A Good Person

Title : A good person

Author : raynafishy

Main Cast : Choi Minho, You.

Support Cast : Lee Taemin (as Choi Taemin), Minho’s and Taemin’s parents, Kim Jonghyun, Ji Hyeorin (oc)

Length : Oneshot

Genre : Life, Drama

Rating : PG-13

A.N: Mian ya kalo enggak ngerti sama ceritanya, ceritanya terlalu sinetron (?), atau bahasanya masih cetek .__. Gomawo yang udah mau baca dan comment^^

A good person

Your POV

“Kali ini Choi Minho, ia seorang namja dan masih muda”

“Mmm” Aku menganggukan kepalaku seraya terus memandangi seorang namja bernama Choi Minho tersebut dari kejauhan.

oOo

Sekarang dimulai dengan orang yang baru lagi.

Pagi ini, namja itu –Choi Minho- sedang melahap sarapannya. Ia sedang melahap semangkuk sereal bersama anggota keluarganya.

“Ya, Minho-ya, contoh saudaramu ini. Jangan pulang malam dari sekolah lagi”

“Aku ada pelajaran tambahan” jawab Minho dingin.

“Halah, lihat saja saudaramu ini. Tanpa pelajaran tambahan dia mendapatkan ranking satu terus. Tapi kamu? Hanya selalu berada di rangking dua”

Minho menghentikan kegiatan sarapannya setelah mendengar perkataan Appa-nya itu.

“Sudah selesai, aku pergi dulu” Minho mengaitkan sebuah tas sekolah pada lengannya, lalu bangkit dari kursi.

“Aku juga” Seorang namja berwajah serupa dengan Minho itu beranjak dari kursi, kemudian mengamit tas sekolahnya. Minho memiliki kembaran ya?

“Mmm, Taemin-ya, ini uang bekal untukmu” ucap seorang Ahjumma dengan lembut sambil memberikan beberapa lembar uang kepada namja yang memiliki wajah serupa dengan Minho tersebut. Ahjumma itu pasti eomma-nya Minho dan Taemin.

“Minho-ya, kamu masih memiliki uang bekal sekolah untuk minggu ini bukan?” tanya eomma Minho dengan nada yang agak sinis.

Minho mengangguk pelan. Ia hanya bisa menatap nanar pada uang bekal yang baru saja eomma-nya beri pada saudara kembarnya itu.

‘eomma, aku juga ingin dapat membeli makanan dan barang-barang yang Taemin beli’, batin Minho pedih.

————————————-

‘Tidak adil. Kenapa Minho diperlakukan berbeda dari saudaranya?’

————————————-

oOo

“Ya! Choi Minho, PR matematika sudah dikerjakan?” tanya seseorang yang bernama Jonghyun –teman sekelas Minho- pada Minho.

“Mm… ne, sudah” jawab Minho datar.

“Aish, itukan sulit sekali. Apalagi ada seratus soal lebih yang harus dikerjakan. Bagaimana kalau aku pinjam punyamu?”

“Ah? Tapi butuh lebih dari dua hari aku mengerjakannya” Minho menggigit bibir bawahnya.

“Aigoo, pelitnya~ Kan hanya seratus soal lebih, dan itu mudah bagimu kan?” teman sekelasnya –yang bernama Jonghyun- ini tersenyum lebar.

Minho akhirnya mengeluarkan sebuah buku tebal dari tasnya lalu memberikan buku itu pada Jonghyun dengan berat hati. Kemudian seseorang menepuk pelan pundak Minho.

“Minho-ya, kalau tidak mau dipinjamkan, jangan dipinjamkan. Bukankah kamu butuh waktu dan tenaga ekstra untuk mengerjakan tugas matematika mingguan itu?” Seseorang yang menepuk pundak Minho tadi adalah saudara kembarnya Minho –Taemin.

“Mmm, arra” Minho tersenyum simpul pada Taemin.

————————————-

‘Aku terus mencatat kejadian setiap kejadian, dan detil-detilnya.’

————————————-

oOo

Bel masuk kelas berbunyi. Semua murid-murid masuk ke kelasnya masing-masing dengan riuh.

“Mmm, Minho-ya. Boleh aku pinjam PR matematika-mu itu? yang seratus soal lebih, mmm tapi kalau tidak mau meminjamkan juga tidak apa-apa. Habisnya aku ada yang belum dikerjakan. Dan aku takut membuat prestasiku turun jika tidak aku kerjakan” ucap Taemin pada saudara kembarnya itu.

Minho masih tidak melepas pandangannya pada sebuah buku yang ia baca sekarang. Padahal ia sama sekali tidak mengerti mengenai isi buku yang ia baca sekarang.

“Ini bukunya” Minho akhirnya mengluarkan sebuah buku tebal dari tas sekolahnya.

“Ok! Gomawo kembaranku” Taemin mengguncangkan tubuh Minho dengan riang, kemudian mengambil buku yang disodorkan Minho lalu pergi.

————————————-

‘Bukankah saudaranya Minho sendiri –Taemin- yang mengatakan bahwa Minho butuh waktu dan tenaga ekstra untuk mengerjakan tugas itu? Tapi kenapa malah…’

————————————-

oOo

Bel sekolah berbunyi. Tanda jam sekolah telah usai.

“Omo! Aku lupa untuk memberitahu kalian. Untuk PR matematika mingguan kali ini yang memiliki nilai terbesar adalah… Taemin! Aaah, aku menduganya, anak jenius ini sangat rajin dan cerdas. Dan untuk Minho, Choi Minho, jangan pernah mencontek pekerjaan orang lain. Itu tidak baik. Jadi aku akan mengosongkan nilaimu. Jangan mengulangi perbuatanmu ini, arrasseo?”

“Apalagi mencontek pekerjaan saudaramu sendiri hanya untuk mempertahankan prestasimu agar tidak jatuh. Aku tahu kamu mencontek pada Taemin” tambah si guru dengan membisikkan pelan kata-kata tersebut pada telinga Minho.

Minho yang mendengar bisikkan tersebut hanya dapat menundukkan kepalanya karena berusaha untuk menahan tangisan.

 

‘Gwaenchana Minho, ini sudah biasa’, batin Minho yang berusaha menghibur dirinya sendiri agar air yang ada dipelupuk matanya tidak jatuh dan mengalir ke pipi.

oOo

Minho menyusuri taman didepan rumahnya. Ia berjalan dengan sempoyongan karena kelelahan setelah mengikuti pelajaran tambahan di sekolah.

Ia pun sampai didepan ambang pintu rumahnya. Ia mencoba membuka pintu rumahnya tetapi sulit. Berkali-kali ia dorong dan bahkan menendang pintu rumahnya sendiri. Tetapi pintu rumahnya tetap tidak dapat terbuka.

“Choi Minho, itukah kamu?!” Suara eomma-nya yang setengah berteriak terdengar dari dalam rumahnya.

“Ne! Ini aku, eomma!” Minho juga mengeraskan suaranya agar dapat didengar oleh eomma-nya yang berada di dalam rumah.

“Minho?! YA! Pukul berapa ini?! Apa kamu mau jadi anak berandalan? Kenapa pulang selarut ini?! Habis bermain kan?!”

“Ani, eomma. Buka dulu pintunya. Aku kan sudah bilang bahwa aku-” Minho mencoba menjelaskan tapi ucapannya terpotong.

“Aigoo, menyuruhku untuk membukakan pintu?, beraninya menyuruhku! Lihatlah Taemin! Belajarlah segalanya dari dia! Jangan selalu egois!”

“eomma! Aahh eomma!” Minho terus memanggil-manggil eomma-nya didepan pintu rumahnya sendiri, tetapi lama kelamaan suara nyaring eomma-nya tersebut menghilang.

“Di luar rumah… lagi?” gumam Minho seraya mendudukan tubuhnya pada kursi besi yang dingin dan keras di teras rumahnya. Minho menangis dengan membekap mulutnya. Ia tidak mau menangis dengan bersuara. Ia menangis dengan keheningan.

————————————-

‘Aku akan terus mencatat apapun yang anak ini –Choi Minho- lakukan, pikirkan, dan rasakan. Jadi aku tahu perasaannya sekarang. Ia sangat sakit. Sakit hati’

————————————-

oOo

“Hoaaaam” Minho menguap panjang. Membuang sebagian rasa lelah yang ia rasakan sejak kemarin malam. Kini ia sudah terbaring di atas sofa lembut berwarna putih kapas.

“Ah? Sejak kapan aku ada disini?” Minho bangkit untuk duduk. Kemudian ia mendengar suara derap langkah seseorang yang turun dari tangga kayu rumahnya.

“Aku yang membawamu ke sofa” Ucap Taemin yang bermaksud menjawab pertanyaan Minho sambil tersenyum ceria.

“Hah! Lihat?! Meski dia lebih muda lima menit darimu tapi dia lebih baik dalam segala hal darimu” Appa Minho tiba-tiba saja  sudah ada di ruang tamu ini kemudian duduk di sebuah sofa sebrang Minho.

Minho hanya bisa diam. Ia tidak berkomentar apapun pada ‘fenomena’ yang selalu terjadi ini.

“Ah, Appa. Minho juga memiliki kepintaran, iya kan? Minho anak yang baik” Taemin mengalihkan pandangannya pada Minho.

“Aigoo, Taemin-ya…. Ya! Choi Minho, kamu harus mencontoh saudaramu ini. Lihat, ia saja bahkan sampai memujimu. Padahal kamu telah banyak menyusahkan Taemin” Ahjussi ini –Appa Minho dan Taemin- mengusap pelan rambut Taemin.

“Minho-ya, mari makan bersama” Taemin menarik lengan Minho.

“Aku… tidak lapar” Minho melepaskan genggaman tangan Taemin lalu menaikki tangga menuju lantai dua dimana kamarnya berada.

“Ah, ayolah makan. Akhir-akhir ini kamu semakin kurus” Taemin menyusul Minho yang masih menaikki tangga lalu menarik-narik tangan Minho.

“Aku-tidak-mau!” Minho menekankan nada pada setiap kata.

“Mmm, jika tidak, kamu akan semakin kurus”

“Aku bilang aku tidak mau!!!” Minho mengibaskan tangannya supaya tangan Taemin dapat terlepas dari tangan Minho. Tetapi karena terlalu kencang, Taemin hilang keseimbangan yang membuat Taemin terdorong ke bawah, ke anak tangga paling dasar.

BRUK!!!

“Aaaa!!! Ya! Lihat apa yang dilakukan anakmu?!” Seru Appa Minho pada istrinya. Istrinya dengan cepat menghampiri mereka ketika terdengar suara dentuman.

Minho diam. Ia membeku karena terlalu syok melihat saudara kembarnya sekarang sukses terbaring kaku di lantai.

“Choi Minho!!! YA!”seru eomma-nya Minho. Kemudian eomma dan Appa Minho segera membawa Taemin menuju rumah sakit dengan mobil keluarga.

Minho hendak menaikki mobil yang akan membawa Taemin ke rumah sakit tapi,

“Kamu! Jaga rumah!” seru eomma Minho sambil menutup pintu mobil yang hendak Minho buka karena ia pun tadinya ingin ikut serta mengantar Taemin ke rumah sakit.

‘Aku pasti semakin dibenci’ batin Minho.

Minho pun akhirnya kembali ke dalam rumah lalu mengunci seluruh pintu dan jendela rumahnya.

————————————-

‘Aku selalu memahami pikiran Minho, aku mengawasi dan mencatat pikiran, perasaan yang ada padanya. Aku juga mencatat apa pun yang ia lakukan.

Tuhan, kenapa harus namja malang ini? tidakkah ia terlalu menyedihkan?’

————————————-

oOo

Minho merasakan sengatan sinar matahari pagi yang hangat pada wajahnya. Ia membuka kedua matanya pelan, kemudian mendudukan tubuhnya. Ia teringat kembali dengan kejadian yang menimpa dirinya dan Taemin. Untuk beberapa saat ketika ia mengingat Taemin, kepalanya menjadi pusing. Inikah efek ikatan batin yang terlalu kuat?

Hyeorin-ssi, aku kemarin mencelakakan adikku sendiri.

Tanpa basa-basi Minho langsung menceritakan apa yang terjadi pada dirinya dengan mengirim pesan teks pada salah satu yeoja –teman satu kelasnya yang sangat dekat dengannya- yang ia sukai.

Mm, kemarin orangtuamu memberitahuku. Sekarang aku sedang menjenguk Taemin, kenapa kamu tidak menemani saudara-mu? Bukankah ini ulahmu?

 

Bahkan Hyeorin, ya Tuhan… sepertinya dia membenciku juga, pikir Minho dengan lesu.

————————————-

‘Ya Tuhan, Minho sedang bersedih. Engkau pasti mengetahuinya. Mengapa harus namja ini ya Tuhan?’

————————————-

oOo

“Eomma, Appa!” Dengan perasaan khawatir bercampur ketakutan, Minho berlari di sepanjang lorong rumah sakit mendekati kedua orangtuanya yang menangis didepan kamar rawat Taemin.

“Mau apa?! Hah?! Mau apa?!!!” belum apa-apa, eomma Minho sudah histeris.

“A-aku… Mianhaeyo eomma-appa, jeongmal…” Belum sempat Minho menyelesaikan kata-katanya,

‘PLAK!’ sebuah tamparan keras mendarat di pipinya.

“Kamu, ini semua karena kamu. Semuanya! Sial! Itu yang ada padamu!” eomma Minho tak henti-hentinya mencela Minho.

Wajah Minho memanas dan basah. Ia marah, kesal, merasa bersalah, sekaligus sedih.

“Aku ingin melihat keadaan Taemin” Minho yang sedaritadi menunduk, membuka pelan pintu kamar dimana Taemin dirawat.

“Taemin-ssi… kenapa saudaramu itu jahat padamu? Apa yang dia lakukan? Cih, tega sekali dia” Ji Hyeorin masih ada didalam kamar rawat Taemin.

Tidak sengaja Minho mendengar kalimat yang menusuk itu. Yang keluar dari mulut yeoja yang selama ini ia kagumi.

“Dia tidak sengaja mendorongku, itu saja, sudahlah aku-”

“Taemin-ya, mianhae. Aku benar-benar…” Minho yang masih menundukkan kepalanya memotong pembicaraan Taemin dan Hyeorin.

“Ya! Apa yang kamu lakukan?! Iri pada dongsaeng-mu sendiri?! Itu kan tidak baik”

“Hyeorin-ssi, itu benar-benar tidak disengaja, dan-”

“Lihat apa yang kamu lakukan pada namja chingu-ku! Kamu puas?” Hyeorin menekankan nada bicaranya pada kata ‘puas’.

Namja chingu? Jadi…, Minho mendapatkan fakta pahit yang baru.

“Choi Minho, tolong keluar dari ruangan ini” Hyeorin akhirnya menyadarkan Minho dari pikirannya yang sekarang sedang rumit.

“Hmm? Ah, ye” Minho menengadahkan kembali kepalanya pada posisi biasa. Sekilas Minho dapat melihat Taemin baik-baik saja. Tapi mata Taemin tidak fokus pada apa yang ia lihat.

Tadinya Minho hendak keluar dari ruangan ini tetapi,

Jangan bilang kalau Taemin…

“Taemin-ya, k-kamu… bisa m-melihatku?” tanya Minho gelagapan sambil mengamati arah pandangan Taemin.

“Oh? Tentu, sangat jelas” Taemin tersenyum manis, tetapi pandangan matanya Taemin masih mengedar ke mana saja. Taemin juga tidak menghadapkan wajahnya pada Minho.

“Dari sini” tambah Taemin sambil meletakkan jari telunjuknya pada dadanya.

Taemin benar-benar tidak tahu persis letak Minho berada. Atau dapat dibilang Taemin tidak dapat melihat Minho. Hanya suara Minho-lah yang Taemin jadikan petunjuk.

————————————-

‘Taemin… aku tahu dia itu anak yang baik.

Dan oh Tuhan, sebentar lagi waktunya –tugasku akan aku laksanakan sebentar lagi.’

————————————-

“Ah! Taemin tolong jangan jadi seperti ini!” Hyeorin berteriak kesal pada Taemin. Mungkin karena yeoja bernama Hyeorin itu terlalu sedih atas apa yang menimpa Taemin. Namja chingu-nya itu buta, dan itu dikarenakan oleh saudara kembarnya sendiri –Minho.

Mengapa aku selalu berbuat salah? Apa aku pantas berada disekitar lingkungan keluargaku sendiri?, batin Minho.

————————————-

‘Minho, kenapa kamu berpikir hal seperti itu? Kamu adalah anak baik. Anak yang sangat baik. Kamu pantas mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari ini.’

————————————-

“Minho-ssi, jaebal… keluar dari ruangan ini” Ucap Hyeorin dengan bibir bergetar.

Minho tidak menjawab. Tentu. Karena hatinya, pikirannya, perasaannya ini sekarang sangat sakit. Ia merasa takdirnya sangat tidak baik di dunia ini. Ia merasa orangtuanya sangat tidak adil. Ia merasa ia tidak lebih baik dari saudara kembarnya. Dan cinta pertamanya –Ji Hyeorin sudah memiliki kekasih. Dan kekasih itu adalah saudaranya sendiri. Ia sibuk dengan pikirannya yang tidak karuan ini. Ia merasa tidak memiliki alasan untuk hidup di dunia.

————————————-

‘Minho-ssi, kamu orang baik. Dan di dunia ini, zaman sekarang sudah jarang ada orang yang memiliki hati sebaik dan sesabar dirimu.’

————————————-

oOo

Minho keluar dari ruang rawat Taemin. Berjalan dengan lesu dan dengan pikiran yang tidak karuan. Ia terus menundukkan kepalanya, serta tangannya yang terus menggapai-gapai dinding lorong rumah sakit agar tubuhnya tidak jatuh merosot. Minho terlalu lemas untuk berlari dan kabur dari kehidupannya sendiri.

————————————-

‘Tuhan, aku mohon. Jangan dia, jangan Choi Minho ini ya Tuhan.’

————————————-

oOo

Minho menatap air laut yang biru dan jernih itu. Kulihat ekspresinya yang sangat terpukul. Dia tidak pernah merasakan perasaan takut, sedih, dan sekesal ini. Ia benar-benar marah. Marah pada dirinya sendiri dan pada takdir yang sudah ditentukan untuknya.

Ia menangis dan menangis, hingga wajahnya basah dengan airmata.

————————————-

‘Minho-ssi, aku tahu perasaanmu. Kamu terpukul pada kejadian-kejadian yang telah terjadi. Tapi tolong jangan seperti ini… Kamu orang yang baik.’

————————————-

Setelah Minho berpikir keras, ia memutuskan untuk mengambil handphone-nya lalu mengirim beberapa pesan teks panjang pada orang-orang yang ia sayangi, meski ia tahu bahwa Taemin tidak dapat membaca pesan teks tersebut.

————————————-

‘Minho, aku mohon, jangan lakukan ini. Jangan jadi seperti ini, kamu memiliki kehidupan yang sangat baik. Jauh lebih baik dari apa yang kamu bayangkan’

————————————-

Bulir-bulir salju turun perlahan demi perlahan. Minho dapat merasakan dinginnya salju dan angin yang berhembus. Minho menengadahkan kepalanya. Melihat ke atas langit yang saat ini mulai gelap.

Musim dingin baru tiba dan langitnya gelap.

“Ya Tuhan, semoga kehidupanku akan lebih baik lagi” Ucap Minho dengan suara yang pelan.

————————————-

‘Tuhan, ini waktunya. Sebentar lagi… Tapi Minho-ssi, jaebal, jangan dengan cara ini’

————————————-

Minho menghirup nafas panjang. Menghirup udara dingin membuat hidungnya kering dan sakit. Kemudian ia hembuskan nafasnya dengan sangat berat. Karena suhu dingin, hembusan nafas Minho dapat terlihat jelas. Hembusan nafasnya itu seperti kepulan asap putih dingin.

————————————-

‘Ya Tuhan, aku terus mencatatnya. Mencatat setiap detail apa yang ia lakukan, pikirkan, dan apa yang ia rasakan saat ini.  Saat ini ia begitu pedih dan sakit.’

————————————-

Tanpa pikir panjang lagi, Minho melompati dinding pembatas antara lautan dan daratan yang ada didepannya.

Ia menceburkan dirinya pada lautan luas yang jernih dan dingin itu. Lautan itu berwarna biru gelap, menandakan bahwa laut tersebut sangat dalam.

Ia pun melompat. Memasukkan dirinya ke dalam air yang dingin itu.

Minho dapat merasakan gelembung-gelembung air yang ada disekelilingnya. Ia juga dapat merasakan dirinya terus terombang-ambing dengan tenang dan damai. Ia dapat merasakan  tubuhnya yang lama kelamaan terus tertarik menuju dasar laut.

Untuk beberapa saat, Minho masih dapat berpikir. Melihat apa yang sekarang terjadi padanya.

Tapi itu hanya untuk beberapa saat. Karena tugasku sekarang membuat ia tidak dapat merasakan apapun di dunia ini lagi, lalu mengantar namja ini pada tempat yang seharusnya. Aku menarik roh-nya perlahan-lahan. Memastikan roh-nya utuh dan masih dalam keadaan baik ketika aku bawa ke surga nanti.

Roh murni itu menggenggam tanganku. Ia memintaku untuk mengantarkannya ke tempat yang ia harapkan. Ke tempat yang sesuai untuknya.

Tuhan selalu benar. Orang baik akan mendapatkan hal yang baik pula. Dan sesuai do’a-mu, Minho-ssi. Setelah ini kehidupanmu akan jauh lebih baik.

oOo

eomma, appa. Mian telah membuat kehidupan kalian menjadi sulit karena aku. Dan mengenai rumah yang terbakar itu, aku bersumpah aku tidak sengaja membakarnya. Aku tidak sengaja membakar dan membunuh Eunhee –adikku dan Taemin- yang masih kecil itu. Meski begitu, ini semua salahku. Dan maaf aku tidak bisa membahagiakan kalian selama hidupku. Semoga taemin dapat membahagiakan kalian jauh lebih baik ketimbang aku yang berusaha membahagiakan kalian tetapi selalu berujung menyusahkan kalian.

 

oOo

Hyeorin-ssi, sebenarnya aku menyukaimu. Aku sudah menyukaimu sejak kita berada di satu kelas yang sama. Di kelas dua SMA.

Dari situ aku terus memperhatikanmu dan mengamatimu. Aku terus mengagumi senyummu yang kamu layangkan padaku setiap pagi jika kita berpapasan. Dan untuk hal namja chingu-mu, mian… aku juga tidak tahu kenapa aku sebodoh itu membuatnya menjadi buta. Tapi aku yakin perasaan Taemin akan lebih peka, terlebih lagi kepadamu, karena kamu adalah cintanya Taemin, dan begitu pun sebaliknya.

 

oOo

Taemin-ya, aku yakin sekarang pesan ini sedang dibacakan oleh seseorang yang kamu mintai tolong. Aku hanya ingin bilang bahwa aku sangat menyayangimu. Aku menyayangi saudaraku sendiri. Aku selalu berusaha membuatmu bahagia dan terlihat baik. Bahkan didepan eomma dan appa, aku pikir kamulah yang terbaik dalam segalanya. Maka dari itu jagalah mereka, jagalah orangtua tersayang kita. Dan mian, aku malah membuatmu buruk sekarang. Waktu itu aku sedang emosi dan membuatmu terjatuh, hingga sekarang kamu jadi tidak dapat melihat. Tapi jangan khawatir, aku kan telah berjanji untuk membuatmu selalu bahagia dan terlihat baik. Maka dari itu ambilah kedua mataku ini. Mataku pasti cocok untukmu karena kita ini saudara kembar bukan?. Pastikan mataku ini ada pada tubuhmu. Aku juga ingin merasakan rasanya jadi dirimu yang dapat melihat eomma-nya membelamu dan menyayangimu. Serta melihat yeoja yang kamu sayangi ada disisimu.  Aku ingin setidaknya apa yang ada padaku ini berguna untuk seseorang yang aku sayangi. Aku akan berdo’a pada Tuhan dan memastikan bahwa kamu akan hidup bahagia.

FIN

©2011 SF3SI, Freelance Author.

Officially written by ME, claimed with MY signature. Registered and protected.

This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction

Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!

74 thoughts on “A Good Person”

  1. oh …. jd bnr itu minho mndonorkn mata buat taemin.. tp gmna klo minho udh tenggelam di dsr laut?
    #abaikan #abaikan

    sinetron buatan author.. hihihihi
    nyesek thor.. hiksu hiksu hiksu…
    kirain td ortunya sadar dulu baru minho meninggal.
    jd gara2 itu ya minho dibenci..

    oh ya.. agk rancu sm klmt ini
    ‘Aku terus mencatat kejadian setiap kejadian, dan detil-detilnya.’
    kejadian setiap kejadian.. klo kejadian demi kejadian … eotte?

    overall.. good ff

  2. Huwa..
    Minho bunuh diri…? Aa.. Maldo andwe…
    Yak! Thor, tanggung jawab, tissue-ku habis neh jadinya..

    1. iya minho bunuh diri:3
      wah mian authornya gapunya uang buat beli tisu._. *eh
      btw, makasih ya udah baca dan comment:)

  3. “Aku juga ingin merasakan rasanya jadi dirimu yang dapat melihat eomma-nya membelamu dan menyayangimu.”
    HAH keren unn^^

  4. yaaa ampuun ,,,, bener2 miris nasib choi minho ituw ..
    wlwpun dia melakukannya gag sengaja tapi te2p ajja di mata orang dia salah … 😦
    awalnya bingung sama tulisan yg miring kayak ‘Tidak adil. Kenapa Minho diperlakukan berbeda dari saudaranya?’ .. ternyata ituw malaikat kematian kah ???
    nice ff !!

  5. Gk tau knpa, walaupun di ff ini taemin orng baik, tapi ak tetep bete + kesel sja sma dia 😥
    Pdhal kn dia yg nyontek, knpa minho yg dituduh?? Iuhh kessseeeellll.

    Kyaaa! Minho bunuh diri 😥
    HYAAA! suamikuu kasian sekali nasib mu.

    Nice FF, berhasil buat air mata ku mengalir! daeebbbaaakkk!!!

  6. Nyesek thor bacanya,ampek nangis nih 😦

    itu ceritanya “aku” disini jadi malaikat kematian kah?
    (kan main cast-nya choi minho sama “you”)
    kalo iya, mana tega nyabut nyawa namja ganteng gitu,hehehe 😀
    keep writing ya author 🙂

  7. OMO,kok org tua nya minho kayak gitu,aq gak bisa ngebayangin bila jdi diri nya minho,tpi minho hebat bisa menjalani hdup seperti itu dengan bersabar,,author ff mu bikin aq mewek,,orang tua nya tega banget ama minho menganggap minho adalah org yg tak bisa dibanggakan,nice FF

  8. arrggghhhh Щ(º̩̩̩Дº̩̩̩щ) kenapa musti minho yg mati….

    ahhh bete nih sama taemin bisa we bilang gtuh ke si minho waktu jjong mau pnjm ai si taeminna sendiri yg nyontek

    ya allah minho sabar banget yah jadi bangga saya :’)

    GOOD FF AUTHOR ^^

  9. ish,tga skali orang tua nya..msa trhdp anak sndri sprti itu..
    dbwt sdar dulu ngpa ortunya,,
    hehe

  10. ya ampun, tragis bget kehidupanny minho.
    Awalny ak gak ngerti, kupikir plotny kcepetan. Trnyta it si death angel nyelipin pemikiranny.
    Nice job author, kau telah membuatku nyesek sampai netesin air mata.
    Wait for next great ff lagi loh ya!

  11. Aku udah nebak You bakal jadi malaikat maut. Untung di saat terakhir Taemin bersikap baik sama Minho TT

    Nice ff 🙂

  12. ah..ffnya bikin nyesek 😦
    tapi bagus kok, aku suka alurnya dan deskripsi perasaan minho 🙂

  13. Asek-asek. Ffnya aseek!!
    Cuman, saat endingnya seharusnya ditambahkan bagaimana respon kedua orang tuanya ma Hyeojin setelah minho meninggal. Pasti lebih keren lagi.
    Nice ff!

  14. Nyesek uthor sumpah ._.
    Waaaaaaaa nangis + ingusan ini. *plakk
    Ff nya keren bagus, pokonya.. Keren lah 😀 *ga bisa nulis apa apa lagi*
    Ditunggu ff yg lainnya 😀

  15. oh, jadi “you” itu sudut pandang sebagai malaikat maut? keren thor;)
    minhonya kasiaaan T.T miris amat nasibnya, tp tetep bisa tabah meski cobaan datang bertubi-tubi(?)
    keselnya taemin sok bijak kkkk *digorok taemints._.v*

  16. hikz, kasian minhonyaa :s
    knp sih minho bisa segitu d benci sm ortunya? gda pnjelasan? 😮

    awalnya ga ngerti, tp lama2 paham. ternyata itu POV nya malaikat ya, hmm..

    bagus bgt FFnya,, aq smpe kbawa bgt sm jln ceritanya ..
    smpe ikut emosi, huah.
    daebakk thor ^^

  17. DAEBAK..
    thor 😥 bacanya..terkadang aq ama saudara q jg punya masalah kayak gini*Curcol*
    Tapi kenapa minho Matii,
    Di tunggu ff lainnya ya

  18. *golokmanagolok. Ihhh org tuanya pengen di gorooookkkk .. cruuaaat dah mati deh 😀 huahua minho kasian bgt sini sma aku ajah #plaak itu org tuanya pengen di bnicwbdjnciofbvnfivbeifvbhuahosbiowedbvpisabviqebv ihhhh 😡

  19. nyesek banget thor ya ampuuun…. 😦
    mengapa choi minho yang ganteng itu harus bunuh diri?!?

    FFnya keren thor! makasih lo ya thor bikin aku jadi mewek gini 😦

  20. Authorrr…..
    Fanficmu……
    Hiks :”””
    Aku nggak bisa ngomong apa-apa lagi.
    Author tanggung jawab!! Air mataku mengalir dengan derasnya ini, huhuhuhu :”””

  21. aaa…ngenes banget sih nasib minho#plaak
    tapi kenapa minho bunuh diri? hiks T_T
    keren author,bagus kok
    ditunggu ya karya selanjutnya.
    -___^

  22. Pedih banget cerita hidup Minho. Dan ternyata karena tragedi kebakaran yang menewaskan salah satu adiknya yang membuat orang tua Minho berlaku dingin begitu.

    “Di luar rumah… lagi?”. Nyesek lah ini. Belum cukup sama sikap sinis orang tuanya, Hyorin–gadis yang disukai Minho–sudah dipacari Taemin duluan.

    Semoga habis baca pesan itu, orang tua Minho pada sadar dan menyesal deh karena sudah nyia-nyiain anak sebaik Minho. Hyorin juga biar tahu perasaan Minho. Terus Taemin bisa jaga mata pemberian saudara kembarnya itu.

    Nice story.

  23. Oh ya Tuhan! Sedih banget ini ceritanya, kenapa Minho harus mati?
    Taemin baik, tapi kenapa dia ga berusaha bikin orangtuanya baik jg yh sama Minho?.kekekek.
    bagus banget FF nya, good job author ^^~

  24. author ceritanya sedih parah .gk tega sama minho :””(
    karena kerena aku tunjukin ke temen2 aku .mereka ikutan sedih masa ,trus pada kesel sama taemin .
    Jangan lupa bikin lanjutan Still part 4 yaa .author 🙂

    1. hoho makasih promote ke temennya._. 🙂
      .-. still? salah author kayaknya.______________.v
      gomawo ya udah baca dan komen:)

      1. author, boleh ga aku remake FFnya? aku buat versi lainnya. boleh ga? aku suka FF ni walau telat bacanya hehehe…

  25. Sumpeh, aku nangis diendingnya!!!!!! Huaaa! Oppa ku jadi begini???? Flamer gmna donk kalo dia meninggal? T,T
    Rank 2 kan udh bagus?! Tae muna bgt! di blkg trnyata dia nyontek minho!!!! #gebukin tae #disembeleh taemints
    Sediih bgt, authornya keren. Minho anak baik, apapun yang ia lakukan selalu salah di depan orang” pdhl sbenarnya ia ingin brbuat baik. Tapi dia bener” sabar, ikhlas, dan sayang sma org” yang gituin dia
    DAEBAKKK!!!!

  26. Entah kenapa aku jadi…disjudging Taemin. Selamat ya, fanfic mu yang satu ini sukses buat aku terlalu mendalami plot dan akhirnya aku jadi illfeel sama Taemin -___-

Leave a reply to dylanie Cancel reply