyuna mendapati ponsel Minho dikursinya. Mungkin tidak sengaja keluar dari saku. Biasanyanya kan kalo kita memakai celana jins ketat, ponsel mudah keluar dari saku ketika duduk.

Tanpa ragu, Hyuna mengambil ponsel itu.

***

“Hyuna sedang apa? itu… ponselnya Minho kan? Andwae! Sekarang Hyuna bisa memakai ponsel Minho?! padahal… padahal… di Strong heart kemarin ponsel Minho belum dipublikasikan!” rutuk Hyerin sendiri.

“Aku harus lebih dekat!”

***

Ponsel Minho ternyata benar-benar tidak terkunci. apa yang dikatakan Key di Strong Heart kemarin ternyata benar. Minho malas mengunci ponselnya. alasannya Minho selalu berpikir ponselnya akan terus ada pada tubuhnya.

Baru saja Hyuna membuka pengunci tombol ponsel, Seketika Hyuna meletakkan ponsel Minho di meja. Hyuna membekap mulutnya. Matanya berair. Apa yang ditakutkan Hyuna selama ini ternyata benar. Padahal Hyuna sudah berusaha menjauhkan pikiran itu dari otaknya.

Hyuna menyentuh dadanya sambil berusaha mengatur nafasnya. satu tangannya yang lain sibuk menyentuh ujung matanya yang berair. Oh tuhan… tidak… kenapa nafasku sesak sekali… batin Hyuna. Rasanya sungguh… benar-benar sakit… dihati. Dan… Oh… Jangan… jangan menangis Kim Hyuna… Jangan… setidaknya jangan disini… jangan sekarang…

“Kau harus kuat Hyuna. Seharusnya kau sadar dari dulu,” gumam Hyuna lalu melirik ponsel Minho sekali lagi. “Seharusnya kencan ini tidak usah ada. Seharusnya hari-hari kemarin tidak usah ada. Seharusnya… seharusnya… kau tidak perlu tau apa keputusan Minho, Hyuna…” gumam Hyuna lagi pada dirinya sendiri.

Hyuna menghela nafas lalu menghembuskannya pelan sebanyak tiga kali. Setelah merasa cukup kuat, Hyuna kembali pada posisi semula seperti saat Minho meninggalkannya ke toilet. Duduk anggun, tanpa tangisan, dan (seolah-olah) tanpa… sakit.

***

DUAK!

Minho meninju tembok toilet yang ada disampingnya. Ia tahu hari ini hari Sabtu, hari dimana ia akan memberitahu hyuna tentang keputusannya. Minho tahu itu dan Minho juga memikirkannya. Hari-hari berjalan terlalu cepat dan Minho tidak siap. Minho terlalu bimbang untuk menentukan pilihan. Hyuna terlalu baik, terlalu manis, terlalu perhatian… kau tahu, semua yang diinginkan pria manapun ada pada Hyuna. Tak ada alasan bagi Minho menolak Hyuna. Tapi… kenapa?? kenapa ada yang mengganjal? kenapa Minho sangat susah mengatakan “na do saranghae” untuk Hyuna? kenapa??

“apa kutolak saja Hyuna dengan alasan SM tidak menginjinkannya memiliki pacar? tapi… bagaimana nanti perasaan Hyuna? dia akan hancur!” batin Minho lagi. “Lagi… lagipula… aku sudah mulai menyukainya…”

Minho tidak pernah dihadapkan dengan situasi seperti ini sebelumnya. “apa yang dilakukan orang-orang dalam situasi begini?? ARGH.”

“Apa yang membuatku bimbang begini?!”

***

Hyerin membatu dengan apa yang dilihatnya barusan. Hyuna menangis? kenapa? Lalu kenapa Hyuna mengangis setelah melihat ponsel Minho? ada apa?

Hyuna tampak sangat sakit. Hyuna terus menahan tangannya didada sambil menyetuh ujung matanya berkali-kali. Hyerin sungguh tidak tahan melihatnya. Hyuna adalah sahabatnya. Hyerin telah menganggap Hyuna sebagai saudara. Walaupun belakangan ini mereka tidak berbicara tapi Hyerin tidak begitu saja melupakan Hyuna.

“Hyuna… kumohon jangan menangis,” kata Hyerin yang tanpa disadari melangkah menuju kaca luar, tepat disamping tempat duduk Hyuna.

***

Minho datang beberapa saat kemudian sedangkan Hyuna berakting seolah tidak ada apa-apa.

“Oppa, sudah selesai?” tanya Hyuna sambil tersenyum. Minho mengangguk lalu duduk dengan canggung dihadapan Hyuna. Minho akan memutuskannya. ya, malam ini. sekarang.

“Hyuna.”

“Minho-sshi.”

Keduanya berbicara bersamaan.  Hyuna tersenyum tapi tidak dengan Minho. Minho menangkap sesuatu yang aneh tadi.

“Minho-sshi?” tanya Minho.

Hyuna menarik nafas panjang lalu mengehmbuskannya pelan. Minho cepat sekali menangkap kegelisahan Hyuna.

“Ah… aku hanya keceplosan,” kata Hyuna berbohong. “Oppa… ini sudah jam 7 malam. aku telat makan malam bersama di keluargaku. Ayo pulang.”

Minho membulatkan mata. “Mwo? Kita kan janjinya memang akan makan malam bersama disini. Lagipula… lagipula aku kan belum memberitahumu soal keputusanku?”

Lagi-lagi Hyuna menghela nafas panjang. “Tidak perlu oppa. Tidak perlu. Seharusnya memang aku  tidak usah menunggu keputusanmu. Bahkan seminggu ini seharusnya tidak ada.”

Minho menaikkan satu alis. “Aku tidak mengerti, Kim Hyuna.”

“Daripada itu oppa tidak ada acara lain?” tanya Hyuna membuat Minho makin heran.

“Acara lain? aku tidak mengerti. jelasklan padaku Kim Hyuna!”

Hyuna menghela nafas lagi. Kali ini sambil menutup mata. Hyuna mengacungkan handphone Minho tepat didepan wajahnya. Minho melihatnya makin makin heran.

“Oppa tidak ada acara dengan yeoja ini malam ini?” tanya Hyuna sambil membuka pengunci tombol ponsel Minho. dan tampaklah foto seorang yeoja sedang tertidur pulas sebagai wallpaper ponsel minho. Minho hampir berhenti bernafas.

“Sudah berapa lama aku memakai wallpaper ini?” gumam Minho pada dirinya sendiri tapi terdengar jelas oleh Hyuna.

“Oppa…” kata Hyuna sedikit bergetar. “Kau tidak perlu repot-repot menjawab pertanyaanku dan berhentilah membohongi dirimu sendiri! kau mencintai Hyerin kan?? hah, tidak. kau sangat sangat mencintai Hyerin dengan sepenuh hatimu!”

Perkataan Hyuna barusan seperti serangan listrik seribu volt bagi Minho. Aku… mencintai… Hyerin?

“Aku sudah lama menangkap gelagat ini oppa… sejak Hyerin dekat dengan Jonghyun kau jelas tampak cemburu. Bukan cemburu karena temanmu direbut, tapi cemburu dalam arti sebenarnya. kau cemburu sebagai lelaki pada wanita. cemburu karena ada yang mendekati Hyerin,” jelas Hyuna dengan panjang lebar.

Hening tiba-tiba. Minho masih sibuk dengan pikirannya tentang apakah benar ia mencintai hyerin? sedangkan Hyuna, sedang setengah mati menahan rasa sakit dan tangisannya.

“Oppa… Kajja, tidak ada waktu. Kau ada perlu kan?” kata Hyuna membuat Minho menatapnya tidak percaya lalu tersenyum.

“Jeongmal gomawo Hyuna. Jeongmal gomawo… kau akan selalu menjadi sahabat terbaikku,” kata Minho lalu mendekatkan wajahnya kearah Hyuna. Hyuna menutupkan mata. Dengan lembut, bibir Minho menyentuh bibir Hyuna. Hyuna berusaha merasakannya. walau hanya sebentar, tolong, Hyuna tidak ingin ciuman ini cepat berlalu. Hyuna mentikkan airmata sehingga Minho bisa merasakan kesedihan yang amat luar biasa pada gadis itu.

“Annyeong,” kata Minho lalu membetulkan jaketnya. Hyuna bahkan tidak tahu kalau ciuman tadi telah berakhir.

Baru saja Minho akan keluar dan Hyuna membalas ucapan Minho, keduanya kompak mendapati sosok yang sedang berdiri tepat disamping mereka. Hanya dibatasi kaca cafe, saat ini, Hyerin tengah berdiri menyaksikan semuanya.

***

Hyerin berusaha untuk tidak menangis. tidak. ia tidak boleh menangis. hanya gadis cengeng yang menangis dan Hyerin bukanlah gadis yang cengeng. tapi kenapa??? Tuhan, kenapa?? kenapa rasanya sakit sekali melihat keduanya saling berciuman sambil menutup mata?? dan sial! airmata Hyerin sudah berjatuhan dengan derasnya tanpa disadari.

Dan lihatlah disana, Hyuna dan Minho mendapatinya dalam keadaan begini. Dengan pakaian ala stalker (penguntit) lengkap dengan teropong bergantung dileher, menangis pula. lengkap sudah. Hyuna pasti sudah memenangkan hati Minho dan Minho pasti sudah menertawakannya.

Minho tampak berlari keluar dari cafe. tampak… menuju ketempat Hyerin. Hyerin pun berlari berusha agar tidak didapat Minho.

Hyerin berlari tak tentu arah. terserah. kemana saja. asal sakit hati ini bisa hilang, ke ujung dunia pun Hyerin mau berlari.

***

Minho berlari begtiu Hyerin berlari. Tidak… Hyerin bisa saja salah paham. Hyerin bisa saja mengira minho benar-benar menyukai Hyuna. Lalu kenapa Hyerin ada disitu? Apa dia mengikutiku? batin Minho.

Minho berhenti berlari. Gadis itu… Kang Hyerin sangat lincah dan Minho kehilangan jejak. tanpa disadari Minho sudah berada didepan parkiran Konkuk University.

Entah apa dan siapa yang menggerakkan, hati Minho menyuruh Minho menuju taman.

***

Benar saja, Hyerin disana, tepat ditengah-tengah taman, tempat yang selalu didatangi Hyerin.

“Hyerin…” panggil Minho membuat Hyerin bersiap berlari lagi sebelum Minho menahan lengan gadis itu. “DENGARKAN AKU!”

“LEPASKAN!” balas Hyerin tidak kalah keras.

Minho menarik Hyerin. dengan satu kali tarikan, Minho langsung memeluk tubuh Hyerin. Walaupun gadis itu tetap meronta-ronta, percuma saja. Minho terlalu kuat untuknya.

“Katakan kau mencintaiku,” kata Minho membuat Hyerin menghentikan aktifitas meronta-rontanya. “Katakan kau mencintaiku!”

Apa Hyerin tidak salah dengar? Minho… menyuruhnya mengatakan bahwa ia mencintainya? HAH? Setelah apa yang dilihatnya tadi? Setelah berciuman dengan Hyuna? Minho… kau rendah sekali! batin Hyerin.

“Terserah kau mengira aku bagaimana,” kata Minho seolah tahu apa yang dipikirkan Hyerin. “Kuberitahu padamu, apa yang kau lihat tadi itu salah paham!”

“SALAH PAHAM? CUKUP, CHOI MINHO! AKU TIDAK MENYUKAIMU, AKU TIDAK MENCINTAIMU! PUAS?”

Minho melepas pelukannya lalu menatap Hyerin dalam. “Tatap mataku dan ulangi kalimat itu lagi!”

Hyerin tidak menjawab. gadis itu diam ditempat. Minho tersenyum.

“Tidak bisa menjawab? kalau begitu jawablah ini… kenapa kau mengikutiku? kenapa kau ada disini? kenapa kau berlari? dan kenapa kau MENANGIS?? katakan padaku apa ada alasan lain selain karena kau mencintaiku!”

lagi-lagi Hyerin tidak menjawab. yeoja itu malah menangis dan Minho kembali menariknya dalam pelukan.

“Katakan padaku Kang Hyerin… katakan padaku alasan lain selain kau mencintaiku…” kata Minho.

Mendadak Hyerin melepas pelukan Minho. Sekarang, Minho melihat gadis itu menatapnya dalam lalu berteriak dengan suara tingginya yang khas. “AKU MENCINTAIMU CHOI MINHO! Itu alasanku, puas???”

Minho tersenyum kemudian menarik Hyerin lagi dalam pelukannya. lalu… mendaratkan ciumannya pada Hyerin.Wanita yang benar-benar dicintainya.

“Na do sarangahe, Kang Hyerin…” kata Minho. “Aku menyukaimu. Aku suka pertengkaran kecil kita setiap hari. Aku suka suara jelekmu. Aku suka dengan semua gangguanmu. Aku suka semuanya.”

***

“Hahahahahahaha,” tawa Key membuat Jonghyun, Taemin, dan onew yang masih di make up untuk pemotretan majalah beralih pada sang umma.

“SUDAH KUDUGA! ternyata!” kata Key lagi membuat jonghyun, taemin dan Onew mencampakkan (?) make up artist dan hair stylistnya lalu merapat ke Key. Key tampak mengacak-acak ponsel Minho.

“HYERIN?” kata Taemin, Jonghyun dan Onew bersamaan saat melihat wallpaper Minho.

“Jadi…” gumam Jonghyun.

“Minho dan Hyerin…” sambung Onew

“Benar-benar berpacaran?” sambung Taemin.

Kompak ketiganya melirik Minho yang sedang take photo duluan. kemudian tertawa geje. Minho melirik sinis keempatnya dengan ujung matanya karena ia harus fokus dengan kamera.

JEPRET!

Wajah cerah Minho terpampang dalam poster Maypole.

***

“Kau masih menyimpan foto Jonghyun hyung?” tanya Minho sambil mengacungkan foto Jonghyun di album Hello yang Minho mintakan tanda tangan dari Jonghyun.

“Oppa! kau menggeledah dompetku ya!” seru Hyerin tidak terima.

“Wajar saja! Lalu jelaskan ini!”

Bukannya Hyerin membalas Minho tapi malah tersenyum. “Aku menyimpannya karena aku blingers, bukan flames!”

“Mwo??” kata Minho sambil memanyunkan bibir.

Hyerin tertawa. “Benar. Aku memang Blingers tapi alasanku menyimpan foto itu karena itu pemberianmu yang paling pertama untukku.”

FIN

A.N : HALO! INI RIA! Hueee…. AKHIRNYA SELESAI! *tabur bunga* *joget hello* *dilempar bom* eh stop. bagaimana pembaca setia? baguskah? jelekkah? ya komen dong #plak. ada yang engga setuju hyerin jadi sama minho? tenang. authornya juga engga rela. author kan flames sejati T_T. ceritanya kecepatankah? gimana ya… ini udah dimodif gimana caranya biar engga kecepatan tapi selesai juga. biar engga bosan. ending engga romantis? komen lagi dong #tamparbolakbalik. FYI, ini aku lagi sakit pas buatnya ;( langsung dikirim pas selesai juga. BAIK! sampai jumpa di FF saya selanjutnya~ *bungkuk bareng SMTOWN*

©2010 SF3SI, Freelance Author.

This post/FF has written by SF3SI Author, and has claim by our signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

• Open FAQ page for ask something.
• Open GUESTBOOK for new reader
• Open Join Us page to know how to send your FF
• Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
• For new reader, please join page Talk Talk Talk
• Open page LIBRARY if you miss some FF