Unbelievable [2.2]

UNBELIEVABLE (2.2)

Main cast : Kim Keybum, Lee Taemin, Shim Hyejin

Support cast : Lee Jinki, Kim Jonghyun, Choi Minho, Shim Changmin, Cho Kyuhyun, Kwon Jiyong, Lee Donghae, Kim Jaejong.

Author : Keyobbo

Genre : Fantasy, Angst, Romance, friendship, Humor (Semua genre di borong)

Length : Two Shoot

Ratting : PG 16 (saya kurang yakin)

Annyeong ^_^

Masih pada ingat gak sama part yang sebelumnya? Semoga ingat ya.

Ok langsung di baca aja bagi yang berminat hehehehehe, semoga endingnya memuaskan kalian. Jangan lupa comment-nya ya?!

-GOMAWO-

Part sebelumya:

Saat taemin dan hyejin bangun, mereka tidak menemukan key di manapun.

“Key oppa, mana?” tanya hyejin.

“Molla. Tadi waktu aku bangun dia sudah tidak ada. Aish, bahkan dia pergi tanpa mematikan TV”. Taemin baru akan mematikan TV, namun niat itu urung dilakukan karna headline news pagi yang menyita perhatiannya.

Hari ini korban kecelakaan pesawat telah dapat diindetifikasi oleh pihak kepolisian. Kecelakaan yang terjadi 2 hari yang lalu telah mengakibatkan seluruh awak pesawat meninggal dunia. Berikut akan kami tayangkan korban-korban yang meninggal beserta fotonya.

1. Kim jonghyun
2. Lee jinki
3. Lee donghae
4. Kwon jiyong
5. Shim changmin
6. Kim Jaejong
7. Kim kibum
8. Cho kyuhyun and bla bla bla bla—–

 

Seketika kedua mata taemin membulat setelah membaca nama kim kibum pada layar televisi. Tubuhnya bagai membeku, kepalanya menggeleng-geleng seolah-olah tidak percaya dengan apa yang di lihatnya. “Aniy aniy aniy, ini tidak mungkin. Nama kim kibum tidak hanya 1 di korea . Pasti bukan. Tapi foto itu..itu…jelas jelas wajah key hyung.”

“Ya lee taemin! Apa yang k—-“

PRANG

Gelas yang dipegang hyejin jatuh dan pecah dilantai, kakinya lemas sehingga tidak mampu menopang tubuhnya. Hyejin terduduk dilantai, matanya masih terus menatap layar televisi.

“Tidak mungkin.” Hanya itu yang mampu dia katakan. Taemin menghampiri hyejin berusaha untuk menenangkannya.

“Hyejin-ah, tenanglah. Aku yakin itu bukan key hyung. Kecelakaan itu terjadi dua hari yang lalu, sedangkan key hyung tadi malam masih ada bersama kita. Foto itu…foto itu pasti hanya mirip sekilas saja dengannya.” Hyejin hanya diam, dia merasa tubuhnya seperti membeku. Bibirnya kelu, hanya air matanya saja yang terus mengalir.

“Key hyung sekarang pasti sedang di apartement-nya. Dia pasti sedang bersiap-siap untuk ke jepang. Aku akan menelponnya, yah menelponnya.” Taemin pun beranjak dan mengambil poselnya.

“Sial!” umpatnya saat mendengar suara operator yang memberi tahu bahwa nomor key tidak aktif. Berulang-ulang kali di cobanya tapi sia-sia, hasilnya sama saja.

“Hye, apa ada nomor lainnya yang dapat dihubungi?” tanya taemin pada hyejin dan hyejin hanya menggeleng lemah.

“DAMN!! Atau…key hyung sudah berada di pesawat, karna itu ponselnya mati.”

Hyejin tidak menghiraukan perkataan key. Dengan gemetaran dia berdiri lalu berjalan ke luar.

“Hye, mau kemana?” hyejin tidak menggubrisnya sama sekali. Saat tangannya sudah menyentuh gagang pintu, taemin menariknya. “Hyejin-ah, oddiga?” taemin mencengkram erat lengannya.

“Taemin-ah, oppa pasti sekarang ada di apartement-nya. Pasti dia ada disana.”

“Arrayo, kundae…kenakan mantelmu, di luar dingin..aku tidak ingin kau sakit.” Taemin pun mengambil mantel hyejin lalu memakaikannya. “Kajja.” Mereka berdua pun meninggalkan apartement taemin.

^^^^^^^^^^^

Hyejin segera menekan kode pin saat mereka berdua tiba di depan pintu apartement key. Saking paniknya sampai-sampai mereka tidak ingin membuang-buang waktu menekan bel. Setelah pintu terbuka mereka berdua langsung menghambur masuk ke dalam.

“OPPA? OPPA?” Hyejin berteriak-teriak memanggil key namun tidak ada jawaban. Taemin memeriksa setiap sudut ruangan, tapi tidak menemukan apa yang dicarinya.

“Hyejin-ah waeyo?” tanya taemin pada hyejin yang diam mematung di depan meja makan.

Hyejin menunjuk sesuatu di atas meja tersebut. “Itu….itu itu sisa piring makan kami 2 hari yang lalu sebelum oppa berangkat ke jepang. Aku tidak sempat membersihkannya karna harus mengantar oppa ke bandara.”

“Lalu, apa hubungannya dengan kejadian ini?” taemin belum mengerti maksud dari kata-kata hyejin.

“PABOYA! Kalau oppa tidak jadi ke jepang, berarti dia kembali lagi kan kesini? Dan kau tahu kim kibum yang kita kenal seperti apa? Dia tidak akan bisa betah di tempat yang kotor, jadi pasti dia akan membersihkan sisa piring makan ini. Tapi kau lihat sekarang, piring kotor ini bahkan tidak bergerak dari tempatnya semula. Aku masih ingat, karna terburu-buru dia menyeggol gelas itu, dan kau lihat, posisi kursi ini masih sama pada saat kami tinggalkan.” Hyejin mulai terisak-isak.

Taemin yang baru bisa mencerna kata-kata hyejin, menutup mulutnya dengan tangan dan terduduk di lantai. “ Ada apa ini?” gumamnya.

“Hyejin-ah, kita harus memastikannya  ke rumah sakit. Ku dengar korban kecelakaan itu sekarang ada di seoul hospital, kajja!” taemin pun menarik tangan hyejin yang dingin menuju mobilnya. Sepanjang jalan menuju rumah sakit mereka hanya diam, saling terhanyut dengan pikiran masing-masing.

@ SEOUL HOSPITAL

Dengan langkah yang terburu-buru taemin dan hyejin mengikuti langkah suster yang akan membawa mereka ke suatu kamar, yang mungkin dapat memberikan jawaban pasti pada mereka berdua. Setelah sampai di sebuah ruangan yang cukup luas, bau formalin pun menyeruak masuk ke hidung mereka.

“Silahkan kalian periksa satu persatu mayat-mayat tersebut. Semua mayat itu adalah korban kecelakan pesawat 2 hari yang lalu.” Suster itu pun membuka satu persatu frezzer (author gak yakin namanya apa) dimana mayat-mayat tersebut tersimpan.

“Apakah ini?” tanya suster itu setelah menarik salah satu frezzer.

“Aniy”. Jawab taemin

“Ini?”

“Dia seorang namja, sus.”

“Apakah yang ini?” seketika hyejin bergidik ngeri melihat kondisi mayat itu yang sunnguh mengenaskan.

“Bukan, sus.” Jawab taemin lagi. Setelah membuka sekitar 10 frezzer, tubuh taemin dan hyejin mendadak menegang saat melihat wajah mayat di frezzer yang ke 11.

“H..h..hyung….”

“Kim kibum, 25 tahun.” Kata suster kemudian.

“Suster, apa benar ini korban kecelakaan 2 hari yang lalu?” hyejin masih belum percaya dengan penglihatannya.

“Ne. pesawat yang mereka tumpangi jatuh pada saat akan lepas landas menuju jepang.”

Hyejin berjalan keluar rumah sakit dengan wajah yang menunduk. Yeoja itu berusaha menyembunyikan wajahnya yang dipenuhi dengan air mata. Sedangkan lee taemin mengikuti langkah hyejin dari belakang, hatinya tidak kalah hancurnya dengan yang dirasakan hyejin. Bagaimana bisa sahabat yang sudah dianggap seperti hyung-nya sendiri pergi secepat ini?

Tiba-tiba langkah hyejin terhenti dan tubuhnya membalik kea rah taemin.

“Siapa yang bersama kita semalam? SIAPA??!” seketika tubuh hyejin lunglai dan jatuh di pelukan taemin.

^^^^^^^^^^

HYEJIN POV

Aku baru menyadari kenapa sikap key aneh, dia tidak seperti key yang aku kenal biasanya. Tapi kenapa aku baru menyadarinya sekarang? Jadi yang semalam itu key yang telah meninggal? Sebenarnya apa yang terjadi?

‘Oppa, kenapa oppa tinggalkan aku? Apa ini maksud dari semua keanehan oppa semalam? Bahkan oppa seperti menjodohkanku pada taemin. Lalu gaun itu, apakah oppa membelikannya untuk pernikahan dengan taemin? Oppa, bogosiphoso.’

Aku kembali menangis jika mengingat kejadian tragis beberapa hari yang lalu, rasanya bagai mimpi di siang bolong. Aku duduk di ranjang dengan memeluk kakiku dan membenamkan wajahku. Aku benar-benar tidak sanggup menerima kenyataan pahit ini. Key, pria yang aku sayangi, pria yang telah menemaniku selama 4 tahun, pria yang menjadi sosok orang tua sekaligus oppa bagiku…..kini, pria itu tidak ada dimanapun. Ottokhe? Apa yang harus aku lakukan?

TAEMIN POV

TOK TOK TOK

Aku mengetuk pintu kamar hyejin sebelum membukanya. Kondisinya semakin memburuk. Setelah kemarin pingsan, kini matanya tak henti-hentinya menagis. Hatiku sakit melihatnya, aku tidak ingin dia seperti ini. Aku ingin melihat senyumnya yang ceria lagi. Hyung, apa kau bisa melihat betapa tersiksanya hyejin karna kau tinggalkan?

Aku juga belum bisa mencerna kejadian ini. Kenapa kau dinyatakan meninggal, tapi kau masih ada bersama kami? Obrolan kita malam itu kini bagai pita rekaman suara yang terus berputar-putar di kepalaku. Tentang permintaan aneh mu yang menyuruhku menjaga hyejin bahkan menikahinya. Tentang kau yang tiba-tiba masak untukku. Ah…molla! Kejadian ini tidak bisa diterima dengan akal sehat.

Aku masuk ke kamar hyejin dengan membawa nampan berisi makanan. Sudah dua hari dia tidak mau makan, dan menolak saat aku ingin menyuapinya. Setelah kuletakan nampan ini di atas meja, aku duduk di sampingnya.

“Hyejin-ah?” panggilku sambil mengusap-usap bahunya, berusaha untuk membuatnya tenang tapi tangisnya malah pecah.

“Taemin-ah…hiks hiks”. Dia memelukku dan menangis di dadaku.” Katakan bahwa ini semua mimpi, ini tidak benar kan taem?”

Hatiku bagai tersayat melihatnya seperti ini. Aku tidak tahu apa yang harus akau lakukan untuk membuatnya tenang.

“Uljima hyejin-ah. Ini juga berat untukku, sangat berat. But…life must go on. Kita tidak bisa seperti ini terus, mungkin key hyung disana juga akan sedih melihat mu seperti ini. Dia pasti menginginkan kebahagiaan untukmu, hyejin-ah.” Aku mengusap lembut kepalanya.

“Aku tidak sanggup, taemin-ah. Ini terlalau berat. Kenapa oppa pergi tiba-tiba tanpa pamit padaku?” hyejin makin terisak. Tuhan,,aku tidak tega melihat keadaannya.

“Kau salah. Key hyung pamit pada kita sebelum pergi. Kau ingat kan , bagaimana sikap nya pada hari itu? bahkan setelah dia meninggal pun, dia masih sempat memikirkan kebahagiaan kita.”

Hyejin mendongakkan kepalanya menatapku dengan kedua matanya yang sembab. “Maksudmu?”

“Yah, key hyung…dia, walaupun dia sudah pergi, dia masih memikirkanmu yang hidup sendiri di seoul dan…memikirkan perasaanku yang telah ku pendam bertahun-tahun.” Aku agak ragu mengatakannya, tapi harus! Aku telah berjanji pada key hyung.

“Pe…perasaan apa?”

“Perasaanku padamu, key hyung mengetahuinya. Dari awal kita bertiga bersahabat, sejujurnya aku menyukaimu.” Ku lihat ekspresi hyejin yang terkejut, tapi harus ku akui semuanya sekarang. “Tapi ternyata aku kalah selangkah darinya. Demi key hyung yang sudah seperti hyung-ku sendiri, aku rela mengalah untuknya.”

“Taemin-ah, kenapa kau—-“

“Kenapa aku tega? Itu kan yang mau kau katakan? Kau salah hye, dari awal aku sudah bertekad memendam semuanya sendiri, tapi….malam itu key hyung memintaku untuk menjagamu dan…..” aku tidak sanggup mengatakan soal pernikahan itu.

“Dan apa??”

“………”

“DAN APA TAEMIN-AH?!”

“Menikahimu” jawabku lirih hampir tak terdengar.

“MWO???”

“Mianhanda, hyejin-ah. Itulah permintaan terakhir key hyung”.

^^^^^^^^^^^^

Flashback

KEY POV

‘Dimana aku? Kenapa sepertinya tubuhku tidak dapat merasakan apa-apa?’

Aku membuka mata dan bangun dari tidurku. Aku terkejut melihat seorang pria berjubah putih tersenyum dan membungkukkan badannya padaku. Akupun membalas salamnya.

“Nuguseyo?” tanyaku ragu-ragu.

“Annyeong haseyo, kibum-ssi.”

“Anda tahu nama saya?” aku terkejut dia mengetahui namaku padahal aku belum memprkenalkan diriku padanya.

“Saya yang akan menjemput anda. Silahkan ikut saya.”

“Menjemput? Kemana aku akan dibawa?” aku tidak mengerti. Siapa dia sebenarnya.

“Waktu anda di dunia telah habis dan sekarang waktunya anda ke alam yang abadi.”

“Alam abadi? Siapa anda?”

“Saya malaikat maut.”

“MWO? Apa itu artinya aku…..aku sudah mati?” aku melihat sesosok yang aku kenal, benar-benar aku kenal, sedang terbaring tepat di samping aku berdiri. Mataku melotot seakan-akan tak percaya dengan apa yang kulihat ini. Itu..itu tubuhku. Tubuhku yang mulai memucat dan di penuhi dengan luka.

“Tarrawa”. Ucap pria yang mengaku malaikat maut itu, membuatku tersadar dari keterkejutan ini. Akupun mengikuti langkahnya dari belakang, lalu dia berhenti tepat di depan sebuah lorong yang sangat gelap.

“Masuklah”. Di tersenyum.

Dengan langkah yang ragu-ragu aku mulai memasuki lorong itu, namun tiba-tiba aku seperti tertarik lagi ke belakang dan kudapati pria itu mencengkram lenganku.

“Selesaikan dulu urusanmu di dunia.” Aku menatapnya dengan tatapan bingung. “Masih ada dua manusia lagi yang ingin kau temui kan ?”

Aku mengangguk. Yah, dari tadi pikiranku hanya tertuju pada shim hyejin dan lee taemin. Dua orang itu, orang yang sangat ku cintai. Sahabatku dan kekasihku. Aku memikirkan nasib hyejin yang jauh dari orang tuanya, dan lee taemin..aku merasa bersalah padanya. Selama 4 tahun aku membuat perasaannya sakit, karna dia juga mencintai hyejin-ku. Aku tahu itu, meskipun dia berusaha menutupinya. Tapi, keegoisanku membuat aku harus masa bodoh dengannya. Sejujurnya aku tidak rela melepas hyejin untuknya, aku terlalu mencintai yeoja itu.

“Kuberikan waktu satu hari. Mulai dari sekarang sampai fajar kembali lagi besok. Manfaatkanlah waktumu yang singkat itu sebaik-baiknya. Aku akan kembali lagi besok.” Lalu pria berjubah itu pun menghilang dari pandanganku, begitu juga dengan lorong gelap tadi.

Kini yang harus aku lakukan adalah memberikan kebahagiaan untuk kedua orang yang aku cintai. Memberikan hyejin pada taemin, agar taemin bisa menjaga dan menemani hyejin.

^^^^^^^^^^^

“Taemin-ah, taemin-ah?” ku guncang-guncangkan tubuhnya tapi tidurnya terlalu pulas. ‘dasar anak ini. Tadi katanya mau melihat pertandingan sampai akhir, tapi malah ketiduran’.

Kulirik jam yang ada di meja. ‘pukul 04.00 pagi, pantas saja matanya tidak bisa di ajak kompromi lagi’.

Sebentar lagi waktuku akan habis. Tempat ini, begitu banyak kenangan yang terlukis disini. Dan kami bertigalah yang melukis kenangan itu. Aku masuk ke kamar, kulihat hyejin tidur dengan pulas. Wajahnya terlihat begitu damai dan teduh. Wajah yang selalu kurindukan meskipun kami sering bertemu.

Saat aku akan menyentuh wajahnya, sesuatu yang aneh terjadi. Aku sama sekali tidak dapat menyentuhnya meskipun aku yakin sudah meletakan tanganku di wajahnya. Bahkan aku tidak bisa merasakan sesuatu, seperti memegang angin.

“Kibum-ssi, waktu anda telah habis.” Tiba-tiba pria berjubah itu muncul di depanku. Aku pun mengangguk dan berjalan masuk ke dalam lorong gelap itu. Entah kenapa perasaanku tidak seperti saat semalam aku masuk ke lorong ini. Sekarang aku merasakan ketenangan yang luar biasa. Aku kembali menoleh kebelakang untuk melihat hyejin-ku yang terakhir kalinya lalu kembali meneruskan langkahku memasuki lorong hitam, gelap dan dingin. Tapi setelah beberapa langkah, tiba-tiba lorong ini menjadi tempat yang sangat luas, hangat dan terang benderang. Selamat tinggal shim hyejin, lee taemin. Semoga kebahagiaan menghampiri kalian. Aku menyayangi kalian.

Flashback end

^^^^^^^^^^^

4 years later…..

“Kibum-ah jangan dekat-dekat nanti kena minyak panas. Yeobo, kau sedang apa? Teriak seorang yeoja dari dapur. Suaminya masih sibuk berkutat di depan laptop tanpa menggubris teriakan istrinya.

“YA LEE TAEMIN?” merasa tidak dihiraukan, yeoja itu menjadi kesal.

“Aigoo, kenapa kau teriak-teriak?” ujar taemin sambil berjalan ke dapur.

“Tolong kau jaga kibum, aku sedang memasak.”

“Baiklah. Kibum-ah, main dengan appa ya? umma lagi sibuk, kajja.” Taemin pun menggendong anaknya ke ruang tengah.

“Kau bisa memainkan ini? Ayo appa ajari.” Taemin membuka games di laptop-nya dan mengajarkan kibum untuk memainkannya.

“Waaahhh….anak appa memang pintar. Hyejin-ah, kau lihat, anakku sudah mahir memainkan games.” Taemin girang melihat perkembangan anak mereka yang baru menginjak usia 1 tahun.

“Yah, itu turunan dari umma-nya.” Sahut hyejin.

Taemin memandang lekat-lekat wajah kibum kecil. “Ya lee kibum, kau sangat mirip denganku. Tampan”.

“Mworago? Mirip denganmu?” hyejin muncul dari dapur dengan membawa nampan berisi chesse cake dan banana milk.”Kau itu bukan tampan tapi cantik.” Hyejin tertawa puas sedangkan taemin mendelik kesal.

“Kibum tampan mirip dengan pamannya, key.” Kata hyejin kemudian seraya membelai rambut anaknya.

“Kau benar, dia mirip sekali dengan key hyung. Semoga saja cerewetnya tidak menurun dengan anak kita.” Mereka berdua pun terkekeh sedangkan kibum hanya menatap appa dan umma-nya bergantian, tidak mengerti apa yang mereka bicarakan (ya iyalah masih setahun juga).

^^^^^^^^^^

“Kibum sudah tidur?” tanya taemin pada istrinya yang baru keluar dari kamar kibum.

“Ne, sepertinya dia kelelahan karna terus-terusan kau ajak bermain.” Hyejin menghempaskan tubuhnya ke sofa dan menyandarkan kepalanya di dada taemin.

“Yeobo?” panggil taemin.

“Hmm?”

“Sekarang giliran kita yang tidur, kajja.” Taemin tersenyum dengan senyuman nakalnya. Hyejin yang mengerti maksud suaminya itu hanya mengangguk dan beranjak dari duduknya. Saat dia akan melangkah, tiba-tiba kedua tangan kekar taemin mengangkat tubuhnya dan merebahkannya ke ranjang. Tubuh taemin menindih tubuh hyejin.

“Yeobo…hhhh…ummm…” taemin menciumi leher putih hyejin. Setelah puas bermain di leher dia pindah ke bibir mungil hyejin dan melumatnya lembut. Hyejin menikmati setiap sensasi-sensasi yang diberikan taemin. Nafas mereka berdua sudah saling memburu sampai akhirnya tubuh hyejin terlonjak saat mendengar tangis kibum yang cukup keras.

Tanpa aba-aba dia langsung mendorong tubuh taemin hinnga membuat namja itu tersungkur ke lantai. Hyejin tidak mempedulikan suaminya, dia langsung berlari ke kamar kibum. Taemin menatap punggung hyejin yang berlari keluar dengan bingung.

“Kibum-ah, umma disini, tenanglah.” Hyejin pun menggendong kibum dan memeluknya erat. Beberapa detik kemudian tangis kibum mereda.

“Aish,,acara kita terganggu lagi yeobo.” Ucap taemin yang muncul dengan mengacak-acak rambutnya frustasi.

“Yeobo, kibum masih terlalu kecil untuk tidur sendiri. Tidurnya tidak akan nyenyak. Biarkan dia tidur bersama kita.” Hyejin merengek pada taemin. Taemin hanya terdiam dengan pandangan memelasnya. Dalam hatinya dia berteriak ‘KAPAN AKU BISA MELAKUKANNYA DENGAN LELUASA??!!!”

TAEMIN POV

Hyung, gomawo. Kau telah memberikan kebahagiaan untuk kami semua. Aku beruntung memiliki sahabat sekaligus hyung seperti dirimu. Kau tahu hyung? Aku benar-benar merindukanmu. Tawamu, candamu, omelanmu. Hhhhh,,,,aku merindukan itu semua darimu. Hyung, kau bisa melihat kebahagiaan ini dari atas sana kan ? aku selalu berdoa pada tuhan, agar kau juga bahagia disana. Saranghae, hyung.

FIN

Akhirnya selesai juga FF gagal ini. Saya merasa alur ceritanya seperti terburu-buru, benarkah? Otak saya udah buntu nih. Buat chingu-ku Elia, gomawo karna udah bersedia meminjamkan namkor nya “Shim Hyejin”. Buat readers yang udah comment ataupun tidak, aku ucapkan ghamsahamnida karna udah mau baca FF gaje karya saya. Hohohohoho

BOW

©2011 SF3SI, Freelance Author.

This post/FF has written by SF3SI Author, and has claim by our signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

• Open FAQ page for ask something.
• Open GUESTBOOK for new reader
• Open Join Us page to know how to send your FF
• Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
• For new reader, please join page Talk Talk Talk
• Open page LIBRARY if you miss some FF

Advertisement