Untold Feelings

Untold Feelings
Author        :    littlerascal
Main Cast    :    Choi Minho, Han Hyemi,
Support Cast    :    Kim Hana
Genre        :     Sad, Romance
Length        :    Oneshot
Rating        :    General
Summary    :    Hyemi dan Minho adalah teman baik selama 4 tahun. Selama itu, Minho
menyimpan perasaan pada Hyemi, tetapi Hyemi tidak menyadarinya.
Akankah Hyemi berakhir bahagia dengan Minho?
Ini FF pertama saya, kalo ada salah maafin ya. Percaya ga percaya, ini cerita asli, pengalaman guru saya. Dia bukan orang Korea, tapi orang asing deh pokoknya. Tapi ini ceritanya ga persis, banyak diedit. Selamat membaca!


Hyemi’s POV
“Hyemi-ah..”.Ada yang memanggilku dari belakang. Aku melihat seorang pria tampan yang tinggi. Benar, dia adalah Minho, Choi Minho ku, teman terbaik ku. Hampir semua gadis di universitas ini terobsesi dengan Minho, tentunya kecuali aku.  Kami telah berteman selama 3 tahun. Tepatnya, semenjak hari ujian masuk universitas, melalui sebuah kejadian yang sangat memalukan.
*flashback, 3 tahun yang lalu…*
Aku baru sampai di pertanyaan kedua, tetapi pikiranku terasa kosong. Tidak ada sedikit pun ingatan tentang segala sesuatu yang ku pelajari tadi malam.
“Han Hyemi, KAU BODOH!”, aku berkata pada diriku sendiri
Aku ingin sekali meminta jawaban dari pria tampan yang duduk di sebelahku, tetapi aku malu. Tulisan tangan nya juga terlalu kecil, aku tidak dapat melihat apa-apa. Yang bisa kulakukan hanyalah terus memperhatikan lembar jawabannya itu. Semoga dia tidak menyadari bahwa aku sedang melihat lembar jawabannya. Aigoo, ini memalukan.
Minho’s POV
Hahaha, gadis ini sangat lucu. Dia pikir aku tidak tahu bahwa dia sedang melihat lembar jawaban ku.
“permisi..”, aku berkata padanya. “ne?”, dia menjawab
“Nona, aku tahu bahwa kau sedang melihat lembar jawabanku. Mengapa kau tidak memberitahuku bahwa kau menginginkan jawaban?”, aku sengaja membuatnya malu
“Jinjja? Aigoo, gamsahamnida. Mengapa kau tidak memberi tahuku dari awal? Kalau tahu begini, aku tidak akan menghabiskan waktuku”, dia menjawab.
Aku terkejut. Ku pikir dia akan malu, ternyata dia malah menikmatinya. Hahaha, gadis ini benar-benar manis.
Hyemi’s POV
Wah, ternyata pria tampan ini benar-benar baik. Dia bahkan memberikan aku jawaban sebelum aku memintanya. Walaupun aku malu, tetapi siapa yang peduli? Yang penting aku lulus ujian masuk universitas.
Setelah ujian selesai…
“Gamsahamnida…”, aku berterima kasih lagi pada pria itu. “Hahaha, cheonmaneyo”, dia menjawab. “Ngomong-ngomong, ayo kita kenalan! Kita kan akan segera menjadi teman sekelas”, kataku.
“Itu semua tergantung padaku. Kalau aku lulus ujian, maka kita akan menjadi teman sekelas, jika aku tidak lulus ujian, maka kau tahu jawabannya. Oh iya, je ireumeun Choi Minho imnida. Bangeupseumnida”, dia menjawab. “Ahh, joneun Han Hyemi imnida. Ne, bangapta”, aku menjawab.
“Aku harus pergi, sampai jumpa”, kata Choi Minho
Aku hanya terdiam. Sampai jumpa? Apakah aku masih bisa bertemu dengan penyelamatku itu?
1 bulan kemudian…
Hyemi’s POV
Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan ujian masuk universitas. Semoga aku lulus, dan bertemu dengan Minho lagi.
Ah, ada nama ku di papan pengumuman! Aku melompat dan berteriak. Tapi brukkkk… aku terjatuh dan menabrak sesuatu yang keras. Ketika aku membuka mata, aku melihat sepasang mata yang tidak asing.
Oh tidak! Ini Choi Minho! Aku segera bangkit dan berdiri
“Minho ssi, annyeonghaseyo!”, aku menyapa nya. “Ne Hyemi ssi, annyeonghaseyo. Orenmaniya”, dia menjawab.
“Oh iya, terima kasih ya Minho ssi, berkat kau, aku bisa lulus ujian masuk universitas. Aku tidak akan melupakan jasamu ini. Dan mulai sekarang kita adalah teman sekelas kan? Aku berjanji akan membantumu dalam segala kondisi”, aku berkata padanya.
“Tidak usah berlebihan, kau hanya perlu berterima kasih”, dia menjawab dengan dingin
“Ayo kita ke kantin! Aku akan mentraktirmu sebagai ucapan terima kasih”, kataku.
Minho’s POV
Hmm, akhirnya aku bertemu dengan gadis lucu ini lagi. Dia selalu mempermalukan dirinya ketika bertemu denganku. Yang pertama, dia menyontek jawabanku, yang kedua dia terjatuh dan menimpaku.
Apa yang dia katakan benar, kami akan segera menjadi teman sekelas. Jujur, aku ingin mengenal dia lebih jauh.
Dia mengajak ku ke kantin untuk mentraktir ku. Mungkin ini adalah kesempatan untuk mengenalnya lebih jauh lagi.
Kami ngobrol selama 1 jam dan berbicara tentang banyak hal. Ternyata kami memiliki banyak kesamaan. Aku merasa nyaman dengan nya. Mungkin kami akan segera menjadi teman dekat.
Hyemi’s POV
Kami berbicara cukup lama di kantin. Ternyata Minho bukanlah orang dingin seperti yang aku kira sebelumnya. Dia ramah, hangat, dan lucu. Jujur, aku merasa nyaman berada di dekatnya. Terlebih, kami memiliki banyak persamaan. Kami dengan cepat mengerti satu sama lain. Aku ingin selalu berada di dekatnya, bukan sebagai pacar, tetapi sebagai teman.
Kami mulai dekat dengan satu sama lain, layaknya dongsaeng dan oppa. Jujur dalam waktu yang singkat ini, aku semakin menyukainya, aku ingin selalu berada disampingnya, bukan sebagai pacar, tetapi sebagai teman.
Minho’s POV
Genap 2 bulan kami mengenal satu sama lain. Aku semakin merasa nyaman di dekat Hyemi. Aku memikirkannya setiap hari. Aku merasa aku tidak bisa hidup tanpa nya.
Oh tuhan, apakah ini yang dimaksud dengan cinta? Apa benar aku telah jatuh cinta pada Hyemi? Secepat ini?
11 bulan kemudian…
Author’s POV
Selama 11 bulan ini, Hyemi dan Minho menjadi teman baik. Mereka selalu bersama-sama kemanapun. Tidak sedikit yang mengira bahwa Hyemi adalah pacar Minho. Karena  banyak gadis yang mengincar Minho, tidak sedikit juga yang membenci Hyemi. Tetapi apa pun yang terjadi Minho akan selalu melindungi Hyemi.
Hyemi’s POV
Semakin dekat dengan Minho, aku semakin merasakan sosok oppa dalam diri Minho. Aku menyayanginya, sangat menyayanginya. Tetapi sekali lagi, bukan sebagai pacar, tetapi sebagai teman. Bukan! Aku menganggapnya lebih dari sekedar teman. Dia adalah oppa bagiku.
Aku selalu bersama dengan Minho kemanapun aku pergi. Tak jarang kami berpegangan tangan, sehingga banyak yang mengira kami berpacaran. Tidak sedikit juga yang membenciku karena aku dekat dengan Minho. Semua gadis di universitas ini terlalu terobsesi dengan Minho.
Kemarin, ada seorang eonni yang menggangguku lagi. Aku akan lapor pada Minho, agar Minho memberi pelajaran pada eonni itu!
Minho’s POV
“Minho-ah, eonni itu mengganggu ku lagi!”, Hyemi merengek padaku.
Aku memeluknya dan berkata, “Jangan khawatir Hyemi. Oppa akan menjagamu”.
“Apa barusan kau menyebut oppa? Uhh, kurasa aku akan segera muntah”, Hyemi menjawab.
Aku tidak peduli apa yang dikatakan Hyemi. Yang ingin kulakukan hanyalah melindungi dia. Setelah hampir setahun berlalu, mungkin aku sadar akan perasaan ku. Aku menyukai Hyemi lebih dari sekedar teman ataupun adik. Tidak! Lebih tepatnya, aku mencintainya.
Karena aku, Hyemi sering dijahili oleh gadis-gadis yang mengejarku. Terutama para noona yang kejam itu.
Author’s POV *numpang eksis lagi*
Setelah hampir 1 tahun, akhirnya Minho menyadari bahwa dia menyukai Hyemi lebih dari sekedar teman. Sedangkan Hyemi tidak pernah menganggap Minho lebih dari teman baik atau oppa nya. Apakah benar Hyemi tidak menyukai Minho? Atau dia hanya belum menyadari perasaannya?
Minho dan Hyemi benar-benar menjadi teman baik. Mereka sering menginap di rumah satu sama lain. Bahkan orang tua mereka sudah mengenal satu sama lain.
Hari-hari mereka berlanjut sampai tahun ke 3, yang berarti waktu mereka untuk bersama setiap hari hanya tinggal 1 tahun. Selama 3 tahun ini, rutinitas mereka tetap sama. Minho yang tampan selalu dikejar oleh gadis-gadis, dan mereka selalu menjahili Hyemi, yang dibalas oleh kemarahan Minho. Sedangkan Hyemi juga dikejar oleh banyak pria, tetapi tidak ada satupun yang diterima Hyemi, karena ia tidak ingin, setelah pacaran nanti, dia akan kehilangan Minho, sahabat terbaiknya.
Minho tetap menyimpan perasaan terhadap Hyemi dan tidak pernah mengungkapkannya karena ia takut itu akan merusak persahabatan mereka. Sedangkan Hyemi tidak pernah berpikir sekalipun untuk menganggap Minho lebih dari sekedar teman. Tidak ada seorang pun yang tahu, apakah Hyemi benar-benar tidak menganggap Minho lebih dari itu ataukah Hyemi hanya belum menyadari perasaannya. Yang pasti, Hyemi tidak pernah ingin jauh dari Minho.
———————————————————————————————————————
Hyemi’s POV (back to current time)
“Hyemi-ah..”.Ada yang memanggilku dari belakang. Aku melihat seorang pria tampan yang tinggi. Benar, dia adalah Minho, Choi Minho ku, teman terbaik ku. Hampir semua gadis di universitas ini terobsesi dengan Minho, tentunya kecuali aku.  Kami telah berteman selama 3 tahun. Tepatnya, semenjak hari ujian masuk universitas, melalui sebuah kejadian yang sangat memalukan.
“Minho-ah, neomu bogosipeo”, aku memeluknya. Pelukan, bergandengan tangan, dan ciuman pipi sangat umum bagi kami berdua. Karena kami adalah teman baik dan aku tidak pernah memiliki perasaan lebih pada Minho.
Tidak terasa 3 tahun sudah kami bersama, dan 3 tahun lalu pada hari ini, adalah waktu pertama kalinya kami bertemu, yaitu pada ujian masuk universitas. Ini adalah awal dari tahun keempat, yang berarti tahun terakhir bagi kami sebelum lulus dari universitas dan sibuk dengan rutinitas masing-masing.
Setahun kemudian, mungkin Minho akan sibuk dan begitu juga denganku. Mungkin aku akan kehilangan waktu bermainku dengan Minho. Mungkin aku akan kehilangan sahabat terbaikku sepanjang masa.
Biasanya, Minho akan menemani ku ke toilet dan menunggu di luar, karena ia takut akan ada eonni yang menggangguku di toilet. Tetapi kali ini, dia sedang buru-buru, jadi aku menyuruhnya pergi duluan.
Ketika aku sedang berjalan ke toilet, seseorang menepuk pundak ku. Aku tahu ini pasti Minho. “Ya! Minho-ah!”, aku berteriak kesal.
Tetapi ketika aku melihat ke belakang, yang menepuk pundakku bukanlah Choi Minho ku, melainkan hoobae semester 3 yang bernama Kim Hana. Dia tersenyum padaku. Oh Tuhan, dia sangat manis. Dia mengajakku ke taman untuk ngobrol.
“Eonni, bolehkah aku tanya sesuatu?”, tanya anak itu. “Tentu”, balasku. “Eonni, apakah eonni berpacaran dengan Minho oppa?”, tanya anak itu lagi
“Mengapa setiap orang menanyakan pertanyaan yang sama? Jawabannya adalah TIDAK! Kami hanyalah teman baik. Tapi jujur, dari semua gadis, kaulah yang paling sopan bertanya padaku mengenai hal ini. Biasanya gadis-gadis lain akan menjahiliku atau memakiku”, balasku.
“Sejujurnya aku menyukai Minho oppa. Jadi, bisakah eonni tolong menjauhi oppa? Semuanya terlihat jelas bahwa oppa menyukai Hyemi eonni. Jika eonni selalu berada di dekat oppa, oppa tidak akan pernah punya kesempatan untuk berkencan dengan gadis manapun. Apakah eonni mau oppa berakhir tidak menikah?”, kata anak itu.
Kukira hoobae ini sangat sopan. Ternyata dia sama saja seperti gadis-gadis lainnya. Aku tidak pernah berpikir bahwa Minho akan menyukaiku, jadi aku abaikan saja apa yang dikatakan anak itu soal Minho menyukaiku, karena menurutku itu tidak akan pernah terjadi.
Tetapi aku juga sadar akan apa yang dikatakan anak itu. Apa yang dikatakannya barusan juga ada benarnya.
“Baiklah, beri aku waktu. Aku sudah bersama dengan Minho selama 3 tahun. Ini tidak akan mudah bagi kami untuk berpisah begitu saja. Tolong beri aku waktu’, pintaku pada hoobae itu.
“Baiklah, tolong eonni pertimbangkan lagi. Jebal…”, anak itu memohon padaku.
Pada malam harinya, aku merenung di kamar. Selama 3 tahun ini, Minho tidak pernah berkencan dengan siapa pun, begitu juga aku. Apa benar dia mempunyai gadis yang disukainya, tetapi dia tidak berani berkencan, karena takut aku akan marah?
Mungkin aku akan berbicara padanya besok pagi. Aku tidak ingin Minho kesepian ketika aku menikah suatu hari nanti. Minho juga membutuhkan seorang pendamping dan keluarga.
Keesokan paginya…
“Minho-ah! Good morning”, aku memeluk dan mencium pipi Minho. Pagi ini dia menjemputku.
“Good morning Hyemi”, dia memelukku erat.
Mungkin orang-orang akan mengira bahwa kami pacaran, tetapi bagiku, ini adalah salah satu bentuk cintaku pada teman terbaikku ini.
“Minho, ayo berangkat! Hari ini aku akan mengatakan sesuatu yang sangat penting padamu”, kataku.
Minho’s POV
Seperti biasa, Hyemi memeluk dan mencium pipiku lagi. Dia benar-benar sangat manja. Bagi Hyemi, hal ini sangat biasa, karena dia menganggap aku oppanya, tetapi tidak bagiku. Aku membalasnya dengan pelukan erat seakan-akan aku tidak ingin kehilangan Hyemi.
Barusan Hyemi mengatakan “Minho, ayo berangkat! Hari ini aku akan mengatakan sesuatu yang sangat penting padamu”.
Apa mungkin Hyemi akan mengatakan padaku bahwa dia menyukaiku lebih dari sekedar teman ataupun oppa? Aku kira begitu.
Apapun yang akan dikatakan Hyemi, aku siap.
Sesampainya di taman universitas, Hyemi dan aku duduk di sebuah kursi taman dan kami mulai bicara. Ekspresi Hyemi sangat serius.
“Minho-ah, apa kau mempunyai seorang gadis yang kau sukai?”, dia bertanya padaku
Aku cukup terkejut. Apa mungkin Hyemi telah menyadari bahwa aku menyukai dia lebih dari sekedar teman?
“Ada”, jawabku.
“Mengapa kau tidak pernah menceritakannya kepadaku? Siapakah dia?”, tanya Hyemi.
Aku memandang Hyemi, dan berkata “Matanya indah, rambutnya ikal dan panjang, kulitnya putih, dia manis dan manja, dia suka memelukku dan mencium pipiku.
“Benarkah ada gadis yang seperti itu? Sepertinya aku tidak pernah melihat gadis lain denganmu. Ternyata ada wanita lain yang suka memeluk dan mencium pipimu selain aku. Aigoo, ini melegakan sekali. Kukira karena aku, kau tidak pernah menyukai seseorang. Tetapi Minho-ah, mulai sekarang aku tidak bisa lagi dekat denganmu. Kau harus mencari pasangan, begitu juga denganku. Aku telah merenungkan ini semalaman dan aku berpikir, mungkin sebaiknya aku tidak terlalu dekat denganmu. Seorang hoobae mendatangiku semalam dan berbicara 4 mata denganku mengenai ini. Kurasa dia benar”, jawab Hyemi.
Oh Tuhan, mengapa Hyemi tidak menyadari bahwa gadis yang kumaksud adalah dia? Tentu saja dia tidak pernah melihatku dengan gadis lain, karena gadis yang selalu bersamaku adalah dia. Gadis yang suka memeluk dan mencium pipi ku adalah dia. Gadis manis yang selalu bersikap manja padaku juga adalah Hyemi.
Hyemi hanya berjalan meninggalkanku. Tidak sekalipun dia berbalik ke arahku.
Aku terdiam. Mataku berkaca-kaca. Ingin rasanya aku mengungkapkan segalanya pada Hyemi. Tetapi aku benar-benar takut bahwa ini akan merusak persahabatan kami. Hyemi tidak menganggapku lebih dari seorang teman baik. Tidak…tidak akan pernah…
Aku terduduk di kursi taman dan menangisi segalanya. Aku bahkan tidak peduli bahwa akan ada orang yang menertawaiku. Yang kutahu hanyalah, aku…kehilangan Hyemi…
Hyemi’s POV
Aku telah mengatakan semuanya pada Minho. Kurasa inilah yang terbaik bagi kami.
Aku berjalan meninggalkan dia tanpa berbalik melihatnya sekalipun. Bukan karena aku tidak peduli. Tetapi karena air mataku terus mengalir, dan aku tidak ingin dia tahu bahwa aku sedang menangisinya. Ketika aku menyampaikan semuanya pada Minho, aku merasa biasa saja. Tetapi setelah beberapa langkah jauh darinya, aku merasa kehilangan dia dan menitikkan air mata. Apapun itu, aku telah kehilangan teman terbaikku.
Choi Minho…annyeong…
Author’s POV
Semenjak kejadian itu, Hyemi menjauhi Minho, dan akhirnya persahabatan mereka selama 3 tahun ini menjadi canggung dan putus begitu saja. Minho mulai dekat dengan hoobae yang bernama Kim Hana itu. Mungkin dia sedang mencoba untuk membuka hatinya untuk gadis lain.
Hyemi mulai merasa kesepian, namun dia tidak menyesal sama sekali. Karena dia merasa keputusannya benar. Ia kehilangan Choi Minho seutuhnya. Tidak ada lagi yang menjemputnya hampir setiap pagi. Tidak ada lagi yang melindunginya. Tidak ada lagi yang bisa dia peluk sesukanya. Tidak ada…Tidak ada lagi…
Kelulusan hanya tinggal beberapa bulan lagi dan mereka berlanjut seperti itu
Minho’s POV
Aku mencoba melupakan Hyemi walaupun itu terasa sulit. Aku mulai dekat dengan seorang hoobae yang bernama Kim Hana. Dia adalah gadis yang baik, tetapi dia tidak meyukai Hyemi. Karena dialah, Hyemi meninggalkanku. Tapi aku tidak akan menyalahkan dia, karena sebenarnya dia mengkhawatirkanku.
Mungkin hubungan kami akan berlanjut ke tahap yang lebih serius. Karakter nya sangat berbeda dengan Hyemi. Dia pendiam dan sebenarnya agak pemalu. Dia tidak agresif dan tidak ceria seperti Hyemi. Tetapi itu lebih baik untukku, karena aku tidak ingin lagi melihat bayangan Hyemi dalam dirinya. Aku ingin memulai hidup baru dengan gadis yang mencintaiku. Mungkin aku belum mulai mencintainya, tapi aku yakin, suatu saat nanti, aku akan mencintainya.
Hyemi’s POV
Aku dengar, Minho sudah mulai berkencan dengan Hana. Aku cukup senang, walaupun aku sendiri tampak menyedihkan tanpa Minho. Jujur, aku sangat kesepian. Setiap kali aku bertemu Minho, maka kami akan berpura-pura tidak mengenal satu sama lain. Apapun itu, aku senang, karena akhirnya Minho bisa bersatu dengan gadis yang disukainya.
Beberapa bulan kemudian…
Minho’s POV
Hari ini adalah hari kelulusan. Aku belum mulai berbicara pada Hyemi. Dan hubunganku dengan Hana semakin serius. Orang tua kami sudah mengenal satu sama lain dan ibu sangat menyukai Hana, walaupun dia tetap lebih menyukai Hyemi.
Hyemi…Hyemi…dan Hyemi…
Aku tidak pernah bisa melupakan gadis ini. Mulai dari hari pertama kami bertemu, sampai sekarang. Dan satu hal yang paling ku sesalkan adalah, aku tidak pernah mempunyai keberanian untuk mengungkapkan perasaan ku.
Jujur, aku menyayangi Hana, tapi tidak sebesar cintaku pada Hyemi. Apapun itu, aku masih sedang berusaha untuk melupakan Hyemi. Mungkin setelah hari ini, kami tidak akan pernah bertemu satu sama lain lagi.
Aku melihat Hyemi. Kadang aku berpikir, mengapa Hyemi benar-benar meninggalkanku hanya karena ingin aku mencari pasangan? Walaupun aku mempunyai pasangan, kan bisa saja kami tetap berteman? Walaupun itu tidak mungkin, karena yang kucintai adalah Hyemi. Kadang aku bertanya-tanya, apakah mungkin Hyemi juga menyukaiku? Tetapi itu tidak akan pernah terjadi. Hyemi tidak menganggapku lebih dari sekedar teman baik, dan harus kusadari itu.
Hyemi’s POV
Hari ini adalah hari kelulusan dan aku belum mulai berbicara pada Minho. Minho-ah, neomu bogosipeo. Aku dengar Minho akan segera bertunangan dengan Hana. Aku belum pernah melihat Minho berduaan dengan Hana, karena kami selalu menghindari satu sama lain. Entahlah, aku benar-benar merindukan Choi Minho ku. Bukan…dia adalah milik Hana sekarang. Entah kenapa, aku tidak pernah menganggap Minho lebih dari teman baik atau oppa ku. Entah itu karena aku memang tidak menganggapnya lebih, atau karena aku belum menyadari perasaanku.
Aku melihat Minho. Iya, itu Minho. Ia sedang bersama wanita yang dicintainya, Kim Hana. Kim Hana… berterimakasihlah padaku. Berkat aku, kau mendapatkan sahabat yang paling berharga bagiku. Dia seutuhnya milikmu.
Author’s POV
Upacara kelulusan pun berlangsung lancar. Hana juga datang untuk menemani Minho. Karena Hyemi akan segera berangkat ke Indonesia untuk mengajar disana, ia pun sadar bahwa ia tidak bisa pergi tanpa memberitahu Minho. Tetapi dia tidak ingin lagi mengusik hubungan Minho dan Hana, karena Hana kerap kali salah paham tentang hubungan Minho dan Hyemi.
Pada akhirnya, Hyemi harus pergi tanpa menitipkan pesan apapun pada Minho. Pada saat itu, ia menangis tanpa sedikit suarapun yang keluar. Ia merasa terlalu sedih. Dan akhirnya ia menyadari bahwa ia tidak bisa hidup tanpa Minho. Lebih tepatnya, “bukan sebagai pacar, tetapi sebagai teman” yang sering diucapkan oleh Hyemi selama ini adalah salah. Dia telah membohongi dirinya sendiri. Dan pada akhirnya, ia baru sadar bahwa ia mencintai Minho.
Dia baru sadar, mengapa dia menitikkan air mata ketika dia memutuskan untuk meninggalkan Minho? Mengapa dia merasa nyaman di dekat Minho? Mengapa dia tidak pernah ingin kehilangan Minho? Ia baru menyadari semuanya setelah terlambat.
Hyemi’s POV
Aku akan meninggalkan Korea dalam beberapa hari. Memang terkesan terlalu cepat, tetapi aku mendapat tawaran untuk mengajar di Indonesia. Dan karena aku menyukai anak-anak, mengapa harus ku tolak?
Aku melihat Minho, bersama dengan Hana. Mereka berpelukan. Aku tidak pernah sadar bahwa aku akan merasa terpukul seperti ini. Aku tidak pernah sadar mengapa aku hanya menangis dan tertawa untuk Minho. Aku tidak pernah sadar mengapa aku merasa kesepian tanpa Minho. Dan hari ini aku menyadarinya, aku mencintai Minho. Choi Minho…, sahabatku. Bukan. Lebih tepatnya, mantan sabahatku.
Aku memandangnya dari kejauhan…perlahan…dia sudah tidak ada. Entah aku yang menghilang atau dia yang menghilang. Satu hal yang pasti… aku tidak akan pernah bertemu dengannya lagi.
Annyeong…Choi Minho…
6 tahun kemudian…
Author’s POV
Akhirnya Hyemi mengajar di salah satu sekolah internasional ternama di Indonesia. Dia tidak pernah tahu bahwa Minho sangat mencintainya, dan Minho juga tidak pernah tahu bahwa Hyemi juga mencintai Minho. Minho juga telah menikah dengan Hana, dan memiliki 2 anak.
Minho’s POV
Han Hyemi..mungkin aku belum sepenuhnya melupakan dia. Tapi aku sadar, aku telah menikah, aku harus lebih memperhatikan istri dan anak-anak ku. Aku bahkan tidak mengundangnya ketika aku menikah, karena Hana tahu aku masih menyimpan perasaan pada Hyemi. Hana melarangku untuk mengundangnya, karena Hana takut sesuatu yang tidak ia inginkan akan terjadi.
Lagipula, aku tidak tahu Hyemi ada dimana. Yang ku dengar, dia sekarang ada di Indonesia, dan bekerja sebagai guru di salah satu sekolah internasional ternama.
Sudahlah, dia memang bukan jodohku. Kalaupun iya, aku yakin kami akan bertemu di kehidupan selanjutnya…
Hyemi’s POV
Aku mengajar di salah satu sekolah internasional ternama di Indonesia. Sekarang aku berumur 29 tahun dan aku belum menemukan pasangan yang cocok. Entah karena aku belum bisa menemukan pria yang cocok atau karena aku belum bisa melupakan Minho.
Aku dengar, Minho sudah menikah dengan Hana. Aku tahu benar alasan mengapa aku tidak diundang atau mengapa tidak ada yang memberitahuku. Lagipula aku tidak meninggalkan nomor telepon atau alamat email ketika aku meninggalkan Minho. Dia juga tidak pernah mencariku. Ya sudahlah… aku merasa bahagia sekarang.
Hari ini aku bermain games dengan murid-murid, dan sialnya aku kalah.
“Kau kalah, Miss!”, kata seorang murid kepadaku. “Iya, aku tahu. Apa yang kau mau dariku?”, jawabku. “Hmmm, bagaimana dengan menceritakan kisah cintamu?”, jawab anak itu. “Ah tidak! Aku tidak punya kisah cinta yang manis”,jawabku. Tetapi anak itu benar-benar jenius, dia memancing semua teman-temannya untuk meminta hal yang sama. Akhirnya aku memutuskan untuk menceritakan kisah cintaku kepada mereka.
“Baiklah, tetapi ini bukan kisah cinta yang manis seperti di drama Korea”, sahutku.
Mereka semua mengangguk, dan aku mulai bercerita. Aku menceritakan kisah hidupku dengan Minho kepada mereka. Aku mengakhiri ceritaku dengan kalimat, “dan akhirnya aku sadar, bahwa aku mencintainya”.
Karena murid-muridku ini adalah remaja berusia 14-15 tahun, mereka sudah mulai mengerti tentang cinta. Beberapa orang dari mereka menangis tersedu-sedu dan bersimpati kepadaku. Sedangkan aku sendiri, tetap tersenyum. Beberapa dari mereka mengajukan pertanyaan kepadaku.
“Apakah dia juga menyukaimu?”, “Apakah kau tahu dia ada dimana sekarang?”, mereka bertanya. “Entahlah, dia tidak pernah mengatakan apapun padaku. Hanya dia dan Tuhan yang tahu. Dan aku juga tidak tahu dia ada dimana sekarang. Dia bahkan tidak pernah mencariku lagi”, jawabku.
Aku sudah menceritakan kisahku ini kepada banyak murid, dan aku selalu mengakhiri cerita dengan kalimat, “dan akhirnya, aku menyadari bahwa aku mencintainya”.

©2011 SF3SI, Freelance Author.

This post/FF has written by SF3SI Author, and has claim by our signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

30 thoughts on “Untold Feelings”

  1. Spleeches….mengharukan….
    Dri awal sih ku dah dpet feelnya tpi yg agak k bwh2…wktu hyemi bru nyadr klo ia mencintai minho…kyaknya gimana gitu…
    Ku kira merk akn jadian..ternyta eh ternyata…destiny
    huhuhu sdih thor..tpi ku ga bisa nangis sih..ga tw knapa
    nice thor…d^__^
    *taemin smiling mode on*

  2. minhonya lelet, hyemi gak peka, hana masa bodo -.- emang gak bakal happy ending kalo udah begitu semua karakternya

  3. huwaow(?) first kah? keren cekaliii~. hmm, mungkin kalau menurutku tulisannya agak di kasih space gitu thor, biar kelihatan rapi aja sih^^.

    tapi tetep keren kok! aku nggak nyangka kalau ini first…aku juga suka kata-kata terakhirnya ‘dan aku selalu mengakhiri cerita dengan kalimat, “dan akhirnya, aku menyadari bahwa aku mencintainya”.’ Niceee XDD

    1. iya nih. Gara2 kepanjangan, jadi ga muat. Jadi aku cut beberapa part, trus space nya dikecilin. Mian yah. Makasi buat saran nya *bow*

  4. Dari ikut ujian masuk universitas, Hyemi kenal Minho. Berlanjut menjadi teman sekelas sampai bibit cinta mulai tumbuh di hati Minho tanpa Hyemi sadari.

    Mungkin karena merasa masih junior, Hana tidak dengan cara kasar memperingatkan Hyemi. Tapi memberi kebebasan bukan berarti dengan menjauhinya.

    Nice story.

  5. Yaa!! Hana gara2 kamu Hyemi sama Minho rusak deh hubungannya! kalau ga ada kamu pasti baek2 aja deh hubungan HoMi couple! walaupun Hyemi masih belum sadar sama perasaannya Minho yang penakut banget. *marah2 ga jelas ala Key*

    thor dari awal baca udah terasa feelnya, trus makin ke bawah uda nebak Hyemi bakal sama Minho rupanya takdir author berkata lain haha^^

    Nice Story 🙂

  6. Kirain hyemi dan minho akan b’satu, eh t’nyata tidak……

    Tapi keren banget…,,
    dan akhirnya aku suka ffx…,hehe..

  7. Ukh, kasihan… T T *sroot*

    Uwoo tapi ini keren Thor! apalagi yang pas kata-kata terakhirnya itu, yang “dan akhirnya, aku menyadari bahwa aku mencintainya” itu keren! JJang! ^O^ d
    Ditunggu FF lainnya Author 😀

  8. aku juga lg dlm kondisi kayak gitu..untold feeling.. 😦 sbg noona..aku lebi tua..gmana mgkn aku blg ke dia yg younger..klo aku suka dia?? 😦 setiap hari ketemu,tp nda bisa expressed my feeling…sesek banget…fres,ada advice buat aku? 😦

  9. annyeong chingu deul. Ini author nya. Makasih yah uda baca + comment. Buat yang saran tentang space, ff nya kepanjangan, jadi aku cari cara supaya muat. Tapi, makasih loh uda baca + komen.

  10. Huaaaa 😥 nice story thor (y)
    Ah Hyemi, syg banget baru nyadar setelah minho udah ga sama dia lagi 😦 Minho juga kenapa ga berani ngomong sm hyemi ¬_¬
    Ditunggu ff lainnya yang happy ending ya thor 😀

  11. ahhh nyeseeek !! bener2 nyeseek sad ending tapi nge gantung… cuman minho doang yang di ketahui menikah, kenapa hyemi ngak?? ayo buat sequelnya, ff ini daebbak …

    bener2 nyeseeek… >,<
    ahhhh mana tissu??mana tissu !!!!

  12. great creation.. Baru ada lagi nih yg bkin sad romance. 🙂 nice job author..

    Cuma yaa.. Rhy ga tau nih, krn baca lewat hp jd g keliatan spasi nya atau emang spasi antar paragraf tuh ga ada.? Kalo ga ada tolong di perbaikin ya lain kali.. Cz rhy jadi agak bingung + cape bacanya.. Ga ada titik yg bsa buat istirahat.. Bsa dibilang juga kesannya ngebut *ini cuma pendapatku loh* overall cukup bsa bkin hanyut sih.. 🙂 terutama di bagian akhir..

    1. makasih yah uda baca. Author bukannya ngebut, tapi ff nya kepanjangan, jd author cut dikit, trus space nya dibikin sempit, biar muat. Gomawo buat comments nya 🙂

  13. Omo! T.T sad ending. kirain minho sm hyemi bakal bersatu tp malah berpisah. sedih bgt, sampe ikutan nangis thor #lebeh
    huhu daebakk deh 😀

  14. Sediih… Bangetzzz… Thor,, tanggung jwb,, kau tlah mngeluarkan airmata ku smpai bnyk begini,, huwwwwaaaa… Opppaaaaa!!
    *melukLeeteukoppa

  15. Huaaaa nyeseeekkkkkk
    Ikutan jleppp bacanyaaaa
    Selalu ya penyesalan datang di akhir..
    Minho kenapa gak ngomong sama Hyemi kalo dia suka sama Hyemi aaaa kenapa kenapaaaaa (-_-)
    Hyemi nya juga terlalu gak peka, selow aja gitu. Padahal tiga taun-_-
    Tapi sumpah ceritanya kerenn! Aku sukaaa! Keep writing! 😀

  16. yah, nie gara2 hyemi kurang peka sie awalnya
    cwo perhatian kyk minho malah d lepasin
    aq sie ga bkal tak lepasin
    bru deh akhirnya sadar klo dy ga bz hdup tanpa minho
    yah tp cinta tak hrus memiliki
    #nyesek

  17. hiks hiks,, sedih deh bacanya. ffnya bagus. andai aja minhonya mau nyatain perasaannya duluan ama hyemi, atau si hyeminya peka dikit gitu??!!*reader sewot* hahahaha jadi kebawa esmosi bacanya. kekekeke nice story

Leave a reply to rhy ngabsen Cancel reply