Bodyguard – Part 3

BODYGUARD (PART 3)

Title                       : Bodyguard (Part 3)

Main Cast            :

–          Choi Minho SHINee

–          Kim Shin You covered by Kim Jaekyung RAINBOW

–          Han Nhaena covered by Kim Ji Sook RAINBOW

–          Kim Jonghyun SHINee

Support Cast      :

–          Lee Jinki SHINee

–          Lee Taemin SHINee

–          Kim Kibum aka SHINee

–          Para pengawal

Length                  : Sequel until 4 parts

Genre                   : Romance, Sad, Friendship, a bit Comedy

Rating                   : PG-16

@@@

 

HAN NHAENA’S POV

Ya. Setelah kejadian di café itu, Shin You benar-benar yakin kalau dirinya mencintai Minho. Bahkan setiap harinya, lebih dari dua kali ia menghubungi Minho. Aku sering melihat Minho memandangi ponselnya menunggu Shin You dalam sosok Nahra meneleponnya. Shin You benar-benar telah berhasil mengalihkan perhatian Minho. Sesuai dengan tujuan awalnya.

Tapi yang membuatku kesal adalah, Shin You justru sengaja tak memberitahu Jonghyun Oppa kalau Jinki-ssi telah berani melukainya di pesta. Shin You bahkan sengaja menutupi lebam di sudut bibirnya dengan riasan tebal dan memohon pada Minho agar Minho tak memberi tahu masalah Jinki-ssi pada Jonghyun Oppa. Setelah aku tanya, ternyata itu semua dilakukan Shin You agar Jonghyun Oppa tak menyalahkan Minho. Karena Shin You merasa dirinyalah yang salah pada saat itu. Dia berpendapat, jika dia tak mengancam Minho untuk mengambilkannya segelas jus, mungkin Jinki-ssi tak akan berani melakukannya. Mungkin Minho dapat mencengahnya.

Selain itu, Minho pun sepertinya tak terlalu mempermasalahkan kenapa Nahra yang tidak lain adalah Shin You, selalu meneleponnya dengan Private Number. Dan Minho Minho tak memaksa Nahra untuk bertemu secara langsung dengannya. Hal itu cukup membuatku dan Shin You lega. Entah kenapa, Shin You tetap ingin merahasiakan identitas dirinya yang sebenarnya. Dan aku tak punya pilihan untuk tidak membantunya menutupi semua ini. Hanya kami berdua yang tahu. Aku rasa, mungkin Shin You tidak ingin kisah cintanya dengan Minho berakhir begitu saja jika nanti Minho tahu kalau Nahra adalah dirinya. Dan itu yang menjadi masalahnya sekarang.

Kerap kali aku memperingatkan dan menasihati Shin You untuk menghentikan ini semua. Aku juga tak tega dengan mereka berdua. Tapi aku pikir, lebih baik Minho tahu sekarang tentang siapa Nahra itu daripada nanti. Karena pasti akan sangat menyakitkan. Dan aku takut Minho akan mengira Shin You hanya mempermainkannya. Padahal kenyataan yang ada sekarang, Shin You sudah tak bisa hidup tanpa namja itu.

Beberapa hari setelah kejadian di café dan setelah Shin You dan Minho resmi menjadi sepasang kekasih –walaupun Minho tak tahu siapa sebenarnya sosok Nahra yang ia cintai itu-, Minho dan Taemin sempat berkunjung ke asrama putri sekolah kami untuk mencari keberadaan Nahra. Shin You dalam sosok Nahra memang mengatakan pada Minho kalau Nahra adalah seorang siswi di sekolah kami juga dan tinggal di asrama putri. Keesokan harinya pun Minho langsung berangkat ke sana bersama Taemin. Bahkan Minho meminta Taemin untuk menyamar sebagai seorang yeoja agar dapat masuk ke dalam asrama putri. Semula Taemin menolak. Namun Minho berjanji akan membelikan Taemin sekotak eskrim dan sekotak Banana Milk jika Taemin berhasil mencari tahu seperti apa Nahra itu dan berapa nomer kamar Nahra di asrama. Akhirnya, Taemin pun luluh. Tapi sayang, penyamaran Taemin terbongkar. Dan Taemin kembali dengan wajah yang babak-belur karena dianggap sebagai maling dan dipukuli oleh banyak siswi di sana. Minho akhirnya merasa menyesal dan membelikan Taemin apapun yang Taemin minta. Tak hanya sekotak eskrim dan Banana Milk saja.

END OF HAN NHAENA’S POV

 

@@@

 

                “Taemin-ya!” teriak Minho seraya masuk ke dalam kamarnya dan mendapati Taemin sedang menari dengan headphone yang menyumbat kedua telinganya. Namun Taemin tak dapat mendengar panggilan Minho.

“YA! TAEMIN-YA!” Minho memanggil Taemin lebih keras lagi tepat di samping Taemin. Taemin tersentak dan segera melepas headphonenya.

“Waeyo, Hyung??” tanya Taemin polos.

“Dimana ponselku??” tanya Minho dengan wajah yang panik. Taemin terdiam. Tampak berpikir.

“Mollayo.” Jawab Taemin sambil mengedikkan bahunya acuh dan kembali memakai headphonenya. Namja berambut merah mencolok itu sepertinya tak sedang ingin diganggu. Minho berdecak kesal dan ingin rasanya menjitak kepala Taemin saat itu juga. Lalu, Minho keluar dari kamarnya dan memutuskan untuk meminta bantuan Shin You saja.

TOK TOK TOK!

“Nona?” Minho mengetuk pintu kamar Shin You, mencoba mencari tahu apakah yeoja yang dicarinya itu sedang berada di kamar. Shin You yang tengah menghirup udara segar di balkon pun menoleh ke arah sumber suara yang memanggilnya. Sedetik kemudian, yeoja itu tersenyum setelah melihat sosok Minho bejalan ke arahnya.

“Musun irisseoyo (Ada apa)?” tanya Shin You sambil mengikatkan rambut panjangnya ke belakang. Minho terus menunduk. Itu memang selalu Minho lakukan jika ia berhadapan dan berbicara langsung dengan Shin You, Nhaena dan Jonghyun. Minho sangat menghormati mereka.

“Bisakah aku meminta bantuan anda, Nona?” tanya Minho sopan. Shin You mengernyit heran.

“Bantuan apa?” Shin You balik bertanya.

“Bisakah anda menggunakan ponsel anda dan menghubungi ponsel saya?” DEGH! Shin You terkejut mendengar permintaan Minho. Dalam sekejap, raut wajah Shin You berubah cemas. “Maaf merepotkan Nona. Tapi saya lupa meletakkan ponsel saya dimana. Nona cukup menghubungi ponsel saya saja agar saya tahu dimana ponsel saya. Kamsahamnida.” Minho tersenyum, lalu meninggalkan Shin You yang masih terpaku di tempatnya sendiri.

“Bagaimana ini?? Jika aku menghubunginya dengan ponselku, Minho akan tahu kalau Nahra adalah aku. Ah, ettokhae??” panik Shin You sambil berjalan mondar-mandir di tempatnya.

Di sisi lain, Minho kembali ke kamarnya. Minho duduk di pinggiran tempat tidur dan memperhatikan Taemin yang terlalu tenggelam dalam dunianya sendiri. Taemin tampak sangat menikmati lagu yang terdengar dari headphonenya. Terbukti dengan cara Taemin meliuk-liukkan tubuhnya –menari- sesuai dengan irama. Minho menggeleng-gelengkan kepalanya heran melihat tingkah Taemin. Bakat dance Taemin memang menakjubkan. Minho juga baru tahu beberapa hari ini kalau namja yang sudah dianggapnya seperti adik sendiri itu pintar dalam menari.

sumeul gotdo chatji motae naneun

piharyeogo aesseobwado

geobujocha hal su eomneun

negae gatyeobeorin na

sarangieotdamyeon jeongmal saranghaetdeon georamyeon

naegae ireojineun mara

her whisper is the Lucifer!

 

Minho tersenyum ketika ia mendengar suara ringtone ponselnya berbunyi nyaring di dekatnya. Tunggu, itu berarti ponselku ada di sekitar sini? Di dekatku?? Batin Minho. Minho bangkit dan memandangi setiap inchi kamar. Sejurus kemudian, Minho menghela nafasnya panjang dan menghampiri Taemin. Minho menepuk pundak Taemin. Taemin menoleh.

“Ah, Hyung! Annyeong! Sejak kapan kau ada di kamar, Hyung?” Minho mendelik kesal pada kelakuan Taemin. Baru beberapa saat yang lalu Minho mengajaknya berbicara dan sekarang namja itu sudah lupa dan bertanya padanya kapan Minho datang. Minho mengangkat kedua tangannya dan mengarahkannya pada leher Taemin, seolah ingin mencekik Taemin saja karena Minho merasa kesal sekaligus gemas dengan tingkah Taemin. Terlebih lagi, Minho semakin mendengar dengan jelas suara dering ponselnya ketika Minho sudah berhadap-hadapan dengan Taemin. Taemin dengan wajah polosnya melepas headphonenya dan mengikuti arah pandangan Minho yang memperhatikan saku celananya.

“Itu apa, Taemin-ah?? Sepertinya itu seperti suara ringtone ponselku??” tanya Minho dengan tatapan menyelidik meskipun Minho sudah tahu pasti kalau benda yang berada dalam saku celana Taemin itu memang ponsel miliknya.

Taemin cengengesan dan menggaruk-garuk kepalanya. “Mianhae, Hyung. Hehe..” Taemin mengambil ponsel Minho dan memberikannya. “Aku memang sengaja menyimpannya di saku celanaku karena tadi tergeletak begitu saja di ruang tengah. Hehehe..”

“Astaga, Taemin-ah…” Minho memutar bola matanya heran dan pergi meninggalkan Taemin begitu saja. Minho masih dongkol dengan Taemin karena namja itu telah membuatnya kalang-kabut hanya untuk mencari ponselnya. Dan anehnya, ketika Minho bertanya, Taemin justru menjawab tak tahu dengan acuh.

Dering ponsel Minho masih terdengar dan menampilkan sebuah nomer telepon di layar ponselnya, membuat Minho harus berterima kasih pada Shin You. Namja itu kembali menemui Shin You di kamarnya.

“Nona..” panggil Minho dari ambang pintu kamar. Shin You yang sedang duduk di karpet sambil memegang ponselnya pun menoleh cepat.

“Ne?” jawab Shin You.

“Jeongmal kamsahamnida. Ini..” kata Minho sambil mengangkat tangan kanannya yang tengah mengenggam ponsel miliknya. “Sudah ditemukan. Maaf merepotkan.” Minho tersenyum lalu keluar dari kamar Shin You setelah Shin You membalas senyumannya dan mengangguk.

Shin You menghela nafasnya panjang, merasa lega. Beberapa saat kemudian, muncul Nhaena dari dalam kamar mandi sambil mengenggam ponsel miliknya. Nhaena menghampiri Shin You dan duduk di samping Shin You.

“Kali ini ponselku menyelamatkanmu, Shin-goon. Jika aku tak berada di rumah, kau akan meminta pertolongan siapa? Tadi itu kau dalam keadaan yang sangat sulit.” Komentar Nhaena sambil menatap yeoja di sampingnya dengan serius. Shin You hanya bisa diam dan tertunduk.

“Mianhae.. Padahal kau sudah bilang kalau kau tak ingin terlibat dengan hal ini. Hajiman, aku tak ingin Minho tahu kalau Nahra adalah aku. Aku tak ingin kehilangan cintanya.” Ucap Shin You dengan air mata yang mulai menetes dari matanya. Nhaena menatap Shin You dengan miris. Nhaena menjadi merasa menyesal telah berkomentar seperti tadi. Nhaena mengangkat tangannya dan menghapus air mata Shin You dengan ibu jarinya. Yeoja itu pun mendekap Shin You erat.

“Mianhae. Aku hanya takut saja. Hal ini tak dapat bertahan lama, Shin-goon. Kau tak bisa terus-menerus membohonginya. Meskipun Minho tak pernah memaksamu untuk bercerita lebih jelas tentang semua yang berkaitan dengan Nahra, tapi ini salah. Cinta kalian salah jika diawali dengan cara seperti ini.” Shin You semakin terisak. Nhaena mengusap punggung Shin You mencoba menenangkannya. Namun Shin You menarik dirinya.

“Apakah aku harus melupakan dirinya?”

“Siapa yang ingin melupakan siapa?” tanya Jonghyun sambil tersenyum di ambang pintu. Shin You dan Nhaena menoleh cepat. Jonghyun pun mendekat dan duduk di hadapan mereka.

“Oppa??” ucap Shin You seraya menghapus tangisnya cepat-cepat. Degup jantung Shin You dan Nhaena bertambah cepat. Kedua yeoja itu takut kalau Jonghyun mendengar semua pembicaraan mereka tadi. Jika Jonghyun mendengarnya, pasti Jonghyun akan sangat marah. Kedua yeoja itu tahu betul sifat Jonghyun. Jonghyun bisa sangat lembut dan juga bisa sangat marah jika ada masalah.

“Jangan bilang kalian ingin melupakanku?” Shin You mengelus dadanya lega ketika mendengar pertanyaan Jonghyun barusan. Nhaena pun demikian. Itu berarti mereka masih selamat. Sejurus kemudian, Nhaena menjitak kepala Jonghyun. “Ya! Apa aku salah bertanya?”

“Ne. Pertanyaanmu aneh sekali, Oppa.” Cibir Nhaena. Jonghyun mengerucutkan bibirnya. Nhaena membalas dengan menjulurkan lidahnya.

“Ah iya, besok adalah hari kelulusan kalian kan?” tanya Jonghyun dengan senyum khasnya yang berkesan mengingatkan kedua yeoja di hadapannya. Nhaena mengangguk ringan. Namun Shin You hanya bisa menyembunyikan ekspresi sedihnya. Shin You bukannya tak senang besok adalah hari kelulusannya. Shin You tentu tak ingin pergi ke London dan ditunangkan dengan Jinki dan akhirnya menikah dengan namja itu. Apalagi, Minho hanya akan menjadi bodyguardnya sampai Shin You lulus. Dan itu artinya, besok adalah hari terakhir Minho menjadi bodyguardnya.

“Younnie-ah, besok sore kau akan langsung terbang ke London dengan Nhaena. Jadi lebih baik kalian mulai packing pakaian dari sekarang. Ya sudah, Oppa pergi dulu ya. Oppa harus menghubungi Jinki kalau kalian akan berangkat ke London besok. Mianhae, Oppa tak bisa mengantar kalian dan datang ke upacara kelulusan besok. Nanti malam Oppa akan pergi ke daerah Daegu dan menyelesaikan masalah yang ada di sana.” Jonghyun bangkit dari duduknya setelah sebelumnya tersenyum dan meninggalkan kedua yeoja itu.

Begitu Nhaena yakin Jonghyun sudah keluar dari kamar, Nhaena membuka mulutnya. “Seharusnya, dulu kau menceritakan kejadian di pesta itu pada Jonghyun Oppa. Itu akan membuat kita tidak jadi pergi ke London dan kau tidak akan berpisah dengan Minho. Aiish..” kesal Nhaena. “Jika sudah seperti ini, memang tak ada cara lain, Shin-goon. Kau harus melupakannya. Atau, jika kau tak ingin melupakannya, buatlah Minho tak mencintai Nahra lagi. Jika kau terus memaksakan ini semua, Minho akan mengalami masalah.” Nhaena bangkit berdiri dan keluar dari kamar meninggalkan Shin You sendiri. Nhaena sebenarnya tak tega mengatakan semua hal itu. Tapi, Nhaena tak ingin semuanya bertambah rumit. Nhaena hanya bisa berharap, Shin You mau mendengarkan apa perkataannya kali ini.

“Aku mencintaimu, Minho-ah. Aku sangat mencintaimu..” isak Shin You sambil menekuk kedua lututnya dan menelungkupkan kepalanya di atasnya. Shin You menangis sendiri di dalam kamar dengan berbagai pikiran berkecamuk dalam benaknya. Akankah dirinya meneruskan semua ini atau membuat Minho melupakan Nahra. Melupakan dirinya…

 

@@@

               

                “Minho-ah..” kata Shin You mengawali pembicaraannya dengan Minho di telepon.

“Ne, Chagi..” Shin You semakin teriris hatinya mendengar Minho memanggilnya ‘Chagi’ dengan nada yang sangat lembut. Shin You menahan tangisnya.

“Bisakah kita nanti malam bertemu?” tanya Shin You setelah beberapa saat ia melawan air matanya untuk tidak menetes lagi.

Minho terperanjat. Senyumnya mengembang. “Benarkah? Jam berapa? Dimana?? Ah, aku sungguh tak sabar untuk melihat bagaimana wajahmu. Kau pasti yeoja yang sangat cantik, Nahra-ah..” puji Minho setelah sebelumnya melemparkan pertanyaan bertubi-tubi.

Shin You menutup mulutnya dengan satu tangannya. Ternyata ia tak bisa menahan air matanya. Yeoja itu menangis dalam diam.

“Ne. Aku ingin kita bertemu di Namsan Tower tepat pukul 7 malam nanti. Kau bisa kan?” Cepat-cepat Minho mengangguk.

“Ne. Bisa, bisa! Aku takkan datang terlambat, Nahra-ah..” janji Minho.

“Hajiman, aku tak ingin kau membawa siapapun saat bertemu denganku nanti. Terutama Shin You. Aku tak suka jika kau berada dekat-dekat dengannya. Arrasseo??” Minho mengernyit heran.

“Tenanglah, Nahra-ah.. Aku akan datang sendiri. Kau tunggu aku ya..” Minho tersenyum dan mematikan sambungan teleponnya. “Ah, akhirnya dia mau bertemu denganku. Senangnyaaaa…” Minho melompat ke atas tempat tidur dan berguling-guling di sana. Rasa senangnya membuncah. Namja itu benar-benar ingin tahu bagaimana Nahra, yeoja yang selama ini memenuhi hati dan pikirannya.

“Hyung, kau kenapa?” tanya Taemin yang baru masuk ke dalam kamar dan melihat Minho seperti orang gila di atas tempat tidur.

“Nahra ingin bertemu denganku nanti malam, Taemin-ah!” Minho bangkit dan menggucang-guncangkan kedua bahu Taemin. Membuat rambut merah Taemin yang mulai panjang terkoyak ke sana kemari.

Taemin tampak biasa saja menanggapinya. Beberapa detik kemudian barulah matanya terbelalak lebar. Taemin baru dapat mencerna perkataan Minho.

“Jincca?? Ah, chukkae, Hyung! Kkaja, aku pilihkan pakaian yang pantas untukmu.” Taemin menarik tangan Minho dan membawa namja itu mendekat ke lemari. Taemin langsung sibuk mengobrak-abrik lemari.

“Ini dia, Hyung! Pakailah baju ini. Jangan memakai baju berwarna hitam seperti sehari-hari. Kau akan kencan. Jangan membuat Nahra ketakutan melihatmu.” Taemin memberikan Minho sebuah jaket kulit dan kaos berwarna biru tua dengan celana jeans berwarna senada.

“Kau pintar sekali, Taemin-ah! Aku memang sangat menyukai warna biru.” Minho mengusap-usap puncak kepala Taemin dan Taemin tersenyum bangga pada dirinya.

 

@@@

                Minho sekarang berada di ruang kerja Jonghyun. Jonghyun memang sengaja memanggil Minho untuk menemuinya. Karena Jonghyun ingin membicarakan masalah yang cukup serius perihal Shin You dan  Nhaena pada Minho sebelum nanti malam Jonghyun akan meninggalkan Seoul dan pergi ke Daegu.

Jonghyun baru saja akan mempersilakan Minho untuk duduk di sofa ketika Key datang dan turut duduk di samping Minho. Key tersenyum seperti biasa. Ramah. Ditambah lagi dengan kemeja dengan setelan jas dan celana berwarna pink yang ia kenakan. Namja itu semakin manis saja.

“Annyeong!” sapa Key. Namun Minho menanggapinya dengan alis yang bertaut.

“Untuk apa kau datang kemari lagi?” tanya Minho sambil berbisik di telinga Key lalu menatap Jonghyun dan tersenyum canggung.

“Aiish! Kenapa memangnya? Aku datang ke sini juga karena Tuan Jonghyun yang memintaku untuk datang.” Jawab Key sinis. Minho hanya berdecak menanggapinya.

“Ah, dwaesseo. Aku memang memanggil Key juga untuk menemuiku. Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan pada kalian berdua.” Minho dan Key mendengarkan Jonghyun dengan saksama. “Begini, Key-ah.. Sepertinya aku akan menyewa Minho untuk terus menjadi bodyguard Younnie dan Nhaena. Bukan hanya sampai hari kelulusan mereka saja. Prestasi Minho sangat baik. Dan terbukti dengan adanya Minho yang menjaga Younnie dan Nhaena, keadaan menjadi lebih aman. Aku ingin Minho ikut berangkat ke London bersama mereka besok sore. Karena aku tak bisa mengantar mereka. Malam ini aku ada urusan di Daegu. Dan sepertinya takkan kembali semalam 3 hari ke depan.” Terang Jonghyun panjang-lebar.

“Jeongmalyo??” tanya Key seolah tak percaya dengan kedua matanya yang terlihat berbinar. Jonghyun mengangguk mantap. Key menoleh ke arah Minho dan menepuk bahu namja itu.

“Hei, kau dengar kan? Tugasmu takkan berakhir sampai besok saja. Kau diberikan kepercayaan untuk terus menjaga Nona Shin-goon dan Nona Nhaena.” Terang Key seperti mengulang apa yang dikatakan Jonghyun. Namun Minho terlihat muram. Jonghyun dapat menangkap kesedihan Minho itu.

“Ada apa? Apa kau keberatan?” tanya Jonghyun membuat Minho terkesiap.

“Ah, aniyo. Tidak apa-apa, Tuan. Saya justru ingin berterimakasih karena Tuan telah memberikan kepercayaan lebih kepada saya. Saya akan lebih baik dalam menjaga Nona Shin-goon dan Nona Nhaena.” Jonghyun mengangguk dan tersenyum puas. Jonghyun bisa sedikit merasa lega jika Minho berada di samping kedua adik perempuannya itu.

Minho lalu bangkit berdiri. “Kalau begitu saya permisi dulu, Tuan. Key, aku pergi dulu.” Pamit Minho pada Key dan Jonghyun bersamaan. Minho membungkuk sopan sebelum keluar dari ruang kerja Jonghyun.

“Apakah dia tak menyukainya? Aku menangkap ekspresi kesedihannya tadi.” Komentar Jonghyun disusul anggukan kepala Key.

“Ne. Aku juga melihatnya. Ah, iya, tadi sewaktu aku baru datang dan bertemu Taemin, Taemin bercerita kalau Minho sudah memiliki yeojachingu di sini. Hmm.. Mungkin itu sebabnya Minho agak sedih jika harus pergi ke London.” Kata Key sambil menerawang jauh ke atas, seraya mengingat-ingat cerita Taemin.

“Benarkah?” Jonghyun terkekeh. “Tapi aku harap, Minho tidak menyangkut-pautkan masalah pekerjaan dengan percintaannya. Sejauh ini, Minho selalu bersikap professional.” Tambah Jonghyun disusul anggukan kepala Key lagi.

 

@@@

 

                “Minho-ah.. Kau mau kemana?” tanya Shin You ketika melihat Minho sudah berpakaian rapi. Biasanya  Minho selalu memakai kemeja hitam dan setelan jas berwarna hitam pula. Yang sama kali ini adalah Minho tetap memakai earphone di telinga kanannya.

Sebenarnya Shin You juga sudah dapat mengira Minho akan pergi kemana. Tapi Shin You hanya ingin mendengar apa jawaban Minho padanya.

“Emm.. Saya.. Saya.. Maaf Nona, izinkanlah saya untuk pergi berkencan dengan pacar saya malam  ini. Bolehkah?” Minho terus menunduk. Ia berharap Shin You mau memberikannya izin. Sementara itu, Shin You terperangah dengan jawaban Minho. Yeoja itu tak mengira kalau Minho akan berkata jujur padanya. “Tapi Nona, jika anda tak mengizinkan, saya bisa meminta pacar saya untuk berkencan lain waktu saja.” Tambah Minho. Shin You buru-buru menggeleng.

“Anni, Gwenchana, Pergilah, nikmati saja kencanmu malam ini, Minho-ah. Lagipula, malam ini aku tak ada acara.” Shin You tersenyum lebar lalu segera membungkuk.

“Jeongmal kamsahamnida, Agasshi.”

“Keundae bolehkah aku ikut, Minho-ah??” tanya Shin You. Minho hanya diam saja.

“Tapi Nona..” Minho berusaha menolak namun tak berani.

“Gwenchana. Aku tidak akan menganggu. Aku akan melihat dari jauh saja. Aku penasaran siapa yeoja yang berhasil mencuri hatimu. Boleh kan??” Minho ragu. Tampak berpikir.

“Baiklah, Nona. Mari ikut dengan saya.” Minho mempersilakan Shin You untuk masuk ke dalam mobil milik Minho. Shin You masuk setelah dibukakan pintu oleh Minho dan duduk di jok belakang.

“Ini mobilmu?” tanya Shin You ketika Minho sudah duduk di belakang kemudi.

“Bukan, Nona. Saya sengaja menyewa mobil ini hari ini.” Shin You sedikit terharu.

“Apakah karena malam ini kau akan kencan dengannya?” Minho mengangguk lalu mulai menyalakan mesin mobil pinjamannya. Mobil Minho pun mulai melaju.

“Shin-goon!!” teriak Nhaena namun Nhaena terlambat. Shin You dan Minho sudah melesat dengan mobil itu. “Ck, apa yang akan dia lakukan??” gumam Nhaena.

“Ah, Minho Hyung akan menemui kekasihnya, Nona.” Celetuk Taemin yang entah sejak kapan sudah berada di samping Nhaena. Nhaena sedikit terlonjak karena kehadiran Taemin yang tiba-tiba.

“MWO?!”

“Ne. Kekasihnya meminta Minho Hyung bertemu di Namsan Tower. Tadi sekilas aku dengar, Nona Shin-goon ingin ikut karena penasaran dengan yeojachingu Minho Hyung itu.” Terang Taemin.  Nhaena memijat pelipisnya.

“Aish..” keluh Nhaena. “Dia masih belum mau melupakannya tenyata..”

 

@@@

Di Namsan Tower…

Pukul 06.45 p.m KST…

 

“Dimana dia?” tanya Shin You sambil berpura-pura mengedarkan pandangannya ke sekeliling. “Apakah dia yeoja yang sangat cantik?”

“Ah, saya datang lima belas menit lebih awal dari waktu yang dijanjikan, Nona. Mungkin dia belum sampai. Hm.. Ini adalah kali pertama saya bertemu dengannya, Nona. Tapi perasaan saya mengatakan Nahra adalah yeoja yang sangat lembut. Cantik atau tidak, bukan masalah.” Minho tersenyum. Bahkan terus tersenyum sambil mengedarkan pandangannya. Shin You hanya bisa menatapnya dengan sendu.

“Minho-ah, jika kau bertemu dia nanti, apa yang akan kau katakan padanya?” Minho sedikit terkejut. Namja itu tampak berpikir. Lalu menepuk dahinya.

“Ah, saya tidak memikirkan hal itu, Nona. Bagaimana ya? Jujur, saya gugup sekali.” Minho tampak cemas. Shin You semakin miris melihat Minho. Apalagi setelah melihat kesungguhan hati namja itu dari pancaran sinar kedua bola matanya yang besar.

“Minho-ah, anggaplah sekarang aku, yang ada di hadapanmu ini adalah Nahra, kau latihan dulu denganku. Agar nanti saat kau bertemu dan mengobrol dengannya, rasa gugupmu sudah hilang.” Shin You mencoba tersenyum. Minho sedikit ragu. Bukannya dia tidak mau menerima bantuan Shin You, tapi dia merasa agak sedikit canggung dengan Nona-nya itu. “Gwenchana, Minho-ah. Katakan saja apa yang ingin kau katakan di depan Nahra padaku. Agar nanti saat kau bersamanya, kau bisa lebih lancar.” Shin You tersenyum lagi. Namun matanya sebenarnya mulai terasa panas. Minho mengangguk pelan. Lalu, kedua tangannya, dengan gemetar, terangkat dan menyentuh kedua bahu Nahra.

“Na-Nahra-ah.. A-aku tahu, ki-kita.. Kita..” Minho tersendat. Bibirnya terasa kaku. Gugup. Shin You mencoba untuk tenang.

“Katakanlah, Minho-ah. Jangan gugup begitu.” Shin You mencoba menyemangati Minho. Minho meremas kedua tangannya yang berada di kedua bahu Shin You pelan. Tangannya mulai terasa dingin dan berkeringat. Tentu saja Minho sangat gugup. Baru kali ini dia akan berkencan dengan seorang yeoja. Dan yeoja itu belum pernah Minho temui sebelumnya. Minho merasa ia sangat tidak romantis.

“Nahra-ah.. A-aku tahu kita.. Kita memang baru kali ini bertemu. Kita resmi berpacaran juga via telepon, dan aku juga tidak romantis. Mungkin kau menyesal. Aku, aku minta maaf soal itu. Keundae, aku tulus suka padamu, Nahra-ah..” Minho menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Hati Shin You mencelos. Air matanya sudah menggunung. Namun yeoja itu masih berusaha diam dan menahannya. Shin You masih ingin mendengar apa yang akan Minho katakan. “Saranghae. Aku ingin kita menikah. Aku yakin kau akan menjadi istri yang baik. Maukah kau, Nahra-ah??” Air mata Shin You tak dapat dibendung lagi. Yeoja itu memalingkan wajahnya dan sebisa mungkin menutupi air matanya dari mata Minho. Namun Minho dapat tetap melihatnya. “Ah, Nona. Anda kenapa??” tanya Minho panik.

“Gwenchana. Aku hanya terharu saja. Ternyata kau serius dengannya. Itu sudah bagus, Minho-ah. Nahra pasti akan sangat senang dan menerima lamaranmu.” Shin You menghapus air matanya dan tersenyum getir. “Apakah kau sudah menyiapkan sesuatu untuk kau berikan pada Nahra?” Minho mengangguk cepat. Tak lama kemudian, Minho sudah memperlihatkan sebuah gantungan ponsel pada Shin You.

“Bagaimana, Nona? Bagus, tidak?” Shin You menengadahkan kepalanya, mencoba menahan air matanya agar tak jatuh lagi.

“Ne, bagus. Sederhana. Tapi cantik. Nahra pasti suka.” Puji Shin You.

“Tapi jika dia menerima lamaran saya, saya akan memberikannya sebuah cincin atau kalung mungkin. Taemin yang menyarankan saya seperti itu. Hehe.. “ Minho terkekeh dengan semburat merah yang menghiasi pipi putihnya. “Ya sudah Nona. Nona tunggu di sini saja ya. Jangan mendekat. Nanti Nahra malu. Saya akan naik ke atas.” Shin You mengangguk. Minho langsung berlari dan naik ke atas menara. Setelah sosok Minho menghilang, Shin You duduk di sebuah bangku berwarna hitam dan menangis sendiri di sana. Meskipun orang-orang yang lewat di sekitarnya terus memperhatikannya, Shin You sudah tak peduli lagi. Ia harap rasa sakit di hatinya bisa sedikit berkurang dengan menangis.

 

@@@

Jonghyun dalam perjalanan menuju Daegu dengan beberapa pengawal yang juga ikut bersamanya. Taemin juga. Bahkan Jonghyun meminta Taemin untuk duduk bersamanya di mobilnya. Tiba-tiba, mobil mereka berhenti sehingga menimbulkan bunyi derit rem yang sedikit menyakitkan telinga mereka. Tubuh mereka juga sempat terdorong ke depan.

“Pak Gu, ada apa?” tanya Jonghyun pada supir pribadinya. Namun yang ditanya hanya diam saja. Jonghyun dan Taemin heran. Baru saja Jonghyun akan bertanya untuk yang kedua kalinya, namja paruh baya yang disebutnya Pak Gu itu berbalik dan menodongkan sebuah pistol ke arah Taemin. Jonghyun dan Taemin tersentak ketika melihat dengan jelas siapa namja yang menodongkan pistolnya itu.

“Halo, Calon Kakak Iparku…”

“K-kau..” Jonghyun berharap penglihatannya salah.

“Ne. Aku Jinki. Kau masih tak percaya setelah melihat dengan jelas wajah tampanku ini?” tanya Jinki santai. Namun pistol yang mengacung tepat ke dada Taemin sukses membuat namja berambut merah mencolok itu gemetaran. Jonghyun menoleh melihat Taemin. Dan melihat Taemin yang ketakutan, membuat Jonghyun mulai marah.

Sesaat kemudian, gerombolan namja berpakain hitam muncul dan mengepung sekeliling rombongan Jonghyun. Pengawal-pengawal Jonghyun pun kalah banyak dengan gerombolan namja-namja berpakaian hitam itu. Jonghyun menggeram, namun Jinki terkekeh puas melihat semua anak buahnya berhasil membuat pengawal-pengawal Jonghyun tak dapat berkutik.

“KAU PENGKHIANAT!!!” pekik Jonghyun. Wajahnya memerah, matanya terbelalak kesal. Jinki menyeringai.

“Ne. Dan kau tak pernah menduganya bukan? Sahabat yang selalu bersamamu, bahkan kau sangat percaya padaku hingga berencana ingin mempertunangkan adik kesayanganmu denganku, ternyata adalah musuh terbesarmu!” Jinki tertawa.

“SHIT!” Jonghyun memukul kaca mobil di samping kanannya. Ia murka.

“Dan kau pasti takkan menduga hal ini..” Jinki menggantungkan kalimatnya. Jonghyun dan Taemin tampak kesal namun juga penasaran akan kelanjutan kalimat Jinki.

“Appaku adalah orang yang telah mengirim rombongan dua puluh dua tahun yang lalu untuk membunuh Appa-mu di Busan. Dan salah satu orang suruhan Appaku berhasil membunuh bodyguard terbaik yang sangat dibangga-banggakan oleh Appamu berserta istrinya.” Jonghyun dan Taemin terbelalak. “Oh iya, sial sekali anak mereka bisa diselamatkan oleh Appamu.”

“Jadi Appamu adalah dalang dari meninggalnya Choi Siwon Ahjusshi dan Choi Sooyoung Ahjumma?!” Jinki tersenyum dan namja itu keluar dari dalam mobil. Jonghyun dan Taemin mengikuti.

Jinki bersandar pada badan mobil Jonghyun. “Bingo! Tepat sekali.” Kata Jinki menjawab pertanyaan Jonghyun. “Pengawal!” Jinki memanggil salah satu pengawalnya. Seorang pengawal bertubuh besar datang menhampiri. “Bawa mereka ke gudang. Ikat mereka.” Jonghyun dan Taemin terkejut. Terutama Jonghyun, ia merasa menyesal telah mempercayai Jinki selama ini. Ternyata Jinki adalah musuh dalam selimut! Rutuk Jonghyun dalam hati.

Jonghyun dan Taemin meronta ketika beberapa pengawal Jinki memborgol kedua tangan mereka dan membawa mereka masuk ke dalam mobil lagi. Namun kali ini salah satu pengawal Jinki yang mengendarai mobil Jonghyun itu.

“Hyung, ettokhae? Bagaimana cara kita mencari bantuan??” Taemin tampak sangat ketakutan.

“Uljimayo. Aku akan segera menemukan jalan keluarnya, Taemin-ah.” Desis Jonghyun dengan pandangan lurus ke depan.

 

@@@

“Minho-ah..”

“Ne. Nahra, kau dimana? Aku sudah sampai.. Aku ada di-“

“Lupakan aku, Minho-ah! Aku sudah tak mencintaimu lagi!”

“Nahra.. Apa maksudmu??”

 

END OF AUTHOR’S POV

To Be Continued…

Wah.. Jelek ya? Kependekan ya? Gaje ya?? Mianh ya.. Di part 3 ini aku buat sama sekali ngga ada unsur actionnya. Isinya sedih2 semua. Soalnya cerita udah mau kelar nih. Maaf ya para readers kalau mengecewakan. Author juga ngerjain part ini agak kebingungan di alur ceritanya. Tapi gomawo ya udah baca. Maaf, ngga jadi trilogy, tapi kayaknya sampai part 4 baru selesai ff ini

©2011 SF3SI, Freelance Author.

Officially written by ME, claimed with MY signature. Registered and protected.

This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction

Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!

Advertisement

19 thoughts on “Bodyguard – Part 3”

  1. Huawwhhhhhhh,,, Authorrr….!!!
    Ff kamu DAEBAKKKK sangat, ngak nyesal tunggu Ff ini dari Part-2nya walaupun ampe sekarang belom penah baca part-1nya tapi ngak apa” deh…

    Yg penting Q tunggu kelanjutan Ff kamu ini thor..!!
    HWAITING THOR !!!

    1. Waah.. Jinccayo? Jeongmal gomawo udah nungguin ffku. Hehe..
      Iya, mianhae. Kayanya admin di sini salah paham. Oh iya, waktu itu aku udah kasih link-nya kok di part 2 kemarin. Itu link FB buat baca part 1nya.

  2. aku suka bangettt,nyampe mo nangis,pas bagian di namsan tower…

    lanjutt ya thor…
    the best dech pkoknya…

    1. Iya tah? Hehe.. Aku emang suka genre sad. Makanya sebisa mungkin aku bikin minho-shin you sedih mulu. #plak! Author sadis. XD

      Makasih udah baca and comment. Ne, ditunggu aja part selanjutnya. 🙂

  3. Wow… Jinki perannya jelek bangettttt…. Udd jadi mafia… Namja mesum trs sekarang jadi penghianattt… Huwaaahhhh… Tapi bagus sihh… Sekaloi-kali gx jadi malaikat melulu… #ngeekkkk,,,hehehe

    Lahh.. Shiyoun gimana tuhhh… Main putusin minho ajjj… Kasihannn donggg,,, tapi aq msh blm ngerti Nhaena itu pacarnya Jonghyun kan??? Klo Key itu juga kerja pada Jonghyun kayak Minho N Taem bukan sihhh????

    Wahhh… Penasarann kelanjutan hubungan Minho-shinyon… Jadi yg bunuh bapaknya Minho itu bapaknya Jinki,,,bener2 dehhh.. Si dubu minta diciummm…hehehe

    Ayo lanjutkannn… Ditunggu part lanjutannyaaaa…….

    1. Haha, ne ne. Tapi tak dapat dipungkiri Jinki itu cakep. Mau dibikin perannya kaya gimana tetep aja cakep. #dicium Mvp XD
      Iya aku pengin bikin Jinki beda aja dari biasanya. Hehe..
      Shin you putusin Minho karena dia ngga mau bikin sulit Minho. Apalagi kan Shin you bikin Minho suka dengan cara yang salah awalnya.
      Sebenernya di part 1 udah dijelasin kalo Nhaena itu saudara angkatnya Shin you sama Jonghyun. Nhaena masih punya ortu, ortunya mafia juga, temennya Appanya Shin you sama Jonghyun. Mereka bertiga dari kecil udah bareng. Dan alasan kenapa Nhaena diangkat anak biar Shin you bisa punya temen di rumah dia. Soalnya dia dilarang temenan sama anak lain, takut ketauan identitas dia anak mafia. Tapi Jonghyun emang suka sama Nhaena dari awal si.

      Key itu Boss nya Minho yang punya agensi keamanan. Tapi Key juga temennya Jonghyun dan akrab banget sama Minho karena umur mereka sebaya. Jadi Jonghyun nyewa Minho dari agensi keamanan punya Key buat jadi bodyguard.

      Oke, next partnya ditunggu aja ya. Makasih udah kasih oksigen. ^^

  4. TIDAKKK,Thor napa TBCnya nanggung banget,napa pas g enak gitu,bikin penasaran T.T *DiTabokAuthor*
    Minho kasiann..kenapa dy d buat galau…
    bagus Thor daebak,sangat d tunggu kelanjutannya…
    PS:Taemin n Jong oppa jgn d buat cidera ya thor.heheh,

    1. Hehe, mianh. Emang sengaja dibik nggantung. Biar penasaran. 😉
      Sebenernya yang paling kasian itu Shin you. Shin you kan terpaksa mutusin. Baca aja di part 4 ya. 🙂

      Wah, untuk Taemin dan Jonghyun tungguin aja gimana nasib mereka. Hehe.. Gomawo udah comment. ^^

  5. Aigoo,,
    ni ff keren banget 😀
    Padahal aku jarang suka yang ada action2.nya tapi aku suka ni ff, noumu johasseo 😀

    1. Hehe.. Gomawo ne..
      Ini juga belum terlalu action menurutku. Tapi syukur deh kalo kamu bisa suka. 🙂

  6. dear author, tlg kasi tau saya fb author. aku nggak bisa buka lewat link yg perna author kasii ,. mian., gomawooo

    1. Ngga bisa ya? Mianh ya.. Nama fb aku Papillon Lynx. Kalo ngg Ervina Meilya Herdiyastuti.

  7. BODYGUARD (PART 1)

    Title : Bodyguard (Part 1)

    Main Cast :

    – Choi Minho SHINee

    – Kim Shin You

    – Han Nhaena

    – Lee Jinki SHINee

    Support Cast :

    – Kim Jonghyun SHINee

    – Lee Taemin SHINee

    – Choi Siwon Super Junior

    – Kim Soo Man

    – Choi Sooyoung SNSD

    – Kim Kibum aka SHINee

    – Para pengawal

    Genre : Romance, Action, Sad, Friendship, a bit Comedy

    Length : On Writting

    Rating : PG-16

    FF INI TERINSPIRASI DARI SEBUAH FILM BERJUDUL “BODYGUARD”. NAMUN, SAYA BUAT SESUAI DENGAN VERSI SAYA.

    @@@

    HAN NHAENA POV

    Kisah cinta kami berdua berawal dari sebuah stasiun kereta di kota Seoul. Anni, bukan kisah cinta kami berdua. Namun kisah cintaku dengan Minho. Kisah cinta yang tidak pernah aku duga. Bahkan aku tak pernah mengira kalau aku akan memilih untuk mengkhianati dia dan pergi bersama Minho. Aku tetap meneruskan kesalahpahaman ini tanpa mau mengungkapkan bagaimana kisah yang sebenarnya pada siapapun, bahkan pada suamiku sendiri. Pada Choi Minho selama ini. Dan aku tak berani menemui Kim Shin You, sahabatku sendiri, setelah kejadian itu.

    Well.. Awal kisah ini bermula di Busan.

    Choi Siwon, dia adalah seorang pengawal muda dengan prestasi terbaik yang disewa untuk mengawal seorang konglomerat sekaligus seorang pemimpin mafia terkenal di Korea Selatan bernama Kim Soo Man. Bahkan sudah dapat dipastikan, semua orang yang memiliki hubungan darah dan tali persaudaraan dengan Kim Soo Man adalah seorang mafia juga. Namun, itulah yang menjadi faktor utama Kim Soo Man memiliki banyak musuh. Semuanya ingin menghancurkan Kim Soo Man berserta sanak- keluarganya dan ingin mengeruk habis hartanya yang melimpah-ruah itu.

    Pada suatu waktu, Kim Soo Man sedang dalam perjalanan ke suatu tempat dengan membawa sejumlah uang yang cukup besar. Choi Siwon, sebagai bodyguard yang setia, tentu terus berada di sampingnya. Namun sesuatu yang tak terduga terjadi.

    Saat melewati daerah yang sepi, rombongan Kim Soo Man dicegat oleh beberapa orang berbaju hitam-hitam dan dalam hitungan detik saja, pengawal-pengawal Kim Soo Man tewas tertembak. Kini hanya ada Kim Soo Man dan Choi Siwon berdua. Choi Siwon terus mencoba melindungi Kim Soo Man. Dan sialnya, penjahat-penjahat itu membawa Choi Sooyoung, istri Choi Siwon, yang sedang dalam keadaan hamil besar, ke hadapan Choi Siwon dan membuat Choi Siwon tak berani melawan lagi.

    Penjahat-penjahat itu mengancam akan menembak perut besar Choi Sooyoung –membunuh Choi Sooyoung dan bayinya- jika Choi Siwon tak mau memberikan semua uang Kim Soo Man dan membunuh Kim Soo Man setelah itu. Kim Soo Man sudah memberikan perintah pada Choi Siwon untuk mengalah saja agar Choi Sooyoung bisa selamat, namun terlambat. Choi Siwon menembak tepat di kepala penjahat yang sedang menyandera Choi Sooyoung dan reflek penjahat itu menembak perut Choi Sooyoung hingga yeoja itu tergeletak lemas di tanah.

    Ketika Choi Siwon menghampiri Choi Sooyoung, penjahat yang lain menembak dada dan punggung Choi Siwon bertubi-tubi membuat Choi Siwon meninggal di tempat. Penjahat itu pun melarikan diri membawa semua uang itu.

    Soo Man yang melihat keadaan Choi Sooyoung dan Choi Siwon yang bersimbah darah, langsung menelepon ambulans dan membawa mereka ke rumah sakit terdekat.

    Saat di rumah sakit, dokter memberitahukan bahwa hanya anak Choi Siwon dan Choi Sooyoung lah yang dapat diselamatkan. Choi Sooyoung dan Choi Siwon meninggal karena kehabisan darah dan terlambat dibawa ke rumah sakit. Kim Soo Man merasa sangat bersalah dan berhutang budi pada Choi Siwon yang sangat setia dan menukar nyawanya dan nyawa istrinya demi keselamatan Kim Soo Man. Oleh karena itu Kim Soo Man memutuskan untuk mengangkat anak mereka berdua menjadi anak angkatnya dan membiayai semua kebutuhan anak itu sebagai balas jasanya pada Choi Siwon dan Choi Sooyoung.

    Walaupun anak itu telah menjadi anak angkatnya, namun Kim Soo Man merasa anak itu lebih pantas menyandang marga kedua orangtua kandungnya. Dan Kim Soo Man pun menamakan anak itu Choi Minho.

    END OF HAN NHAENA POV

    @@@

    @@@

    Twenty two years later…

    AUTHOR POV

    Seorang namja menyelinap masuk ke dalam sebuah ruangan di suatu gedung yang terlihat kosong dari luar. Namja bertubuh jangkung itu berjalan mengendap-endap sambil menggenggam erat pistol miliknya. Kedua bola matanya terus bergerak-gerak liar melihat ke sekeliling.Takut kalau ada musuh yang siap menyergapnya. Tiba-tiba, earphone yang menyumbat telinga kanannya berbunyi, menandakan kalau ada panggilan masuk untuknya.

    “Ne?” jawab namja itu dengan suaranya yang berat.

    “Choi Minho, kau sudah sampai di tempat itu?” tanya suara namja di seberang sana.

    “Ne.” jawab namja yang dipanggil Minho itu dengan singkat.

    “Bagus! Masuk dan selamatkanlah semua tawanan yang ada di sana. Setelah itu, datanglah menemuiku. Arrasseo?” titah suara di seberang sana dengan tegas. Minho mengangguk meskipun orang yang meneleponnya itu takkan mungkin melihat anggukan kepalanya.

    PIPP! Minho mengakhiri teleponnya dan kembali fokus pada tugasnya. Sejurus kemudian, ia mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Minho langsung berbalik dan menahan sebuah tangan dengan pisau tajam yang jika terlambat sedikit saja maka akan menghujam punggungnya. Minho segera memelintir tangan musuhnya itu, membuat musuhnya mengerang kesakitan. Minho memberikan pukulan bertubi-tubi di perut musuhnya hingga musuhnya itu tergeletak tak berdaya.

    Belum ada lima detik, lima orang namja bertubuh kekar sudah berdiri mengelilingi Minho dan tiga orang di antara kelima namja itu melangkah maju mendekati Minho. Minho menyeringai.

    “Cih, sombong sekali kau! Masih sempat kau tersenyum seperti itu, huh?!” seru seorang namja berambut gondrong sambil menarik bagian kerah kemeja hitam Minho kasar.

    “Siapa yang sombong?? Aku hanya berusaha untuk percaya diri saja kok.” Sedetik kemudian, Minho langsung menendang lipatan lutut namja berambut gondrong itu dan menendang bagian vital musuhnya itu.

    “See? Hanya badanmu saja yang besar.” cibir Minho sambil memperhatikan namja berambut gondrong itu yang sudah tersungkur ke tanah. “Ada yang mau coba seperti dia?” tawar Minho pada keempat namja yang lain dengan tampang innocent-nya. Dan hasilnya, membuat 3 namja yang lain kabur terbirit-birit, sedangkan salah satunya memilih untuk melawan Minho.

    Namja berkulit hitam itu mencoba memukul wajah Minho, namun Minho berhasi menghindar sehingga namja berkulit hitam itu kehilangan keseimbangannya. Minho tak menyia-nyiakan kesempatan dan langsung memberikan melayangkan pukulan ke wajahnya berkali-kali hingga namja itu terjatuh pingsan.

    “Ck, ini terlalu mudah..” gumam Minho sambil meneruskan langkahnya. Dan langkahnya terhenti ketika melihat seorang yeoja terduduk lemas di sebuah kursi besi lipat dengan kedua mata yang tertutup sapu tangan dan mulut yang ditutup plester. Minho segera melepaskan yeoja berambut sebahu itu.

    “Gwenchana?” tanya Minho ketika yeoja itu sudah terbebas dari semua ikatan. Masih terlihat basah di sekitar kedua matanya. Pasti dia sangat ketakutan. Batin Minho.

    Yeoja itu mengangguk lemah. Lalu pingsan.

    “Ya! Aiish, dia pingsan, lagi..” kata Minho lalu menggendong yeoja itu dan membawa yeoja itu pergi ke rumah sakit.

    Di Rumah Sakit…

    “Kanhosa! (Suster!)!” teriak Minho sambil berlari memasuki rumah sakit dengan seorang yeoja yang dia gendong di punggungnya. Beberapa kanhosa langsung datang dan diantaranya juga membawa bed dorong. Minho langsung merebahkan yeoja itu di atas bed dorong.

    “Tolong dia. Dia baru saja menjadi korban penculikan. Keluarganya sebentar lagi datang.” Kata Minho kepada seorang kanhosa lalu Minho berlari pergi.

    “Tuan! Tuan! Kau mau kemana?” teriak kanhosa itu pada Minho. Namun sosok Minho sudah menghilang dari pandangannya.

    @@@

    @@@

    Minho mengetuk pintu di hadapannya tiga kali dan sebuah suara mengizinkannya untuk masuk. Minho mendekat ke sebuah meja kayu besar yang di seberangnya duduk seorang namja berambut blonde tersenyum ke arahnya.

    “CHUKKAEYO!!!” seru namja berambut pirang itu lalu menghambur memeluk Minho.

    “Ah, Key! Lepaskan aku. Aku se-sak-na-fas-arggh..” kata Minho sambil meronta. Dan Key pun akhirnya mau melepaskan. Namja itu sekarang menepuk-nepuk pundak Minho masih sambil tersenyum lebar.

    “Kau daebak!” puji Key lalu kembali duduk di kursinya. Minho tersenyum dan duduk di depan Key yang terhalang meja kayu itu.

    “Ne. Untuk apa aku lahir ke dunia kalau bukan untuk menjadi orang hebat?” Minho tertawa dan Key berdecak.

    “Jika bukan aku yang merekrutmu menjadi salah satu agen keamanan di sini juga kau tak mungkin sesukses ini, Choi Minho.” Kata Key sedikit sebal. Minho tertawa lagi.

    “Dwaesseo. Kenapa kau memintaku datang ke sini?” tanya Minho begitu mengingat tujuan awalnya menemui Key. Key memberikan sesuatu pada Minho dari saku kemeja berwarna pinknya. Key memang penggila warna pink.

    “Igo.” Kata Key sambil menyodorkan sebuah foto. Key menatap Minho, mencari tahu bagaimana reaksi Minho setekah melihat siapa yeoja yang ada di foto itu.

    “Ya! Ini foto Eomma-ku, tahu! Untuk apa kau memberikannya padaku?!” omel Minho sambil mengembalikan foto itu pada Key. Key terkejut begitu apa yang dikatakan Minho benar.

    “Ah, mianhae. Hehe.. Salah.” Sesal Key lalu memberikan Minho sebuah foto yang lain dari laci mejanya. “Aku memang sangat mengagumi kecantikan ibumu.” Tambah Key sambil cengengesan.

    “Kau gila.” Komentar Minho sambil menggelengkan kepalanya lalu melihat ke arah foto yang sudah berada di tangannya. Minho terperangah.

    “Cantik, bukan?” tanya Key sambil tersenyum penuh arti. Minho tak sadar dan mengangguk. “Dia anak bungsu Kim Soo Man Ahjusshi. Selama dua tahun semenjak Kim Soo Man Ahjusshi meninggal, dia selalu menjadi incaran musuh-musuh keluarga mereka. Dan kakaknya memintaku untuk mengirimkan seorang bodyguard untuk dia. Aku rasa kau adalah orang yang tepat.” Jelas Key. Dan Minho hanya bisa mengangguk lagi.

    “Aku terima. Ini saatnya aku membalas budi kebaikan Kim Soo Man Ahjusshi. Lagipula aku merasa menyesal karena beberapa tahun yang lalu aku memutuskan untuk hidup sendiri di sini.” Ucap Minho.

    “Itu benar. Lagipula, aku rasa kau akan lebih baik jika tinggal di Seoul. ” Tambah Key.

    “Ne. By the way, siapa namanya?” tanya Minho sambil mengedikkan dagunya ke foto yang berada di tangannya.

    “Kim Shin You. Panggilannya Nona Shin-goon. Kau harus memanggilnya seperti itu. Dia tidak suka dipanggil dengan nama lengkapnya. Hati-hati, kabarnya dia agak galak pada laki-laki. Dia hanya bisa akrab pada kakaknya saja. Oh iya, kau hanya perlu menjadi bodyguardnya sampai dia lulus dari sekolahnya. Setelah itu dia akan pergi ke London, ditunangkan dan menikah dengan calon yang dipilihkan kakaknya.” Kata Key memperingati.

    “Benarkah?” Minho tersenyum. “Menarik.”

    @@@

    @@@

    “Nhaena-ya!” Seorang berambut cokelat gelap dengan beberapa pearcing menghiasi telinga kanannya, berlari-lari kecil menghampiri yeoja berambut sebahu yang terlihat kesulitan berjalan.

    “Nhaena-ah.. Gwenchana? Penculik-penculik itu tak melukaimu kan?” tanya Jonghyun cemas ketika sudah berada di samping Nhaena dan melihat Nhaena berjalan dengan sedikit pincang.

    “Gwenchana, Oppa. Terima kasih sudah mengirim bantuan untuk menolongku.” Jawab Nhaena dan tersenyum. Jonghyun langsung berbinar setelah melihat senyuman Nhaena yang menurutnya sangat manis itu.

    “Ne. Apapun akan kulakukan untukmu.” Ceplos Jonghyun. Jonghyun langsung menutup mulutnya dan Nhaena tertawa.

    “Oppa, dimana Shin You?” tanya Nhaena ketika Jonghyun memapah tubuh Nhaena masuk ke dalam kediaman KIM yang sangat mewah itu.

    “Di kamarnya. Ayo, kuantar.” Kata Jonghyun yang dengan sangat perhatian terus memapah Nhaena hingga sampai di kamar Shin You.

    Pintu kamar Shin You terbuka sedikit. Jonghyun dan Nhaena melongokkan kepala ke dalam.

    “Sepi sekali..” komentar Nhaena.

    “Masuklah dulu. Aku akan kembali nanti.” Jonghyun meninggalkan Nhaena setelah sebelumnya curi-curi kesempatan mengecup pipi Nhaena kilat. Nhaena hanya geleng-geleng kepala memaklumi sikap Jonghyun yang memang penggoda seperti itu. Nhaena, Shin You dan Jonghyun memang sudah hidup bersama dari kecil. Mereka tumbuh besar bersama. Tak heran jika mereka bertiga sangat akrab. Walaupun Nhaena bukanlah saudara kandung mereka.

    Han Nhaena adalah anak sahabat orangtua Shin You dan Jonghyun. Dan karena kebaikan hati Kim Soo Man lagi, laki-laki paruh baya itu mengangkat Nhaena juga menjadi anaknya.

    “Hellooo.. Shin You-ah??” panggil Nhaena dengan suara setengah berteriak seraya melangkah masuk ke dalam kamar Shin You. Dan…

    BUK!

    Sebuah bantal mendarat tepat di wajah Nhaena.

    “Hahahahaha…” tawa seorang yeoja. Yeoja itu berdiri di balkon kamar sambil menyampirkan rambut panjangnya ke belakang yang terurai begitu saja. Namun angin kencang terus menerpa rambutnya sehingga rambutnya kembali berantakan. Nhaena mendekat sambil berjalan tertatih-tatih. Shin You langsung membantu Nhaena.

    “Ya! Itu hukuman untukmu karena telah menghilang begitu saja.” Omel Shin You setelah mereka duduk di atas kasur berukuran king size milik Shin You.

    “Aigooo.. Aku ini korban penculikan. Seharusnya tak ada alasan untukmu memarahiku, Shin You-ah..” Balas Nhaena sambil mencubit pipi Shin You.

    “Auch! Ya! Jangan memanggilku seperti itu!” kesal Shin You sambil memanyunkan bibirnya. Nhaena terkekeh.

    “Ne. Ne, Shin-goon..”

    TOK TOK TOK!

    “Hai..” sapa Jonghyun sambil menyembulkan kepalanya dibalik pintu dan masuk.

    “Oppa!” Shin You langsung memeluk Jonghyun erat.

    “Omo! Ada apa??” tanya Jonghyun bingung melihat tingkah adik satu-satunya itu.

    “Hanya ingin peluk saja.” Jawab Shin You jujur dan membuat wajah Jonghyun memerah. Nhaena tersenyum melihat keakraban sepasang kakak-beradik di hadapannya itu.

    “Bahkan adikku sendiri sampai terpesona dengan ketampananku.” Jonghyun terkekeh. Shin You melepaskan pelukannya dan duduk lagi di atas kasur.

    “Kau kepedean sekali, Oppa.” Cibir Shin You.

    “Sudah-sudah. Sepertinya ada yang ingin kau bicarakan berdua saja dengan Shin You. Benar kan Oppa? Biar aku keluar dulu.” Kata Nhaena.

    “Cha-changkamman.” Sela Jonghyun sebelum Nhaena bangkit. “Kau di sini saja. Bukan sesuatu yang sangat pribadi kok.” Lanjut Jonghyun. “Ini juga menyangkut tentangmu.”

    “Waeyo, Oppa?” tanya Shin You.

    “Oppa sudah menyewa bodyguard untuk kalian berdua.”

    “MWO?!” seru Shin You dan Nhaena bersamaan. Dan sebelumnya, Jonghyun sempat menutupi kedua telinganya dengan kedua tangannya. Jonghyun mengusap dadanya lega.

    “Oppa, apa ini tidak terlalu berlebihan??” tanya Shin You sedikit tidak terima.

    “Berlebihan bagaimana? Nhaena saja sudah jadi korban penculikan. Beberapa bulan yang lalu kau juga kecopetan. Dan pencopet itu berani melukai wajah cantikmu.“ tutur Jonghyun mengingatkan kejadian-kejadian buruk yang sudah pernah dua yeoja itu alami. “Kau tahu kan, keluarga kita memiliki banyak musuh di luar sana. Dan Oppa tak bisa selalu berada di dekatmu. Semenjak sepeniggal Appa, semua urusan diberikan kepada Oppa. Oppa tak bisa menolak karena Oppa adalah pewaris pertama. Oppa tak bisa selama 24 jam penuh menjagamu. Itu yang Oppa sangat sesali. Jebal.. Jangan protes lagi soal Oppa menyewa bodyguard ini untuk kalian. Ini semua demi kebaikan kalian.” Tambah Jonghyun panjang lebar. Shin You menjadi tak tega. Ia tahu Oppanya menjadi sangat sibuk dan itu pasti melelahkan. Tapi, bodyguard seperti apa yang Oppanya sewa? Apakah bertubuh besar dan bertampang sangar? Hiii… Menakutkan!! Batin Shin You dan Nhaena dalam hati. Kedua yeoja itu bergidik ngeri.

    “Baiklah, Oppa. Tunggu sampai bodyguard itu datang. Baru aku akan menentukan apakah dia cocok menjadi bodyguard kita atau tidak.” Kata Shin You memutuskan disusul anggukan kepala Nhaena cepat.

    “Ne. Dia akan datang sore ini.” Balas Jonghyun. “Kalian tunggu saja.”

    @@@

    @@@

    Minho berada di sebuah bus dalam perjalanan dari Busan ke Seoul, menuju ke kediaman KIM. Minho memilih duduk di dekat jendela bus di bangku urutan ketiga dari depan. Minho mengenakan kacamata hitam, t-shirt hitam dipadu dengan celana berwarna hitam pula. Dan tak lupa, sebuah earphone yang selalu menyumbat telinga kanannya.

    Tiba-tiba bus mengerem pelan dan berhenti di sebuah halte bus. Minho melihat ke arah luar. Seseorang berambut merah mencolok masuk ke dalam bus dan duduk di samping Minho yang memang kosong. Seseorang itu tersenyum riang.

    “Annyeonghaseo!” sapa namja berambut merah itu sambil menyodorkan tangannya berusaha ramah. Minho melirik sekilas, lalu mengacuhkannya. Minho tetap memperhatikan pemandangan di luar sana dari kaca jendela. Namja berambut merah itu merengut sebal. Dan menarik tangannya yang diacuhkan oleh Minho begitu saja. “Siapa namamu? Namaku Taemin.” Tambah namja yang mengaku bernama Taemin itu.

    Minho melirik. “Apa urusanmu?” tanya Minho ketus. Taemin justru tersenyum.

    “Kau mau kemana? Aku mau ke Seoul. Apa kau juga akan ke sana?” tanya Taemin lagi seolah Minho mau menanggapinya.

    “Apa perlu aku menjawabnya?” tanya Minho dingin. Taemin merengut lagi.

    DRRT.. DRRT..

    Ponsel dalam saku celana Minho bergetar. Minho segera menekan tombol kecil di earphone yang menyumbat telinganya untuk menjawab panggilan teleponnya.

    “Kau dimana?” seru Key di seberang sana.

    “Di dalam bus.” Jawab Minho singkat.

    “Ah, arrasseo. Kau harus menyelesaikan tugasmu dengan baik, Minho-ah.” Kata Key mengingatkan.

    “Ne. Kalau perlu aku tak segan-segan untuk membunuh!” Taemin terkejut mendengar perkataan Minho. Ia melirik ke arah Minho dengan perasaan takut. Bibirnya bergetar dan badannya seketika kaku. Taemin baru sadar, kalau namja yang duduk di sampingnya dan yang sedari tadi ia ajak bicara itu berpenampilan aneh. Semua yang dipakai Minho berwarna hitam. Tak ada warna lain sehingga membuat Taemin menelan ludahnya sendiri. Dia.. Dia.. Seorang pembunuh?? Pe-pe-pembunuh bayaran??? Batin Taemin ketakutan.

    “Ne. Semoga berhasil!” kata Key menyemangati.

    “Ya, sebentar lagi aku akan sampai di kediaman KIM dan mengabarimu lagi.” Taemin terkejut lagi mendengar kediaman KIM disebut-sebut oleh Minho.Taemin bergidik ngeri.

    “Apa maksudnya? Kenapa rumah majikanku ia sebut-sebut?? Jangan-jangan.. Ia akan membunuh Nona Shin-goon? Ah, ettokhae?? Aku harus segera mengabari mereka.” Gumam Taemin lirih.

    Minho mengakhiri pembicarannya dengan Key. Dan melirik Taemin sekilas. Pandangan mereka bertemu, Dan Taemin reflek mengalihkan tatapannya. Minho menyeringai.

    “Micheo (Gila).” Ujar Minho singkat.

    @@@

    @@@

    Ini adalah halte pemberhentian terakhir bus yang ditumpangi Minho dan Taemin. Ya, mereka sudah sampai di Seoul. Bagi Minho, ia sudah sampai dengan selamat. Bagi Taemin, tidak. Selama perjalanan, Taemin menahan rasa takut dan membuatnya ingin sekali muntah.

    Begitu kakinya turun dari bus, Taemin langsung membungkuk dan semua isi perutnya keluar. Minho yang berada di belakangnya langsung menutupi hidungnya dan meninggalkan Taemin cepat-cepat.

    “HOEKZ! HOEKZ!!” begitu suara Taemin. Namja itu menegakkan tubuhnya setelah ia merasa rasa mualnya hilang. “Hhh.. Leganyaaaa..” kata Taemin dengan wajah sumringah. “OMO! Dimana pembunuh itu?! Aiish, aku harus segera menghubungi Tuan Jonghyun.” Taemin segera meraih ponsel dalam saku celananya dan menekan tombol 3 untuk panggilan cepat ke ponsel ‘Tuan Kim Jonghyun.’

    “Yeobsseyo?” kata Jonghyun menerima telepon Taemin di sana.

    “Ah, mianhae, Tuan. Ini aku, Lee Taemin.” Kata Taemin tergesa-gesa.

    “Aigoo.. Sudah berapa kali kubilang? Panggil saja aku ‘Hyung’, jangan ‘Tuan’. Aku masih muda, Taemin-ah..” celoteh Jonghyun kesal.

    “Ne, ne. Tuan, eh, Hyung, ada berita buruk!!” kata Taemin setengah berteriak. Raut wajah Jonghyun langsung berubah panik.

    “Mwo?! Kabar buruk apa? Cepat katakan!” perintah Jonghyun.

    “Dia, dia.. Pembunuh itu.. Pembunuh itu dalam perjalanan ke rumah kau, Hyung! Sepertinya dia akan membunuh Nona Shin-goon!!” jelas Taemin dengan wajah ketakutan juga. Jonghyun tersentak.

    “Apa kau bilang??” tanya Jonghyun tak percaya.

    “Ne! Nona Shin-goon akan dibunuh. Penjahat itu naik bus yang sama denganku tadi. Dan aku mendengar pembicaraannya kalau dia tak segan-segan untuk membunuh semuanya!” Jonghyun langsung mematikan teleponnya dan berlari ke kemar Shin You.

    DUK DUK DUK DUK!! Jonghyun mengetuk pintu kamar Shin You keras-keras.

    “YOUNNIE! YOUNNIE!” panggil Jonghyun.

    CEKLEK!

    “Oppa, ada apa??” tanya Nhaena setelah membuka pintu dan melihat keringat bercucuran di dahi Jonghyun.

    “Ada pembunuh! Ada pembunuh!” teriak Jonghyun ketakutan dan langsung mencari-cari Shin You. “Younnie! Dimana dia?” tanya Jonghyun pada Nhaena yang juga ketakutan di belakangnya.

    “Di-di ka-kamar mandi. Se-sedang mandi.” Jawab Nhaena gagap karena ketakutan.

    “APA?! DI KAMAR MANDI?!” tanya Jonghyun setengah berteriak.

    “WAE GEURAE?? (MEMANGNYA KENAPA??)” Nhaena jadi semakin panik.

    “Kenapa kau biarkan dia mandi sendiri??” tanya Jonghyun lagi sambil menjambak rambutnya frustasi.

    “MWO?! Oppa, neo michieosseo?? Ya jelas lah Shin You mandi sendiri! Masa aku harus memandikannya?!” Nhaena menjadi kesal. “Aiish, paboya!” Nhaena menjitak kepala Jonghyun.

    “Bagaimana jika penjahatnya ada di dalam kamar mandi?? Eottokhae???” Jonghyun mulai kelabakan dan berlari ke depan pintu kamar mandi. “Younnie! Younnie! Kau sedang apa, Saengi?? Cepat keluar! Di dalam bahaya!”

    CEKLEK!

    “YA! Kalian apa-apaan sih?!” kesal Shin You yang hanya berbalut handuk saja. Rambutnya terlihat basah.

    “Mana?? Mana penjahatnya??” Jonghyun langsung melesat ke dalam kamar mandi dan mengamati setiap sudut kamar mandi.

    “Oppa, neo wae irrae?? (Oppa, apa yang kau lakukan??)” tanya Shin You kesal.

    “Ya! Kenapa kau ketakutan begitu, huh? Kau kan pemimpin mafia keluarga ini! Pemimpin mafia keluarga KIM yang sangat terkenal! Kenapa kau takut??” omel Nhaena sebal. Jonghyun keluar dari kamar mandi dan menghampiri kedua yeoja itu.

    “Ya! Seorang mafia pun akan takut jika nyawa saeng kesayangannya terancam, tahu!”

    DORRR!!

    “AAAAAAAA!!!!” Shin You dan Nhaena menjerit. Jonghyun merasakan ada sesuatu yang aneh yang akan datang lagi.

    “TIARAP!!” teriak Jonghyun. Jonghyun langsung mendorong punggung Shin You dan Nhaena ke dinding kamar, hingga mereka bertiga sejajar dengan dinding.Sseperti cicak.

    DORRR!!!

    PRAAANNG!!!

    “YA! Apa yang Oppa katakan dengan apa yang Oppa lakukan sangat berbeda jauh!” komentar Nhaena heran. Namun seketika ketiga orang itu terperangah ketika melihat kaca yang membatasi kamar dengan balkon sudah pecah dan berlubang besar di bagian tengah.

    “Nhaena, Younnie, cepat turun ke lantai bawah!!” perintah Jonghyun dan namja itu langsung berlari keluar dari kamar.

    “Hajiman, Oppa, aku masih pakai handuk!” teriak Shin You.

    “OMO!” Nhaena langsung mengobrak-abrik lemari dan mencari kimono mandi di sana.

    BRUK!

    “Tak ada waktu lagi. Cepat pakai!” titah Nhaena. Shin You langsung menanggalkan handuk di tubuhnya dan menggantinya dengan kimono mandi itu. Nhaena langsung menarik Shin You keluar dari kamar menuju lantai dasar.

    Di lantai dasar semua orang sudah berkumpul. Para pengawal sudah berdiri dengan posisi siaga di depan rumah. Di setiap sudut pun sudah ada pengawal yang berjaga-jaga dengan senjata di tangan mereka. Jonghyun langsung menghalang-halangi tubuh Nhaena dan Shin You, takut kalau-kalau ada yang tiba-tiba menembak mereka.

    “Gwenchana?” tanya Jonghyun sedikit bergetar. Shin You dan Nhaena mengangguk lemah. Jantung mereka berdegup kencang. Suasana tiba-tiba menjadi sunyi. Jonghyun melirikkan matanya ke kiri dan kanan bergantian.

    DEG DEG! DEG DEG! DEG DEG!

    Degup jantung Jonghyun, Shin You dan Nhaena sampai terdengar di telinga mereka sendiri. Tiba-tiba…

    TAP TAP TAP TAP..

    Dua orang namja berjalan mendekati rumah. Pengawal yang berjaga di depan langsung menghalang-halangi kedua namja itu. Namun pengawal-pengawal itu mengernyit heran ketika dapat mengenal salah seorang namja yang berada di hadapan mereka.

    “Hyung!” Jonghyun mengernyit juga ketika merasa ada yang memanggilnya.

    “Taemin-ah?” ucap Jonghyun lalu mendekati namja yang memanggilnya ‘hyung’ itu. “Neo! Kenapa jadi kau yang-“

    “Jeongmal mianhae, Hyung!” Taemin menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Jonghyun meminta pengawal-pengawalnya itu membiarkan Taemin dan namja asing di sampingnya masuk. “Aku salah memberikan informasi.” Tambah Taemin yang cengengesan.

    “Apa maksdumu?” tanya Jonghyun bingung.

    “Ini.” Kata Taemin sambil melirik sekilas ke arah namja yang berdiri di sampingnya. “Namanya Minho. Dia bukan pembunuh, Hyung. Dia adalah bodyguard yang ternyata kau sewa untuk mengawal Nona Shin-goon. Aku salah paham.” Tutur Taemin. Jonghyun langsung terperangah di tempatnya.

    “Choi Minho imnida. Bangapseumnida.” Kata Minho memperkenalkan diri.

    “Lho? Lalu keributan yang terjadi barusan itu ulah siapa? Dua kali ada peluru yang mengancam nyawaku dan kedua adikku. Dan salah satunya memecahkan kaca di kamar.” Taemin menepuk dahinya.

    “Mianhae, Hyung! Itu ulahku. Aku meminta Minho Hyung untuk mengajariku menembak. Aku sedikit memaksa dan..” Jonghyun langsung pingsan di tempat.

    “Ya! Ya! Jonghyun, Hyung!” Taemin, Minho dan beberapa pengawal langsung mengangkat tubuh Jonghyun dan membawanya masuk ke dalam rumah. Dan ketika itu, Minho berpapasan dengan Shin You dan Nhaena. Minho tersenyum sedikit ke arah dua yeoja itu. Nhaena menyenggol lengan Shin You.

    “Hei, dia tampan sekali. Mirip dengan Minho SHINee.” Puji Nhaena sambil berbisik di telinga Shin You. Shin You berdecak sebal.

    “Jika kau mau, untukmu saja. Aku tak mau menanggapi namja lain. Mereka semua itu buaya.” Balas Shin You membuat Nhaena memutar kedua bola matanya heran.

    “Ya! Jonghyun Hyung juga seorang buaya darat tahu! Lagipula, tipe namja kesukaanku itu seperti Key SHINee atau Mir MBLAQ. Kau tahu kan??” kata Nhaena dengan wajah berseri-seri.

    “Mollayo. Terserah kau saja.” Shin You langsung mendekat ke arah sofa dimana Jonghyun ditidurkan di sana.

    “Oppa, kenapa kau pingsan sih? Aiish..” keluh Shin You sambil mengusap rambut Jonghyun. Lalu Shin You berbalik. “Kau siapa?” tanya Shin You sambil melirik tajam ke arah Minho. Minho langsung membungkuk.

    “Choi Minho imnida. Bodyguard yang Tuan Jonghyun sewa untuk menjaga Nona Shin-goon dan Nona Nhaena.” Shin You menaikkan sebelah alisnya dan memperhatikan Minho dari kaki sampai kepala. Bagaimana ini? Sepertinya dia terlalu perfect untuk menjadi pengawalku. Aku tak mau hari-hariku diatur oleh siapapun, apalagi dengan si Choi Minho ini! Batin Shin You kesal.

    “Aku menolakmu.” Minho, Nhaena dan Taemin tersentak mendengar perkataan Shin You.

    “Nona Shin-goon, apa maksud anda? Minho Hyung sangat keren, Nona.” Taemin berusaha membela Minho.

    “Andwae! Dia sudah membuat keributan sebelum dia sempat mengabdi di keluarga ini. Aku tak percaya padanya.” Kata Shin You lagi. Yes! Aku memiliki alasan untuk memecatnya. Batin Shin You senang.

    “Shin-goon, ini hanya kesalahpahaman saja kan?” kini giliran Nhaena yang membela Minho.

    “STOP IT! Aku akan meminta agensi keamanan itu untuk mengirimkan orang lain yang lebih berkualitas untuk menjadi bodyguard kita, Nhaena-ah.” Putus Shin You cepat.

    “Wah, wah.. Sepertinya ada masalah nih..” Sontak semua orang menoleh ke arah sumber suara. Seorang namja berpakaian hitam-hitam tersenyum lebar. Membuat gigi kelincinya terlihat dan menampilkan kesan lucu pada dirinya.

    “Jinki Oppa..” gumam Shin You lirih. Jinki mendekat ke arah Shin You dan dengan sengaja mendorong tubuh Minho ke sisi yang lain.

    “Hi.. My fiancé (Tunanganku)..” sapa Jinki sambil mengecup pipi Shin You kilat. Shin You kaget dan mendorong tubuh Jinki kasar. Minho langsung menghalang-halangi tubuh Shin You dari Jinki.

    “Meskipun anda adalah tunangan Nona, tapi jika Nona tak suka dan merasa terganggu, anda akan berurusan denganku, Tuan. Karena mulai sekarang, aku adalah bodyguardnya.” Kata Minho tegas dan membuat Shin You menatapnya terpaku. Dia.. Dia.. Melindungiku dari Jinki Oppa? Hm.. Sepertinya dia cukup berguna. Pikir Shin You sambil tersenyum senang.

    “Choi Minho, mulai besok antarkan aku dan Nhaena ke sekolah. Arrasseo?” Minho bingung namun sedetik kemudian Minho langsung mengangguk mantap.

    “Siap!” jawab Minho tegas. Shin You tersenyum dan kembali ke kamarnya.

    Nhaena tetap berdiri mematung di tempatnya. Ia terus memperhatikan wajah Minho lebih lekat.

    “Dia.. Dia.. Namja yang menolongku waktu itu..” gumam Nhaena.

    @@@

    To Be Continue…

    Gimana gimana? Aneh ngga? Baru pertama kali nih bikin FF genre action. Moga pada suka yah.. ^^ Please comment. Gomawo.. 🙂

  8. Itu udah aku copast ffku yang part 1. Jadi yang mau baca ngga susah-susah lahi. Baca aja di sini. 🙂

Give Me Oxygen

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s