Noonan Neomu Yeppeo

Title : Noonan Neomu Yeppeo

Author(*) : Choi Minjin

Main Cast(*) (Tokoh Utama) : Choi Minho, Kwon Yuri

Support Cast(*) (Tokoh Pembantu) : Kim Jonghyun

Length(*) :oneshot

Genre(*) : romance

Rating(*) :PG-13

Noonan neomu yeppeo.

Itulah yang selalu terlintas dalam benak Minho setiap kali melihatnya, seorang noona yang setiap hari duduk di cafe di sebelah tempatnya bermain basket. Hari ini pun begitu. Noona itu duduk disana, di sebelah jendela lebar dimana Minho dapat melihatnya dengan jelas. Ia sedang membaca sebuah buku sambil menikmati secangkir kopi. Minho, yang lupa dirinya sedang bermain basket, hanya berdiri seperti orang bodoh di depan ring.

“Yah! Sebaiknya kau pulang saja!”seorang temannya melempar bola ke arahnya. Minho menangkapnya. Ia tidak peduli. Sudah berhari-hari ia tidak peduli lagi pada permainan basket.

Ia menyingkir lalu duduk di pinggir lapangan. Ia sudah menemukan tempat yang tepat untuk dapat memandangi sang noona dengan jelas. Tidak peduli sekelilingnya, tanpa sadar tersenyum sendiri. Hah, cinta itu aneh sekali ya.

Oh, si noona sedang menyibakkan rambut panjangnya. Minho melongo. Mulutnya sedikit terbuka, matanya tidak berkedip.

Selama hampir satu jam ia memandangi si noona, langit sudah gelap, akhirnya si noona bersiap pulang. Minho berdiri. Inilah saatnya, saat yang ditunggu-tunggunya selama berhari-hari ini. Ia akan berkenalan dengan si noona. Ia sudah mencobanya berkali-kali. Tapi saking gugupnya ia akhirnya hanya memalingkan muka lalu garuk-garuk kepala, membiarkan si noona berjalan pergi.

Ia bersiap-siap di pinggir jalan. Si noona akan berjalan lewat jalan ini. Minho agak gugup. Ia menunggu sambil memainkan bola basketnya.

Itu dia.

Sang noona berjalan dengan anggun, membawa tas yang terlihat penuh. Minho semakin gugup. Ia memainkan bolanya dengan kencang, sampai akhirnya bola itu lepas dari kendalinya, mengenai kaki noona yang sedang berjalan. Si noona terjatuh dengan posisi yang agak tidak enak dipandang. Sebagian besar isi tasnya berceceran di jalan.

Minho melongo. Rasa bersalah menguasainya. Ia langsung menolong si noona, yang walaupun sedang terjatuh bagi Minho masih terlihat cantik.

“Maafkan aku.”Minho mengambilkan barang-barang yang berjatuhan. Dompet, buku, buku, buku, dan ponsel. Minho memandangi gantungan di ponsel itu selama beberapa detik. Gantungan itu berupa lempengan bening dengan tulisan ‘Yuri’. Yuri? Itukah namanya?

“Kau harusnya lebih hati-hati.”suara si noona mengagetkannya. Minho menoleh, menatap langsung ke wajah noona. Ternyata suaranya lembut sekali, pikirnya. Ia hanya melongo sambil mengangguk-angguk,”I-i-iya. Tolong maafkan aku.”

Minho memegang tangan sang noona, membantunya berdiri. Wah, tangannya halus sekali. Minho tidak dapat berpikir jernih sampai ia melepaskan tangannya.

“Ada yang sakit?”Minho bertanya khawatir. Si noona hanya menggeleng. Ia berusaha membersihkan debu dari celananya.

“Aku tidak apa-apa. Jangan khawatir.”ia tersenyum. Bagi Minho senyuman itu adalah yang terindah di dunia. Ia balas tersenyum,”Aku benar-benar minta maaf. Sungguh aku tidak bermaksud mencelakaimu.”

“Gwaenchanha.”si noona menampakkan senyum manisnya lagi. Kalau ia melakukannya sekali lagi, Minho yakin dia pasti akan pingsan,”Kenapa kau belum pulang? Kau ini siswa SMA kan?”si noona melihat jaket almamater yang disampirkan Minho di pundaknya.

“Aku biasa menghabiskan sore disini.”Minho buru-buru memasukkan jaketnya ke dalam tas. Bodoh. Kenapa ia tidak menyembunyikannya dari tadi? Si noona jadi tahu bahwa Minho lebih muda darinya.

“Sama denganku.”Si noona melirik jam tangannya,”Aku harus pergi. Sampai jumpa.”

Minho mengangguk. Ia tidak bisa bicara. Begitu si noona sampai di tikungan jalan, barulah ia mendapatkan suaranya kembali,”Maafkan aku.”teriaknya.

Si noona menoleh. Ia melambaikan tangan dan tersenyum, lalu berjalan lagi.

Minho berdiri disana. Ia merasa hangat dan bahagia. Akhirnya, setelah berhari-hari hanya mengagumi dari jauh, hari ini ia bicara dengan sang noona. Siapa tadi namanya? Yuri?

~~~~~

Hari berikutnya Minho memutuskan sebaiknya ia melakukan sesuatu. Ia tidak ingin hanya mengagumi dari jauh. Ia ingin berkenalan, berbincang-bincang, berteman, dan akhirnya menyatakan perasaan. Sore ini, setengah jam sebelum jam kedatangan noona yang biasanya, ia duduk di kursi di sebelah jendela lebar yang bersebelahan dengan lapangan basket tempat ia biasa bermain. Ini adalah tempat favorit noona. Ia akan menyambutnya disini.

“Sedang apa kau disini?”seorang waiter menanyainya. Minho mendongak,”Oh, hai, hyung! Aku sedang ingin menikmati kopi. Kenapa? Tidak boleh?”

“Aneh sekali. Seingatku kau tidak pernah masuk kesini.”waiter itu, Jonghyun meletakkan secangkir kopi di atas meja. Minho tersenyum padanya,”Sekali-sekali boleh kan?”

Jonghyun mendenguskan nafas kecil. Ia pergi dengan masih mengawasi Minho.

Setelah hampir sepuluh menit, si noona datang. Ia agak kaget melihat Minho duduk di tempat biasa ia duduk. Minho pura-pura tidak melihat. Lalu ia berlagak menoleh, pura-pura kaget melihat si noona disana.

“Oh… kau..”Minho pura-pura lupa. Si noona berkata,”Kau yang tadi malam kan? Yang memainkan bola basket di pinggir jalan?”

Minho pura-pura teringat,”Oh.. iya. Noona yang tadi malam. Tempat duduk lain sudah penuh ya? Duduk disini saja, aku tidak keberatan.”ia menunjuk tempat duduk di seberangnya. Si noona ragu-ragu sebentar,”Tidak apa-apa?”Minho mengangguk-angguk keras,”Silakan. Silakan.”

Si noona duduk. Ia memesan cokelat panas, lalu mengeluarkan setumpuk buku. Minho memandanginya dengan tertarik. Si noona yang sadar sedang diperhatikan bertanya,”Siapa namamu?”

Minho gelagapan. Ia tidak siap dengan pertanyaan semacam itu,”Aku?”

“Siapa lagi?”

“Aku Minho. Choi Minho.”ia memutar-mutar cangkirnya dengan gugup. Si noona berkata,”Aku Kwon Yuri.”

Yuri? Ternyata benar. Tidak heran wajahnya bening seperti kaca.

“Sedang apa kau disini? Bukankah biasanya kau bermain basket disitu?”Yuri noona menunjuk lapangan basket di luar.

“Kadang-kadang aku menghabiskan waktu disini.”bual Minho,”Tapi biasanya aku tidak duduk disini.”

“Tempat ini memang menyenangkan. Juga dekat dengan tempat kerjaku. Setiap pulang kerja aku duduk sendiri disini. Kesepian. Hahaha.”

“Benarkah? Kenapa kau tidak langsung pulang?”

“Aku menunggu temanku pulang. Dia yang selalu mengantarku. Rumahku jauh dari sini.”Minho mengangguk-angguk. Ia memperhatikan dengan seksama setiap detail wajah Yuri ketika ia berbicara.

“Maukah kau menemaniku ngobrol?”pertanyaan itu bagaikan oase di padang pasir bagi Minho. Ia langsung mengangguk keras,”Tentu saja. Sama sekali bukan masalah.”

Begitulah. Maka mulai hari itu, setiap hari mereka menghabiskan waktu bersama. Minho menemani Yuri menghabiskan waktu yang kurang lebih dua jam setiap harinya. Setiap malam datang, saat dimana Yuri harus pulang, Minho mengantarnya sampai tikungan jalan. Hatinya selalu hampa pada saat-saat seperti itu. Ia ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan Yuri noona.

Suatu sore, cafe sangat penuh. Meja tempat mereka biasa duduk pun telah terlebih dahulu ditempati orang lain. Mereka berdiri saja di depan pintu, tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Minho menoleh ke lapangan basket. Sudah lama ia tidak bermain bersama teman-temannya. Lalu sebuah ide muncul di kepalanya,”Noona, bagaimana kalau kita bermain basket?”

“Basket?”Yuri noona menoleh ke lapangan basket, dimana sekelompok laki-laki sedang bermain,”Aku tidak bisa bermain basket.”

“Tidak masalah, aku akan mengajarimu.”Minho menyeringai. Yuri ragu beberapa saat, lalu mengangguk. Minho menarik tangannya menuju lapangan basket.

Minho mengenalkan Yuri pada teman-temannya. Ternyata dibalik penampilan mereka yang agak ‘sangar’, anak-anak basket ini sangat sopan dan baik hati. Mereka semua memperlakukan Yuri seperti tuan puteri. Waktu terus bergulir, langit semakin gelap. Satu persatu mereka pulang. Hanya tinggal Minho dan Yuri di lapangan.

Mereka duduk di tengah lapangan. Yuri terlihat lelah namun senang. Ia menoleh pada Minho yang sedang memutar-mutar bola basket dengan ujung jari telunjuknya,”Ternyata bermain basket itu menyenangkan.”

“Tentu saja. Kau suka kan?”Minho tersenyum. Yuri mengangguk-angguk. Ia menyenggol bahu Minho dengan sikutnya,”Dan kau keren sekali kalau sedang main basket. Daebak.”ia mengacungkan dua jempolnya.

Pipi Minho memerah. Tapi untunglah Yuri yang sedang asyik memandangi ring basket tidak melihatnya. Minho memandangi wajahnya dari samping. Baginya Yuri noona adalah wanita tercantik di dunia.

“Besok aku ingin main basket lagi.”Yuri menoleh. Minho langsung memalingkan muka, pura-pura sibuk membetulkan tali sepatu. Ia menoleh lagi, memandang wajah Yuri,”Kau butuh aku untuk menemanimu?”

Yuri mengangguk. Mereka tertawa. Lalu Yuri menyadari sesuatu,”Jam berapa ini? Aku harus segera pulang. Ada janji penting hari ini.”ia berdiri. Minho ikut berdiri, siap mengantar Yuri sampai tikungan jalan. Yuri mengahalanginya,”Kau tidak perlu mengantarku. Temanku sudah menunggu disana.”

Minho mengangguk. Yuri melambaikan tangan padanya sambil berlari. Minho memandanginya sampai sosoknya menghilang dari pandangan.

Besok akan kuungkapkan semua padamu. Perasaan cinta tulusku ini padamu.

Ia tidak peduli adanya perbedaan usia. Itu semua tidak ada artinya dibandingkan cinta tulusnya pada Yuri noona.

Minho memainkan kembali bola basketnya. Hatinya sudah mantap. Besoklah harinya.

~~~~~

Minho menunggu di tempat biasa. Berkali-kali ia melirik jam tangannya. Yuri noona harusnya sudah datang sejak satu jam yang lalu. Tidak sabar, ia keluar. Ia akan menunggu di lapangan basket. Ia ingat kemarin Yuri berkata ingin bermain lagi.

Namun Yuri tidak juga datang bahkan sampai lapangan kosong. Malam sudah datang. Kemana dia? Apa terjadi sesuatu padanya? Minho menunggu dengan khawatir. Apa ia perlu mengecek ke tempat kerjanya?

Jonghyun keluar dari pintu belakang cafe. Jam kerjanya sudah selesai. Minho menghadangnya,”Jonghyun hyung, apa kau melihat Yuri noona? Noona yang setiap hari bersamaku itu?”

Jonghyun berpikir sebentar,”Oh, dia. Aku tidak melihatnya. Dia tidak datang. Aku ingat sekali karena tadinya dia selalu datang.”

Minho menunduk. Lalu kemana dia? Jonghyun menepuk punggungnya,”Ya sudah ya. Aku mau pulang.”lalu ia pergi.

Minho menunggu. Setelah tiga jam ia tidak tahan lagi. Ia akan pergi, memastikan Yuri baik-baik saja.

Namun sebelum Minho keluar dari lapangan basket, Yuri telah datang. Terengah-engah karena berlari. Minho memandangnya lega,”Noona. Kau ini darimana saja? Aku khawatir sekali.”

“Maaf.”Yuri tersenyum. Senyum itu menghapus semua kegundahan Minho.

“Minho-yah. Aku mau mengatakan sesuatu padamu.”Yuri menepuk bahu Minho. Wajahnya berbinar.

“Aku juga ingin mengatakan sesuatu padamu.”

“Kalau begitu kau duluan.”

“Tidak. Kau duluan, noona.”

“Kau dulu.”

“Kau dulu.”

“Baiklah begini saja.”Yuri mengulurkan tangannya,”Gunting batu kertas. Oke?”

Minho tertawa. Ia mengulurkan tangannya. Lalu Minho menang dengan sekali percobaan.

“Aku menang. Jadi aku memutuskan.”Minho nyengir,”Kau duluan noona.”

Yuri menghela nafas,”Baiklah.”ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya,”Ini untukmu.”

Minho menerimanya,”Apa ini?”

“Undangan.”Yuri tersenyum lebar.

“Undangan?”Minho membukanya. Begitu membaca isinya, jantungnya seperti melompat. Kalau ia punya penyakit jantung, ia pasti sudah mati terkapar di tanah detik ini juga.

“Sebenarnya, yang selalu aku tunggu setiap sore itu tunanganku. Besok kami menikah. Semalam kami mencoba baju pengantin untuk terakhir kali. Dan tadi aku terlambat karena ada banyak yang harus kusiapkan.”

Minho memandang kosong ke wajah Yuri. Tanpa ekspresi.

“Minho-yah.”Yuri mengangkat tangannya, menepuk kepala Minho,”Kau ini sudah seperti adik bagiku. Kedatanganmu sangat penting. Tunanganku juga sangat ingin bertemu denganmu. Jadi datanglah besok. Oke?”

Minho tidak menjawab. Ia masih melongo.

“Nah, sekarang giliranmu. Apa yang ingin kau katakan?”

Minho menggeleng-gelengkan kepala, berusaha menyadarkan diri. Ia menenggak ludah sebelum berkata,”Oh, itu.. aku cuma ingin mengatakan kalau.. mulai besok aku tidak bisa menemanimu lagi. Aku harus belajar dengan giat. Sebentar lagi ada ujian masuk universitas.”

“Oh,itu. Aku juga ingin mengatakan hal itu. Mulai besok, aku tidak bisa menemuimu lagi. Aku akan pindah kerja setelah menikah.”

Minho mengangguk-angguk. Wajahnya datar.

“Aku harus pulang.”Yuri melirik jam tangannya,”Sampai jumpa besok, Minho-yah! Aku akan sangat sedih kalau kau tidak datang.”ia melambaikan tangan. Minho memandanginya hampa sampai sosoknya menghilang di tikungan jalan.

Minho berdiri diam disana selama beberapa menit. Ia tidak tahu apakah harus merasa sedih atau merasa konyol.

Noona, kau cantik sekali. Aku jatuh cinta padamu begitu dalamnya. Tapi ternyata kau tunangan orang.

Minho mengangkat bahunya, lalu mulai melemparkan bola ke arah ring. Si noona, tidak lama lagi akan menjadi ahjumma.

-end-

-minjin’111008’-

©2011 SF3SI, Freelance Author.

This post/FF has written by SF3SI Author, and has claim by our signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

43 thoughts on “Noonan Neomu Yeppeo”

  1. Kakak cantik yang ditaksir Minho rupanya sudah menjadi calon tunangan orang lain. Hancur sudah hati Minho sebelum menyatakan perasaannya.
    Nice story.

  2. Minho kasiaaan..sini ma aku ajj..#eh
    keren,aq suka 😀 ..
    Awalnya dah nyesek” gitu thor,tapi pas baca bagian yg ‘si noona, tidak lama lagi akan menjadi ahjjuma’ gg tau knp aq langsung ngakak,xD
    tunangannya yuri siapa sih??aq penasaraan..hehe

  3. Wah, kasian banget si Minho… T_T
    Aku kira dia bakalan jadian ama Yuri ternyata nggak… -_-
    Yah, tapi tetep deh… Cerinya “THE BEST”… d^_^b
    Dua jempol deh buat Author… 😀

  4. Sabar yah Ho….
    Ada aku ∂ï sini… Ekekekekekeke~ #dibakar
    Huaaaa astaga Yuri.. Kalo gitu jgn bkin Minho blushing-blushing XDDDDD kesian die huahahahahahahahahaha
    Ama aku ajah γª Ho… Ekekke #digampardicincangdigantung
    Daebak thor… XD

  5. Jiah minho kasian amat -_- sabar ya minho disini ada aku kok #plak hehe lumayan lucu nih seru deh tp masih penasaran sama lanjutannya, apa yg terjadi sm minho? *entahlah…*

    1. apa yang terjadi sama minho??
      dia akhirnya nyari cewek lain. terus sama aku deh. heeehehehe *dikeroyokabisabisansamaflames. :p

  6. Tak ada Yuri, YoungGeun pun jadi… Wehehehehe *evil laugh*

    Minho kawin sama aku aja! #plak…

    Aku suka FF_y!!
    Daebak!
    Ditunggu FF selanjut_y! 🙂

  7. Waaakkkss nyesek jlep plung si minho dah ._.
    Kata-katanya baguuus! Aku sukaa 😀 secara gak langsung, kata-kata yg bagus juga akan bikin yg baca jadi menghayati kk
    Kata-kata terakhirnya hihihi gatau kenapa bikin aku ketawa. si noona tak akan lama lagi akan menjadi ahjumma wkwkwkw
    Daebaak thooor! 😀

Leave a reply to Choi Minjin Cancel reply