I Love Your Brother – Part 3

I Love Your Brother – Part 3

Title : I Love Your Brother – Part 2
Author : Park Sung Rin aka dorkyflames
Main Cast : Choi Minho, Krystal
Support Cast : Sulli, Jessica, Yuri, Taemin
Length : Chapter
Genre : Romance,Friendship, Family
Rating :  PG-15
A.N : akhirnya udah part 3 .. Sebentar lagi mau end nih.. mkasii ya masih mau baca cerita geje ini, hhee.. Happy reading ^^

Aish, kau ini mau pergi, oppa. Tapi kenapa masih sempat membuatku gila begini?
Sisa perjalanan kami habiskan dengan saling berdiam diri. Aku rasa dia terlalu senang dan asyik dengan dirinya sendiri. Sampai lupa mengajakku bicara. Atau parahnya lagi dia lupa kalau aku ada di sebelahnya. Huh..
“Namja itu..dia bukan teman sekelas kalian kan?” minho oppa berkata tepat ketika aku meraih pintu mobil mau turun. Sekarang kami sudah sampai di depan rumahku.
“Ne?” aku yang terkejut jadi batal keluar mobil.
“Pacarmu.”
Hmm, pasti Taemin yang dia maksud.
“Ck, ani.. dia bukan pacarku, oppa.”
Huh, sudah mau masuk rumah saja harus di bikin kesal dulu. Sudah cukup kau membuatku kesal hari ini, oppa.. Minho oppa melirikku, lalu dia mendekatkan wajahnya padaku dan menatap mataku dalam – dalam. Wajahku pun langsung memanas dengan segera. Bersamaan dengan itu jantungku berdegup tak terkendali. Aku jadi takut dia mendengar degup jantung ini. Taukah kau oppa? Kau  membuatku nyaris tidak bisa bernafas. Wajahnya terlalu dekat dan jujur saja aku ngeri dengan tatapan mautnya ini.
“Tapi kau suka dia kan?” tanyanya tanpa berhenti menatap mataku.
Aku tahu, dia pasti hanya mencoba mencari kebohongan dari wajahku.
“Ani!!” sanggahku ketus.
“Tapi wajahmu memerah.” Dia berkata dengan sangat menyebalkan.
Lalu dia kembali ke posisi semula. Kembali menjauh dari wajahku. Aku cuma melihatnya dengan tatapan kesal. Bisa – bisanya dia bilang begitu. Aku cuma suka padamu, oppa. Wajah ini memerah juga gara – gara kau! Jangan menjudge ku seperti itu. Aku bukan yeoja yang mudah jatuh cinta tau? Sebelum dia ngomong macam – macam lagi, dan sebelum nanti aku malah keceplosan, aku segera membuka pintu mobil dan bergegas keluar.
“Gomawo.” Kataku singkat sebelum masuk ke dalam rumah.
Tidak ada jawaban. Memang kata-kataku tadi lumayan ketus juga kedengarannya. Tapi biarlah.. Biar Minho Oppa tahu juga kalau juga bisa kesal padanya. Aku harap dia tidak mengungkit masalah ini lagi.
—xxx—

From : Taemin
Krystal, aku ingin bertemu
besok sepulang sekolah.
Di lorong depan kelasku
saja ya, Sulli dan oppa
nya jarang lewat lorong
itu kan?

Aku membalasnya dengan dua huruf saja,“Ne.”

Sudah seminggu sejak Taemin minta aku menolongnya untuk mendekati Sulli. Dan sampai saat ini aku belum bisa membantu apa-apa. Sebenarnya aku malu pada Taemin. Tapi aku juga belum menemukan cara untuk menolongnya. Aku terlalu sibuk dengan pikiran – pikiranku tentang Minho Oppa. Meskipun aku begitu menyukainya tapi dia sering sekali membuatku marah dan kesal. Dan biasanya gara – gara dua hal : Taemin dan Yuri Onnie.
Minho oppa selalu membahas Taemin setiap ada kesempatan. Ingin rasanya sering bertemu Minho Oppa sebelum dia berangkat ke Jepang. Tapi kalau bertemu pasti dia berubah jadi orang yang sangat menyebalkan. Sulli juga bercerita kalau Minho Oppa semakin sering bertemu dengan Yuri Onnie. Beberapa kali kali Sulli melihat mereka mengobrol, mereka tampak begitu serius lalu tertawa bersama. Aku penasaran sejauh apa hubungan mereka sebenarnya.
Keesokan harinya, sepulang sekolah, seperti biasa Sulli mengajakku ke depan gerbang sekolah bareng. Minho oppa sudah menunggu disana, jemputanku juga sudah hampir datang. Tapi aku teringat harus menemui Taemin dulu. Jadi aku beralasan mau ke toilet. Tumben Sulli tidak banyak protes. Dia menurut saja aku minta jalan duluan. Dengan begitu aku lebih leluasa bertemu Taemin. Aku segera menuju kelas Taemin.
“Taemin!” aku menghampiri namja yang berdiri di depan pintu kelasnya. “Lama menunggu?” aku sedikit tersengal karena tadi terburu-buru.
“Tidak kok, ayo duduk dulu. Sepertinya kau kelelahan.” Taemin menunjuk bangku panjang kosong yang ada tidak jauh dari kami.
Aku mengikutinya duduk disana.
“Mian, aku belum memikirkan cara-cara untuk membantumu.” Kataku.
“Tidak apa-apa, Krystal.. Sepertinya aku sudah menemukan sendiri caraku,” dia tersenyum tipis.
“Oh, jinjja? Bisa kau ceritakan padaku?” tanyaku dengan antusias.
Penasaran juga, ide apa yang dia punya. Bukannya menjawab dia mengeluarkan 2 batang coklat dari tas nya. Yang satu terbungkus rapi dalam kertas warna pink, satunya dia biarkan terbuka. Dia menyerahkan yang terbungkus pink terlebih dahulu.
“Besok tolong kau masukkan ini di tasnya. Mulai besok aku akan terus memberinya kejutan sebagai secret admirer. Kau yang bertugas menyelipkan surprise – surprise ku di tasnya. Tentu saja kau harus berpura-pura tidak tahu hal ini. Lalu kau katakan padaku bagaimana responnya. Kalau bagus aku lanjut, kalau tidak aku cari cara lain.”
Aku mendengar dengan seksama sambil mengangguk – angguk.
“Arasseo.” Aku mengambil coklat itu dari tangannya. “Tapi kau jangan terlalu lama menjadi secret admirer yah, kau harus segera mengaku secepatnya. Ok?”
“Ok,” dia membuat lingkaran dari jari telunjuk dan ibu jarinya. “Dan ini untukmu karena sudah menolongku,” kemudian dia menyerahkan coklat satunya lagi.
“Aah, gomawo Taemin..” aku menerimanya dengan senang.
Dia ingat saja kalau dari kecil aku sangat menyukai coklat.
“Kalau begitu aku pulang ya, bye Taemin..”
“Bye..”
Aku segera memasukkan kedua coklat pemberian Taemin tadi ke dalam tas. Tapi tanpa sengaja aku bertabrakan dengan seseorang. Tidak terlalu keras tapi cukup membuatku kaget. Aku tahu ini adalah kesalahanku. Aku begitu asyik menunduk sampai tidak melihat ke jalan. Jadi aku langsung minta maaf pada orang tersebut.
“Ini salahku, aku minta maaf.” Kataku sambil membungkukkan badan.
Orang tersebut tidak menjawab, jadi aku mengangkat wajahku untuk melihat orang tersebut.
“Oppa?!! Kenapa disini? Bukannya harusnya di depan sama Sulli?” cercaku dengan nada terkejut.
Minho Oppa memandangku sambil mengerutkan alis tidak senang.
“Aku cuma membelikan minum untuk Sulli.” Jawabnya. “Ekspresi kagetmu yang berlebihan itu membuatku jadi curiga.” Dia menambahkan sambil matanya melihat ke arah tas ku.
Ah. Ternyata masih sedikit terbuka. Kedua coklat pemberian Taemin sedikit terlihat. Aku langsung menutupnya cepat. Minho Oppa langsung membuang muka dengan ekspresi yang tidak bisa ku tebak.
“Tidak usah curiga, oppa. Aku nggak ngapa-ngapain kok,” jawabku sambil memaksa meringis.
“Kalo begitu kenapa masih keluyuran disini? Ayo pulang, mau bareng tidak?” tawarnya masih dengan nada judes.
“Sopirku sudah menjemput kok, oppa.. Tapi kita..” jawabku lagi.
“Ya sudah,” potongnya kemudian berjalan meninggalkanku.
Aku mengerucutkan bibirku dengan kecewa. Padahal tadi aku ingin bilang : “Tapi kita bisa jalan ke depan bareng.” Tapi dia malah memotong perkataanku dan berjalan duluan meninggalkanku. Aku yakin dia sudah melihat coklat tadi. Dan mungkin sekarang dia kesal karena aku merahasiakannya.
Ya sudahlah, aku menyusuri jalan sendirian menuju depan sekolah. Sampai disana mobil jemputanku sudah dan menunggu. Dan mobil Sulli serta Minho Oppa tepat lewat di depan mukaku.
“KRYSTAL!!! ANNYEONG…” Sulli melambai heboh dari jendela.
Aku balas melambai sambil tersenyum. Karena tidak ada aku, Sulli duduk di depan bersama oppa nya yang tadi hanya diam saja. Sama sekali tidak menyapaku. Biar saja dia marah padaku.
—xxx—
Aku sukses memasukkan coklat dari Taemin ke dalam tas Sulli. Dan dia baru menyadarinya ketika sampai di rumah. Dia segera meneleponku dan menanyakan apakah aku melihat seseorang memasukkan coklat tersebut ke dalam tas nya. Tentu saja aku berbohong dengan mengatakan tidak tahu. Dan dia percaya!
Seminggu setelah itu, Taemin menyuruhku memasukkan lagi setangkai bunga mawar putih ke dalam tas Sulli. Sebenarnya belum ada yang pernah memberi bunga pada Sulli jadi aku tidak yakin dia akan suka atau tidak,. Tapi aku pikir Taemin harus mencobanya. Kita tidak akan tau kalau belum mencobanya kan?
“Krystal, lihat orang yang mengaku secret admirer itu mengirim sebuah bunga,” Sulli langsung menunjukkan bunga itu padaku begitu dia menemukannya.
“Jinjja?” aku berekspresi seantusias mungkin.
“Jadi seperti ini ya rasanya di beri bunga oleh seorang namja..” dia tersenyum sambil memeluk bunganya.
“Kau suka?” tanyaku
“Ne!”
“Seperti apa rasanya Sulli? Sebegitu menyenangkan kah?” aku penasaran dengan ekspresi bahagia Sulli dan dia terus memeluk bunganya.
“Meskipun aku tidak tahu siapa orangnya, tapi bunga membuatku merasa…” dia tampak berpikir untuk mendapat kata yang tepat, “spesial!” lanjutnya sambil memandang tepat ke mataku.
Jelas sekali aku bisa melihat kebahagiaan yang sempurna dari matanya. Aku mengangguk-angguk dan Sulli kembali asyik memandangi bunganya. Kapan ya ada namja yang memberiku bunga? Mungkinkah Minho Oppa akan memberiku bunga suatu saat nanti? Tiba-tiba perasaan tidak mengenakkan muncul saat membayangkan kalau ternyata Minho Oppa sudah pernah memberi bunga untuk Yuri Onnie. Arrghh.. aku berusaha membuang jauh pikiran tersebut.
“Nanti siang kita harus bertemu.” Bisik Minho Oppa saat kami tidak sengaja bertemu di kantin.
“Ne?”
“Bertemu untuk membahas.. kau tahu maksudku kan?” bisiknya lagi sambil melihat ke sekitar.
Pasti maksudnya dia ingin membahas surprise party untuk Sulli. Benar juga, kami belum membahas ini lagi sejak yang terakhir dulu. Sudah dua minggu yang lalu. Artinya tinggal sebentar lagi ulang tahun Sulli dan semakin sedikit juga waktu yang tersisa sebelum Minho Oppa berangkat ke Jepang. Aish, meskipun kau menyebalkan tapi aku belum bisa ikhlas melepasmu pergi, oppa..
“Hei, kenapa melihatku seperti itu?” Lambaian tangan Minho Oppa di depan mataku membuatku tersadar.
“Eh, maaf oppa..”
“Bisa tidak?” desaknya lagi.
“Bisa, maksudku tidak..” seketika aku teringat pada janjiku dengan Taemin. Dia memintaku memilihkan boneka untuk Sulli.
Maksud hati ingin pergi dengan Minho Oppa saja, tapi apa daya janji dengan Taemin lebih dulu di buat. Tidak mungkin membatalkannya.
“Pasti gara – gara namja itu,” gerutu Minho Oppa tampak tidak senang.
“Mianhae, oppa.. Sebenarnya aku ingin pergi dengan Oppa tapi janji ini lebih dulu aku buat,” sesalku.
“Ck, padahal aku begitu susah mencari waktu luang. Kau sendiri tahu kegiatanku banyak. Mengurusi kepindahanku, latihan band, latihan basket dan bola. Mau kapan lagi kita ketemu?”
Minho Oppa sudah mulai tampak sisi judesnya. Entah ini kebetulan atau apa, tapi aku merasa topik mengenai Taemin selalu membuat moodnya rusak.
“Bagaimana kalau besok?” tawarku.
Dia memandang sekilas dengan tatapan kesal, kemudian berkata, “Aku tidak bisa janji.” Dan pergi meninggalkanku
Aku menggigit bibir bawahku. Sisa waktu yang tinggal sedikit ini terasa begitu berat bagiku. Sungguh aku sama sekali tidak mengharap dia membalas perasaan sukaku. Aku hanya ingin dia berhenti mencurigaiku dengan Taemin dan berhenti marah padaku soal itu. Kemudian aku dan dia bisa melewati sisa waktu yang ada bersama. Dalam keadaan baik.
—xxx—
“Krystal, seseorang yang mengaku sebagai secret admirer itu..dia memberiku boneka kelinci!” begitu aku sampai kelas Sulli langsung mengatakan hal itu sambil tersenyum lebar.
“Jinjja?!” seperti biasa aku harus selalu kaget dan antusias. Dan ini tidak mudah kalau sebenarnya kita sudah tahu semuanya.
Sulli mengangguk dengan semangat. “Aku tidak menyangka dia bahkan tahu aku suka kelinci.”
Aku tersenyum kecil. Akulah yang memilihkan boneka ini. Dia melirikku, membuatku langsung berhenti tersenyum.
Karena Sulli membawa bekal makanan, saat istirahat dia mengajakku ke taman. Ada sebuah bangku di bawah pohon yang besar. Nyaman sekali disana dan itulah tempat favorit kami, setelah kantin tentunya. Kami duduk disana dan menghabiskan bekal berdua. Aku menggigit roti sambil melihat ke sekeliling. Dan tanpa sengaja menemukan sosok namja yang dari kemarin aku cari, minho oppa! Dia tampak berjalan tergesa – gesa dengan map di tangannya.
Kemarin adalah hari yang aku janjikan untuk bertemu dengannya. Tapi dia tak menampakkan batang hidungnya. Aku tahu kau pasti sibuk sekali, oppa.. Tapi setidaknya tolong kabari aku.
“Kau melihat apa sih?” Sulli melambaikan tangannya di depan wajahku. “Oh..Minho Oppa..” ucapnya ketika juga melihat oppanya.
Aish, aku tertangkap basah sedang melihat oppanya sampai bengong begini.
“Dia kelihatan begitu sibuk ya?” ujarku.
“Molla.. Tapi aku agak kesal dengannya. Kemarin saat oppa menemaniku belanja, kami bertemu dengan Yuri Onnie. Bahkan saat aku mengantri oppa malah asyik mengobrol dengannya. Kau tahu kan oppa biasanya selalu menemaaniku mengantri?”
Aku mengangguk, tapi aku ikut kesal mendengar ini. Kemarin aku mati – matian menunnggu kabar darinya  dan dia malah asyik mengobrol dengan Yuri Onnie. Pantas saja dia lupa denganku.
“Aish, aku benar-benar tidak mau kalau mereka pacaran!!” Sulli berkata sambil cemberut.
Ne! Aku juga tidak setuju! Batinku.
“Krystal!! Krystal!!” suara seorang namja terdengar dari sisi sebelah kananku.
Aku refleks menoleh dan mendapati seorang namja imut sedang berlari terengah menuju ke arahku. Taemin? Apa dia tahu kalau aku disebelah kiriku ada Sulli? Karena biasanya dia selalu menghindari Sulli. Dia berhenti tepat didepanku dan sedikit berjongkok menstabilkan nafas. Dan saat dia mendongakkan kepala, aku bisa melihat ekspresi  kaget diwajahnya saat dia sadar ada Sulli disebelahku.
“Ada apa Taemin?” tanyaku, berusaha menyadarkan Taemin yang bengong memandangi Sulli.
“Ah, eomma..dia titip salam untukmu,” katanya.
Pintar juga dia cari alasan.
“Kalau begitu aku pergi ya, Annyeong..” dia membungkuk dengan grogi dan nyaris jatuh tersandung batu saat tersenyum pada Sulli. Kemudian dia berjalan lagi dengan tergesa-gesa.
“Aigo, lucu sekali dia..” puji Sulli sambil masih memandangi Taemin. “Aku tidak menyangka kalian saling kenal. Bahkan eommanya mengenalmu?”
“Ne, eomma kami berteman baik..” kataku.
“Ooh..” Sulli membulatkan mulutnya.
“Jangan bilang kalau kau suka namja macam itu,” sebuah suara berat mengagetkan kami berdua. Entah bagaimana, tiba-tiba minho oppa sudah ada di depan kami, menggantikan posisi Taemin tadi.
“”Oppa..sejak kapan disana..mengagetkan saja..” kata Sulli terkejut.
“Dia terlihat seperti anak mami,” Minho Oppa melanjutkan kata-katanya tadi sambil melihat ke arahku.
Aku tahu maksudnya, pasti dia mau menyindirku. Tapi tenang saja oppa. Aku tidak suka pada Taemin kok.
“Oppa, apa yang kau bawa itu minuman kaleng? Aku haus, oppa..” kata Sulli manja.
“Ne,” Minho oppa mengalihkan pandangan kepada Sulli. “Minumlah,” dia terlebih dulu membukanya sebelum memberikan pada Sulli.
Sulli meminumnya beberapa teguk kemudian memberikan padaku.
—xxx—
Aih, senangnya.. Akhirnya tadi siang aku dan Minho Oppa bisa menghabiskan waktu berduaan. Meskipun ini bukan date, tapi aku merasa sangat senang. Kami berdua pergi ke kafe untuk membahas persiapan party Sulli. Awalnya aku agak kesal karena Minho Oppa mengajakku membahas ini semua di kafe milik Yuri Onnie. Aku pikir dia mengajakku kesini pasti karena ingin bertemu dengannya. Tapi aku bersyukur karena Yuri Onnie sedang tidak ada di kafe. Jadi tidak pengganggu di antara kami berdua.
Kami membahas tentang catering, dekorasi, dan undangan. Bahkan dia tidak menyinggung masalah Taemin sedikit pun. Benar – benar siang yang perfect. Aku harap kami bisa begini terus sampai dia berangkat ke Jepang nanti.
Malamnya, aku benar- benar tidak menyangka. Setelah tadi siang bersama-sama, sekarang Minho Oppa meneleponku.
Minho Oppa calling..
Aku melihat baik – baik ke arah layar HP ku. Dan aku tidak salah baca. Kenapa dia tiba-tiba meneleponku ya? Apa ada yang lupa dia bicarakan tadi siang? Aku segera menerima panggilannya.
“Ne,oppa?”
“Uhmm, Krystal..” dia hanya bergumam pelan.
Aku heran mendengar nada suaranya terdengar begitu aneh. Seperti tidak bersemangat. Aku yakin ada yang tidak beres.
“Wae oppa?” tanyaku penuh selidik.
“Sulli.”
“Kenapa Sulli ? Apa dia sakit?” tanyaku lagi.
“Anio.. Tapi dia marah padaku.”
Syukurlah kalau dia tidak sakit, pikirku.
“Kenapa dia bisa marah pada oppa? Nanti pasti dia kan membaik sendiri kan?” kataku.
Biasanya memang begitu. Sulli sudah sering ngambek pada oppanya kalau sedang kesal. Tapi mereka berdua begitu mudah baikan lagi. Jadi ku pikir kali ini pasti juga sama.
“Uhmm, aku rasa kali ini tidak. Dia belum pernah sampai menangis kalau marah padaku..” jawab minho oppa dengan nada murung.
Wait, menangis? Seorang Sulli menangis? Mendengar Sulli menangis membuatku  ingin segera menemuinya sekarang juga.
“Dia sudah tau semuanya, Krystal.. Tentang kepindahanku..” jelasnya.
Aku menutup mulutku yang hampir menjerit karena kaget. Kemudian aku speechless selama beberapa detik. Kami berdua saling diam kira-kira semenit. Bersamaan dengan mataku yang berkaca-kaca, aku tahu persis perasaan Sulli sekarang ini.
“Bagaimana dia bisa tahu?” tanyaku dengan suara sedikit serak.
“Dia mendengar pembicaraanku dengan Yuri Noona,” jawabnya, masih dengan nada yang murung.
Oh..tentu saja.. Aku tersenyum kecut. Sudah jelas dia pasti juga memberitahu Yuri Onnie tentang hal ini. Besar kemungkinan Yuri Onnie tahu jauh lebih awal daripada aku. Memang tidak mungkin Minho Oppa membicarakan rahasianya hanya padaku.
“Sedari tadi dia tidak mau bicara padaku. Aku benar-benar bingung sekarang.” Kata Minho Oppa lagi.
“Besok aku akan bicara pada Sulli,oppa. Aku akan berusaha membuatnya mengerti.” Janjiku.
Aku tidak tega melihat mereka begini. Apalagi aku tahu Minho Oppa terpaksa melakukan ini semua. Kalau boleh memilih tentu dia lebih suka disini, menjaga adik kesayangannya.
“Gomawo, Krystal-ah..” ujarnya.
“Ne..”
Lalu kami menyudahi pembicaraan kami.
Keesokan paginya aku berangkat ke sekolah lebih awal. Aku bermaksud ingin berbicara sebentar dengan Sulli. Tapi ternyata Sulli datang terlalu siang. Dia masuk kelas bersamaan dengan songsaenim yang mengajar hari ini. Dia hanya tersenyum tipis kepadaku dan kemudian tidak berbicara padaku. Benar-benar aneh melihatnya begini. Biasanya dia begitu cerewet membicarakan semua hal.
Aku mencoba mengajaknya bicara di sela – sela pelajaran, tapi dia tampak begitu sibuk membuka-buka bukunya. Aku tak yakin kalau dia sedang mempelajarinya. Entah apa yang dia pikirkan sekarang.
“Sullia-ah, ayo kita ke kantin.” Kataku saat istirahat.
“Aku sedang malas ke kantin,” jawabnya sambil menyandarkan kepalanya diatas meja.
“Ayolah, nanti aku traktir..” bujukku.
“Tidak sekarang, Krystal..”
Hmm, tampaknya sulit mengajaknya berbicara di luar kelas. Apa boleh buat, aku akan berbicara dengannya disini saja. Aku bisa berbicara pelan saja agar tidak ada yang mendengar.
“Dengar, kita perlu bicara tentang Minho Oppa..” aku memulai. Belum selesai kalimatku Sulli sudah mengangkat kepalanya dan memandangku dengan pandangan tidak suka.
“Tolong, jangan bicarakan dia..” katanya dengan sinis.
“Tapi Sulli oppamu..”
Kata-kataku terputus melihat Sulli tiba-tiba berdiri dan berjalan pergi tanpa megatakan sepatah kata pun.
“Sulli!” aku berniat mengejarnya.
“Jebal,, aku tidak mau membahas ini sekarang. Jangan memaksa!” ujarnya dengan nada keras.
Aku sedikit terkejut. Beberapa teman di dekat kami menoleh. Selama ini Sulli yang ramah dan ceria belum pernah bicara dangan nada sekeras ini. Aku pikir memang sekarang bukan saat yang tepat untuk bicara dengan Sulli. Mungkin aku memberi waktu untuknya agar dia bisa menenangkan diri.
“Mianhae, Krystal. Sungguh aku tidak bermaksud membentakmu, aku hanya tidak ingin membicarakan hal ini..” nada Sulli sedikit melembut.
Lalu dia pergi menuju luar kelas, entah kemana. Ku pikir dia benar – benar sedang tidak ingin bicara denganku sekarang. Aku perlu membiarkannya sendiri dulu.
—xxx—
“Ringdingdong.. Ringdingdong..”
Sudah berkali – kali aku menekan bel rumah Sulli. Belum ada jawaban. Biasanya bibi pelayan rumah disini selalu cekatan membukakan pintu untukku. Akupun mengeluarkan hand phone ku. Karena tidak mungkin menelepon Sulli, jadi aku memutuskan menelepon Minho Oppa.
Tak lama kemudian dia membukakan pintu untukku.
“Mianhae, sedang mendengar musik di atas, jadi tidak dengar bel. Bibi pelayan juga sedang pergi belanja.” Ujarnya.
“Tidak apa-apa, oppa..” jawabku. “Bagaimana Sulli? Sudah membaik?” tanyaku sambil melangkah masuk ke dalam rumah.
Terdengar minho oppa menghembuskan nafas dengan berat.
“Dia belum bicara padaku, bahkan tadi siang dia pulang sendiri naik taksi. Membuat khawatir saja..”gerutunya.
“Dia di kamar?” tanyaku lagi dan Minho Oppa mengangguk.
“Aku akan coba bicara dengannya, tunggulah di kamar oppa..”
Kamar Sulli terasa lebih sepi. Meskipun biasanya memang sepi, tapi setidaknya ada selalu ada alunan musik. Dan kali ini tidak ada. Aku mengetuk pintu perlahan. Tidak ada jawaban.
“Ini aku, Sulli-ah..” kataku.
Terdengar langkah kaki mendekat. Dia membukakan pintu untukku tanpa bicara sepatah kata pun. Lalu dia kembali duduk di meja belajarnya dengan menghadap laptop yang terbuka. Aku pun berjalan perlahan dan duduk di samping ranjangnya, tepat menghadap sisi tubuh Sulli.
“Kau masih marah?” tanyaku.
“Aku sudah bilang tadi, aku tidak marah padamu.” Jawabnya tanpa memandangku.
“Bukan padaku, maksudku..oppamu,”
“Dan aku juga sudah memohon padamu, Krystal-ah.. Aku sedang tidak ingin membahas ini..” dia masih tidak memandangku.
“Oppamu terpaksa melakukan ini. Dia hanya ingin kebahagiaanmu…”
“Ternyata kau juga tahu ya? Jadi cuma aku satu-satunya yang tidak tahu.” Potongnya dengan nada sinis.
“Tolong jangan salah mengartikan. Asal kau tahu, oppamu terlalu menyayangimu sampai dia tidak tahu caranya mengatakan ini padamu. Dia takut membuatmu sedih.” Jelasku.
Tidak ada respon dari Sulli, dia masih sibuk dengan laptopnya.
“Dan kau harus tahu, ini sangat berat baginya. Dia pergi untuk kebahagiaanmu.”
“Kebahagiaanku?” ulangnya masih dengan nada sinis.
C’mon Sulli, mngertilah. Aku tidak tahu lagi bagaimana membuatmu mengerti.
“Dia ingin agar kau bisa bersama eommamu. Dia pikir ini akan membuatmu bahagia.” Tambahku. “Padahal di lain sisi dia sangat ingin selalu menjagamu. Kalau bisa memilih, aku yakin oppamu lebih memilih untuk tetap disisimu. Karena kau lah yang terpenting baginya. dia sangat menyanyangimu, Sulli-ah.. Pasti kau juga menyadarinya kan?” Kataku lagi.
Hening lagi dalam waktu yang cukup lama. Aku juga tidak bicara lagi, memberinya kesempatan untuk mencerna kata – kataku.
“Krystal,” ucap Sulli lirih.
“Ne?”
“Mungkin kau tak percaya. Meskipun kau aku sering sekali kesal dan marah pada oppa, tapi aku tidak bisa membayangkan bagaimana aku tanpa dia..” kali ini dia bicara sambil memandangku.
Dan mengertilah aku sekarang. Dia dari tadi tidak mau memandangku karena menyembunyikan sesuatu. Dan kini aku bisa melihatnya dengan jelas. Air mata! Air matanya menetes membasahi pipinya. Sulli menangis!
“Tentu saja aku mempercayaimu..” kataku sambil menyentuh pundaknya. “Aku bisa merasakan apa yang kau rasakan, oppamu orang yang sangat baik, Sulli-ah..”
“Itulah kenapa aku tidak mau membahasnya. Karena hanya akan membuatku bertambah sedih. Aku benar – benar tidak siap kehilangannya, Krystal-ah..” air matanya pun semakin membanjir.
“Aku benci padanya! Kenapa dia tidak memberitahuku lebih awal?!”
Aku langsung memeluknya untuk menenangkannya.
“Paboya, kau tidak boleh lagi menyembunyikan airmata mu dariku, arachi? Kau anggap aku bukan temanmu?” kataku.
“Aku benci oppa, krystal..”isaknya.
—xxx—

To : Minho Oppa
Kalian sudah
saling bicara?

Begitulah sms yang aku kirim malamnya untuk Minho Oppa. Aku sudah berusaha membujuk Sulli tadi, tapi aku tidak tahu bagaimana respon dari dia. Yang ku ingat dia terus – terusan bilang benci minho oppa di sela isakannya. Bahkan dia belum bilang memaafkan saat aku pulang tadi.
Sejam kemudian balasannya datang. Aku segera membukanya dengan tak sabar.

From : Minho Oppa
Masih sama, belum
mau bicara.

Aku cuma bisa menghembuskan nafas berat. Mungkin masih sulit bagi Sulli untuk memaafkan oppanya. Aku harus mencoba bicara lagi dengan Sulli besok pagi.
Benar – benar beruntung! Keesokan harinya di sekolah, aku melihat Sulli beberapa meter di depanku saat berjalan di halaman sekolah. Dia hanya berjalan sendiri, tanpa oppanya. Jadi benar, mereka masih saling diam. Aku segera berlari kecil untuk mengejarnya.
“Sulli-ahh,,” panggilku saat berhasil mengejarnya.
Dia melirikku sekilas, “Wae?” tanyanya.
“Ck, begitu ya pertanyaanmu,” kataku dengan nada sedikit kesal. “Tau tidak, aku mencemaskan kau dan oppamu semalaman.”
“Gomawo..” ujarnya lirih.
“Ya! aku tidak butuh ucapan gomawo. Aku butuh kalian berdua segera baikan..” kataku.
Sulli memandangku dengan tatapan aneh yang sulit ditebak, perasaanku sedikit tidak enak.
“Kenapa memandangku begitu? Wae?” aku balik bertanya karena risih dengan tatapannya.
Dengan cepat dia mencium pipiku dan berlari menjauh. Aku terdiam karena masih terkejut. Aku cuma berdiri mematung sambil menyentuh pipi yang tadi dicium Sulli.
“Gomawo, Krystal-ahh..” teriakan Sulli menyadarkanku. “Gomawo sudah membuatku dan oppa baikan lagi,” lanjutnya sambil berlari semakin menjauh.
“Yaaa!” aku cuma bisa berteriak sambil mengusap pipiku kesal.
Tiba-tiba kau tersadar dengan apa yang barusan dia katakan. Dia bilang sudah baikan dengan oppanya? Aish, kenapa Minho Oppa tidak bilang padaku.
“Ya, Sulli-ah.. Jadi kau dan oppamu..” aku berusaha memastikan.
“Ne, kami sudah saling bicara tadi pagi!”
Sulli menjulurkan lidahnya. Aku memang kesal tapi aku juga tidak bisa menahan senyumku. Akhirnya mereka baikan juga. Senang sekali rasanya. Kali ini kau ku maafkan, Sulli-ah^^
—tbc—

Seperti biasa, d tunggu saran+kritiknya (:
Mkasii udah baca 😀

©2011 SF3SI, Freelance Author.

This post/FF has written by SF3SI Author, and has claim by our signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

15 thoughts on “I Love Your Brother – Part 3”

  1. ahhhh sweet !!!
    suka sama ceritanya… aduhh minho nih, belom kebaca, dia suka krystal apa ngak … hadeeeh ayo ayoo lanjutannya… ah pasti taemin lucu waktu dia ngak tau ada suli… jadi senyum2 sendiri…
    aku mau jadi sulli … !! punya oppa yang baik….
    ayoo thorr… this is a good ff, lanjutannya yaaaa

    1. ni FF pertama bgt, pas bikin masih dlm thp blajar, dan dlu blm bisa ngebayangin kL cast nya OC.
      tapi skrg sih udh mulai bikin yg cast nya OC, hehe^^

      mkasih buat sarannya yaa 🙂

  2. Minho kadang judes sama Krystal karena cemburu apa nih? Wuw, Taemin memulai aksinya dengan jadi secret admirer-nya Sully. Enak banget sering dikasih hadiah.
    Nice story. Lanjut!

    1. tau tuh minhonyaa emg judes, wkwk ;p
      tp ntar jg ktauan knp minho kyak gitu, tggu aja d part trakhir..
      bntar lgi kok ^^

      makasii ya komennya 🙂

Leave a reply to dorkyflames Cancel reply