My Princess for Me – Part 8

My Princess for Me (Part 8)

 

Title                       : My Princess for Me (Part 8)

Author                  : Papillon Lynx

Maincast             :

–          Jung Bersaudara  :

Jung Yoo Ra, covered by Park Gyuri KARA

Jung You Ni, covered by Han Seungyeon KARA

Jung Yoo Na, covered by Jung Nicole KARA

Jung Yong Hee, covered by Kim Jaekyung RAINBOW

Jung Yeon Sang, covered by Goo Hara KARA

Jung Yoo Jin, covered by Kang Jiyoung KARA

 

–          Lee Bersaudara / Enam Dewa  :

Lee Jinki SHINee as Lee Jinki/Jura, covered by Lee Jinki SHINee

Kim Jonghyun SHINee as Lee Jonghyun/Hyun, covered by Kim Jonghyun SHINee

Kim Kibum aka Key SHINee as Lee Kibum aka Key/Ken, covered by Kim Kibum aka Key SHINee

Choi Minho SHINee as Lee Minho/Mui, covered by Choi Minho SHINee

Lee Taemin SHINee as Lee Taemin/Taega, covered by Lee Taemin SHINee

No Minwoo Boyfriend as Lee Minwoo/Mir, covered by No Minwoo Boyfriend

 

Pairing:

Jinki/Jura – Yoo Ra

Minho/Mui – You Ni

Key/Ken – Yoo Na

Taemin/Taega – Yong Hee

Jonghyun/Hyun – Yeon Sang

Minwoo/ Mir – Yoo Jin

Support Cast      :

Jung So Ah covered by Kim So Eun, Raja, Ratu, Selir Raja, Para Dayang, Para Pengawal, Yuri, Dewa Jodoh

Genre                   : Family, Life, Romance, Fantasy, Angst, a bit Comedy

Length                  : Sequel

Rating                   : PG – 16

Summary             :

“Tolong jelaskan padaku, Oppa! Apa maksud dari semua ini?!!”

 

“Aku tak mencintaimu! Aku tak pernah mengenalmu! Jadi, pergilah dari hadapanku!”

 

“Aku akan menggantikan Ken. Biar saja seperti ini. Tak ada gunanya aku terus hidup di raga Jonghyun. Yeon Sang juga sudah tak membutuhknku lagi.”

 

 “Terima kasih, Mui. Karena kau hidup dalam raga Minho, kini aku bisa mengingat semua tentangnya. Tapi, biarkan aku pergi..”

 

“So Ah, sekarang juga aku akan membunuh diriku sendiri di hadapanmu.”

 

Annyeong!! Bagaimana? Apa alur ceritanya semakin menarik? Hehe.. Oke deh, pasti udah penasaran. Langsung aja ya. Silakan comment dan like setelah membaca.. ^^

 

NOTE : KATA YANG BERCETAK MIRING ADALAH KALIMAT LANGSUNG YANG DIUCAPKAN DALAM HATI

 

ALL POV IS AUTHOR’S POV

 

@@@

“APA.. Ini..??” ucap Yeon Sang sangat lirih. Bahkan hampir tak bersuara. Perlahan ia berjalan mendekat ke salah satu benda tabung berkaca itu. Sedetik kemudian, kedua matanya melebar dan mulutnya terperangah. “Ini.. Aku?? Kenapa aku ada di dalam tabung kaca berair ini?!” Kedua mata Yeon Sang mulai berair. Antara bingung dan kalut merayapi dirinya. Ia tahu pasti ada penjelasan dibalik semua ini. Dan satu-satunya orang yang Yeon Sang percaya bisa menjelaskan ini semua adalah.. Hyun!

Yeon Sang berjalan memutari enam tabung kaca berair yang berada di tengah ruangan dan berdiri kokoh membentuk formasi lingkaran. Yeon Sang memperhatikan tabung itu satu per satu. Ia yakin, sesuatu yang berada di keenam tabung itu ada hubungannya dengan dia dan juga kelima saudaranya. Pasti.

“Kau terkejut?” sebuah suara yeoja membuat Yeon Sang mengalihkan kedua fokus matanya ke arah sebaliknya. Sekarang, ia melihat sesosok yeoja berpakaian putih berbulu dengan hiasan mahkota bunga di kepalanya, sedang balik menatapnya dengan seulas senyum yang tak bisa Yeon Sang artikan maksudnya.

“Siapa kau?!” tanya Yeon Sang dengan nada menyentak setelah ia ingat wajah yeoja di hadapannya. Bukankah dia adalah yeoja yang sangat mirip dengan pengantin pertama Mui? Batin Yeon Sang.

“Nah, itu kau sudah bisa menebaknya. Ne, aku memang pengantin pertama Mui. Namaku Jung So Ah. Oh, ayolah. Kau tak seharusnya melupakanku karena aku adalah nenek moyangmu dan kelima putri yang lain.” Yeon Sang tersentak. Ia tak menyangka kalau yeoja di hadapannya benar-benar Jung So Ah, nenek moyang mereka yang seharusnya sudah lama meninggal beratus-ratus tahun yang lalu. Tapi kenapa dia masih terlihat sangat muda?

 

“Siapapun kau dan apapun urusanmu, aku pikir kau tidak memiliki niat yang baik pada kami semua! Walaupun kau adalah nenek moyang kami, tapi tak ada niat sedikitpun untukku menghormatimu sebagai nenek moyang kami. Jadi, malhaebwa (katakan)! Apa maumu kembali ke kehidupan ini?” Entah kenapa dengan melihat sikap dan senyum angkuh So Ah membuat Yeon Sang tersulut emosi.

So Ah tertawa pelan. Ia berjalan mendekati Yeon Sang yang masih menatapnya garang. “Ternyata kau banyak bicara juga ya, Yeon Sang-ah? Tapi kuakui, apa yang baru saja kau katakan tentangku memang benar. Kau yeoja yang pintar.” Yeon Sang menoleh ke samping kirinya dan menatap langsung kedua mata So Ah yang berkilat. “Dan jika kau bertanya apa mauku, mauku adalah.. Aku tak ingin keenam Jung bersaudara mati. Terutama Jung You Ni.” Ekspresi wajah So Ah yang semula keras berubah menjadi sedih. Yeon Sang tertegun.

“Tak ingin kami mati? Apa maksudmu?” nada suara Yeon Sang mulai melembut meskipun tak seluruhnya.

“Ne. Bagaimanapun juga, kalian adalah keturunanku. Dalam darah kalian mengalir darahku. Tak terkecuali anak-anak dari Selir. Kau, Yong Hee dan Yoo Jin juga bagian dari keluargaku. Jadi, aku tak ingin hidup kalian sia-sia hanya karena kalian hidup bersama Enam Dewa. Sejujurnya, kalian telah dimanfaatkan oleh mereka, Yeon Sang-ah..”

DEGH!

Yeon Sang terperanjat. Setengah hatinya mengatakan ia tak percaya. Tak mungkin Hyun dan kelima dewa lainnya memanfaatkan ia dan kelima saudaranya. Namun setelah ia melihat tabung-tabung kaca itu, setengah hatinya sepertinya percaya dengan perkataan So Ah. Karena, jika dikaitkan antara apa yang baru saja ia lihat dengan maksud ‘memanfaatkan’ yang So Ah sampaikan padanya, ada benarnya juga. “Maldo andwae! Jika mereka memanfaatkan kami, tak mungkin mereka akan melindungi kami sampai sekarang dan berjanji pada kami akan mencari tahu siapa yang mencoba membunuh Eomonim. Ratu kerajaan kami.” Elak Yeon Sang. Ia masih berusaha berpikir positif sejauh yang ia mampu.

“Cih, kau kira aku tak sedih melihat cucu kandungku mati karena ulah ibu kalian?! Selir busuk itu yang melakukannya!!” bentak So Ah tepat di depan wajah putih milik Yeon Sang. Yeon Sang kaget.

“Selir? Eomma? Tidak. Eomma tidak mungkin membunuh Eomonim. Aku tak percaya! You’re liar!!” Yeon Sang tak ingin berlama-lama dan mengobrolkan hal yang bodoh dengan yeoja yang mengaku sebagai nenek moyangnya. Ia melangkahkan kakinya hendak meninggalkan ruangan bertabung itu. Namun langkahnya tertahan karena yeoja itu sudah berdiri di hadapannya, menghadangnya dalam sekejap mata.

“Changkamman. Dengarkan penjelasanku dulu.” kata So Ah seraya merentangkan kedua tangannya ke samping. Yeon Sang menghela nafasnya, berusaha untuk tenang. Dan ia rasa, tak ada salahnya mendengarkan penjelasan dari So Ah. Keputusan untuk percaya atau tidak setelah mendengarkan semua penjelasannya ada di tangannya. Itu urusanku nanti. Baiklah, aku akan menahan waktuku sebentar di sini. Aku penasaran dengan apa yang ingin ia katakan. Batin Yeon Sang. “Aku tahu, kau pasti bingung setelah melihat raga kalian, raga para putri, ada di dalam tabung kaca berair dan di tempatkan di ruangan seperti ini.”

“Lalu?” tanya Yeon Sang singkat. Ia mencoba bersikap acuh tak acuh.

“Kau ingin tahu alasannya, kenapa semua raga kalian ada di dalam tabung kaca berarir ini, kenapa keenam dewa mau mencari tubuh pengganti yang memiliki kenangan dengan kalian dan kenapa mereka mau menikah dengan kalian? Seharusnya pertanyaan seperti ini ada di dalam pikiran kalian semua selama ini. Bukankah ini merupakan hal yang sangat ganjal?” Yeon Sang menunduk, mencoba mencerna kata-kata yang terlontar dari bibir manis nenek moyangnya yang sekarang tersenyum licik tanpa sepengetahuannya. “Dari awal posisi kalian memang hanyalah tumbal. Hanya sebagai persembahan. Meskipun kalian berdarah biru, derajat kalian dengan dewa tidak akan setara. Itulah yang mereka pikirkan tentang kalian. Mereka tak sungguh-sungguh mencintai kalian. Mereka berbohong. Sifat dan sikap mereka yang terkadang mencirikan seperti sikap dan karakter dari tubuh pengganti mereka hanyalah rekayasa mereka. Itu adalah bagian dari rencana mereka. Mereka menjadikan kalian sebagai istri mereka hanya untuk menambah kekuatan mereka. Setiap dua ratus tahun sekali mereka memang mencari manusia untuk dijadikan istri. Kalian semua telah masuk ke dalam jebakan mereka, Yeon Sang-ah! Ireonna (Sadarlah)!! Kalian telah diperdaya! Jika kalian terus-menerus hidup dipisahkan dengan raga kalian seperti ini maka perlahan-lahan kalian akan mati!!” So Ah mencengkeram kedua bahu Yeon Sang erat dan mengguncangkannya.

“MWORAGO?! Roh dan raga kami terpisah?! Shirreo! Maldo andwae! Kau pasti bohong kan?! Kau pasti mengatakan ini semua karena ingin merebut Mui dari kakakku kan?!” Yeon Sang melepaskan tangan So Ah dari kedua bahunya dengan kasar.

“Untuk apa aku merebut Mui? Mui sudah menjadi milik You Ni. You Ni juga keturunan kandungku. Aku tak mungkin melakukan itu. Tapi aku tak mau keenam dewa itu bersama kalian. Terbukti kan? Selama kalian bersama mereka, kalian hanya merasakan penderitaan. Jadi aku tak ingin apa yang menjadi bagian dari keluarga Jung, keluargaku sendiri, yaitu kalian, mati karena mereka. Aku tak ingin apa yang pernah terjadi padaku juga kalian alami nanti. Aku berusaha mencegahnya. Percayalah padaku! Aku mengatakan hal yang sejujurnya.” bentak So Ah kesal membuat Yeon Sang terperanjat dan melangkahkan kakinya mundur. Yeon Sang menutup mulutnya dengan satu tangannya. Air matanya sudah menghambur keluar dari tempatnya.

“Tidak mungkin! Tidak mungkin!” Yeon Sang menggelengkan kepalanya berkali-kali dan berlari meninggalkan ruangan itu secepat yang ia bisa. So Ah tersenyum memandangi punggung Yeon Sang yang menjauh darinya.

“Hm.. Ternyata ini lebih mudah dari yang aku bayangkan.” Gumam So Ah dengan seringaiannya lalu menghilang bersama gumpalan awan-awan hitamnya.

@@@

 

Hyun melangkahkan kakinya sendirian menuju kamar. Ketika ia hendak menggeser pintunya, ia merasa ada seseorang yang memperhatikannya dari belakang. Dan ia tahu itu siapa. Hyun membalikkan badannya.

“Yeon San-ah.. Kenapa kau tidak berada di dalam kamar selama aku tak ada?” tanya Hyun dengan lembut. Hyun menyentuh pundak Yeon Sang dengan satu tangannya. Namun ia kaget melihat Yeon Sang menepis tangannya dengan kasar.

PLAK!

“Jangan menyentuhku, Oppa! Kau pembohong besar! Anni, kau dan dewa yang lain benar-benar jahat. Dan kenapa? Kenapa aku harus selalu berada di kamar? Apa kau dan dewa yang lain takut kalau aku sampai bisa menemukan ruangan tabung kaca berair yang berada di dekat sungai itu, huh?!” Hyun bingung mendapati perubahan sifat Yeon Sang.

“Yeon Sang-ah, kau kenapa? Apa kau sakit? Ayo, lebih baik kau beristirahat di kamar saja.” Hyun hendak merangkul Yeon Sang namun lagi-lagi Yeon Sang menghindar. “Apa yang terjadi denganmu? Ada apa sebenarnya??” tanya Hyun lagi dengan alis yang berkerut.

“Tolong jelaskan padaku, Oppa! Apa maksud dari semua ini?!!” tanya Yeon Sang dengan suara tingginya sambil terisak.

“Maksud yang apa? Apa yang terjadi??” Hyun mencengkeram lengan tangan kanan Yeon Sang erat.

“Kalian para dewa hanya memanfaatkan kami para putri untuk menambah kekuatan kalian dengan cara menikahi kami kan? Yang kalian katakan kalau lambat-laun kalian akan berubah sepenuhnya menjadi tubuh pengganti kalian itu hanyalah bualan kalian kan?! Benar kan?!” Hyun tersentak.

“Apa yang kau bicarakan? Kenapa kau bisa menganggap kami sepicik itu? Kami tidak pernah membohongi kalian. Aku tidak pernah berdusta padamu. Aku sungguh memiliki perasaan yang sama yang Jonghyun rasakan padamu. Rasa yang Jonghyun miliki itu sudah berpindah pada diriku. Dan melekat sangat kuat. Kenapa kau kembali tak mempercayainya? Kenapa seperti ini lagi?” Nada suara Hyun mulai meninggi.

“Ne, sepertinya memang suatu kesalahan aku sempat mempercayai kalian, terutama kau, Oppa. Dan kali ini aku tak akan percaya lagi. Kalian bahkan tak memberitahu kami kalau kalian memisahkan roh dan raga kami lalu menyimpan raga kami dan merendamnya di dalam tabung kaca berair itu. Apa maksudnya?! Bukankah kami berhak tahu?? Kau jahat, Oppa. Dewa yang lain juga. Aku membencimu!!”

DEGH! NYUUT..

“Ah!” rintih Yeon Sang dan Hyun bersamaan. Baru saja Yeon Sang mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak ia ucapkan. Benci, kata itu bisa berakibat fatal. Terutama Hyun. Ia tak menyangka Yeon Sang akan mengatakan hal itu dengan gamblang.

“Jadi.. Apa maumu sekarang, Yeon Sang-ah??” tanya Hyun sedih setelah keduanya sempat terdiam. Ia tak berani menatap wajah Yeon Sang yang menampakkan ekspresi kekecewaan yang besar padanya. Meskipun ia ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, yang tentunya bukan seperti yang Yeon Sang tuduhkan, namun sepertinya itu tetap akan percuma. Karena Yeon Sang sudah berani melontarkan kata-kata itu tepat di hadapannya.

“Lepaskan aku, Oppa. Lepaskan kami semua. Dan, lepaskan tubuh Jonghyun Seonsangnim. Jangan lagi kau memperalatnya.” Kata Yeon Sang mantap. Hyun memberanikan matanya untuk memandang lekat kedua mata Yeon Sang. Mata itu sembab dan terlihat sayu. Namun tersirat keseriusan dari sana. Hyun mengalah.

“Baiklah. Jika itu maumu.”

@@@

 

Tiga hari kemudian…

 

Taega melepaskan tutup segitiga tanah miliknya dan membiarkan bola cahaya kecil berwarna merah muda terbang melayang-layang keluar dari sana. Mir memperhatikan benda yang melayang-layang indah itu dengan tatapan takjub. Tanpa sadar, bola cahaya itu sudah mendarat di tanah dan cahayanya semakin lama semakin terang membuat Mir dan Taega sendiri merasa silau. Cahaya itu membesar dan makin membesar hingga membentuk sesosok tubuh yeoja dengan sempurna sekarang.

“Dimana Ken? Antarkan aku ke tempatnya sekarang.” Itu kata pertama yang terucap dari bibir mungil Yoo Na. Taega dan Mir hanya bisa saling pandang dibuatnya.

“Emm.. Putri Yoo Na, sebaiknya kami antar dulu kau ke kamar untuk beristirahat. Rohmu baru saja pulih dan kembali menjadi bentuk semula.” Saran Mir mengalihkan pembicaraan.

“Hei, aku tidak apa-apa. Tenang saja. Rasanya justru sangat enak. Aku merasa ringan dan seperti terlahir kembali. Ppali, aku ingin bertemu dengan Ken. Ada yang harus aku bicarakan dengannya. Jika kalian tak bisa mengantarku, katakan saja dimana aku bisa menemuinya. Dia tentu ada di sini kan? Dia tidak mungkin kembali dan meninggalkanku ke dunia manusia.” Kata Yoo Na kalem.

“Emm.. Tapi.. Ya sudahlah, sepertinya Ken Hyung ada di kamarnya.” Jawab Taega akhirnya.

“Oke. Gomawo!” ucap Yoo Na riang sambil berlari kecil keluar dari ruangan.

“Hei.. Bukankah Putri Yoo Na sedang ada masalah dengan Ken Hyung? Kenapa sekarang dia bisa ceria sekali dan bersemangat ingin menemuinya?” tanya Mir setelah menyenggol lengan kiri Taega.

“Putri Yoo Na juga kehilangan ingatan sebelumnya. Tapi tidak separah Ken Hyung karena Putri Yoo Na tidak terlepas dari tubuh manapun. Lain halnya dengan Ken Hyung yang terlepas dari tubuh Key. Kehilangan ingatannya sangat fatal. Ia bahkan tak bisa mengingat Putri Yoo Na sama sekali. Hhh.. Aku tak tahu apa yang akan terjadi pada mereka jika mereka benar-benar bertemu.” Ujar Taega panjang lebar. Mir hanya sesekali menganggk dan ikut merasa cemas.

@@@

 

“KEEENN!!!” teriak Yoo Na dengan riang seraya mengambur ke pelukan Ken yang sedang berdiri menatap pemandangan di luar dari jendela kamarnya. Yoo Na memejamkan matanya sehingga ia tidak melihat siapa sosok yang berani ia peluk sekarang. Ken terperanjat dan reflek mendorong tubuh Yoo Na kasar hingga Yoo Na terbanting ke atas tempat tidur mereka.               “YA! KENAPA MENDORONGKU?! PABOYA!” seru Yoo Na kesal. Namun sedetik kemudian Yoo Na baru sadar kalau sosok namja di hadapannya bukan Ken. Wajahnya berbeda. Rambutnya juga panjang. Tidak seperti Ken. Tapi jubah yang ia pakai berwarna merah, sama seperti jubah milik Ken. Siapa sebenarnya dia??

Ken menatap Yoo Na dari kaki sampai kepala dengan tatapan sinis. Ia mengalihkan tatapannya. “Bukankah seharusnya aku yang bertanya padamu, siapa sebenarnya kau, huh?!” sentak Ken membuat Yoo Na kaget. Yoo Na bangkit dan memandang Ken dengan marah.

“Ya! Ini kamarku dan Ken. Siapa kau?! Untuk apa di sini?! Dan kenapa kau memakai jubah milik Ken? Cepat kembalikan!!” Yoo Na menarik-narik jubah milik Ken itu dengan paksa.

DUK!

Ken mendorong tubuh Yoo Na hingga jatuh ke lantai. Yoo Na meringis kesakitan. “YA! APA YANG KAU LAKUKAN?!”

Ken geram. Ia tak mengenal yeoja di hadapannya ini siapa. Tangannya terkepal erat. Sedetik kemudian, serangan api meluncur ke arah Yoo Na. Yoo Na kaget dan tak sempat menghindar. Namun Yoo Na tak merasakan apa-apa selang beberapa saat ia mengatupkan kedua kelopak matanya rapat-rapat.

Yoo Na membuka matanya perlahan dan ia tercenung. Sebuah lingkaran api seperti gelembung besar melindungi sekitar tubuhnya. Serangan api itu perlahan lenyap, kalah kuat dengan pertahanan Yoo Na. Namun sebaliknya, tubuh Ken lemas dan ia terjatuh dengan kedua lutut menempel pada lantai.

“Siapa kau sebenarnya?” tanya Yoo Na lirih. Gelembung api besar itu meletup dan hilang saat Yoo Na bangkit berdiri dan menghampiri Ken. Ken tidak menjawabnya. Yoo Na merasa aneh. Kenapa namja di hadapanku ini menyerangku dengan kekuatan api? Bukankah hanya ada satu dewa api di sini? Siapa dia?? Apa jangan-jangan..

“Apa? Ini kamarku. Bukan kamar kita. Ini memang jubah milik Ken. Dan Ken itu aku. Jelas kan? Aku sudah menjawab semua pertanyaanmu. Sekarang aku tanya padamu. Siapa kau? Apa kau manusia? Jika iya, kembalilah ke duniamu sekarang! Aku tak percaya kau bisa menahan serangan apiku dengan gelembung api itu. Itu milikku! Apa kau mencuri kekuatanku, huh?!” bentak Ken. Semua jawaban yang Ken berikan membuat Yoo Na yakin kalau namja di hadapannya ini memang benar Ken, walaupun yang menjadi pertanyaannya adalah kenapa Ken tidak menggunakan Key sebagai tubuh penggantinya lagi? Dan, kenapa Ken bersikap seolah ia tak pernah mengingat Yoo Na sebelumnya??

“Ken? Kau benar Ken? Ken, ini aku. Yoo Na. Jung Yoo Na. Kita sudah menikah. Kau ingat kan?” tanya Yoo Na bertubi-tubi sambil menangkupkan kedua tangannya di wajah Ken. Yoo Na terperangah. Wajah Ken yang sebenarnya baru kali ini bisa dilihatnya. Matanya tajam, dan bola matanya berwarna merah tua kecokelatan. Hidungnya mancung, bahkan lebih mancung dari hidung Key dan bibirnya berwarna pucat. Kesimpulannya, Yoo Na mengakui sosok Ken yang sebenarnya lebih tampan daripada sosok Key.

“Cih!” Ken membuang mukanya dengan tersenyum sinis, mencoba menjauhkan tangan Yoo Na dari wajahnya. “Bagaimana bisa aku menikah dengan manusia sepertimu?” Yoo Na tersentak. “Aku tak mencintaimu! Aku tak pernah mengenalmu! Jadi, pergilah dari hadapanku!”

“KEN!!” teriak Jura yang melihat Ken hendak menyerang Yoo Na lagi dengan kekuatan apinya yang lebih besar. Jura langsung mendorong tubuh Ken menjauh dari Yoo Na dengan gumpalan-gumpalan awannya yang besar. Ken terpelanting dan kesakitan.

“HYUNG! NEO WAE IRRAE?! KENAPA KAU MELINDUNGINYA?!” teriak Ken ketika rasa sakitnya menghilang.

“SADARLAH, KEN! DIA ITU ISTRIMU!! DIA PUTRI YOO NA. KALIAN SUDAH MENIKAH!!” teriak Jura tak kalah keras. Jura lalu berdiri di depan Yoo Na sebagai perisai. Ia takut kalau-kalau Ken akan menyerang lagi. Bagaimanapun juga, ia memiliki tanggungjawab untuk melindungi Yoo Na. Karena Yoo Na juga salah satu adik dari istrinya, Yoo Ra. Ia tak ingin Yoo Ra kecewa padanya.

“OMONG KOSONG!! TERSERAH KAU SAJA, HYUNG!!” Ken berputar cepat dan menghilang dengan menyisakan gumpalan api kecil yang lalu terbang dengan cepat keluar dari jendela kamar. Jura menggelengkan kapalanya namun mulai bisa bernafas lega. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi jika sepasang suami-istri itu justru saling beradu kekuatan yang sama. Bisa-bisa terjadi hal-hal yang lebih fatal lagi dari sebelumnya. Batin Jura.

“Gwenchana?” tanya Jura  setelah membalikkan badannya menghadap Yoo Na. Yoo Na hanya diam saja dan menangis.

“Apa yang terjadi? Kenapa Ken membenciku? Kenapa Ken tak mengenaliku lagi? Jura, jelaskan padaku..” isak Yoo Na. Jura tak bisa berkata-kata. Ia hanya bisa diam sambil menepuk-nepuk puncak kepala Yoo Na pelan. Melihat Yoo Na menangis, perasaan rindu pada Yoo Ra tiba-tiba memenuhi hatinya. Bagaimana keadanmu, Yoo Ra-ah? Apa kau baik-baik saja menjaga ketiga adikmu yang lain? Apa di sana baik-baik saja? Keadaan di sini benar-benar membuatku bingung. Aku tak tahu harus bagaimana menolong Ken dan Putri Yoo Na. Aku ingin kau ada di sampingku, menyemangatiku.. Batin Jura mulai sedih.

“Putri, ikutlah denganku. Jika keadaannya seperti ini, kau tak mungkin tidur sekamar dengan Ken.” Putus Jura akhirnya.

@@@

 

“Aku akan menggantikan Ken. Biar saja seperti ini. Tak ada gunanya aku terus hidup di raga Jonghyun. Yeon Sang juga sudah tak membutuhkanku lagi.” Kata Hyun memutuskan membuat Jura, Mui, Taega dan Mir mendelik tak percaya setelah mendengarnya.

“Hyun Hyung, neo michieosseo?? Itu tidak mungkin, Hyung. Jika kau masuk ke dalam tubuh Key, maka kau hanya bisa merasakan apa yang Key rasakan pada Putri Yoo Na dulu. Dan jika kau terus berada di tubuh itu, kenanganmu bersama Putri Yeon Sang kian lama akan lenyap seluruhnya. Sifat dan sikapmu juga akan berubah menjadi seperti sifat dan sikap Key semasa hidupnya dulu. Kau tidak ingin itu terjadi kan??” tutur Mui panjang lebar sekaligus mengingatkan pada Hyun.

“Aku memang tidak mau dan tidak semudah itu ingin membuang kenangan antara Jonghyun dan Yeon Sang yang sekarang sudah melekat dalam diriku dan juga kenangan antara aku sendiri dengan Yeon Sang. Apalagi hubungan kita baru membaik beberapa hari terakhir ini. Tapi, Yeon Sang tak ingin aku menggunakan tubuh Jonghyun lagi. Aku tak ingin membuatnya semakin membenciku jika aku terus menggunakannya. Jadi biarlah aku menggunakan tubuh Key. Aku bisa menolong Putri Yoo Na sementara. Aku akan berpura-pura menjadi Ken untuknya. Sekaligus aku bersembunyi dari Yeon Sang. Dia mungkin tak suka melihatku lagi sekarang.” Jawab Hyun dengan suara bergetar.

“Tapi Hyung, bagaimana jika Putri Yeon Sang tahu kalau kau menggunakan tubuh Key setelah melepas tubuh Jonghyun? Apa Putri Yeon Sang tidak akan semakin membencimu, Hyung?” tanya Taega sarat akan kekhawatiran.

“Maka dari itu, aku ingin kalian semua merahasiakan ini dari Yeon Sang dan dari kelima putri yang lain. Setelah aku masuk ke dalam tubuh Key, aku akan membawa Yeon Sang dan Yoo Na kembali ke dunia manusia. Kalian juga. Dan tentang Ken, aku yakin ia tidak ingin ikut dengan kita. Biarlah ia bertingkah semaunya.” Kata Hyun lagi.

“Hajiman, Hyung. Apakah tak ada cara untuk memulihkan ingatan Ken Hyung lagi?” tanya Mir, membuka suaranya.

“Hanya ada satu cara, Mir. Yaitu jika Ken mau kembali menggunakan tubuh Key lagi, secara otomatis, ia bisa mengingat semuanya. Namun semua ini tergantung pada Ken sendiri. Kita sama-sama tidak tahu kapan Ken akan menggunakan tubuh Key lagi kan?” Kata Jura meruntuhkan rasa penasaran Mir.

“Maja. Kalau begitu, izinkanlah aku untuk menggunakan raga Key sementara, Jura Hyung. Aku hanya ingin membantu mengurangi beban Putri Yoo Na. Putri Yoo Na tampak sangat tertekan akhir-akhir ini karena Ken selalu bersikap dingin padanya.” kata Hyun serius. Jura hanya bisa mendesah resah dan akhirnya mengangguk kecil.

“Baiklah. Semoga ini solusi yang terbaik.” Harap Jura.

@@@

 

Beberapa hari setelahnya…

Jura, Hyun, Mui, Taega dan Mir kembali ke ke dunia manusia. Ia pulang ke apartemen keluarga Lee dengan membawa serta Yeon Sang dan Yoo Na. Setelah melewati sungai dan sampai di dunia manusia, mereka harus melewati rute perjalanan yang sama seperti saat pertama kali mereka datang. Yaitu harus menggunakan bus. Di dalam bus, Hyun yang berada dalam raga Key terus bersama Yoo Na. Namun sebenarnya, Hyun terus memperhatikan Yeon  Sang yang terlihat murung.

Hyun ingin mendekat dan mencoba menghibur Yeon Sang meskipun sekarang ia hidup dalam raga Key. Ia rasa Yeon Sang takkan menolak karena Yeon Sang menganggapnya bukan sebagai Hyun, namun ia ingat tujuan awalnya menggunakan raga Key. Yaitu untuk menghibur Yoo Na yang terpuruk. Ia tak boleh mengingkari niat baiknya sendiri.

Sementara itu, ada perasaan aneh yang  selalu membuat Yeon Sang gelisah. Ia tidak menemukan sosok Hyun diantara kelima dewa yang pulang bersamanya dan Yoo Na ke dunia manusia. Sedih, bingung, gelisah bercampur menjadi satu dalam hati Yeon Sang. Ia sadar, inilah yang ia minta dari Hyun. Inilah yang ia inginkan. Tapi, kenapa hatiku rasanya sakit sekali? Melihat Yoo Na Eonni bisa pulang bersama Ken dan terlihat sangat bahagia karena Ken sudah mau kembali ke dalam raga Key dan mengingat semuanya membuatku senang. Keundae, kenapa aku tidak bisa bersama Hyun Oppa? Kata Yeon Sang dalam hati.

Hati Hyun mencelos ketika mendengar rintihan suara kalbu Yeon Sang. Rasanya ia ingin mengatakan pada Yeon Sang kalau yang berada dalam raga Key sekarang adalah dia. Adalah Hyun. Bukan Ken. Tapi itu tidak mungkin sekarang.

“Hyung..” kata Mui lirih yang  menyadari ekspresi kesedihan di wajah Hyun. Mui juga memperhatikan Yoo Na yang sedang terlelap di bahu Hyun. “Gwenchana?” tanya  Mui dengan ekspresi cemas.

“Mui, sepertinya kau harus berlatih memanggilku dengan sebutan ‘Ken’. Ingatlah, sementara ini aku adalah Ken. Bukan Hyun. Bagaimana jika para putri tahu?” Hyun mencoba tertawa meskipun terlihat sangat dipaksakan di mata Mui.

“Lupakan soal itu, Hyung. Itu tidak penting. Yang terpenting sekarang adalah kau. Aku khawatir. Kau terlihat tak bahagia.” Guratan kekhawatiran di dahi Mui semakin banyak. Ia menatap Hyun lekat-lekat namun Hyun membuang wajahnya dan justru memperhatikan wajah Yoo Na yang tertidur.

“Aku sudah memutuskan untuk menolong Putri Yoo Na, Mui. Dwaesseo, aku tak apa. Tidak perlu dibahas lagi.” Jawab Hyun seraya mengusap lembut puncak kepala Yoo Na.

“Aku takut kau akan berubah mencintai Putri Yoo Na. Bagaimana dengan Putri Yeon Sang jika itu terjadi?” tanya Mui lagi dengan wajah tertunduk. “Aku tak ingin ada masalah lagi yang mempersulit kita semua. Aku bahkan belum bisa menolong You Ni. Jebal Hyung, aku hanya ingin memastikan kalau kau tidak akan mencintai Putri Yoo Na. Ia milik Ken. Bukan kau.” Hyun menoleh cepat setelah  mendengar kalimat-kalimat terakhir Mui.

“Kau terlalu mengkhawatirkan ini semua, Mui. Gokjonghajima, yang tertanam dalam tubuh Key ini adalah jantung dan ingatan Jonghyun. Jadi, aku tidak akan mungkin mencintai Putri Yoo Na. Hanya ragaku saja yang berbeda sekarang. Tapi semua ingatanku, semua perasaanku adalah milik Jonghyun yang selama ini aku rasakan pada Yeon Sang. Kau ingat kan? Kita sudah memindahkannya di malam ritual itu.” Jura mencoba tersenyum. Ia sadar ia tidak boleh terlihat  sedih dan murung karena itu akan membuat Jura dan saudara-saudaranya khawatir dengan keputusannya sendiri.

“Hajiman, yang aku cemaskan adalah, bagaimana jika Ken tidak pernah mau kembali menggunakan tubuh Key, Hyung? Itu sama saja artinya dengan selamanya kau akan berpura-pura sebagai Ken.”

“Tidak, Mui. Aku sudah membaca masa depan kita. Aku akan tetap bersama Yeon Sang nantinya. Namun memang jalannya mungkin harus seperti ini dulu. Itu sebabnya aku berani mengambil dan menjalankan keputusan ini. Sudah, sebentar lagi kita akan sampai. Kita semua harus bisa bersikap biasa-biasa saja di hadapan putri-putri yang lain. Setidaknya kita harus membantu mengurangi beban Jura Hyung. Sebagai yang tertua, aku tahu ini adalah masa-masa tersulit baginya. Terlebih lagi, sepertinya ia sudah berjanji pada Putri Yoo Ra untuk segera menyelesaikan semua masalah ini.”

@@@

 

“KAMI PULAAANNGG!!” seru Taega dan Mir bersamaan ketika memasuki apartemen mereka. Jura dan Mui masuk ke dalam kamar Mui untuk menemui Yoo Ra dan You Ni. Hyun mengantar Yoo Na ke kemarnya dan Yeon Sang langsung mengurung diri di kamar. Sedangkan Yong Hee dan Yoo Jin yang sedang mencoba bereksperimen di dapur segera berlari ke dalam pelukan suami-suami mereka.

“Taemin!” seru Yong Hee dalam pelukan Taega. Taega tertawa mendengar panggilan akrab Yong Hee padanya. Memang selama ini ia tidak pernah mempermasalahkan Yong Hee memanggilnya dengan nama itu. Justru ia merasa senang.

“Yong Hee-ah, kau benar-benar merindukanku rupanya.” Kata Taega asal. Yong Hee menarik dirinya dan menggembungkan kedua pipinya.

“Tentu saja. Kau tahu, aku bosan sekali selalu bersama Yoo Jin di apartemen. Setiap hari pekerjaan kita hanya menghancurkan dapur. Kau tahu kan, aku tidak bisa memasak. Begitupula dengan Yoo Jin. Pekerjaannya hanya membaca komik saja. Aku kesepian sekali..” keluh Yong Hee. Taega terkekeh dibuatnya.

“Ne, ne. Sekarang kan aku sudah pulang. Jangan cemberut lagi. Arra?” Yong Hee tersenyum lebar mendengarnya.

“YA! Mana Chunji?!” Taega dan Yong Hee berbalik ketika mendengar suara tinggi Yoo Jin. Mereka berdua hanya mengedikkan bahu dan melesat ke dalam kamar meninggalkan Yoo Jin dan Mir berdua di ruang tengah. Mereka tidak ingin menjadi sasaran amukan Yoo Jin untuk saat ini.

“Biar Mir saja yang menjadi sasaran amuk Yoo Jin. Kita kabur saja, yuk?” Kata mereka kompakan lalu tertawa lepas dan mengunci pintu kamar mereka.

“Kau kan bilang mau bawa Chunji pulang. Kenapa sekarang kau pulang sendiri?!” omel Yoo Jin sambil berkacak pinggang.

“Ya! Kau ini.. Aiish! Aku baru saja pulang sudah kau ajak ribut. Memangnya hanya Chunji saja yang kau pikirkan??” Mir membanting tubuhnya ke sofa dan menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa dengan mata terpejam. Ia merasa sangat lelah. Yoo Jin yang melihat itu menjadi merasa bersalah dan mengekor duduk di sampingnya.

“Baiklah. Aku takkan mengajakmu ribut. Hajiman..” Mir membuka matanya.

“Apa?” tanya Mir dengan nada yang seolah tak tertarik.

“Bawa Chunji kemari ya? Pleaseeee..” rengek Yoo Jin dengan wajah aegyonya.

“Ya ampun.. Itu sama saja kau mengajakku ribut. Apa bedanya dengan yang tadi, huh?” Mir bangkit dan beranjak ke dapur. “ASTAGA! KENAPA DAPURNYA HANCUR SEPERTI INI???” pekik Mir melihat dapur yang sangat kotor penuh tepung dan peralatan masak yang berserakan dimana-mana.

“Bukankah kau tadi sudah dengar? Yong Hee Eonni sudah mengatakan kalau pekerjaaan kita hanya menghancurkan dapur. Kami tidak bisa memasak.” Jawab Yoo Jin kalem. Mir mendelik kesal.

“Ya! Aku kira apa yang dikatakan Putri Yong Hee tadi itu hanya candaan saja. Ternyata.. Aiish!” Mir menjambak rambutnya frustasi. “Kenapa kalian tetap ingin memasak jika kalian tahu kalian tak bisa memasak??!”

“Mollayo. Hanya iseng-iseng saja.” Jawab Yoo Jin innocent. “Lagipula jika kita tidak memasak, kita tidak bisa makan. Kita bisa mati kelaparan, tahu!”

“Jadi, apa setelah kalian mencoba memasak, kalian bisa makan dengan makanan hasil eksperimen kalian, hm?” tanya Mir dengan nada tak yakin.

“Emmmmmm..” gumam Yoo Na membuat Mir tak tahan. “Tidak juga sih.. Masakan yang kami buat rasanya benar-benar buruk.” Yoo Jin tertawa garing sambil mengelus tengkuknya.

“Omonaaa.. Kalau sudah begini siapa yang akan membersihkan dapurnya???” Yoo Jin hanya mengedikkan bahunya tak peduli sedangkan Mir mulai kelabakan membereskan dapur mereka.

@@@

 

“Yoo Ra-ah..” kata Jura sambil menghampiri Yoo Ra yang sedang terduduk di samping You Ni yang terlelap di tempat tidurnya. Seperti Jura yang langsung memeluk Yoo Ra, Mui juga melakukan hal yang sama membuat You Ni terbangun.

“Chagiya, mianhae. Aku mengganggu tidurmu. Bagaimana? Kau sudah sehat kan?” tanya Mui yang disusul seulas senyuman di bibir You Ni.

“Dia sudah tidak apa-apa, Mui. Dia sudah tidak terlihat murung dan diam saja. You Ni sudah mau berkomunikasi dengan aku, Yong Hee dan Yoo Jin. Gokjongmal, ne?” kata Yoo Ra membantu You Ni menjawab pertanyaan Mui.

“Jeongmalyo? Benar kau sudah tidak apa-apa?” tanya Mui lagi pada You Ni. You Ni hanya mengangguk.

“Yoo Ra-ah, lebih baik kita biarkan mereka berdua saja dulu.” Jura menarik lengan Yoo Ra dan mereka keluar dari kamar.

“Kau sudah makan?” tanya Mui. You Ni hanya menggeleng. “Kau mau makan? Katakan padaku. Kau ingin makan apa?” You Ni tersenyum.

“Mui, aku memang belum makan tapi aku tidak lapar.” Kata You Ni akhirnya mau membuka suara.

“Jadi, apa yang kau inginkan, hm?” You Ni tampak berpikir.

“Aku ingin pergi ke suatu tempat yang sudah lama tak aku kunjungi. Kau mau menemaniku ke sana kan?” Mui tersenyum dan bangkit dari tempat tidur.

“Kkaja!”

@@@

You Ni dan Mui berjalan melewati  hamparan padang bunga matahari yang begitu luas di tengah teriknya sinar matahari yang cukup panas. Musim panas memang belum berakhir dan itu yang membuat bunga-bunga berwarna kuning itu tumbuh dengan lebat dan indah.

Mui berjalan di belakang You Ni dan sesekali memotret You Ni dari belakang dengan kamera DSLR miliknya yang baru saja mereka beli sebelum ke padang bunga matahari itu. Sesekali You Ni memetik bunga-bunga yang ia lewati dan mengumpulkannya menjadi satu di tangannya yang lain.

“Mui, berhentilah memfotoku.” Kata You  Ni sambil mendudukan dirinya di atas rumput hijau yang tidak ditumbuhi bunga matahari. Mui hanya terkekeh dan menuruti You Ni.

“Aku merasa senang sekali hari ini. Akhirnya kita bisa kembali ke tempat ini. Dan sekarang kita kembali ke sini dengan status kita yang sudah menikah.” Kata Mui membuat You Ni tercenung.

“Mui.. Kau-“

Mui memotong kalimat You Ni. “Ne. Tentu saja aku ingat tempat kenangan kita ini. Saat malam terakhir aku di apartemen sebelum berangkat ke Dunia Enam Dewa, aku bisa mengingat semuanya. Kenangan tentang Minho dan kau, You Ni-ah. Dan aku merasa beruntung, aku hidup di dalam raga seseorang yang kau cintai sampai saat ini.” You Ni menangis. Sosok Mui yang sekarang benar-benar sudah seperti Minho. Tidak hanya rupanya, namun sifat dan sikap Minho sudah hampir seluruhnya melekat dalam diri Mui. “Hei, kenapa kau menangis? Apakah kata-kataku menyakitimu??” tanya Mui sambil mengusap buliran air mata  itu dengan kedua ibu jarinya.

“Seharusnya aku yang berterima kasih padamu, Mui.” Isak You Ni.

“Lho? Memangnya kenapa?” tanya Mui lagi. You Ni menggenggam satu tangan Mui yang bebas dan tersenyum.

“Terima kasih, Mui. Karena kau hidup dalam raga Minho, kini aku bisa mengingat semua tentangnya. Tapi, biarkan aku pergi..” Mui tersentak.

“Pergi?? Kemana? Sirrheo. Kita baru saja bersama. Kenapa kau ingin meninggalkanku lagi? Apa kau menyesal menikah denganku??” Pertanyaan-pertanyaan Mui dibantah dengan gelengan kepala You Ni. Kenyataannya memang bukan itu yang membuatnya ingin pergi. Tentu saja bukan.

“Bukan, bukan. Bukan seperti itu, Mui. Hajiman, kita memang tidak  bisa bersama. Dengan aku masih bernafas, maka kita tak bisa benar-benar bahagia. Tidak hanya kita, tapi kita semua.” Mui menggeleng lemah dan mendekap You Ni.

“Tidak! Apa maksudmu? Kau harus tetap bernafas. Kau harus tetap hidup bersamaku. Bersama kita semua. Kau tidak boleh meninggalkan aku dan saudara-saudaramu yang lain. Kau adalah You Ni yang kuat. Kau tidak mungkin menjadi yeoja pesimis seperti ini. Jebal, jangan seperti ini. Jangan berkata seolah kau sebentar lagi  akan meninggalkanku.” Bisik Mui sambil mengeratkan pelukannya di tubuh You Ni. Mui mulai menangis, meskipun ia tak terisak dan hanya cairan bening saja yang luruh dari kedua mata besarnya.

Maafkan aku, Mui. Maafkan aku, Minho. Mungkin memang kita tak bisa bersama. Aku harus melakukan ini. Aku tak akan membiarkan So Ah hidup jika ia hanya akan berencana jahat pada kita semua. Hanya dengan satu cara ini masalah So Ah akan segera terselesaikan. Maafkan aku, Mui. Batin You Ni. Mui melepaskan pelukannya. Baru saja ia bisa mendengar dengan sangat jelas kata hati You Ni. Namun belum sempat ia berkata-kata, You Ni sudah mengecup kalung ungu miliknya dan yeoja  itu menghilang.

“Chagiya! Chagiya!” Mui bangkit dan memandang ke sekeliling. Namun ia tak melihat You Ni. “Chagiya! Kajima.. Kajima.. Aku membutuhkanmu.. Jangan tinggalkan aku lagi seperti dulu. Jebal..” Namun apapun yang Mui katakan, You Ni takkan kembali. Hanya tersisa sebuket bunga matahari yang tergeletak begitu saja di samping tubuh Mui. Mui menatapnya dengan miris.

@@@

 

BRAK!!

“HYUNG! HYUNG!!” teriak Mui seraya membuka pintu apartemen dengan kasar. Jura dan Yoo Ra yang sedang berada di dalam kamar sedikit berlari karena kaget mendengar panggilan Mui.

“Mui, ada apa?” tanya Yoo Ra. Mir dan Yoo Jin yang sedang memasak di dapur juga ikut menghampiri Mui. Sedangkan Yong  Hee dan Taega sedang tak ada di rumah karena sedang membeli bahan-bahan makanan di mini market. Selang beberapa saat, Hyun dan Yoo Na keluar dari kamar disusul oleh Yeon Sang.

“Mana  You Ni? Dia sudah  pulang kan??” Pertanyaan Mui membuat keenam orang itu bingung dan hanya saling pandang.

“Hei  Mui, bukankah Noona tadi pergi bersamamu? Kenapa kau kembali sendirian dan bertanya pada kami dimana You Ni Noona? Apa kau baru saja terbentur sesuatu, hilang ingatan lalu meninggalkan You Ni Noona di tempat yang kalian kunjungi tadi dan kembali ke sini tanpanya??” tanya Yoo Jin dengan polosnya. Mir menjitak kepala Yoo Jin karena pertanyaan Yoo Jin sungguh kekanakkan.

“Mui.. Sebenarnya apa yang.. Ah, itu tidak mungkin.” Kata Jura tidak bisa percaya setelah ia bisa membaca isi pikiran  Mui. Mui menunduk sedih.

“Hyung.. Apa yang terjadi?” tanya Mir.

“Putri You Ni pergi. Dan aku rasa.. Ia pergi menemui Jung So Ah sekarang.” Semuanya  terbelalak lebar. Kecuali Jura dan Mui yang sudah mengetahui hal itu sebelumnya.

“Tidak! Kita harus mencegahnya. Aku takut You Ni akan nekat melakukan hal itu. Jura! Ppaliwa!!” paksa Yoo Ra dan yang lainnya setuju.

“Cha-changkamman!” tahan Yeon Sang. “Hal itu apa?? Ada apa sebenarnya? Kenapa sepertinya semua ini ada hubungannya  dengan So Ah? Bukankah So Ah justru memiliki niat yang baik pada kita. So Ah ingin menyadarkan kita bahwa keenam dewa itu memanfaatkan kita!!” Yoo Ra, Yoo Jin dan Yoo Na bingung dibuatnya. Setan apa yang merasuki dirinya?? Batin Yoo Na memandang Yeon Sang sedikit sinis.

“Apa yang kau katakan, Jung Yeon Sang?? Siapa yang mencuci otakmu hingga kau bisa berpikiran seperti itu??” tanya Yoo Na dengan wajah yang kesal.

“Yoo Na-ah, sudah. Jangan seperti itu.” Kata Hyun sambil mengusap-usap bahu Yoo Na mencoba menenangkan Yoo Na yang sepertinya tersulut emosi mendengar perkataan Yeon Sang. Yoo Na hanya melirik Hyun sekilas dan menghela nafasnya.

“Iya, iya. Dasar Ken cerewet!” cibir Yoo Na namun Hyun bisa mendengarnya. Hyun ikut menghela nafasnya. Ia harus sabar karena sudah ke sekian kalinya ia dipanggil bukan dengan namanya sendiri. Ia merindukan sosok Yeon Sang yang memanggilnya dengan sebutan Hyun Oppa. Hyun langsung menggelengkan kepalanya cepat. Bukan saatnya memikirkan itu, Hyun! Batin Hyun mengingatkan dirinya sendiri.

“Sudah, sudah! Ayo kita pergi sekarang!” kata Jura menyudahi perdebatan kecil di antara saudara-saudaranya. Yeon Sang  tak ada pilihan lain selain mengekor mereka semua namun dengan berbagai pertanyaan yang melintas dalam benaknya.

@@@

Hari sudah berganti malam. Sekeliling istana persinggahan ratu sudah sangat sepi semenjak Ratu meninggal tiga bulan yang lalu. Hanya terlihat para penjaga saja yang menunggu di luar istana.

You Ni berjalan  mengendap-endap agar prajurit penjaga istana tak menangkap kehadirannya. Usahanya berhasil karena tak selang beberapa lama ia sudah sampai di depan Sungai Jeollado yang berada di belakang istana persinggahan ratu.

You Ni menghembuskan nafasnya perlahan membuat gumpalan udara pekat terlihat tebal berhembus dari indera penciumannya. Ia memejamkan matanya dan satu tangannya mulai meraba liontin kristal ungunya yang menggantung dengan indah di leher jenjangnya.

“So Ah, aku ingin bertemu denganmu sekarang.” Kata You Ni lirih seraya mengecup ujung liontin kristal ungunya yang mulai mendengungkan suara dan memendarkan cahaya yang berkilauan.

“Kenapa memanggilku?” sebuah suara yang mulai dikenalnya beberapa hari terakhir ini membuat You Ni membalikkan tubuhnya. Dan benar. Itu memang suara milik So Ah. “Wow, ternyata kalung itu bisa digunakan sebagai alat komunikasi juga ya? Keren sekali..” kata So Ah yang hanya disambut dengan tatapan tajam oleh You Ni.

“Bukankah ini kalung milikmu? Jadi seharusnya kau lebih tahu apa saja kekuatan yang dimiliki kalung buatan Mui ini. Dan karena kau tahu, kau mengambil sedikit kekuatannya untuk memperpanjang usiamu sampai sekarang tanpa perlu kau harus terus memakainya. Benar, bukan?? Lalu kau menggabungkannya dengn kekuatan hitam yang kau pelajari sendiri.” jelas You Ni dengan nada mencibir. So Ah tersenyum.

“Kau cerdas sekali, Jung You Ni. Tak salah kau terlahir sebagai keturunanku. Jadi, kenapa kau memintaku datang? Apakah kita akan mengakrabkan diri kita masing-masing sebagai sebuah keluarga yang baru saja bertemu?” tanya So Ah sambil berjalan mendekat ke sisi You Ni.

“Aku hanya ingin menanyakan sesuatu.” Jawab You Ni.

“Baiklah. Apa yang ingin kau tanyakan? Aku akan dengan senang hati menjawabnya. Bahkan apapun yang kau minta akan aku turuti karena nafasmu adalah nafasku. Dan hidupmu adalah hidupku.” You Ni mengangkat salah satu sudut bibirnya.

“Keuraeyo? Itu artinya jika aku mati maka kau juga akan mati?” tanya You Ni membuat suatu kesimpulan.

“Maja!” So Ah menjetikkan jarinya. Sekejap, ia baru sadar kalau apa yang dikatakan You Ni menyiratkan sesuatu. Saat ia menatap You Ni, You Ni sudah melepas kalung miliknya.

“You Ni! Apa yang kau lakukan? Pakai kalung itu! Jangan kau lepaskan!” seru So Ah yang mulai ketakutan You Ni akan bertindak lebih. Air mata yang menggunung di pelupuk mata You Ni mulai menetes.

“So Ah, sekarang juga aku akan membunuh diriku sendiri di hadapanmu.” You Ni mengeluarkan sebuah pisau lipat dari dalam tas selempang yang ia bawa dan langsung menghunuskan pisau itu ke dada kirinya dalam-dalam.

JLEB! JLEB!

Darah segar menyembur keluar dari lubang tusukan itu dan mengenai wajah So Ah. You Ni terbatuk dan langsung jatuh tergeletak di atas tanah dengan kedua mata yang membulat menahan sakit berlipat-lipat di jantungnya. You Ni merasa badannya mulai bergetar hebat. Sakit yang teramat sangat menghinggapi seluruh bagian tubuhnya.

DEGH DEGH!

So Ah menyemburkan darah hitam pekat dari dalam mulutnya. You Ni masih bisa melihatnya meskipun dalam keadaan yang sudah sekarat dan pandangannya mulai mengabur. So Ah hendak mengambil kalung kristal yang tergeletak tak jauh darinya untuk menyelamatkan You Ni yang sekaligus bisa menyelamatkan nyawanya. Namun You Ni lebih cepat bertindak. Ia mengambil kalung itu terlebih dahulu dan membuangnya ke dalam sungai di sisa-sisa tenaganya.

“Aku-uhuk-tak-akan-mem-mem-uhuk-biarkanmu-mengambil-kalung-uhuk-itu-dan-memakaikannya padaku!! Karena aku ingin kau mati bersamaku, Jung So Ah!” geram You Ni meskipun terdengar lirih.

“ARGGGHHH!!” So Ah mengerang kesakitan. Perlahan namun pasti kecantikannya mulai lenyap. Rambut panjangnya yang berwarna hitam kecokelatan memutih dan tampak beruban. Seluruh kulitnya mengeriput terbawa angin yang berhembus kencang dan badannya menjadi kurus kering hingga akhirnya hanya tersisa tengkoraknya saja. You Ni menyaksikan semua itu dan tersenyum tipis karena tujuannya berhasil dengan sempurna. Ia mulai memejamkan matanya ketika nafas terakhirnya sudah berhembus. Minho-ah, bisakah kita bertemu setelah ini? Bagaimanapun, aku merindukan sosok aslimu. Aku ingin menebus kesalahanku dulu dan mengatakan bahwa aku masih mencintaimu. Batin You Ni.

“CHAGIYA!!” pekik Mui begitu melihat roh You Ni mulai memudar dengan darah segar yang berceceran di sekitarnya. Mui dan yang lainnya langsung berlari menghampiri roh You Ni yang sudah tak sadarkan diri. Mui bersimpuh dengan satu lututnya dan menyandarkan roh You Ni di lututnya itu. Mui menarik pisau lipat yang tertancap sangat dalam di jantung You Ni. Mui mulai terisak. Kali ini pertahanannya hancur. Ia tak bisa menahan isakannya.

“YOU NI! YOU NI! BANGUNLAH! Kau dengar suara Eonni kan? Bangunlah!” seru Yoo Ra sambil mengguncang-guncang tubuh You Ni dari samping. Jura yang berada di belakangnya, mendekap Yoo Ra mencoba menenangkan Yoo Ra meskipun itu percuma.

“Eonni.. Eonni.. Bangun! Eonni bercanda kan? Eonni pura-pura mati saja kan?? BANGUUUNN!!!” Yeon Sang tak bisa mengontrol dirinya. Kakinya terasa lemas dan ia mengerang sejadi-jadinya. Sungguh ia merasa sangat bodoh. Kenapa aku bisa-bisanya mempercayai So Ah?! Kenapa harus You Ni Eonni yang mengorbankan dirinya?? Batin Yeon Sang menyesal.

“Noona.. Kita belum mengajak Chunji bermain bersama di taman depan gedung apartemen lho. Apa Noona tega mengingkari janji Noona sendiri?? Noona.. Hiks! Noonaaaaa.. Jangan pergi!!” isak Yoo Jin yang berada dalam pelukan Mir.

“Diam kau, Yoo Jin! You Ni Eonni belum mati. Ia tidak mati. Ia hanya tertidur. Cukup Eomma saja yang meninggalkan kita. Tidak dengan You Ni Eonni! Kalian jangan menganggapnya mati! Ayo kita bawa dia pulang. Pasti tak nyaman tidur seperti itu. Iya kan, Ken?? Kau setuju kan??” Yoo Na menarik kerah kemeja yang dipakai Hyun kuat-kuat sambil menangis. “Kenapa kau diam saja, Ken?! Iya kan?!” Yoo Na memukul-mukul dada Hyun sebagai pelampiasan rasa sedihnya yang begitu besar. Hyun menahannya dan segera mendekapnya erat.

“Yoo Na-ah.. Uljimayo.. Relakanlah dia. Kita terlambat menolongnya. Ini sudah menjadi takdir. Putri You Ni rela mati untuk kita semua. Kita harus menghargai keputusannya..”

“Kenapa kau tidak mau menuruti permintaanku ketika aku memintamu untuk tetap bersamaku, Chagiya? WAE?! Dan kenapa aku tak mati juga setelah kau meninggalkanku seperti ini? Seharusnya kau mengatakan ‘aku membenci Mui’ atau ‘aku tak mencintai Minho lagi’ agar aku ikut mati bersamamu setelah kau menghunuskan pisau ini di jantungmu. Tapi kenapa kau memilih pergi sendiri??? Kenapa kau tak mengatakannya?? KENAPA??!!” pekik Mui sambil terus memeluk dan menangisi roh You Ni yang sudah semakin memudar.

CLING!

Mui dan yang lainnya terkesiap. Roh You Ni menghilang. Kini Mui hanya memeluk udara kosong di hadapannya.

“ARRGGGHHHH!!!!” erang Mui disusul tangisan Yoo Ra, Yoo Na dan Yoo Jin yang mengisi keheningan Sungai Jeollado itu.

END OF AUTHOR’S POV

 

To Be Continue…

 

Gimana? Ada yang ngga nyangka ternyata You Ni yang berkorban? Oke, menjelang part akhir, akan banyak cerita sedihnya dan alur ceritanya semakin rumit. Semoga masih betah baca FF gajeku ini ya. Makasih yang udah ngikutin MPFM sampai sekarang dan terus kasih kritik, saran, dan komentar. Itu berarti banget buat aku lebih semangat ngelanjutin FF ini. Gomawo.. ^^

©2011 SF3SI, Freelance Author.

Officially written by ME, claimed with MY signature. Registered and protected.

This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction

Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!

31 thoughts on “My Princess for Me – Part 8”

  1. wah, itu you ni beneran meninggal ya?
    aq kira mereka semua bakal happy ending pas akhirnya
    hmm, penasaran sama cerita selanjutnya
    next part ditunggu asap, hehe

    1. Iya, beneran. Kan so ah juga udah mati, jadi you ni juga mati. He.. #author malah ketawa
      Tenang aja ceritanya bakal happy end kok. Semuanya bahagia. 🙂
      Okey. Thanks udah komen.

  2. waduhhh… on kok ceritanya tambah rumit sih.. 😥
    happy ending nggak ya ini ?? :3

    tapi keren kok eon.. 😀
    oyaa eon aku pengen menghubungi eon tp bingung lewat mana, enaknya lewat mana ya eon, boleh kasih tau ? 😮

    gomawo sblmnyaa.. 😀

  3. yahh,,itu gk beneran mati kan you ni nyaa???
    masa mati,,kan kasian mui nyaa..
    thor,,kya nya yg gk ad beban cuma ci taemin ama minwoo doang ya??haha..mereka asik2 ajj kya nyaa..
    jgn lama2 ya thor lanjutan nya,,ud penasaran tingkat dewa ini…hhe

  4. Mati. Beneran. Suer! Hehe.. 😀 #malah happy you ni mati =.=”
    He-eh. Aku ngga tega kasih mereka masalah. Masih muda2. #plak!
    Okeydokey. 🙂

  5. Ah author knp you ni mati? Pdahal kn youni-minho psangan favorite ku hiks T-T

    Part slanjut’a slalu ku tnggu loh, walau you ni nya mti dn minho sndiri- eh minho sndiri? Ywdh sma aku ja gntiin you ni hehehe #plak

    Jnji lho thor part slnjutnya jgan lma2 aku pnasaran euy 😀

    1. wah, aku kira semua readers cuma ngefavoritin pasangan ken-yoo na aja. jadi aku bikin you ni mati. #ngga ding, he..
      halah.. ya udha boleh. buat kamu aja sanah. 😉
      ya tergantung admin di sini yang pengin publishnya kapan. tunggu aja ya. tengkyu. ^^

  6. so sad…. mui kasihan…. lanjut thoorrr…. itu si ken kapan ingatannya kembali,,,,, aihhhhh daebakk…

  7. lho? kok jd kyk gini ceritanya? ckckck..

    trus itu kennya gimana? trus masa yoo na gk nyadar? trus minho gk punya pasangan gitu? trus yoo sang bakal menggalau terus? trus certita tntang fakta selir gimana? trus… trus.. trus #kyk tukang parkir -_____-

    wah aku gk ngebayangin sosok ken yg asli. Lebih tampan dr key? andwae!! ntar yoo nanya malah lebih suka ken dong dr pada key? hidungnya lebih mancung dr key, aku ngebayanginnya kyk orang arab haha

    udah ah. lanjut thor!!

    1. Yah, ini udah puncak2nya si. Kan bentar
      lagi end jadi sengaja aku tambahin konfliknya. He..
      Aduh, jangan terus-terus mulu ntar nabrak. Wkwk
      Bayangin aja kaya key. Tapi matanya merah kecokelatan, tajem terus hidungnya lebih mancung n kulitnya putih bgtz kaya vampir, bibirnya juga pucet pake jubah berbulu warna merah. Keren! XD

  8. aa.. Kasian youni.. Kasian mui.. Kasian yeonsang.. Kasian hyun.. Yah, kasian semua.. Jura juga kasian krepotan..
    Tapi end-nya happy kan..? Apapun yg harus terjadi, ku tunggu..
    Next.. Next..

  9. Yap. Author juga terpaksa bikin You Ni mati. Soalnya kalo You Ni ngga mati ntar Soah nya makin merajalela. Love is sacrifice. :’)

  10. Wah, jadinya nggak hapi ending ya thor 😦
    Padahal aku ngiranya bakalan hepi ending
    Yaudah, lanjuuttt

Leave a reply to deedea Cancel reply