2NE, SCENE 2: The Stranger
Written by Zikey
.:: This events depicted in this story are fictitious. Any similarity to any person, institution, or events is merely coincidental ::.
Main Cast: Kim Jonghyun, Chae Yoo Jin, Song Joong Ki
Guest Star:
– Kim Kibum a.k.a Key
– Kim Hyeo So (author’s former OC)
Supporting Cast:
– Alifi as Han Hye Ji (Sekretaris)
Genre: Angst, Mystery, Romance, Life
Length: Sequel – Stand Alone
Rating: Mature
Inspiration: 100 Pounds of Beauty (K-Movie)
You approached me with an unfamiliar face
Everything was taken from me by that first glance
I have changed, you have switched everything
Oh lalalalalala lalalala
[SHINee – Stranger]
Gedung SM Entertainment, Apgujeong-dong
“Apa ini?”
“Audisi untuk serial TV terbaru, yang diramalkan akan meledak.” Laki-laki itu memandangi kertas pengumuman audisi dari balik kacamatanya, bibirnya mengucapkan setiap kata tanpa suara.
“Serial TV ini akan digarap oleh sutradara baru yang terkenal itu, setelah film pertamanya yang sukses akhirnya dia menerima tawaran untuk menyutradarai serial TV. Dan dari audisi ini, sutradara itu sangat berharap kamu yang lulus untuk jadi tokoh utama.” Laki-laki lain yang mengenakan setelan baju formal dan duduk di kursi kebesarannya, menatap-nya penuh tantangan.
“Kibuma, ini merupakan pintu yang akan menjadi jalur kesuksesan mu yang sejati. Namamu berada di ambang kehancuran, kalau kamu tidak berhasil mendapatkan proyek ini maka karirmu selesai dan namamu tenggelam untuk waktu yang bahkan tak dapat aku prediksikan. Kamu tidak punya pilihan yang lebih baik. Take it or leave it?”
Kim Kibum, terkenal dengan nama panggung Key dengan julukan trendsetter dan fashionfreak. Dia pemain terbaik sepanjang tahun 2005-2008, tapi kemudian para talent muda yang lebih segar mulai bermunculan. Dan secara alamiah, seleksi alam pun terjadi. Jika tahun ini ia tidak membuat gebrakan, maka namanya akan benar-benar tenggelam dalam karirnya yang menurun seiring waktu yang tetap berjalan.
“Apalagi yang membuatmu ragu, Kibuma? Sudah jelas sutradaranya sendiri menganak emaskanmu, ditambah producer yang menyerahkan segalanya kepada PD tersebut. Peran ini sangat cocok denganmu, aku yakin denganmu sebagai pemeran utama, serial TV ini akan semakin tinggi rating-nya. Bagaimana?”
“Siapa namanya?” Key mendongak, memandang executive manager-nya dengan mata berkilat. “Sutradara ini, siapa namanya?”
“Chae Yoo Jin, seumuran denganmu. Besok kita temui dia.” Key menyeringai.
“Tentu saja.”
—
Ruangan Yujin, Gedung 2NE
“Kamu yakin? Aku tidak mau menghancurkan proyek pertama mu ini, serius deh!”
“Cukup deh, Hyeoya. Harus aku bilang berapa kali? Aku sangat yakin kalau kamu itu memang cocok jadi pemeran utamanya, dan pemeran laki-laki yang aku pilih itu benar-benar akan menghasilkan chemistry sempurna denganmu.” Yujin membolak-balik lembaran skrip.
Hyeo meledek, “kimia?” Yujin mendesis kesal. “Masalahnya, serial TV ini punya cerita yang bagus sementara aku hanya seorang rookie star. Aku takut rating serial ini rendah hanya karena aku.” Hyeo So, artis pendatang baru yang memenangkan award sebagai Best New Comer dan Rookie Award itu mempertahankan argumennya.
“Bagaimana bisa mereka tidak tertarik menonton-mu sementara mereka berusaha membuatmu mendapatkan seluruh award bagi pendatang baru dan pemeran pembantu terbaik, huh?” decak Yujin, matanya tidak lagi membaca skrip di meja-nya. “Dengar ya, Hyeo So, ini adalah 2NE Production House dan kami tidak pernah takut gagal.” Ia melanjutkan. Membawa nama PH-nya yang dipimpin Kim Jonghyun akan memperkuat pernyataannya, Yujin tahu bermain dalam karya garapan 2NE merupakan impian Hyeo So sejak lama.
Keduanya menoleh ketika pintu ruangan Yujin diketuk, kemudian seorang gadis dengan rambut disanggul menyembul masuk. “Maaf mengganggu, tapi anda punya tamu kamdok-nim.” Katanya dengan suara lembut yang sopan.
“Siapa?” tanpa menjawab Hye Ji memperlebar pintu sehingga seseorang di belakangnya bisa terlihat.
“O, Key-ssi silahkan masuk.” Yujin reflek berdiri untuk mempersilahkan aktor-emas serial TV perdananya.
“Kim Kibum?! Maldo andwae (Tidak mungkin).” Desis Hyeo So tertahan, membuat Yujin melirik padanya.
“Oh, sepertinya saya mengganggu waktu anda?” sahut Key ragu, melihat mata seseorang yang memandangnya kurang nyaman.
“Tidak tidak, justru ini waktu yang tepat. Kebetulan aku juga sedang diskusi dengan aktris untuk serial ini, kita jadi bisa diskusi bertiga mengenai ini.” Dengan canggung Key duduk di sofa lain yang berhadapan dengan Hyeo So, sementara Yujin langsung duduk di sofa tengah.
“Jadi kalau boleh tahu, tujuan anda kesini?”
“O, itu, mungkin kita bisa bicara dengan lebih santai? Aku dengar kita seumuran.”
“Tentu, jadi?”
“Mm, begini, aku sudah dengar tentang itu dan aku sangat berterima kasih. Aku benar-benar jadi merasa terhormat, karena sudah jelas aku adalah actor yang tidak terpakai lagi. Tapi mendengar kabar dari executive manager-ku kalau kamu berharap aku yang terpilih, aku jadi bersemangat untuk ikut berpartisipasi dalam serial TV ini. Oh iya hampir lupa, selamat ya karena film pertamamu sukses besar.”
“Terima kasih banyak, aku jadi tersanjung. Justru aku yang merasa terhormat karena big star sepertimu mau berpartisipasi dalam proyek serial TV pertamaku, aku sangat senang karena harapanku terkabul. Jadi ini artinya, kamu setuju?” Key mengangguk yakin. “Aiya, aku hampir lupa. Ini Kim Hyeo So, ia yang akan menjadi lawan mainmu di serial ini.” Yujin memperkenalkan dengan riang.
“Ne?” keduanya reflek menoleh pada Hyeo So yang memandang Yujin dengan tatapan setengah tidak percayanya, pekikan Hyeo So tadi amat mengganggu Yujin.
“Apa? Aku kan sudah bilang tadi.” Sahut Yujin tanpa rasa bersalah, karena memang benar ia sudah memberitahu Hyeo So bahwa lawan mainnya adalah bintang besar.
“Ya, tapi kamu tidak bilang kalau orang itu Key-ssi.” Kini Yujin dapat melihat rasa tidak terima di mata Hyeo So yang menatapnya lekat.
“Maaf? Apakah maksudnya, anda tidak mau menjadi partner saya dalam serial ini?” tanya Key mengambang, Hyeo So berdecak pelan lalu menajamkan sorot matanya pada Key dan Yujin secara bergantian.
“Ada apa sih, Hyeo So-ssi?” Hyeo memilih untuk tidak menjawab Yujin dan pergi dari ruangan itu, ia tidak ingin menjelaskan hal yang tidak perlu dijelaskan. Intinya, ia tidak mau menjadi lawan main bintang itu. Bukannya ia sombong atau apa, hanya saja mereka tidak bisa dan tidak boleh menjadi lawan main dalam satu serial TV.
“Maaf, aku akan mengurus ini. Dia pasti hanya terlalu kaget.” Kata Yujin dengan harapan Key tidak tersinggung dengan sikap Hyeo So barusan.
“Tidak apa-apa, aku mengerti.”
—
Sore, Apartemen Hyeo So
Jaraknya tidak begitu jauh dari gedung 2NE, dalam waktu 15 menit Yujin sudah tiba di apartment milik Hyeo So. Yujin melipat lengannya di depan dada, membuat wajah ‘beri aku penjelasan’, dan sukses membuat bahu Hyeo So merosot ketika membuka pintu.
“Oke, aku tahu kalau sebelum menjawab pertanyaanmu itu aku harus minta maaf atas sikap tidak sopan yang tadi pagi. But seriously Yujin, I can’t just go on like nothing happened!”
Yujin mengerutkan alis. “Are you saying that both of you know each other?” jelas ia akan berusaha mendapat penjelasan dari kalimat Hyeo So yang terakhir.
“Come on, Yujina!” Hyeo merengek, ia sedang tidak mau membahas soal itu jadi semestinya Yujin tidak memancingnya begini. Yujin benar-benar masih memasang wajah bingungnya ketika Hyeo selesai membuat vanilla latte, dan meletekannya bersamaan dengan sepiring biscuit. Ketika matanya menangkap ekspresi nyata di wajah Yujin, kini ia menyesal mengatakannya.
“Kamu benar-benar tidak tahu berita soal ‘kami’? Aku… dan, errr… Kibum—Key-ssi maksudku.” Yujin menggeleng dalam keterkejutannya. Apakah ia benar-benar terlalu focus dengan kegiatannya sampai melewatkan saat-saat penting temannya? Tapi sungguh, ia tidak tahu apa yang terjadi atau pernah terjadi di antara Key dan Hyeo So.
“Kami pacaran, dulu. Don’t you know it?”
“Sebentar, ada yang jatuh di lantai. My jaw! SAY WHAT? Kamu dan Key pacaran? Astaga….”
“Aku serius, Yujina!”
“Benar-benar lelucon payah.” Yujin tertawa mengejek kemudian meneguk vanilla latte-nya.
“Kamu lupa soal laki-laki yang waktu itu tidur di sini?” Dan yah, Yujin akan sangat menyesali seteguk vanilla latte yang menyembur keluar dari mulut-nya barusan.
“Bukan, bukan, kami tidak tinggal bersama. Tapi kamu ingatkan, waktu aku bilang pacarku tertidur di sini?” Hyeo So memperjelas sambil membersihkan meja yang terkena semburan minuman Yujin.
“Tolong bilang bahwa itu bukan Key, tolong Hyeoya.” Bukannya tidak percaya kalau Hyeo So bisa mendapatkan seorang Kim Kibum a.k.a Key, hanya saja Yujin tidak bisa terima kalau laki-laki yang waktu itu hampir bertatap muka dengannya di apartemen ini adalah Key.
Dan omong-omong, Yujin sangat menyukai Key sebagai seorang aktor hebat yang memiliki banyak talenta. Hyeo So menghela nafas penuh penyesalan, ia tahu Yujin sangat menyukai Key tapi ia tidak bermaksud menyembunyikan hubungannya dengan Key dari Yujin.
“Aku pikir kamu sudah tahu beritanya, karena waktu itu rumor-nya cukup tersebar. Jadi aku pikir kamu sudah tahu dan membiarkan kami menjalankan hubungan itu.”
“Oke, aku bukan ingin membahas masalah itu saat ini. Toh kalian sekarang sudah berakhir, aku tidak akan ambil pusing. Tapi maksudku, kamu benar-benar kabur hanya karena tidak mau main bersama mantan pacarmu? Ya ampun, Kim Hyeo So-ssi!”
“Tidak, bukan itu Yujina. Ada sesuatu yang tidak bisa aku jelaskan, terlalu rumit untuk dijelaskan dan agak tidak masuk diakal kalau itu aku gunakan sebagai alasan.”
“Bagaimana aku bisa menerima sementara kamu tidak mau memberitahu alasannya? Kalian berdua itu sudah sengaja dengan susah payah aku angkat sebagai pemain tanpa melalui audisi, menurutmu ini bukan apa-apa? Jadi aku mengambil kesimpulan, kita pembacaan naskah lusa atau kamu tidak professional. Got it?” Titik. Demikian Yujin bertitah, membuat Hyeo So berdecak dan meninggalkan segudang beban di dada Hyeo So.
Mungkin bukan masalah besar kalau Hyeo So tidak datang lusa, tapi Yujin akan benar-benar memasukkan Hyeo So dalam daftar ‘aktris/aktor tidak professional’-nya yang sangat permanent. Dan bagi seorang entertainer, ketika PD telah mencap seperti itu maka karir-nya bisa tamat.
—
Gedung 2NE, Chungmuro, Jung-gu
“Hari ini pembacaan skrip, semuanya sudah siap?” biasanya, sebelum pengambilan gambar sebuah serial TV, PH professional akan melakukan semacam gladi resik—sebutannya kalau dalam sebuah pementasan. Jadi hari ini, seperti biasa, Jonghyun akan meminta laporan dari setiap staff sebelum gladi resik benar-benar di mulai.
“Siap, semua naskah sudah jadi, skrip untuk editor, director, pemain, produser, PD, dan staff lain. Pemain-pemain utama sudah dipanggil, tapi… saya mengalami kesulitan dalam menghubungi Kim Hyeo So-ssi, sajangnim.” Jonghyun langsung menatap lurus pada PR nya kemudian kepada Yujin, wajahnya melunak ketika melihat sikap Yujin yang sama sekali tidak terusik dengan kendala yang barusan disebut.
“Kita lihat saja, kalau Hyeo So-ssi tidak datang hari ini kita akan langsung mencari penggantinya.” Jawab Jonghyun tenang, ia tahu kalau ia bisa mengandalkan Yujin. Jadi Yujin lebih baik sudah siap menanggung resiko-nya.
“Sajangnim, sudah pukul 10.00. Ruang rapat bisa digunakan dan beberapa manager sudah konfirmasi, bahwa mereka sudah tiba di gedung ini.” Jonghyun mengangguk pada sekretarisnya dan segera merapikan berkasnya, bangkit diikuti staff-nya, kemudian beranjak menuju ruangan rapat di lantai tiga.
“Menurut-mu Hyeo Soni akan datang?” Jonghyun berbisik pada Yujin ketika keduanya berjalan berdampingan.
“Tentu, Hyeo So bukan orang yang mau merelakan apa yang sudah dia raih—dengan susah payah, semudah membalikan telapak tangan. Walaupun aku yakin aku membuatnya sulit, tapi ini yang terbaik untuknya dan untuk kita.” Jonghyun menyeringai bangga.
Seluruh PD telah berkumpul di ruangan bersama direktur, beberapa pemain mulai berdatangan, sementara masih ada 15 menit sebelum pembacaan naskah di mulai. Para pemain yang sudah datang dan memegang skrip mulai serius mempelajari naskah mereka sambil berusaha menghayati.
“Baiklah, masih ada lima menit lagi. Berapa pemain yang belum datang?” pandangan Jonghyun mengedar ke ruangan.
“Hanya tinggal satu, sajangnim.” Jonghyun mengangguk lalu kembali membaca naskahnya.
Yujin mulai melirik jam kulit yang melingkar di pergelangan kecilnya, lama-lama mulai merasa gelisah, jemarinya mulai mengetuk-ngetuk meja, membuat Jonghyun mengangkat alis padanya. Dua menit berlalu, Yujin semakin gelisah ketika menangkap Key yang membaca naskah dengan tatapan tidak fokus-nya melalui sudut mata. Seolah nyawanya berada di tempat lain, karena naskah di hadapannya hanya selembar kertas putih yang kosong dan tidak menarik.
“Maaf, saya terlambat ya?” Yujin tak perlu menoleh seperti yang lain untuk membuatnya menghela nafas lega, ia tahu siapa yang datang dan ia bangga pada dirinya sendiri juga padanya. Gladi resik berjalan lancar, seluruh pemain membaca dialognya dengan baik dan besok pengambilan gambar pertama akan di mulai.
“Hari ini lebih baik kamu pulang cepat, Yujin-ssi. Pengambilan gambar besok akan sangat melelahkan, jadi hemat energimu malam ini.” Usul Jonghyun ketika keduanya sudah siap meninggalkan ruang rapat.
“Aku sudah biasa dan sudah siap, sajangnim. Besok bukan hari pertamaku sebagai sutradara, hanya hari pertamaku sebagai sutradara drama TV. Aku akan baik-baik saja, percaya padaku.” Yang Jonghyun permasalahkan bukan Yujin yang terbiasa dengan syuting, tapi sifat workaholic nya yang sangat akut.
“Aku sudah mengingatkan ya,”
“Iya, iya sajangnim, terima kasih karena mencemaskanku.”
“Jangan suka meledek, itu akan jadi kebiasaan.”
“Woh, sajangnim benar-benar terusik ya?” Yujin masih sibuk meledek ketika samar-samar melihat dua pemainnya yang sedang berbincang, kemudian memperlambat langkahnya.
“Ada apa?” Jonghyun mengikuti arah pandang Yujin dan menangkap dua sosok bintangnya.
“Terima kasih karena bersikap professional.” Key memulai perbincangan dengan dingin.
“Jangan terlalu percaya diri, tidak ada yang perlu membuatku tidak professional.” Sahut Hyeo So tidak kalah dingin.
“Tapi tetap saja sikapmu waktu itu tidak bisa ditoleransi, itu agak kasar kalau saja kita tidak saling kenal.”
Hyeo So mendesis. “Tentu, maaf atas kejadian hari itu. Apa kita sudah selesai bicara?”
“Ya, dan aku berharap kita bisa jadi rekan yang baik dalam drama ini.” Tanpa kata Hyeo So melangkah pergi, membuat suara menghentak dengan platform heels-nya. Sementara dari kejauhan Yujin mulai mengerti bahwa ada sesuatu yang tidak baik di antara keduanya, sebuah jurang jelas terbentang di antaranya.
—
Hari Ketujuh, Lokasi Syuting
Yujin menghela nafasnya yang berat, lagi. Ia bangkit dari kursi empuknya yang kini sama sekali tidak terasa nyaman, langkahnya berhenti ketika berada tepat di hadapan Key dan Hyeo So. Tangannya melipat di depan dada, tatapan tajamnya menusuk kedua bola mata Key dan Hyeo So secara bergantian.
“Ikut aku.” Meskipun itu Key seorang bintang besar sekalipun, tetap akan tunduk pada nada bicara dingin Yujin yang penuh dengan tekanan otoriter-nya.
“Ada apa sebenarnya?” kalimat itu terucap ketika dagu dan alis kirinya terangkat. Yujin tidak akan melepaskan orang yang memperlambat dan menghabiskan jam kerjanya dengan sia-sia, masalah apapun harus selesai di tangannya saat itu juga.
“Maaf, aku kurang giat berlatih. Semalam aku benar-benar pulang larut dan tidak sempat berlatih, selama perjalanan aku terlalu lelah untuk membaca.” Nada bicara Hyeo So menerangkan alasannya benar, tapi bukan itu yang sebenarnya jadi penyebab.
“Cukup, usaha kalian itu sama sekali tidak berhasil, tahu? Aku sudah muak melihat sikap pura-pura kalian selama seminggu ini, amat muak bahkan. Aku mau hari ini juga kalian selesaikan masalah apapun itu, aku tidak tahu dan tidak mau tahu. Besok, aku harap—oh, ralat—besok, kalian harus sudah bersikap ‘normal’ tanpa ada hal yang kalian sembunyikan satu sama lain, menjadi rekan yang baik selama syuting ini berjalan. Mengerti?”
“Ne.”
“Bagus, sekarang silahkan gunakan waktu istirahat kalian sebaik mungkin karena setelah ini aku tidak akan memberi kalian waktu istirahat jika keadaan tidak berubah.” Selang beberapa menit setelah Yujin meninggalkan keduanya, lagi-lagi Hyeo So melangkah pergi tanpa berbicara sedikit pun.
“Hyeo So, cukup!” Ia sama sekali tak ingin berhenti melangkah, tetapi cengkraman Key di bahu-nya sangat kuat.
“Apa? Bukannya aku sudah berusaha sebisa mungkin untuk bersikap professional?” dengan nada tajam itu bahkan Hyeo So enggan menoleh, Key menggertakkan gigi-nya.
“Aku sama sekali tidak mengerti dengan sikap-mu Hyeo-ssi, apa sebesar itu rasa bencimu padaku?” Hyeo So menyingkirkan tangan Key dari bahu-nya.
“Tidak, aku tidak pernah bilang aku membencimu.”
“Lalu apa Hyeo-ssi? Kenapa sikapmu berubah sedrastis ini padaku? Apa kesalahan yang aku buat sebenarnya?” Hyeo So menahan seringai miris-nya. Ia sungguh-sungguh dengan ucapannya, ia sama sekali tidak membenci Key dan Hyeo So tidak akan bisa berdusta mengatakan bahwa kesalahan ada pada Key.
“Kamu sama sekali tidak melakukan kesalahan, hanya aku.”
“Kalau memang menurutmu itu salahmu, kenapa menjauhiku seperti ini Hyeo-ssi? Aku bahkan tidak merasa kamu bersalah dan mengharapkan setidaknya hubungan kita tidak sedingin ini, tapi apa? Aku justru dijauhi oleh seseorang yang mengaku salah padaku, sementara aku ingin ia kembali. Apakah ini normal? Apakah aku sangat layak menerima sikap seperti ini? Begitukah menurutmu?”
“Cukup Key, hubungan kita sudah berakhir—“
“Kalau begitu mulai dari awal! Tidakkah kamu mau memperbaiki hubungan ini? Setidaknya mulai dari satu, jangan hanya berjongkok pada nol!” pada punggung gadis ini Key memandang penuh harap, setidaknya agar Hyeo So berbalik dan menatapnya untuk terakhir kali.
“Sudahlah Key, jangan bahas ini sekarang.”
“Tidak! Aku tahu, aku tahu seluruh kesalahan ada padaku. Kenapa kamu tidak bicara meski aku melakukan kesalahan? Aku jelas sadar, memilih karir adalah pilihan brengsek untukmu. Iyakan? Kenapa tidak kamu pukul saja aku yang bajingan ini, Hyeo?”
“Lantas, apa untungnya aku memukul atau menyalahkanmu? Hakmu, memilih karir, aku tidak pernah merasa kamu wajib memilihku. Dan karena memang kamu memilih karir, aku akan membiarkanmu fokus pada karirmu. Jangan ganggu aku lagi, apalagi membahas masalah konyol ini. Saat itu kita hanya pasangan anak muda yang tidak mengerti apa-apa,”
Perhitungan yang sangat tepat, dengan kekuatan yang pas. Key membuatnya ‘tersandung’ ketika dipaksa berbalik dan jatuh ke dalam pelukannya. Setelah sekian lama dekapan ini terasa hampa, kini ia bisa merasakan lagi hangat tubuh Hyeo So di dalamnya. Sementara itu Hyeo So tidak dapat mengelak, menghindari rasa rindu yang selama ini ia kubur dalam-dalam.
“Jika memang tidak mau membahasnya sekarang atau kapan pun, baiklah. Jika memang tidak akan bisa memperbaiki hubungan ini, tidak apa-apa. Tapi tolong, jangan buat aku merasa terasing ketika menatapmu Hyeo. Jangan buat aku merasakan penyesalan itu lagi, jangan buat aku khawatir dan gelisah dengan sikapmu yang aku tidak mengerti ini. Jika memang tidak ada yang bisa dirubah, jika sikapku kala itu tidak bisa dimaafkan, setidaknya terima lah aku yang sekarang. Aku yang sudah menjadi orang asing bagimu, orang yang sudah di hapus dari kamus-mu, orang yang tidak pernah mempunyai hubungan denganmu, orang yang dengan bodohnya memilih karir dibanding cinta. I just want you to know, that since I lost you, I lost myself. Melepaskanmu itu butuh perjuangan, jadi izinkan aku memelukmu untuk yang terakhir kalinya. Tidak sepenuhnya aku merasa lega telah memilih karir dibanding memilihmu.”
Setelah saling memeluk, melepas rindu, dan melepas segala kenangan mereka, Key mempererat dekapannya sebelum benar-benar melepasnya. “So, let’s be a good stranger from now on.”
—
Sore Hari, Gedung 2NE
“Begitu episode satu tayang, ratingnya benar-benar tinggi.” Kata Yujin bangga.
“O, benarkah?” ia mengangguk riang.
“Kalian berdua memang benar-benar pilihan tepat, benarkan apa yang aku bilang?” Hyeo So masih konsenterasi mendengarkan ocehan Yujin mengenai respon pada episode satu ketika berpapasan dengan Key. Tentu kini tidak lagi ada kata canggung di antara keduanya, mereka saling membungkuk dan tersenyum sambil berlalu.
“Oh, hubungan kalian sudah jauh lebih baik?” Hyeo So hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Yujin. Walaupun sekian persen merupakan bantuan Yujin tapi selebihnya merupakan keinginan keduanya.
“Eh, apa itu wartawan?” Hyeo So mempertajam penglihatannya pada dua orang laki-laki yang berdiri di depan gedung, salah satunya membawa kamera.
“Sepertinya ada janji wawancara dengan sajangnim. Ayo cepat, pesanan kita pasti sudah matang.” Yujin menarik Hyeo So untuk berjalan lebih cepat tanpa mempedulikan wartawan yang ternyata menunggu kadatangan Hyeo So. Dan tentu saja, ketika daging mendatangi singa yang kelaparan, daging itu merupakan santapan lezat mereka.
“Yujin, kita sekarang harus bagaimana?” Hyeo So berbisik pada Yujin yang masih terkejut dengan kilatan cahaya kamera dari wartawan yang tiba-tiba berlari dari tempat tidak terduga. Sial, manager Hyeo So tidak berada di sini sementara tim keamanan kesulitan menerobos lingkaran wartawan yang benar-benar layaknya pilar baja. Berjuta pertanyaan dilontarkan tanpa jeda, membuat Hyeo So bahkan tidak dapat benar-benar mendengar apa yang mereka pertanyakan.
Semuanya terjadi secara cepat ketika tiba-tiba, tidak ada yang tahu bagaimana sebuah telur bisa mendarat di kepala Hyeo So. Sangat jitu dan sukses membuat Yujin tercengang hingga emosinya terpancing. Hyeo So sangat ingin berlari dan menangis, bersembunyi di tempat yang tidak akan pernah bisa ditemukan oleh siapapun. Namun, melihat api yang membara di mata Yujin membuatnya memilih untuk tetap tenang dan menahan temannya itu agar tidak meledak di depan belasan kamera.
“Jangan, aku baik-baik saja.” Dengan suara parau itu Hyeo So merantai emosi Yujin, menahannya untuk tidak menghancurkan reputasinya sendiri. Apakah terlambat jika para petugas keamanan itu baru berhasil menerobos dan membuat pilar di depan Yujin dan Hyeo So yang sudah kotor dengan cipratan telur di kepala Hyeo So?
“Tolong semuanya mundur, mohon beri jalan.” Yujin sadar betapa menyakitkannya kondisi ini, bukan secara harafiah, tapi rasa sakit karena orang yang tega mempermalukan Hyeo So di depan umum.
Ada yang tidak beres. Begitu pikir Yujin sepanjang perjalanan masuk, bahkan ketika ia membersihkan diri, kemudian ketika ia meneguk segelas vanilla latte, ia benar-benar yakin ada yang tidak beres dengan kejadian aneh sore tadi.
Tapi ia tidak mungkin bertanya pada Hyeo So sekarang, karena mendengar Hyeo So masih mau bicara saja merupakan keberuntungan. Seseorang dalam posisi Hyeo So pasti akan terkejut dan langsung diam seribu bahasa, tidak mau bicara, apalagi diganggu. Yujin masih sibuk dengan pikirannya ketika jemarinya mulai mengetuk-ngetuk meja, kuku-kukunya membuat suara nyaring pada meja kaca.
“Apa yang biasanya orang lakukan untuk mencari informasi? Bagaimana cara mereka mendapatkan informasinya secara lengkap? Dimana mereka mencari informasinya?” bibir Yujin terus menggumamkan pertanyaan tersebut, hingga akhirnya ia mendapatkan jawabannya. Dengan cepat ia meraih ponsel dan menghubungi sekretaris-nya, kemudian berlari menuju ruangannya, meraih computer untuk mengadu jemarinya dengan keyboard.
“Key dan Hyeo So…, hem…, hubungan rahasia…, emm…, ini atau ini? Eemm… coba kita lihat lagi…, … pasti ada jawabannya…, baiklah…,” rancauan semacam itu terus keluar dari mulutnya selagi matanya menatap layar dengan fokus. Membaca setiap artikel, membuka setiap link, mencari setiap informasi yang tersedia dengan hati-hati dan teliti.
“Yujin?”
“Oh astaga, astaga tuhaaann… anda mengejutkan saya sajangnim!” Yujin mengelus-elus dadanya yang masih tidak stabil.
“Sudah lebih baik?” Jonghyun berjalan mendekat sambil mengamati ruangan Yujin.
“Saya tidak bilang kalau saya tidak baik-baik saja, saya kan tidak kenapa-napa.” Sahut Yujin masih serius pada komputernya.
“Mana-nya yang baik-baik saja? Lihat itu.” Jonghyun menyalakan TV dan tepat di layar itu, mereka—stasiun TV yang menampilkan berita—memutar video kejadian sore tadi. Kalau stasiun lain fokus pada Hyeo So, stasiun TV kali ini terfokus pada Yujin.
“Lihat, sudah jelas bagaimana wajah banteng-mu itu membuat orang sangat khawatir.”
“Sajangnim, jangan meledek-ku!” Yujin menukas tidak terima.
“Kalau editor kita melihat, mereka pasti akan menambahkan efek asap di hidungmu.” Bukannya berhenti, Jonghyun justru semakin meledeknya. “Aku serius, wajahmu itu sangat pantas untuk masuk ke acara TV. Mungkin kapan-kapan kamu harus menjadi seorang tamu dalam sebuah acara.”
“Sajangniiiimm~ sudah deh, aku sedang sibuk, jadi keluarlah!”
“O-o-o, ceritanya mengamuk?”
“Sajangniiimm!!”
“Oke oke, maaf, aku cuma berusaha menghibur.” Yujin merenggut, membuat Jonghyun jadi tidak enak hati. “Aku serius, hanya berusaha menghibur. Aku pikir kamu pasti tidak baik-baik saja sejak kejadian tadi, maksudku, tidak baik-baik saja untuk Hyeo So. Aku yakin kamu mengkhawatirkannya.” Jonghyun berjalan mendekat.
“Aku dengar tadi manager-nya menjemput, dan manager-nya bilang mungkin ia butuh waktu sendiri selama beberapa hari. Jadi kemungkinannya syuting kita akan ditunda.”
“Sajangnim setuju?” Jelas Jonghyun mengangguk.
“Aku tidak setega itu untuk memaksanya bekerja, Yujina. Walaupun hanya dilempar telur, itu tetap membuatnya tidak tenang. Aku yakin ia butuh waktu untuk menenangkan diri, begitu juga denganmu.” Kini rasanya Yujin terharu, tidak menyangka Jonghyun sangat pengertian.
“Sekarang, apa aku sudah terlihat seperti atasan yang pengertian? Hahahaha.” Sungguh, kalimat barusan sangat memecahkan keterharuan Yujin, membuatnya ingin sekali memukul direkturnya itu dengan gelas.
“Hal apa sih yang bisa membuat seorang Yujin tidak menaruh perhatiannya padaku?” Jonghyun yang semakin penasaran akhirnya berjalan ke sebelah Yujin, ikut membaca artikel di layar komputernya.
“Oh, kasus itu…”
“Apa? Sajangnim tahu sesuatu?”
“Kalau kasus itu, antara Key dan Hyeo So… ya, aku pernah dengar.”
—
Malam, Apartment Hyeo So
Hyeo So menggigit bibirnya semakin keras ketika membaca kalimat-kalimat kasar para penduduk di minihompy miliknya. Ia tahu ia sudah bertindak nekat dengan menerima Key sebagai partner kerjanya, tapi apakah mereka punya tanda hak milik atas Key? Penggemar. Lalu apa? Memangnya dengan mereka menghina Hyeo So, mengganggunya, menjatuhkan harga dirinya, atau mengancamnya, mereka akan mendapatkan Key? Apa yang sebenarnya mereka inginkan dengan melakukan ini?
Dan apa ia harus mengulang kejadian ini lagi? Mendapati mobilnya dicoret dan digores dengan paku dan cat, dihujat dengan kata-kata kasar di setiap artikel yang mengandung namanya, dipandang menjijikan ketika berada di tempat umum. Haruskah? Hanya karena Key? Haruskah ia menerima hal konyol ini? Lagi? Tapi ia bahkan tidak memiliki hubungan dengan Key sekarang.
Saat ini, hampir semua berita menampilkan wajah kebingungannya yang tiba-tiba dilempari telur. Membuatnya semakin muak dengan karir dan hidupnya. Apa perlu ia mengambil langkah akhir sekalian?
Dengan malas ia beranjak dari sofa empuknya, berjalan tanpa tenaga menuju pintu, tanpa peduli tamu-nya sudah menekan bel ratusan kali. Kenapa tamu-nya ini tidak tahu kalau ia butuh waktu untuk menenangkan pikiran? Sangat menyebalkan!
“Hyeo!” Hyeo So tersentak ketika tamunya berseru, sesaat setelah ia menarik kenop pintu, dan membukanya. “Apa kamu baik-baik saja?” Tidak! Ini pertanda buruk! Ia tidak boleh berada di sekitarnya untuk beberapa waktu ini, bahkan untuk selamanya kalau perlu. Orang di hadapannya ini tidak bisa terus menerus membuat hidupnya dipermainkan orang lain.
“Tunggu!” dengan cepat Key mengganjal pintu dengan tangannya, dan tentunya reflek menjerit.
“Omo, mianhae jeongmal—” Hyeo So cepat-cepat berdeham dan menegapkan punggungnya. “Makanya lain kali jangan sok mengganjal pintu dengan tanganmu, ini realita bukan drama.” Sambungnya dengan ketus.
“Eiy, kamu tega? Setelah membuat tanganku terluka begini mau menutup pintu dariku pula!” Hyeo So berdecak.
“Kalau begitu selamat bertemu dokter, apa mau aku beri kartu nama dokter langgananku? Tidakkan? Ya sudah, pergi sana!” Kali ini gantian Key yang berdecak dan masih berusaha menahan pintunya.
“Setidaknya bertanggung jawablah. Ambilkan aku obat!” dan dengan seenaknya Key menerobos masuk tanpa persetujuan, membuat tuan rumah memutar bola matanya kesal.
“Hei, memangnya aku sudah mempersilahkan-mu masuk?” bentak Hyeo So.
“Tidak perlu, aku juga tidak akan betah lama-lama di sini. Cepatlah, aku butuh obat sebelum tanganku membengkak.” Papar Key terus terang.
“Ish, dasar menyebalkan. Selalu saja membuat orang lain kesal, dasar keras kepala.” Hyeo So terus menggerutu selagi mengambil kotak obatnya di kamar mandi, dan kembali ke ruang tengah dengan wajah asam. “Ini.”
“Eh, tidak pernah belajar sopan santun ya? Aku ini lebih tua beberapa jam, tahu!” Lebih tua beberapa jam? Apa Key masih mengingat hari dan jam ketika Hyeo So terlahir di dunia ini? Mana mungkin!
“Tidak usah tersanjung begitu, kebetulan aku masih menyimpan catatannya di ponsel. Cepat obati aku!”
“Cih!” biar bagaimanapun, jiwa kemanusiaan Hyeo So masih sangat kuat. Ia juga merasa bersalah karena membuat tangan Key jadi terluka, di sisi lain ia ingin Key cepat pergi.
“Hyeo, aku minta maaf soal kejadian tadi sore.” Gumam Key pelan.
“Bukan salahmu.” Sahutnya singkat, masih focus mengobati tangan Key.
“Aku sudah tahu semuanya, Hyeo. Aku tahu ini terlambat, tapi setidaknya aku tetap harus meminta maaf sebagai seorang oknum.”
“Aku tidak mengerti.”
“Jangan bohongi dirimu sendiri lagi Hyeo, harusnya ini bisa berakhir lebih cepat kalau dulu kamu memberi tahuku. Namun, walaupun terlambat, aku masih bisa merubahnya.” Timpal Key penuh rasa bersalah.
“Tidak akan bisa dan tidak akan ada yang berubah Key. Biarkan saja, pasti juga akan berlalu dengan sendirinya.” Key yakin, nada ketenangan Hyeo So terdengar sangat palsu.
“Jangan berpura-pura yakin kalau ini akan berlalu dengan sendirinya Hyeo, aku tahu kamu bahkan tidak yakin dengan dirimu sendiri.” Hyeo So mendongak dengan ekspresi dinginnya.
“Kamu itu tidak mengerti apa-apa tentangku, jadi jangan sok mengerti. Aku akan menyelesaikan ini dengan cepat, jadi kamu bisa pergi.”
“Tidak Hyeo, aku tidak bisa terus membiarkanmu terluka karena aku. Aku akan berada di sampingmu untuk menyelesaikan ini semua, kita selesaikan bersama.”
“Kalau memang tidak ingin membuatku terluka, menjauhlah dariku. Menjaulah untuk selamanya, pergi dari hidupku, jangan pernah berpikir walau sekalipun bahwa kita saling mengenal, jangan pernah membuka pintu untukku dan aku akan melakukan hal yang sama. Sekarang pergi dari sini dan anggap tidak ada hari ini atau kemarin, kita selesai.” Kembali, Key merasakan perasaan terasing dari Hyeo So untuk yang kedua kalinya.
Ia sangat benci merasakan ini, bahkan ketika Hyeo So berpaling darinya rasa bencinya semakin besar. Ketika Hyeo So masuk ke dalam kamarnya dan ketika pintu itu di tutup, emosi Key sangat terbakar. Ia tidak akan mengampuni orang yang membuat keduanya kembali berada dalam situasi ini, tidak akan pernah!
“Yeoboseyo, PD-nim?”
Coffee Unlimited, Jongno-gu
“Ada apa?” Key yang merasa ini bukan jam kerjanya langsung bertanya ketika tiba di meja tempat Yujin menunggu, kemudian duduk di hadapannya.
“Ini soal kalian berdua, berhubungan dengan kejadian sore tadi. Aku sudah tahu semuanya,”
“Mmmm… sepertinya aku juga sudah tahu apa yang terjadi. Penggemarku mempermalukan Hyeo So karena mereka tidak setuju aku berhubungan dengannya kan? Mereka tidak suka kami main TV series bersama. Soal itu kan? Aku sudah tahu semuanya,” Yujin langsung menggeleng.
“Mereka punya alasan kenapa mereka tidak suka kalian berdua saling berhubungan, bukan sekedar mereka tidak menerima hubungan kalian atau cemburu.” Key mencondongkan tubuhnya, tanda tertarik pada perbincangan ini. “Ini soal kesalahpahaman dan rekayasa kejadian,” Key mengangkat alis.
“Kalian tidak tinggal bersama kan selama pacaran?”
“Tentu tidak, aku cuma beberapa kali main ke tempatnya. Walaupun sempat menginap juga sih, tapi hanya sekali, itu juga ketiduran.”
“Nah, ini masalahnya. Itu tepat di hari jadi kalian, ada penguntit yang mengambil gambarmu dan membuat artikel yang tidak benar di forum-forum online. Jadi, bisa jelaskan kronologis-nya?” Key bergumam sebentar, mengingat-ngingat kejadian hari itu.
“Jadi, malam itu aku mau memberi kejutan untuk hari jadi tahun pertama kami. Aku tahu password-nya dari Im Joo nunim, tapi ternyata malam itu ia terpaksa lembur dan menginap di sekitar lokasi syuting. Aku baru baca pesan dari Im Joo nunim pagi hari, aku sudah ketiduran malam itu. Berhubung tidak ada jadwal, jadi aku menunggu saja di apartemen-nya dan lagi-lagi tertidur sampai sekitar jam satu siang. Ternyata Hyeo So sudah pulang sejak jam sembilan tapi tidak membangunkanku, seingatku sih begitu ceritanya.” Yujin mengangguk, ia ingat ketika melihat kekasih Hyeo So di sofa waktu itu, sekitar jam sebelas pagi. Ia kemudian merogoh tas-nya dan mengeluarkan amplop coklat yang agak tebal.
“Ya ampun…” nada-nya terdengar berat, ketika Key membaca artikel-artikel yang Yujin berikan.
“Artikel-nya berbunyi, ‘Key menggunakan pakaian yang sama seperti yang ia gunakan di acara kemarin ketika keluar dari gedung apartemen Hyeo So. Apakah ini maksud dari kejutan yang ingin Key berikan?’ sengaja dibuat untuk membakar emosi pembacanya. Sebenarnya sih masalah seperti ini sepele, tapi penggemarmu itu langsung memandang Hyeo So sebagai perempuan tidak benar. Sementara penggemar Hyeo So, balik memandangmu laki-laki tidak benar dengan penggemar tidak tahu malu. Yaaa kurang lebih itu api pertama yang muncul,” kata Yujin menggantung.
“Yang lain?”
“Sebentar, pertama, aku bingung kenapa kamu sama sekali tidak tahu soal berita ini. Menurutku aneh saja, orang yang terlibat sama sekali tidak pernah menyentuh beritanya. Memang sih, pihak ketiga yang mengetahui buru-buru membungkam media, tapikan…. Ah ya sudah,” Key berdecak, tidak mengerti Yujin bicara berputar-putar.
“Ini, api kedua, berhubungan dengan motel, dan lawan main Hyeo So di serial TV nya.” Alis Key langsung mengerut penasaran. “Kejadiannya sehari sebelum kamu syuting di Thailand, ooohh iya… aku tahu kenapa kamu tidak tahu beritanya,”
“Apa sih?! Bicara yang benar dong!”
“Eh, santai saja! Ini nih, baca!” Yujin jadi ikut kesal sehingga langsung melemparkan amplop coklat lain ke atas meja. Key membukanya, membaca sebentar, dan langsung mengerut tidak menyangka. Berita ini sangat konyol, jelas sekali biang keladi-nya memang ingin menjelekkan nama Hyeo So.
“Jadi ini yang membuat agensi ku memaksa kami untuk putus,”
“Oh? Kalian putus karena dipaksa? Lucunya…” Key menatap Yujin bingung, kenapa tiba-tiba Yujin jadi sinis? “Apa? Merasa tidak suka aku sinis padamu?”
“Jelaslah! Katanya mau membantu, tapi tiba-tiba jadi sinis begitu. Aneh!” Yujin membenarkan posisi duduk-nya sambil berdecak.
“Kamu pura-pura bodoh? Hari itu, kamu ada di tempat itu kan? Saat si Jung Won akan membawa Hyeo So ke motel kamu ada di situ kan?”
“Jadi kamu menuduhku sebagai komplotan orang yang mengumbar berita ini?”
“Kurang lebih,”
“Ya ampun! Saat itu aku memang ada di situ, aku tahu kenapa Jung Won membawanya ke motel. Dan sebenarnya mereka tidak benar-benar masuk ke sana, Jung Won dan Hyeo So hanya menunggu di depan motel, karena kebetulan motel itu patokannya. Aku tahu kejadiannya, makanya aku santai saja. Keesokan hari-nya aku ke Thailand, dan begitu pulang aku dipaksa putus. Mana mengerti urusan begini!”
“Lalu… sikapmu?”
—
Ruang Pertemuan, Gedung 2NE
“Bagaimana dengan orang di balik skandal ini? Apa anda sudah menemukannya?” Key mengangguk yakin.
“Tentu kami sudah menemukannya dan meminta alasan dari perbuatannya ini, dan seluruh pihak terkait bisa saya jamin kerahasiaan dan keamanannya. Cukup sampai di sini. Saya berharap agar penggemar yang menjadi anti-fans Hyeo So-ssi sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu buruk, dan sebaliknya, kami mohon dukungan untuk serial TV kami. Mohon maaf atas kesalahpahaman yang selama ini terjadi, terima kasih atas cinta dan kerja samanya. Mohon dukungannya, hwaiting!” Dan titik, Key tidak bisa, tidak akan, dan tidak mau menjawab pertanyaan para wartawan lebih lanjut. Penjelasannya sudah cukup membersihkan seluruh nama yang terikat dengan kasus ini selama lebih dari setahun.
Ketika ia berhasil melangkah keluar dari ruang pertemuan itu, hatinya langsung lega, melihat staff 2NE mendukungnya ia jadi semakin lega. Tidak salah orang-orang ingin sekali bekerja sama dengan PH ini, jika staff-nya saja saling mendukung satu sama lain begini.
Key berjalan menyusuri lobby sambil sesekali membungkuk ramah kepada staff yang menyapanya, suasana hatinya jadi terus membaik. Meski di otaknya, nama Hyeo So tidak juga bisa terhapus dan membuatnya tenang.
Kakinya nyaris berhenti melangkah, ketika di bagian utara lobby gedung 2NE, sosok gadis yang mendongak menyaksikan televise membuat hatinya bergemuruh, penuh dengan keributan tak jelas dan berantakan. Langkahnya seketika lebih cepat, ia tahu ia harus bicara pada Hyeo So saat ini juga. Sedikit lagi, ia bisa menyentuh Hyeo So, gadis itu menoleh mendengar langkah kaki yang terdengar tergesa-gesa.
Kaki Key tidak bisa bergerak, mata Hyeo So dan mimik muka-nya tidak ia mengerti. Keduanya bertatapan dalam diam selama beberapa detik, seolah sorotan mata keduanya menyerap kebisingan di sekitar mereka. Hanya suara hembusan nafas, detak jantung, dan detak jarum jam yang terdengar. “Terima kasih banyak,” Senyumnya mengembang. Sesaat Key seakan kehilangan akal, ini bahagia atau apa?
“Sama-sama. Ingat, lain kali kalau ada masalah, bicarakan secara terbuka! Jangan di pendam sendirian, kebiasaan!” Hyeo So memamerkan cengiran kudanya, membuat Key mendengus gemas. Mereka senang, iya, mereka tahu kupu-kupu di perut mereka berterbangan kegirangan. Meski mereka hanya berdiri dengan jarak dua meter, dan saling tersenyum seperti orang bodoh, namun sesungguh-nya mata itu saling berbicara.
“Jadi?” keduanya menoleh ke arah suara, Yujin berdiri dengan tangan terlipat di depan dada. Sedari tadi memperhatikan tingkah aneh kedua insan manusia, yang masih berhadapan dan cengengesan seperti orang bodoh.
“Kami pasti merepotkan-mu dan sajangnim, terima kasih banyak ya,” sahut Key tulus.
“Terima kasih atas bantuannya, PD-nim. Maaf merepotkan.” Ledek Hyeo So, tapi kemudian menghambur pada pelukan Yujin. “Sekarang aku sangat lega, Yujina. Sungguh terima kasih banyak padamu, dan pada direktur kita Kim Jonghyun-ssi.” Yujin terkekeh sambil melepas pelukannya.
“Sudah sore, aku ada janji. Aku pulang duluan ya?” mata Yujin langsung mendelik pada Key ketika mendengar kalimatnya.
“Apa? Pulang duluan? Serius deh, Key!” Key justru balik mendelik dengan bingung.
“Apa? Memang aku salah apa lagi?”
“Semestinya hari ini kalian jalan berdua!”
“Loh? Kenapa memangnya?” kali ini gantian Hyeo So yang bertanya.
“Tunggu… jangan bilang… Key! Hyeo So! Astagaaa…” Key langsung menjentikkan jari begitu mengerti. Ia mengerti maksud Yujin, ia pun memiliki harapan yang sama. Namun mungkin, saat ini masih kurang tepat untuk kembali menjalin hubungan dengan Hyeo So. Ia rela menunggu saat di mana hatinya dan hati Hyeo So akan kembali bertautan.
“Makanya jangan terlalu berharap! Sudah ya, aku pulang. Hyeo, mau aku antar sekalian?”
“Boleh, aku butuh tumpangan sampai toko di dekat jalan layang. Sampai jumpa, Yujina!”
“Tidak, tunggu! Kalian berdua itu harusnya jadian!” keduanya memutar bola mata dan tidak menghiraukan Yujin. “Kalian berdua! Tunggu!! Kalian tega membuat usahaku cuma berakhir begini? Hey! Ayolaaahh… apa artinya usahaku menyelesaikan masalah ini? Kim Kibum! Kim Hyeo So! Kalian harus pacaran lagi!!”
Dari sudut lain, Jonghyun tersenyum melihat Yujin yang berteriak sambil berlari tidak karuan itu. Kadang ia berfikir, bagaimana bisa gadis itu memiliki berbagai kepribadian dan sikap yang bisa berubah dalam waktu singkat begitu? Tidak pernah sekalipun ia melihat Yujin bersikap layaknya orang yang terpuruk. Mungkin dirinya harus belajar dari Yujin.
Jadi, kisah Key dan Hyeo So berakhir begini saja? Bisa dibilang iya, bisa dibilang tidak. Ya, karena tidak akan ada kelanjutan kisah yang menarik di antara keduanya. Tidak, karena sebenarnya semua kisah tetap akan berlanjut meski tidak dibahas lagi.
Saat mereka berdua memutuskan untuk menjadi orang asing, keputusan bulat itu tetap bertahan sampai saat ini dan nanti. Menjadi orang asing satu sama lain lebih baik, biar saja kenangan di antara keduanya tersimpan rapat di dalam kotak asalkan tidak ada satu kenanganpun yang tertinggal.
—The Stranger, END—
Zika bilang:
- Untuk segala bentuk kesalahan harap dimaklum ^^, tidak ada gading yang tidak retak. For any mistakes you found in this story, just let me know soon 😀
- Typo, sebagai manusia amatir dalam penulisan yang baik dan benar, harap diingaktan aja yaaa ^o^
- Pertanyaan-pertanyaan yang berputar di kepala kalian seputar, ‘Kok… malah cerita Key sama Hyeo So? Kapan kasus Yujin dibahas?’ sabar… ikutin aja dulu alurnya ya ^-^ .. kalau udah lewat sampe tujuh part dan kalian masih berfikir ‘Kok konflik utamanya gak kena juga ya?’ nah, baru deh diperotes ^-^.
- Next scene, I’ll need some name. Aku butuh satu cast yang rela dipairing sama Kwon Jiyong alias GD, kalau emang rela langsung isi formulir–nya ya ^^. Bukan sekedar butuh nama soalnya, tapi butuh kepribadiannya juga 😀
- Udah ketahuan ya? GS scene 3 itu GD 😀
- Support Cast yang kosong buat scene 3 itu ada mama-nya Yujin, kakak-nya Yujin, sama keponakan Yujin. Silahkan isi form atau tinggalkan nama korea kalian di kotak komen 😀
Untuk kekurangannya harap maklum ^^, stay 2NE for the 3rd scene, PPYONG! ^o^. Oh ya, terima kasih sudah mampir <(^-^)>
©2012 SF3SI, Zikey.
Officially written by Zika, claimed with her signature. Registered and protected.
This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction
Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!
gimana kalo park min rin? atau han rae ri? itu nama korea ku ^^
Park Min Rin? Han Rae Ri? Boleeehh… aku tampung yaa ^^
makasih banyak loh 🙂
Mau dong jd jd cast jg, tp jgn jd mamanya yujin,, hehehee
ceritanya makin menarik tapi msh blom ngebahas tokoh utama ya..
Berharap yujin jd ama jjong..
Di tunggu next cahp
Hehehe, itu terserah kamunya aja ^^
Iya, kisah tokoh utamanya masih bakalan jadi cerita sampingan sampe sekitar 4 part kali ya ^^
Hahahah liat nanti aja 😀
Sip, makasih banyak ya udah mampir ^o^
aku bacanya deg-degan >.<
bener- bener hidup jadi seorang entertainer itu susah.
hahaha 😀 aku setuju ma yujin, kenapa mereka tidak pacaran lagi?
Salut buat Yujin dengan semua usahanya 🙂
ditunggu lanjutannya eonni ^^
Sampe deg-degan? masa sih? o.Oa
Hahaha, ceritanya, buat pasangan yang ini jalin hubungan sama jadi entertainer sama susahnya. Makanya gak balikan XD
Sip, makasih banyak loh udah mampir ^^
stay 2NE yaaa! Ppyong! 😀
Sempet riweuh baca masalah Key sama Hyeo So, soalnya aku ngerasa alurnya cepet banget dan kurang runut penjelasannya. Seperti loncat-loncat gitu. Tapi secara keseluruhan sih ngerti lah sama masalahnya. Fitnah kan?
Iya typo emang ada tapi gak fatal kok 🙂 Berhubung aku baca comment balesan kamu di part 1 yang kamu bilang gak mau pake beta reader karena mau usaha sendiri, aku mau menyarankan proses editing jangan cuma sekali. Aku pernah baca di page Help Us Out!! *nunjuk-nunjuk ke atas* kalau gak salah proses editing itu bahkan di sarankan sampai 5 kali : edit, edit, edit, edit, edit. Gak akan ada hal yang sempurna emang. Tapi setidaknya bisa meminimalisir. Semangat yaa, semoga comment ini bermanfaat 🙂
Aaaaaahhh gitu ya?
Kebetulan emang ini part percobaan sih, berhubung dibikinnya sequel one shot begini jadi berusaha banget madetin satu kisah. Kalau gitu yang selanjutnya dibenerin deh 🙂
Kalau soal edit mah, jangan ditanya. Aku satu part bisa edit lebih dari tujuh kali
cuma kan, namanya manusia, kalau kurang teliti ya gini jadinya hehe
Sip ^^, bermanfaat kok 😀
Makasih banyak udah mampir say 😀
stay 2NE! Ppyong! ^o^
wah proses editnya panjang banget ya sampe 7 kali O.o mungkin nanti lebih tingkatkan ketelitian aja yaaa. semoga ke depannya bisa lebih baik lagi 🙂 iseng-iseng sebelum publish minta tolong aja sama beberapa orang untuk baca dan kasih masukan. membantu kamu dalam proses pengeditan juga hehe
tapi ya reader mana ada yang tau lho proses yang udah kamu lewati tuh kaya gimana dan sepanjang apa. soalnya reader itu cuma liat hasil akhir alias packagingnya aja. makanya aku sampe nyaranin kaya gitu, eh ternyata proses editnya udah panjang juga ya. semangat terus deh buat kamu 😀
Aigoo.. Otakku nie knpa?#jitak kpla sndiri
Pengen bisa ngomen yg baik tapi otakku ga jalan.. Huft..
Aku suka karakter yujin..
Jonghyun perhatian tapi tetep aja ga lepas dari kata usil..
Trus apa lagi yah..?
Aaaa.. Kalo gtu next part ditunggu aja dch..
Ditunggu lanjutannya..
Hahaha jangan dipaksa gitu
kasian nanti kepalanya 😀
Karakter Yujinnya udah keliatan? Heeemm.. udah lumayan berarti 🙂
Namanya juga Jonghyun ^^
Sip, stay 2NE yaaa! Makasih loh udah mampir
^o^
-“terimakasih banyak,”Senyumnya(hyeo so)mengembang.Sesaat key seakan kehilangan akal,ini bahagia atau apa?-ketawa pas bagian ini,ngebayangin wajah aneh key..hahaha.
Oh ini ka,kakaknya yojin
em…klo jinho ottae?ini namja tpi ka.Klo yeoja mungkin eun ji.Eommanya…apa ya?young sun.
Kponakannya,in hee/eun soo?.
Maap kak klo jlek,abis aku kan juga burem namkor kaak…
Fiuh,panjang juga ni ff..pasti ngetiknya cape ya kak?ya ga?.
Ka zika daebak!aigoo…jdi salut aku TT___TT.
Hwaiting eonnie….^__^
hahaha.. aku yang nulis malah gak ngebayangin heheh XD
jiaaaaahhh kita samaan hahahhaa, paling burem kalau urusannya udah nama Korea XD
Cewek… Eun Ji? heemm, aku tampung dulu deh. Young Sun? lumayan… tapi buat nama orang korea jaman dulu, itu nama terlalu modern
In Hee lucu kayaknya ^^
Makasih loh, aku tampung nih nama-namanya 😀
Ngetiknya gak capek, ngeditnya yang capek XD hahaha
Semangat! ^o^
stay 2NE yaaaa, ppyong! 😀
mslah key-hyo so q ky lgi nonton drama,bner kta kmen datas rada ribet dan kcepetan palagi pnyelesaiannya tba2 dah perskon aja (eh yg druang pertemuan itu perskon kn?),jd siapa dalangnya?
keseluruhan c ngerti ma jln critanya,q jg dah ga terlalu bingung ma gaya tulisanmu,lmyanlah adaptasinya ihiyy 🙂
usulan nama kang hye na aja -namkorku-
next chap msh lma y?dtunggu deh 🙂
Iya, karena harus dipadetin dalam satu part akhirnya malah kecepetan 😦
iya itu lagi presscon ^^. dalangnya? ia-yang-tak-boleh-disebit :), kan kata Key dia gak akan ngungkapin siapa-siapa aja yang terlibat. Cuma mau meluruskan 🙂
Aaaahh sebenernya sih, kalau kamu bandingin sama part 1, ini gaya penulisannya 40% aku benerin 😀
Makanya gak terlalu bikin bingung ^^
Kang Hye Na? Aku tampung deh 🙂
Makasih banyak ya udah mau mampir ^^
Stay 2NE! Ppyong 😀
side story dari key-hyeo so bikin cerita ini manis eonni.. Aku paling suka wkt percakapan mereka berdua. Sepertinya key masih ngarep sm hyeo so..
Ntar di ending–atau d part berikut2nya, sentil lg ya cerita mereka ^^v
This is great ff eonni, daebakkk~
Mau dong jd cast, namkor ku lee yoon-ai.. Boleh dipasangin sama si onew dubu (udah halal, gausah sungkan *digebukin MVP) atau sm siapa pun terserah sang author.
Part selanjutnyaaa sy tungguuuu~
Iya? wuaaahh 🙂
memang.. kekek.. si Key ceritanya amat sangat ngarep balikan. Ceritanya dia gak ikhlas putus gara-gara dipaksa agency nya XD
Siiipp.. nanti aku sentil deh di cerita lain ^^
Lee Yoon Ai? Aku tampung yaaaa 🙂
Makasih loh udah mau mampir ^^
Stay 2NE! Ppyong! ^o^
zika, aku datang. tp brhubung aku lagi ga fokus bgd, lain kali aku bakal komen lg.
yg jelas bingung ama masalah Key n Hyeo So, mungkin teralu cpat alurnya? tp intinya aku ngerti
bye zika, ntar klo pikiranku udh bener, aku dateng lagi ^^
smangat ya zikaa!!
Gak apa-apa ^^
Aaaahhh iya iya, kak bibah orang kesekian yang bilang gitu hhehehe
selanjutnya aku perbaiki lagi deh 🙂
Semangat! Makasih udah mampir ^-^
stay 2NE! Ppyong! 😀
Daebak thor…kutunggu next part nya ya.
Makasih banyaaaakkk 😀
stay 2ne yaaa ^^
msih ada typo thor..buat ceritanya Q udah ska ama ff ini dri pertama…semangat yah thor buat part selanjutnya.. Nama korea Q Choi Haerin thor..smoga kepakai buat jadi pairing GD…
entar aku minimalisir lagi deh ya ^^
Seriusan? Wuaaahhh seneng 🙂
Aku tampung ya namamu ^^
stay 2ne! Ppyong! eh ya, makasih banyak lo udah mampir 😀
kalo mincha minta dijadiin cast paling banter sama zika dijadiin “mami”…. -_-”
hahaha….. zikaaaaaa………. selalu ya hyeoso sama key……
kangen deeeeeh……………
Kok tau? hahahahahha XD
Enggak, sebenernya Lana yang menghasut hahaha
Suka Sehun gak? kalau suka aku sudah menyiapkan posisi untuk dirimu kekeke
Aku juga kangen mereka uuuuuu :3
makasih mam udah mampir ^^
yaaaaa…….. mincha lama ga mampir gr2 sibuuuuk….
ternyata ditawarin berondong….. >,<
pasti udah hangus ya?
Hahaha… nanti aku cek deh masih bisa masuk apa enggak 😀
aciiiik
Lah? ini publish kemarin?
Tanggal 27 bukan hari ini toh? *berasa bego* ngehehe~
Percobaan pertama ya? Aku maklumin nih
Karena emang ini part pertama Zika eon nulis yang model begini
aku gak komentar alurnya kecepetan deh 😀
Typo… heeemm… gak suka bahas-bahas typo, soalnya tahu banget setiap part di 2NE udah kena proses editing sampe 7 kali, belum lagi H-3 hari masuk ke schedule, pasti di edit lagi 😀 keke~
DAN HEY!!!! SIGNATURE NYA MANA???? *brb edit*
Tuh udah aku masukin 😀
Kepala-ku masih didoktrin sama SMEW nih kalau ngomongin Keyeoso XD
Jadi gak fokus, makanya komenku yang ini gak penting. Maaf yah~
Yaaaa yang penting aku tinggalin jejak setelah komen. Gak apa-apa yaaa, next scene nya aku komen yang bener deh
Ya ampuuuuunnn thanks banget loh lan
Aku baru inget waktu itu gak masukin signature, udah panik banget tapi gak bisa ol
untung kamu ngeh 😀
ya udah gak apa-apa, kamu mau mampir buat komen aja aku udah seneng kok ^^
yen : no comment ahh…
zika : lha ini?! lo ngapain?! huh?!
yen : ngigo… *nyiapin mercon buat nyambut kedatangan dragon monster bingle-bingle di scene 3*
ZIKA!! FIGHTING!!
😀
O.Oa *bingung*
FIGHTING!!! *ikutan nyiapin mercon*
Biarpun begitu… terima kasih telah mampir bung!
hahaha, stay 2ne, ppyong! ^^
GD??? Kasih buat Yen aja Zi, Yen!!
*Yen: Apa deh Storm???
*Aku: Ga ngapa-ngapain kok Yen, aku cuma membuka jalan untuk kalian berdua lope-lope-an..
*Zika: Emang kata siapa ada scene lope-lope-an di scene 3?
*Yen: :)))
*Aku: =,=
Aku lagi buru-buru nih. Jadi baru baca akhirnya aja ehehehe..
ZIKA SEMANGAT!!!
Storm dan Yenni… sering banget nih begini
kalau yang satu lagi eror, eh yang satunya juga sama -,-a
Ya udin… yang penting udah mampir 😀
SEMANGAT !!! ^o^
makasih udah mampir say
Annyeong zika eonni 🙂
di sini part ini jjong jarang muncul ya?
Berarti ceritanya key sama hyeo so disini itu cuma selingan ya eon? (zika eon: banyak nanya kayak wartawan aja) 🙂
pokoknya aku tunggu next partnya deh 😀
oh iya eon, kalo butuh namkor pake namaku juga gak apa2,,
kalo namkor asliku “hwang sung rin”
tapi kalo namkor yg biasa aku pake “choi minri”
pake salah 1 ato dua2nya jg gak apa kok 😀
Annyeong juga Inin XD
Iya 😐
Yeeepp ^^
Hwang Sung Rin dan Choi Minri? Aku tampung yaaaaaaa 😀
Makasih ya Inin udah mampir ^o^
stay 2ne!!! ppyong 😀
aiayay! 2nd scene keluar!
ugh! di akhir udah heboh teriakin key-hyeo so buat balikan eeh merekanya malah mesem mesem gitu doang (-“-) gemess
yujin kece deh. aww aku ngefans! sedikit bersedih karna jjong ga banyak keluar di sini /plak ehehe
Walaupun beberapa komen di atas bilang alurnya kecepetan, aku tetap menikmati ceritanya kok ^^
Ka Zika kecee deh! Selalu mendapatkan sesuatu yang baru dari cerita Kakak. Cara menceritakannya, penggambaran tokohnya, alurnya. Next scene nya ditunggu kaak. ^^
Aiyaaaayyy 😀
Hahahaha~ sabar-sabaaar
mananya yang kecek? -____-a … iya, maaf ya buat itu.. nanti di perbanyak lagi deh 😀
Serius? aaaahh lega juga aku 🙂
Ah Keeeeeiiiii… bisa ajaaaaaaaa *terbang*
Makasih Kei ^o^
Next scene balik lagi yaaaawwww~.. ppyong!
itu yg pas bagian key baru keluar dr ruang pertemuan, trs ketemu hyeo so, kayaknya awkward bgt yahh. tapi romantiss >< btw, nama korea aku Kang Hyeseok^^ pake aja kalo mau eheheheh
aaaahh akhirnya ada juga yang ngerasa awkward, aku pikir gak berhasil bikin suasana awkward di bagian itu 😀
Kang Hyeseok? Dua kata ya? Aku tampung dulu yaaaa 🙂
makasih banyak loh udah mampir ^^
stay 2ne! Ppyong 😀
part sekarang udh sedikit lbh gampang memahami drpd part sebelumnya.. tp masih ada bbrp dialog yg kurang dimengerti siapa yg ngomongnya.. aplgi pas key ketemuan sm yujin yg ngebahas soal insiden itu… bolak balik bc bagian itu dr paragraf yg satu dgn yg lainnya..
slh 1 yg lainnya jg di sini
“Eiy, kamu tega? Setelah membuat
tanganku terluka begini mau menutup pintu dariku pula!” Hyeo So berdecak.
“Kalau begitu selamat bertemu dokter, apa mau aku beri kartu nama dokter langgananku? Tidakkan? Ya sudah, pergi sana!” Kali ini gantian Key yang berdecak dan masih berusaha menahan pintunya.
“Setidaknya bertanggung jawablah.
Ambilkan aku obat!” dan dengan seenaknya Key menerobos masuk tanpa persetujuan..
mgkn klo menaruh narasi singkt sebelum ato sesudah dialognya mgkn akn lbh cpt memahami..
msl letaknya diubh sprti ini
“Eiy, kamu tega? Setelah membuat
tanganku terluka begini mau menutup pintu dariku pula!”
Hyeo So berdecak. “Kalau begitu selamat bertemu dokter, apa mau aku beri kartu nama dokter langgananku? Tidakkan? Ya sudah, pergi sana!”
Kali ini gantian Key yang berdecak dan masih berusaha menahan pintunya. “Setidaknya bertanggung jawablah. Ambilkan aku obat!” dan dengan seenaknya Key menerobos masuk tanpa persetujuan…
tp overall.. ceritanya udh bagus.. n pastinya selalu ditunggu lnjutannya 🙂
Oalaaaahh bagian Key sama Hyeo So… aku bingung, mana Yujinnya hahaha
Oh iya iya… bagian situ kayaknya aku kurang bener edit nya
besok-besok diteliti lagi deh
^^
Makasih banyak loohhh 😀
stay 2ne! ppyong! 😀
Akhirnya bisa komentar juga nih ! Wehehehe 😀
Daaan … KEYEOSO ! WUHUU ~ Kangennya pake banget sama kapel ini.
Sadaap dah.
Awalnya aku ngga ngerti alasannya dimasukkin konflik keyeoso di sini, tapi yaah setelah dipikir-pikir ada gunanya juga. Bisa menjelaskan karakter Yujin juga sih. Toh ini stand alone, jadi sah-sah aja. Satu lagi, zika eonie mau bikin keyeoso shipper kayak aku berteriak sangking gemes + kangennya sama kapel ini ! AAA (zika eon : shalina fitnah nih !)
OMAYGAT ! next, beneran ada GD ? Pengen sih ngedaftar jadi cast yang dipairingin sama jidi, tapi berhubung saya Daragon shipper jadi agak gak tega nikung si sandara. Tapi aku mau usul deh buat make Park Sandara, atau boleh juga deh pake namaku Park Harin, karakter dan wajahnya 11-12 lah .. *disiram baygon* Bedanya dara agak tuaan, harin masih mudaaa 😀
Hehehe 😀 Oke, aku yakin pasti karena FF ini nanti aku jadi Jonghyun-Yujin (kita panggil apa kapel ini ? Jongjin ? Hyunjin ? Jongyu ? /plaak) shipper deh :3 Secara zika eonie kan pandai kali bikin gemes anak orang.
Di part ini aku menyimpulkan kalo ceritanya lagi dibuat melebar, jadi belum keliatan konflik utama nya. Tapi yaah, shalina sabar kok ^^
Owkeylah, fighting Jiiikaaa eon !
Linaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa 😀
Nah nah, untung ada yang ngerti gunanya kisah keyeo so hehe
hahhha.. niatku cuma melepas rindu pribadi kok. Aku juga udah lama pingin nulis tentang key sama hyeo so XD
HYUNJIN LUCUUUUUUUUUUUUUUUU aaaaaaaaaaaaaa… itu lucu banget namanyaaaaaa XD mau mau mau. Hahaha.. kayaknya gak bakalan ada shipper nya dua orang ini deh. Hubungan mereka bakalan biasa aja koookkk serius :3
PINTAR! Aaahh memang.. Shalina paling ngerti nih model-model tulisanku gimana XD
fighting! ^O^ makasih beb udah mampir~
stay 2ne yaaaawwww~
Wahhh ..
BIkin gemes deh
Konfliknya muter-muter mulu
Rada bingung jadinya.. LHo ujungnya Key gak jadian sama Hyeo S? T^T Jadian ajalah
Trus konflik mereka udah totally end?
Wah, padahal pingin tau kelanjutannya
Yujin sama Jjong deket banget yah?
Ihiyyyy
Dan, last
Whaw, ada bang GD ya? Dia fans temenku kak
So, aku daftar yahh ..
Pake namkor temen aku ^^
Tapi nta konfirmasinya ke aku sama dia.. Boleh gak ya?
Mmm .. Kalo gak ya konfirmasi ke aku doank 😀
Thengkyu kak
Semangat!
Aaaaahh bikin bingung yaaa 😦
Iya ^^
Gak banget juga sih, sekedar kayak temenan udah sampe lebih dari dua tahun gimana sih? 🙂
Hah? Temenmu kali yang ngefans?
Iya ^^ form mu udah nyampe kok 😀
Sama-sama ^o^
makasih banyak loh udah mampir, stay 2ne! ppyong! ^o^
Telat bgt aku komen ya? Tpi nggapapa deh xD Hmm kalo typo cuma sedikit sih, cuma banyak kata2 yg harusnya dispasi ngga dispasi, yg harusnya ngga dispasi malah dispasi. Muter2 ya aku njelasinnya? == Contoh yg disini nih : di tutup (harusnya ngga dispasi), tidakkan? (harusnya dispasi). Terus kak disini kan ada beberapa istilah2 tentang dunia entertainment (ex: rookie star, PD, NG–di part sebelumnya) aku saranin dibikin glosarium di bawahnya biar reader yg mungkin nggatau *kayak aku* arti kata2 tsb ngerti *sebenernya aku yang nggak ngerti rookie star sih ==* Cuma saran sih eon, semua keputusan ada di tangan eon ^^
Dan ngomong2 bang GD muncul di part 3? Tau gitu nama korea yg aku usulin buat pairing bang GD aja T.T
Gak apa-apa ^^
yaa, itu masuknya ke typo say :), maklumin aja yaaa~
oh gitu? mesti dikasih semacem glosarium gitu ya? maunya sih, tapi capek bikinnya hahahha *ditampar*
Kalau kamu punya lebih dari dua namkor atau kamu punya OC mah gak apa-apa kirim form dua kali, kan aku udah bilang 🙂
Makasih ya udah mampir ^o^
stay 2ne yaa, ppyong!
sekali lagi itu usul sih, keputusan ada ditangan kak zika ^^ boleh kirim 2 coba deh XD cuma kayaknya yg ini jelek ==
OMG!!! tetep seru ky sebelumnya..
masi nunggu kapan song joongki keluar deh…
semangat ya,,,,,,,,
Kyaaaaaaaaa terima kasih 😀
Nah akhirnyaaaa hahahha ada juga yang ngeh si Joong Ki gak muncul-muncul 🙂
Tenang, sebentar lagi dia muncul kok ^^
Semangat!
stay 2ne yaaaaa~
eh iya, makasih udah mampir ^O^
zikanya ga nongol….. -_-”
maaph ya saeng, mincha komennya ga sepanjang jaman dulu……
kelaperan… *eh?*
Maaf mam, aku dari dua minggu yang lalu di luar kota
ada kerjaan numpuk, jadi gak sempet online :(, ada ujian juga jadi pusing
Gak apa-apa ^^ yang penting mampir
hehehe
Pertama aku baca sih sempet nanya yg add di note akhir itu,, kok malah nyeritain Key. Seolah jadi FF stand alone, yang benang merahnya belum terlalu kuat sama cerita Yujin-Jjong part sebelumnya, cz di part sebelumnya nama Key gx disebut eh tau2 satu part ini full ngomongin Key..hehe
dalam pikiranku sih, nih pasti benang merahnya nanti deh klo udd mulai masuk konflik sesungguhnya…. Oh iya, gx tahu kenapa ini akunya yg error atau bahasanya rasanya agak berat ya,,, istilahnya klo pas baca tiba-tiba jadi ngantuk… (sumpah ini seriusan)hahaha
oh iya,, klo Yujina itu maksudnya nama Yujin trs dikasih akhiran khas manggi nama di Korea ditambahi a gitu ya??? Yujin-a? Iyakah???
Soal itu jawabannya karena jenis ff ini sequel – stand alone
jadi di dalam sequel ini ada kisah-kisah yang gak bersangkutan dengan kisah utamanya 🙂
Agak berat? Heeeemm.. menurutmu makin berat makin bikin ngantuk ya?
.. tapi kayaknya enggak ah, bahasa biasa aja deh ._.a .. kalau emang bikin ngantuk, scene selanjutnya di benerin lagi deh ^^
menurut ku makin berat makin asik
Yap.. makanya huruf ‘a’ nya di italic kan? itu panggilan.. rata-rata orang nulis dikasih strip jadi Yujin-na/ya/a, tapi menurut yang aku tahu, cukup langsung tambahin huruf a aja di belakang namanya kalau akhiran namanya huruf konsonan 🙂
Makasih udah mampir ^o^, stay 2ne yaaaa… ppyong!!
Kyah! apa ini? udah muncul seabad lalu tapi baru komen,mianhe yaa
ah joahae ,suka scene yujin sama key ketemu. lol ah
zikey jjang! :p
Hahaha.. gak apa-apa kok say ^^ santai aja
aku yang punya aja baru muncul sekarang 😀
Jjang ^o^!
Makasih banyak loh udah mampir, stay 2ne yaaaa~
ppyong!
gak tau harus komentar apaan…
ceritanya bener-bener menarik, dan selalu tak terduga!
dan setelah baca Ffnya eonni aku jadi mengerti bekerja sebagai entertainer ternyata susah susah gampang ya 🙂
can’t wait for the next part eonni zika! 🙂
Seriusan ah? aku jadi girang gak jelas nih
XD
Hahah semua pekerjaan juga pasti susah susah gampang kok ^^
Makasih banyak ya say udah mampir, stay 2ne!!
ppyong! ^O^
agak heran pas baca ini “Hyeo So mempertajam penglihatannya pada dua orang laki-laki yang berdiri di depan gedung, salah satunya membawa kamera.” terus kw sini “…..kesulitan menerobos lingkaran wartawan yang benar-benar layaknya pilar baja.”
kayaknya agak berlebihan kl cuma dua orang terus diumpamakan jadi pilar baja..
menurutku aja sih 🙂
aku bakal komen pendek aja kayaknya… soalnya gak sabar baca part 3 hihi #ditendang
waaaa rumit sekali kisah cinta key … kasian. untung happy ending 🙂
suka banget kata2 ini —> I just want you to
know, that since I lost you, I lost
myself.
aku berasa lumer loh. Padahal itu kan buat hyeo so -___-
Jjong bikin gemes deh (?) udah serius2 ujung2nya malah ngerusak suasana -___-
udah baca part 3 sih, tapi pura-pura aja deh belum
ya ampuuun, abang Jiyongku nongol di part 3, astaagaaaaa *histeris gaje*. Oke, lupakan saja, it’s too flabby. hahahaha
oke, aku mesti ngakuin kesalahan kamu yang paling besar itu karena gak bisa membuatku senyum-senyum. yeah, i love that time when Jjong lured Yoojin! aaaah, zika membuatku gilaaaa~
akhirnya saya meninggalkan jejak di seluruh part, saya udah jadi reader yang baik kan? hahaha
This platform is integrated with social media logins like Facebook and Yahoo;
enabling customers to use their own login for registering on the site.
We had no problem finding a space, though, despite the fact that
there was a performance that night. Apart in the course of the frequency of fasting, there is 1 important distinction among the approaches.