My Fairy Tale – Part 1

My Fairy Tale [1st Meeting In The 1st Year]

Title                            : My Fairy Tale [1st Meeting In The 1st Year]

Author                       : Agneskey

Main casts                : Park Ririn, Lee Taemin,

Other casts               : Cho Sora

Genre                                    : Life, Love Story

Rating                        : General

Summary                  : “you looks so different”

Disclaimer                : This FanFiction is mine! NO ONE CAN COPY IT! SHINee isn’t an artist in my FF. They’re ordinary boy

A/N                             : Annyeong. Balik lagi sama FF yg baruu. Ini cerita Park Ririn saat dia masih kelas 1 SMA. 1 SMA. Hohoho ditunjukan untuk dongsaengku, Diaz (Park Ririn)—berhubung ini requestan dari dia dan untuk seluruh penghuni ShiningStory WordPress. RCL PLZJ Gamsha~

~ ~ ~ ~ ~ ~

~Park Ririn P.O.V~

Hari ini aku pulang sekolah dengan langkah riang dan senang. Tak peduli semua mata menatapku tajam. Rambutku ikut melayang seiring dengan lompatan lompatan ringanku. Senyumku merekah lebar tanpa aku sadari. Bahkan sahabatku, Cho Sora, rela kutinggalkan karna aku lupa mengajaknya pulang bersama. Aku terlalu senang!

Bagaimana mungkin aku tidak senang. Sahabat kecilku, teman bermainku, datang kerumahku! Sudah 10 tahun aku tidak bertemu dengannya. Entah bagaimana rupanya sekarang.

Memori otakku memutar masa-masa kecilku. Ketika aku bermain dengannya-dan hyung nya. Berlarian, bermain sepeda, tertawa bersama. Dulu rumah kami berdekatan saat aku masih tinggal di Daegu. Namun, karna appaku pindah tugas ke Seoul, jadinya aku sekeluarga juga harus pindah.

Dan sekarang, setelah 10 tahun lamanya kami tidak bertemu, aku punya kesempatan untuk bertatap muka lagi dengannya. Kata appa, dia ke Seoul untuk test psikologi. Dia adalah seseorang yang benar benar ingin jadi Pilot. Usaha kerasnya dengan memasuki Senior High School favorit Korea, membuahkan hasil.

Lee Taemin.

“aku pulaaaaaannng” teriakku antusias begitu memasuki pintu rumah. Sebuah sneakers putih yg tak kukenali tergeletak rapi di rak sepatu. Segera kutaruh sepatu sekolahku tepat disebelahnya. Drap drap drap. Langkah kakiku menggema di setiap jengkal lantai yang kulalui.

Kulihat appa sedang menonton TV diruang keluarga. Deg deg deg. Kenapa jantungku berdebar keras? Tak kusapa appa yang asik menonton TV. Aku melangkah mendekati tangga menuju kamarku. Sebelum anak tangga pertama, tepat disebelah kanan ada sebuah pintu. Pintu kamar tamu.

Pintu putih yg biasanya terbuka, sekarang tertutup rapat. Aku berhenti sejenak didepan pintunya. Berusaha merasakan hawa lain yg terpancar dari balik pintu itu. Kemudian aku tersenyum dan melnajutkan langkahku menuju kamarku.

Kuganti bajuku dan berbaring tenang diatas kasur. Aku berusaha mengingat bagaimana wajah  Lee Taemin terakhir kali. Ia berambut jamur, wajah imut dan mata besar. Apa sekarang wajahnya masih seperti itu??

“Park Ririn!!” panggil seseorang. Pasti appa.

“ne” aku setengah berlari menghampiri pintu kamarku yang tertutup. Cklek. Ajjushi dengan rambut cepak berdiri diambang pintu “ada apa?”

“mandi dan ganti baju. Kita akan makan diluar” deg. Makan diluar. Bersama Lee Taemin kah?? “hey!”

“ah, ne arraseo” brakk. Kututup pintu kamarku kasar. Jantungku bergemuruh lebih cepat dari sebelumnya. Dulu setiap kali ingin bertemu Lee Taemin, perasaanku biasa saja. Tidak seperti ini. Bagaimana mungkin aku jatuh cinta padanya padahal aku sendiri belum melihat wajahnya yang sekarang.

Secepat kilat aku mandi dan memilih baju untuk kupakai. Sekitar satu jam aku bersiap siap, akhirnya aku keluar kamar. Celana semi-jeans hitam melekat pas di kaki-ku. Kaos putih polos yang dipadukan dengan jaket garis-garis biru se-atas pinggang dan lengan ¾ menghiasi bagian atas tubuhku. Tak lupa kupakai ransel hitam mungil dan ankle-boots biru.

Tak tak tak. Aku turun kebawah. Hak sepatuku yg berbenturan dengan tangga kayu yang kulalui, menimbulkan suara baru yang asing. Sreett. Jantungku berhenti berdetak, aku tak lagi bernafas selama beberapa detik. Bola mata itu.

“annyeong Ririn ah~” sapanya. Senyumnya masih sama seperti dulu. Tapi bagian dari dirinya yang lain-how can??? Biar kujelaskan. Dia, Lee Taemin, tak lagi seorang bocah cilik dengan tubuh gendut. Melainkan, tubuh teramat sangat proporsional. Lengannya melukiskan bentuk otot yang indah. Rambutnya tak lagi jamur. Warna rambutnya masih tetap coklat kayu-seperti dulu

“Ririn ah~” panggilannya yang kedua membuatku tersadar. Perlahan aku tersenyum padanya

“annyeong oppa~” dengan semangat aku menuruni tangga dan menghampirinya. Kali ini, untuk pertama kalinya aku melihat tranformasi seorang Lee Taemin dari dekat. Tingginya jauh lebih tinggi daripada aku “bagaimana kabar oppa? Kau terlihat berbeda” –sangat berbeda­

“aku baik. Kau? Kau juga terlihat sangat berbeda. Apa sekarang kau masih sering menangis seperti dulu??” aku tertawa pelan

“tentu saja tidak” kami berdua tertawa bersama lagi, seperti dulu. Namun dalam ruang dan waktu yang berbeda

“apa kalian sudah siap? Kajja. Kita jemput umma dulu baru makan” appa keluar rumah terlebih dahulu. Disusul denganku dan Taemin oppa. Kenapa jadi canggung begini??

“oppa, kau duduk didepan saja” suruhku

“arraseo” ia membuka pintu mobil appa dan masuk. Sementara aku duduk tepat dibelakangnya. Deg deg deg. Jantungku kembali berdebar. Ada apa dengan diriku? Love at first sight? Kuakui, Taemin oppa memang terlihat berbeda sekarang. Jauh lebih tinggi, lebih keren dan…. Lebih tampan tentunya. Bruuummm. Mobil appa keluar pekarangan rumah.

Dari belakang, aku dapat melihat punggungnya yang bersandar nyaman pada kursi mobil. Come one Ririn! Kapan lagi kau menemukan kesempatan bagus seperti ini? Jangan kau sia siakan! Dengan tekad bulat, kubuka pembicaraan

“appa, aku akan ikut pertandingan judo minggu depan” sahutku. Appa hanya melirikku sekilas dan kembali focus menyetir

“jinjjayo? Chukae!” balasnya singkat

“kau… Park Ririn, ikut judo? Bela diri judo?” Tanya Taemin oppa kaget. Mataku bertemu lagi dengan matanya

“ne, waeyo? Anehkah?”

“tentu saja tidak. Hebat kau! Berarti oppa harus berhati hati kalau ada didekatmu” tawanya kembali meledak

“sebegitu menakutkannya aku, oppa??” aku jadi ikutan tertawa. Umur kami yang terpaut 4 tahun, tak menimbulkan masalah serius diantara kami. Aku memandangnya sebagai seorang oppa yg kukagumi-aku harap bisa terus seperti itu.

Di dalam mobil mengalun pelan lagu GEE dari SNSD. Kepala Taemin oppa mengangguk2 pelan

“Ririn ah~ kau suka SNSD??” tanyanya

“tentu. Bahkan aku cover dance mereka” sahutku bangga. Kepalanya memutar sehingga sekarang berada tepat dihadapanku

“JINJJAYO?” pekiknya lantang “cepat sekali kau berubah hanya dalam 10 tahun ini? Oppa juga seorang SONE. Kau nge-cover siapa?”

“Seohyun–“

“JINJJA????” potongnya “OMO! Dia yang oppa kagumi” sahutnya bangga. Aku tersenyum lebar mendengarnya. Setidaknya ada satu hal yang sama dengannya. Dikursi belakang aku menatap punggungnya. Aku mencintainya.

~ ~ ~ ~ ~

Setelah menjemput umma dari kantornya, kami berempat pergi makan di sebuah family restaurant favorit keluargaku. Aroma bulgogi yang khas sampai ke hidungku. Perutku sudah ber-parade dari tadi. Appa memilih tempat outdoor dilantai 2. Beliau sangat menyukai tempat ini.

Langit Seoul terlihat tenang dan cerah malam ini. Semilir angin musim semi berhembus pelan. Kepulan asap dari beberapa meja terbang bersama angin. Taemin oppa duduk bersebelahan denganku

“kau mau pesan apa, Taemin ah~?” Tanya umma

“aku apa saja. Aku adalah pemakan segala” matanya tak terlihat kala ia tersenyum

“kita pesan family sets aja. Jadi kita bisa makan rame-rame dengan berbagai pilihan” usulku. Disusul dengan anggukan semuanya “aku mau minum hot cappucinno with hazelnut dan air mineral. Oppa apa?” Taemin oppa terlihat serius memilih minuman

“adakah banana milk disini?” Tanya Taemin oppa pada waiter yang daritadi menunggu semua pesanan kami. Kata kata Taemin oppa membuatku sedikit tersenyum. Ia masih seorang banana milk lovers.

“ada. Anda ingin yang hot atau cold?”

hot. Dan aku ingin air putih juga. Gamshahamnida” ia menutup buku menu dan mengembalikannya pada si waiter. Appa dan umma memesan minuman yang sama, milkshake choco-van.

“appa, aku ingin strawberry-chocolate fountain” pintaku “cheesecake as dessert too”

“kau masih saja cheese lovers” celetuk Taemin oppa. Aku tersenyum untuk kesekian puluh kalinya. Setelah semua pesanan dicatat oleh sang waiter, ia melangkah pergi. Tinggallah kami berempat dengan beberapa orang yang duduk di kursi lain.

Kutatap kagum seorang Lee taemin yang berada disampingku. Seorang namja yang akan menjadi orang sukses. Seorang namja yang dulunya adalah teman kecilku. Seorang namja yang sudah kuanggap seperti oppaku sendiri.

“oppa-ga! Bagaimana kabar Jinki oppa? Long time no hear about him” kubuka lagi topic pembicaraan. Jinki oppa, hyung dari Taemin oppa, teman kecilku juga. Namja yang jauh lebih dewasa dari Taemin oppa. Selalu berfikir jernih, pembawaannya yang bijaksana, dan senyumnya yang tak pernah hilang.

“dia baik baik saja. Sekitar 1 tahun lagi dia akan lulus Akademi Kepolisian nya. Pray the best for him”

“pesanan anda datang” beberapa orang pelayan membawakan semua pesanan kami. Grilledpan sudah dinyalakan. Meja yang awalnya kosong, sekarang benar benar tak ada space tempat kosong lagi

“gamshahamnida” ucapku sesaat sebelum para waiters itu pergi “whoa, selamat makaaaannn” kucelupkan potongan kecil daging sapi kedalam saus barbeque dan mulai meng-grill nya. Semuanya melakukan hal yang sama denganku. Kepulan asap muncul dari meja kami, beradu dengan angin malam.

Malam ini, adalah the best dinner ever in my entire life. Aku senang karna aku bisa bertemu lagi dengan Taemin oppa. Lee Taemin.

~ ~ ~ ~ ~

Tak terasa, sudah 4 hari Taemin oppa menginap dirumahku. Dan sekarang, adalah hari dimana ia harus kembali ke Daegu untuk melanjutkan sekolah penerbangan disana. Honestly, aku tak mau Taemin oppa pergi. Aku ingin dia tetap tinggal disini.

“oppa-ga, bisakah aku minta nomer handphone-mu?” tanyaku hati-hati. Aku malu untuk menanyakan hal ini sebenarnya, tetapi kalau aku tidak menanyakan hal ini bagaimana mungkin aku bisa tetap berkomunikasi dengannya dari jarak yang jauh. Hey! Aku mencintainya sekarang.

“tentu saja” ia lalu menyebutkan nomor handphone-nya. Tepat setelah kami bertukar nomor, taxi yang dipanggil appa untuk Taemin oppa datang. Aku mengantarnya hingga ke gerbang besar rumahku

“josimhaseyo oppa. Tolong sampaikan salamku untuk umma, appa dan Jinki oppa” teriakku. Tolong jangan pergi

“tentu! Jaga dirimu baik baik, Ririn ah~ ajjushi, ahjumma, jeongmal gamshahamnida telah menerimaku dengan baik” Taemin oppa membungkukan badannya 1000

“gwaenchana. Bagi kami, kau sudah seperti anak kami sendiri. Hati hati di jalan. Sampaikan salam kami semua untuk keluargamu disana ya. Sering seringlah mengunjungi kami” jelas umma panjang lebar

“pastinya. Baiklah aku pergi dulu. Jeongmal gamshahamnida sekali lagi” Taemin oppa masuk kedalam taxi. Kemudian ia melambaaikan tangannya. Taxi itu pun pergi dengan membawa Taemin oppa. Setengah hati aku melepaskan pulang ke Daegu. Pasti Tuhan akan menyiapkan rencana lain untukku.

~ ~ ~ ~ ~

2 jam setelah Taemin oppa pergi, kuberanikan diri untuk mengirimkannya pesan singkat.

To : Taem-ppa

Oppa-ga, apa yg sedang kau

lakukan skrng? Apa pesawatmu

sudah take off? Take care there.

Send! Aku kembali uring uringan. Berharap Taemin oppa segera membalas pesan singkatku. Bip bip bip. Lampu LED merah menyala di handphoneku

From : Taem-ppa

Aku sdng menunggu di waiting

room. Bosaann-,- pesawatku

sebentar lg take off.

Rasanya, nyawaku terbang entah kemana. Ya Tuhan, padahal Taemin oppa hanya membalas seperti itu tapi kenapa aku merasa senang berlebihan???

To : Taem-ppa

Jinjja? Jangan lupa sering main

kesini yaaa. Ajak Jinki oppa juga.

Oppa harus udah jadi orang sukses

waktu kesini lagiJ

Sebenarnya aku ingin sekali bicara banyak dengannya. Tapi, entah kenapa semuanya tercekat ditenggorokan

From : Taem-ppa

Tentu saja, aku dan Jinki hyung akan

main kerumahmu lain waktu. Kau

juga, jadilah org sukses. Jangan

pacaran-pacaran dulu, banggain umma

sama appa, arraseo^^v

 

To : Taem-ppa

Arra^^ I’ll be a good girl

 

From : Taem-ppa

Ne, ah~ pesawatku sudaah mau take off.

Bye bye Ririn ah~ we’ll meet someday

 

To : Taem-ppa

Ne, bye oppa-ga

Selesai sudah sms-ku dengannya malam ini. Memori otakku memutar kejadian beberapa hari lalu, saat pertama kali melihat transformasi Taemin oppa, bercanda lagi dengannya, sharing banyak hal dengannya. Semua itu adalah kenangan terindah. I promise to meet with you again. Yakso!

–TBC–

©2011 SF3SI, Freelance Author.

Officially written by ME, claimed with MY signature. Registered and protected.

This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction

Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!

Advertisement

14 thoughts on “My Fairy Tale – Part 1”

  1. Daebakk author! ceritanyaa bagus juga seru taapi aku ngerasaa terlalu cepet dan singkat hehe mian mian

  2. Daebak thor!..mudahan di part selanjutnya cerita nya lebih menarik lagi,ku tunggu part selanjutnya,,daebak,daebak.

  3. nyahhahahah,taemin ngga akan jauh2 sama yg namanya ‘banana milk’.
    mimin,klo dah sukses jdi pilot,,jangan sungkan2 ke rumahku ya.
    author,klo ada castnya key,jngan sungkan milih aku sbagai yeojanya ya*ditendang author*

    bkal seru pastinya ni cerita,ku tunggu next part na,,,
    HWAITING!

  4. makasih ya buat semuanya… yeorobun… AKU CINTA KALIAN! Tunggu part selanjutnya yaaa.. hehehe mohon sabar. Terimakasih admin yang udah ngepost FF ku hehehe buat para reader jangan pernah bosen baca FF yaaa ^^

Give Me Oxygen

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s