I Love The Way You Lie – The Wedding and My First Night? [2]

Title: I love the way you Lie
Author:  Angelic Autumn
Cast:  Runa (YOU)
           Key (SHINee)
Minor Cast: SHINee members, Kim Sujin, Dimas, Intan, they are still hidden.
Genre: romance, family, friendship, comedy(?).
Length: Sequel
Rating: PG 15
Disclaimer: I’m just own the plot not casts, and please don’t be a plagiator.
N.B: inilah part 2 yang diminta oleh readers, makasih untuk kesediaannya mau komen di part 1 kemarin, maaf ya lama. Ok! HAPPY READING AND PLEASE LEAVE A COMMENT!!
            
THE WEDDING AND MY FIRST NIGHT 0.0 ?
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
-Runa’s POV-
            Kalau kalian tanya aku sedang apa sekarang, lebih baik kalian tidak usah tahu. Tapi, karena ini cerita dan aku sebagai tokoh harus cerita. Ok, aku sedang berdiri di depan cermin besar saat ini, 2 orang penata rias sedang merapikan gaun pengantinku, perlu digaris bawahi GAUN PENGANTINKU!!
            Hal yang sudah setengah mati aku hindari untuk menikahi si setan cantik woops*ditendang lockets* maksudku Key akhirnya terjadi juga. Tapi, kini alasan aku menikahi Key bertambah. Aku akan menceritakan bagian itu nanti, sebenarnya aku memang sudah mulai ada rasa sama si Key cuman, masih harus diselidikin lagi.
            Masalahnya adalah, aku kesal dengan kak Dimas yang memaksa aku menikah dan berkeluarga, sementara statusku masih pelajar SMA tingkat 3. WOY pliss deh! Gak GELA teoh! Back to reality. Seriously, I get pissed off.
            “Waktunya pengantin wanita!” kata kak Intan yang enggak tahu sejak kapan udah berdiri di belakangku, ini nih yang paling aku takutin dari Kak Intan. Kalau nongol itu selalu seenaknya, kak Dimas aja sampai jejeritan waktu pas mati lampu dan kak Intan nongol dengan senter yang nyorot ke muka.
            “Kak, apa aku harus…” tanpa sadar, beberapa bulir air turun dari pipiku. Oh, ini benar-benar sulit. Saat seorang perempuan yang belum siap menikah harus terpaksa menikah, rasanya tuh! Ihh, kesel sendiri dan nyesek banget. Ahh, masih gitu jaman siti nurbaya.
           “Kakak sudah mencoba untuk melarang Kak Dimas menikahkan kamu sekarang, dek. Tapi, Mr. Kim pengin cepat-cepat kamu jadi menantunya. Maafin kakak, ya?” Kak Intan memberikanku pelukan hangat. Ia menghapus air mataku dan menggiring aku pergi ke altar untuk mengucap janji setia yang aku sendiri enggak yakin untuk mengucapkan.
            Oh, soal Mr. Kim kalian pasti penasaran kenapa nama bosnya kak Dimas kesebut-sebut dalam hal ini? well, dia adalah ayah dari SI SETAN CANTIK!! Awalnya aku juga kaget, tapi sekarang semua jelas kenapa Mr. Kim tiba-tiba mutasi kak Dimas ke korea.
>>>Flashback<<<
           Waktu itu aku bangun pagi sekali, tumben-tumbennya hehe (^_^). Karena bingung mau ngapain dan sudah tidak bisa tidur lagi, aku bermaksud ke dapur sekalian bantuin kak Intan yang mungkin aja lagi masak sarapan. Pas mau sampai dapur aku dengar Kak Dimas dan kak Intan tampaknya lagi serius berbicara. Emang kebiasaan dari kecil, akhirnya ujung-ujung enggak jadi bantuin malah nguping. (-__-*)
           “Jadi, si Key itu anaknya Mr. Kim dan selama ini dia…”
           “Iya, dia itu temen almarhum papaku. Aku kenal dia saat berumur 15 tahun, dan saat itu Key dan appanya main ke Indonesia, papaku dan appa Key yang melihat kedekatan Runa dengan Key waktu kecil memutuskan menjodohkan mereka. Sekarang, Mr. Kim akan menjalankan rencana mereka, itu!” cerita kak Dimas, kalian tahu apa yang aku rasain saat ini. Kaget, bingung, marah, dan…aarrgghh semua campur aduk. Sekarang posisiku semakin terancam, dan aku sadar. Aku bener-bener enggak bisa nolak pernikahan itu.
# # #
           Aku menarik nafas panjang, beban di hati sama pikiran rasanya tidak pergi-pergi juga. Saat ini aku sedang mengurung diri di kamar dan ngotot enggak mau keluar karena Key dan appanya aka Mr. Kim datang ke rumah untuk membicarakan seputar ‘pernikahanku dan Key’.
           Kalau di dunia ini enggak ada yang namanya sopan santun, mungkin dari tadi aku udah mencak-mencak dan marah-marah sama Mr. Kim serta anaknya Key yang entah kenapa nyebelin sekarang. Terus nendang mereka keluar dari sini.
          Tapi, karena aku masih menghormati Mr. Kim sebagai teman papa akhirnya aku keluar dari kamar, mencoba berani menghadapi mereka serta kenyataan yang mereka bawa.
           “Runa, ini Mr. Kim nama aslinya Kim Hyun, kau panggil dia appa karena dia wali angkat kita.” Tunggu-tunggu, wali angkat? Jadi selama ini, wali yang menyekolahkan kak Dimas sampai lulus kuliah dan wali yang selama ini membiayai hidup kami adalah…Mr. Kim aka Hyun ahjussi??
           “Eoh, appa?”
           “Ne, mianhae oppa tidak bilang soal wali angkat kita sebenarnya karena Hyun appa sendiri yang minta dirahasiakan dari kamu.” Terang Kak Dimas.
           “Runa-ya, sini. Duduklah di samping Key!” kata ahjussi atau harus kupanggil ‘appa’ sekarang. Tepat seperti bayanganku, apa yang dibicarakan adalah mengenai pernikahanku dan Key.
             Alasan-alasan yang kayaknya udah direncanain bikin aku enggak bisa berkutik sama sekali. Contoh, rencana ahjussi dan almarhum papa yang ingin menikahkan aku dengan Key dan aku enggak bisa nolak karena itu udah sama aja kayak amanah dari almarhum papa.
              Kedua, aku yang udah bikin Key hilang ingatan. Ya, walau yang dia lupain Cuma penolakkan aku waktu Key nembak di ruang UKS, reason satu ini kalau diendus-endus aneh banget*sarap*, seperti sebuah misteri. Back to reality. And the last, karena ahjussi yang sudah membiayai hidup kami selama ini, tentunya aku harus balas budi dong. Dengan menikahi Key, itu tandanya aku telah membalas jasa-jasa ahjussi maksudku ‘appa’. Kebetulan yang enggak disangka-sangka ya, maju nabrak, mundur juga nabrak apalagi lewat kanan kiri, malangnya nasibku (T^T).
 
>>>END OF FLASHBACK<<<
              Aku sampai di altar dengan Key yang menggenggam tanganku menghadap seorang pastur yang akan memimpin upacara yang enggak banget ini.
             “Kim Kibum, apakah kau bersedia menerima mempelai  Runa sebagai anaemu dalam suka maupun duka, dalam senang maupun sedih?” tanya pastur itu.
            Dengan semangat membara Key menjawab, “Ne, saya bersedia sekali!” beberapa tamu terkekeh mendengar jawabannya, belum apa-apa aja udah bikin malu. Aissh..papa dan mamaku di sana, kenapa calon suamiku begini banget sih?? Nasib-nasib (T^T).
            “Dan Rar—una Makdog—“
            “Instruksi pastur, namanya Raruna Mcdough (read: Mekdoug)” sela Key. Aiyah! Salah dikit enggak apa-apa kali, bikin malu aja! Awas ya nanti kalau tinggal kita berdua aku akan memukul bokongmu Setan cantik!
             “Eh, ne mianhae. Raruna Mcdough, bersediakah kau menerima mempelai Kibum sebagai nampyeonmu dalam suka maupun duka, dalam senang maupun sedih?” enggaaakk! Ogah! Aku enggak mau, enggak mau! Enggak mau! Arrrggghhh “Ne, saya bersedia!”
             “Apa ada yang keberatan dengan pernikahan ini!” SAYA!! Pastur saya keberatan, banget malah! Saya keberatan tolong batalkan pernikahan ini! saya keberatan!! Aku mencoba melotot pada pastur di depan, tapi emang dasar sial! Karena tudung yang menutup wajahku tebalnya setengah mampus, mau melotot sampai mata keluar tempat juga enggak bakal kelihatan.
                Karena ditunggu-tunggu tak terdengar ada yang menyahut, pernikahan yang enggak-banget-ini dibilang sah. “mempelai pria boleh mencium mempelai wanitanya!” oh no, aku lupa yang bagian ini! cium-cium ini, duh gimana dong?
              Key sudah membuka tudung yang menutupi wajahku, dia menatapku teduh dengan senyuman yang penuh kehangatan, DEG perasaan itu kembali datang. Jantungku rasanya marathon, dan darahku berdesir seperti arena balap kuda(?). Sebenarnya ini kenapa? Apa aku memang benar-benar suka sama Key?
              Karena Key lama dan aku yang sudah bisa menguasai diri dari-tatapan-laser-penuh-cinta miliknya, kuberanikan diri mencengkram tuxedonya menariknya ke dalam ciuman 5 detik milikku. Oke, kesannya aku agresif, asli sebenarnya aku ogah banget melakukan adegan senonoh begini kalau bukan karena authornya yang nulis*author: woy! Kembali ke cerita! Kembali ke cerita* hehehe, mian thor.
              Para tamu undangan seketika histeris, ya iyalah biasanya cowok yang nyosor ini malah cewek yang nyosor*bahasanya mantep*, keinget sama pernikahannya Oh Hani dan Baek Seungjo deh.
              Setelah 5 detik, aku melepas ciuman yang hanya menempel itu. Melihat ekspresi Key yang syok tawaku nyaris pecah, haha bisa-bisa tamu undangan kabur mendengar teriakan khas kunti milikku(?), jadi aku tahan. Dari arah kursi para undangan aku dengar suara siulan kencang, pas aku tengok Sujin dan Jonghyun sedang heboh sendiri. Seharusnya aku memang tidak pernah mengundang mereka, bukan Cuma Key yang bikin malu, semuanya bikin malu (T_T).
               Acara selanjutnya adalah party, kami berkumpul di taman belakang rumah Key yang baru aku tahu luasnya mengalahkan lapangan sepak bola. Sengaja aku meminta garden party biar para tamu lebih enjoy begitu pula dengan kami selaku pemilik acara, kalau indoor rasanya enggak enak, sekalian pengiritan dari pada sewa gedung kemahalan, tuhkan belum apa-apa aja naluri ke-isteri-anku udah keluar. Aku yakin enggak lama lagi, aku akan berubah jadi tante-tante yang suka berantem di mall hanya karena ingin dapat barang diskonan.
               Semua yang datang sedang asyik menikmati pesta, tapi tidak dengan gadis manis jembatan ancol ini, salah deh gadis manis yang malang ini (read: aku). Aku duduk di salah satu bangku taman, memandangi kolam-kolam berisi anak bebek. Kalau aku bisa memilih, aku mau jadi anak bebek saja yang enggak perlu harus dijodohin untuk dapat pasangan tapi, dengan takdirnya sendiri. Seseorang menepuk pundakku lemah, begitu ku lihat dia Sujin.
              “Kau tidak bersama dengan yang lain, mereka sedang berdansa dan Key mencarimu,” katanya berjalan mengitar lalu duduk di sampingku.
               “Ani, aku ingin di sini saja. Kau sendiri, mengapa malah ke sini? Tidak berdansa?”
              “Haha, mau berdansa dengan siapa? Tembok? Lagipula aku tidak senang berdansa. Ya! Sejak awal pertama pesta kulihat kau tidak semangat, ada apa, sih? Bukan’kah ini hari bahagiamu?”
              “Wow, tahan dulu. Kamu melempar pertanyaan terlalu banyak. Joayo, aku sedang dilema dengan perasaanku sendiri Sujin-ah, disatu sisi aku kesal pada pernikahan ini namun di sisi lain aku merasa nyaman dan aman bersama ‘si setan cantik’ itu*dilempar lockets*,” kataku menjawab.
               Sujin nampak berpikir, ia mengangkat satu alisnya tinggi. “Itu namanya cinta!” cetusnya tiba-tiba, cinta? Maksudnya aku jatuh cinta?.
              “Pabbo, kau bilang kau kesal’kan dengan pernikahan ini tapi, kau merasa nyaman ketika bersama Key. That’s mean, you fall in love with him although you dislike this married. Kau hanya butuh waktu untuk menemukan jawaban yang pasti, Runa!”
                Aku melihat Sujin sebentar, kemudian menatap kolam dengan anak bebek lagi. Entahlah aku merasa bingung dengan ini semua.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
                 Waktu berjalan cepat, kini garden party yang diadakan sudah berakhir. Tamu-tamu undanganpun sudah pulang, termasuk kak Dimas dan Kak Intan. Ada satu fakta lagi yang baru aku ingat, ketika aku menikah aku dan Kak Dimas akan tinggal terpisah. Mau enggak mau aku akan tinggal di rumah Key mulai saat ini, sedih rasanya.
               Dari semenjak papa dan mama meninggal aku Cuma tinggal berdua sama Kak Dimas, dan sekarang aku harus tinggal terpisah sama nampyeonku. Tidak sadar, air mata itu jatuh dengan sendirinya. Aku duduk di atas kasur memandangi lantai dengan tatapan kosong namun, tanganku bergerak melepas semua perhiasan yang kukenakan selama pernikahan tadi.
               Key keluar dari kamar mandi dengan piyama tidurnya, tampaknya ia melihatku menangis karena sekarang dia sedang mendekapku. “Hey, princess kenapa kau menangis?” tanyanya dengan suara lembut, hatiku rasanya bergetar mendengarnya. “Aku kangen sama Dimas oppa, Key.” Mulutku tiba-tiba saja bercerita, duh sebenarnya aku ini kenapa sih?!
              “Oh, uljima. Kau bisa melihatnya setiap hari, kok!” kata Key, dia melepas pelukannya dan menatap mataku dengan mata kucingnya yang tajam itu.
             “Maksud’mu?” dia tersenyum misterius, biasa deh!
            “Nanti kita akan tinggal di sebelah apartemen Dimas hyung, dengan begitu kita bisa bertemu dan mampir setiap saat, eotte?” aku terbelalak, ia Cuma memberikan senyuman penuh arti padaku. Ya ampun, demi apa? Bagiku sosoknya sudah berubah bukan lagi setan cantik tapi malaikat cantik! Dengan cepat aku menghambur memeluknya.
            “Gomawo, nae sobangnim!” nyaman, rasanya kayak dipeluk sama papa atau kak Dimas. Hangat sekali. Aku senang punya suami seperti Key, kurasa tidak akan sulit belajar menyukainya hehe. “Cheonmaneyo, semuanya untuk yeobo. Joayo, sekarang kau mandi tubuhmu bau sekali!” aku mendengus mendengar ejekannya, tapi tidak bisa menutupi kalau aku, hehehe ya ampun gimana bilangnya yah?! Hehehe, aku suka Key (^/////^).
-30 minutes later-
            Aku keluar dari kamar mandi sudah lengkap dengan piyama tidurku, yang..aish! tipis banget guys! Piyamanya itu berupa dress pink selutut, yang kasih ini mau tahu siapa? ABEOJI! Ayahnya Key maksudku, satu hal lagi yang aku lupa biasanyakan pengantin baru itu melakukan ‘itu’ pada malam hari, jangan-jangan aku—ANDWAEEE!
              Key duduk di ranjang sambil membaca sebuah buku yang aku tak tahu apa, jangan bilang buku ‘pedoman cara berhubungan suami-istri yang baik’ yang kini sedang dia baca? Arrgghh pervert! *sarap*. Dia mengalihkan pandangan dari buku sambil tersenyum ke arahku, kyeopta. “Runa-ya, kau sudah selesai mandi? Ayo, duduk di sini,” katanya sambil menepuk sisi ranjang kosong di sampingnya.
# # #
-Author’s POV-
              Ayahnya Key baru saja keluar dari ruang kerjanya, mengurus beberapa pekerjaan yang sempat tertunda karena pesta pernikahan anaknya hari ini. Mulutnya menguap lebar, memberikan akses jalan bagi para serangga malang untuk masuk ke dalamnya.
              Lelaki paruh baya itu lewat di depan kamar pengantin anak dan menantunya, tak sengaja ia mendengar suara rintihan dari dalam sana.
               “Aduh Key, pelan-pelan dong…ahh, sakit nih!” itu suara menantunya, pikir ayahnya Key atau cukup kita panggil Hyun ahjussi.
              “Sabar yeobo, nanti juga sakitnya hilang.” Woh, sekarang suara anaknya.
              “Tapi sakit Key, aww pelan-pelan!”
              “Ne, sabar yeobo sebentar lagi. Tahan, ya?”
               “Ppalli Key, aku sudah tidak tahan!”
               “Aku keluarkan dulu, ya!” cukup! Hyun ahjussi sudah tidak sanggup mendengarkan lagi. Dia jadi horny sendiri*wah parah nih author bulan puasa nyajiin kayak ginian* beginilah nasib duren(read: duda keren). Istrinya meninggal 3 tahun yang lalu karena sakit, jadinya Hyun ahjussi hanya tinggal sendirian sebagai lelaki haus akan kasih sayang seorang wanita*plaakk*.
              Dengan langkah berat, dia masuk ke kamarnya lalu mengunci pintu. “Dasar anak muda, hidupnya enak, ya!”
# # #
             Runa dan Key turun bersamaan dari lantai dua, beberapa pelayan membungkuk pada mereka mengucapkan selamat pagi. Tapi, ada yang aneh dengan langkah Runa, jalannya jadi pincang.
             “Yeobo, jalannya pelan-pelan nanti kakimu sakit lagi!” pesan Key dan dengan gentlenya dia memapah Runa yang sedang tidak berdaya dengan kaki dibalut kain kasa. “Aduh, mianhae Key aku merepotkanmu.” Runa memajukan bibirnya, malu banget dengan sikap dia ke Key dulu yang menurutnya sadis. “Gwenchana, inilah tugas seorang nampyeon!” *author mimisan*
                Key menarik kursi meja makan di depannya dan menyuruh Runa duduk di sana, sementara ia sendiri duduk di kursi di samping Runa. Hyun ahjussi yang sedari tadi duduk satu meja bersama mereka, dengan sadisnya dikacangin.
                 “Bagaimana malam pertama kalian?” emang dasar kakek-kakek pikun, asal ngomong aja enggak melihat tempat dan kondisi yang notabene orang-orang sedang makan. Otomatis, sepasang pengantin baru yang merasa pertanyaan itu ditujukan untuk mereka tersedak. Key yang baru mau menelan cappucinonya harus kembali mengeluarkan minuman tersebut dalam versi semburan air mancur*abaikan* sedangkan Runa, hampir menelan garpu bulat-bulat.
                 “Appa, kenapa bertanya seperti, itu?” tanya Key. Ia membersihkan bajunya yang terkena semburan cappuccino dengan tissue. “Memang salah, appa’kan hanya bertanya. Habis suara kalian itu terdengar sampai luar kamar, malu tahu sama kucing tetangga *plagiat*!”
                 Runa hampir saja kembali tersedak, kalau tidak buru-buru menutup mulutnya dengan telapak tangan. Sekarang dia ingat, mungkin maksud Hyun ahjussi itu peristiwa kemarin malam.
>>FLASHBACK<<
                Key meminta Runa duduk di sampingnya seulas senyuman hangat yang selalu ia berikan pada gadis itu tidak sedikitpun luntur, maka dengan langkah agak canggung Runa mendekat.
              Baru beberapa langkah, kakinya tersandung karpet dengan kaki kanan terkilir. “AUW!” Key segera turun dari ranjang, menggendong Runa ala bridal style ke atas tempat tidur.
              “Kamu ini bagaimana sih, jalan enggak hati-hati!” ujar Key panik.
               “Mian, habisnya..AUWW pelan-pelan dong!”
               Key memijat sekitar pergelangan kaki Runa yang sepertinya keseleo, karena tidak tahan akhirnya Runa mengaduh-aduh.
               “Aduh Key, pelan-pelan dong…ahh, sakit nih!”
              “Sabar yeobo, nanti juga sakitnya hilang.”
              “Tapi sakit Key, aww pelan-pelan!”
              “Ne, sabar yeobo sebentar lagi. Tahan, ya?” Key masih dengan kegiatannya mengurut sementara Runa tidak bisa diam seperti ulat keket saking tidak kuatnya menahan sakit. Kalau orang yang tidak tahu kejadian sebenarnya pasti sudah menganggap mereka melakukan ‘apa-apa’.
                “Ppalli Key, aku sudah tidak tahan!”
                 “Aku keluarkan dulu, ya!” Key mengambil kain kasa dari kotak p3k, sebelumnya dia baluri dengan obat untuk menghangatkan otot kakinya yang tegang karena keseleo.
>>END OF FLASHBACK<<
               Hyun ahjussi yang mendengar cerita itu dari Runa cengo sendiri, ternyata dia sudah salah paham. Kelamaan menduda tidak baik juga ternyata, pikirnya. Selama sarapan pagi itu, Hyun ahjussi hanya mampu diam. Dia tidak akan asal ceplos lagi.
# # #
            Key memasukkan kopernya ke dalam taksi, pagi ini ia dan Runa akan bulan madu ke Jeju do selama 2 hari. Tadinya sih mau seminggu, tapi karena Runa ngotot takut diomelin Cho seonsaengnim (guru Matematika yang killer minta mampus itu) jika tidak datang pada ulangannya hari kamis nanti.
             Setelah semua beres, dua sejoli ini pamit sama Hyun ahjussi. Mereka masuk ke dalam taksi yang akan membawa mereka ke bandara Incheon.
               “Key-ah, kenapa kita mesti honey moon, sih?” rutuk Runa, dari tadi memang gadis satu ini sudah uring-uringan sendiri. Inget kata Honey moon aja bulu kuduk langsung berdiri. “Ini permintaan appa, dari jauh-jauh hari tiket sudah dipesan. Kalau kita menolak kasian appa’kan?” jawab Key.
               ‘Appa yang kasian atau kamu yang mau curi kesempatan, dasar setan cantik!’ omel Runa dalam hati.
               Mereka sampai di bandara Incheon sekitar 1 jam kemudian. Pesawat menuju Jeju do akan berangkat 10 menit lagi, jadi Key dengan kelabakan nyeret-nyeret Runa yang tadi lagi asyik beli camilan karena lapar. “Key! Pelan-pelan dong, aku bukan anak kucing!”
               “Emang bukan, siapa yang bilang kamu anak kucing? Kamu kan biang kucing!”
              Runa ngambek, udah kerah baju ditarik-tarik, orang-orang di bandara pada ngeliatin, sekarang dikatain lagi. Kalau bukan karena ini tempat ramai, Runa sudah menjedotkan kepala Key ke tembok saat itu juga*Run, nyante gak usah pake kekerasan deh!*
                “Kamu biang kucing karena wajah kamu imut melebihi anak kucing, yeobo!” kalau yang biasanya Runa paling anti sama gombalan cowok, sekarang tidak lagi. Wajahnya langsung memerah kayak kepiting rebus setelah Key menambahkan kalimat yang manis itu (bagi Runa). Dia tidak jadi menjedotkan kepala Key ke tembok, sekarang dia ingin menjedotkan mukanya sendiri ke tembok saking senangnya (^_^*)
                Selepasnya pesawat itu berangkat, tiba-tiba Runa merasa aneh dengan perutnya. Ada sesuatu yang bergejolak, wajahnya berubah pucat dan keringat dingin keluar dari pelipisnya. Wah, mabuk udara nih! Pikirnya.
                “Yeobo, kamu kenapa?” Key melihat Runa dengan cemas, ia menggenggam tangan Runa dengan kuat. “Key-ah, mintain kantung..engh muntah dong. Aku…hek..mual banget, nih!” Key segera memanggil seorang pramugari dan meminta kantung muntah, Runa udah siap-siap pengin mengeluarkan isi perutnya ketika sebuah kantung muntah yang bagaikan oasis di tengah gurun sahara terpampang di depan wajahnya.
                    Maka, tak perlu ditahan lagi “HOEEEKKKZZZ…”
# # #
              Langkah Runa lunglai sekali, menghabiskan hampir 2 jam di pesawat dalam keadaan pusing dan mual berat membuatnya seperti sapi yang baru aja kena tabrak bajaj, author sendiri bingung sapi yang ditabrak bajaj itu gimana, ya?*Gila*
               Ia langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur begitu sampai di hotel. Sementara Key, dia sibuk sendiri dengan koper-kopernya. “Key, kamu tidak lelah?” Runa akhirnya memberanikan diri bertanya, dia tidak enak hati. Dari tadi Key baik banget sama Runa, di pesawat Key mijitin dia, di bandara Key yang bawain kopernya. Gentle banget.
                “Ani, gwenchana kamu istirahat saja. Bukan’kah kau masih pusing?” kata Key sambil tersenyum menampilkan deretan gigi rapih dan putih miliknya.
               “Mianhae…yeobo!’’ setelah sekian lama menahan perasaan ingin manggil Key ‘yeobo’ karena canggung kata itu akhirnya keluar juga dari bibir Runa. Rasanya lidahnya aneh gitu, yang biasa manggil dengan nama kini harus manggil dengan nama sayang. Tapi, Runa sadar kalau ia memang sudah menyukai Key dan bukankah Key juga demikian, jadi itu tidak masalah.
              “Kamu panggil aku apa?” Key sebetulnya mendengar Runa memanggilnya ‘yeobo’ dengan sangat jelas. Cuma masih agak ragu, takut yang tadi Cuma bisikan angin*ceileh*. “Yeobo, wae kamu tidak suka?” tanya Runa sambil senyum mesem-mesem.
              “Aniyo! Aku..suka, sangat!” sekarang keduanya cengar-cengir sendiri kayak orang gila*dikejar lockets*. Cinta benar-benar mengerikan ya, readers?
               Malam tiba dengan sangat cepat*sebenernya author yang pengen cepet2 hehe*. Sebagai pengantin baru, Key mencoba bersikap romantis malam ini. Dengan sengaja pemuda berumur 17 tahun itu memesankan candle lite dinner special untuk keduanya. Semua persiapan sudah siap, tinggal menunggu orang yang dipuja datang.
               Runa mencak-mencak sendiri dalam kamar, gadis itu sekarang sedang mematut diri di depan cermin. Key, menelponnya yang sedang asyik-asyik mengarungi lautan saliva menuju pulau kapuk (read: ngiler dalam tidur) untuk turun dan makan malam bersama dengannya. Awalnya Runa tidak ingin mengindahkan permintaan Key atau yang lebih tepat disebut perintah Key itu, namun mengingat betapa baiknya Key tadi siang dengan setengah hati Runa bergegas mandi.
                    Ia baru akan pergi ketika melihat sepucuk surat di depan pintu kamar hotelnya dengan sebuket bunga tulip favoritnya. Ia membuka surat yang tak lain dari Key.
                  ‘Datanglah ke pantai, aku menunggu Yeoboku tersayang….
                Saranghae…
                    Nampyeonmu Key yang tampan..’
            Asli, Runa geli sendiri membayangkan tingkat kenarsisan Key yang akut. Tapi, memang kenyataan Key itu tampan. Runa hanya senyum-senyum sendiri sambil melipat surat itu dan menyelipkan dalam bunga tulip pink yang juga berasal dari Key.
           Gadis  manis dengan kulit kuning langsat itu berjalan ke arah pantai, di sana gelap, tak ada siapa-siapa.
             “Key mana? Katanya suruh ke pantai, kok tidak ada apa-apa di sini?” gumamnya. Tiba-tiba lampu yang menghiasi sepanjang pantai menyala, memperlihatkan seorang pemuda dengan jas hitam nonformal miliknya yang tengah tersenyum menatap Runa.
             Shok, jelas. Key berdiri di samping sebuah meja yang sudah ditata sedemikian rupa. Belum lagi dengan berbagai lilin menyala yang membentuk jalan baginya untuk menghampiri sang suami.
             “Key, kamu..menyiapkan semua, ini?” Runa bertanya dengan ekspresi yang masih tidak percaya. “Ne, bagaimana kamu suka?”
             “Key, ya tuhan! Ini, aku suka banget!” Runa memeluk lelaki dengan tinggi 177 cm itu dengan spontan. Tidak pernah ada lelaki yang memperlakukannya seromantis ini, dulu kalau pacaran paling modal cowoknya Cuma ngajak nonton dan makan bubur ayam di pinggir jalan, berbeda dengan ini.
              “Syukurlah kalau kamu suka,” katanya. Key menuntun Runa duduk di kursi, lalu ia sendiri duduk di depan Runa.
             Obrolan hangat meluncur begitu saja dari mulut keduanya, kadang mereka tertawa, kadang Runa manyun, kadang Key juga yang gantian manyun. Mereka saling suap-suapan makanan, seolah mereka benar-benar sedang saling jatuh cinta. Key memang jatuh cinta sama Runa tapi, gadis itu sendiri yang belum pasti dengan perasaannya. Masih ada bagian dalam dirinya yang menyangkal kenyataan tersebut.
             “Gomawo yeobo, atas malam ini.” kata Runa, saat mereka berdua berjalan-jalan di pinggir pantai menghabiskan sisa malam mereka. “Cheonmaneyo, itu juga seharusnya yang nampyeon lakukan, bukan? Memperlakukan anae layaknya seorang putri.”
‘Ya tuhan, ada gitu cowok yang baik kayak gini? Terima kasih karena cowok yang baik itu sekarang menjadi suamiku, tuhan.’ Batin Runa.
             Runa menenteng high heels hitam gemilapnya, membiarkan jari-jari kakinya merasakan sensasi dingin dari hamparan pasir-pasir putih. Keduanya tiba di kamar hotel, sementara Key yang sudah selesai mandi berganti baju, Runa memutuskan untuk mandi.
             Keduanya duduk di sofa dalam diam, memandang keluar jendela. Inilah saat-saat yang membingungkan bagi mereka, orang-orang jelas tahu tujuan honey moon itu apa. Memberikan waktu berdua untuk sepasang pengantin yang baru menikah, dan tentunya mereka juga tahu apa yang biasanya dilakukan pasangan setelah menikah. Tapi, haruskah? Key takut, jika Runa belum siap.
              “Jadi…sekarang, apa?” Runa mencoba memecah kesunyian di dalam kamar dengan style president suite itu. Gadis itu agak gugup. Key mengalihkan pandangannya pada Runa, ia memandang gadis itu dalam dan lekat.
             “Lakukanlah Key,” pemuda itu terkesiap mendengar kata-kata Runa yang tiba-tiba. “Eh?”
             “Lakukan apa yang seharusnya nampyeon lakukan pada anaenya.”
            “Tapi, apa kau sudah siap dengan segala resiko, nya?”
            “Resiko apa? Akukan ‘melakukannya’ dengan nampyeonku bukan orang lain, jadi apapun yang akan terjadi itu tidak masalah. Ini juga merupakan kewajibanku sebagai seorang anae, tugasku tidak akan sempurna kalau belum melayani nampyeonku dengan baik.” Key tertegun sesaat. Dia merasa senang, tak salah dipilihnya Runa sebagai istrinya*envy author*
             “Apa kau serius?” Key bertanya lagi, takut jikalau Runa hanya terpaksa.
             “Key, aku mungkin belum bisa menyadari arti perasaanku padamu, namun  aku mempercayaimu lebih dari siapapun. Lakukanlah, aku adalah milikmu seutuhnya.”
               Maka malam itu, menjadi malam bahagia bagi mereka berdua. Runa sadar dengan keputusannya ini, dia tahu statusnya masihlah seorang pelajar SMA tingkat 3 dan sebentar lagi harus menghadapi ujian kelulusan. Bagaimana bila dia hamil saat ujian kelulusan sudah dekat? Jawabannya adalah, dia sudah sangat siap.
                Begitu janji pernikahan Key dan dirinya terucap di depan para saksi dan Tuhan, maka tanggung jawab sebagai seorang istri harus dia lakukan dengan baik, begitupun ketika Runa memutuskan untuk memberikan apa yang selama ini dirinya pertahankan pada suaminya itu, maka tanggung jawab sebagai ibupun harus ia lakukan dengan baik jika memang nanti kenyataannya ia hamil.
To be continued…
 
N.B:  wah,,, kelar juga part 2. Bagaimana gaje readers? Mohon maklum ya, aku soalnya baru-baru ini mood nulis ff. dan bila part 3 nanti postingnya agak lama mohon dimaafkan jangan bacok saya, ya? Hehehe. Sekali lagi terima kasih karena udah mau komen di part 1 kemarin. Terus bila dalam part 2 ini banyak hal yang kurang atau alur yang terkesan cepet mohon maaf aja, dalam part ini author fokusin Cuma sama dua sejoli dimabuk asmara kita,  Key sama Runa. Ok segitu aja and…. PLEASE LEAVE AN OXYGEN FOR ME…. KAMSAHAMNIDA READERS!!
            Karena Author lagi baik, jadi author akan kasih preview buat Part 3 mau tahu judulnya apa….jreng jreng! “BETWEEN LIES, CHEATING, FIRST LOVE,  AND BABY??”
            “Jadi! KAMU DAN KEY SUDAH….”
           “Kenapa Key dan Sujin jadi terlihat dekat, ya?”
           “sebenarnya, AKU SUKA MINHO!!”
             “Aku adalah kekasihnya Key!”
            “AKU BENCI KAMU KEY! KAMU JAHAT!”
            “Jadi, ingatan Key sudah kembali tapi…..”
           “Tolong, jangan beri tahu siapa-siapa termasuk Key. Jika aku hamil.”
           “Teganya! Meskipun kita adalah sepupu, kalau kau berbuat seperti itu pada sahabatku apalagi membohonginya, jangan harap aku akan mengampunimu! LEBIH BAIK KAU CERAIKAN RUNA SEKARANG!”
TBC
           DOOORRR! Hayoo readers, bagaimana? Sudah terobati rasa penasarannya? Insya allah, ya! Kayaknya di part 3 dan 4 konflik baru akan keliatan jadi harap untuk readers bersabar. Sekali lagi mian bila dalam part 2 ini gregetnya kurang atau pokoknya semuanya kurang, termasuk authornya yang kurang waras…mohon maaf! Ok annyeong!!

©2011 SF3SI, Freelance Author.

This post/FF has written by SF3SI Author, and has claim by our signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

32 thoughts on “I Love The Way You Lie – The Wedding and My First Night? [2]”

  1. ini part 1 apa 2 sih?? tulisannya 1.. tp kata authornya 2?? *bingung*

    anyway, by the way, busway… NEOMU JOHAYO~~~~~~~~~~~

  2. Wuahhh,, aq bacanya sambil mimisan waktu candle light dinner dipantai#lebay sangadd*

    Key,, makin cinta sama kamu,, romantiss gila punya Nampyeon kayak dia!!*khayalan tingkat dewa#hehehe

    Kemarin di part 1 saya blm sempet koment,, jadi maafkan saya,, kekeke

    itu next part-nya bikin galau dehh,, mana authornya udd wanti-wanti next part bakalan lama,, aduh aq dh gx sabar!! Hehehe

  3. huuuuuaaaaaaaa ,,,,,,,,,,,,, runa …….. jangan rebut key dariku …………..
    jd melted ,, koq key bisa baik gitu yaaa ??
    sifat jahil dan emak2’na pada menguap yaa ??

    oh yaa ,, yg aku bingung niey part 1 apa 2 ?? ato rangkap ??

  4. Duh readers maaf sbelumnya aku slaku author bru nongol hehe. Mian sibuk skolah. Iya ini part 2 maaf ya klo aku lupa nulis di itunya jdi admin jg pd bingung. Mianhe skali lg. Dan komawo yg udh komen! ^ ^

  5. huwaaa seru .. tapi aku blom nemuin part 1 nya … hehheh
    ayo.. ayo lanjutannya …
    kayaknya seru tuh !! argghh itu siapa sih !! ngerebut key !!!
    rese deh!!
    lanjutannya jgn lma2 thor !!

  6. hayo hayo hayo .
    key ma runa mau bkn baby di jeju. wkwkwk
    part 3 jgn lama” ya ya ?? ^^
    keren,part slnjutnya konfliknya mncul.in donk??

  7. jadi penasaran…oalah..nih part 2 to??koq tulisannya part 1?*bru” baca part 1,hehe
    part 3.a aq tgu..^o^
    kayaknya konfliknya seru tuh..hehe..
    astaga..pengen banget digituin ma minho(?)#duagh

    sorry sorry*SJ mode:on* thor aq gg komen pat 1..:p hehe..

    aq tgu part 3!!! 😀

  8. thor,,, ni part 1 ato 2 sih ????
    ah,,lpakan mslah part, ni FF daebak bget dahh,,
    ditunggu ljutannya ya thor 🙂

  9. bahasa ff nya nggak formal ya, jadi bingung feel nya rada gimanaaaa gitu ,
    tapi BTW adegan”nya banyak yang daebakk !! 🙂

  10. Hello there, I think your website could possibly be having browser
    compatibility issues. When I look at your site in Safari, it looks fine however when
    opening in IE, it’s got some overlapping issues. I merely wanted to give you a quick heads up! Besides that, excellent website!

  11. sambungannya mana nih thor? kok lama banget g keluar2!! g sabar nih sambungan ceritanya….. emang siapa yg bhong? key? aduh trz kenapa sujin deket ma key? apa mereka mantan? aduh part selanjutnya mana nih?

    I’m so curious, yeaaahhh……

  12. Entah kenapa aku panas dingin bacanya… apa lagi yang ‘Runa nyosor duluan’ itu lho wkwkwk smpe keselek kripik singkong *ga ada yang nanya*

    Preview part selanjutnya juga bikin aku mrindingdong/?

    Nice fic as always

Leave a reply to AlwaysLuvRain Cancel reply