Bad Boy Sitter – Part 13

Bad Boy Sitter – Part 13

Author : Firdha

Main Cast : Park Jiyeon, Lee Taemin, Lee Jinki (Onew), Choi Minho, Park Yeorin, Yoo Seung Ho

Support Cast: Other SHINee member, Cho In Su, etc.

Length: Sequel

Genre : Friendship, Romance, Family

Rating : PG-13

***

“Ya! Apa kalian sudah dengar berita tentang sunbae baru kita?” tanya Insu tiba-tiba yang sukses membuyarkan lamunan Jiyeon.

“Aishh… ya! Kau ini mengagetkanku saja,” hardik Yeorin seraya membersihkan roknya yang basah terkena tumpahan softdrink-nya.

“Hehe… mianhae,” Insu mengulurkan tangannya, bermaksud membantu Yeorin membersihkan roknya.

“Sondaejima (Don’t touch)! Kau baru dari toilet, kan?” tuding Yeoein galak.

“Ya! Tentu saja aku sudah cuci tangan. Enak sa…” Insu menggantung kalimatnya seraya berpikir sejenak. “Tadi aku mau membicarakan apa, ya? Eh… emph… hah! Igeo Park Yeorin ttaemune!”

“Memang kau saja yang mulai pikun. Tadi itu kau menanyakan mengenai sunbae baru,” jawab Yeorin santai.

Insu membuka mulutnya, bermaksud membantah tidungan Yeorin perihal dirinya yang sudah mulai pikun, namun ia urungkan lalu duduk diantara Yeorin dan Jiyeon. “Ne, kalian sudah dengar belum berita tentang sunbae baru kita?”

Jiyeon memutar bola matanya jengah. “Sunbae ini sudah pasti namja.”

Mata Insu melebar. “Wah! Kau memang benar-benar pintar, Jiyeon-ah. Dari mana kau tahu?”

“Seorang Insu tidak akan pernah ketinggalan berita mengenai namja,” kata Jiyeon santai.

“Ah! Terserahlah!” Insu mengibaskan tangannya tidak peduli. “Aku baru saja melihat mereka tadi pagi. Dan ternyata mereka memang benar-benar…”

“Tampan,” sela Yeorin yang langsung dihadiahi tatapan membunuh dari Insu.

“Sekarang mungkin kalian bersikap tak acuh. Tapi kalau kalian sudah melihatnya, kalian pasti akan setuju dengan pendapatku. Karena selain tampan, mereka juga terlihat akrab dengan Sang Hyun sunbae dan yang lainnya. Kalau dipikir-pikir dunia ini tidak adil, ya? Orang tampan selalu bergaul dengan orang tampan dan cantik juga,” oceh Insu panjang lebar.

“Memangnya mereka sunbae kelas berapa? Oh ya! Kau bilang ‘mereka’. Memangnya ada berapa orang?” Kini Yeorin mulai ikut bergosip.

“Mereka dua orang dan sudah masuk tahun terakhir. Yang satu benar-benar manly dan yang satu lagi neomu kiyowo, senyumnya benar-benar… meng… ge… mas… kan.” Mendengar Insu yang terlihat terkejut dan tiba-tiba memperlambat kalimat terakhirnya, Jiyeon dan Yeorin saling berpandangan dengan kening berkerut.

“Kau kenapa, Insu-ya?” tanya Jiyeon bingung seraya melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Insu.

Insu tidak menjawab. Ia hanya menatap terpesona melewati bahu Jiyeon dan lama-kelamaan menyeret pandangannya ke samping.

“Ya! Insu-ya! Kau me…”

“Jiyeon-ah!” seru seseorang yang langsung membuat Jiyeon tertegun dan menghentikan kalimatnya.

Mendengar orang yang sejak tadi ia pandangi memanggil nama Jiyeon, Insu pun tersadar dari keterpesonaannya dan langsung menatap Jiyeon dan orang itu bergantian dengan alis terangkat.

Jiyeon menutup mulutnya yang sejak tadi masih terbuka, lalu menolehkan kepalanya ke arah orang yang memanggilnya itu dengan perlahan. Matanya melebar saat melihat siapa pemilik suara itu. “Cho… ah! Jinki oppa,” Jiyeon melirik orang di sebelah Jinki yang sedang tersenyum ramah padanya. “Jonghyun oppa.”

Jinki tersenyum lebar. “Kau juga sekolah di sini?”

Jiyeon tersenyum canggung. “Ne.”

“Kami boleh duduk di sini, kan?” tanya Jonghyun.

“N-ne, geureom.”

Jinki pun langsung duduk di sebelah Jiyeon, sedangkan Jonghyun di sebelah Jinki. Tepat saat Jiyeon menoleh ke arah Yeorin dan Insu ia baru menyadari bahwa kini hampir semua mata menoleh padanya. Jiyeon memandang sekelilingnya dengan bingung sambil bertanya-tanya dalam hati ‘kenapa mereka menatapku seperti itu’.

“Insu-ya! Kenapa semuanya menatapku seperti itu?” bisik Jiyeon di telinga Insu.

“Wajar saja mereka menatapmu seperti itu. Yang aneh itu kenapa mereka bisa mengenalmu? Ah! Bukan. Tapi, kenapa semua namja tampan di sekoleh ini mengenalmu?” jawab Insu bertele-tele.

Jiyeon mengerutkan keningnya. “Memangnya kenapa kalau aku mengenal mereka?”

“Aishh… itu karena mereka itu adalah orang yang aku ceritakan tadi.”

Mata Jiyeon melebar. “Ne?”

“YA! JONGHYUN-AH! ONEW-AH!” teriak seseorang yang suaranya terdengar tidak asing lagi di telinga Jiyeon.

Jonghyun dan Jinki menoleh lalu membalas lambaian tangan orang itu.

What’s up bro?” kata Sang Hyun seraya merangkul Jonghyun dan Jinki, diikuti yang lainnya kecuali Taemin.

“Kenapa kau tidak bilang kalau kau satu sekolah dengannya?” tanya Jonghyun sambil menunjuk Jiyeon dengan matanya.

“Huh? Ah… untuk apa aku meberitahukannya padamu? Aku tidak mau membiarkanmu mendekati adik sepupuku. Tapi apa boleh buat kalau kalian sudah bertemu?” jawab Sang Hyun sekenanya.

“Sepu…”

Melihat Jinki dan Jonghyun yang akan menanyakan perihal Jiyeon yang ia katakan adalah adik sepupunya, Sang Hyun langsung memukul punggung mereka dengan agak keras, membuat mereka menghentikan kalimatnya. “Geurae. Kami boleh duduk… ah! Sepertinya tempat duduknya tidak kosong.”

Mendengar pernyataan Sang Hyun, para yeoja yang duduk satu meja dengan Jiyeon, Insu dan yeorin langsung tertegun dan saling bertukar pandangan bingung.

“Kami boleh meminta tempat duduk kalian, kan?” tanya Key lembut dengan senyum mengembang kepada para yeoja itu yang ternyata memang sukses membuat pipi mereka merah hingga akhirnya mereka pindah dengan sukarela.

Melihat hal itu, Jiyeon dan Yeorin menggelengkan kepala mereka dengan tatapan takjub. Sedangkan Insu menggelengkan kepalanya dengan tatapan terpesona.

“Ya! Kau, siapa namamu?” tanya Jino pada Insu.

Insu mengerjap cepat lalu menunjuk hidungnya. “Cho-yo?”

“Ne.”

“I-Insu. Cho Insu.” jawab Insu gugup.

Jino mengangkat alis kirinya. “Cho Insu? Margamu sama denganku.” Ia terdiam sejenak, lalu mengernyit. “Ah, dwesso! Itu tidak penting. Kenapa aku jadi membicarakan itu?” Jino menggelang-gelangkan kepalanya tidak habis pikir. “Emph… kau bisa pindah ke situ, kan? Atau kau mau duduk diantara kami?”

Insu mengerjap cepat dan menoleh ke arah yang ditunjuk Jino—di sebelah Yeorin—lalu ia memalingkan kepalanya ke sebelah kiri yang ternyata telah diisi oleh Taemin. Melihat hal itu, Insu pun bangkit dari duduknya. “Ah, ye. Aku pindah.”

Melihat Insu yang terlihat gugup di hadapan Jino, awalnya Jiyeon dan Yeorin terkekeh geli. Namun kekehan Jiyeon langsung hilang sejurus kemudian saat sadar kalau kini Taemin telah duduk berhadapan dengannya. Mata mereka bertemu selama sedetik sebelum akhirnya Taemin kembali memalingkan wajahnya.

“Ngomong-ngomong kalian masuk di kelas mana?” tanya Sang Hyun pada Jinki dan Jonghyun.

“Kelas 3-C. Kalian sendiri?” Jonghyun balas bertanya.

“Aku dan Minho di kelas 3-A, Key di 3-E, sedangkan Taemin dan Jino di kelas 2-G.” sahut Sang Hyun seraya menunjuk orang yang namanya ia sebut dengan tatapan matanya.

“Kebetulan sekali tidak ada yang sama.” gumam Jinki.

“Ah, ya! Jiyeon-ah, sepertinya kau belum memperkenalkan kami pada teman-temanmu,” tegur Jonghyun yang membuat Jiyeon tertegun sejenak.

“Oh, emph… dia Insu dan… ini Yeorin,” jawab Jiyeon canggung. Begitu pula Insu dan Yeorin, mereka hanya tersenyum tipis saat Jiyeon memperkenalkan mereka. “Dan Yeorin, Insu ini… ah! Sepertinya tidak perlu dikenalkan lagi, kau sudah mengenal mereka, bukan?” tanya Jiyeon pada Insu yang langsung dihadiahi cubitan di pinggangnya.

“Oh, kau sudah mengenal kami? Bagaimana bisa? Kami kan baru masuk hari ini,” tanya Jinki penasaran.

Insu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Emph… aku… tahu dari teman.”

“Wah! Aku tidak menyangka kalau aku setenar itu. Mungkin sudah resiko menjadi orang tam…” ocehan Jonghyun terhenti saat tiba-tiba sebuah jitakan mendarat mulus di kepalanya. “Yaaa! Aishh.”

“Terlalu percaya diri,” tukas Jinki santai. “Oh ya, Jiyeon-ah. Ngomong-ngomong sekarang kau tinggal di mana?”

Mendengar pertanyaan Jinki, Jiyeon tertegun dan berhenti mengunyah. Tidak jauh berbeda dengan Jiyeon, Sang Hyun, Yeorin dan Key tersedak mie yang baru saja akan mereka telan, dan yang lebih parah lagi adalah Insu, ia memuncratkan kembali jus yang baru ia minum tepat di muka Jino. Hanya Minho dan Taemin lah yang tertegun sejenak dan tetap dapat mengendalikan reaksi mereka.

Melihat reaksi berlebihan dari Sang Hyun dkk, Jinki dan Jonghyun menatap mereka bingung. Lalu Jinki bertanya, “Kalian kenapa?”

“Emph… oppadeul, kami sudah selesai, jadi kami duluan, ya? Annyeong!” ucap Jiyeon seraya bangkit dari duduknya lalu menarik tangan Insu dan Yeorin agar mengikutinya.

Melihat tingkah Jiyeon yang aneh, Jinki menatapnya heran dengan kening berkerut. Lalu ia pun memalingkan wajahnya dan menatap Sang Hyun dkk dengan tatapan menyelidik. “Apa ada yang sedang kalian sembunyikan?”

***

Jiyeon berjalan santai menuju toilet. Untunglah sekolah sudah agak sepi karena bel yang menandakan waktunya pulang sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu, jadi ia tidak harus menghadapi berbagai tatapan sinis dari murid-murid lain. Yeorin dan Insu sudah pulang terlebih dahulu, sedangkan Jiyeon harus mengerjakan tugas piketnya, jadilah mereka tidak pulang bersama.

Selesai buang air kecil, Jiyeon menatap cermin sebentar untuk merapikan baju dan ikatan rambutnya, lalu segera melangkahkan kakinya dengan ringan. Namun saat ia berada di ambang pintu, langkahnya tiba-tiba terhenti saat tiga orang yeoja yang tidak asing di matanya berdiri menghalangi jalannya.

“Permisi sunbae,” ucap Jiyeon seraya melangkah ke kiri, namun satu yeoja yang ia tahu bernama Hyun Ji langsung berdiri di hadapannya.

“K-kalian mau apa?” tanya Jiyeon hati-hati.

Yoora tersenyum. “Kau… adik sepupu Sang Hyun sunbae, kan?” tanya Yoora dengan tatapan tajam.

“N-ne. Waeyo?”

“Beruntung kau adalah sepupunya, jadi aku tidak akan menyakitimu,” kata Yoora yang membuat Jiyeon mengernyit bingung. “Tapi, aku ingin tahu, apa hubunganmu dengan Taemin?”

Alis Jiyeon terangkat. “Ne? Aku dengan… Taemin… oppa?”

Yoora mendengus kesal. “Ne, dengan Taemin. Apa hubungamu dengan… tunggu! Oppa? Kau memanggilnya oppa?” Mata Yoora melebar. “Oh, sudahlah! Lupakan itu! Apa hubunganmu dengannya?”

“Kami tidak ada hubungan apapun.”

“Lalu kenapa waktu itu kau pergi ke mall bersamanya?”

Jiyeon tersentak. “I-itu… waktu itu sopirku tidak bisa menjemput karena ada masalah dengan mobilnya, dan… karena Sang hyun oppa tidak bisa mengantarku, akhirnya ia meminta tolong pada Taemin oppa untuk mengantarkanku.”

Mata Yoora menyipit. “Jincha?”

Jiyeon mengangguk cepat. “Jincha.”

“Kau bohong. Taemin bukanlah tipe orang yang mau dimintai tolong, apalagi membiarkan seorang yeoja duduk di motornya,” kata Yoora yang langsung membuat Jiyeon mematung di tempatnya, bingung harus menjawab apa.

“Jiyeon?”

Suara seseorang berhasil menyelamatkan Jiyeon dari situasi tidak enak itu. Mereka semua menoleh ke asal suara itu. Kelegaan pun langsung menghampiri Jiyeon saat ia melihat Minho berada tepat di belakang Joon Hee.

“Ah! Minho,” seru Joon Hee senang seraya menggamit lengan Minho, namun langsung dihempaskan oleh Minho.

“Kau sedang apa di sini?” tanya Minho seraya menghampiri Jiyeon tanpa mengacuhkan Joon Hee yang sedang berusaha menarik perhatiannya.

“Aku… tadi baru selesai buang air kecil,” jawab Jiyeon sambil sesekali melirik Yoora yang sedang memelototinya.

“Oh. Lalu kau, kau sedang apa di sini, Yoora-ssi?” tanya Minho lagi, namun dengan nada tajam yang jelas berbeda jauh dengan saat ia bertanya pada Jiyeon.

Yoora berbalik dan memasang senyum terbaiknya. “Aku baru akan buang air kecil.”

Minho mengangkat sebelah alisnya. “Lalu kenapa kau diam saja di situ?”

“Huh? Oh, ini aku baru mau masuk. Annyeong!” Yoora pun masuk diikuti Joon Hee dan Hyun Ji.

Minho menghampiri Jiyeon dengan wajah cemas. “Gwaenchanayo?”

Jiyeon tersenyum. “Gwaenchana.”

“Mereka tidak melakukan apapun padamu, kan?”

“Anniyo, oppa. Mereka tidak menyentuhku sedikit pun.”

Minho menghela napas lega. “Dahaengida. Kalau begitu biar kuantar kau pulang.”

“Huh? Oh, tidak usah oppa, sudah ada…”

“Jiyeon-ah!”

Belum sempat Jiyeon menyelesaikan kalimatnya, terdengar seruan seseorang dari belakang. Mereka pun menoleh ke arah pemilik suara itu, ke arah seorang namja yang tengah berlari kecil menghampiri mereka.

“Kalian sedang apa di sini? Belum pulang?” tanya Jinki dengan senyum yang sepertinya memang sudah tersungging permanen di bibirnya.

“Ada masalah kecil tadi. Ini sekarang aku baru mau pulang,” jawab Jiyeon ringan.

 Jinki tersenyum lebar. “Kalau begitu biar aku yang mengantarmu.”

Mendengar tawaran Jinki, Jiyeon tersenyum canggung. “Tidak usah, oppa. Sudah ada yang menjemputku.”

Jinki berpikir sejenak. “Kalau begitu aku mengantarmu sampai gerbang saja. Ada yang ingin kubicarakan denganmu.”

Jiyeon berpikir sejenak seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Baiklah kalau begitu.”

“Geurae. Ini sudah malam, lebih baik cepat. Annyeong, Minho-ya!” Jinki meraih tangan Jiyeon seraya menarik gadis itu agar cepat jalan. Jiyeon yang tangannya ditarik hanya bisa mengikuti Jinki tanpa berniat memprotes. Sedangkan Minho membalas salam Jinki dengan senyum tipis sambil menatap tangan Jinki dan Jiyeon yang saling bertautan.

Jinki memperlambat jalannya, lalu melepas tangannya yang sedari tadi menggenggam tangan Jiyeon. “Kau… masih juga fobia gelap?”

Jiyeon tertegun, namun kemudian tersenyum dan mengangguk pelan.

Jinki menghela napas berat. “Sampai kapan kau akan seperti ini terus? Kupikir 4 tahun adalah waktu yang cukup lama untuk kau bisa mengutarakan semuanya pada Jungsu hyung. Tapi… sebenarnya kenapa kau tidak pernah mau mengatakannya?”

Jiyeon ikut menghela napas berat. “Aku… tidak bisa. Aku juga ingin berterus terang pada Jungsu oppa, tapi aku tidak bisa.”

“Wae-yo? Wae? Kalau kau memang tidak mau memberitahu kejadian sebenarnya, kau kan bisa menyembuhkan fobiamu itu dengan hipnoterapi, kau akan sembuh tanpa merasakan ketakutan apapun.” cetus Jinki panjang lebar.

“Cho… oppa, apa oppa tahu bagaimana proses penyembuhan dengan hipnoterapi? Saat tidak sadar, kita akan ditanya mengenai penyebab mengapa kita mengalami fobia itu, dan tentu saja aku akan mengatakan semuanya tanpa banyak berpikir. Dan itu artinya sama saja dengan aku mengatakan semuanya pada Jungsu oppa. Lagi pula terapi seperti itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar,” Jiyeon menghentikan langkahnya lalu menatap Jinki dengan senyum tipis. “Bisakah kita tidak membicarakan hal ini? Aku tidak ingin mengingatnya dulu.”

Jinki terdiam sejenak, lalu memaksakan memasang seutas senyum tipis dan mengangguk.

Mereka pun kembali berjalan dalam diam, namun sejurus kemudian mata Jinki melebar saat menyadari sesuatu. “Soal pertanyaanku tadi siang. Kau… tinggal di mana?”

Jiyeon mengerjap. “Ne? Eh… itu… aku…”

“Jiyeon?” Desak Jinki dengan mata menyipit.

“Tapi oppa janji, ya, tidak akan marah dan memintaku pindah?”

“Kenapa kau menyangka aku akan marah?” Jinki semakin mendesak Jiyeon dengan tatapan curiga.

“Aaahh… oppa. Pokoknya oppa harus janji, kalau tidak, aku tidak akan memberitahukannya pada oppa.” Balas Jiyeon tidak mau tahu.

Jinki berpikir sejenak, lalu kembali berkata, “Baiklah, aku janji tidak akan marah dan memintamu untuk pindah. Sekarang cepat katakan!”

Jiyeon menghela napas panjang. “Aku tinggal… di rumah… T-Taemin sunbae.”

Mata Jinki melebar kaget. “MWO? KAU…”

Teriakan Jinki terpotong karena Jiyeon langsung membekap mulutnya.

“Jangan keras-keras!” desis Jiyeon seraya memperhatikan sekitarnya.

Jinki meraih tangan Jiyeon yang membekapnya lalu menyingkirkannya dari mulutnya namun tetap menggenggamnya. “Kau tinggal dengan Taemin? Bagaimana bisa?”

“Eh… itu ceritanya panjang. Sekarang sudah malam, aku harus pulang, nanti saja aku ceritakan. Eotthae?” kata Jiyeon dengan nada memohon.

Jinki mengambil napas panjang untuk mengontrol emosinya. “Geurae. Besok biar aku yang mengantarmu pulang. Dan sekarang kau cepat pulang.” kata Jinki lembut seraya mengacak rambut Jiyeon pelan.

“Baiklah kalau begitu. Gomawoyo oppa. Annyeong!” ucap Jiyeon seraya berjalan menjauh, namun langkahnya terhenti saat ia sadar Jinki masih memegang tangannya lalu menariknya pelan. “Ada apa lagi?”

“Kenapa kau meralat kalimatmu saat kau mau memanggilku chonsa? Apa kau tidak menganggapku sebagai chonsa-mu lagi?” tanya Jinki dengan ekspresi datar.

 Jiyeon mengerjap cepat. “Ne? Itu… itu kan panggilan yang kuberikan untuk oppa saat aku masih kecil. Kalau sekarang… “

“Memangnya sekarang kau sudah besar?” sela Jinki dengan mata yang bersinar-sinar menahan geli, sedangkan Jiyeon kini diam mematung dengan pipi yang mulai memerah.

“A-aku…”

Kalimat Jiyeon langsung terhenti saat Jinki tiba-tiba tertawa terbahak sambil memegangi perutnya. Bingung dan tidak terima Jinki menertawakannya, Jiyeon menggembungkan pipinya lalu melepaskan genggaman tangan Jinki dan berjalan cepat.

Menyadari Jiyeon yang melepaskan genggeman tangannya dan meleos pergi, Jinki berhenti tertawa lalu segera mengejarnya dan meraih tangannya kembali. Ia menatap Jiyeon yang sedang merajuk itu dengan tatapan yang masih terlihat menahan tawa. “Mianhae, minhae. Hwanassoyo (kau marah)?”

Jiyeon memalingkan wajah. “Anni.”

Jinki tertawa geli seraya mengacak rambut Jiyeon. “Hwanaeji maseyo,” ucapnya lembut seraya mencubit pipi Jiyeon gemas. “Geurae. Terserahlah kau mau memanggilku apa. Tapi sejujurnya… aku senang dipanggil chonsa.” kata Jinki lembut. Lalu ia melirik jam tangan hitamnya. “Sudah malam. Lebih baik sekarang kau pulang.”

Jiyeon mendengus. “Dari tadi juga aku sudah mau pulang.”

Jinki tertawa lagi. “Ya sudah kalau begitu. Sampai jumpa besok.”

Jiyeon tersenyum lebar. “Ne.” Ia berjalan mudur sembari melambaikan tangannya. “Annyeong… chonsa.”

Mendengar Jiyeon yang memanggilnya chonsa, Jinki tertegun sejenak, lalu tersenyum dan ikut melambaikan tangannya. “Ne, annyeong. Chalja!”

Jiyeon pun berlari kecil menuju mobil yang sudah menunggunya, lalu measuk ke dalamnya saat Kangho ahjussi membukakan pintu untuknya, sedangkan Jinki tetap bergeming di tempatnya, memperhatikan mobil Jiyeon yang perlahan hilang dari pandangannya. Namun tanpa mereka sadari, seseorang sejak tadi memperhatikan mereka dari jauh dengan ekspresi datar.

Jino menatap Taemin heran lalu mengikuti arah pandangannya. Sadar apa yang sedang diperhatikan Taemin, ia tersenyum. “Kelihatannya mereka benar-benar dekat, ya?”

Taemin tersentak pelan dan melirik Jino sekilas. Tidak berniat menggubris kata-kata temannya itu, ia langsung berbalik badan dan berjalan santai mengambil bola basketnya.

“Menggoda seorang Lee Taemin ternyata benar-benar menyenangkan,” gumam Jino dengan ekspresi geli.

***

Jiyeon tiba-tiba menyadari kalau perutnya belum juga ia isi sejak tadi siang saat melewati dapur dan mencium aroma yang langsung membuat cacing di perutnya berdisko. Dengan wajah cerah, ia berjalan ke dapur dan tersenyum saat mendapati Pelayan Kim sedang menyiapkan sepiring makan malam—yang tidak ia tahu untuk siapa.

“Annyeong ahjumma,” sapa Jiyeon dengan senyum mengembang.

Pelayan Kim menoleh dan tersenyum. “Annyeong Agassi.”

“Galbi untuk ahjumma?” tanya Jiyeon.

“Oh, anniyo, ini untuk tuan Taemin,” jawab pelayan Kim ringan. Menyadari sesuatu, Pelayan Kim menjentikkan jarinya. “Kebetulan Agassi ada di sini. Sekarang tolong Agassi antarkan ini ke kamar tuan Taemin.”

Mata Jiyeon melebar. “Ne? Aku?”

“Ne. Agassi adalah pengasuhnya, sudah menjadi tugas Agassi, bukan?” balas pelayan Kim.

Jiyeon menghembuskan napas berat. “Geurae,” Ia mengangkat nampan yang berisi satu mangkuk besar galbi dan satu mengkuk kecil nasi di atasnya dengan hati-hati.

“Agassi belum makan juga, kan? Mau ahjumma buatkan apa?” tanya pelayan Kim ramah.

Jiyeon berpikir sejenak. “Gimbap.”

“Baiklah kalau begitu, nanti akan saya antarkan. Hati-hati membawanya, ya, Agassi.” ucap pelayan Kim sembil berlalu.

Jiyeon melangkahkan kakinya perlahan dengan hati-hati agar makanan yang ia bawa tidak terjatuh. Sampai di depan pintu kamar Taemin, ia menempelkan kaki kirinya ke daun pintu untuk menyangga makanan yang dibawanya, lalu mengetuk pintu dengan tangannya yang kosong. “Taemin oppa, bisa tolong bukakan pintu?”

Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya pintu terbuka dan muncullah Taemin yang memakai celana pendek hitam dan hoodie putih. Ia menyingkir untuk memberikan jalan, lalu mengisyaratkan Jiyeon untuk masuk dengan mengedikkan kepalanya tanpa berkata apa-apa.

Setelah Jiyeon masuk, Taemin menutup pintu kamarnya kembali, lalu berjalan mengikuti Jiyeon.

Jiyeon meletakkan makanan yang di bawanya di meja yang berada di depan televisi. Setelah itu ia berbalik menatap Taemin yang sedang bersandar di dinding dengan tangan terlipat di depan dada. “Masih ada yang perlu kubantu?”

Bukannya menjawab, Taemin justru memalingkan wajahnya, entah pura-pura tidak mendengar atau sedang berpikir.

Jiyeon menarik napas dalam. “Kalau tidak ada, aku permisi dulu,” ucapnya sambil berlalu. Namun langkahnya langsung terhenti saat ia merasakan sebuah tangan meraih pergelangan tangannya dan menariknya pelan.

Jiyeon menatap heran Taemin dan tangannya bergantian. “Wae… yo?”

“Salah satu tugasmu adalah membantuku mengerjakan tugas sekolah, bukan?” tanya Taemin dengan ekspresi dan nada seperti biasa—datar.

“N-ne. Waeyo?” Jiyeon balas bertanya.

“Bantu aku mengerjakan tugas.” ucapnya pelan yang lebih terkesan memerintah dari pada meminta tolong.

Jiyeon menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Eh, geurae.”

Taemin melepaskan genggaman tangannya, lalu mengambil buku matematika miliknya dan menyodorkannya pada Jiyeon. “Halaman 7 nomor 1 sampai lima belas.” ucapnya sambil berjalan menuju makanannya.

Jiyeon bergeming di tempatnya menatap buku di tangannya heran, lalu bergumam pelan. “Apa-apaan ini?”

Taemin menghentikan gerakan tangannya yang akan memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutnya dan menoleh ke arah Jiyeon. “Kenapa masih diam?”

Jiyeon mengerjap cepat. “Oh, ne.”

Dengan wajah merengut, Jiyeon berjalan dengan menghentakkan kakinya pelan, lalu duduk di atas karpet di depan tempat tidur Taemin.

Selama beberapa saat suasana hening, Taemin sibuk dengan makan malamnya, sedangkan Jiyeon terlihat serius mempelajari tugas milik Taemin.

Ketukan pintu memecah keheningan di kamar itu. Lalu tidak lama kemudian muncul pelayan Kim yang membawa sepiring Gimbap pesanan Jiyeon dan  dua gelas air putih.

Melihat pesanannya datang, Jiyeon tersenyum lebar dan menghampriri pelayan Kim. “Akhirnya datang juga. Gomawo, ahjumma.”

“Ne, kalau begitu saya permisi dulu,” ucap pelayan Kim membungkukkan badannya dan pergi.

Jiyeon kembali menyibukkan dirinya dengan buku seray memakan gimbap-nya, sedangkan Taemin yang sudah selesai makan langsung menyambar air putih yang baru diantarkan pelayan Kim tadi, lalu berjalan menyalakan TV dan duduk di sebelah Jiyeon.

Saat Taemin duduk, Jiyeon menoleh sekilas, namun kembali memalingkan wajahnya sedetik kemudian. Berbeda dengan Taemin yang memang terbiasa duduk diam tanpa memasang ekspresi dan membicarakan apapun, Jiyeon tidak suka suasana canggung seperti itu. Alhasil ia terus-menerus menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal sambil menggerutu pelan.

“Kau takut gelap?” tanya Taemin tiba-tiba dengan nada yang sulit diartikan, membuat Jiyeon ragu apakah itu sebuah pertanyaan atau pernyataan yang ditunjukkan padanya atau hanya gumaman.

“Hm.” sahut Jiyeon dengan memaksakan seutas senyum simpul. Namun tiba-tiba ia menyadari sesuatu. “Emph… sunbae! Sepulang balapan waktu itu… apa sunbae tahu siapa yang membawaku ke kamar?”

Taemin melirik Jiyeon tanpa ekspresi dan menjawab ringan. “Ne, aku yang menggendongmu ke kamar.”

Mata Jiyeon melebar kaget, dan perlahan tapi pasti rona merah mulai menghiasi wajahnya. Melihat hal itu, Taemin menyeringai kecil.

“E-emph… kamsahamnida.” ucap Jiyeon gugup seraya menunduk menatap buku.

“Kenapa kau takut gelap?” tanya Taemin lagi, kali ini dengan wajah serius.

“Eh, itu… karena masa lalu—jangan tanyakan apa—karena aku tidak bisa menceritakannya pada siapapun.” ujar Jiyeon. Lalu ia menguap lebar, “Hoaaaamm…”

Taemin diam sejenak, lalu melirik bukunya sambil bertanya, “Sudah selesai?”

“Ne?” Jiyeon melirik Taemin dan mengikuti arah pandangannya. “Oh, tentu saja belum. Lima belas nomor bukanlah jumlah yang sedikit.”

Taemin mengangkat sebelah alisnya. “Ini pelajaran kelas 2, kau mengerti?”

Jiyeon mengangguk. “Jeogeum (sedikit).”

Taemin tidak berkata apa-apa lagi, ia langsung bangkit dari duduknya sambil mematikan TV, lalu menyambar mp3, memasang headphone dan bersandar di kepala tempat tidurnya.

Beberapa menit berlalu, Taemin melirik Jiyeon yang dalam posisi duduk dengan kepala yang bersandar pada kaki tempat tidur. Penasaran karena sedari tadi yeoja itu diam saja, Taemin memanggilnya pelan, “Jiyeon?” Tidak ada jawaban. “Jiyeon?” Karena Jiyeon tidak juga menjawab, akhirnya Taemin bangkit dari duduknya untuk melihatnya. Dan benar saja, mata yeoja itu terpejam dengan satu tangan yang memeluk buku matematika milik Taemin.

Taemin melirik bukunya sekilas. “Jogeum?” gumamnya tidak habis pikir saat melihat tugasnya telah dikerjakan hingga nomor 13. Dengan hati-hati, Taemin berjongkok menyingkirkan tangan Jiyeon, lalu mengambil bukunya dan meletakkannya di atas tempat tidurnya. Selama beberapa saat ia terdiam memperhatikan wajah tirus Jiyeon. Dan tanpa ia sadari, perlahan tangannya terangkat dan mulai mendekati wajah Jiyeon. Namun sebelum sempat menyentuhnya, Taemin kembali menarik tangannya saat tiba-tiba mata Jiyeon terbuka dan gadis itu mengerang pelan.

Oh, shit!” umpat Taemin pelan.

Jiyeon mengucek matanya, lalu terbelalak saat melihat Taemin yang berada tepat di sampinya. “Aigo! Miahaeyo op… sunbae, aku ketiduran.”

“Kau kembali saja ke kamarmu,” kata Taemin seraya membereskan bukunya.

“Tapi tugasmu…”

“Aku bisa mnyelesaikannya sendiri nanti. Sekarang kau kembali saja,” selanya ringan.

“Emph… baiklah. Kalau begitu aku keluar dulu,” ucap Jiyeon canggung seraya bangkit dan berjalan keluar.

“Ya!” seru Taemin yang membuat gerakan tangan Jiyeon menutup pintu terhenti.

Jiyeon menyembulkan kepalanya di celah pintu. “Ne?”

“Aku tidak melarangmu memanggilku oppa,” ucap Taemin datar seraya menyimpan buku-bukunya di meja tanpa menatap Jiyeon sedikitpun.

“Oh, ne.” sahut Jiyeon gugup seraya menutup pintu. Lalu ia bersandar pada daun pintu sambil memegang kedua pipinya yang memanas dan bergumam, “Isanghae (aneh).”

TBC

©2011 SF3SI, Freelance Author.

This post/FF has written by SF3SI Author, and has claim by our signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF
Advertisement

53 thoughts on “Bad Boy Sitter – Part 13”

  1. “Aku tidak melarangmu memanggilku oppa” Kalo aku yang jadi Jiyeon aku udah pingsan duluan sebelum tutup pintu ahahahahahaahha, ceritanya makin bagus thor! Dan, ini epep gabisa ketebak cerita selanjutnya-_- Aku jadi makin penasaran! Lanjutannya jangan lama lama yaa m( • u • )m

    1. ……………………
      bingung mo jawab apa. aku ga pinter jwb komen 😦
      pokoknya thanks a lot udah mo baca n komen! 🙂

  2. jiyeon ngikutin taemin yg wktu itu gak dibhs thor?#penasaran

    ceritnya makin seru dan bkin cenatcanut(??)

    keep writing!

  3. Hiyaaaaaa author jinchaaa keluarnya lama sekaleeeeeee…. XDDD
    Ciyeee Tetem udah mulai cemburu. Aaaaaaaaaaaaaaaa *tereak-tereak*

    Ayooo lanjutt!!! XDD

    1. mianhae hehe, kmaren2 ga ada wktu nulis trus antrian di SF3SI jg panjang, jadinya lamaaaa…
      oke lanjut! gomawoooo…

    1. degdegan? ini blm konflik utama lho, ni ff udh konfliknya byk alurnya lambat pula -_-
      semoga ga bosen ya nunggu n bacanya…
      gomawo 🙂

  4. Uwwaaaah,,,,makin seru!!!
    Demi apa aku suka banget sama karakter Taemin disini,,,ngebayanginnya aja bikin jantung aku dag dig dug,,,,

    Jiyeon beruntung banget ya,,di kelilingi namja2 cakep…envy,,,,

    Next part cepet yah….

    1. demi apa aku jg suka bgt sama karakternya taem disini! ini kan murni khayalan saya tentang taemin… coba klo taemin beneran cool kaya gini… KYAAAA!!! *melting*
      yup! jiyeon bruntung banget banget banget!
      cepet? ga janji ya chingu #plak… tp diusahain kok 🙂
      gomawo….

  5. Ayo dong! Scene romance Taemin-Jiyeon bkin aku dagdigdugdeng!! Kpan mereka pacaran?? Kapaan??
    #panik*?*eoh?

    Jinki.. Ah, smoga gak ganggu hubungan Tae-Yeon…#plak

    1. kpn pacaran? kapan2 ya #plak
      masih lama ching, masih lama hiks… ni ffnya sinetron style, panjang. kmungkinan besar bru tamat di part 30! O.O lagian emangnya yakin jiyeon bkal jadian ma taem? yakiiiiin?? masih ada 3 lagi lho hehe *smirk*
      semoga ga bosen baca n sabar nunggu ya! makasiiiihh 🙂

  6. Mkin ksini mkin mnarik nih critanya….
    Lanjut thor….ga sbr…ga sbr…
    Besok bs ga????…plak#abaikan…

    1. ini saya bales komen aja bkn besok yg chingu maksud, jadi jawabannya udh pasti gabisa hehe #apasih
      gomawo… keep reading yak! 😉

  7. tunggu tunggu…yg temin k rs jiwa it gmn???jd nya ktemu cyp?
    trusss….d sini banyak hubungan” masa lalu yg masi jd misteri…halah bhasa gw!#
    pokonya d TUNGGU banget lanjutannya!!!

    1. yups! disini byk clue+note yg akan membantu para readers menemukan rahasia masa lalu antara jiyeon-taemin-jinki-……….
      siapakah …….. itu? mau tau? baca part slanjutnya! kekeke~
      gomawooooooooo……

  8. Ending Part-ny aku sukaaa,, Taemin mulai perhatian secara sembunyi sama Jiyoen,, asyik,, asyikk,,,

    Penasaran nih,, dengan kehadiran Onew apakah nantinya Taemin mulai menyadari perasaanya buat Jiyoen,,hehe

    1. sadar nggak yaaa?? taemin kan sok cool gitu, gengsian, susah ching, susah… nantinya dia bkal jd cowo nyebelin skaligus hangat disaat yg bersamaan #lebaaaiiii
      familiar deh sama avanya chingu… member rempong world y haha? #sotoy
      gomawoooo… keep reading yaaahhh..

    1. ah segini mah masih jauh dr daebak ching. jauh bangeeeeuuuuudd
      oke saya lanjut! gomawoooo ~

  9. ‘Melihat hal itu, Jiyeon dan Yeorin menggelengkan kepala mereka dengan tatapan takjub. Sedangkan Insu menggelengkan kepalanya dengan tatapan terpesona.’
    ngebayangin mukanya Insu… xDDDD,ada banyak scene yg bqn aq ketawa..kyk jino ngegodain taem,,..dll
    neomu neomu isanghae *ngelus” dagu kyk detektif #efek sherlock*kenapa taemin mengumpat pas jiyeon bgn,trus..kenapa taem jadi agak melunak ke jiyeon??o.O
    nah lhoo..jungsu knp dibawa” x_x,apa emang namanya pernah muncul tapi aq lupa yaah??._.v
    aq minta jiyeon-taemin dibanyakin!!!!rasanya gimana gituu…aq suka :3

    Sanghyun -menyatakan diri- sebagai kakak sepupunya jiyeon ternyata berguna juga yah…tu buktinya yoora dkk gg brani nyentuh jiyeon..hehe..oh yah,btw minho suka gg ma jiyeon??jangan sampe~~minho kan ma aq(?)

    aq tgu next part.a 😉

    1. wah! komenya panjang! kyaaaaaaaaaaaaaa!!! tp bingung mo bales apa #plak
      insu memang daebak! haha… senang bisa membantu org lain dalam mengurangi proses pengkriputan kulit wajah #plakplakplakplakplak
      taemin itu kaya ombak ching, emosinya pasang surut gitu, bahasa gampangnya mah labil gitu deh…
      jungsu ada di part prtama ching, oppanya jiyeon. critanya kpanjangan n kebanyakan cast ya jadinya lupa? huhu
      req TaeJi scene-nya akan sya lakanakan di nextnextnextnext part ya? hehe
      gomawo 🙂

  10. Huhuhu.. Aku kurang paham sama jalan ceritanya coz q ga baca dari awal.. Tpi nie ff seru.. Jdi q baca jg dch wlaupun ga paham.. Kk~
    hmm.. Spt’a taem suka jiyeon ych?

    1. wah! blm baca dr awal ya? kurang nyambung ntar ching, tp gpp jg sih trserah chingu aja 🙂
      suka ga yaaa? tunggu next part-nya! makasiiiiiihh 🙂

  11. Aaaah~ nae nampyeon(read: taem) makin cinta aku sm kamu u,u
    apalg krkternya disini cool bnget, sumpaah!!

    udah mulai cembokor nih taem sm kdekatan jiyeon-jinki. mnurut pngamatanku kyknya bkalan trjadi cinta segitiga nih antara taem-jiyeon-jinki #sok tau-_-”

    the last, aku suka endingnya author! makin pnsran sm part slnjutnya 🙂

    1. NAE NAMPYEON?! APAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA???!! oke, agak lebai…
      arrrrggghhh!! inilah dampak negatif dr karakter taemin yg bad bad tp cool, jd byk yg makin cinta. jangaaaaaaaaaann!!!! HE’S MINE! *digampar taemints seindonesia*

      iya ih sok tau, yakin cinta segitiga? yakiiiiiiin? #carimasalah
      penasaran? tunggu part slanjutnya yak! makasiiiiiiiiihh 😀

  12. ayo firdha *sksd* cepet lanjutin…

    Pokokny ini adlh ff dg cast taemin yg paling dapet feelnya. Aq yg notabene menganggap taemin cm cocok dg karakter imut, pertama kaliny stju dg karakter g imutny d ff ini

    1. saya tau chingu, saya tau. HUAAAAAAA!!! jgn dibaca! saya masih sangat amatir. jgn dibacaaa! saya malu *ngumpet di punggung taemin*
      aku blm baca I can’t be yours-nya dooong… gaada wktu bca ff nih lagi UTS & kesibukan yg lainnya huhuhu *sok sibuk*
      tp ntar dibaca kok, dikomen jg. *org ga ada yg minta*

      jinchaa?! wah! brarti saya berhasil berhasil berhasil, horeeeeee!!!
      makasih udah baca n komen… ntar ntar saran & kritiknya ditunggu bgt hehe
      skali lagi makasiiiiiiiiihhh….

  13. Aduh aku gatau mau comment apa saking serunya. Ampe mesem mesem sendiri bacanya, ceritanya makin bagus thoor, jangan lama lama ya lanjutannya, penasaran bangett -_-

  14. huwaaaa… makin suka perlakuaaan taemin disiniii… haduuhhh minho kenapa seperti itu tatapannya… apa minho juga suka sama jiyeon ??
    huwaaa makin penasaran lanjutannya gimana .. ayo di tunggu ya… good ff thor .. ^^ gomawo .. ^^

  15. Uwooo penghuni sekolah makin bertambah dengan namja ganteng kita! Beh~~~

    Aku suka deh cara eonni ngetik ficnya, bahasanya teratur~

    Taemin bikin ngefly bangetsiii!

  16. pertama liat jdulnya aq kaget, trs baca authornya..
    ooo.. namanya author ini firda? aku biasa main di WP-mu, dari jaman nga enak dulu.. hahaha..
    ini FF beneran ngintertain.. XDXD~
    laaammmaaaaaa sekali nga nonggol ya.. ta kirain FF ini bakal hiatus nga ad terusanya lo *udah putus asa padahal FF bagus!
    akhirnya nulis lagi lanjutannya .. TT_TT
    aku sabar nunggu kok! okeh..okeh.. (^_^)

  17. taemin n jiyeon… ne 2 org malu2 trus, canggung2n, n jaim2n..
    pdhl udh mlai klhatn sling ttrik..
    jiyeon populer bgt y..
    pnsarn ma trauma ny jiyeon
    smga taemin n jiyeon tmbah dkt.. lmyn khadirn ny jinki mancing prsaan ny taemin..
    sp aj y yg t’trik ma jiyeon..?
    ak tggu next part ny y..

  18. Nyebelin sekaligus hangat disaat bersamaan?? Huwaahh,, Taemin so Cool,, Joahe,,,

    Ok aq tunggu lanjutannya,, #poke

    Ava ku familiar?? Aigooo,,, Emang tuh Key, mudah diinget org,,hehe
    Member rempong world?? Kok tahu sihh,, sering mapir ke markas ya,, Tau tuh Fanbase ilegal,,haha

  19. Mau tinggal sama taemin :3
    Jangan bilang kalo minho juga suka sama jiyeon??
    Nice ff onnie ^^ next part ditunggu 🙂

Give Me Oxygen

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s