Something More : Don’t Worry – Part 1

Something More : Don’t Worry (Part 1)

Author              : Chanchan a.k.a Chandra Shinoda (@chandrashinoda)

Main Cast        : Kim Kibum (Key), Kim Jonghyun, Kim Hyora

Support Cast    : Other SHINee member, Lee Soon Hee

Genre               : Family, Friendship, Life, Romance

Length              : Sequel

Rating               : PG-15/NC 17+

Disclaimer        : I don’t own all SHINee members. They’re God’s. They belong to themselves and SMent. I’m just the owner of the story.

 

Annyeong, readers! Kali ini aku datang dengan FF NC-ku yang pertama. Maunya NC, sih. Tapi kayaknya Gatot alias gagal total. (TT^TT)

Oh, well.., mungkin di part ini kalian belum nemuin jalan cerita dari FF ini. Ini memang rencanaku, karena adegan di part akan berhubungan dengan cerita da part 5 atau 6 *maybe*.. *plakkkk*

Eitz.. yang merasa belum 17, mending balik deh.. jangan nekat baca ini, yah kalau maksa ntar jangan ngambek, ya.. karena part akhir akan diprotect.. ^^

Ok, happy reading, Chingu… ^^

 

***

 

Hyora POV

Aku terbangun dari tidurku. Aku melirik jam tanganku. Pukul 05.44 pm. Astaga, sudah berapa lama aku tertidur? Aku masih berada di sekolah pula? Batinku heran. Aku segera merapikan buku pelajaranku dan beranjak keluar ruang kelas. Masih ada beberapa penghuni sekolah yang setia berada di sini. Jujur, sebenarnya aku sendiri masih enggan untuk pulang. Jonghyun Oppa pasti sibuk dengan persiapan ujian kuliahnya. Dia tak akan punya waktu untuk menemaniku.

Kualihkan pandanganku ke utara. Ada satu tempat yang menarik perhatianku, perpustakaan. Perlahan kulangkahkan kakiku ke ruang perpustakaan yang terlihat sepi. “Annyeong haseyo!” sapaku pelan ketika sampai di pintu masuk.

Annyeong!” sebuah suara berat membalas sapaanku dari balik meja karyawan.

“Ehm, Leeteuk Seonsaengnim, bolehkah aku membaca buku di sini?” tanyaku sesopan mungkin.

“Oh, ne,” jawabnya sambil tersenyum. “Tentu saja, perpustakaan baru akan tutup dua jam lagi.”

“Ne.” aku membungkuk hormat lalu meninggalkan Leeteuk seonsaengnim.

Aku mulai menjelajahi seluruh isi ruang perpustakaan. Aku mengorek-ngorek hampir semua buku yang ada di sana hingga kutemukan satu buku yang sangat kurindukan. Snow White, itulah judul buku itu. Buku yang berisi dongeng klasik tetang seorang putri dan tujuh kurcaci. Dongeng itu, dongeng yang sering dibacakan Jonghyun oppa saat aku kecil dulu.

Aku duduk di sudut ruangan dekat jendela. Kilasan-kilasan sinar mentari senja menembus jendela di depanku. Terasa cerah dan hangat.

Chagiya!” sebuah sumber suara mengagetkanku.

Aku menoleh. “Key Oppa, kau mengagetkanku!”

“Hahahaha,” Key Oppa tertawa kecil. “Habis, kebetulan sekali kau ada di sini, Chagy. Kau ketiduran di kelas lagi, ya?”

Ne,” jawabku dengan setengah malas. “Tapi, kenapa Oppa bisa tahu?”

“Itu, terlihat jelas dari rambutmu yang acak-acakan.” Key Oppa menunjuk kepalaku sambil geleng-geleng kepala.

Aku mengkerucutkan bibirku. “Dasar menyebalkan!”

“Kibum-ssi! Hyora-ssi!” sebuah suara mengagetkanku dan Key Oppa.

Aku melirik ke arah sumber suara. Suara itu milik Leeteuk Seonsaengnim yang berdiri tak jauh dari posisiku dan Key Oppa.

Ne, waeyo, Leeteuk Seonsaengnim?” aku menanggapi panggilannya.

“Aku harus pergi sekarang, barusan aku mendapat kabar kalau istriku akan melahirkan. Kalian teruskan saja kegiatan kalian di sini, biar penjaga sekolah yang akan mengurus waktu tutup perpustakaan!” ucapnya tersenyum dan terdengar sangat bersemangat.

Jinccayo?!” teriakku dan Key Oppa bersamaan. “Omo! Chukkae, Seonsaengnim!”

Gomawo, Kibum-ssi, Hyora-ssi. Ya sudah, aku pergi dulu!” seru Leeteuk Seonsaengnim lalu berlari meninggalkan ruang perpustakaan.

***

Author POV

“Huh, Leeteuk Seonsaengnim membuatku iri saja!” ucap Kibum tiba-tiba.

Mwo?!” Hyora terperanjat. “Wae?”

Anni!” Kibum mengelak dengan cepat sebelum Hyora bertanya lebih jauh.

Hyora mendecakkan lidah. Ia membalikkan badan dan menghadap ke jendela. “Mentari senja yang indah,” gumamnya.

“Tentu saja,” ucap Kibum sambil melingkarkan kedua lengannya di leher dan pinggang Hyora.

Ya! Key Oppa, apa yang lakukan? Ini kan di perpustakaan?!” Hyora kaget dengan perlakukan Kibum yang dia rasa terlalu mendadak.

“Biarkan begini sebentar, bogoshipo.” Kibum berbisik lembut di telinga Hyora.

Hyora tersenyum geli. “Ya! Kita kan baru tiga hari tidak bertemu karena aku ikut olimpiade.”

“Bagiku itu sudah seperti bertahun-tahun.” Kibum semakin mengeratkan pelukannya.

Hyora terdiam. Saat-saat seperti ini selalu membuatnya sport jantung. Padahal dirinya dan Kibum sudah hampir setahun berpacaran. Namun entah kenapa perasaan ini tetap muncul. Pelukan ini membuatnya merasa hangat dan nyaman.

Saranghae, Hyora.” sekali lagi Kibum berbisik di telinga Hyora.

Nado, Oppa.”

Kibum melepaskan pelukannya. Hyora membalikkan badannya memberanikan diri menatap namjachingu-nya. Ia menelan ludah. Kedua manik hitam Kibum yang tengah menatapnya, entah mengapa begitu menghanyutkannya.

Jemari Kibum bergerak merapikan poni Hyora. Hyora memalingkan pandangannya menghindari tatapan Kibum. Detak jantungnya semakin sulit saja untuk dikendalikan.

Kibum mengernyitkan alisnya. “Chagy, kenapa kau menghindariku, Kumohon tataplah aku,”

Hyora semakin tertunduk. “Key oppa, a.. aku,”

Kibum menyentuh dagu Hyora. “Chagiya, jebal!”

Hyora menghela nafas sejenak. Dengan perlahan ia mengangkat kepalanya. Ia menatap dengan seksama wajah Kibum yang perlahan mendekat ke wajahnya.

Close your eyes, Chagy,” suara Kibum nyaris membuat seluruh bulu kuduk Hyora berdiri.

Hyora memejamkan matanya. Perlahan namun pasti ia dapat merasakan nafas namjachingu-nya itu menerpa wajahnya. Kakinya mendadak terasa lemas begitu bibir namjachingu-nya itu menyapu bibirnya.

Hyora POV

Perlahan namun pasti aku dapat merasakan nafas Key Oppa menenerpa wajahku. Mendadak kakiku terasa lemas saat bibirnya menyapu bibirku. Aku hanya diam dan tak bisa melakukan apapun. Ini pertama kalinya kami berciuman setelah setahun berpacaran.

Perlahan bibirnya bergerak membasahi bibirku dengan salivanya. Kedua tangannya memegang pipiku seakan ingin memperdalam ciuman kami. Akan tetapi aku masih belum dapat merespon apapun. Aku terlalu tegang untuk melakukan sebuah respon.

Key Oppa melepaskan ciumannya. Ia kembali menatapku. “Hyora, kenapa kau tak membalas ciumanku?” tanyanya pelan.

Oppa, a..aku bingung, yang tadi itu first kiss-ku, a..ku,” kata-kataku terpotong. Aku benar-benar bingung harus menjawab apa.

“Kau gugup?” tanya Key Oppa.

Ne,” jawabku pasrah.

Key oppa meraih jemariku. Ia memandang wajahku lekat-lekat. “Bukan hanya kau yang merasa gugup. Jujur, aku pun begitu,” Key Oppa meletakkan tanganku di dadanya. Tepat di bagian jantungnya. “Kau bisa merasakannya?”

Aku terdiam sejenak. samar-samar terasa detak jantung Key Oppa yang juga sama cepatnya dengan detak jangtungku. “Ne, Oppa,”

Key Oppa tersenyum. Jemarinya mengelus pipiku. Sekali lagi ia mendaratkan bibirnya di bibirku. Dengan agak ragu aku mengalungkan kedua tanganku di lehernya meskipun aku sama sekali belum membalas ciumannya.

Author POV

Kibum kembali membasahi bibir Hyora dengan salivanya. Lidahnya mengetuk-ngetuk celah bibir Hyora. Hyora sedikit membuka bibirnya seolah sengaja memberikan kesempatan pada Kibum untuk meneruskan aktivitasnya. Kibum pun tak melewatkan kesempatan ini. Ia memasukkan lidahnya dan mulai mengecap setiap inci rongga mulut Hyora. Bermain dengan kelembutan saliva Hyora yang mampu memanjakan lidahnya.

Hyora masih belum merespon apapun. Hampir seluruh tenaganya hilang karena perakukan Kibum. Ini terlalu lembut dan menghanyutkan. Ingin membuatnya merasakan sesuatu yang lebih.

Perlahan ciuman Kibum turun ke leher Hyora. Bibirnya menyusuri setiap inchi leher jenjang itu. Ia menciptakan beberapa kissmark. Sesekali ia menjilat dan menghisap bekas kissmark yang telah dibuatnya.

Tubuh Hyora menegang perlahan. Kibum berhasil melumpuhkan pertahanannya satu-persatu. “Oppa, su.. sudah,” Hyora merintih pelan.

Anni, ini hukuman karena kau telah membuatku menunggu!” ciuman Kibum berubah menjadi agresif dan semakin liar.

Kibum melepaskan ciumannya. Ia menatap Hyora. Wajah yeoja itu merah padam. Neomu yeppeo! Pikir Kibum. “Kau cantik sekali, Chagy,”

Hyora kembali menunduk.

Ya! Hyora, tatap aku! Atau hukumanmu aku tambah!” ucap Kibum tegas.

Hyora mengangkat kepalanya perlahan. Ia memberanikan diri menatap mata Kibum. Pandangan mata namja di hadapannya itu seperti mengandung aliran listrik jutaan watt yang membuat seluruh tubuhnya tersetrum dan melemah.

Kibum tersenyum penuh kemenangan. Ia mendaratkan kembali bibirnya di bibir Hyora. Menggigit lembut bibir mungil yeoja itu sambil tetap membasahinya dengan salivanya.

Perlahan bibir Kibum bergerak. Ia mengecup kilat pipi Hyora. Dan kini bibirnya mendarat di daun telinga Hyora. Dengan lembut ia menghembuskan nafasnya di liang telinga Hyora, memberikan sensasi yang luar biasa bagi yeoja itu, lalu ia mulai menjilatnya pelan, menggigitnya kecil, dan tak lupa mengulumnya.

“Mmhh, Oppa, sudah!” Hyora merintih, namun bagi Kibum itu lebih mirip suara desahan.

Kibum menghentikan aktifitasnya di telinga Hyora. Ia mendorong tubuh Hyora dan menghimpitnya ke dinding.

Oppa mau apa?” tanya Hyora yang mulai khawatir dengan perlakuan Kibum.

Kibum tak menjawab. Ia mendaratkan lagi bibirnya di bibir Hyora. Lidahnya leluasa bermain dengan rongga mulut Hyora sambil menikmati salivanya.

Hyora meremas kemeja Kibum. Tenaganya benar-benar terasa terkuras dengan kelakuan Kibum kali ini.

Kibum menangkap kedua tangan Hyora yang meremas kemejanya. Ia mencengkram kedua pergelangan tangan Hyora dengan tangan kanannya lalu menghimpitnya ke dinding. Sementara tangan kirinya mulai liar menyusup di balik pakaian Hyora.

Hyora tersentak dengan perlakuan Kibum. Ia mulai meronta. Namun walau bagaimanapun Kibum tetap memiliki tenaga yang lebih besar darinya.

Hyora meringis. Ketakutan mulai menjalari hatinya. “Key Oppa, kumohon hentikan! Jangan merenggut apa yang selama ini berusaha ku pertahankan!” lirihnya dengan suara bergetar.

Kibum menghentikan aktifitasnya. Ia melepaskan kedua tangan Hyora dari cengkramannya. Ia menatap yeojachingu-nya itu. Yeoja itu terdiam. Seluruh badannya bergetar, ketakutan.

“Hahahaha,” sejurus kemudian Kibum tertawa ringan.

“Kenapa kau malah tertawa, Oppa?” tanya Hyora yang masih bingung dengan apa yang sedang terjadi. “Kau menakutiku, Oppa,” ucapnya serak.

“Aku rasa hukumannya sudah cukup. Aku tak akan mengambil itu darimu sekarang, chagy. Aku akan memintanya ketika kita telah menikah nanti,” ucap Kibum sambil memicingkan sebelah matanya.

Hyora terdiam. Setetes air mata luruh di pipinya.

Kibum terdiam. Ia menatap Hyora heran. “Wae, Chagy?”

Hyora menggeleng. “Aku masih takut. Yang tadi itu seperti bukan dirimu, Oppa. Aku takut kau akan merenggutku dengan paksa lalu meninggalkanku begitu saja.”

Kibum menelan ludah. Ada sedikit penyesalan dalam hatinya. Ia menatap bekas kissmark yang ia ciptakan di leher Hyora. Bibir yeoja itu juga sedikit terluka karena gigitannya. Ini pertama kalinya bagi Hyora. Dan ia harus mengalaminya sampai sejauh ini dikali pertama ia melakukannya. Kibum seakan mengerti bagaimana yeoja itu melawan ketakutannya untuk menjalani hukumannya.

Kibum menarik lengan Hyora lalu membenamkan wajah yeoja itu di dadanya. Tangannya mengusap-usap lembut puncak kepala Hyora. “Ssssh, uljima! Mianhae, Hyora. Bukan maksudku membuatmu ketakutan seperti ini,”

“Kumohon jangan mengulanginya. Aku benar-benar takut.” isak Hyora pelan.

Kibum melepaskan pelukannya. Jemarinya bergerak menghapus tetes-tetes air mata yang masih mengalir dari pelupuk mata Hyora. “Ne, tak akan,” ucapnya kemudian mengecup lembut kedua kelopak mata Hyora dan mengecup kening serta bibirnya sekilas.

Hyora tersenyum, “Ya sudah. Kalau begitu ayo kita pulang. Ini sudah malam.”

Kibum merengkuh pundak Hyora. “Kajja, Chagy!”

***

Tok, tok, tok, Hyora mengetuk pintu rumahnya. “Annyeong, Jonghyun Oppa!”

Pintu terbuka. Sesosok namja menyambut Hyora. Dandanannya terlihat agak lusuh serta raut wajahnya terlihat letih. “Kenapa baru pulang?” tanyanya.

“Ehm, Jonghyun Oppa,” Hyora tersenyum kecut. Ia menelan ludah melihat tatapan mata Oppa-nya itu. “Ehm, aku habis dari perpustakaan, Oppa.” Jawabnya setenang mungkin. “Oppa sedang apa?”

“Aku sedang mengerjakan tugas kuliah bersama Soon Hee.” sahut Jonghyun dengan nada datar.

Jonghyun mengernyitkan alisnya. Ia menatap lekat-lekat Hyora. Ada yang terlihat aneh dengan yeodongsaengnya itu. “Apa barusan kau bertemu dengan Kibum?”

Hyora terdiam. Ada rasa takut melintas di dipikirannya. Entah kenapa Oppa-nya itu seperti bisa membaca isi otaknya. “Ne.. Ne.. Oppa,”

Jonghyun melipat kedua tangannya. Pandangannya tertuju pada satu tempat. Leher Hyora. Kecurigaan yang dia pendam sejak tadi mulai tergambar dengan jelas. “Apa yang Kibum lakukan padamu?” tanyannya dengan nada ketus dan sukses membuat Hyora membeku di tempatnya.

TBC

©2011 SF3SI, Chandra.

This post/FF has written by Chandra Sinoda, and has claim by our signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

210 thoughts on “Something More : Don’t Worry – Part 1”

  1. Okeey, untuk part 1 aja udah bikin aku skip-skip-an baca ff nyaa..
    sepertinya ini emang bkn buat umurku dehh *siapa suruh bacaaa???*
    haduh, gatau deh mau ngmong apa…
    knp di perpus bs jadi GLEK *nelen ludah* haha

  2. Kibum sadarlah itu di perpustakaan kasian Hyora pasti takut dengan kelakuan Kibum -͵- Oke baca next part deh biar tau permasalahannya apa ^^

  3. Jahaat Key oppa ngerjain hyora unnie smpe klewatan gtuu.. Jonghyun Ga setuju bukan!? Klo key sma hyora pacaran.. Waaah, jdi penasaran.. Next to part selanjutnyaaaa.. Hahaha

Leave a reply to Han Ahra Cancel reply