Something More: Love In The Green – Part 3

Something More: (Love In The Green) – Part 3

Author              : Chanchan a.k.a Chandra Shinoda (@chandrashinoda)

Main Cast        : Kim Kibum (Key), Kim Jonghyun, Kim Hyora

Support Cast    : Other SHINee member, Lee Soon Hee

Special Guest  : Kim Sera (female main cast di FF-nya Lia a.k.a Keylieon)

Genre               : Family, Friendship, Life, Romance

Length              : Sequel

Rating               : PG-15+

Disclaimer        : I don’t own all SHINee members. They’re God’s. They belong to themselves and SM entertainment. I’m just the owner of the story

Adakah yang masih setia nunggu FF ini? pasti ada, ya.. *PD gilakkk* Ok deh… aku gak banyak basa-basi di sini. Aku cuma mau bilang, maaf kalau ada kata-kata yang salah ketik di sini, karena aku buatnya agak buru-buru, yah… sekitar beberapa hari menjelang UN… jadi, mian yakhhh…. *bow*

***

Author POV

 

“Dress putih ini, apa ini dress yang ada di majalah itu?” Hyora meminta kepastian dari Kibum.

Kibum mengangguk. Bibirnya menyunggingkan senyum manis. “Ne, kau benar,”

Kedua mata Hyora melebar. “Bagaimana bisa? Ini kan harganya mahal sekali, Oppa?”

Kibum tertawa kecil. Tangannya bergerak mengacak-ngacak rambut Hyora. “Apalah artinya sebuah harga jika itu bisa membuatmu senang, Chagiya?”

Hyora tersenyum nakal. Ada rasa haru dalam hatinya. Sejurus kemudian kedua lengannya menggapai leher Kibum dan memeluknya erat. “Gomawoyo, Oppa,”

Cheonmaneyo, Chagiya,” ucap Kibum sambil membalas pelukan Hyora.

Untuk sesaat mereka terdiam, saling menikmati keheningan masing-masing. Ada suatu kebanggaan dalam hati Kibum karena telah berhasil membuat Hyora tersenyum. Kebanggaan itu semakin besar mengingat Jonghyun yang menanggapi hubungan mereka dengan bijaksana.

“Pakailah dress itu, aku akan mengajakmu pergi ke suatu tempat,” kata Kibum setelah melepaskan pelukannya.

“Ne!” seru Hyora sumringah lalu mengunci pintu kamar.

***

Kibum duduk dengan santai di sofa ruang tamu. Sekitar 15 menit berlalu setelah ia membiarkan Hyora mengganti pakaiannya. Ia menyandarkan punggungnya pada bantal empuk yang ada di ujung sofa. Sesekali matanya melirik Jonghyun dan Soon Hee yang sedang mengerjakan tugas kuliah di teras belakang. Seulas senyum tersungging di bibirnya melihat keharmonisan pasangan itu. Dewasa, pengertian, saling mengisi dan saling melengkapi.

Oppa, ayo kita berangkat!” sebuah suara nyaring membuyarkan lamunan Kibum.

Kibum menoleh. Kedua matanya membulat ketika melihat penampilan yeoja yang ada di hadapannya.

Kibum POV

 

Deg, mendadak detak jatungku berhenti ketika melihat penampilannya. Aku menelan ludahku. Omo, kenapa aku baru sadar kalau ternyata dia secantik ini? Bibirku tak mengeluarkan sepatah katapun. Sementara mataku terus bergerak mengamati setiap lekuk tubuhnya. Rambut hitamnya terurai menutupi telinganya dan jatuh bebas di dadanya. Dress selutut yang dipakainya melekat sempurna di tubuh langsingnya serta memperlihatkan kedua kaki panjangnya yang mulus. Make up minimalis mengkombinasi kemurnian wajahnya, menjadikannya semakin manis dan menarik.

Ya, Oppa! Kau dengar aku, tidak?” tanya Hyora mengagetkanku.

“Ah, ne. Aku dengar,” ucapku sedikit terbata. Aku baru sadar kalau sejak tadi aku menahan nafasku.

Kajja!” Hyora bergelayut manja di lenganku.

Aku tersenyum. Kusambut ramah gandengan tangannya. Kami pergi menuju ke mobil setelah berpamitan pada Jonghyun Hyung dan Soon Hee Noona.

***

Aku memarkir mobilku di sudut kiri jalan. Kupandangi sejenak tempat di mana kami berada sekarang. Hijau, warna itu yang terlihat sejauh mata memandang. Aku tersenyum datar. Tempat ini belum berubah sejak tujuh tahun lalu.

Aku keluar dari mobilku, lalu membukakan pintu untuk Hyora. “Kau siap, Chagiya?” tanyaku sambil menatap wajah Hyora yang terlihat bingung.

Kulihat beberapa guratan muncul di kening Hyora. Kedua alisnya berkerut samar. “Ini di mana, Oppa?”

Aku tersenyum. Kugenggam erat jemarinya lalu berkata, “Ikut saja, nanti akan kuceritakan tentang tempat ini,”

Hyora menerima tawaranku. Kakinya mulai bergerak mengikuti langkahku. Aku membimbingnya menyusuri jalan setapak yang masih berlapis rumput hijau. Kami berjalan dalam diam, saling menikmati keheningan masing-masing. Sesekali semilir angin menerpa rambutku dan Hyora. Tenang dan sekilas menciptakan nuansa yang mendamaikan.

Aku berhenti di depan sebuah bangku panjang yang ada di bawah pohon cemara. “Kau suka tempat ini, Chagiya?” aku membuka pembicaraan.

Hyora memiringkan kepalanya. Ia memalingkan tatapannya dariku. Bola matanya mulai berkeliling mengamati setiap pelosok empat kami berada sekarang. Untuk beberapa saat pandangannya masih berkeliling hingga berhenti di suatu tempat yang dipenuhi ilalang. Senyum kecil tersungging di bibirnya. “Ne, aku suka, Oppa,”

Aku memiringkan kepalaku menatap Hyora yang masih mengamati kumpulan ilalang itu. “Kau suka ilalang-ilalang itu, chagy?”

Hyora mengangguk.

“Ya sudah, ayo kita ke sana!” ucapku lalu menariknya ke sana.

***

Aku duduk di samping kumpulan ilalang itu, sementara Hyora memulai aksinya. Layaknya anak kecil ia berjingkrak di kumpulan ilalang itu, memetik beberapa bunganya lalu meniupnya. Ia tersenyum riang dan sesekali tertawa kecil. Entah apa yang membuatnya bisa sesenang itu.

“Key Oppa, lihat aku!” Hyora berseru sumringah. Ia memulai aksinya yang lain. Tubuhnya mulai bergerak memamerkan beberapa fose. Aku tersenyum, kurasa dia sedang berusa memamerkan keahliannya sebagai seorang calon model.

Ya! Kau ini, kenapa kau pamer segala di depanku, sih?” umpatku lalu berjalan mendekatinya.

“Apanya yang pamer?” Hyora terlihat kesal. “Oppa tidak suka, ya?”

“Menurutmu?” aku berusaha mengujinya.

Hyora tersenyum nakal. Ia menyikut sikuku. “Atau jangan-jangan Oppa cemburu kalau aku sudah menjadi model nanti banyak namja yang akan melirikku?”

Mwo?!” aku terperanjat kaget. Entah kenapa dia bisa membaca sedikit jalan pikiranku. “Anni!” elakku cepat. “Memang siapa yang mau melirik yeoja kurus kering sepertimu?”

Hyora mendecakkan lidahnya. “Halah, jujur saja. Aku tahu Oppa bohong. Aku hafal betul sifat seorang Kim Kibum anak tunggal dari keluarga kaya yang terobsesi dengan pekerjaan ibu rumah tangga dan warna pink. Oppa cemburu, kan?”

Mwo?! Aish, kau ini!” aku menjewer telinganya. “Kecil-kecil banyak omong!”

Aish, lepaskan, Oppa. Sakit!” rintihnya. “Memangnya siapa yang anak kecil? Aku kan hanya satu tahun lebih muda darimu?”

“Tetap saja sifatmu seperti anak SD! Wee..” aku menjulurkan lidahku.

Hyora memonyongkan bibirnya. Kedua alisnya berkerut. Tampaknya kekesalannya sudah memuncak. Hahahaha… aku berhasil mengerjainya.

Ya! Kenapa kau menekuk wajahmu seperti itu?” tanyaku sambil tersenyum licik. “Oh, kau mau jadi model iklan pasta gigi sebagai korban sakit gigi? Aku yakin kau lulus!” aku mengacungkan jempolku dengan mantap ke depan wajah Hyora.

Mwo?!” Hyora berkacak pinggang. Kedua matanya melotot tajam padaku.

“Aha.. atau jangan-jangan kau ingin jadi model penangkap anjing liar tereksotis?” tanyaku lebih sumringah.

Oppa, kau..” Hyora mengepalkan tangannya tepat di depan wajahku. Rambut panjangnya yang sedikit teracak menutupi seperempat bagian wajahnya.

“Uwow! Atau kau ingin jadi model iklan film horror terbaru? Hm.. sebagai iklan promosi penunggu kuburan juga cocok,” aku menyingkirkan kepalan tangannya dari depan wajahku. “Kalau kau mau akan kucarikan manager yang pas untukmu. Kebetulan aku punya kenalan seorang penggali kuburan,”

Oppa,” kulihat kedua pipi Hyora sudah merah padam.

Aku tersenyum kecut. “Kabuurrr!!” teriakku lalu berlari meninggalkannya.

Ya, Kim Kibum, awas kau!”

***

Author POV

Kibum merebahkan tubuhnya di atas rerumputan. Sedikit rasa lelah menjalarinya setelah bermain kejar-kejaran dengan yeojachingu-nya. Ia melipat kedua tangannya di belakang kepalanya. Pandangannya tertuju pada langit senja yang berwarna merah.

Oppa, tadi Oppa ingin menceritakan tentang tempat ini, kan?” tanya Hyora yang duduk bersimpuh di samping Kibum.

Kibum tersenyum datar tanpa mengalihkan pandangannya dari langit. “Tak ada yang special, hanya saja tempat ini menyimpan banyak kenangan untukku. Waktu aku masih berusia 11 tahun, umma dan appa sering mengajakku bermain kemari. Kau tahu kan, Umma dan Appa-ku pribadi yang sangat sibuk? Jadi sesekali mereka meluangkan waktu untuk refreshing,”

Hyora masih belum mengerti dengan penjelasan Kibum. “Lalu kenapa mereka memilih tempat ini?”

“Tenang, hijau, dan alami,” kata Kibum ringan. “Appa punya hobby melukis di balik peekerjaannya sebagai ketua perusahaan. Lalu umma, sebagai seorang psikologi, Beliau sangat suka dengan warna hijau. Katanya bisa menyegarkan pikiran dan menambah kejernihan otak untuk membatu pekerjaannya memberi motivasi kepada orang lain.”

“Oh,” Hyora mulai paham. “Lalu Oppa, apa yang biasanya Oppa lakukan?”

Kibum menatap ke arah sebuah pohon besar di sudut taman. “Aku bermain dengan teman yang kukenal di tempat ini, namanya Cho Kyuhyun. Dulu dia tinggal di balik pohon besar itu, namun karena pekerjaan ayahnya, tiga tahun yang lalu dia pindah ke Jepang,”

Hyora tersenyum. Ia tahu, Kibum pasti sangat merindukan saat-saat seperti itu. Saat di mana dia bisa merasakan kehangatan keluarga ataupun keceriaan bersama seorang sahabat. Hyora tahu, sudah lebih dari setengah tahun Kibum tak pernah bertemu dengan orang tuanya. Tugas kedua orang tuanya mengharuskan mereka untuk berangkat ke luar negeri untuk mengangkat nama perusahaan dan meningkatkan permainan di dalam bisnis ekonomi internasional.

Kibum beranjak dari tidurnya. Ia mengambil ranselnya yang ia letakkan di atas kursi panjang. “Kau lapar, Hyora?”

Hyora mengangguk dengan agak ragu. “Oppa membawa makanan?”

Kibum mengangguk. “Ne, tadi aku sempat memasak di rumah,” jelasnya sambil membentangkan tikar untuk mereka berdua.

Kibum mengeluarkan satu persatu makanan yang ada di dalam tasnya. Ia menata rapi semua makanan-makanan itu di atas tikar dan tak lupa menyisakan tempat kosong di sebelah kiri tikar sebagai tempat duduknya dan Hyora.

“Nah, kau mau makan apa, Chagy? Tanya Kibum semangat setelah semua tertata rapi.

Hyora berpikir sejenak. Ia mengamati satu persatu makanan yang di bawa Kibum. Ada pancake yang terlihat manis, pai apple yang berbau harum, sphagetti dengan siraman saus tomat di atasnya, blackpepper chicken roast, dan soup ayam yang masih hangat. Semua terlihat enak bagi Hyora, namun yang paling menarik perhatiannya adalah seonggok makanan sederhana yang terletak di samping pancake. “Aku mau itu, Oppa,” Hyora menunjuk makanan itu.

“Ok,” celetuk Kibum lalu menyerahkan makanan itu pada Hyora. “Kau mau makan apa lagi, Chagy?”

“Ini saja, Oppa habiskan saja yang lain,” ujar Hyora sambil mulai melahap makanannya.

Mwo?!” Kibum sedikit terkejut. “Kau hanya akan makan sallad saja?”

Anniyo,” Hyora menggerogoh tas selempangnya. “Aku makan ini juga,” paparnya sambil menunjukkan sebuah bungkusan kecil pada Kibum.

Honey?”

Ne, ini madu asli yang aku beli dari peternakan madu. Waeyo, Key Oppa?” tanya Hyora melihat ekspresi Kibum yang seolah-olah sedang berkata ‘apa kau sudah gila?’

“Hhh,” Kibum mendesah pelan. “Dasar calon model aneh. Sampai sebegitunya ya kau menjaga tubuhmu yang kurus kering itu?” Kibum memonyongkan bibirnya. “Ayolah, Hyora.  Aku sudah memasakkan banyak makanan untukmu. Makanlah sedikit saja,”

Hyora tertawa kecil. “Ne, aku pasti memakan masakan buatanmu, Oppa. Tapi, sedikit saja, ya?”

Ne, ara. Kau tak ingin membuat secuilpun tumpukkan lemak di tubuhmu, kan?” Kibum tahu apa maksud Hyora. “Kalau begitu, suapi aku ya, Chagy,” kata Kibum manja sambil mencubit gemas pipi Hyora.

Kini giliran Hyora yang memonyongkan bibirnya. “Ne, arasseo,”

***

Hyora menikmati madu yang dibawanya sambil sesekali melihat langit. Bintang pertama telah terbit. Perlahan-lahan mentari senja mulai tenggelam menampakkan guratan hitam yang mulai memenuhi setengah bagian langit.

“Bagaimana kalau kita pulang sekarang, Chagy? Ini sudah hampir malam,” ajak Kibum yang dari tadi sibuk membereskan ranselnya.

Hyora bangkit lalu membantu Kibum menyelesaikan pekerjaannya. “Ne, aku takut kalau Jonghyun Oppa mengintrogasiku lagi.”

Kibum tertawa kecil. Matanya melirik ke arah Hyora yang tengah sibuk melipat tikar. “Aku pun malas menghadapi tingkah Jonghyun Hyung  yang kadang-kadang seperti mengujiku,”

Hyora tersenyum. Ia menatap Kibum sembari melipat kedua tangannya di sepan dadanya. “Ya sudah, ayo kita pulang,” ucapnya setengah tertawa lalu melangkahkan kakinya.

“Tunggu, Chagiya!” Kibum menahan lengan Hyora.

Hyora mengernyitkan alisnya. “Ada apa lagi, Oppa?”

Kibum menatap Hyora lembut. Samar-samar angin berhembus menyibakkan rambut Yeoja itu. Hyora mengusap-usap lengannya merasakan hawa dingin mulai menembus kulitnya. Ia menatap Kibum penuh tanda tanya. Apa yang ingin namja itu sampaikan padanya?

Kibum melepas jasnya. Ia ingin melakukan hal sederhana yang umumnya dilakukan para namja jika melihat yeojachingu-nya kedinginan. Dengan gerakan pelan tangannya memakaikan jas itu di tubuh mungil Hyora. “Pakailah, Chagy. Aku tahu kau kedinginan,”

Hyora tersenyum simpul. Tangannya menggapai kedua sisi jas yang dipakaikan Kibum di tubuhnya. Ia mengeratkan jas itu ke tubuhnya, tak ingin mengecewakan perasaan namjachingu-nya. “Gomawoyo, Key Oppa.”

Kibum meraih dagu Hyora. Bola matanya menyelami bola mata Hyora semakin dalam. Sekilas bayang-bayang lampu taman yang telah menyala memendarkan pesona kecantikan yeoja itu. Anginpun tak mau kalah bergelut  dengan rambut panjang indahnya.

Perlahan Kibum mengelus pipi Hyora, menyingkirkan helai-helai rambut yang menutupi beberapa bagian wajah yeoja itu. Hyora belum melakukan respon. Perasaannya kembali terasa aneh begitu merasakan sentuhan lembut Kibum di kulitnya. Jantungnya bekerja semakin cepat memberikan sedikit rasa panas pada darah yang mengalir di sekitar areal wajahnya.

Kibum meraih kedua pipi Hyora. Mendongakkan wajah yeoja itu agar menatapnya lebih dalam. Hyora menelan ludahnya. Dadanya sedikit terasa sesak akibat rasa gugupnya yang membuatnya sulit untuk bernafas. Perasaan tak karuan itu perlahan berubah seiring mendekatnya wajah Kibum ke wajahnya. Apakah Kibum akan melakukan itu lagi padanya?

Hyora bergidik. Rasa resah mulai menjalari pikirannya. “Kibum Oppa, jangan di…,” belum selesai Hyora menyelesaikan kalimatnya, Kibum telah membungkam bibirnya lebih dulu.

Hyora melunak, entah kenapa pikiran kacaunya sedikit menemui titik terang. Ketakutan dalam hatinya mulai berubah, dan entah mengapa kali ini ciuman yang diberikan Kibum berbeda dari pertama kali mereka melakukannya.

Kibum sedikit membuka bibirnya ketika merasakan ciuman mereka agak lengket karena lipgloss yang dipakai Hyora. Ia berusaha melakukannya selembut mungkin kali ini. Ia tak ingin membuat Hyora ketakutan lagi dengan kelakuannya. Meski Hyora masih pasif, ia tak memaksa Hyora untuk membalas ciumannya. Ia merasa sudah cukup dengan sikap Hyora yang tenang dan tanpa penolakan.

Kibum melepaskan ciumannya. Ia kembali menatap wajah Hyora sambil tersenyum manis. “Gomawo untuk hari ini, Chagiya,”

Hyora membalas senyuman itu. Ia berusaha memperlihatkan ekspresi setenang mungkin. “Cheonmaneyo, Oppa.”

Saranghae,” bisik Kibum, lalu mendaratkan ciumannya di kening Hyora.

Nado saranghaeyo, Oppa,” balas Hyora turut berbisik.

Kibum melepaskan ciumannya. Ia meraih jemari Hyora dan menggenggamnya erat seolah tak ingin lepas. “Ayo kita pulang, Princess,

Hyora tertawa renyah. “Ayo!” serunya sambil mengikuti Kibum kembali menyusuri jalan setapak.

***

            Hyora menatap heran ke arah pintu rumahnya. Pintu itu terbuka lebar. Terdengar suara seorang yeoja yang tak asing dari dalam sana. Hyora menatap Kibum. Namja  itupun sepertinya merasakan sesuatu yang tak kalah herannya dengan dirinya. Mereka mendekat ke arah pintu. Ia semakin heran saat melihat sepasang sepatu mungil yang kira-kira sekuran dengan sepatu miliknya terpajang di sana. Itu bukan sepatu yang sesuai dengan selera fashion Soon Hee. Lalu, siapa yang bertamu malam-malam?

Annyeong haseyo!” seru Hyora dan Kibum bersamaan begitu mereka menginjakkan kaki di pintu masuk.

Annyeong, Hyora-ya, Kibum-ah!” Jonghyun yang tengah duduk di ruang tamu bersama Soon Hee membalas sapaan mereka.

Hyora menatap Jonghyun heran saat melihat tak ada orang lain selain mereka berempat di ruangan itu. “Ehm, Jonghyun Oppa, apa kita kedatangan seorang tamu?” tanyanya akhirnya.

Jonghyun tersenyum. “Duduklah dulu, ada hal serius yang ingin aku bicarakan dengan kalian berdua,”

Hyora dan Kibum saling berpandangan. Mereka menuruti perintah Jonghyun dan duduk di sofa yang posisinya berhadapan dengan sofa yang sedang diduduki Jonghyun dan Soon Hee.

“Hyora,” Jonghyun membuka pembicaraan. “Tadi siang aku dan Soon Hee mendapatkan perintah mendadak dari dosen kami,”

Hyora semakin tak mengerti. “Perintah mendadak? Maksud Oppa?”

Jonghyun mengernyitkan alisnya. “Kami ditugaskan untuk melakukan penelitian selama seminggu di Gangwon untuk melakukan obsevasi terhadap keadaan masyarakat miskin yang ada di sana,”

Sebelah alis Hyora terangkat. “Kenapa mendadak sekali?”

“Begini..” giliran Soon Hee yang angkat bicara. “Sebenarnya kami ditugaskan untuk membantu sang master―ehm, Jinki maksudku. Dia membutuhkan pendamping untuk melakukan observasi ini,”

“Oh,” Hyora mengangguk-angguk mengerti. “Tunggu dulu, kalau begitu selama seminggu ini aku akan tinggal di rumah dengan siapa?”

“Ehm!” Jonghyun berdeham. “Apa kau mau menemani yeodongsaeng-ku selama seminggu di sini, Kibum?”

Pertanyaan Jonghyun sukses membuat Kibum membulatkan kedua matanya. “Mwo?! Kau bercanda kan, Hyung?”

Anni,” jawab Jonghyun cepat. “Aku serius, Kibum-ah. Hanya kau yang bisa kupercaya untuk melakukan tugas ini,”

Kibum semakin terlarut dalam perkataan Jonghyun, seolah namja itu sedang mengujinya lagi. “Kenapa harus aku? Memang di mana sanak saudara kalian? Aku tak yakin, Hyung. Kenapa kau bisa semudah itu menyuruh namja sepertiku tinggal bersama yeodongsaeng-mu dalam satu rumah?”

Ya! Tenang dulu, Kibum. Aku belum selesai bicara!” gerutu Jonghyun yang agak sensitif menerima reaksi Kibum yang menurutnya agak berlebihan. “Aku tak pernah menyuruhmu untuk tidur sekamar dengan Hyora. Aku tak pernah menyuruhmu untuk ‘lakukan hal sesuka hatimu selama kau di sini’. Aku hanya ingin memintamu untuk menjaga Hyora dan mengawasi setiap tingkah anehnya, tak lebih!”

Kibum menganga, begitu pula halnya dengan Hyora. Yeoja itu tak habis pikir dengan keputusan gila yang diambil oleh Oppa-nya itu. “Jonghyun Oppa, tunggu dulu!” Hyora yang daritado sibuk dengan sport jantungnya mulai bicara. “Kenapa Oppa seenaknya begitu? Bahkan Oppa  tak bertanya padaku, apakan aku setuju atau tidak?”

Jonghyun mendesah pelan. “Aku tak perlu jawabanmu, karena aku tahu hatimu pasti menjawab, Ne, Oppa. Aku setuju sekali dengan keputusanmu,”

Jawaban Jonghyun membuat Hyora tertunduk. Entah kenapa jawaban Oppa-nya itu terasa benar, benar dan sangat tepat.

“Tapi kalian jangn senang dulu,” Jonghyun menyeringai nakal. “Aku tentu tak akan membiarkan kalian berdua saja di sini selama seminggu. Aku telah menemukan seseorang untuk mengawasi kalian berdua,”

Nuguseyo?” tanya Kibum penasaran.

Yeojachingu Jinki, sepupuku,” jawab Jonghyun sambil mengerling pada Kibum.

Yeojachingu Jinki? Sepupu? Astaga, Hyora baru terpikir siapa yang akan mengawasi mereka berdua.

Cklek.. sesosok yeoja manis berambut panjang keluar dari dalam kamar mandi. “Annyeong, Hyora! Lama tak bertemu,” sapa yeoja itu bersemangat.

“Kim.. Kim Sera….” Hyora hanya terbata menyambut sapaan yeoja itu.

TBC

©2011 SF3SI, Chandra.

This post/FF has written by Chandra Sinoda, and has claim by our signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

125 thoughts on “Something More: Love In The Green – Part 3”

  1. kyaaaa……mau dong dgtuin sm keyppa…mksudny d ajak k pdang rumput…qiqiqi
    *ngarep

    jgn”….kim sera ska lgi sm keyppa ntar,,haduuuuhh
    smoga prasaan keyppa ga goyah….daebak thor

  2. Oke.. ini kayaknya calon2 cinta segitiga ya?
    Berhubung katanya sang author sibuk PMDK aku komennya singkat aja aaahh hwuehehe
    Chandra hwaiting!!! 😀

    1. cinta segitiga?? enggaklah, Zika…. hehehe… makasih doanya… mian yah baru bales..

  3. Ho ini ceritanya tentang menggapai cita-cita gitu ya? *Ngasal* *ditabok author*
    aku suka!! ceritanya buagus, terus si Kibum nggak nafsuan(?)
    ditunggu lanjutannya ya XD

  4. wa wa wa ada2 aja jonghyun,,,ms ninggln adqna ma key…….
    tp gpp deh biar tmbh dket mereka berdua #plaaaaak#
    xixixi

  5. Subhanallah…, si chandra banyak fansnya nih ah bikin iri. hehe.
    HALO SEMUAAA!!! aku di sini mewakili chandra yang lagi hiatus. errr~ aku bales di sini aja ya ^^
    pokoknya terima kasih buat semua pembaca dan komentator (?) yang udah bela-belain baca dan komen di sini. well, wajar sih kalo readernya banyak. ceritanya emang keren abis.
    congrats buat chandra.
    buat pembaca, gomawo ^^

    1. fans dari hongkong, eon????
      hahahaha….

      gomawo udah bantuin aku nyapa reader selama hiatuss……

      makasih banyak ya, Eci eon!!!!!
      *kiss

  6. baru suka baca fanfic minggu ini karena ketularan ade hohoho
    baru tau fanfic bisa berasa kaya novel 😀
    bagus author!!
    seneng bacanya karena tau udah komplit, aku lanjut baca dl yaaa
    lanjutkan bikin fanfic oke lainnya!!

  7. AIGO,thor.
    mkin pnasaran ini mah.

    jjongppa baek bner dah.
    mksh udh ngijinan ak seatap ma KEY.
    #stres

    thor,ak suka karakter KEY.
    ngena bngt d hati

  8. Kayanya seru yaah, di ajak jalan-jalan sma Key Oppa.. Hahaha.. Tempatnya sepertinya menyenangkan.. 🙂
    Waaaw, kayanya bener deeh, Jonghyun Oppa ngetest cinta key oppa dan hyora unnie.. Hahaha.. Jdi penasaraaan.. Next to part selanjutnyaaaa..

Give Me Oxygen