Just Can’t Get Enough Of You – Part 2

Just Can’t Get Enough Of You – Part 2

Author : Sagita

Main Cast : Park Riekha, Choi Minho

Support Cast : Shin Minra, Onew, Jonghyun, Key, Taemin, Krystal f(x), Some Suju members.

Length : Sequel

Genre : Friendship, Romance

Rating : General / PG-13

Summary : “YAA! KENAPA KAU SANGAT MENYEBALKAN? KENAPA KAU SELALU BERTINGKAH SESUKA HATIMU? KENAPA AKU TIDAK TAHU SEDIKITPUN TENTANG SUNBAE-SUNBAE YANG AKAN IKUT KE JEPANG? DAN KENAPA KAU SOK SIBUK DENGAN TEATERMU? KENAPA KAU SELALU MEMBUATKU KESAL?”

Disclaimer : Pengennya semua punyaku. Kekeke, #di sekap shawol, disiram minyak tanah, dibakar#. Yang punyaku cuma ide crita, Park Riekha, sama Shin Minra. Selebihnya milik kita bersama. 😀

AN. : Sory banget baru bisa nglanjutin. Anyway, Ada yang nunggu FF ini kah? #PLakk. Semoga saja ada. And still, comments are needed. Happy reading guys, 😀

***

TEETTT!

Begitu bel pulang berbunyi, Riekha segera merapikan barang-barangnya, bersiap untuk meninggalkan kelas.

“Kenapa buru-buru sekali, mau kemana kau?” Tanya Mintae, teman sebangkunya.

“Aku harus menemui Donghae sunbae dan teman-temannya.” Riekha tersenyum jahil, dan Mintae tertawa pelan. ‘Dasar!’ batin Mintae.

“Aku Duluan. Bye.” Riekha menyambar tasnya.

Riekha telah beberapa langkah dari pintu kelasnya, tapi dia merasa ada yang kurang. Dia kembali dan melongokkan kepalanya ke kelas.

“Kenapa?” Tanya Mintae dari bangkunya.

“Eh, nothing.” Entah angin apa yang membuatnya kembali melihat ke kelas. Riekha sadar apa yang kurang, Minho, dia sudah tidak ada di kelas entah sejak kapan. Tapi, yang tidak disadari dan tidak dimengerti olehnya adalah, ‘kenapa dia mencari Minho?’. Riekha segera menggelengkan kepalanya, mencoba mencari jawaban yang logis untuk pertanyaannya sendiri.

Kejadian kemarin siang kembali berputar di otaknya, dia sangat kesal dengan Minho yang tertawa puas di atas ketakutannya. ‘Aish! Menyebalkan!’ gumam Riekha.

***

Minho’s POV

“Hahha, sudahlah oppa. Kau tidak perlu malu, toh aku juga tidak akan menceritakannya pada orang lain, mungkin hanya Key oppa.” Krystal menutup mulutnya menahan tawa.

Key? Hhey kenapa harus Key? Masa’ aku kalah dengan Key. No Way!

“Aish, aku kan sudah bilang Itu hanya acting Riekha.”

“Sudahlah oppa. Aku mengerti. Lagipula Riekha eonni juga manis, ramah, multi-talent, populer, aku yakin bukan hanya oppa yang menyukainya. Dan dia pantas kok untuk disukai oleh seorang yang. . .” Krystal meggantungkan kalimatnya sambil mengangkat bahunya. “yeah, namja idaman yeoja sepertimu.”

Namja Idaman yeoja? Yes, secara tidak langsung dia mengakui karismaku. Haha, maafkan aku Key. Tapi tunggu, apa tadi kalimat sebelumnya? Riekha manis? Aku pantas menyukainya? Hh, yeoja sepertinya?

“Oppa! Kenapa kau tertawa sendiri?”

Mwo? Memangnya aku tertawa, aku kan hanya tersenyum.

“Oppa! Kau melamun lagi! Sekarang kau juga memukul-mukul kepalamu sendiri. Jangan – jangan, kau . . .” Bagus, jadi baru saja aku memukul-mukul kepalaku sendiri karena memikirkan yeoja itu. Aah, aku pasti sudah gila, aku butuh psikiater! Krystal menunjuk hidungku sambil tersenyum, senyum penuh arti. Aku tau kemana arah pembicaraannya.

“TIDAK! Dugaanmu salah. Aku tidak menyukai Riekha. Tidak sama sekali.”

“Hahha. Kau lucu kalau salah tingkah seperti itu Oppa. Aku kan juga tidak bilang kalau kau menyukainya. Tapi, sepertinya kau memang suka Riekha eonni”

“Tentu saja tidak, Krystal. Sudahlah kita bicarakan hal lain saja.” Sepertinya topic ini hanya akan memojokkanku kalau diteruskan. Dan membuatku semakin memikirkan yeoja itu. Hei, apa yang baru saja ku pikirkan. Memikirkan yeoja itu? Oh God, terbentur apa kepalaku tadi pagi?

“Krystal! Hhei!”

Aku menoleh ke asal suara itu, Key. Apa yang dia lakukan? Sial! Aku kembali memalingkan kepalaku untuk melihat ekspresi Krystal. Tapi, aktivitasku terhenti, bahkan sebelum aku sempat melihat Krystal. Pandanganku terhenti saat melihat sosok yang ku kenal di depan kelas 3-A. Park Riekha, dan namja disampingnya itu? Dia Eunhyuk hyung kan?

Berkali – kali mereka tertawa, tawanya benar-benar lepas. Beberapa kali juga Eunhyuk hyung mengacak rambut Riekha. Aish, Dasar yeoja itu! Selalu kekanak-kanakan dan suka cari perhatian.

Dan sekarang Donghae hyung yang baru datang –sepertinya dari arah toilet- ikut bergabung bersama mereka. Hei, sepertinya Riekha melihat ke arahku. Tapi kenapa dia tak bereaksi sama sekali? Aish, memangnya reaksi apa yang kuharapkan?

Aku kembali melihatnya, Riekha menyerahkan beberapa lembar kertas ke Donghae hyung. Apa ini ada hubungannya dengan keberangkatan kami ke Jepang? Apa salah satu dari sunbae-sunbae itu Donghae hyung? Kenapa aku tidak tahu?

 “Minho, kami pulang dulu.” Key menepuk bahuku ambil tersenyum senang, diikuti Krystal yang melambaikan tangannya. “Annyeong oppa.”

Hei! Apa-apaan ini? Aku bahkan melupakan Krystal dan Key, dan sekarang mereka pulang bersama. Aargh! Sudahlah, aku kembali berpaling untuk melihat ke arah kelas 3. Mereka berdua sudah tidak ada. Apa Riekha pulang dengan Eunhyuk hyung?

Segera aku berlari menuju parkiran, meski sebelumnya sempat terpikir di otakku, ‘untuk apa? Mengejar Riekha? Atau Krystal dan Key?’. Aku rasa jawaban pertama, ‘Kau sudah benar-benar gila Choi Minho!’

End of Minho’s POV

***

Riekha’s POV

“Oppa!” Ku lihat Enhyuk hyung melambaikan tangan ke arahku. Aku masih tersenyum dan sedikit berlari untuk menghampirinya.

Eunhyuk oppa adalah sunbaeku di club teater, sekaligus sunbae pertama yang ku kenal. Entah bagaimana beberapa bulan setelah bergabung di club teater kami menjadi begitu dekat, dia bahkan mengenalkanku pada Donghae sunbae, Siwon sunbae, dan sunbae-sunbae lain sebagai adiknya.

Awalnya memang cukup aneh, tapi lama-kelamaan aku malah merasa nyaman. Eunhyuk oppa bisa menjadi sahabat, oppa, bahkan ‘musuh’ dalam waktu yang bersamaan. Aku bersyukur dia menganggapku sebagai dongsaengnya, sekalipun aku tidak tahu kenapa.

“Ini.” Aku mengeluarkan beberapa lembar kertas dari tasku, masih dengan tersenyum, “Bisa dianggap jadwal kita di Jepang nanti.”

Eunhyuk oppa mengambil kertas itu dan menatapku lekat,

“Kenapa oppa?”

“Sejak datang tadi kau tersenyum terus. Harusnya aku yang bertanya kenapa?”

“Benarkah? Hahha, bukan apa-apa. Donghae sunbae mana?”

Tidak mungkin kan aku bercerita kalau aku tersenyum mengingat betapa tampannya Siwon sunbae.

“Nah, itu Donghae.” Eunhyuk oppa menunjuk ke belakangku.

Aku berniat membungkukkan badan, namun mataku menangkap sesosok yang kukenal di Kantin. Choi Minho, dibelakangnya ada Key dan Krystal, dan sepertinya dia melihat ke arahku. Ah, tapi tidak mungkin. Aku segera menghapus pikiranku tentang kemungkinan konyol itu.

“Pesertanya 11 orang, jadi Taemin juga ikut?” Tanya Donghae sunbae mengalihkan pandangannya dari kertas di tangannya ke arahku.

“Ne sunbae.”

“Benarkah?” Eunhyuk oppa merebut kertas yang ada di tangan Donghae sunbae.

“Kyaa! That mushroom boy, pasti akan menyenangkan kalau dia ikut.” Tentu saja Eunhyuk oppa sangat antusias, mereka kan sama-sama dancing machine. Dan tentu saja, dia juga menganggap Taemin sebagai dongsaengnya. Kalau saja club dance berdiri lebih awal, mungkin aku tak akan sedekat ini dengan Eunhyuk oppa.

“Aish, Oppa! Kau seperti anak kecil.” Ledekku.

“Yaa, kau bisa memanggil Eunhyuk oppa, tapi kenapa tidak bisa memanggil Donghae oppa? Panggil aku oppa juga.”

Mwo? Aku tidak salah dengar kan? Huwaa, Tuhan memang adil. Aku tidak masalah jika tidak punya oppa kandung, asalkan aku punya banyak oppa. Aku jadi teringat perkataan Jinki, ehm maksudku Jinki oppa setelah insiden teridur waktu itu.

Mulai sekarang kau akan memanggilku oppa. Iya kan?”

Hahha, Setelah Jinki oppa, sekarang Donghae oppa. Omo! Betapa beruntungnya aku?

“YAA! kenapa kau minta di panggil oppa juga?” Teriakan Eunhyuk oppa membuyarkan lamunanku.

“Terserah aku kan.” Donghae oppa menjulurkan lidahnya. Omo! Lucunya.

“O,iya. Riekha, Siwon dan Kyuhyun juga sudah tahu tentang kegiatan kita nanti kan?”

“Siwon sunbae sudah, tapi Kyuhyun sunbae belum, dia tidak masuk hari ini.”

“Baiklah, biar nanti aku yang memberitahukannya. Aku masuk dulu, annyeong saeng.” Oh God, senyumnya! Siapapun tolong pegangi aku agar tidak melayang saat ini juga!

“A, Annyeong oppa.”

“Kenapa gugup sekali? Apa kau sesenang itu?” Eunhyuk oppa mengerucutkan bibirnya.

“Donghae oppa itu sangat tampan. Huwaa, Minra pasti iri kalau tahu hal ini.” Aku sengaja berpura-pura tidak menghiraukan Eunhyuk oppa, membuatnya mendengus kesal.

“Aish, Aku mau pulang. Mau kuantar tidak?” Hahha, bahkan saat kesal pun masih mau mengantarku. Baiknya oppaku ini.

End of Rikha’s POV

***

Minho’s POV

Mobil Eunhyuk hyung baru saja melesat meninggalkan parkiran. Ternyata benar dugaanku mereka pulang bersama. Memangnya mereka sedekat itu? Hei! bukankah mereka memang dekat sejak dulu? Apa peduliku?

Kulihat sekelilingku, mobil Key juga sudah tidak ada. Hh, tentu saja pasti dia sudah pulang dari tadi. Sekarang apa yang harus kulakukan? Ke rumah Krystal? Key pasti masih ada di sana. Jonghyun? Tak usah ditanya, pasti sedang dengaan Minra. Jinki? Pasti sibuk dengan segala urusannya.

“Minho hyung!” Kutengokkan kepalaku dan kudapati Taemin berlari ke arahku.

“Yaa hyung, wajahmu kusut sekali. Kenapa?”

“Benarkah?” Kulihat pantulan wajahku di spion motorku, agak kusut memang.

“Ah, kau benar Taem. Entahlah, aku bingung apa yang bisa kulakukan sekarang? Kalau pulang sekarang, paling-paling di rumah aku hanya ngegame dan tiduran.”

“Hanya karena itu wajahmu jadi sekusut ini?” Sebenarnya tidak, tapi aku kan tidak mungkin cerita padamu Taem.

“Kau ke rumahku saja hyung, Jinki hyung juga masih ada urusan. Kutantang kau main game.”

“Berani sekali kau menantangku. Baiklah. Ayo kita ke rumahmu.”

Tapi kalau maen game dengan Taemin, 99% pasti aku yang menang. Ah biarlah, daripada aku memikirkan hal-hal yang aneh-aneh. Aku segera memasang helmku dan menstaterku motorku. Tapi sepertinya kau melupakan sesuatu, Taemin?

Sesaat kemudian motor sport merah menjejeriku, aku terkejut saat tahu siapa yang ada di atasnya. Sejak kapan Taemin bawa motor?

“Kau tidak usah heran hyung, aku bosan kalau harus menunggu Jinki hyung terus. Jadi aku minta appa dan umma agar dibelikan motor. Menurutku naik motor membuatku terlihat lebih manly. Dan kemarin sore motor ini sudah ada di depan rumah.” Ucapnya dengan mata yang berbinar. “Aku keren kan hyung?”

Aku melongo mendengar penjelasannya, dasar bocah.

End of Minho’s POV

***

Author’s POV

Minho kembali memfokuskan konsentrasinya ke ring. Mencoba melakukan lay up shoot lagi, tapi untuk kesekian kalinya gagal. Padahal bisa dibilang Minho perfect dalam bermain basket, well kecuali dalam kerjasama team. Sekarang? Melakukan Lay up shoot sederhana saja dia gagal.

“Aish!” Minho membanting bolanya kesal. Lalu meneguk soft drinknya. Beberapa yeoja terlihat memperhatikannya. Entah karena kegagalan dalam shoot tadi, atau karena mengaguminya?

Tapi Minho tidak peduli. Akhir-akhir ini dia sangat kesal. Pertama, ternyata sunbae-sunbae yang akan ikut ke Jepang adalah Donghae sunbae, Siwon sunbe, Eunhyuk sunbae, dan Kyu sunbae. Yang mengesalkan adalah, dia satu-satunya yang tidak tahu dan  semua sunbae yang dekat atau setidaknya dikagumi oleh Riekha, dan Minra juga mungkin.

Kedua, keberangkatan mereka tinggal seminggu lagi, tapi malah tidak ada hang out ataupun sekedar berkumpul bersama. Dan semua orang entah mengapa justru terlihat sangat sibuk dengan kegiatannya masing-masing kecuali Minho sendiri tentunya. Taemin sibuk dengan club dancenya.

Jinki, Key, dan Minra yang sibuk dengan OSIS, dan tentu saja mereka harus memprioritaskan kepentingan OSIS daripada masalah keberangkatan mereka ke Jepang. Jonghyun, meskipun tidak sesibuk yang lain, tapi begitu punya waktu luang dia akan menemani Minra.

Dan harus diakui yang terlihat paling sibuk di mata Minho adalah Riekha, padahal dia bahkan tidak lebih sibuk dari Jonghyun. Hanya sesekali mengurus club teaternya. Tapi entah kenapa rasanya sulit sekali untuk sekedar berbicara dengannya.

Minho mengambil handphonenya ingin menelfon anggotanya. Tapi dibatalkannya niat itu, dia sedang tidak bisa menampilkan sesuatu yang ‘wow’ seperti biasanya dan dia tidak ingin terlihat buruk di depan anggotanya.

“Aish, menyebalkan!” Minho akhirnya menyambar tasnya dan bersiap pulang.

“Minho! Kau belum pulang?” Teriak Jinki sambil berjalan ke arah Minho.

“Yeah, sedikit merindukan basket.” Minho melihat tumpukan kertas di tangan Jinki. “Sesibuk inikah kalian?”

Jinki hanya mengangkat bahu, “Seperti yang kau lihat. Karena itu, aku ingin minta bantuanmu.”

“Bantuan apa?”

“Kyu hyung sudah beberapa hari ini tidak masuk, bisakah kau ke rumahnya untuk sekedar memastikan keadaannya?”

“Kenapa tidak Riekha?” Mengingat Kyu sunbae kekesalan Minho kembali muncul.

“Dia tidak mungkin ke rumah Kyu hyung sendirian kan? Ayolah, kalau saja aku bisa, aku sendiri yang akan pergi kesana.” Jinki mulai mengeluarkan puppy eyesnya yang tentu saja tidak sedikitpun berpengaruh ke Minho, -selama Minho masih normal-.

“Hh, kau tidak tahu betapa sulitnya berbicara dengannya, tak peduli sekalipun kami sekelas. Dia menyibukkan diri dengan club teaternya.”

“Sibuk dengan club teaternya? Ya sudah, aku pergi dulu.” Refleks Minho mencegah Jinki yang akan pergi.

“Lalu siapa yang akan pergi ke rumah Kyu sunbae?” Mata Jinki menyipit dan itu cukup membuat Minho salah tingkah.

“Well, meskipun aku terlihat cuek, tapi sebenarnya aku tidak secuek itu.” Ucap Minho beralibi.

“Kau bilang Riekha sibuk di teater, jadi Eunhyuk hyung mungkin bisa mengantarnya. Setahuku Eunhyuk hyung masih sering membantunya di club teater.”

“Tapi, mungkin lebih baik aku yang mengantarnya, setidaknya aku lebih memahami masalah ini daripada Eunhyuk hyung kan?” Sekali lagi, alam bawah sadar bekerja lebih cepat daripada alam sadarnya. Dan juga, mata Jinki kembali menyipit untuk kedua kalinya.

“Aku berani bersumpah, aku tidak ada niat lain.” Ucap Minho bahkan sebelum Jinki bertanya.

“Baiklah, Teserah kau saja.”

***

Minho telah bersandar di pintu kelas sejak bel pulang. Dia bisa saja menunggu di bangkunya, toh mereka sekelas, tapi menurutnya menunggu di depan pintu lebih keren(?). Dan begitu gadis yang ditunggunya beranjak dari kursinya, Minho memutar tubuhnya, menghalangi jalan keluar kelas.

“Ikut aku.” Gadis itu terlihat kaget. Tapi Minho malah melangkah pergi. Dan sadar atau tidak seulas senyum kini mengembang di wajahnya.

Minho menoleh ke belakang, dan betapa terkejutnya dia saat tahu bahwa sosok yang tadi ditunggunya malah berjalan ke arah yang berlawanan.

“YAA! Mau kemana kau? Aku kan bilang ikut aku.” Teriak Minho setelah berada di depan sosok itu.

“Aish, kenapa harus berteriak? Salah sendiri, kau melangkah pergi begitu saja. Memangnya kau mau aku ikut kemana?” Balas gadis itu, -yang ternyata adalah Riekha- sengit.

“Ke Kyu hyung. Sudah beberapa hari ini dia tidak masuk, dan salah seorang dari kita harus menjenguknya untuk memastikan keadaannya kan? Terutama orang yang memilihnya untuk ikut ke Jepang.” Minho memberikan sedikit penekanan di kalimat terakhirnya.

“Kenapa harus denganmu? Ada Eunhyuk oppa yang bisa mengantarku.” Jawab Riekha cuek.

“YAA! Seharusnya kau berterima kasih karena ada orang yang bisa profesional seperti aku. Aku juga sibuk dengan basketku, tapi aku tetap peduli dengan study tour kita. Tidak semudah itu meluangkan waktuku tahu?”

Sepertinya kekesalan Minho sudah memuncak, terlihat jelas kepulan asap keluar dari hidung dan telinganya (?). Sementara orang yang membuatnya kesal malah tetawa terbahak-bahak.

“Hahhaha, sibuk dengan basketmu? Selama ini aku bahkan tidak pernah melihat ada kegiatan di lapangan basket yang masuk dalam kategori ‘menyibukkanmu’. Kau menawarkan diri, karena tidak mau terlihat sebagai satu-satunya orang yang tidak punya kesibukan kan? Hahha.”

Riekha menutup mulutnya mencoba menahan tawa, meski hal itu tidak terlalu berhasil. Tawa lepasnya tetap keluar. Sementara Minho hanya ternganga, itu pertama kalinya dia kembali melihat Riekha tertawa di depannya setelah kejadian waktu itu.

“YAA! Apa maksudmu?”

“Hahaha, aku sudah puas sekarang. Ayo berangkat!”

Lagi, Minho melongo tak mengerti. Riekha kini telah berjalan menuju parkiran, dan entah kenapa Minho malah mengikutinya tanpa protes atau kesal sedikitpun.

***

“BERHENTII!” Riekha memukul – mukul punggung Minho, membuatnya menghentikan motornya.

“YAA! APA-APAAN KAU? WAE?” teriak Minho.

“Aku sudah lama tidak makan ice cream.” Tunjuk Riekha ke café yang memang terkenal dengan ice creamnya dan langsung turun dari motor Minho.

“Aish, kenapa dia selalu bertingkah sesukanya?” Dengus Minho kesal.

Minho memakirkan motornya dan mengikuti Riekha masuk ke café itu. Dan begitu masuk, Minho menemukan Riekha dengan satu mangkuk penuh ice cream di depannya.

“Kenapa diam saja? Kau tidak mau pesan juga?”

Sementara Minho hanya diam mengabaikan pertanyaan Riekha dan menatapnya tajam. sayangnya Riekha terlalu menikmati ice creamnya dan baru sadar akan tatapan Minho setelah ice creamnya habis.

“Mwo? Kenapa melihatku seperti itu?” Tanya Riekha polos.

“YAA! KENAPA KAU SANGAT MENYEBALKAN? TIDAK BISAKAH KAU TIDAK BERTINGKAH SESUKA HATIMU? KENAPA AKU TIDAK TAHU SEDIKITPUN TENTANG SUNBAE-SUNBAE YANG AKAN IKUT KE JEPANG? DAN KENAPA KAU SOK SIBUK DENGAN TEATERMU? KENAPA KAU SELALU MEMBUATKU KESAL?”

Yeah, Minho akhirnya meledak. Minho sadar aksi diamnya tidak akan pernah berhasil untuk Riekha. Jadi, inilah caranya melampiaskan kekesalannya.

“Omo! Omo! Kenapa kau berteriak? Aish.”

Riekha yang panic karena telah menarik perhatian pengunjung café langsung membekap mulut Minho dan menyeretnya keluar ke taman dekat cafe, setelah tersenyum ke semua pengunjung café tentunya.

“YAA! Kenapa malah membekap mulutku?”

“Kau memalukan tahu? Semua pengunjung café melihat kearah kita karena teriakanmu! Apa-apaan kau tiba-tiba berteriak seperti itu?”

“Kau yang apa-apaan. Kau tahu? Daritadi aku diam saat di rumah Kyu hyung itu karena aku kesal. Tapi kau tidak sedikitpun peduli.”

“Salahmu sendiri membuatku kesal. Aku kan hanya membalasmu. Lagipula kalau kau diam saja, mana aku tahu kalau kau sedang kesal?”

“Tapi kau keterlaluan! Memilih sunbae-sunbae itu tanpa memberitahuku, sok sibuk dan terus-menerus mengacuhkanku, bertindak sesukamu. Aish, Aku bisa gila karenamu!” Minho mengacak rambutnya frustasi.

***

Riekha’s POV

“Jadi keputusan akhirnya hanya ada 10 orang yang akan pergi, tanpa Kyu hyung.”

Aku mengangguk menjawab pertanyaan Jinki oppa. Yeah, setelah adu mulut dengan Minho kemarin, akhirnya kami kembali berkumpul bersama seperti biasa. Karena lusa kami sudah berangkat.

Sebenarnya sekedar berkumpul bersama bukanlah hal yang sulit. Karena seperti dugaan Minho, aku memang sok sibuk dengan club teaterku. Kalau ada yang benar-benar sibuk mungkin hanya Jinki oppa dan Minra. Tapi toh mereka juga akan meluangkan waktunya kalau aku yang meminta.

“Kasihan Eunhyuk hyung, dia kan sangat mengandalkan kyu hyung untuk mengerjakan laporan study tour ini nantinya. Sekarang satu – satunya harapannya hanya siwon hyung.” Gumam Taemin.

“Kau seharusnya menyalahkan nuunamu itu. Seharusnya dia kan objektif dalam memilih sunbae yang akan ikut kita. Bukan asal memilih sunbae yang dikaguminya.” Omel Minho.

“YAA! Aku kan tidak asal memilih. Siwon sunbae dan Kyu sunbae memang paling pitar di angkatan mereka kan? Eunhyuk oppa dan Donghae oppa, sekalipun mereka tidak sepintar Siwon dan Kyu sunbae tapi aku yakin  mereka bisa membantu. Apanya yang salah?” Aish, setiap dia berbicara pasti emosiku langsung tersulut.

“KAMI DATANG!!” teriak Minra, Jonghyun, dan Key yang menunda adu mulutku dengan Minho.

“Kemana saja kalian? Setahuku hari ini tidak ada kegiatan OSIS.” Sergap Jinki begitu mereka datang.

“Kami mampir membeli ini.” Jonghyun mengangkat tas belanjaan yang dari baunya saja aku bisa menebak apa isinya.

“AYAMM!” Teriak Jinki dan Taemin yang langsung menyambarnya.

“Hm, Hung, Nuuna, hayan hehang haehak.” Ucap taemin dengan mulutnya yang penuh, sementara hyungnya hanya mengacungkan jempol.

Aish, apa-apaan? Begitu ada ayam, mereka langsung lupa semuanya. Aku memandang mereka bertiga yang tersenyum puas.

“Kalian melupakan sogokan untukku hah?” Key dan Jonghyun hanya melihat satu sama lain. Dan Minra tersenyum garing sambil menggaruk rambutnya.

“Aish, Keterlaluan! Memangnya kemana saja kalian?”

“Ehm Minho, Kyu sunbae jadi ikut atau tidak?” Tanya Key tiba-tiba ke Minho. Dia pikir itu cukup untuk mengalihkan pembicaraan?

“Tidak, demamnya cukup tinggi. Jadi kita hanya bersepuluh.”

“Fiuhh, untung aku belum membeli tiket. Kalau saja aku sudah memesan dari kemarin, pasti satu tiket akan terbuang percuma.” Ucap Key dengan santainya.

Mataku langsung melebar mendengar perkataan Key dan bisa kulihat Minho dan Minra tak kalah terkejutnya dengan aku. Jonghyun menepuk jidatnya.

Aku bahkan bisa mendengar Jonghyun sempat membisikkan kata ‘Key pabo! Bukannya mengalihkan pembicaraan kau malah memperkeruh suasana.’

“Kenapa? Ada apa?” Jinki yang telah menyelesaikan urusannya dengan ayamnya kini ikut bergabung. Tinggal Taemin yang masih sibuk berduaan dengan ayam tadi.

“Molla? Aku juga heran dengan ekspresi mereka. Yaa, kenapa kau memandangku seperti itu?” Tanya Key ke Minho yang hanya menjawabnya dengan tatapan tajam.

HAH? Apa dia benar-benar temanku? Dia bahkan masih bertanya kenapa? Pandangan Key kini beralih ke Jonghyun, dan entah apa yang dibisikkan oleh Jonghyun. Perlahan ekspresi Key berubah.

“Oh God!” bisik Key. Hm, sudah menyadari kebodohanmu Key?

“Aku pergi sekarang dan kupastikan Minra tidak akan membiarkanku kembali kecuali aku mendapatkannya. Jangan khawatir.” Key tersenyum kaku sambil menarik tangan Minra dan segera menyambar kunci mobiilnya.

“Yaa! Kenapa harus denganku? Itu kan  tugasmu dan Jonghyun?” Sayang, Key mengacuhkan pertanyaan Minra.

Refleks Jonghyun menggapai tangan Minra satunya, tapi Key lebih cepat. “YAA! KENAPA KAU MALAH MENGAJAK YEOJHACHINGUKU? KENAPA TIDAK MENGAJAKKU?”

“Aku hanya meminjam Minra sebentar, kalau aku pergi denganmu kita pasti akan kembali dengan tangan kosong.” Teriak Key dari dalam mobilnya sebelum melesat pergi.

Kami, Aku, Minho, Jinki, kini telah mengelilingi Jonghyun, yang kini tubuhnya mulai merosot lemas. Dan aku yakin, dia sedang mengumpat dan berteriak-teriak mengutuk Key di dalam hatinya.

“Jadi, Apa saja yang kalian lakukan sampai lupa memesan tiketnya?”

***TBC***

©2011 SF3SI, Freelance Author.

This post/FF has written by SF3SI Author, and has claim by our signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

 

8 thoughts on “Just Can’t Get Enough Of You – Part 2”

  1. ahahhah lucu !!
    apalagi pas taemin punya motor, key ama krystal ngapain ?? -_-”
    huhh
    aaha jjong jjong .. sukur tuh .. lagian ngapain ajah sih ampe lupa beli tiket !! -_-”

    ayoo thorr lanjutkan !!

  2. ck.. ff.nA lama bgt publish.nA, jadi lupa ama ceritanya…*ngobok” sf3si buat nyari yg part 1 xP

  3. Ciecie minho suka riekha nih wkwkwk
    Riekha udah suka aja sih sama minho ;;)
    Itu minho kok jadi teriak2 gitu-____-”
    Jongkey pabo banget dah
    2 hari sebelum berangkat belom ada tiket?
    Aodjdvdjhvdeuyg bgt wkwk lanjjuuuuut

Give Me Oxygen