E-mail x Friend

E-mail x Friend

Author: Shin Chaerin

Cast: Kim Kibum aka Key SHINee, Yoo Minhye (OCs)

Genre: Friendship, Life

 Disclaimer: Pokoknya ini ff punya saya! Key juga punya saya! *digaplok*

Original Concept © Ritsu Miyako

Rating: General

Length: Oneshot

Warning: There are many silly typos in this ff. Be careful!

***

Minhye POV

“Apa? Bertemu dengan penpal e-mail?” ujar kedua teman dekatku, Yui dan Hyeri.

Selama beberapa minggu terakhir ini, aku memiliki penpal e-mail. Teman melalui e-mail yang enak diajak ngobrol. Kami selalu ngobrol mengenai berbagai hal. Tentu saja aku tidak memberitahukan identitasku secara jelas padanya. Selama ini aku selalu memakai nama samaran ‘nabi’ yang artinya kupu-kupu. Ia juga sama, ia memakai nama samaran ‘gabchung’ yang artinya kumbang.

“Iya, habis dia minta ketemuan sih..”

<gabchung> Sepertinya kita cocok (^_^). Ketemuan, yuk.

<nabi> Oke, aku pakai jaket kotak-kotak merah ya. Sampai ketemu 😉

 

“Maksudmu namja yang mencurigakan..yang nggak mau mengirim foto itu?”

“Ne, janjiannya jam 4 di depan stasiun Seoul”, jawabku.

“Kau ini.. apa itu nggak bahaya?!”

Aku tahu mereka khawatir, tapi kurasa mereka terlalu berlebihan.

“Aduhh..tenang saja. Penpal-ku itu nggak tahu wajah, nama dan sekolahku kok.”

“Tapi..”

“Sudah ya, sampai nanti!” aku langsung saja meninggalkan mereka berdua, menghindari percakapan yang tidak begitu penting (menurutku).

“Hhh..dasar Minhye, padahal kita bilang begitu karena khawatir..”

Waktu itu aku masih berpikir bahwa berurusan dengan sesama itu sangat merepotkan. Aku hanya ingin melupakan semuanya, tentang teman-teman yang suka ikut campur, tentang keluargaku yang cerewet, dan semua masalah yang aku miliki. Bagiku, jalan termudah untuk itu adalah dengan menjadi ‘nabi’ di dunia maya.

Yak, sudah sampai..masih ada waktu 5 menit sebelum waktu janjian. Sepertinya dia belum datang..

Kalau si ‘gabchung’ itu orang yang kelihatannya nggak benar, langsung lari saja. Beres kan!

“Ehm..apa kau ‘nabi’ ??”

Eh?

Aku segera membalik badanku dan mendapati seorang namja yang sangat tampan memakai syal beige berdiri di hadapanku, tampaknya ia terengah-engah.

“Kau..’gabchung’?!”

Waah, benar-benar diluar dugaan! Sepertinya dia orang baik-baik.

“Ah..umm..salam kenal ya..”, ujarku kikuk. Kenapa aku jadi grogi begini?

“Sudahlah, ayo cepat!!” dengan cepat ia menarik tanganku kemudian berlari menjauhi stasiun.

“Eeeh! Kenapa tiba-tiba lari?”

Iya tidak mendengarkanku yang terus mengoceh dan tetap berlari sambil menggenggam tanganku. Kalau begini sih, mau tidak mau aku mengikutinya berlari.

“Tung..tunggu dulu gabchung-ah..!” ujarku terengah-rengah.

Apa-apaan sih orang ini?!

“Ya!! Tidak usah terburu-buru, kita masih punya waktu sebelum film dimulai.”

Tiba-tiba iya menghentikan larinya, otomatis aku juga ikut berhenti.

“Maaf.”

Eh?

“Bo..boleh aku istirahat sebentar?”

Deg.

Hiiiy..kepalanya memar dan hidungnya mengeluarkan darah.

“Ka..kau kenapa? Hidungmu berdarah.”

Ia lalu mengelap darah yang mengalir dari hidungnya dengan sapu tangan miliknya.

“Kau…kau nggak apa-apa?!”

“Aku tadi tersandung di stasiun gara-gara tergesa-gesa.. lukanya sih nggak apa-apa, tapi aku takut lihat darah..”, ujarnya. Wajahnya pucat.

Apa?

<gabchung> Oh kau masih SMA ya? Kalau aku masih dokter magang, sih ^^ Tapi aku sudah ikut mengoperasi lho.

“Kau, kenapa bisa takut darah? Padahal kau kan dokter..”, sindirku.

“Eh..itu..anu..aku..aku..e..itu..”

Berarti soal itu dia bohong ya.. Mudah sekali ketahuan. Lagipulamana ada dokter yang ceroboh begini? Bisa-bisa tidak punya pasien.

“Nggak masalah, kok. Lagipula aku nggak percaya dengan semua yang ditulis di e-mail. Aku juga nggak berniat untuk tahu hal yang sebenarnya. Toh aku juga tidak pernah cerita tentang diriku. Jadi, seperti apa dan bagaimanapun orangnya. Lebih baik kita nikmati saja apa adanya”, ujarku panjang lebar, kuharap dia mengerti maksudku.

Teman e-mail hanyalah teman e-mail. Saat ini aku juga bukan siapa-siapa, aku hanyalah seorang tokoh yang hidup di dunia maya.

“Baiklah, kalau begitu..ayo kita pergi nonton”, ajaknya.

Tidak ada salahnya menghabiskan waktu bersama namja ini, setidaknya aku tahu kalau dia bukan orang jahat.

DUUGH

Namja itu terjatuh karena tersandung lagi. Dia memang benar-benar ceroboh. Payah!

“Kau ini hobi tersandung, ya?” celaku.

“Hahaha, aku tidak melihat ada batu di depanku. Terus terang saja, waktu tersandung di stasiun tadi, aku menjatuhkan lensa kontakku”, ujarnya sambil tersenyum polos.

“Pabo! Harusnya kau bilang dari tadi dong? Tanpa lensa kontak, apa gunanya kau nonton film?” ucapku kesal.

“Jangan khawatirkan aku, kau memang ingin nonton film ini, kan? Kalau begitu ayo nonton..”

<nabi> Aku paling benci kalau harus bertenggang rasa.

<gabchung> Aku juga. Aku paling benci kalau harus menjilat orang.

Kok sepertinya.. citranya beda jauh dengan isi e-mailnya..

“Begini, ya.. Kau nggak usah bertenggang rasa denganku. Toh aku bukan siapa-siapamu dan kau juga bukan siapa-siapaku. Jadi kalau kita memang gak cocok ya kita sudahi saja sampai sini”, ku harap dia tidak tersinggung dengan kata-kataku ini.

“Baiklah, kalau begitu kita ke tempat lain saja. Kau mau kemana?” ujarnya.

Ng.. Kupikir dia akan marah..

“Kita ke taman hiburan saja!”

***

Saat ini, aku dan penpal e-mailku ini tengah bermain berbagai wahana seru. Setelah itu kami berjalan-jalan menikmati suasana. Mengobrol tentang berbagai hal dan tertawa-tawa apabila ada hal yang kami anggap lucu. Sesaat aku bisa melupakan segala masalah dan beban pikiran.

Siapapun dia..

Siapapun aku..

Setidaknya kami bisa menikmati saat-saat kebersamaan seperti ini..

“Aku bukannya benci pada teman-temanku, hanya saja, semakin dalam terlibat rasanya beban kita juga akan semakin berat..” keluhku.

<nabi> Aku nggak bisa jujur pada teman-temanku, karena pasti akhirnya aku sendiri yang repot.

 

<gabchung> Aku mengerti. Aku juga sama saja, kok.

Saat ini kami berada di sebuah kedai. Kami tengah menikmati beberapa hidangan untuk mengganjal perut, karena seharian ini kami belum makan apapun.

“Mana mungkin kita bisa ngomong jujur kan? Biarpun sedang bertengkar, toh keesokan harinya pasti akan bertemu lagi.”

“Hm..”

“Kalau berpikir begitu, rasanya sesak sekali kalau sampai kita disudutkan. Jadi, di sekolah aku pasti menjaga jarak. Makanya banyak wajah yang nggak kuingat.”

“Oh, ya?! Kau juga nggak ingat siapa orang yang duduk tepat di depanmu?” tanyanya.

“Entahlah..pokoknya cowok, deh”, jawabku sekenanya, karena aku memang tidak begitu memperhatikan sekelilingku.

“Oh..begitu ya..”

“Iya. Toh, tahun depan aku nggak akan punya urusan lagi dengannya. Dalam situasi seperti itu menjaga hubungan sama saja dengan merepotkan diri sendiri, kan? Nggak seperti penpal, kalau kita sudah nggak suka, kita bisa menghapusnya begitu saja”, sahutku.

“Oh, jadi karena bisa putus hubungan setiap saat dengan penpal, kau merasa lebih tenang mengungkapkan isi hatimu yang sebenarnya?” ujarnya sambil menyeruput minumannya.

<nabi> Keluarga dan teman-temanku, semuanya membuat aku stres.

“Haaahh~”, aku menghela napas panjang. “Coba kalau hubungan antar manusia bisa diputuskan segampang kita menekan tombol-tombol ponsel..”, ujarku kemudian.

“Kau..baik hati, ya”, sahutnya.

“Ne?”

Dia memujiku apa tadi? Baik hati?

“Kau nggak mau menyakiti teman-temanmu, makanya kau menjaga perasaan mereka. Dan akhirnya kau sendiri yang merasa lelah..”

<nabi> Aku nggak ingin jadi yang lain selain diriku sendiri.

<gabchung> Aku juga. Perasaan kita sama, ya.

“Kau juga sudah berbaik hati mengurungkan niatmu nonton film hanya demi orang bodoh seperti aku yang nggak sengaja menjatuhkan lensa kontaknya..”, ujarnya sambil tersenyum.

Aku merasa sedikit tersanjung ketika ia berbicara demikian.

“Pasti teman-temanmu menyukaimu”, tambahnya.

“Itu..”, aku sama sekali tidak bisa membalas ucapannya.

“Kalau sudah terputus, yang pasti nggak akan bisa minta maaf. Yah walau dekat, kadang kita masih bertengkar juga sih..tapi kau nggak boleh ngomong hal semuram itu.”

“…”

“Oke?” ujarnya dengan senyum mengembang.

Uh..Aku benar-benar tidak bisa membalas kata-katanya.

Orang ini… Beda sekali dengan semua e-mailnya selama ini!

Tapi..

Deg.

Ia tersenyum lagi. Membuat pipiku merona seketika. Habis, senyumannya manis sekali.. >///<

Aduh, kenapa dia malah menatapku terus?! Bikin grogi saja >.<

Drrt Drrt Drrt

Ponsel miliku bergetar. “Ah, ada e-mail.”

Pip

 

<gabchung> Hey…kenapa hari ini kau nggak datang?

 

A..Apa?!

Kalau yang mengirimiku e-mail ini memang ‘gabchung’, lalu siapa yang bersamaku sekarang? Siapa orang ini…?

“Kau..siapa?”

“E-mail tadi.. dari penpal-mu yang asli ya?”

“Kau bukan ‘gabchung’ kan?!” seruku. Aku sudah dipermainkan.

“Kalau begitu, siapa kau?! Jangan diam saja..”

“Tenang dulu, dan dengarkan apa yang mau kubicarakan.. Kan kau sendiri yang bilang, dengan siapapun nggak masalah.”

Apa?

‘Seperti apa dan bagaimanapun orangnya..lebih baik kita nikmati saja apa adanya.’

 

Aku..

Karena merasa shock tanpa sadar aku segera berlari keluar kedai itu.

“Tunggu!!” teriaknya.

Aku tidak mempedulikan teriakan-teriakannya dan terus berlari. Meninggalkannya begitu saja.

Apa maksudnya semua ini?! Apa semua ini cuma bohong belaka..

Oh, iya. Sejak awal dia memang tidak mengakui dirinya sebagai ‘gabchung’.

‘Apa kau nabi?’

Tapi kenapa dia tahu tentang ‘nabi’?

“Waah..kau bukan ‘nabi’ ya?! Ah mengecewakan.”

Deg.

Aku melihat tiga orang namja sedang mengganggu seorang yeoja.

“Lepaskan! Aku bukan nabi!!”

“Oh ya, kalau begitu ayo ikut kami karaoke, yuk?”

“Hentikan!”

“Hei, jangan kabur! Dasar yeoja sok imut!!”

Gadis itu..memakai jaket merah kotak-kotak..

“Cih! Kok lagi-lagi kau tinggalkan dia kabur?” gerutu salah seorang dari ketiga namja itu.

Jangan-jangan… Itu ‘gabchung’ yang asli?!

“Lapar, nih! Kita pergi minum yuk!”

Wah gawat, mereka berjalan ke arahku! Jangan sampai mereka tahu tentangku..

Aku segera menutupi kepalaku dengan tudung jaketku dan pura-pura tidak mengenal mereka.

“Payah! Padahal aku ikut karena kau bilang mau ketemu sama cewek penpal-mu..”

“Habis, kupikir cewek itu pasti datang karena sepertinya dia gampangan. Benar-benar menyebalkan! Apanya yang ‘kupu-kupu’! Padahal aku sudah menyesuaikan diri dengan fantasinya dengan memakai nama ‘gabchung’..”

“Haha, kau sedang tidak beruntung!”

“Harusnya dia ganti uang yang kupakai untuk mengirim semua e-mailku!!”

“Hahaha, dasar ketinggalan zaman!”

‘gabchung’ yang asli ternyata seperti ini.. Bertampang preman dan berkelakuan tidak baik.

“Hei, kau jangan bilang aku ketinggalan zaman dong?! Aku tidak mau disamakan dengan cowok ketinggalan zaman yang tadi tersandung di stasiun!”

Apa?

“Maksudmu cowok yang pakai syal itu, ya? Heboh sekali caranya tersandung.”

‘Aku tersandung di stasiun gara-gara tergesa-gesa’

Mereka membicarakan namja yang tadi…

“Habisnya, waktu di kereta tadi, berulang kali dia melirik ke arah kita sambil merengut, sih..”

“Gyahaha, jadi kau yang membuatnya tersandung?”

“Iya..hahaha.”

Aku menghela napas lega ketika ketiga namja tidak benar tersebut sudah menjauh dari tempatku berdiri.

Aku kembali teringat tentang namja tadi. Mungkim dia juga mendengar apa yang dibicarakan ‘gabchung’ yang asli dengan teman-temannya. Karena itu dia tahu tentang nama ‘nabi’ dan tentang bahaya yang akan menimpaku. Makanya dia tergesa-gesa sampai kehabisan napas begitu. Sampai ia terjatuh dan terluka karena ingin melindungiku dan memperingatkanku.

Uh..Semakin kuingat rasanya aku semakin merasa bersalah.. Aku harus kembali ke kedai itu dan meminta maaf padanya.

Namun sesampainya aku di kedai yang tadi, ia sudah tak ada. Dan sekarang aku harus mencarinya kemana? Ditengah kerumunan dan keramaian seperti ini..

Aku mengedarkan pandanganku ke segala penjuru yang bisa kujangkau. Tak ada..

‘Jangan khawatir. Kau memang ingin nonton, kan?’

Ia mengatakannya dengan senyumnya yang hangat. Aku juga baru sadar bahwa setiap kali ia berbicara dan menatapku, ia selalu tersenyum.

‘Kau baik, ya.’

Kata-kata itu kembali terngiang-ngiang dalam pikiranku. Semakin kuingat malah semakin membuatku sedih sampai ingin menangis.

Aku..bahkan nggak tahu, harus dengan nama apa aku memanggilnya..

Sekarang aku sudah benar-benar menangis.

‘Coba kalau hubungan antar manusia bisa diputuskan segampang kita menekan tombol-tombol ponsel..’

Sekarang sudah benar-benar terputus..

‘Kalau sudah terputus, yang pasti kita nggak akan bisa minta maaf.’

‘Jangan ngomong hal semuram itu..’

Aku… Kenapa aku baru menyadarinya?

‘Kenapa kemarin kau nggak menjawab waktu ditelepon?’

Yui..

Hyeri..

Maaf aku sudah menganggap kalian suka ikut campur..

‘Kalau mau pergi, sebelum berangkat bilang dulu kau mau pulang jam berapa?’

Maaf ya, Ayah… Ibu…

Memori-memori akan mereka yang telah mempedulikanku selama ini kembali teringat, membuatku semakin merasa bersalah..

Kalian semua yang ada disekitarku, maafkan aku..

***

Hhh..sudah tidak ada harapan lagi untuk bertemu dengan namja itu. Lebih baik aku pulang saja..

Aku sudah berada di stasiun dan hendak membeli karcis namun seseorang tiba-tiba menghampiriku.

“Kau Yoo Minhye ya?”

Eh? Kenapa petugas stasiun ini bisa tahu namaku?

“Iya, benar.”

“Kalau melihat yeoja yang memakai jaket putih berkerah kotak-kotak merah, aku dimintai tolong untuk menghentikannya. Aku harus memberitahu anak itu tentang kemungkinan bahaya yang menimpanya.”

“Siapa yang..?”

“Anak laki-laki yang kira-kira seusiamu. Dia memakai syal beige. Dia bilang, dia akan mencoba mencarimu lagi..ah itu dia anaknya!”

Aku menoleh ke arah yang dimaksud oleh petugas stasiun ini, dan aku melihatnya. Seorang namja yang sedang berlari sampai terengah-engah menuju tempatku berpijak, kemudian ia menyapaku dengan senyumannya yang sangat kukenal.

“Syukurlah..kau baik-baik saja..”, ujarnya sambil ngos-ngosan.

Mendengar ia berkata begitu membuat tangisanku kembali pecah. Secepat kilat aku menghampirinya dan memeluknya.

“Terima kasih..”

Hanya kata-kata itu yang bisa kuucapkan saat ini..

***

“Maaf ya, aku sama sekali nggak ada niat membohongimu. Aku langsung panik begitu kau keluar sebelum aku sempat menjelaskan duduk perkaranya.”

“Maaf, aku sendiri juga salah menyangkamu sebagai ‘gabchung’…”, ujarku malu-malu.

“Aku kehilangan momen yang tepat untuk meluruskan kesalah-pahaman itu…lagipula aku nggak tega bilang padamu kalau ‘gabchung’ yang asli orangnya seperti itu. Kupikir, kalau aku, pasti nggak akan membuatmu terluka..”

“Sebentar lagi kereta jalur tiga akan memasuki stasiun.”

“Itu keretaku sudah datang..” ujar namja itu.

“Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, para penumpang dimohon mundur dan menunggu di belakang garis kuning.”

“Nah, berhati-hatilah mulai sekarang..”, imbuhnya.

“Ah, tunggu!” cegahku.

“Ada apa?”

“Beritahu aku nama aslimu! Kalau kau nggak keberatan, aku ingin kita ketemu lagi lain kali. Aku ingin kita jadi teman yang nggak akan putus hanya dengan menekan satu tombol saja”, jawabku.

“Kau masih belum tahu juga?”

Eh?

Oh, iya petugas stasiun tadi pasti tahu namaku dari dia..

“Kau..Kenapa kau bisa tahu namaku?”

“Hm, jawabannya adalah PR-mu sampai besok pagi. Sampai jumpa…Minhye!”

Namja itu kemudian naik ke kereta api tujuannya.

Apa sih maksudnya?!

***

Keesokan harinya..

Aku masih bingung dengan kata-katanya kemarin, ‘PR-mu sampai besok pagi.’

Dia bilang ‘sampai besok’, itu maksudnya hari ini kan, ya?

Untuk sementara, nanti aku akan coba menunggunya di stasiun itu lagi di jam yang sama. Siapa tahu dia muncul.

“Minhye! Selamat pagi!”

Yui..

Hyeri..

“Bagaimana penpal-mu kemarin?”

“Iya, kami khawatir, tahu!”

Ternyata bisa ketemu tiap hari itu memang menyenangkan, ya.

“Aku tidak apa-apa, terima kasih sudah mengkhawatirkan aku (^_^)”

“Syukurlah kalau begitu..”, ujar Yui.

“Eh, ngomong-ngomong disana ada ribut-ribut apa sih?” ujar Hyeri bingung.

“Itu bukannya Kim Kibum ya? Kenapa dia?”

“Iya. Orang yang nggak biasanya diperhatikan, sedang jadi pusat perhatian..”

“Masalah apa sih?”

“Barusan kudengar kalau kepalanya terluka.”

“Ng..kalian berdua ini sedang membicarakan siapa sih?” tanyaku bingung.

“Kim Kibum.”

“Kim Kibum itu anak kelas kita ya?” tanyaku lagi, yang langsung disambut dengan tatapan heran mereka berdua.

“Kau ini bagaimana sih?! Dia kan duduk tepat di depanmu.”

“Masa kau nggak ingat siapa orang yang duduk tepat di depanmu?”

“Ah..umm..cowok berkacamata dan kutu buku yang kesannya suram itu kan? Jadi namanya Kim Kibum ya..hehe.”

“Dasar kau ini!”

Ahh, aku memang benar-benar nggak perhatian dengan sekelilingku ya..

“Ngomong-ngomong, di balik kacamatanya itu tersembunyi wajah yang tampan.”

“Ia juga enak diajak ngobrol dan ternyata dia punya rasa humor yang bagus.”

“Sepertinya dia baik hati ya..”

Mereka berdua masih membahas Kim Kibum itu ya..

Ah, baiklah! Sudah kuputuskan! Aku akan berinteraksi dengan orang-orang yang beerada di sekelilingku.

“Ah, itu orangnya datang.”

“Selamat pagi, Kibum.”

Ketika aku sedang asik menyusun rencana bagaimana cara yang efektif dalam berinteraksi dengan orang lain, tiba-tiba seseorang berjalan di sampingku lalu menyapaku..

“Selamat pagi ‘nabi’…”

Eh?

“Apa kau sudah berhasil menyelesaikan PR-mu?”

“Ahh..kau namja yang kemarin!” seruku tidak percaya.

Jadi dia..

“Ki..Kim Kibum?!” seruku, masih tidak percaya.

“Tepat!” ujar Kibum sambil berlalu pergi.

“Hei..tunggu! Jangan tinggalkan aku!” teriakku sambil mengejar Kibum.

“Jangan tinggalkan kami juga!” seru Yui dan Hyeri serempak.

.

.

.

Dalam berteman, mungkim akan timbul pertengkaran..

Tapi pasti banyak juga hal yang menyenangkan..

THE END

Bagaimana? Bagaimana? Maaf kalo karya ini jauh dari bagus ya, soalnya agak susah bikin visualisasinya. Tapi mudah-mudahan bisa menghibur reader semua. Thanks for read my ff and don’t forget to leave a comment, okay? ^_^

©2011 SF3SI, Freelance Author.

This post/FF has written by SF3SI Author, and has claim by our signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

26 thoughts on “E-mail x Friend”

  1. Huah kibumie~ baik sekali :3
    Aku kira bakal kyk diindonesia gt ketemu sm org yg ga dikenal tp kenal didunia maya dan bakal diculik gt untung ada kibum :3

    ffnya bagus sekali 🙂
    kalo ada sequel mungkin tambah bagus hehe

  2. Aihhh kalau endingnya kayak gini sih aku mau jadi ‘Nabi’ biar sebelum ketemu ‘Gabchung’ diselamatin namja nerd, ceroboh, takut darah, namun tampan kayak Kibum. Aaa~

    Nice ff, chingu 🙂

  3. Nggak biasanya Chaerin-ssi bikin kayak gini. Biasanya kan agak dark gitu. #SKSD #stw

    Hadeuh. ‘Nabi’ saking cueknya(?) sampe nggak tau yang duduk di depannya dan yang ‘nyelametin’ dia itu orang yang sama.

    Itu Kibum kok jadi kalem dan unnoticed sih? Padahal kan aslinya cerewet. *dihajar Lockets* Peace. (._.)v

    Daebak. Ditunggu karyamu yang lain. 🙂

  4. Huwee, gak nyangka gabchungny it berandalan…
    Aigoo, aku byngin Key kok kyak jdi karakter2 manga jepang bgini ya? Kereen…
    Ffny bagus,, visualisasinya jelas kok..#mnurutku 🙂

  5. Hwaaaa!! Bagus banget!! Singkat dan bermakna :’) Ya ampun Key bisa kaya gitu ya, so sweet banget :’) DAEBAK!! b^^d

  6. Aku tadi gx liat cast-nya,, langsung baca ajj,, pas sampe pertemuan antara ‘nabi’ dan ‘gabchung’,, dalam imaji-ku masih Onew,,, abis hobby kesandungnya itulohh,, Onew banget,,hahaha

    Ceritanya sederhana,, namun sarat makna,,, kereenn dehh,,, yahh terkadang kita melupakan hal-hal yg dekat dan org2 yg berada disekitar kita,,, menganggap semua perhatian mrk itu sebuah interupsi privasi kita,,, berkat baca FF ini,, mataku sedikit terbuka,,

    Good FF,,, Key,, I Like you!! 😀

  7. di awak gak ngerti sm ceritanya.. tp k sininya ngerti..

    huaaa jd kangen sama temen kecilku ;__;

    good job thor ^^d

  8. hahahah…
    nama ya lucu author nabi n gabchung
    tp tumben s key jd org ceroboh
    kekeke
    amanat ceritanya bagus author
    ditunggu cerita yang lainnya ya

  9. kyaaaa…. hehehe, iya… ini kyknya bkn genre author deh, pntesan rada takjub gitu bacanya #PLAAk, eh… mknanya smpe kok, typo hnya ada di bgian akhir, terakhirrrrr sekali, pdhl nyaris smpurna lo…. well, howw… em aku suka bnget sma key disini dan,… Minhye itu.. em, sma kyk aku tuh, ngira ortu overprotective tpi klw tmen justru aku yg overprotective, kmi brshbt 4 orng, diantara kmi cma 1 yg pcran *ketahuanggklaku, kkk~~~ becanda. hehehe sebut aj nmanya (yg pcrn) Mrs. D nah… kami selaluuuuuuuuuuuu, komentarin apa aj tntng pcrnya, kdng dipanas2in, hehehe ya.. itu nggk lebih dn nggk kurang krna was-was, hehehe.. maaf yg thor jdi curhat, by the way, i’ll waiting for your next FF, good job thor, Love it ^_^… 🙂

  10. Uaahh,..
    Mau jd nabi’x keyppa, love you oppa,
    oh ya tumben key ceroboh, biasanya kan perfect,
    *membanggakan suami sendiri*


    Via MebApp.com

  11. Aku kira Castnya Onew. Eh ternyata Key.

    Aku suka nih FF-nya. Teman!
    Menurut aku bahasanya ringan.
    Pokoknya Daebak!

    🙂

  12. baguss, q suka ceritanya ^O^
    tapi itu minhye cuek banget yah -_-a untung ada keyyy..
    keyyyy saranghaee ❤ XD

  13. wah bagus kok thor
    bahasanya ringan dan gak rumit buat first pov:D
    aku rada susah baca first pov karna gak naluri(?)
    lebih sering baca third pov
    tapi pas baca ini rasanya ringan aja
    bahasana enak dibaca gak berlebihan buat first pov
    menurutku sih
    dan genrenya
    ini genre yg kucari cari
    udah jarang ketemu tema yg friendhip gini lebih sering romance
    hahahahaha keren thor
    pertama aku kira itu jinki loh
    ternyata kibum 😀 hahahaha
    keren thor bingung mau kritik apa LOL
    good job thor:D

  14. bahasanya enak banget dibaca. enggak butuh banyak narasi tapi tetep dapet feelnya. aku suka banget sama bagian yang diselipin e-mailnya sama pas flashback kata-katanya itu~
    aku juga suka jalan ceritanyaaa. hueee, jadi keinget kalo aku kadang suka sebel juga sama temen-temenku sama orangtuaku juga ;___;
    ceritanya juga kayak manga-manga jepang yah, karena aku suka baca begituan jadi gampang banget ngebayanginnya:D
    tapi endingnya penasaran entar gimana itu key sama minhyenya, hehe.___.

  15. Aku suka nama ‘Nabi’, nggak tau kenapa hehe 😀
    Aku mengerti perasaan Minhye *eaa*
    Kadang kita merasa malas sama orang-orang di sekitar kita, padahal mereka sebenarnya perhatian sama kita :3
    Huehe, pesan moral yang bagus Thor, aku suka ^w^
    Nice FF ^o^d

  16. feelnya dapet, keren bgt, pelajaran moral dapet bgt disini .. suka sama ff ini… huwaaaa kibum .. ngak ngebayang ternyata kibum … *kebiasaaan ngak baca cast*
    huwaa ternyata kumbang itu .. ckckck masalaah…
    aku kira aku ngebayangin si minho tau thor .. tapi pas nma key di sebut2 .. aku langsung sumringah .. hehehe
    good ff .. gomawo …
    and mian baru baca ..

  17. Wowowow benar tuh. .
    Dlm pertemanan dan peRsahabatan itu pasti ada pertengkaran namun itu smw bisa membuat qt intropeksi diri agar mnjdi yg lbih baik lg. .
    Bgus ini ff bnyak mgajarkan qt hal hal pnting sputar khdupan. .

  18. Key jadi anak pendiem *mikir* pasti keren yah, hahahaha XD Tapi Mihye juga keterlaluan sih, masa sampe nggak nyadar Key temen sekelasnya?

    Uaaa, pesan moralnya dapet, daebak! ^u^ kalo baca ini serasa baca komik. Jelas banget, daebak 😀

  19. BAGUS!!!!! ^0^
    Kekeke..
    Kok kyknya aku kyk lg dinasehatin ya?? XD
    Untunglah aku msh mmperhatikan skelilingku, walau sdikit
    Aku sdikit bnyk kyk si nabi, hehe.. ga trlalu suka mengetahui skitarku, tp trnyata ada aja org yg tau siapa aku pdhl aku ga tau siapa mrk. Malah kadang” org” tau namaku, pdhl aku ga tau nama mrk sma skali dan parahnya trnyata tmn satu section. ahaha.. 😀
    Samalah kyk nabi ^0^

  20. sukaaaaaaaaaaaaaa….
    ceritanya ringan tapi penuh maknaa..
    pesan moralnya pas banget…

    nggak nyangka si key jadi orang baek hati dan ceroboh…wkwkwk..

    gaya ceritanya juga asik…nyelipin isi chat di antara gumaman si tokoh *?*
    terus berkarya yaa 😀

Leave a reply to parkyounggeun Cancel reply