Angel of Death [Side and After Story]

Author                         : Muffin Bee

Main cast                     : Lee taemin, vanir scotdavian

Support casts               : shinee members, Lee Kiseop Ukiss

Length                         : SIDE & AFTER STORY

Genre                          : Fantasy, Mystery, Phsycology.

Rating                         : PG-17

Summary                     : TINNN!!! TINN!!! Sebuah truck besar melintas. sekelebat ingatan kiseop kembali seperti bergerak mundur. Seperti kaset yang diputar ulang.

“seandainya kau tahu. Kau akan mati besok jika umur vanir tidak                            menolongmu.!”

“mwo?” ponsel yang kiseop genggam terjatuh hingga bunyi berderak. Kepala truck tepat berada didepan wajah nya.

A/N                             : Annyeongg!!!!!!!!!!!!!!!! Kyaaa!!! Author gaje balik lagi. Mengingat dan menimbang banyaknya #bukan banyak lagi. Tapi hampir semua komen di last part bertanya tanya mengenai nasib member yang lain.#taemints pada diem. Mungkin banyak Lockets, Mvps, blingers dan flames yang gag rela author musnahin mereka begitu aja *author di keroyok massa* nah nah… author coba ngebut neh nulis side storynya, ngabisin weekend dengan menulis side version demi readers tercinta #author mulai dah. Well well, semoga cingu cingu semua bisa menikmati santapan dari saya (?) semoga suka!! Komen komen jangan lupa. *tereak pakek toa buat demo BBM* ah iya, sedikit after story juga ada. Semoga suka. Happy reading  *BOW*

[Soundtracks: too late – coed school, Quasimdo – SHINee, Save me – Nickelback]

Minho POV

“tidak perlu dijelaskan, aku sudah mendengar semuanya.”

“apa yang harus aku lakukan hyung?”Taemin terdengar putus asa,

“andai saja aku bisa membayarnya dengan tahta kedewaanku, aku rela. Asalkan dia tetap hidup. Aku tidak mengerti perasaan apa ini. Apakah ini yang dinamakan cinta? Instingku selalu bergerak agar aku menjaganya, tapi tidak pernah berusaha mendekatinya.”

“itu karena kau tahu, kalian tidak akan pernah bisa bersatu.”aku menjawab pikiran taemin.

“cobalah berbicara dengan tetua Aesir taemin.”jjong hyung memberi masukan, ah, aku tidak kepikiran sampai kesitu, ternyata surt ini pintar juga.

“jangan mengulur ngulur waktu lagi.”aku menatap taemin mantap.

“tidak ada gunanya menatap mayat kosong.” Jjong hyung terkekeh.“aku yakin key masih belum mengantarnya.”

Taemin bergerak cepat. Aku bisa melihat pikirannya yang selalu mengingat akan tujuan utama nya kembali menghadap tetua aesir. Matanya yang sudah terpejam mulai membuka dan memancarkan cahaya putih terang dan mulai mengawang diudara seketika itu menghilang dari balik langit langit ruangan.

“semoga beruntung taemin.”aku menatap langit langit tempat taemin menghilang.

“aku yakin pasti ada celah, apapun itu”jjong hyung meyakinkan. Aku menatapnya, ah.. aku baru menyadari kalau terkadang dia tampak lebih dewasa dari aslinya, selalu memberi jalan keluar dan masukan.

“ne hyung”aku baru bisa tersenyum. Vanir masih terbaring dengan bibir yang semakin memutih. Aku memperhatikan monitor EKG yang terus bergerak lemah, dan semakin melemah.

“hyung” jjong hyung yang tadinya sedang menunduk dengan tangan yang ditekuk menutupi wajahnya tersentak.

“wae?”

“monitornya.”aku menatap monitor EKG vanir yang mulai menunjukkan garis lurus.

“oh shit!!” jjong hyung bangkit dan memencet tombol panggilan darurat yang berada disamping ranjang. Tidak berapa lama kemudian uisa dan  suster datang. Uisa mulai mengecek denyut nadi vanir. Aku makin tidak sabaran. Uisa kemudian mengambil langkah untuk memancing detak jantung vanir dengan alat pemicu detak jantung. Bunyi berdenging dari monitor terdengar jelas. Aku menggeleng, uisa menghentikan usahanya.

“jeosonghamnida, kami sudah berusaha semampu kami. Saudari vanir-ssi tidak bisa diselamatkan”

“hajiman…”jjong menahan tangan suster yang hendak menutup wajah vanir dengan kain. Suster itu hanya menunduk sopan. Dan berlalu bersama dengan uisa setelah pamit.

“eotteohke hyung??”aku menatap jasad vanir yang telah dingin membeku.

“gwenchanayo… aku yakin taemin bisa mengatasinya.” Jjong hyung meyakinkanku.

Aku menghempaskan tubuhku bersandar disofa ruangan, mencoba berpikir keras, apakah aku bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk taemin? Entah kenapa akhir-akhir ini aku lebih merasa taemin ini seperti dongsaeng ku sendiri dalam wujud manusia, yah aku menyayanginya seperti adikku sendiri, meski aku benar benar tidak pernah punya saudara dalam kehidupan dewa.

“hyung…”tiba tiba sebuah ide menarik  muncul dikepala ku.

“ne?”

“bisakah aku melakukan sesuatu yang mustahil??”aku tersenyum.

“maksudmu?”

“aku hanya berasumsi, er..maksudku, aku punya teori.”

“tumben kau mulai berani berasumsi dan berteori? Ok, malhaebwa..”

“tentang mengingat satu tujuan ketika berubah wujud menjadi dewa.”semangatku mulai berpacu “kami memang tidak akan mengingat diri kami sebagai manusia disini, keundae, apakah aku bisa mencoba untuk mengingat satu tujuan tentang kisah kami menjadi dewa disini?maksudku, aku ingin menceritakan kepada yang lain bagaimana nikmatnya mereka menjalani kehidupan sebagai manusia? Otte??”

Jjong hyung tampak berpikir, huh, si surt ini benar benar membuat ku frustasi. Tidak bisakah dia hanya mengatakan, yes, of course u can.

“otte hyung???”aku tidak sabaran.

“hmm…geuraeyo??”kali ini dia melipat kedua tangannya memeluk dada “tidak ada salahnya dicoba. Aku yakin pasti bisa”dia tersenyum.

“itu yang ku maksud hyung, dukungan mu!”

“aku akan memberi tahu mu satu hal penting.”jjong hyung mengedipkan sebelah matanya.

“mwohaeyo?”

***

Samael POV (aka key)

Aku mengawang diudara tepat di halaman perpustakaan chundam highschool. Seperti biasa, aku merasa seperti dipanggil. Ya, begini lah rasanya ketika tugas sebagai samael, dewa pemegang kunci heaven or hell. aku perlu menjemput seseorang yang jiwanya tertinggal di seoul hospital. Langkah ku sedikit melambat jika bisa didefenisikan begitu, sepertinya, sosok jiwa yang akan aku jemput bukan lah manusia biasa seperti kebanyakan kasus. Tebakanku dia manusia dari golongan khusus. Seperti midgar maer? Yah, aku baru dengar kasus yang seperti itu dari thor. Sangat jarang dijumpai, dan kebetulan ada pada masa ini.

“samael..” aku mendengar suara alpheim dibelakangku. Aku semakin memperlambat langkahku.

“ah, alpheim”

“kau sedang dalam tugas mu.”

“yeah, seperti yang kau lihat, ada roh yang sedang menunggu ku dirumah sakit. Kau ikut?”

“tentu saja.”alpheim mensejajarkan langkah kami “siapa manusia yang menyedihkan itu?”tanyanya kemudian.

“salah satu siswi chundam high school. Dia mengulur ngulur waktu.”

“maksud mu?”

“dia sebenarnya punya pilihan, kau tahu? Manusia golongan Midgard maer, sebenarnya ini belum waktunya untuk pergi, dia hanya terpisah dari raganya. Dia punya kesempatan untuk kembali jika dia mau. Itulah yang membuat nya mengulur ngulur waktu. Dia sedang menimbang untuk bertahan atau menyerah.”

“jadi dia menyerah sekarang?”

“sepertinya begitu. Dan itu alasan kenapa aku disini sekarang.”

Kami mulai menembus atap rumah sakit seoul hospital. Dan kemudian menuju waiting room di lantai 3. Aku melihat seorang yeoja meringkuk disudut ruangan dengan cahaya berpendar disekililing tubuhnya. Dia menatap ke arah kami, menyambut kedatangan kami dengan damai. Sepertinya ini yang dia harapkan. Seperti biasa, aku mengulur tangan untuk menyambut jiwa manusia yang telah pergi dengan damai. Yeoja itu tersenyum dan meraih tangan ku. Tugas ku selesai, tinggal mengantarnya ketempat damai sesuai harapannya. Onew berjalan disisi satunya lagi, jadi posisi kami lebih tepatnya seperti mengapit kedua sisi roh yeoja ini.

Tidak butuh waktu lama, sebuah gerbang putih besar terlihat dari kejauhan. Yeoja ini tersenyum, tapi tiba-tiba langkahku terhenti ketika perintah tetua aesir bersuara dipikiranku.

Kembalikan yeoja itu samael, kembalikan dia ketempat asalnya. Belum saatnya dia pergi. Kembalikan dia. Aku mendengar perintah dewa aesir dari pikiran ku. Tapi kenapa?

“kenapa berhenti?”tanya alpheim yang tampak sedikit tidak nyaman.

“sepertinya kau harus kembali wahai manusia yang beruntung.” Aku menatap jiwa yeoja yang penuh kedaimaian ini. Dia tampak syok.

“wae?”

“apa kau keberatan untuk kembali?”

“ani.”jawabnya jujur.

“kalau begitu, aku akan kembali mengantarmu.”

Kami berbalik menuju ketempat sebelumnya. Alpheim masih mengikuti, aku tahu dia sedang tidak menjalankan tugas, tapi kenapa dia terus mengikutiku? Aku tidak keberatan, biasanya odin yang selalu menemani setiap langkahku. Tapi rasanya, aneh saja.

Kami memasuki ruangan dimana tubuh yeoja itu terbaring. Dia menatap tubuhnya dengan senyuman kecut. Aku mengangguk ketika dia menatap ku. Tanpa diperintah dia naik keranjang dan berbaring dan bersatu dengan tubuhnya.

Jonghyung POV

Tit…tit…tit…aku tersentak ketika mendengar bunyi monitor EKG  kembali normal. Spontan aku bangkit dari sofa menuju ranjang vanir.

“kau berhasil taemin.”aku tersenyum lega. Vanir mulai membuka matanya

“su…sun..bae?”dengan susah payah dia berusaha untuk berbicara dari balik mulutnya yang kelu. Aku menggenggam tangannya yang mulai hangat.

“ssshh…jangan banyak bicara. Syukurlah kau telah kembali. Semua berkat taemin.”

“ta..taemin??nu..nuguya?”

“eh?kau tidak mengenalnya?”aku syok bukan main, vanir hanya menggeleng. Wae?? Apa yang sebenarnya terjadi?apa vanir amnesia?

“kau kenal aku??”ah, pertanyaan bodoh. Tapi tidak ada salahnya ditanya. yang menganggetkan, vanir menjawab dengan anggukan. Berarti dia mengenalku. “taemin??kau tidak mengenal taemin??” lagi lagi dia menggeleng.

Aku mendesah frustasi. Apa yang dilakukan taemin diatas sana?? Yaa taemin! Apa gunanya kau mengembalikan dia jika dia tidak bisa mengingatmu???? Aku meneriaki diriku sendiri.

“istirahatlah vanir.semuanya akan baik baik saja ketika kau bangun nanti” aku kembali menatap vanir dan mengelus kepalanya seperti mengelus kepala seorang dongsaeng. Dan membiarkannya beristirahat.

***

alpheim POV

Vanaheim. Inilah wilayah bagi kaum dewa kecil golongan vanir. setelah sekian lama diturunkan kebumi, aku baru bisa menduduki kursi tahtaku kembali. Begitu juga dengan samael. Aku mencoba mengingat kehidupan ketika kami berada dibumi. Tapi..sungguh, aku benar benar tidak bisa mengingatnya sama sekali. Dimana thor?

“ada apa alpheim?kau tampak gelisah.”samael menyadarkan lamunanku.

“ah, samael. Kau bisa mengingat dirimu ketika berada dibumi?”

“tidak”

“seperti dugaanku.”

“apa itu mengganggumu?”

“sedikit” aku kembali berpikir, seandainya ada sesuatu yang bisa mengingatkanku ketika aku berada dibumi.

Tiba tiba petir menyambar, diikuti suara gemuruh. Tak berapa lama kemudian thor melesat dengan cepat menduduki kursi dengan membawa palu mjolnirnya.

“thor.”lega rasanya setelah melihat thor, entah kenapa, sepertinya aku memang menunggu kedatangan thor sedari tadi.

Thor bangkit dan menghampiri kami dengan senyuman yang berkilau. Apa yang terjadi. Cahaya matanya tampak berbeda, seperti biru kekuningan.

“bisa kita bicara diperpustakaan vanaheim?”

“ne.”aku dan samael mengikuti thor menuju perpustakaan vanaheim.

Tidak banyak dewa yang mengunjungi  perpustakaan, hanya ada 3 dewa yang sedang sibuk mendiskusikan sesuatu. Kami menunduk menyapa para senior. Dewa nun, dewa jeti dan dewa bury yang merupakan dewa ilmu pengetahuan.

Minho melesat menuju 5 blok rak buku yang berjejer tinggi dan kembali dengan sebuah buku hitam legam tebal ditangannya.

“apa itu?”

“buka”perintahnya.

Aku dan samael membuka buku itu perlahan. God in earth. Tidak ada tulisan, melainkan semuanya berisi dengan gambar gambar penceriteraan, gambar gambar dengan simbol kehidupan dewa yang berada dibumi, mulai dari yang bahagia sampai yang hidup sesangsara.

“aku tahu ini.”aku menyerahkannya pada samael.

“menurut mu?”

“entahlah, sebagian dari mereka menyukai hidup sebagai manusia, merasakan kasih sayang. Dan sebagian yang terbuang merasa terhina dan tersiksa?kesimpulan ku.”

“ne opsseo!” samael setuju dan mengembalikan buku itu ketangan thor.

“maksudku, tidak kah kalian tertarik mencobanya?”

“apa??”aku menatap samael dan samael menatapku, kami sama sama menatap thor tidak percaya. Apa maksud perkataannya? Kenapa dia tiba tiba membawa kami kesini dan bertanya?

“aku mendengar mu alpheim.”sela thor yang mendengar pikiran ku.

“aku sama sekali tidak bisa mengingat satupun kenangan manusiaku. Itu sungguh memuakkan. Apa yang menjadi pertimbangan ku seperti mereka? meraka pernah turun kebumi tapi tidak seperti kita yang benar benar mendapat tugas dan diberi wujud dalam bentuk manusia.”

“aku bahkan tidak bisa mengingat wajahku sendiri ketika aku menjadi manusia!” sambung key yang terdengar lebih frustasi.

“kalian ingin mengingatnya?ah, maksudku, apa kalian ingin melihatnya?”

“caranya?”

***

Kiseop POV

Ah, umur panjang! Aku tersenyum dengan 2 kata itu. Aku tidak akan musnah dalam waktu dekat. Siapa yang mau mati? Hanya mereka yang bodohlah yang mau mengakhiri kehidupan mereka. aku berbaring dikasurku dengan perasaan yang sungguh memuaskan. Sayang sekali saudaraku. Padahal kau sendiri tahu kalau kehidupan dewa dan manusia tidak pernah berakhir bahagia.

“kiseop???”seperti biasa, wanita paruh baya yang merasa menjadi umma ku selalu berkoar ketika jam makan malam tiba.

“ne..aku turun.”dia tidak akan diam kalau aku tidak menjawab. Aku meraih jaket hangat tebal dan memakainya. Melangkah menuruni tangga. Appa sudah duduk manis dengan jubah hitam tebalnya.

Kami berdoa terlebih dahulu sebelum makan, seperti biasanya. Hal yang menjadi rutinitas perwujudan rasa syukur.

“ah, chogi, mungkin minggu depan kita akan pindah ke amerika.”namja paruh baya yang merupakan appa angkatku tersenyum sambil menyeruput coklat panas favoritnya.

“jeongmal?”aku tidak tertarik. Dimanapun tempat dibumi ini, semuanya sama saja. Sama sama memuakkan.

“ne yeobo.”senyum tipis terukir diwajah umma. Cih. Aku tidak tertarik sama sekali “appa mendapat jabatan baru sebagai CEO diperusahaannya untuk cabang yang berada diluar negeri.”

Satu hal yang kalian tahu, keluarga ini memang tidak terlalu kaya. Maksudku sederhana. Appa bukanlah orang dengan jabatan bagus. Tapi dia merupakan orang yang cerdas. Begitulah sepengetahuanku, asumsiku, akhirnya atasannya bisa melihat kemampuan yang dimiliki appa setelah sekian lama hingga pada akhirnya dia bisa mendapat posisi bagus.

“oh arsseo.”aku meneguk air putih hingga habis. “umma, aku ingin membeli buku di book store 2 blok dari sini. Bolehkan?”

“ne, boleh, tapi kau jangan pulang terlalu larut arachi?.”lagi lagi dia tersenyum.

“igeo..”appa mengulurkan beberapa lembar won kepada ku, aku tersenyum dan menerimanya.

“gomawo aboji. aku tidak akan pulang larut. Hanya butuh beberapa buku bacaan baru.”

Aku pamit kepada mereka berdua. sebelum keluar, umma melingkarkan hoddie hitam hangat disekeliling leherku. Sebenarnya aku tidak suka dengan perhatian nya yang berlebihan seperti ini, seolah olah aku terkesan anak yang lemah dan manja. Aku tidak pernah membantah atau menolak. Entah lah, setidaknya aku meninggalkan kesan anak yang baik dimatanya.

Aku meninggalkan pekarangan rumah dan menutup pagar. Untuk menghindari kebekuan dan udara dingin, aku menyembunyikan kedua telapak tanganku di balik saku jaket wol tebal yang sedang aku kenakan. Seperti biasa, jalanan selalu ramai ketika malam tiba, setelah aku keluar dari jalan setapak menuju perumahan.

2 blok setelah rumah ku, adalah jalan raya. Lampu lampu jalan satu persatu mulai menerangi jalan. Aku menatap langit kelam yang sepertinya tampak mendung. Apa sebentar lagi hujan?

CheonDung Book Store tampak dari arah seberang jalan berdampingan dengan sebuah cafe kecil, bukan toko buku yang besar, setidaknya bukunya banyak yang menarik. Itu cukup bagiku. Aku berjalan menuju zebra cross tempat dimana orang orang menunggu untuk menyebrang jalan.

Drrtt…drrtt.. aku merogoh saku celanaku ketika merasakan ponselku mulai bergetar sambil terus berjalan.

Author POV

“ne yeoboseyo?”

“kiseop-ssi yeyo?”

“ne. Nugusseyo?”

“kami dari seoul hospital. Kabar gembira untuk anda, vanir selamat, hanya anda yang bisa kami hubungi dari pihak keluarganya.”

Namja itu syok dan seketika itu berhenti tepat ditengah tengah jalan raya.

“mw…mwo??”

TINNN!!!1 TINN!!! Sebuah truck besar melintas. sekelebat ingatan kiseop kembali seperti bergerak mundur.

“seandainya kau tahu. Kau akan mati besok jika umur vanir tidak menolongmu.!”

“mwo?” ponsel yang kiseop genggam terjatuh hingga bunyi berderak. Kepala truck tepat berada didepan wajah nya.

BRAKHH!! Kiseop terlempar 20 meter dari arahnya berdiri. semua saksi mata yang berada ditempat kejadian histeris. Dan bahkan ada seorang yeoja yang berteriak seperti orang gila ketika melihat tubuh kiseop yang tidak berbentuk lagi. Dengan tubuh yang telah patah menjadi 3 bagian dan kepala yang pecah.

***

Samael POV

“kau serius??kita memasuki perpustakaan Asgard??”aku dan alpheim hanya mengikuti langkah thor. “kita juga masuk keruangan khusus yang golongan vanir dilarang memasukinya.”

“tenang saja. Tidak akan ada yang tahu.”

Kami memasuki sebuah ruangan besar yang berdindingkan cermin disekelilingnya. Kau hanya akan melihat pantulan bayanganmu dari segala arah.

“jadi?”aku tidak sabar. Dia mengajak kami kesini hanya untuk bercermin?

Thor menatap lurus kearah kaca utama yang bertuliskan edda diatasnya. Lebih tepatnya ukiran bening yang sedikit samar karena hampir sama seperti cermin, hanya saja tulisannya sedikit terlihat timbul hingga masih bisa terbaca. Sinar matanya mulai meredup dan kemudian hilang. Eh? Apa yang dia lakukan?? Cermin cermin yang berada disekeliling kami mulai berubah, dan memunculkan ptongan-potongan gambar manusia? 5 namja rupawan yang sedang duduk disebuah sudut ruangan dengan buah apel ditangannya?tapi anehnya, tatapanku tertuju pada seorang namja, Aku seperti merasa dekat dengan sosok namja berambut pirang dengan 5 piercing ditelinganya.

Gambar itu kemudian memudar dan berubah menjadi pemandangan sekolah. Lagi lagi aku melihat namja berambut pirang itu. Seorang yeoja menghampirinya, tersenyum malu malu dan memberikan sekotak bingkisan mungil bewarna pink. namja yang berada disampingnya menahan tawa. Aku seperti mengenal dekat namja itu. Choi minho, aku melihat name tagnya. Minho? Namja berambut coklat yang menjadi table mate namja berambut pirang itu.

alpheim POV

Kami seperti merasa meonton school dramatical diruangan ini. Yang lebih membuatku frustasi, aku merasa begitu dekat dengan semua potongan potongan gambar ini. Aku merasa kedekatan yang begitu intens ketika melihat namja dengan mata sipit yang tersenyum lucu hingga matanya menghilang dan meninggalkan garis lurus. Namja itu kelihatan seperti maknae, tapi sebenarnya dia adalah the eldest. Lebih bijaksana dalam sikapnya.

Aku bisa melihat namja itu tersenyum ketika membantu seorang yeoja yang kesusahan karena mengantri dikantin. Dengan tersenyum namja itu memberikan nampan yang dia pegang. Yeoja itu tampak senang dan berkali kali mengucapkan kata  “gomawo” terlihat jelas, namja itu merasa puas dan senang.

===

Setelah lama melihat potongan potongan gambar yang tidak begitu sempurna, akhirnya cahaya dimata thor mulai kembali, dan bersamaan dengan itu cermin diruangan itu kembali seperti semula.

“eotteohke?”tanyanya setelah kembali. “itulah beberapa potongan kenangan kalian dalam wujud manusia, aku hanya mampu membawa potongan kenangan ketika kalian bersama dengan ku.”

“benarkah?itu tadi adalah kami?maksudku kita?”aku tersenyum penuh kelegaan. Inilah yang aku tunggu. Meski aku tidak ingat sama sekali, tapi aku merasa begitu bahagia melihatnya.

“aku juga”samael ikut tersenyum. “bagaimana kau bisa mengingatnya?”

“aku tidak bisa mengingatnya.”

“eh??”aku dan samael saling bertatapan.

“seperti yang kita ketahui, aku mengingat satu tujuan ketika kembali kesini, aku harus menunjukkan semua ini pada kalian. Dan hal yang juga aku ingin ingat adalah, surt lah yang memberitahuku semua ini, termasuk ruangan im mirror yang mampu mentransfer ingatan dewa.”

“daebak! Maksudmu surt golongan raksasa yang ikut bersama kita kebumi?”

“ne.”

***

Jonghyun POV

Aku kembali ke Asgard karena mendapat panggilan oleh tetua aesir. Sekarang wujudku adalah raksasa bermata satu dengan 3 helai rambut kasar yang terurai kedepan. Aku menunduk memberi salam. Yang mulia aesir tersenyum. Sinar matanya lebih terang dari keempat dewa yang turun bersama ku, itu berarti menunjuk kan kekuasaannya.

“berdirilah wahai surt yang pandai.”aku bangkit setelah mendengar perintahnya.

“ya yang mulia.”

“kau tahu kenapa kau ku panggil kesini?”

“tidak yang mulia.”

“odin memutuskan untuk mengorbankan ketahtaannya untuk menyelamatkan seorang yeoja. jadi, tugas untuk dewa kematian akan aku berikan kepadamu, disamping sebagai penghargaan karena kau telah belajar banyak hal dari kehidupan dibumi.”

“terima kasih yang mulia.”aku membungkuk.

“apakah kau sanggup?”

“sanggup yang mulia.”aku merasa kebahagiaan yang tak kentara sekarang, aku adalah surt yang beruntung. Tapi masih ada yang mengganjal dikepalaku “maafkan hamba yang mulia, apakah hamba boleh mengetahui bagaimana nasib odin yang mulia?”

“dia aku buang kebumi dengan ingatan terhapus, ini adalah kasus pertama. Dengankata lain dia menjadi manusia biasa sekarang.” Syukurlah, setidaknya dia tidak dimusnahkan. Aku senang mendenganya.

“aku akan memberimu nama dewa hamdael, aku akan mengubah wujudmu dari surt menjadi dewa golongan vanir. aku percaya kau mampu menjalankan tugas berat ini. Aku sudah melihatnya. Kau akan bisa menangani yeoja, tidak seperti odin yang malah jatuh kelubang yeoja.”

“ya yang mulia”

“seperti sebelumnya, aku juga memintamu untuk berbaur dengan manusia seperti yang dilakukan odin sebelunya.”

Dewa aesir mulai mengarahkan tangannya keatas kepalaku,  dengan cahaya putih bersinar terang hingga menyilaukan pandangan mata ku. Barulah setelah itu aku bisa merasa tubuh ku mulai berubah.

Author POV

3 dewa golongan vanir memasuki wilayah asgard untuk menemui tetua aesir.

“salam yang mulia”mereka bertiga serentak menunduk memberi salam.

“bangkitlah wahai anak anak vanir.” mereka bertiga bangkit. Dan menatap sosok baru dihadapan mereka karena perawakan mereka sama.

“perkenalkan, ini adalah dewa hamdael, the next odin. Dia akan menggantikan tugas odin untuk selanjutnya.” Hamdael menunduk memberi salam.

“ya yang mulia.”

“dia adalah surt yang turun bersama kalian.” Mereka bertiga tampak syok, hamdael tersenyum. Tapi mereka tidak bisa berkomentar banyak dihadapan tetua aesir.

“ah, kenapa kalian tiba tiba datang kesini?”

“maafkan hamba yag mulia, kami kesini ingin meminta izin akan perwujudan manusia. Kami tertarik dengan kehidupan manusia yang mulia.”thor menunduk, diikuti dengan samael dan alpheim. Aesir bangkit dari singgasananya, tampak sedikit kecewa.

“kalian tahu resikonya?”aesir tetap menunjukkan kebijaksanaannya.

“ya yang mulia, kami akan meninggalkan keabadian dan menjadi makhluk fana yang mulia.”

“dan kami bersedia yang mulia.”sambung alpheim.

“tapi ingatan kalian tidak akan terhapus seperti yang aku lakukan terhadap odin. Kalian akan merasakan apa yang diarasakan oleh dewa dewa yang pernah minta untuk tinggal dibumi.”

“ya yang mulia.”

“ingat kalian akan merasakan perbedaannya, dan ketika kalian sadar, kalian tidak akan pernah bisa kembali kesini, sanggupkah?”

“kami sanggup yang mulia”jawab mereka serentak

“baiklah, aku akan merubah kalian menjadi manusia seutuhnya dan grim kalian akan mulai berputar.”

***

Taemin POV

Baru sehari aku memasuki sekolah baruku, aku langsung bertemu seorang yeoja menyenangkan yang merupakan table mate ku. Yeoja cantik dan menarik keturunan asing. Bermata biru sebening ocean. dan Hal yang menurutku aneh adalah, entah kenapa aku seperti merasa punya kedekatan intens dengannya, entah dari mana rasa ini datang aku seperti sudah lama menyayangi. Sikap protektifku merasa aku harus melindunginya. Ahh.. entahlah, aku mulai merasa aneh dengan diriku sendiri.

Setelah 2 jam, pelajaran pun usai. Park seonsaengnim meninggalkan kelas.

“kau mau ikut?”tanya vanir sambil memasukkan buku ke tasnya.

“odiga?”

“gereja.” Vanir tersenyum.

“ngapain?”

“berdoa, tentu saja. Mau ngapain lagi? Aku ingin berdoa untuk kiseob sunbae.”

“eh? Kiseop?” aku sedikit terkejut, sepertinya tidak asing ditelingaku.

“ne, apa kau mengenalnya?”tanya vanir.

“aniya, hanya saja.. aku seperti pernah mendengar namanya.”

Aku hanya megikutinya menuju gereja dekat sekolah.  kami melewati lapangan basket menuju gerbang sekolah.

Brukhh! Sebuah bola basket mendarat mulus dikepala ku.

“aww.”aku mengelus kepala ku setelah dihantam sebuah bola.

“ah mianhe dongsaeng, aku tidak sengaja.”namja jangkung perawakan sempurna itu memungut bolanya kembali.

“minho sunbae.”kudengar suara vanir setengah menjerit. Namja itu tersenyum.

“ah, vanir sudah baikan?”

“ne. Ah perkenalkan, ini murid baru dikelasku, lee tamin, taemin ini minho sunbae.”

“lee taemin imnida.”aku membungkuk.dan sunbae yang bernama minho itu tersenyum penuh arti ke arah ku, membuat ku sedikit risih.

“choi minho imnida.” Lagi lagi dia tersenyum aneh.“syukurlah kau baik baik saja taem.”

“eh?”apa maksud perkataannya? Aku sedikit syok.

“ani. Gwenchana. Mian yah soal bolanya.”minho sunbae meninggalkan kami. Aneh sekali.

===

Setelah selesai berdoa untuk kiseop sunbae kami kembali ke kelas melewati jalan yang tadi.

“apa yang terjadi dengan nya? Maksudku kiseop sunbae?”pertanyaan itu terus berputar selama aku berada digereja.

“chogi, dia kecelakaan sebulan yang lalu. Dan langsung meninggal ditempat kejadian. Sungguh kecelakaan tragis. Tubuhnya terlempar beberapa meter hingga menghncurkan kepalanya.”penjelasan vanir terdengar sedikit mengerikan. “dia orang pertama yang menerima keberadaanku. Maksudku, dulu aku tidak seperti ini, seperti yang kau lihat sekarang, tak ada satupun yang mau berdekatan dengan ku. Mereka selalu menghinaku, tapi tidak dengan kiseop sunbae. Dia orang yang baik.” Aku mulai tidak suka nada bicaranya yang terkesan mengagumi sunbae itu.

“oh.”hanya itu komentarku.

“sejak saat itu, orang tua angkatnya berangkat keluar negeri dan pindah keamerika.” Aku hanya mengangguk. “keundae, aku mendengar orang tuanya telah kembali kekorea dan mengadopsi seorang anak lagi.”

“jeongmal? Jadi orang tuanya sama sekali tidak punya anak kandung?”

“ani. Setahuku, kiseop sunbae bilang, orang tua angkatnya sangat baik.”

“geuraeyo? Sayang sekali..”aku mendesah ikut menyesali kepergiannya.

***

Key POV

“kibum-ssi, you turn.”

“ne baek hyung.” Aku merapikan stelan tuxedo hitam didepan cermin, hye sang noona merapikan dasi ku.

“kajja kajja”dia mendorong ku melewati tirai. Dan disinilah aku berdiri sekarang. Aku mulai berjalan penuh kharisma memperagakan busana karya desingner ha sang baek. Aku menjadi modelnya sekarang. Ternyata kami dibuang kebumi ke tempat yang berbeda. Aku tidak menemukan minho ataupun onew hyung ketika aku terbangun dan mendapati diriku sedang berada disebuah cafe dekat dengan butik perancang terkenal Ha Sang Baek. Dia meneriaki ku, seolah olah kami pernah bertemu sebelumnya. Dan ya ku akui itu, kami memang pernah bertemu sebelumnya ketika dia menawari ku untuk menggantikan modelnya selama 2 jam.

Dia menghampiriku dan mentraktirku makan. Yah, ternyata tetua aesir jahat juga, masa dia meninggalkanku hanya dengan sepasang pakaian yang sedang aku kenakan tanpa meninggalkan aku beberapa lembaran won untuk bertahan hidup. Tapi aku beruntung bertemu dengannya, maksudku ha sang baek hyung, dia menawari tawaran sama, akan tetapi kali ini dia benar benar menawari untuk menjadi model catwalk nya. Tanpa pikir panjang aku langsung setuju dan menandatangi kontrak.

Aku diizinkan tinggal di dormnya sejak saat itu. Dan yang menariknya lagi, kami sering sharing. entah bakat dari mana, aku juga menyukai dunia design, dan mencoba mendisgn beberapa kali, dan yang lebih mengejutkan lagi baek hyung menyukai rancanganku. Jadilah aku bekerja disini sekarang. Bagaimana nasibmu minho dan onew hyung? Semoga kalian seberuntung aku ya. Hehe. Aku terus melenggang bak malaikat. Semua lensa kamera menangkapku. Aku tersenyum penuh bangga. Because i am the diva!.

***

Taemin POV

“aku pulang”aku melempar tas kesembarang tempat dan menghempaskan tubuhku ke sofa.

“sudah pulang yeobo?”umma menjawab ku dari ruang tengah. Aku bangkit dan menghampiri umma.

“apa yang sedang umma kerjakan?” dengan terburu buru umma menutp laci dan menatap ku.

“ah yeobo kau mengagetkan umma.” Guratan syok terlihat dari raut wajahnya. “apa kau masih pusing?”kemudian ia memegang dahi ku.

“ani.”aku sedikit bingung dengan tingkahnya.

“umma, bisakah kau ceritakan apa yang terjadi sebenarnya denganku?”

“maksudmu?”

“aku tidak bisa mengingat apapun selalin diriku berada dirumah sakit sebulan yang lalu ketika aku diamerika. Maksudku, aku tidak bisa mengingat kejadian sebelum itu. Apa kalian benar benar orang tua ku atau..”aku menggantung kalimatku.

“kenapa kau tiba tiba kepikiran seperti itu?”suara umma terdengar bergetar sekarang.

“jujur saja padaku umma, aku hanya ingin tahu yang sebenarnya. Aku janji aku tidak akan marah.” Umma terdiam tampak berpikir.

“chogi, ketika umma menemani appa untuk check up masalah jantungnya. Ketika kami keluar dari ruangan dokter vince seorang dokter lain menghampiri dokter vince dan berkata mengenai seorang anak yang ditemukan tanpa identitas dan sedang dirawat ketika itu.” Aku terus menyimak perkataannya. “seketika itu appa langsung meminta persetujuan dokter vince untuk melihat mu. Kami jatuh cinta pada saat melihat mu pertama kali. Wajah polos, manis, kau seperti bayi malaikat yang sedang tertidur. Karena tidak ada yang bertanggung jawab untuk kasus mu, kami meminta dokter vince untuk mengurus mengenai adopsi mu. Dan itulah alasan kenapa kau berada sekarang.”umma tersenyum.

Aku mengerti setelah mendengarkan penjelasan umma. Apa aku marah? Tidak. Setidaknya aku berterima kasih kepada umma dan appa karena mereka telah menyelamatkan ku dari ketelantaran. Lantas siapa aku ini sebenarnya???

“gomawo umma. Stidaknya kalian telah menyelamatkanku.” Umma tersenyum dan memelukku. “apakah umma tidak punya anak sebelumnya, maksudku..”ah, aku jadi merasa bersalah, apakah pertanyaan ku menyinggungnya? Umma menatapku sendu.

“ne, kami juga punya anak angkat sebelumnya. Dia meninggal menjelang seminggu keberangkatan kami ke amerika. Kira kira sebulan yang lalu. Kami berusaha mengubur kenangan bersamanya meski tidak bisa hingga pada akhirnya kami menemukan mu dan kembali kesini. Setidaknya kau telah menyembuhkan luka di hati kami.”senyum tulus terukir diwajahnya.

“boleh aku tahu siapa namanya?”

“kita terlahir dari keluarga lee, taem. Kami memberinya nama sama seperti kami memberi nama mu Lee Taemin. Dengan marga Lee. Nama hyung mu adalah Lee kiseop.”

“Mw…mwo??????”

***

Onew POV

“annyeong haseyo..” KRING KRING, bunyi berdering selalu keluar ketika pintu restoran terbuka.

“annyeong haseyo..”aku menghampiri meja pelanggan yang baru saja datang “ada yang bisa kami bantu. Anda mau pesan apa noona? Hari ini kita punya beberapa menu spesial. Seperti chicken salad black paper, Fried chicken mushroom sauce, chicken crispy special.” Seperti biasa, senyum spesial untuk setiap pelanggan tak pernah lupa. Kedua noona itu menatapku syok, bahkan mulut mereka separo terbuka. Apa ada yang salah dengan wajah ku?

“kyaa!! Kyeopta!”noona dengan rambut dikuncir menahan jeritannya. Aku hanya tersenyum menanggapi. Kau orang yang ke 589 yang mengatakan itu noona.

“kami pesan semuanya.”sahut noona yang satu lagi masih dengan tatapan syok.

“ok. Gamsahamnida. Jakkabmanyo:)” aku tersenyum sebelum permisi.

Kisahku. Aku dibuang oleh aesir dengan tempat yang berbeda dengan minho dan key. Aku terdampar di pinggir dengan perut kelaparan di samping restoran ini. Ketika melewati restoran, aku melihat sebuah pengumuman kalau restoran ini sedang butuh seorang pelayan. Tanpa pikir panjang aku langsung melamar dan diterima, karena manajernya seorang yeoja. Mungkin dia terpana dengan ketampananku? Sepertinya begitu. Dan mulai saat itu, aku jadi bisa makan ayam setiap hari. Ya, rerstoran ini khusus menjual berbagai hidangan olahan ayam. Dan dengan bangga ku akui, aku chicken maniak sekarang.kekekeke. semoga key dan minho baik baik saja disana, dimanapun mereka berada.

“lama menunggu?”aku kembali dengan membawa hidangan pesanan mereka.

“ani.”lagi lagi mereka menahan nafas.

“igeo, chicken salad black paper, Fried chicken mushroom sauce, chicken crispy special. Dan tidak lupa, senyuman manis dari ku..”aku sedikit menggoda noona ini. Dan alhasil mereka pingsan ditempat. Hahaha. Ayamnya buatku ya noona.

***

Minho POV

“hyung, bagaimana ini, stick yang disebelah sana rusak.”seorang dongsaeng kecil merengek kepada ku.

“jeongmal? Odiga?”aku menghampiri PS2 yang dia maksud dan mengambil stick yang dia bilang rusak. Aku tersenyum.

“ini tidak rusak saeng, tapi kabelnya belum di colok.”aku terkekeh dan menyambungnya ke PS.

“hehe, gomawo hyung.”namja kecil itu mengeluarkan cengiran lucu, aku tertawa sambil mengacak ngacak rambutnya.

“minho-ya!” panggil hyung pemilik rental gamestation ini.

“ne hyung.”

“saatnya makan malam. Kajja.”

“ne hyung.”

Sekarang aku tinggal di gamestation ini dengan berpasilitaskan kamar kecil yang menurutku sangat keren. Aku punya semua game disini, meski bukan milikku. Ya, aku kerja sampingan disini setiap pulang sekolah. Dan aku sangat berterima kasih untuk itu. Ketika itu aku turun pada malam hari ditengah jalan yang dingin. Aku melihat sebuah game station yang masih buka hingga 24 jam. Kebetulan sedang ada taruhan dalam permainan winning eleven. Dengan modal nekat aku ikut taruhan tanpa uang. Dengan jaminan hidupku. Kalian tahu hasilnya? Yeah and horayyy!!! Aku kalah telak. Hingga mengabdi seumur hidupku di game station ini, dan inilah yang aku harapkan. Tinggal ditempat yang lebih indah dari surga, menurut ku.

Ternyata jinwoon hyung orang nya tidak sebengis kelihatannya. Dia mengizinkan ku untuk tetap sekolah dan tetap memberiku gaji. Dan sudah termasuk makan ku sehari hari. Jadi aku bisa membiayai sekolah ku sendiri dari hasil gajiku. Gomawo jinwoon hyung. Saranghaeyo.

“kau ingin tambah lagi?”tawar jinwoon hyung “kali ini aku traktir.”

“jeongmal??ne hyung, aku lapar sekali. Ahjumma, 3 mangkok jajamyun lagi.”

“mw..mwo???”jinwoon hyung tersedak.

***

Taemin POV

aku masih tidak habis pikir ternyata kiseop itu adalah saudara angkat ku. Heh? Perasaan baru kemarin vanir memuja muja dia. Apa bagusnya sih kiseo itu? Huh, Kenapa kau malah jeleous. Ini sudah memasuki bulan kedua aku sekolah di chundam high school.

“hey! Tampan!”vanir menghampiri ku. Muka ku dibuat seperti udang rebus olehnya.

“annyeong vanir, taemin.. kalian serasi sekali.” Beberapa teman sekelas kami lewat dan menggoda kami. Vanir hanya terseyum, entah kenapa, aku begitu menyukai senyuman itu, sepertinya aku merindukan senyuman itu sudah sejak lama. Ani ani, kenapa aku jadi aneh begini?? Baru sebulan aku disini dan mengenalnya, kenapa bisa langsung timbul perasaan seperti itu? Ah tidak mungkin.

“yaa taemin, kau mau cake muffin tidak? Diseberang jalan cake muffinnya terkenal enak lo. Kau mau mencobanya?”

“oke. Kenapa tidak?”aku tersenyum, yeoja  ini selalu tampak bersemangat, semua orang orang menyukainya. Eh? Ada apa dengan ku, kenapa aku terus terus memikirkannya.

“jakkabman, kau tunggu disini, kita akan makan sambil jalan. Well wait a minute.”

Aku hanya tersenyum dan mengangguk, turuti saja lah kemamuannya. Vanir menyebrang ketika lampu merah, aku terus memperhatikannya hingga sosoknya menghilang ketika memasuki toko.

***

Jonghyun POV

Aku merindukan saudara saudaraku. Yah, jeongmal bogoshiposseo. Taemin, onew, minho dan key. Meski kalian tidak melihat ku, tapi aku terus memperhatikan kalian. Setidaknya kalian sudah berada ditempat yang kalian harapkan sekarang.

Seperti biasa, tetua aesir selalu mempasilitasi kami para dewa ketika ditugasi untuk turun kebumi. Aku tinggal sendirian di dorm dengan fasilitas lengkap. Aku punya semua yang aku butuhkan. Dan aku tidak di sekolah lagi sekarang, melainkan universitas, yah aku mendapat tempat yang cukup istimewa, kuliah di salah satu universitas negeri mengmabil jurusan kimia, kenapa aku tertarik ilmu kimia? Entah lah, menurutku ilmuwan itu keren.

Karena aku merindukan sekolah lama ku, aku berniat untuk mengunjunginya sebentar, mana tahu aku bisa bertemu taemin atau pun minho. Tapi, aesir bilang aku tidak boleh memperlihatkan diri secara terang terangan kepada minho, key dan onew. Peraturan macam apa itu?? Haha, mungkin dia takut kalau mereka bertiga menghasut ku untuk menjadi manusia. Sejujurnya aku tertarik, tapi aku masih ingin merasakan apa yang dirasakan taemin sebelumnya.

Aesir benar beanr memanipulasi keadaan ternyata, aku tidak tahu bagaimana dia melakukannya. Seolah olah keadaan kembali normal seolah olah mereka tidak pernah ada. Dan vanir melupakan taemin? Ku rasa itu salah satu dari manipulasi yang dilakukannya. Ah andai aku bisa menjadi dewa golongan aesir.

Grim atau tanda kematian. Yah angka yang terus berputar dan bergerak mundur itulah yang terus aku lihat disepanjang jalanan. Aku memasang headphone merah yang sedari tadi aku kalungi dan menyetel musik keras keras. Beginilah yang dirasakan oleh si maknae itu?

BRUHK.

“aww.”seseorang berseragam sekolah menabrak ku ketika keluar dari sebuah toko kue.

“jeosonghamnida!”dia membungkuk bungkuk meminta maaf.

“vanier?” aku syok bukan main, yeoja itu tampak bingung. Aku bukan syok karena melihatnya, tapi aku syok karena bisa melihat angka diatas kepalanya. Bukankah taemin tidak bisa melihatnya? Dan lebih mengagetkan lagi angka itu sangat pendek dan tinggal menghitung beberapa detik.

“apa kau mengenalku??”tanyanya bingung.

SHITTT!!! BRAKKH!! Sebuah mini bus menghantam toko kue hingga menghancurkan halamannya. orang orang yang berada disekitar kejadian teriak histeris, tidak ada korban jiwa, hanya saja sumber pipa air didepan toko pecah hingga menyemburkan air deras. Polisi langsung datang dan menurunkan si supir yang tampak syok.

“gwenchanayo?”aku menindih tubuh seorang yeoja yang hampir ditabrak.

“gwenchana.”dia masih tampak syok.

Vanir POV

“gwenchanayo?”tanya seorang sunbae yang sepertinya mengenalku. Tapi aku tidak mengenalnya aku rasa. Tubuhku seperti remuk karena terhempas dan tertindih olehnya tapi aku beruntung karena aku selamat.

“gwenchana” dia berdiri dan mengulurkan tangannya. Aku meraihnya dan bangkit merapikan seragam sekolah ku.

“vanir.. gwenchanayo??”taemin berlari setengah kehabisan nafas menghampiriku dan terlihat sangat khawatir.

“gwenchana taemin.”detak jantungku masih berpacu. Aku mengernyit ketika melihat ada angka yang melayang diatas kepala taemin. Dan aku melihatnya disetiap kepala orang orang yang lewat dan berada disekitarku dengan angka yang berbeda. Aku meraihnya, tapi tembus seperti bayangan. Angka itu masih disana.

“ada apa vanir?”alisnya bertaut. “kau tidak apa apa?”

“gwenchana”aku mengalihkan pandanganku untuk menatapnya. “untung seorang sunbae menarikku tadi, dia..”aku kaget ketika aku tidak bisa menemukan sosoknya. Kemana perginya sunbae itu? Kenapa dia pergi begitu saja tanpa pamit? Aku melempar pandang ke penjuru arah. Hanya ada beberapa petugas polisi dan mobil penderek yang berusaha mengangkat minibus yang sepertinya tersangkut. Dan penumpang yang dievakuasi.

Aku kembali memperhatikan angka diatas kepala taemin.

“ada apa vanir? kenapa kau terus terusan menatap kepala ku?”taemin terlihat cemas. “tapi syukurlah kau tidak apa apa.”dia memelukku. “aku tidak tahu apa jadinya kalau sampai kau pergi.”aku tersenyum mendengar pengakuannya. Aku mencoba mengabaikan angka itu.

“aku tidak ingin terlambat. Aku akan mengatakannya disini. Vanir.. saranghaeyo.”taemin tersenyum lebar.

“eh?? 00.00”setengah sadar dan bingung, aku melihat angka diatas kepala taemin 00.00 dan mengerjap ngerjap, taemin tersenyum manis.

BRHUKH!!! Minibus yang ditarik paksa oleh penderek terlepas menghantam taemin keras dari sisi samping hingga dia terlempar kejalanan dan langsung disambut oleh mobil ford yang melaju kencang.

“TIDAK!!!!” semuanya gelap.

END

Hahahahahahah, author Cuma pengen ketawa. Hahahha *taemints udah pada nyiapin golok” hellow readers!!! Kalian masih sadar?? Ceritanya udah END loh udah END!! Jelek banget yah endingnya. Sad ending kan. *evil smirk* yang minta after story, kalian menyesalkah?? Hehehe, mianhe, author bikin sedikit lebih menarik, eh??# ini sih lebih sadis thor. aku gag terima! Taemin ku kok is dead?? Alah… banyak cincong ih, ini keputusan author. Titik. *readers: mari kita rajam author bareng bareng!* author: kaboooorrr!!!! Otte otte?? Karena disamping nanya side story, and ada juga yang nanya after story, alhasil side and after ane gabungin dah. Gaje kagag?? Kagag!#ngarep. Hayo hayo komennya. Komenmu semua menjadi penyemangat tulisan ku loh. Hoho#lebeh deh. Gimana menurut kalian? Apa ada part yang sesuai harapan kalian??#kagag. Nangis dah ane. Oh ya, kalo pengen memahami apa yang terjadi dengan vanir. coba deh nonton videonya lagu save me – nickelback. Pasti paham#yakin?

NB: Thor,.. semakin banyak pertanyaan ku terjawab, makin banyak pulak misteri yang muncul neh, itu vanir kenapa?? Jjong kemana?? Taemin mati kagak??ah, tau ah. Author gaje! Author gila! Author stress! Author sarap! *author pasang headphone stel musik keras keras*

©2011 SF3SI, Freelance Author.

This post/FF has written by SF3SI Author, and has claim by our signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

• Open FAQ page for ask something.
• Open GUESTBOOK for new reader
• Open Join Us page to know how to send your FF
• Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
• For new reader, please join page Talk Talk Talk
• Open page LIBRARY if you miss some FF