I am Legend (of Music) [1.2]

Title                    : I Am Legend (of Music) part.1
Author                : Moon Seo Chan
Genre                 : Life, Friendship
Main Cast           : Lee Taemin and Kim Jonghyun
Support Cast      : Kim Ki Bum (Key) , Choi Minho, Kwon Yuri
Keterangan         : –
Rating                 : PG 13
Length                : Twoshot
NARRATOR POV
Ini adalah kisah tentang seorang pemuda berusia 18th yang sangat terobsesi dengan dunia musik. Berbagai prestasi telah diraihnya di sekolah. Berbagai piala lomba musik juga telah banyak diraihnya diluar sekolah maupun diluar kota. Namun ia masih belum puas. Ia tidak akan pernah berhenti berusaha sampai namanya terukir menjadi salah satu legenda musik. Maka ia membuat sebuah rencana untuk mencapai cita – citanya itu.
“oke, lee taemin..  yang pertama harus kau lakukan adalah belajar musik dengan sungguh – sungguh diluar korea! Tapi bagaimana caranya? Uangku sedang pas – pasan sekarang. Dan aku sudah cukup lama berpisah dengan umma dan appa-ku, jadi aku tak mungkin meminta uang dari mereka.. Haah, bagaimana ini??” keluh seorang namja sambil duduk – duduk di halaman apartemennya.
“ikut music training aja…” ucap seorang namja dari belakang tiba – tiba yang tentu saja membuatnya tersentak kaget.
“ya! Key hyung..!?”
“hahaha..mian, mian…” ucap namja itu cengengesan sambil duduk menjejeri taemin.
“music training? Dimana tuh..? Kalo out of korea..  no, thanks.”
“di dalem korea, laah..  yang jadi gurunya juga masih muda, lho. Yahh kira – kira 21th lah.” Jelas key pada taemin. Kemudian taemin terdiam dan terlihat memikirkan sesuatu, yaitu tentang gurunya itu.
“tenang, bro.. dia itu termasuk dalam salah satu legenda musik, kok. Terkenal banget, pula.. Sampe dunia internasional…”
“MWOOO??!” teriak taemin begitu mendengar ucapan key barusan.
“biasa aja, dong!?” ucap key kesal sambil menutup telinga dengan kedua tangannya.
“aku mau daftar.. SEKARANG!!”
***
“dasar pabo..! Kenapa kau juga menyuruhku ikut music training ini??” keluh key sambil membawa sebuah kartu bertuliskan namanya yang mendaftar sebagai siswa music training.
“aku membutuhkanmu sebagai pemanduku, hyung!”
“ya! Aku juga belum pernah ikut music training ini, taukk..!”
“aish, bohong. Kalo gitu, lantas hyung tau darimana soal music training beserta guru yang memandunya tadi??”
“eem.. internet…”
“MWOO?!”
BRUK!
Taemin bertengkar dengan key tanpa memperhatikan jalan sampai – sampai menabrak seorang namja yang sedang membawa arsip – arsip yang kelihatannya penting. Arsip – arsip itu kini berserakan di lantai. Namja berambut coklat itu nampak marah. Key seketika terpesona melihat penampilan namja itu. Rambutnya berwarna coklat, kedua matanya sangat sayu dan benar – benar menghanyutkan, bibirnya berwarna pink dan terlihat sangat proporsional. Bahunya yang lebar dan dadanya yang bidang dibalut oleh sweater abu – abu yang dirangkepi sebuah jaket hitam panjang, ditambah topi coklat tua yang menghias kepalanya, dan sebuah kacamata berbingkai hitam yang terpampang di depan kedua mata sayu-nya itu.
“ah, mi.. mianhae..” ucap taemin sambil membungkukkan badannya.
“ambil arsipku.” Ucap namja itu dingin tanpa menghiraukan permintaan maaf taemin.
“mwo?”
“kau tuli? Aku bilang, ambil arsipku yang berserakan di lantai akibat ulahmu itu, sekarang.” Lanjutnya.
Tekanan darah taemin seketika bergejolak mendengar ucapan namja itu barusan.
“apa kau bilang? Ambil saja send…” belum selesai taemin melawan, key langsung cepat – cepat membekap mulut dongsaeng-nya itu.
“n.. ne, tuan. Maafkan kami. Mianhae.. akan segera saya ambilkan.” Ucap key dan segera berjongkok untuk membereskan arsip – arsip itu.
Sementara key membereskan arsip – arsip itu, kedua mata taemin yang tajam bertemu pandang dengan sepasang mata sayu milik namja berambut coklat itu. Mereka saling menatap dengan tajam. Seolah ada kilatan petir diantara kedua mata mereka kini. Taemin terus menatap namja itu dengan penuh kebencian sementara namja itu balas menatap taemin dengan santai dan penuh ejekan.
“ini, tuan.” Ucap key tiba – tiba sambil bangkit berdiri dan menghalangi pandangan taemin. Namja itu langsung mengoreksi kertas – kertas itu, adakah yang terlewat atau tidak.Setelah itu ia memandang key. Key langsung memasang seulas senyum imut pada wajahnya. Namja itu tidak membalas senyuman key,ia justru mengalihkan pandangannya pada taemin.Tiba – tiba saja ia tersenyum sambil mendengus, yang tentu saja bermaksud merendahkan.
“ya! Kenapa kau tertawa seperti itu??” tanya taemin mulai bereaksi.
“memalukan. Dibela orang yang tidak bersalah.. Benar – benar rendah.” Ucapnya sambil berlalu.
“mwo? Apa kau bilang..!?”
“eeh jangan, taem..!!” ucap key sambil menahan tubuh taemin yang bermaksud mengejar dan memukul namja itu. Taemin akhirnya hanya bisa memandang punggung atletis yang berjalan menjauh itu dengan pasrah.
***
Bel berbunyi, mengharuskan setiap siswa music training masuk ke dalam kelasnya masing – masing. Taemin dan key yang semula berada di kantin bergegas menuju deretan kelas yang untungnya mereka ditempatkan dalam kelas yang sama.
“namja itu siapa sih?? Benar – benar menyebalkan. Mengingat wajahnya, rasanya aku ingin sekali memukulnya.” Gerutu taemin sambil mengambil tempat duduk di samping key.
“udalah, taem..  yang berlalu biarlah berlalu…” jawab key sambil menaruh tasnya.
Tiba – tiba mereka berdua mendengar percakapan dari beberapa yeoja yang sedang berkerumun dan berteriak – teriak aneh.
“eh, udah denger belum..? Katanya yang jadi guru di kelas ini adalah kim jonghyun, lho..!”
“wah, yang benar?? Aigoo, aku beruntung sekali berada di kelas ini!!”
“kim jonghyun? Siapa tuh??” tanya taemin pada key setelah mendengar ucapan yeoja itu. Key tertawa pelan.
“kim jonghyun itu salah seorang legenda musik yang aku ceritakan tadi..”
“mwo?! Jadi dia mengajar kelas ini..?” tanya taemin tidak percaya. Key mengangguk.
“aigoo aku senang sekali.. seperti apa penampilannya, hyung..??”
“entahlah, aku juga belum pernah melihat orangnya.”
Tiba – tiba pintu kelas dibuka dari luar.Seorang namja memasuki kelas dengan cool & sangat tenang, membawa arsip – arsip, mengenakan jaket hitam panjang, memakai topi coklat tua dan berambut coklat.
“hyung, itu kan namja yang tadi..? Mau apa dia kesini??” tanya taemin bingung. Key menaikkan kedua bahunya sambil mengerutkan alisnya.
“annyeong haseyo.. Aku kim jonghyun. Mulai hari ini, aku adalah guru music training kalian.” Ucap namja itu sambil memandang fokus ke arah taemin tanpa disadari yang lain dan tersenyum ramah. Tentu saja kesenangan taemin dan senyumannya tadi itu sirna tanpa bekas begitu mendengar sepenggal perkenalan singkat itu. Perkenalan singkat yang mengecewakan sekaligus menyenangkan. Menyenangkan karena salah seorang legenda musik ternyata mengajar kelasnya, dan mengecewakan karena salah seorang legenda musik itu ternyata adalah orang yang ia benci hanya dengan sebuah peristiwa singkat.
***
BRUK!
Taemin melemparkan tasnya dengan asal ke meja belajar dan langsung menghempaskan tubuhnya pada kasur tidur yang empuk. Dilihatnya jam tangannya. Pkl 18.00. Kemudian ia langsung mengela nafas sambil mengacak – acak rambutnya. Dia teringat dengan semua kejadian yang ia alami di music training tadi siang. Perasaannya kini campur aduk. Cepat – cepat disambarnya ponselnya dan menekan beberapa angka.
TUUT – TUUT… Cklek.
“ne??”
“key hyung, bisakah kita cari sekolah musik yang lain..?” ucap taemin begitu pemilik angka itu mengangkat telepon.
“mwo? Kenapa memangnya??”
“aku.. nggak mau belajar di music training itu.”
“aish, Cuma gara – gara namja itu? Udalah,nggak apa – apa..  lagian sekolah musik yang lain juga udah penuh.”
“MWOOO??!”
“nggak apa – apa, taem.. ntar hubungan kalian hari demi hari juga bakal baikan, kok. Oke? Udah ya, aku mau tidur.. annyeong!!” ucap key dengan acuhnya dan langsung menutup telepon. Taemin hanya bisa mengerang sebal dan membenamkan wajahnya pada bantal, berharap semoga ucapan key itu benar dan dia memang bisa mengakrabkan diri dengan seniornya yang bernama kim jonghyun itu.
***
Tapi dugaan taemin ternyata salah besar. Karena hari demi hari yang ada bukanlah hubungan antara dirinya dan jonghyun yang membaik, namun justru memburuk & semakin menimbulkan percikan – percikan api kebencian yang semakin menyeruak mengisi hati taemin.
“baiklah, semua..  kita sudah hampir seminggu berkumpul dalam kelas ini. Kini kita harus segera menentukan ketua kelas.. Siapa yang mau?” ucap jonghyun di depan kelas sambil tersenyum hangat. Taemin dan key diam saja. Begitu juga dengan seluruh anggota kelas.
“hmm nggak ada yang mau ya?” tanyanya sekali lagi. Tetap tak ada jawaban dari penghuni kelas itu. Sunyi senyap seperti makam.
“baiklah, kalo gitu.. Aku tunjuk saja, nee?” ucapnya kemudian. Setelah itu ia langsung memandang taemin lekat – lekat, membuat taemin berfirasat buruk.
“oke,maukah kau menjadi ketua kelas kami, lee taemin..?”
Dan ternyata firasat buruk taemin memang menjadi kenyataan. Dialah yang ditunjuk oleh jonghyun untuk menjadi ketua kelas. Awalnya ia terkejut dan menentang keputusan itu. Namun akhirnya ia mau menerima posisi dengan tanggung jawab yang besar itu dan terpaksa meredam seluruh amarahnya. Hari demi hari pun ia lewati dengan kesibukan yang menurutnya sudah diluar batas dan kebencian yang mulai menumpuk dalam dadanya pada seniornya yang satu itu. Hingga suatu sore ketika ia mulai selesai mengerjakan tugas – tugasnya….
“senior jonghyun, saya sudah selesai. Saya mau pulang sekarang..” ucap taemin sambil membereskan barang – barangnya. Jonghyun menoleh.
“siapa yang bilang kau boleh pulang?” jawab jonghyun sambil melipat kedua tangannya di depan dada dan menghentikan langkah taemin yang sudah mencapai ambang pintu kelas.
“tugasmu masih banyak.” Lanjutnya sambil meletakkan setumpuk kertas pada meja. Kedua mata taemin membelalak kaget dan melihat kepada seniornya itu.
“mianhae, senior jonghyun.. tapi saya ini adalah ketua kelas, bukan ketua osis.” Ucapnya lantang karena mulai jengkel dengan kelakuan jonghyun.
“terserah kau, mau ketua sekolah, mau ketua keluarga, mau ketua negara..  yang penting aku menyuruhmu untuk membantuku mengerjakan semua ini sampai selesai. Sekarang kesini..” jawab jonghyun acuh tanpa sekalipun melirik taemin. Taemin mulai mengepalkan kedua tangannya, emosinya bergejolak, detak jantungnya tak beraturan. Namun sekitar sepuluh detik kemudian akhirnya ia bisa meredamkan kemarahannya itu dan berjalan mendekati jonghyun, menuruti perintah seniornya itu. Ketika ia menarik kursi untuk kembali duduk, jonghyun mencekal pergelangan tangannya.
“ada apa senior..?”
“tolong fotokopikan semua ini.” Jawab jonghyun singkat sambil menunjuk setumpuk kertas yang tebalnya lebih dari 30cm. Taemin tersentak kaget.
“tapi.. tadi kau bilang..?”
“ne, kau memang akan membantuku. Sekarang tolong kau fotokopi semua ini secepat mungkin. Itu sama saja dengan membantu, kan..?” jawab jonghyun sambil mengutak – atik laptopnya. Untuk yang kesekian kalinya, ia memerintah taemin dengan semena – mena dan tanpa sekalipun melihat kepada taemin, dan untuk yang kesekian kalinya, taemin kembali mengatur pernafasannya selama 10 detik untuk meredam kemarahannya dan mencegah agar hal buruk tidak terjadi, setelah itu ia mengangkat tumpukan kertas itu dengan susah payah dan keluar dari ruang kelas. Jonghyun menatap kepergian murid didiknya itu dengan serius.
“kau terlalu keras padanya, jonghyun hyung..” ucap seseorang tiba – tiba dari balik pintu kelas sambil melangkah masuk.
“apa yang kau lakukan di sekolah jam segini, minho? Pulanglah.” Tukas jonghyun pada namja bertubuh tinggi dan berambut gondrong itu. Minho menggeleng.
“sudah sejak kapan kau berada di balik pintu itu?” tanya jonghyun kembali.
“entahlah.. sejak awal mungkin..?”
“ini semua tak ada hubungannya denganmu, minho. Kau tidak mengerti.” Ucap jonghyun sambil menutup laptopnya dan mengatupkan kedua telapak tangannya.
“semua kejadian yang kau perbuat padanya..  itu hanya rekayasa, kan..? Dan juga tugas – tugas sore hari ini, itu sebenarnya tidak pernah ada kan? Kau sengaja melakukan semua ini kan..? Kenapa, hyung? Kenapa? Ceritalah padaku..” ucap minho sambil duduk di samping jonghyun. Jonghyun menghela nafas dan mulai menceritakan semuanya pada minho.
“anak itu.. lee taemin.. ia mengingatkanku pada diriku yang dulu.” Ucapnya lirih.
“mwo? Apa maksudmu..?”
“aku hanya ingin menolongnya.” Lanjut jonghyun sambil menatap dalam minho. Minho mengerutkan kedua alisnya.
“menolongnya? Dengan cara yang seperti ini??” tanya minho sambil menggerakkan sebelah tangannya ke segala arah, memperlihatkan ruangan kelas yang berantakan dibuat hyung-nya yang satu itu. Jonghyun tersenyum pahit.
“aigoo, jonghyun hyung..! Aku paham niatmu baik, tapi kalau begini caranya, ia justru akan membencimu..! Kenapa kau tidak melakukannya dengan cara yang lain? Cara yang mungkin saja akan dihargai olehnya, bukan malah akan membuatnya benci padamu!”
“ani, minho.. Aku juga paham niatmu padaku baik. Tapi kupikir inilah cara yang terbaik untuk taemin. Tanpa cara yang tegas seperti ini, ia tidak akan mau berhenti.” Ucap jonghyun sambil menggelengkan kepalanya.
“tapi, hyung…”
“senior jonghhyun..?” Ucapan minho terpotong oleh seseorang dari arah pintu yang mengejutkan mereka berdua. Taemin telah kembali dengan tumpukan kertas yang dua kali lipat banyaknya dibanding tadi. Minho merasa kasihan melihat keadaan taemin yang sedang kena tipu muslihat jonghyun itu.
“annyeong, hyung.” Bisik minho pada jonghyun sambil bangkit dan berjalan ke arah pintu.
“siapa namja itu, senior..?” tanya taemin sambil menatap kepergian minho.
“teman kerjaku di kantor. Sini mana kopiannya? Masih banyak yang harus kita kerjakan. Ayo.” Jawab jonghyun canggung.
***
Hari berikutnya tiba. Ketika akan melangkah memasuki pintu kelas, tiba –  tiba taemin merasa ada seseorang yang menariknya dari belakang. Kedua matanya membulat melihat sosok yang menariknya itu.
“kau..  namja yang bersama senior jonghyun tadi malam, kan..?” tanyanya bingung. Minho, namja itu, hanya diam sambil menempelkan jari telunjuknya pada bibirnya, tanda agar taemin tidak berisik.
“namaku choi minho. Ayo.. ikut aku.” Ucapnya sambil menarik tangan taemin keluar gedung sekolah. Taemin mengikutinya dengan ragu. Sesampainya di halaman parkir, minho langsung menyuruh taemin masuk ke dalam mobilnya dan segera melesat kencang.
Setelah berkendara tak lama, akhirnya minho sampai pada tujuannya. Iapun melangkah turun dari mobil, diikuti taemin. Ketegangan dan kecemasan terpampang jelas pada wajah taemin ketika melihat tempat yang ia kunjungi kini. Hamparan rumput yang luas dengan banyak pohon yang berbunga, daun berguguran dimana – mana, dan batu nisan berukir nama terlihat berjejeran rapi antara satu dengan yang lain dan membentuk sebuah barisan.
“minho hyung..  ini kan tempat pemakaman umum..? Apa yang kita lakukan disini??” tanya taemin bingung.
“ikut aku. Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu.” Jawabnya singkat dan berlalu. Taemin mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan tak lama, akhirnya ia menghentikan langkahnya tepat di belakang minho yang sedang berdiri menatap sebuah batu nissan. Di batu itu terukir sebuah nama, kwon yuri. Terukir pula tanggal kematiannya. 3 Agustus 2009. Dua tahun yang lalu.
“siapa yeoja ini?” tanya taemin bingung.
“ia adalah.. orang yang paling dicintai oleh kim jonghyun, seniormu. Yeoja ini adalah istrinya.”
“mwo?” tanya taemin tidak percaya.
“ia meninggal dunia 2 tahun yang lalu. Pada hari dimana jonghyun menerima penghargaan sebagai salah satu legenda musik di korea. Ia meninggal dalam kecelakaan ketika menuju panggung itu, untuk melihat suaminya yang tercinta menerima sebuah piala emas. Jonghyun tidak mengetahui kecelakaan itu hingga ketika dia tiba di rumah, ia di hubungi oleh pihak rumah sakit yang menemukan tubuh seorang yeoja yang beridentitas sebagai istrinya. Maka jonghyun bergegas menuju rumah sakit, dan yang ia lihat disana adalah seorang yeoja yang terbaring lemas di kamar jenazah, dengan kulit yang pucat pasi dan kedua mata yang tertutup rapat. Ia sangat menyesali kematian yuri dan menyalahkan legenda musik atas itu. Ia berpikir seandainya ia tidak terobsesi menjadi seorang legenda musik, mungkin saja saat itu ia masih bisa makan malam berdua dengan istrinya dan hidup bahagia selamanya. Namun yang namanya penyesalan datangnya memang selalu di akhir. Ia lalu berniat mengubur gelarnya sebagai legenda musik dalam – dalam, namun terlambat, karena video saat ia menerima piala emas dan dianugerahkan sebagai salah seorang legenda musik itu telah disiarkan langsung dan semua orang di dunia telah mengetahuinya. Karena itu, kini ia menghukum dirinya sendiri dan selalu bersikap keras pada dirinya sendiri karena kematian yuri, istrinya. Karena itu, lee taemin, aku mohon, tolong mengertilah dia. Kalaupun ia bersikap kasar padamu, itu semua demi kebaikanmu. Ia hanya tidak ingin kau menjadi seperti dirinya, mengorbankan orang yang dicintai hanya untuk sebuah obsesi. Ia hanya ingin menolongmu, taemin. Itu saja yang diinginkannya. Aku mohon, tolong berusahalah untuk mengerti dirinya setelah ini. Arasseo?” jelas minho panjang lebar. Dengan mata yang berkaca – kaca setelah mendengar cerita minho tentang jonghyun barusan, ia mengangguk pelan.
“good boy..  oke, ayo kita kembali ke sekolah sekarang.” Ajak minho dan berjalan meninggalkan pemakaman.
***
Sesampainya di sekolah, taemin segera menuju ruang kelasnya sambil melirik jam tangannya. Dia sudah benar – benar terlambat sekarang. Cepat – cepat ia berlari ke kelasnya dan membuka pintu kelasnya dengan tergesa – gesa. Pandangan seluruh siswa langsung tertuju pada dirinya yang tengah terengah – engah kini. Dan jonghyun menghentikan penjelasannya dan terkejut melihat taemin yang datang terlambat.
“ketua kelas..? Kenapa kau baru datang?” tanya jonghyun. Taemin mengatur nafasnya sejenak.
“mian, senior jonghyun. Saya bangun kesiangan tadi..” ucap taemin sambil membungkuk. Jonghyun diam sambil memandang taemin. Setelah itu ia melirik jam yang menempel pada dinding kelas.
“lee taemin, kau tahu jam berapa sekarang ini..?” tanyanya dingin. Taemin mengangguk dan langsung menundukkan kepalanya.
“pulang sekolah nanti, temui aku di ruang guru.”
“ne, senior. Sekali lagi, maaf atas keterlambatan saya.” Jawab taemin dengan sekali lagi membungkuk dan langsung menuju tempat duduknya.
***
KRIIING KRIIING.. Bel pulang berbunyi dan  seluruh siswa music training berhamburan keluar dari kelasnya masing – masing, membuat aula utama bagaikan laut manusia. Taemin melangkah dengan gontai menuju ruang guru, sesuai dengan yang diperintahkan seniornya tadi.
“senior, ini saya.” Ucapnya sambil membuka pintu dan berjalan masuk.
“stop, jangan masuk.” Pinta jonghyun tiba – tiba. Taemin terkejut dan menghentikan langkahnya.
“ayo ikut aku.” Lanjut jonghyun sambil melepas kacamatanya dan berjalan keluar. Taemin mengikuti dengan bingung. Mereka pun berjalan keluar gedung sekolah dan menuju halaman parkir. Kemudian jonghyun menyuruh taemin masuk ke mobilnya, dan segera ia menancap gas meninggalkan gedung. Tak lama kemudian, mereka sampai pada tempat tujuan jonghyun. Sebuah toko alat – alat musik. Untuk yang kedua kalinya, taemin turun dari mobil dengan bingung. Dan mengikuti langkah seniornya yang santai. Mereka terus berjalan hingga pada salah satu piano, jonghyun menghentikan langkahnya dan menatap piano itu.
“mainkan piano ini.” Ucapnya pada taemin. Taemin mengerutkan alisnya.
“senior?”
“aku bilang, mainkan piano ini. Anggaplah ini adalah hukumanmu karena terlambat masuk kelas tadi.” Jawab jonghyun.
“tapi..  lagu apa, senior..?” tanyanya sekali lagi.
“apapun yang kau bisa.” Jawab jonghyun dingin. Taemin akhirnya duduk pada bangku dan bersiap – siap memainkan piano itu dengan perasaan yang tetap waspada dengan kelakuan seniornya yang aneh ini. Dan taemin pun mulai memainkan lagunya dengan sangat teliti dan cekatan. Jemarinya yang panjang menekan satu per satu tuts dengan sangat lembut. Jonghyun mengamati setiap gerak gerik taemin dalam memainkan piano dengan serius.
***
45 menit sudah berjalan dan taemin telah selesai memainkan lagunya. Setelah itu ia berdiri dan memandang jongyhun.
“senior, saya tau ini tidak sopan, tapi..  kenapa senior malah menghukum saya dengan menyuruh saya memainkan piano?” tanya taemin pada jonghyun. Jonghyun terdiam.
“wae? Kau mau hukuman yang lebih berat??”
“ani, bukan seperti itu maksud saya, senior..” ucap taemin.
“sudahlah, yang penting aku tidak menyuruhmu mengerjakan tugas – tugas seperti kemarin lagi, kan?? Ayo pulang.” Jawab jonghyun sambil berlalu. Taemin mengikuti langkah jonghyun masih dengan hati yang bimbang.
Ketika melangkah ke parkiran mobil, seketika kedua mata taemin membelalak melihat pemandangan yang ia lihat kini. Beberapa namja tengah berkumpul tepat di dekat mobil jonghyun. Namja yang sangat ia kenali dan tak mungkin dilupakannya. Mereka adalah berandalan yang suka menakali taemin di masa SMP dulu dan selalu mengejek cita – cita taemin untuk menjadi seorang legenda musik. Salah seorang dari mereka bahkan pernah membanting gitar taemin hingga rusak dan tak bisa dibenahi lagi.
 “hey, lihat itu.” Ucap salah seorang dari mereka kepada yang lain. Mereka menoleh dan seketika tersenyum melihat sosok taemin kini.
“well, well, well..  lee taemin? Kau sudah tambah tinggi ya, sekarang. Apa kabar? Bagaimana kabar gitarmu itu..?” ucap pemimpinnya sambil jalan mendekat. Jonghyun mulai bersikap waspada dan mengerutkan kedua alisnya. Hanya dengan ucapan  berandalan itu pada taemin, ia langsung tahu bahwa dulu mereka pernah ada masalah dengan salah satu murid didiknya itu.
“waah, teman – teman.. Lihat, sekarang taemin berambut gondrong..!” ucapnya sambil menyentuh rambut taemin. Taemin yang mulai naik darah langsung mencekal pergelangan namja itu dengan kuat. Namja itu tersentak kaget.
“jangan kau berani menyentuhku lagi sekarang.” Ucap taemin sambil memandang namja itu dalam – dalam.
“mwo? Sudah berani, ya sekarang, hahh?? Yang namanya anak kecil itu nggak usah belagu!!” ucap namja itu sambil mengepalkan tangannya dan bersiap – siap meninju wajah taemin. Taemin langsung menutup rapat kedua matanya dan pasrah. Tapi sebuah pukulan tak juga dirasakannya setelah beberapa detik ia memejamkan kedua matanya. Ketika ia membuka mata, ia melihat seniornya sedang mencekal kepalan tinju namja yang akan memukulnya itu dengan otot lengannya yang kekar. Jonghyun terus mempererat cekalan tangannya. Namja itu terlihat mulai kesakitan.
“apa – apaan ini? Lepaskan, hey..!!” pintanya sambil menarik – narik tangannya. Jonghyun akhirnya melepaskan cekalannya itu.
“siapa dia?? Kakakmu..?!”  tanya namja itu pada taemin sambil memegangi pergelangan tangannya yang terasa sakit.
“ne, aku kakaknya.” Jawab jonghyun tiba – tiba sambil melangkah maju. Namja itu terkejut, begitu pula taemin.
“dan kau tahu? Tak ada seorang pun, yang boleh menyentuh adikku!!” ucap jonghyun lantang seraya melancarkan sebuah pukulan ke wajah namja itu hingga hidung dan mulutnya berdarah – darah. Teman – temannya yang lain tersentak kaget dan langsung bangkit dari duduknya, bersiap – siap menghadapi jonghyun. Jonghyun langsung mengalihkan pandangannya pada mereka dan melinting lengan bajunya sampai sikut, memperlihatkan tangannya yang berotot. Lalu namja – namja itu terlihat ragu akan apa yang akan mereka lakukan kini.
“apa yang kau tunggu? Ayo, sini maju..!” ucap jonghyun.
“mi.. mianhae.. maafkan kelancangan kami..!” ucap namja – namja itu sambil melangkah mundur dan membawa pemimpinnya kabur.
“pengecut.”ucap jonghyun sambil meluruskan kembali lengan bajunya dan berjalan ke dalam mobil. Taemin mengikuti dari belakang dengan mulut yang ternganga.
***
“kau tidak apa – apa, kan..?” tanya jonghyun pada taemin setelah mereka sampai pada apartemen taemin. Taemin mengangguk pelan.
“baguslah kalau begitu, baiklah sampai bertemu besok di sekolah, taemin..” ucap jonghyun sambil masuk kembali pada mobilnya.
“eeh, senior jonghyun..?”
“ne?”
“eemm aku.. Cuma ingin mengucapkan terima kasih atas hari ini. Untuk hukuman yang tadi, dan juga untuk pembelaan yang kau lakukan tadi. Serta, terima kasih juga karena telah mengantarku pulang.” Ucap taemin malu – malu. Jonghyun tersenyum melihat tingkah taemin.
“ne, sama – sama.. Annyeong.” Jawabnya singkat dan langsung menginjak gas.
“a.. annyeong..!!” balas taemin ragu – ragu dan salah tingkah setelah melihat senyuman seniornya itu. Kemudian ia melangkah masuk sambil mengingat – ingat penjelasan minho sewaktu di pemakaman.
“hm..  mungkin dia.. nggak sejahat kelihatannya, ya..” gumam taemin pada dirinya sendiri.
***
Hari berikutnya pun tiba. Namun ada yang berbeda pada diri taemin sekarang. Biasanya ia berangkat ke sekolah dengan perasaan yang malas dan tidak nyaman, kini ia berangkat dengan semangat dan ceria. Alasannya adalah.. Apalagi kalau bukan dirinya sudah mulai berhubungan baik dengan seniornya yang bernama kim jonghyun itu.
“taemin..!” panggil key sembari menjejeri langkah taemin ketika taemin mulai memasuki gerbang music training.
“eh, key hyung…” jawab taemin sambil tetap tersenyum – senyum.
“ada apa sih..? Kayaknya seneng banget deh..”
“hmm nggak ada apa – apa, kok.”
“aish, bohong. Terus kenapa dari tadi senyum mulu..? Kayak orang gila, tauk.”
“nggak ada apa – apa, key hyung.. Bersikeras banget deh.”
“hmm aku tau.. Pasti kamu udah mulai baikan sama senior ganteng yang mengajar kelas kita itu, kaan??”
“ya! Apaan sih??”
“hahaha.. ketahuan, ketahuan.” Ucap key mengejek taemin sambil berlari ke kelas. Taemin mengejarnya sambil tertawa.
***
Sudah 10 menit semenjak bel masuk berdendang, namun seniornya yang bernama kim jonghyun itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Taemin mulai merasakan firasat buruk. Tiba – tiba pintu kelas dibuka dari luar. Taemin langsung mengangkat kepalanya dan tersenyum karena ia pikir itu adalah jonghyun, namun senyumnya lenyap ketika melihat namja yang memasuki kelas itu bukanlah jonghyun. Namja itu berambut gondrong dan bertubuh tinggi.
“annyeong haseyo, nama saya choi minho. Mulai hari ini, sayalah pengajar music training kalian.” Ucapnya. Seluruh siswa di ruangan itu langsung berekspresi bingung, terutama taemin.
“maaf, memangnya apa yang terjadi pada senior kim jonghyun?” tanya salah seorang yeoja. Tiba – tiba raut wajah minho berubah menjadi cemas dan sedih. Tentu saja itu semakin membuat taemin merasa ada yang salah.
“senior kim jonghyun.. masuk rumah sakit tadi malam dan harus diopname selama berbulan – bulan karena penyakitnya yang parah kambuh.” Ucapnya lirih. Seluruh siswa kelas itu terkejut. Ada yang membiarkan mulutnya terbuka lebar, ada yang berteriak ‘MWOO?!’ dan ada yang membelalakkan kedua matanya. Dan taemin langsung melakukan ketiga hal itu begitu mendengar ucapan minho barusan.
“sabar ya, taem.” Ucap key menepuk punggung dongsaeng-nya yang terkejut itu dengan pasrah.
“nggak..  nggak mungkin..?!”jawab taemin, tak yakin dengan apa yang terjadi antara dirinya dengan seniornya itu tadi malam.
END OF PART 1
(to be continued)

©2011 SF3SI, Freelance Author.

This post/FF has written by SF3SI Author, and has claim by our signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

14 thoughts on “I am Legend (of Music) [1.2]”

  1. padahal taemin baru aja baikan ama senior jjong tapi jjong nya malah masuk rumah sakit. semoga jjong nya gak lama lama di rs.

  2. baca bagian yg ada key bikin ngakak mulu.. hahaha

    key terpesona… lol…

    “Kenapa, hyung? Kenapa?” — bc itu berasa kyk dramatisir bgt gtu.. hahaha

    eh ad yuri pas bc dftr castnya.. kirain minyul… trnyata… hahahahaha

    wah jjong punya pnykit apa???
    lanjutnnya jgn lama ya

  3. Waaah . . .
    Keyen bgt, tuh si senior jonghyun sakit apa . .?

    Taemin udah baikan malah jjongnya sakiiit

    ditunggu endingnya ya . . .

  4. astaga JONGTAE IS IN THE HOUSEEE!!! Kyaaa, JongTae!! ❤ ❤ ❤

    Uwaaah, paling suka pas adegan Jjong bilang Taem adiknya. Ohoho, like it like it!! XD

    btw, Jjong sakit apa? Kenapa pas hatinya Taem udah kebuka *eaa* dia malah sakit? TT

    Lanjutannya jgan lama2 thor ^^

  5. Lagu apa yang dimainin Taemin waktu dihukum? Kok nggak disebutin? River Flows in You yaa? #soktau

    Ditunggu part 2-nya… 😉

  6. Gyaaaaah JONGTAEEEE #teriaksampemonas
    ajegile! Si taemin mau jd legendaris eui ceritanya! Aduh jong2 jd dingin =3=”
    agak sedih, kenapa pas akhirnya taemin udh terima jong malah jong sakit D’:
    part 2 ditunggu :3

  7. Aaa.. Ada apa dgn nae Jjong??#plakk.. Knp mesti berbulan2..?? Ugh…
    Uwoo.. JongTae momentnya sweeett.. Kkk~
    Jjong hebat.. Baru nglinting lengan baju aja tu brandalan udah kabur.. Wkwkwk~
    next.. Next.. Ditunggu..

  8. aaaahh
    kenapa tbc??
    lgi seru2 ny –”

    ckckck
    key terpanah ama jjong, *pastinya -___-

    hwaa nae yeobo, ada apa dengan mu . .? ?
    ampe di opname gth T.T

    next part =>>
    semoga cpt di post
    *penasaran

    yeah! Author Hwaiting !

  9. *senyum2 gaje
    maaf sebelumnya ya,thor. tapi kalo hyunnie ga’ salah setelah tanda kutip (“)/mulai dialog itu pake huruf kapital.bukan maksud menggurui loh ya. soalnya hyunnie juga pernah mengalami hal yang sama waktu masih newbie di fandom naruto dulu. dan bener kata comment di atas jarak antar paragrafnya juga harus diperhatikan.
    btw, hyunnie suka ceritanya XD ! ditunggu ya, thor!
    Hwaiting ^^

Leave a reply to Van-MinKeyCode Cancel reply