Miracle Romance [Chapter II]

Author : diyawonnie

Title : Miracle Romance [Chapter II]

Cast : Lee Taemin, Shim Chaesa, Park Chaeri, Hyeorin (imaginary cast), Lee Jinki, Choi Minho, dan Kim Jonghyun.

Genre : Friendship, Romance, and Life.

CHAESA keluar dari ruang ganti, di kakinya tersemat sepatu balet berwarna peach, ia berjalan menuju ruang latihan. Di sana tidak kosong, melainkan ada banyak anggota klub dance sedang berlatih.

Eonni, ottokhae? Kenapa mereka ada di sini?” tanya seorang juniornya yang langsung datang menghampiri ketika melihat Chaesa masuk.

Chaesa geram, ia lantas berjalan mendatangi Lee Taemin yang sedang berlatih sendiri membuat koreografi di sudut ruangan, telinganya disumbat headset. Chaesa menarik lepas headset tersebut dan melipat kedua tangannya memelototi Taemin.

“Ini tempat latihan kami.”

“Ini juga tempat latihan kami,” sahut Taemin santai.

“Tapi ini jadwal klub kami, Lee Taemin!” ujar Chaesa tegas.

Taemin tersenyum tipis. Ia senang Chaesa mengingat namanya. Kemudian ia mengeluarkan selembar kertas dari kantong celananya dan memperlihatkannya pada Chaesa.

“Kami akan mengadakan showcase, pihak sekolah memberi kami izin untuk menggunakan ruang latihan.”

Chaesa membaca tulisan yang ada di surat tersebut dengan hati-hati dan memastikan kalau itu adalah asli. Ia berbalik dan meninggalkan Taemin. Di tengah jalan ia melepas sepatu baletnya dan memanggil seluruh anggota untuk membatalkan latihan rutin untuk hari ini.

Taemin mengernyitkan dahinya. Tidak biasanya Chaesa menyerah begitu saja. Tiba-tiba ia merasa bersalah. Walaupun ini bukan kemauannya, namun tetap saja perasaan bersalah menjalar di hati.

Hyung, bagaimana gerakan barunya?” tanya anak tingkat satu.

Taemin menyematkan kembali headsetnya. “Beri aku waktu,” ujarnya kembali menari untuk menciptakan gerakan baru. Namun matanya sesekali melirik ke pintu masuk, berharap Chaesa kembali.

Di ruang ganti, Chaesa menekuk wajahnya. Karena masalah perjodohan semalam, ia bahkan sama sekali tak ada gairah untuk beradu mulut dengan Taemin. Pikirannya benar-benar kacau.

Sebatang es krim muncul di depan matanya, ia mendongak dan mendapati Kwon Hyeorin tengah tersenyum padanya.

“Hyeorin-ah,” pekik Chaesa, ekspresinya kembali ceria.

“Kudengar latihanmu mendapat sabotase hari ini,” cibirnya.

Chaesa dengan antusias merobek bungkus es krim. “Ya, si Lee Taemin itu lagi-lagi berulah.”

“Oh, kau sudah mengenal anak itu?”

“Tidak juga. Er… bagaimana dengan debat Inggrismu? Kudengar kau terpilih sebagai perwakilan sekolah.”

Hyeorin mengangkat bahunya. “Tak ada yang spesial. Hanya berbicara, apa yang harus dipersiapkan?” sahutnya angkuh.

“Cih~” Chaesa mendengus dan mereka tertawa.

Di sekolah ini, Chaesa mempunyai dua orang sahabat, Park Chaeri dan Kwon Hyeorin. Mereka bertiga memiliki kelebihan masing-masing. Chaeri dengan otak briliannya, Hyeorin dengan kepiawaiannya berbahasa Inggris, dan Chaesa dengan keluwesannya menari balet. Banyak siswi yang iri pada mereka, jika sedang berjalan bersama, nampak seperti ada cahaya yang mengikuti mereka. Benar-benar bersinar…

Chaesa memiliki sifat yang keras, ia terbiasa dimanja oleh harta, namun sangat mandiri hidup di Seoul bersama adiknya Changmin. Chaeri sangat periang namun sensitif, tahun lalu ia meraih juara nasional olimpiade fisika. Sedangkan Hyeorin, paling keibuan di antara mereka, selalu menjadi penengah, pendengar, dan pemberi nasihat yang baik.

“Hyeorin-ah, aku perlu vitamin…”

Hyeorin paham dengan kalimat tersebut, ia bangkit. “Okay, Choi Minho’s time!”

CHAESA dan Hyeorin duduk santai di tribun penonton. Di lapangan ada beberapa anggota klub basket yang sedang berlatih, namun tak ada Choi Minho di sana. Chaesa mendesah bosan, ia melipat tangannya dan bersandar.

      “Kemana dia? Kok tak ada?” tanya Hyeorin.

      Chaesa mengangkat bahunya. “Di mana Chaeri?”

      “Molla,” sahut Hyeorin singkat. Lantas ia menilik wajah Chaesa yang tak bersemangat. “Aku tahu Choi Minho tak ada, tapi aku tak pernah melihat wajah yang seperti itu. Chaesa-ya, wae?”

      Chaesa mendesah panjang. “Kau… lebih hebat dari ibuku, Hyeorin-ah, benar-benar…”

      Hyeorin tersenyum, bangga pada dirinya sendiri. “Jadi?”

      “Er… aku―”

      Suara derap sepatu terdengar semakin dekat. Chaeri berlarian mendekati mereka, ada yang berbeda, ia tak berhenti tersenyum. Tangan kanannya tak berhenti memegangi poni yang ikut bergoyang seirama dengan langkahnya.

      “Wah… daebak… wah…,” ujarnya tak jelas dengan napas tersengal-sengal.

      Chaesa mendorong bahu Chaeri. “Habis lihat hantu, hah?”

      “Cih, biarkan aku mengatur napas dulu!” ia menarik napas perlahan-lahan, berusaha membuat napasnya kembali stabil. “Ah, aku telat kemari karena Taemin meminta bantuanku menjelaskan tugas untuk besok. Hari ini dia terlalu sibuk dengan klubnya.”

      “Lee Taemin ketua klub dance baru itu?” tanya Hyeorin.

      Chaeri mengangguk riang. “Aku bahkan diperbolehkan memanggilnya ‘Taemin-ah’. Kyaaa~”

      Chaesa dan Hyeorin menutup kuping mereka.

      “Kalian satu kelas ‘kan?” tanya Hyeorin lagi.

      “Hm. Kau tahu, Hyeorin? Dia benar-benar tampan dan sejuta kali lebih tampan jika sedang menari. Otaknya juga patut diacungi jempol, dia juga jago memainkan piano. Saat pelajaran seni, rasanya aku mau pingsan mendengar suara dewanya. Dia benar-benar paket yang sempurna. Ah ya, dia juga sangat ramah.”

      “Ramah?!” protes Chaesa, lalu ia mendengus jijik.

      “Beberapa minggu terakhir ini aku terlalu sibuk dengan debat Inggrisku. Jadi belum lihat seperti apa Lee Taemin itu,” ujar Hyeorin.

      “Pokoknya dia sangat-sangat-sangat tampan.”

      Baik Hyeorin maupun Chaesa sama-sama membuang muka. Chaeri memang selalu seperti ini jika bertemu dengan pria yang menurutnya tampan. Tapi kali ini terlalu berlebihan. Sepertinya Taemin benar-benar sudah menyihirnya.

      “Kau belum melanjutkan ucapanmu, Chaesa-ya,” tagih Hyeorin.

      “Oh ya… Er, kalian harus janji tidak mengatakan hal ini pada siapapun, oke?” Hyeorin dan Chaeri mengangguk tak sabar, mereka diliputi rasa penasaran. “Kemarin orangtuaku pulang di tengah jadwalnya yang benar-benar padat hanya untuk menyampaikan kalau aku… akan dijodohkan.”

      “MWO?!” pekik Chaeri dan Hyeorin bersamaan, membuat Chaesa berjengit sebal.

      “Orangtuamu pikir kau Chunhyang?” cibir Chaeri.

      “Berisik, Park Chaeri!” omel Hyeorin. “Terus? Kau mau?”

      Chaesa mendesah. “Memang aku bisa apa? Mereka sangat otoriter. Sangat, Hyeorin-ah, sangat!”

      “Siapa pria itu? Apa dia tampan dan kaya?” tanya Chaeri.

      “Yah, Park Chaeri!” kali ini tak hanya Hyeorin, Chaesa pun ikut protes.

      Chaeri memajukan bibirnya sebal. “Jadi, dia seperti apa?”

      “Mana kutahu. Kami belum bertemu― Jangankan aku, orangtuaku pun belum…”

      “He? Astaga, Shim Chaesa, bagaimana kalau pria itu jelek dan idiot?” pekik Chaeri.

      “Itu juga yang kutakutkan…”

      “Kapan kalian bertemu?” tanya Hyeorin.

      Chaesa mendesah lagi. “Appa bilang minggu depan…”

      Hyeorin membelai pundak Chaesa dengan maksud memberinya kekuatan. Tiba-tiba saja ia menjadi lebih murung dari sebelumnya. Chaeri pun ikut memeluk mereka.

      “Chaesa-ya, tadi Taemin memintaku untuk menyampaikan permintaan maaf padamu…”

      “Maaf?”

      Chaeri mengangguk. “Karena ruang latihan dipakai oleh klubnya. Tolong maafkan dia, Chaesa-ya, kumohon!”

      “Yah, apa kau istrinya?” dumal Hyeorin sebal.

      Mata Chaesa menerawang. Ia benar-benar tak menyangka pria menyebalkan seperti Taemin bisa meminta maaf. Tapi hal itu tidak mengubah kesan Chaesa terhadap anak itu.

      Bukankah lebih gentle jika mengatakannya langsung? Kenapa harus lewat Chaeri? Pikirnya.

SEKOLAH berakhir satu jam lalu, namun Taemin masih sibuk dengan koreografinya di ruang latihan. Di sana hanya ada dia dan beberapa anak tingkat dua lainnya. Ia hanya membiarkan juniornya yang pulang. Sejak siang konsentrasinya terpecah.

“Taemin-ah, sudahlah! Wajahmu sudah sangat pucat. Lanjutkan saja besok, kau perlu istirahat,” ujar salah seorang temannya. “Lagipula kau bisa melanjutkannya di rumah.”

Taemin tak menghiraukan.

“Ya, benar. Rumahmu kan besar dan luas. Aku pernah lewat depan rumahmu,” timpal yang lain. “Tapi kenapa akhir-akhir ini kau dan Jinki-sunbae jarang terlihat pulang bersama? Kau bahkan selalu mengambil arah berlawanan dari rumahmu.”

Yang mereka maksud adalah rumah Jinki. Taemin memang menuliskan alamat rumah Jinki dalam informasi pribadinya. Lagipula hampir semua siswa di Goojung mengenali Taemin sebagai adik dari Lee Jinki, seseorang yang memiliki pengaruh besar dalam organisasi sekolah dan sangat disukai para guru.

“Kalian terlalu banyak bicara. Aku mandi dulu, kalian pulang saja!”

Yes!” sahut yang lain riang dan segera membereskan ruang latihan.

Taemin melepaskan pakaiannya ketika sampai di ruang ganti, lalu ia mengambil shower untuk membersihkan tubuhnya yang dipenuhi keringat. Ingatannya kembali melayang pada kejadian tadi siang.

“Kenapa dia?” gumamnya. “Kenapa tak melawanku?”

Hanya beberapa menit, setelah berpakaian ia berjalan keluar gedung C di mana ruang latihan berada. Saat akan berjalan menuju lahan parkir, ia melihat Chaesa sedang berjalan bersama kedua temannya. Taemin mempercepat langkahnya menuju motor, setelah menyalakan mesinnya, ia mengenakan helm dan melesat.

Ia mengendarai motornya perlahan di belakang ketiga gadis yang sedang asyik bercanda sambil berjalan. Taemin tak menemukan ada senyum di wajah Chaesa sekalipun kedua temannya tertawa riang. Ia lantas melajukan motornya mendekati mereka.

“Taemin-ah!” pekik Chaeri.

Taemin menghentikan laju motornya. “Oh, annyeong, Chaeri-ya,” sapanya balik pura-pura tak tahu ada mereka di sana.

Hyeorin menatap serius ke arah Taemin, ia tak bisa melihat wajahnya karena Taemin mengenakan helm yang menutupi seluruh wajah.

“Mau pulang? Apa aku boleh ikut?” tanya Chaeri tak tahu malu.

Taemin kembali tersenyum. “Tentu, silakan.”

Chaeri mengeluarkan suara seperti cicit tikus. Tentunya ia girang setengah mati. Bukankah ini yang selalu diidam-idamkannya?

Chaeri berpegangan pada pundak Taemin saat akan naik ke atas motor, di mana pria itu tak hentinya memandangi Chaesa. Ia masih bingung dengan perubahan sikap Chaesa hari ini. Bukankah kemarin mereka masih beradu mulut?

“Oke, ayo!” ajak Chaeri riang.

“Kami duluan,” pamit Taemin yang hanya disahut anggukan dari Hyeorin.

“Ba-bye~” Chaeri pamit dengan nada aegyo, membuat Hyeorin bergidik.

Di perjalanan, Chaeri tak berhenti mengoceh membahas ini dan itu yang sama sekali tak dimengerti Taemin. Kedua tangannya memeluk erat pinggang Taemin dan lebih mengeratkannya lagi jika Taemin menambah kecepatan.

“Er, Chaeri-ya, temanmu kenapa? Kelihatannya tak suka melihatku.”

“Hm, nugu?”

“Yang mengenakan bando biru.”

“Ah, Chaesa. Dia kehilangan semangatnya sejak― Ah, aku tak tahu boleh membicarakan hal ini dengan orang lain atau tidak…”

“Siapa yang kau maksud ‘orang lain’? Aku temanmu!”

Chaesa tersenyum. Pipinya bersemu merah.

“Semalam Chaesa diberitahu orangtuanya kalau dia akan dijodohkan. Mengenaskan bukan? Di zaman modern seperti ini masih saja ada perjodohan. Kupikir orangtuanya tidak sekolot itu.”

Taemin tersenyum. Jadi hanya karena perjodohan itu? Pikirnya lega.

“Di mana rumahmu, Chaeri-ya?”

“Dua blok lagi ke arah kanan.”

SESAMPAINYA di rumah, Chaesa langsung masuk ke dalam kamarnya. Hal yang ingin ia lakukan saat ini adalah menghindari orangtuanya. Ia tak ingin lagi mendengar mengenai perjodohan itu. Sepertinya kepala akan meledak jika ia teringat kembali pada kejadian kemarin malam.

      Sebenarnya ia sangat marah saat mengetahui ruang latihannya dipakai oleh klub dance. Karena hal tersebut, ia dan kelompoknya harus mendapat kerugian kehilangan kesempatan berlatih. Namun entah kenapa, semua kata-kata cacian yang ingin ia tembakkan pada Taemin menguap. Semangatnya untuk ‘berperang’ lenyap hanya karena kabar buruk yang disampaikan Eomma dan Appanya semalam. Dan alasan lain yang terselip di hati kecil Chaesa adalah mendapati kenyataan bahwa dirinya sedikit terpana melihat tarian Taemin.

      “Andwae!!!” teriaknya sambil menenggelamkan kepala ke dalam bantal.

      “Noona,” panggil Changmin disertai suara ketukan pintu.

      “Hm?” sahut Chaesa malas.

      “Ada yang datang mencarimu.”

      Chaesa mengangkat kepalanya dan berbicara pada pintu. “Siapa? Chaeri?” tanyanya. Ya, mungkin saja dia kemari untuk menjerit-jerit menceritakan kejadian saat diantar pulang Taemin.

      “Bukan. Dia lelaki.”

      Chaesa bangkit dan membuka pintu. “Siapa?”

      “Mana aku tahu. Kau lihat saja sendiri!” sungut Changmin, “Tapi, Noona, dia sangat tampan. Hanya saja ekspresinya menyebalkan!”

      Chaesa mengerutkan dahinya, tanpa membuang banyak waktu, ia berlari menuruni tangga menuju ruang tamu.

      “Kau?!” pekik Chaesa.

      Taemin tersenyum tipis. Benar apa kata Changmin, ekspresi wajahnya yang dingin sangat menyebalkan. Ia terlihat sangat angkuh. Taemin setengah mengangguk. “Malam…”

      “Dari mana kau tahu rumahku?”

      “Dari Park Chaeri.”

      Chaesa membuang wajahnya tak suka. Tangan kanannya mengepal, kesal dengan mulut besar temannya. Mati kau, Park Chaeri! Rutuk Chaesa dalam hati.

      “Ada perlu apa?”

      “Er… boleh aku duduk?”

      “Hm,” sahut Chaesa dingin dengan tangan terulur mempersilakan Taemin duduk.

      “Aku kemari untuk memberitahumu kalau ruang latihan sudah bisa digunakan oleh klub balet.”

      Chaesa mengangkat alisnya. Ia memandang Taemin meremehkan. “Hanya itu? Kau datang jauh-jauh kemari hanya untuk itu?”

      Lagi-lagi Taemin tersenyum tipis, air mukanya sangat tenang. “Ya, karena tadi siang kau terlihat sangat murung saat tahu ruang latihan kuambil alih. Cengeng sekali!”

      “Aku murung bukan karena itu―”

      “Ada siapa, Chaesa-ya?” terdengar suara Appa.

      Chaesa menoleh dan mendapati Appa sedang memelototi mereka berdua dari ruang tengah. Taemin langsung bangkit dan memperkenalkan diri.

      “Annyeonghaseyo, Lee Taemin im―”

      “Ah ya,” sahut Appa mengibaskan tangannya tak peduli sambil berlalu dari sana.

      Kini giliran suara Eomma yang terdengar, “Semoga bukan pacarmu ya, kan kamu sudah punya calon tunangan.”

      GLEK!

      Chaesa menelan ludah keras-keras, wajahnya memerah. Ia merasa malu sekali.

      “Tunangan?” tanya Taemin. Chaesa hanya diam menunduk. “Sudah tahu punya tunangan kenapa masih saja mengincar pria lain? Si siapa yang bermata besar itu… errr, Choi Minho?”

      “Bukan urusanmu!”

      “Kau harus tidur cepat, Chaesa-ya, tidur cukup dapat membuat kulitmu sehat. Jangan buat kami malu dengan calon tunanganmu kalau kulitmu keriput nanti!”

      Chaesa mencengkeram rok seragam yang masih dikenakannya. Tubuhnya bergetar menahan rasa malu. Kali ini Eomma sudah sangat keterlaluan!

      “Keriput?” tanya Taemin dengan ekspresi ingin tertawa.

      “Jangan dengarkan!” desis Chaesa. “Kapan kau pulang?” usirnya.

      Taemin melirik jam tangannya. “Sekarang saja kalau begitu.” Ia bangkit dan menaikkan retsleting jaket yang agak ketat di tubuhnya. “Sampaikan pada orangtuamu kalau aku pulang.”

      “Tak perlu. Mereka juga tak mengharapkan kehadiranmu!” ujar Chaesa ketus.

      “Galak sekali!”

      Taemin tiba-tiba mendekatkan bibirnya ke telinga Chaesa. Eomma dan Appa yang mengawasi mereka dari ruang tengah langsung was-was.

      “Ehem…,” deham Appa.

      Taemin berbisik. “Aku kemari untuk menyampaikan hal tadi. Bukan sengaja ingin bertemu denganmu. Jadi, jangan terlalu percaya diri!”

      “Cih~ Kenapa tidak menyampaikannya melalui Chaeri? Bukankah kalian satu kelas dan baru saja pulang bersama tadi siang?” balas Chaesa berang.

      “Chaeri menyukaiku, dia selalu salah tingkah jika berada di dekatku dan selalu mengeluarkan suara-suara aneh jika sedang kegirangan. Jika aku terus-terusan mengajaknya berinteraksi, khawatir ia akan salah paham. Kalau kau takkan berpikir seperti itu kan? Atau jangan-jangan kalimatmu barusan menyiratkan kalau kau sedang cemburu?” goda Taemin.

      Chaesa melotot. Ini benar-benar keterlaluan…

      Ia mendorong tubuh Taemin. “Bukankah tadi kau sudah dengar? Aku sudah punya tunangan.”

      Taemin mendengus, senyum singkat terukir di wajahnya. “Bukankah masih terlalu muda?”

      “Apa maksudmu?! Aku dijodohkan!”

      “Apa kau tak bisa mencari jodohmu sendiri?” Taemin tak berhenti menyerangnya. Menurutnya, ini sangat menyenangkan.

      Chaesa gusar. “Yaaah! Jika tunanganku tahu, matilah kau!”

      Taemin tersenyum geli, ia berbalik dan beranjak menuju pintu keluar. Ia terus berjalan ke halaman menuju motornya dan memakai helm. Sedangkan Chaesa tanpa sadar mengikutinya keluar untuk mengantar.

      “Seperti apa dia, tunanganmu itu? Apa dia tampan sepertiku?” goda Taemin.

      Chaesa melipat kedua tangannya dan mendekap di dada. “Pastinya dia seribu kali lebih tampan darimu dan tidak idiot!”

      Pernyataannya kali ini 180° berbeda dengan kemarin.

      “Oke. Selamat menikmati hari-hari perjodohanmu kalau begitu. Aku pulang…,” Taemin menyalakan mesin motornya dan melambai singkat pada Chaesa, “…bye!”

      Setelah Taemin hilang dari pandangan, Chaesa kembali masuk ke dalam.

      “Eomma-Appa, apa yang kalian lakukan? Kenapa mengungkit-ungkit masalah tunangan?!” teriak Chaesa. “Memalukan!”

      “Siapa dia?” interogasi Appa.

      “Teman. Dia siswa baru yang langsung terpilih sebagai ketua klub dance,” jelas Chaesa yang tanpa sadar sedang memuji jati diri Taemin.

      “Wah, gawat! Dia bahkan sangat tampan. Aku khawatir Chaesa akan tergoda,” ujar Eomma.

      Appa mengangguk setuju.

      “Ya, tidak seperti pria yang akan dijodohkan denganku itu yang kemungkinan jelek dan idiot!” sahut Chaesa sambil berlalu menuju kamarnya dan lagi-lagi ia tak sadar sedang membela Taemin.

..to be continued..

Preview next part:

Minho: “Hyung, apa menurutmu aku bisa mengalahkan Lee Taemin?”

Jonghyun: “Yah, bodoh! Sudah kubilang kan kalau kau memang menyukainya! Aish~”

Sun Gyun: “…dia satu sekolah dengan Chaesa kok. Chaesa-ya, apa dia belum menyapamu?”

Chaesa: “Satu sekolah?! Be-belum… Apa dia berada di tingkat dua juga?”

Sun Gyun: “Ya, tapi dia bilang tidak satu kelas denganmu.”

Chaesa: “A-Abeonim… apa dia sudah mengenalku?”

Sun Gyun: “Hm, kami memberikannya fotomu sebelum akhirnya dia juga mutasi ke Goojung.”

Jung Ah: “Baru beberapa minggu sekolah di sana, dia sudah diangkat menjadi ketua klub. Dia sangat populer di sekolah. Selain itu, dia juga berada di kelas unggulan. Apa kau sudah mengenalnya, Chaesa-ya?”

      Chaesa menggeleng.

Jung Ah: “Anak kami bernama… Lee Taemin.”

      Di saat yang sama, Taemin muncul dan langsung membungkuk meminta maaf atas keterlambatannya.

Taemin: “Annyeonghaseyo, maaf terlambat… Chaesa-ssi, senang bertemu denganmu.”

      Chaesa menatap pria kurus di hadapannya itu dengan mulut sedikit terbuka, matanya sama sekali tidak berkedip, ia hanya diam dan lemas di tempat…

+ Makasih semuanya, apresiasi kalian di part kemaren bikin cenat-cenut pas baca komennya. Makasih buat yg udah ngasih komentar panjang. Saya telen semua capslocknya juga *kenyang*. LOL

+ Nggak pede tuh karena FF ini pake sudut pandang orang ke-3. Sedangkan di FF sebelumnya pake sudut pandang orang ke-1. Di sini ngerasa bahasanya amburadul. Saya sendiri bacanya nggak enak. Makanya nggak pede. Hehe. Tapi seudah baca komen-komen kemaren, jadi semangat. Pokoknya makasih ya semuanya^o^/

+ Taemin dkk bakal balik lagi minggu depan. Sampe jumpaaa~

©2011 SF3SI, Diya.

This post/FF has written by Diya, and has claim by her signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

125 thoughts on “Miracle Romance [Chapter II]”

  1. hahaha 😀 ngakak kalo bayangin ekspresinya chaesa + ortu chaesa tau kalo “tunangannya” itu si TAEMIN. wkwkwk :p
    hahaha 😀
    gimana chaerin nantinya kalo tau taemin ma chaesa dijodohkan??
    ditunggu lanjutannya^^

  2. huaaaaa … ga sabar nunggu next partnya …
    sumpah tadi lucu waktu pas chaesa bilang tunangannya lebih tampan dari taemin … whahahaha
    padahal taemin itu kan tunangannya … hhaha

  3. Yaaww~
    baca nya ttp enjoy kok :3
    ihihiii~
    btw……………………..OHMYGAAAD~!!!!!
    pokoknya gregetan bca FF iniiiii~
    hwhwhhwhhw~!
    ga sbar bgt bgt lah nunggu Chaesa ntar ktemu sma Taemin~ trus ntar berpaling dr Minho k Taemin :3

    gerakan Minho lelet ah~
    si Chaesa suka nya udah lma, udah rahasia umum pula, tpi si minho bru rda timbul” benih cinta *plak. lebe* nya pas si Chaesa d dketin Taem u,u

    argghhhh
    ga sbar nunggu next part nya~!! +___+
    d tungggu d tungggguu u,u)/

  4. unnie, mianhe baru komen (_ _) baru sempet on di pc
    itu pas chaesa butuh vitamin minho nya kemanaaaaaaaa *panik panik
    haha kesian banget dede taemin dibilang ga gentle, tp emag begitu kenyataannya de, terima saja nasibmu *termasuk yg miskin itu haha
    aku masih sering ketuker chaesa sm chaeri haha babo bgt deh
    yg part ini kayanya ga banyak komen unn, udah bagus bgt kok
    next chapt di antisipasi bgt loh
    oh iya unnie cepet bgt publishnya, ga ky waktu jaman we walk hehe

  5. mamot in here~~! yesss!

    Mana minho?mana minho? *nagih*
    Tpi…kok..kok.. taemin jaddiiiiiii keyeeeennnn sih disini. gilaaaaakkk laganya sok cool banged dah! ngapain pula dia datang ke rumah chaesa? sombong bener! belaga bener dia sok-sokan mojokin chaesa apalagi msalah pertunangan.

    Dannn ituuuuuu…. An-mu!
    siapa yang bilang kamu pake sudut pandang ke-3 amburadul?? dari dulu kamu bilang gitu mulu. ENGGAK DIYA!!!!! biar tambah pengalaman jadi ga pake sudut pandang ke-1 mulu… pokonya lebih di perjelas lagi aja diy.. biar makin mantap!!
    trus jangan sampe kebulak chaesa n chaeri.. apalagi kalau ampe nangkring jadi chemot. muahaha~!!!

    ketemu part depan^^

    1. mamoooooot brot brot brot!
      mino part depan munculnya…

      ih aku emang ga pede kalo nulis pake sudut pandang org ke-3 tau.
      amburadul! keke~ yg penting itu menyalurkan imajinasi…

      sama lah aku juga kadang puyeng pas ngetik chaesa/chaeri. LOL
      oke, sampe jumpa part dpn^^/

  6. astaga JUMMM.. resenya si tetem.. aigooo..
    tapi kok aq ngebayanginnya itu KYu yaaaa..
    tetem yang evil..tapi sumpah… lucu sekali baca perdebatan chaesa n tetem
    dan astaga.. itu Chaeri, suka ma cowok kok gak tau malu bangettt sihhh.. nampak sekali…
    aduuhhh.. aq penasaran lanjutannyaaaa.. *brb ke part 3*

  7. keanya udah pernah komen lewat hape, tapi ko’ ga ada…?
    komen aja lagi deh….

    Taemin di sini….susah ngebayanginnya…. tapi dia tuh emang sesuatu, ff ini memang sesuatu…!
    hehe…

    lanjuutt~!! #eh, udah ada part 3…

  8. Oh ya ampuuuunnnn…
    akan jadi cinta segitiga yang penuh kegalauan lagi kah?
    Kekeke~
    Taemin itu keyeeeennnn!!! Kyaaaaaaahhh~
    Aku ngebayangin Taemin di sini jadi kejang-kejang hahaha

    Dan btw, orangtuanya Chaesa itu jahil yah haha =,=
    Amburadul? Apanyaaaa??? jelas rapi begini di bilang amburadul?
    Ckck deh eon -,-

    Langsung terbang ke part 3 aaaahh~

  9. wkwkkwk… seru .. aku bnr” keingetan ama novel favorite aku … hahahaha …

    lnjut part berikut nyaaa…wkkwkwkwk

  10. Huaaaa Chaesa bakal shock!!! Kwkwkwkwkk

    Seru kok lewat pihak ketiga 🙂

    Lanjut k part berikutnyaaa \(´▽`)/

  11. sumpah deh unnie aku baca ff ini senyum senyum gaje
    itu taemin evil banget gitu deh ngegodain chaesanya
    oramg tua chaesa rempong banget deh ya gk tau apa chaesa udah ketar-ketir nahan malu di depan taemin
    ahhh~~ aku mau baca chapter selanjutnya 😀

  12. Hyaaaa makin seru ini thorr.. Serius deehhh… Bener” deh org tuanya chaesa.. Coba aja mereka tau klau itu calon menantu mereka haha… Lucu”… 😀

  13. Hai aku reader baru disini. Ini alur ceritanya (masalah tunangan) hampir sama seperti salah satu novel. Mungkin memang sedikit terinspirasi dari sana. Tapi, gaya bahasanya berbeda lebih ke ciri kamu. Suka sama pemilihan katanya. Kebetulan Taemin juga bias ku. Oke, mau lanjut ke part berikutnya. ^O^

  14. yah… orang tua chaesa galak amay. apa gak malu entar kalo ternyata taemin adalah calon menantu?
    yah… kalo aku brteman ama orang yg sprti Chaeri, udah ku kulempar dia ke danau. mlut besar…
    *ikutan marah

  15. kyaaaaaaaa………*histeris sendiri
    setuju dg chaeri…taemin itu sangat sangat sangat sangat tampan*melting
    gokil pula,,iseng,,,senengnya ngegoda…hahaha
    chaesa kepikiran karena dijodohkan smpe bgtunya..
    pdahal jdohnya taemin.tpi udah mulai d puji n d belain juga…cieeeeee
    penasaran pas acara pertemuan bagaimna….lanjuttttttt

  16. haaaa taemin lucu bgt. ngerjain chaesa begitu. hahhh~~ aku harap chaesa cepat2 lupain minho xD ffnyaa baguuss i like it!

  17. Hyaaa…. aku ngakak sendiri baca ini wkwkwkwk,,,,
    seru banget apa lagi di bagian Taemin nge goda si Chaesa wkwkwkwk,,, duh mereka bertiga Hyeorin, Chaeri, sama Chaesa kayak bidadari turun dari langit ya xD

Leave a reply to Lia9287 Cancel reply