Loves Way – Part 1

LOVES WAY

[Part 1]

Title : Loves Way [Part 1]

Author : Jung Yong Eun a.k.a Missky

Genre : School, Romance, Friendship, Life

Length : Sequel

Rating : PG-13

Main Cast : Bae Suzy, all SHINee member

Support Cast : Find them in the story

Min Hee POV

“Kau sudah siap?” tanyaku pada sahabat baikku Suzy.

“Tentu saja, aku selalu siap dan ini pasti akan lebih seru dan menyenangkan.” Jawabnya sambil tersenyum tipis.

“Baiklah kajja kita masuk. Ternyata sekolah ini benar-benar tidak mengecewakan.” Kataku sambil berjalan masuk dan menyunggingkan senyum terbaikku.

“Kau terlalu berlebihan, kajja.” Jawabnya dengan ekspresi datar. Dasar anak ini memang selalu begitu.

Aku dan Suzy berjalan masuk gerbang sekolah baru kami. Yap, ini hari pertama kami menjadi murid di SM High School salah satu sekolah elit d Seoul bahkan termasuk sekolah elit di Korea Selatan. Aku perkenalkan diriku dulu aja deh, namaku Choi Min Hee sedangkan sahabatku yang sedang berjalan di sampingku ini bernama Bae Suzy. Tanpa terasa kami sudah sampai di depan kelas kami padahal sekolah ini lumayan besar.

Min Hee POV END

Suzy POV

Mannatda bannaetda keunyeo ege banhaetda cheoeum boneun sexy

Segera kuambil ponselku dari saku jasku dan kulihat layar LCDnya terlihat satu pesan dari Jinki.

From : Jinki Kerdil [nama kontak Jinki di ponsel Suzy]

Hey, bagaimana sekolah barunya? Baguskan?

To : Jinki Kerdil

Apa pedulimu? Dimana kau sekarang?

From : Jinki Kerdil

Kau galak sekali, akukan hanya melakukan satu kesalahan padamu tapi kau sudah semarah ini. Baiklah temui aku nanti saat istirahat di taman timur sekolah. Aku menunggumu.

“Huuh” aku mengendus kesal setelah membaca pesan darinya. Dia kira dia hanya punya satu kesalahan padaku? Kau memang tidak pernah berfikir dengan otakmu. Aku menggrundel tak jelas dalam hati.

“Kenapa wajahmu jadi begitu? Pasti Jinki oppa yang membuatmu seperti ini. Maafkan saja dia, dia hanya tak memberi tahu kalau dia sudah pulang dari Mexico sejak 3 minggu yang lalu kan?” celetuk Min Hee tiba-tiba dan membuatku semakin kesal.

“Sudahlan, cepat keluarkan bukumu sebentar lagi Lee songsaenim akan masuk.” Tambahnya. Aku hanya diam dan memasang wajah cemberut. Ini semua gara-gara Jinki kerdil yang udah merusak moodku.

Ring Ding Dong Ring, suara bel istirahat berbunyi. Segera aku beranjak dari kursiku tanpa membereskan buku-buku di mejaku. Aku ingin segera menghajar Jinki.

“Hey, kau tak mau menungguku? Hey… chankkanman.” Aku tak menghiraukan teriakan Min Hee, aku sudah benar-benar tak bisa menahan emosiku pada Jinki. Aku mempercepat langkahku dan sekarang aku sudah bisa melihat Jinki sedang duduk d sebuah kursi kayu di bawah pohon yang terlihat sangat nyaman untuk di duduki.

“Suzy-ya, di sini.” Teriaknya padaku sambil berdiri. Sementara Min Hee masih berusaha mengejarku dengan berlari tapi kurasa dia tak berbakat dalam berlari, dia sangat lambat. Aku menghampiri Jinki dan dia hanya tersenyum sumringah memamerkan gigi kelincinya.

“Suzy-ya, bogoshipeo.” Katanya seraya memelukku setelah aku sampai di hadapannya. Aku hanya diam saja dengan ekspresi datarku.

“Kau tidak rindu padaku? Kenapa ekxpresimu seperti itu? Kalau kau tidak rindu padaku berarti kau tak berhak marah padaku.” Tanyanya bertubi-tubi dengan gaya soknya, benar-benar tak pantas. Aku bingung sekali kenapa dia bisa jadi anak popular dengan kelakuannya sepeti ini.

DUUK

Tanpa aba-aba aku menendang kaki kananya sehingga sekarang dia sedang meringis kesakitan sambil memegangi kakinya. Min Hee yang baru datang langsung menghampirinya dengan wajah khawatir.

“Oppa gwaenchanayo?” tanyanya dengan muka sangat amat khawatir. Dia kira dia itu eommanya? Padahal eommany saja saat Jinki kecelakaan dan masuk rumah sakit tidak sepanik ini.

“Appoyo.” Jawab Jinki manja sambil mengelus-elus kakinya. Dasar namja genit. Ini juga Min Hee sok perhatian amat.

“Apa Suzy masih ikut taekondo?” tanyanya pada Min Hee sambil sedikit bisik-bisik, sedangkan aku hanya melihat mereka dengan ekspresi datar.

“Dia sekarang pemegang sabuk hitam bahkan sejak setahun yang lalu, oppa sih kelamaan perginya jadi tak tahu informasi.”

“Hehehehe, makanya tendangannya sangat kuat.”

“Baiklah aku pergi.” Akhirnya aku angkat bicara dan beranjak pergi.

“YA! Kau Suzy, jahat sekali padaku. Cepat minta maaf padaku.” Teriak Jinki tapi aku tetap melangkahkan kakiku meninggalkan mereka berdua. Setelah beberapa langkah, lankahku terhenti karena ada 3 yeoja yang menghadangku. Aku berhenti tepat dihadapan yeoja berambut coklat pendek sebahu. Dia menatapku tajam begitu pula dengan dua yeoja lain. Aku hanya menatap yeoja yang berada di hadapanku ini, menatapnya tak kalah tajam.

“Berani sekali kau menendang kaki Jinki sunbae, siapa kau berani melakukan itu hah?” yeoja dihadapanku ini mulai angkat bicara dan memecah keheningan beberapa saat diantara kami tadi.

“Memang ada urusannya denganmu?” jawabku singkat.

“Kau anak baru tapi berani sekali kau, kau tahu siapa kami?” kali ini yeoja dengan rambut ikalnya yang angkat bicara.

“Siapa yang tidak tahu kalian? Tentu saja aku tahu siapa kalian, kalian hanyalah sekumpulan yeoja manja yang hanya bisa memamerkan harta orang tua kalian. Aku benarkan?” kataku berani, yah beginilah aku. Aku selalu tetang-terangan dengan apa yang kukatakan.

“Berani sekali kau anak baru!” kata yeoja berambut ikal itu lagi dan kali ini dengan nada lebih tinggi.

“Namaku BAE SUZY, panggil aku SUZY. Ara?”

“HUH, sombong sekali kau.” Kali ini yeoja berambut sebahu yang bicara.

“Aku memang sombong dan aku bangga akan hal itu.” Kataku sambil menyeringai dan menatap tajam mata yeoja itu.

“NEO…cepat minta maaf pada Jinki sunbae.” Perintah yeoja terakhir yang sedari tadi hanya diam. Sementara itu Min Hee memapah Jinki menuju kearah kami, apa dia mau melerai kami? Apa dia bisa? Batinku.

“Sudahlah Jessica aku tidak apa-apa.” Katanya pada yeoja yang memerintahku tadi seraya tersenyum padanya. Huh dasar genit, suka tebar pesona.

“Tapi sunbae, dia sudah berani menendang kaki sunbae sampai sunbai harus di papah seperti itu.” Kata yeoja berambut sebahu dengan sangat lembut dan terdengar sangat tulus.

“Gwaenchanayo Luna-ssi.” Jawab Jinki, lagi-lagi dengan senyum menghiasi bibirnya. Muak sekali melihatnya.

“Jika kalian memaksa aku akan minta maaf  padanya. Kalian puas?” kataku yang akhirnya mengakhiri acara saling pandang antara Jinki dan yeoja yang dia panggil Luna tadi. Dasar Jinki genit.

“Baguslah, cepat minta maaf.” Celetuk yeoja yang tak kuketahui namanya itu. Aku diam sejenak sambil menatap mata Jinki dengan tatapan ‘jangan pernah berbohong lagi padaku, atau kau tak akan pernah kumaaf kan’

“Tidak akan lagi.” Kata Jinki seolah-olah dia mengerti arti tatapanku padanya seraya tersenyum manis padaku. Tentu saja dia tersenyum manis, aku sudah mengancamnya agar jangan pernah sekali-kali tersenyum genit padaku atau kau mati. Aku membalas senyumya dengan senyuman evilku. Beberapa detik kemudian aku mendekatkan diriku padanya hingga jarak kami tinggal beberapa senti saja dan aku menjinjitkan kakiku supaya aku bisa mengecup pipinya. Aku menamainya ‘Kerdil’ tapi kenyataannya dia jauh lebih tinggi dariku.

CUP~

Dapat, aku berhasil mengecup pipinya. “Mianhae.” Kataku setelah aku mengecup pipinya seraya tersenyum padanya. Ketiga yeoja di depanku langsung membeku di tempat setelah melihat kejadian barusan, padahal aku hanya mengecup pipinya bukan mengecup bibirnya. Apa jadinya tadi jika aku mengecup bibirnya.

“Aku sudah meminta maaf padanya, jadi aku ingin pergi sekarang.” Kataku seraya pergi meninggalkan mereka bertiga yanga masih ‘shock’ kurasa dan disusul Min Hee yang sekarang sudah berjalan sejajar denganku. Sedangkan Jinki dia hanya senyum-senyum gaje, kurasa dia senang karena aku sudah memaafkannya.

“Kau selalu hebat dalam mencari masalah.” Kata Min Hee entah dia sedang memujiku atau sedang mencibirku.

“Aku langsung dapat ikan besar kali ini.” Kataku tak menanggapi ucapan Min Hee barusan.

“Kalau begitu kita tak usah repot-repot menyingkirkan ikan kecil. Benar bukan?”

“Tentu saja.” Jawabku singkat sambil tetap berjalan menuju kelas.

SUZY POV END

KEESOKAN HARINYA

JINKI POV

Hebat, dia tetap seperti dulu tak berubah sama sekali dan aku menyukainya yang seperti itu. Di hari pertama masuk sekolah dia sudah mencari masalah dengan ketiga yeoja galak itu, meskipun mereka tak segalak Suzy. Dan sekarang kabar tentang kelakuannya kemarin sudah menyebar ke seluruh sekolah bahkan sudah menyebar ke Universitas seberang sekolah. Yah maklumlah SM High School itu berhadapan dengan SM University. Kenapa aku jadi senyum-senyum gak jelas gini sih saat memikirkan Suzy, hah apa yang kupikirkan. Aku menyeruput cappuccino dingin yang ku pesan tadi agar pikiranku dingin dan melupakan apa yang kupikirkan tadi.

“Oppa, kau melamun saja.” Suara yang sudah familiar, siapa lagi kalau bukan Min Hee dan siapa lagi yang berani memanggilku dengan sebutan ‘oppa’ disini selain dirinya.

“Kau mengagetkanku saja.” Kataku setelah Min Hee dan Suzy duduk di depanku, dan seperti biasa Suzy selalu memasang wajah tak berekspresi.

“Oppa, bogoshipeo, aku tak sempat mengatakannya kemarin.” Ucap Min Hee seraya tersenyum manis, aniyo dia tersenyum sangat manis melebihi manis gula-gula.

“Suzy-ya, kau tak mau mentraktirku makan malam hari ini? Sudah lama sekali aku tak makan malam bersamamu.” Kataku tak menghiraukan perkataan Min Hee, kurasa dia sedang kesal sekarang buktinya dia sedang manyun. Hahaha lucu sekali.

“Shiroh, kau kan bisa membeli makanan sendiri kenapa aku harus mentraktirmu?” jawab Suzy acuh, yaa memang sudah sifatnya sih.

“Kau ini, sekali-sekali mentraktir kami kan tidak apa-apa. Uangmu juga tidak akan kabis jika hanya membelikan aku dan Min Hee makan malam.”

“Ne, hanya membelikan kami makan malam tidak ada artinya jika dibandingkan semua uang yang kau miliki, benarkan oppa.” Kata Min Hee tiba-tiba, dia ini memang tidak mau ketinggalan jika berurusan dengan makanan.

“Baiklah, aku akan mentraktir kalian makan malam hari ini. Tapi jangan pernah ungkit-ungkit tentang uang lagi. Ara?”

“Ara!” jawabku dan Min Hee hampir bersamaan.

“Oh yaa hampir lupa chukkae ya kau sudah menjadi terkenal sekarang. Bahkan kau sudah menglahkan rekorku.” Kataku setelah selesai menyeruput habis cappuccino dinginku tadi.

“Ah geurae? Chukkae ya Suzy.” Min Hee terlihat gembira sekali dengan kabar itu padahal orangnya saja santai-santai saja.

“Ya sudah aku kembali ke kelas dulu, aku masih ada urusan. Anyyeong.” Kataku seraya bangkit dari tempat dudukku.

“Annyeong oppa.” Seru Min Hee penuh semangat. Dari mana dia mendapatkan semangat yang begitu banyak, berbeda sekali dengan Suzy yang hanya diam dan hanya menjawab jika dutanya. Apa dia mengambil semangat Suzy??! Hahaha tidak mungkin. Aku berjalan menuju atap sekolah dan bermaksud untuk tidur disana. Atap sekolah, yaah itu adalah tempat favoritku untuk tidur. Meskipun aku sering bolos pelajaran tapi aku tetap pintar kug. Hahahaha (?)

JINKI POV END

SUZY POV

Hah menyebalkan, mereka selalu mengancam dengan kata-kata uang untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dariku. Sekarang aku sedang duduk di meja riasku yang mewah bak meja rias seorang puteri. Hahaha, aku memang seorang puteri dalam artian bukan puteri dari kerajaan. Aku mengenakan dress biru langit selutut, aku suka mengenakan dress seperti ini meskipun aku tergolong yeoja tomboy tentu saja bahkan aku menyandang sabuk hitam taekondo. Aku mulai memoles wajahku dengan make up tipis dan rambut panjangku hanya kugerai dan menyematkan jepitan pita berwarna senada dengan dressku. Setelah selesai berdandan aku mengambil sepatu hak tinggi berwarna tak jauh dari warna dressku dan menenteng tas slempang kecil berwarna serupa. Aku juga suka menyenadakan semua yang ku pakai.

“Nona, tuan Jinki sudah menunggu anda di bawah.” Seru Nam ahjumma dari luar kamarku.

“Ne” jawabku singkat. Yaa beginilah aku, aku tak suka basa basi meskipun dengan kedua orang tuaku pun aku tak suka melakukan itu. Aku hanya suka bicara panjang lebar hanya dengan Chansung opps, bahkan aku hanya memanggil oppa padanya. Aku sangat mencintainya, dialah satu-satunya orang yang perhatian dan selalu melindungiku saat Jinki dan Orang tuaku tak ada disampingku. Sedangkan Min Hee, dia hanya sahabatku yang tak bisa menjagaku karena selain dia yeoja dia juga tak bisa bela diri apapun.

Aku turun menyusuri tangga menuju  ruang tamu, ternyata disana tak hanya ada Jinki ternyata Min Hee juga sudah di sini. Jinki rupanya menjemputnya dulu, dia sudah hafal kalau aku tak suka menunggu orang.

“Ya! Suzy-ya kau lama sekali. Lihat min umanku sampai habis tak bersisa.” Seru Jinki saat aku sudah sampai di ruang tamu.

“Kau berisik sekali Jinki-ah. Kajja kita berangkat.”

“Ne, kajja.” Seru Min Hee dengan sangat antusias.

@ Restaurant

“Kau bilang ini tak akan menghabiskan uangku?” kataku sambil membicingkan mataku pada Jinki.

“Hehehehe, sekali-sekali. Uangmu tak akan habis kuk. Kajja masuk.” Jawab jinki cengengesan.

“Kajja, aku sudah lapar sekali.” Min Hee langsung masuk meninggalkan aku dan Jinki yang masih berjalan lambat bak siput(?)

SKIP DINNER

“Annyeong Suzy-ya..” seru Jinki dan Min Hee seraya meninggalkan rumahku. Lelah sekali rasanya padahal aku hanya pergi makan malam. Aku melangkahkan kakiku menuju kamarku. Tugas sudah menunggu untuk dikerjakan dan tak bisa ditunda lagi. Andai Chansung oppa ada disini pasti dia akan membantuku untuk mengerjakan tugas-tugasku itu. Sayang sekali dia masih di Paris untuk studynya, tidak apalah itukan demi masa depannya juga. Aku langsung merebahkan diri di kasurku, rasanya nyaman sekali.

“Nona, ini laporan-laporan yang harus nona periksa dan nona tanda tangani.” Seru Direktur Yoon dari luar kamarku. Aku berjalan gontai menuju pintu dan menbukanya dengan malas.

“Taruh di meja kerjaku, kapan laporan ini di perlukan?”

“Besok semua ini harus sudah di tanda tangani nona.”

“Baiklah, kau bisa pergi.” Aku menutup pintu kamarku lalu memandangi tumpukan laporan yang sekarang berada di meja kerjaku dengan malas. Sudah jam berapa ini kenapa baru memberikan laporan ini padaku, kebiasaan buruk. Aku duduk di kursi kerjaku dan mulai memeriksa laporan-laporan itu satu persatu dan mulai menanda tanganinya.

“Apa ini?” kataku emosi saat melihat satu laporan yang sangat jelek dan berantakan.

“DIRKTUR YOON KEMARI.” Seruku dengan nada tinggi.

“Ne nona ada apa?” katanya setiba di kamarku. Dia selalu menunggu di depan kamarku selagi aku memeriksa laporan-laporan ini.

“KAU BILANG ADA APA? LIHAT INI, LAPORAN MACAM APA INI? KENAPA JELEK DAN BERANTAKAN SEKALI?” kataku dengan nada semakin tinggi bahkan hampir membentaknya, padahal usianya sudah hampir 50th, biarlah dia memang berslah dan pantas untuk dibentak.

“Maaf nona, saya tadi tidak memeriksa laporan ini sehingga terjadi seperti ini. Maafkan saya.”

“Jangan minta maaf terus, panggil orang yang menyusun laporan ini dan suruh perbaiki secepatnya. MENGERTI?” kuberi penekanan pada kata perakhir.

“Baik nona, permisi.” Direktur Yoon keluar kamarku dengan membawa laporan yang membuat masalah tadi. Jam berapa ini? Tidak ah gawat aku harus segera tidur. Ini semua gara-gara laporan sialan itu. Tiba-tiba rasanya semua jadi gelap dan BRUUK aku merasakan tubuhku jatuh ke lantai, dingin? Tentu saja dinginnya sampai menusuk tulangku. Aku tidak bisa bergerak, tapi aku masih bisa merasakan tubuhku. Mataku tertutup rapat seperti sedang tertidur atau pinsan tapi aku masih bisa berbicara meskipun tidak jelas seperti orang sedang bergumam.

“Chansung oppa, tolong aku.” Kataku lirih sekali hampir tak terdengar. Tubuhku sangat dingin dan kepalaku rasanya pening sekali. Tak akan ada orang yang menolongku. Jinki tolong aku, kau dengar aku? Tentu tidak, orang di luar saja tidak mendengarku apalagi kau yang jauh dariku.

BRUUUK

Kudengar pintu kamarku terbuka, aku tak tahu siapa yang datang. Aku hanya bisa mendengar derap langkahnya yang semakin mendekat kearahku.

“Gwaenchanayo?” namja, dia seorang namja. Tapi siapa dia? Aku tidak pernah mendengar suara namja yang seperti ini? Siapa dia? Kemana semua pelayan di rumah ini? Apa mereka semua mati? Aku larut dalam pertanyaan-pertanyaan yang tak terungkap ini.

“Berusahalah membuka mulutmu, makan obatmu.” Suara namja itu menyadarkanku dari lamunanku.

“Tidurlah yang nyaman, aku akan menjagamu disini.” Lanjutnya dan mengecup keningku singkat. Perlahan-lahan aku mulai terlelap dalam tidurku.

TBC

Annyeong reader SF3SI sekalian, ini ff perdana author, jadi kalo ada kata-kata, ketikan atau apapun yang salah-salah mohon maaf yaa..

Oh ya, ff ini pernah author post di note fb author, cuma di note author..

Jangan lupa RCL yaa, don’t be silent reader..

Kamsahamnida ^^

©2011 SF3SI, Freelance Author.

Officially written by ME, claimed with MY signature. Registered and protected.

This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction

Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!

12 thoughts on “Loves Way – Part 1”

  1. Ada beberapa typo, kurasa itu manusiawi… hehe… Jadi Chansung itu cinta Suzy or oppa kandungnya??

  2. Suzy jangan galak galakkk
    Jadi sakit kannn
    Emang dia sakit apaa
    Kok tibatiba dan nyeremin gituuu
    Lanjuut

    1. .aduuh mian ya Suzy eonni aku bikin jadi galak gitu.. hehe
      .lain kali Suzy eonni uga galak2 amat kog 🙂
      .gomawo dah baca..

Leave a reply to Missky Cancel reply