[Special Chronicles: Half Married] “Half Parents” ( Part 1 )

[Special Chronicles: Half Married] “Half Parents”

( Part 1 )

Ya ampyunn cynn.. Ketemu lagi euii di ep ep ini. Ahaha 😀

Maaf ya sedikit menggila akibat galau bertumpuk” dan bertubi” #apadah

Oh ya, itu liat gak cover untuk FF ini? Ahaha 😀

Mungkin ada yg menyadari bahwa, ’hello?!! Sejak kapan I-el pake cover bgitu?’, jawabannya ’sejak hari ini, cyn.’ Ahaha 😀

Ini pertama kalinya aku pakai cover di karya garapanku sndiri #apadah =.=

Dan satu lagi, jangan tertawakan hasil karya tanganku ini ye =.=

Aku buat itu sekitar 2 tahun yg lalu, dan baru menemukannya setelah aku mengotak-atik folder foto di lappie sebulan yg lalu XD

Yesungdahlah, aku ngebacot aja ya drtd. Kekeke… ^^

Nah, mngkin kalian yang baru kenal aku agak bingung dgn FF ini, tp jujur aja ya, FF ini didedikasikan utk reader yg skitar 2 thn lalu minta kelanjutan dari Half Married (https://shiningstory.wordpress.com/2010/11/10/half-married-part-1/) –masih inget dengan FF yang satu in, kan-

Dan maaf sebelumnya kalau FF ini dadakan, tp aku hanya ingin melunasi utangku kepada reader sekalian. Maaf baru bisa ngepost skrang, dan semoga konsep ceritanya ga membuat bosan. Masih mengusung tema MBA, kayak Half Married sebelumnya, kali ini dengan cast yang berbeda ^^

Oh ya, dan sebelumnya maaf ya. I-el agak sedikit menggila di part ini (sedikit doang,  gak banyak kok XD) Tapi, semoga tidak di part yang lain. #eaaa

Here is the story…

Author: I-el

Main Cast: Kim Kibum (23 tahun), Lee Hyunmin (para Locked, it’s the time for you)

Support Cast: Other SHINee member, also Ji Hyerin

Length: Sequel

Genre: Romance

Rating: PG-13

Summary : “Apa eomma bercanda?!!!” Tanya Key skeptis dan mulai frustasi.

–Story line before: Hyerin dan Minho pergi ke Hawaii untuk bulan madu, meninggalkan grup SHINee demi mendulang emas dalam bentuk anak- (=.=” I-el juga pengen)

***I-el      

***Kibum POV***

 

Hello… Hello…

Nareumdaero yonggil naesseoyo

Hello… Hello…

“Key, bagianmu!” teriak Onew hyeong mengingatkanku, but I don’t care. Sekarang ini aku tidak begitu fokus untuk latihan lagu-lagu yang akan kami bawakan dalam tour SWC III (Dr jaman bahela euii nih ep ep perasaan Key =.=). Pikiranku menerawang, menerka  apa saja yang dia lakukan di Hawaii.

“Ahh, sudahlah hyeong, lebih baik kita istirahat. Lagipula, latihan ini tidak seru tanpa Minho hyeong,” dengan wajah polos tanpa dosa, Taemin mematikan tape dan segera duduk bersila sambil menyender di tembok yang dikelilingi cermin.

“Wah, ini sudah seminggu. Memangnya apa saja sih yang dilakukan pasangan saat honeymoon? Ini lama sekali,” keluh Jonghyun.

“Ooh aku tahu!” sela Onew hyeong. “Mungkin mereka lupa pulang. Dan mereka pikir Hawaii itu adalah Korea,” krik.. krikk.. krikkk, kami bertiga hanya saling bertatapan, sementara Onew hyeong hanya tersenyum memperhatikan kami seakan tak berdosa. “Loh, apa ada yang salah?” ckckck, aku menggelengkan kepala. Sepertinya Onew hyeong memang harus diposisikan pada suatu masalah yang berat dulu, baru dia akan bersikap dewasa.

Aku beranjak dari lantai, ingin keluar. Tapi baru sesaat aku akan menggapai knop pintu, Taemin tiba-tiba berseru dengan ceria, “Yeii, hari ini mereka pulang!!”

Aku segera berlari menghampiri Taemin dan merebut ponselnya.

From: Sweetie Minho hyeong

            Taemin-ie, hari ini kami pulang loh. Lama-lama bosan juga berdua saja tanpa kalian yang ramai bukan main. Siang nanti kalau tidak ada schedule, jemput kami di Incheon ya?! Sekalian kita makan siang.

            Bye, sweetie (ini Hyerin yang mengetik)

Mereka pulang? Oh, syukurlah. Hari inilah yang aku tunggu-tunggu. Sejujurnya aku lebih tenang jika mereka ada disini, jadi aku bisa memantaunya. Bagaimana ya dia sekarang? Apa kulitnya akan kecoklatan karena terbakar matahari Hawaii? Entahlah, liat saja nanti.

** Clouds El Moon **

 “Ayo, hyeong! Aku tidak sabar ingin melihat Minho hyeong dan Hyerin noona,” ajak Taemin dengan penuh semangat menarik tanganku dan Onew hyeong. Seyumnya yang kekanakan membuatku semakin gemas.

Taemin melongok ke berbagai arah sambil berjinjit, untuk membuat tubuhnya lebih tinggi. Matanya liar melihat orang-orang yang keluar dari gateway departure mancanegara bandara Incheon. Dia dan Minho adalah couple yang tidak bisa dipisahkan, sekalipun Minho sudah beristrikan Hyerin. Ji Hyerin. Namun, keakraban mereka inilah yang membuat pernikahan antar Minho dan Hyerin sampai terjadi.

Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari dalam gedung, “Taemin-ah!!!!” sosok Hyerin yang sedang melambai tertangkap oleh lensa mataku. Ia pun terlihat merentangkan kedua tangannya yang siap memeluk Taemin.

Hyerin memeluk Taemin dalam dan mengelus rambut Taemin lembut. Ditangan Hyerin, Taemin seperti terlahir kembali menjadi bayi.

“Ya!! Kalian pikir Taemin saja yang menjemput kalian, hah?” aku merengut dan membuang muka.

“Ne, ne Kibum, kami tahu kok kalau kalian semua ada disini. Hanya saja akhir-akhir ini kami memang membicarakan Taemin,” setelah bicara demikian, Minho memelukku dan kami bergantian. Hyerin pun melakukan hal yang sama.

Begitu Hyerin sampai pada giliran untuk memelukku, aku membisikan sesuatu padanya, “Senang rasanya kau pulang,” kemudian dia merenggangkan pelukannya dan menatapku dengan sebelah alis yang dinaikan, lalu tersenyum.

Kami pun berjalan ke lapangan parkir. Setelah kami meletakan barang-barang bawaan Minho dan Hyerin ke bagasi, satu persatu tubuh kami memenuhi kursi-kursi mobil yang kami tumpangi. Onew hyeong bersedia menyetir untuk kami.

“So, where do we want to go?” tanya Onew hyeong sambil tetap fokus pada jalan.

“Have lunch, i guess,” sahut Jonghyun sambil menaikkan pundaknya.

“Eeh, i don’t think so,” sahut Hyerin seraya merenggangkan tangannya ke udara, “I feel tired and i’m so sleepy,” katanya lagi.

Kali ini sambil merebahkan kepalanya pada bahu Minho.

“Ya, sudah kita ke rumah mereka saja, nanti malam kita pesta barbeque. Bagaimana?” usul Taemin dengan rawut wajah yang sangat mengantuk.

“Setuju!!!!” sahut seisi mobil membuat Hyerin terlonjak kaget.

Mobil yang kami tumpangi pun terus melaju, membelah jalan sepanjang Incheon sampai ke Seoul.

** Clouds El Moon **

            Minho terlihat mengangkat Taemin dari mobil dan menggendongnya. Sedangkan Hyerin, aku, Jonghyun dan Onew hyeong menurunkan barang-barang dari bagasi.

“Jadi, bagaimana honeymoon kalian?” aku pun sibuk menajamkan pendengaranku.

Sambil berjalan masuk ke rumah Hyerin menjawab pertanyaan Onew, “Hehh… honeymoon kami hampir saja berakhir menggantung seperti komik yang pernah kubaca, oppa,” jelas Hyerin. Tak lupa ia membubuhkan sedikit ulasan senyum hangatnya.

“Ne. Tapi untung saja ayah mertuaku itu akhirnya mau kembali ke Seoul duluan setelah Hyerin memohon beliau untuk pulang,” sahut Minho menambahkan.

“Mwo? Kalian mengajak appa Hyerin?” tanya Onew hyeong dengan efek perlebaian.

“Ani. Hyerin terpakasa mengajaknya karena beliau ingin tahu tempat kami menginap dan sebagainya. Namanya juga anak tunggal,” kata Minho lagi.

Hyerin pun menyela perkataan Minho, “Lagipula tidak apa juga appa ikut kami. Dia begitu pasti karena merasa kesepian sejak eomma tidak ada,” dia terlihat riang, bagai tak terbebani ketika mengatakan hal itu.

Akhirnya kami sudah berada di dalam rumah. Minho membaringkan Taemin yang masih tertidur ke sofa. Sementara kami berempat merebahkan tubuh, Hyerin sibuk menyalakan lampu ruangan dan masuk ke kamarnya. Tak lama, Hyerin datang membawakan bantal dan selimut.

“Bantu aku mengangkat kepalanya, yeobo,” pintanya pada Minho. Hyerin pun menyisipkan bantal ke kepala Taemin lalu menyelimutinya. “Jangan ada yang membangunkannya. Awas saja kalau dia sampai terbangun karena ulah kalian!” ancam Hyerin sambil menarik dan menggulung  lengan bajunya.

Kami para namja serentak tertawa melihat ulah Hyerin.

Bahkan sebelum ia mempunyai anak, sosok keibuannya sudah terlihat ketika dekat dengan Taemin. Aku sempat berpikir bahwa betapa beruntungnya Taemin yang menjadi maknae diantara kami, dia bisa dimanjakan oleh semua orang meskipun dia tidak mau sebenarnya.

Aku memperhatikan seluruh gerak-gerik Hyerin yang begitu lincah memindahkan barang-barang ke tempat yang seharusnya. Mulai dari meletakkan seluruh pakaian kotor ke keranjang, meletakkan daging, buah, dan sayur yang kami beli ketika mampir di swalayan ke bak cuci, mencucinya, mengeringkannya, lalu meletakannya ke kulkas dalam kemasan plastik-plastik bening.

Setelah itu dia memilah belanjaan pribadinya dan belanjaan yang memang diperuntukkan bagi kami sebagai oleh-oleh.

“Wahh… jadi ini hadiah untuk kami?!” seru Onew hyeong dengan wajah yang ceria.

“Ne, oppa,” jawab Hyerin.

Namja manapun mendambakan sosok istri yang sempurna seperti Hyerin, tidak terkecuali aku.

“Jam tangan ini untuk aku, ya?” tanya Jonghyun hyeong.

“Baju ini sepertinya cocok untukku. Buatku saja, ya?” seru Onew hyeong.

“Baju itu memang untuk oppa. Aku yang memilihnya loh,” pamer Hyerin. Dan senyumnya itu tidak pernah lepas dari antara kedua pipinya.

Dia mencari sesuatu diantara tumpukan kantung-kantung belanjaan yang berjejeran di atas meja ruang tamu.

Setelah ia mendapatkannya, dia menunjukannya padaku, “Nah, yang ini untuk Kibum oppa. Entah kenapa ketika aku melihat ini, aku langsung teringat padamu,” ia menunjukan sebuah celana corak bunga khas Hawaii.

“Ohh, aku ingat! Key memang pernah memakai yang seperti itu ketika jadi MC untuk Kiss the Radio. Iya, kan?” terka Onew hyeong sangat tepat. “Nah, yang ini juga buatku saja ya?” kata Onew hyeong lagi sambil merampas paksa celana itu.

“Eh, mana bisa? Ini kan hadiah untuk Kibum oppa. Lagipula Onew oppa sudah dapat, kan?” protes Hyerin sambil menarik celana itu kembali.

Aku hanya melihat ekpresi Minho yang tersenyum memandang Hyerin lekat-lekat.

“Sudahlah tak apa-apa. Biarkan si tua bangka ini mengambil apa yang dia mau,” kataku sambil menempeleng kepala Onew hyeong.

Aku sungguh tidak sopan, kan?

“Kibum oppa yakin?” tanya Hyerin memastikan.

“Ne. Sangat yakin,” jawabku sambil tersenyum paksa.

Padahal aku ingin sekali menyimpan hadiah yang Hyerin berikan untukku itu.

Aku menoleh ke arah Minho lagi. Kini tatapan kami saling beradu pandang. Sepertinya Minho sedang mencari suatu jawaban atas pertanyaannya dari mataku. Sepertinya mulai sekarang aku harus hati-hati, takut Minho -sang suami- memergokiku yang diam-diam memperhatikan istrinya.

Tak berapa lama kemudian Taemin bangun dan membuka hadiah untuknya. Dia mendapatkan pajangan bola kaca yang berisi pemandangan pantai Hawaii. Taemin sibuk mengaduk-aduk bola kaca itu agar butiran pasirnya tetap berputar-putar dipermainkan air. Setelah itu, kami pun bersiap untuk acara barbeque yang kami rencanakan. Dan mengakhirinya dengan perasaan puas dan kekenyangan.

** Clouds El Moon ** Clouds El Moon **

 

 

***AUTHOR POV***

Pagi itu di dorm SHINee, member SHINee sibuk membangunkan diri mereka masing-masing untuk memulai hari dengan jadwal pertama mereka pagi itu. Sebelum mandi dan menyiapkan keperluan, tak lupa mereka sarapan yang seperti hari-hari sebelumnya, disiapkan oleh Key.

Mereka makan dalam diam. Sampai akhirnya Onewlah yang memulai angkat suara, “Key, selesai sarapan aku ingin bicara padamu,” suasana ruang makan yang hening semakin terasa asing dan sulit ditafsirkan. Mereka saling berpandangan satu sama lain.

“Ne, hyeong,” tanggap Key spontan.

Setelah sarapan selesai, Key menghampiri Onew yang baru saja akan masuk dalam kamar, “Hyeong, tadi katanya ada yang ingin kau bicarakan. Apa itu?” tanya Key tanpa basa-basi.

“Oh ya, ya. Tapi tidak disini,” kata Onew dingin.

Badannya berbalik arah menuju pintu depan. Setelah memakai sepatu, Onew keluar dorm diikuti oleh Key.

Onew membawa Key keluar gedung dorm. Sambil berjalan kecil disepanjang trotoar, Onew memulai pembicaraannya, “Waeyo, Key?” Onew berkata sambil menghembuskan nafas gusar. “Kenapa kau lakukan ini?”

Key dibuat kebingungan. Dia mencari arti tatapan hyeong-nya, “Apa maksudmu?”

“YA! Kenapa kau memandang Hyerin dengan tatapan seperti kemarin? Berikan aku alasan tepat yang bisa menjelaskan kenapa aku selalu menagkapmu memperhatikan Hyerin?”

“eh, eum.. Aku tidak punya maksud lain. Apa aku salah jika menatap lawan bicaraku?” Key terdengar gugup.

“Ani,” Onew menggeleng. “Kibum. Kim Kibum,” Kibum mendongakkan kepalanya menatap Onew yang berkacak pinggang saat menyebut namanya, “Aku tahu apa yang aku lihat. Tapi, aku ingin mendengarnya sendiri dari mulutmu dan semoga apa yang aku pikirkan salah,” mendengar kata-kata Onew, Key menghentikan langkahnya.

“Aku gak ngerti. Pagi-pagi gini, hyeong sudah bicara ngawur. Tapi kalau memang yang kau maksud adalah perasaanku pada Hyerin, aku akan jawab, ‘ya, aku memang memberikan perhatian lebih padanya.’.”

Setelah berkata demikian, Key sibuk mengetik sejumlah huruf pada aplikasi message di ponselnya. Intinya, dia mengajak seseorang ke suatu tempat.

“Sudah ya, hyeong. Aku mau pergi dulu. Nanti aku akan langsung ke tempat latihan,” Key meninggalkan Onew yang kebingungan yang mungkin sedang membatin dalam hati, ‘Mungkinkah akan ada masalah baru yang melanda SHINee lagi?’

** Clouds El Moon **

Disisi lain, rumah berkonsep minimalis nan luas yang ditempati oleh pasangan Minho dan Hyerin terasa semakin hangat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Perasaan mereka seperti memenuhi seluruh isi ruangan rumah tersebut.

Di dalam kamar, Hyerin tengah membenahi pakaiannya sambil duduk bercermin di depan meja rias. Minho yang baru bangun terlihat dari sudut cermin. Ia menghampiri istrinya, mengaitkan kedua tangannya di leher Hyerin, dan mengecup pipinya dalam-dalam.

“Mau kemana pagi-pagi begini? Kok udah rapi?” tanya Minho. Kali ini dia duduk di atas meja rias.

“Oh, itu loh Kibum oppa. Tadi selesai mandi, aku lihat di ponselku ada pesan darinya. Dia memintaku ke Coffee Shop dekat SM Office (ada gak sih sebenarnya? Aku belum reservasi tempat masalahnya =.= #ngek). Katanya ada yang ingin dia bicarakan,” jawab Hyerin sambil merapikan ikatan rambutnya.

“Hah? Tumben sekali. Biasanya pagi-pagi begini dia sedang sarapan atau mengurus keperluan untuk latihan dan syuting,” Minho mendongak menatap langit-langit, “Kira-kira apa ya yang ingin dia bicarakan padamu,  jagiya?” tanya Minho lagi.

“Entahlah. Mungkin sekarang dia sudah memiliki seorang yeoja, tapi malu membahasnya dengan kalian. Makanya dia memintaku bertemu,” terka Hyerin asal.

“Oh ya, mungkin juga,” Minho mengangguk setuju. “Mau kuantar?”

“Anio. Tidak usah. Lebih baik sekarang kau mandi, setelah itu sarapan. Sarapannya sudah aku siapkan di meja makan. Keperluan syutingmu juga sudah rapi dalam tas di samping tempat tidur,” komando Hyerin sambil memakai sepatu. “Jangan terlambat, ya. Kalau kau butuh sesuatu lagi, hubungi aku. Nanti akan kuantarkan,” tambah Hyerin seraya mengecup pipi Minho. Minho pun membalas dengan mengusap helai rambut Hyerin lembut.

“Hati-hati!” kata Minho mengingatkan. Hyerin menoleh dan tersenyum pada Minho.

** Clouds El Moon **

Di Coffee Shop yang Hyerin maksud, telah duduk seorang Key yang terlihat gugup sambil memutar-mutar ponselnya. Ada guratan cemas di dahinya. Tak lama sosok Hyerin muncul memasuki Coffee Shop. Melihat itu, Key segera melambaikan tangan ke arah Hyerin. Sesuai dengan manner yang berlaku, Key membantu Hyerin menarik kursinya dan kemudian mendorong kursi itu mendekat ke meja sesaat setelah Hyerin duduk. Lalu memanggil waittress.

“Kau mau minum apa?” tanya Key.

“eum, Hot Chocochino, please!” jawab Hyerin dengan nada sopan. “Loh, Kibum oppa tidak memesan?” tanya Hyerin ketika sadar Key hanya memesan untuk dirinya.

“Sudah tadi.”

“Oh ya, apa yang ingin oppa bicarakan?” tanya Hyerin.

“Ah, bukan sesuatu yang penting. Santai saja,” kata Key dengan nada yang kaku. “Oh ya, bagaimana keadaanmu sekarang? Apa kau bahagia dengan Minho? Apa kalian masih suka berantem?” tanya Key ketika dia mulai merasa bahwa suasana butuh sedikit pencairan.

“Wah, keadaanku baik sekali, oppa. Kalau dipikir-pikir, aku tidak pernah merasa sebaik ini,” Hyerin menghembuskan napas sebelum melanjutkan kata-katanya. “Dan tentu saja aku bahagia denga Minho karena hubungan kami sedang dalam masa hangat-hangatnya,” jelas Hyerin tepat di saat waitress datang membawa pesanan Hyerin.

“Satu hot chocochino?” tanya waitress tersebut memastikan.

Begitu dilihatnya waitress itu pergi, Hyerin melanjutkan perbincangannya lagi. “Oh ya, kenapa oppa bertanya hal seperti itu? Aku hapal sekali, bukan sifat oppa untuk berbasa-basi. Langsung saja ke pokoknya. Jangan membuang waktu berhargamu, oppa!”

“Tidak ada yang namanya membuang waktu, jika aku menghabiskannya untuk ada di dekatmu,” Key mulai terdengar serius.

Hyerin menyesap hot lattenya, dan dengan sikap yang tenang, ditanggapinya pernyataan Key. “Oppa, semua member SHINee pernah berkata begitu padaku kok. Jadi, jangan pikir bisa merayuku, ya.”

“Anio. Aku serius, Hyerin­-ah. Sejujurnya, aku berharap kau punya hubungan yang tidak baik dengan Minho.

Dibulatkannya mata Hyerin. “Oppa, kenapa sih tiba-tiba berubah?” Mendegar itu, Key segera menangkupkan tangannya pada punggung tangan Hyerin. “Oppa, apa-apaan ini? Tidak baik dilihat banyak orang. Kau ini seorang public figure dan rentan dengan sorotan massa.”

Hyerin menarik tangannya paksa, ketika Key berkata, “Hyerin, apa kau tidak sadar bahwa selama ini akulah yang selalu di sampingmu? Aku yang mengetahui penyakitmu, aku yang merawatmu, bahkan aku yang mengajarkan Minho untuk menjagamu? Tidakkah kau ingat itu? Aku hampir gila, Hyerin-ah.”

“Lama-lama aku yang menggila,” celetuk Hyerin pelan. “Oppa, kau harusnya sadar bahwa sekarang aku sudah memiliki Minho,” lanjut Hyerin.

Dan dengan suara yang bisa Hyerin kontrol, dia berkata, “sudah saatnya oppa melihat keluar. Yeoja di dunia ini bukan hanya Hyerin saja, kan? Carilah yeoja yang menurutmu tepat untuk kau jaga dan hiduplah bersamanya. Tapi, yang jelas yeoja itu bukan aku karena aku sudah menjadi milik Minho,” Hyerin melanjutkan kata-katanya dengan bijaksana.

Lalu, Hyerin bangkit dari bangkunya, beranjak untuk pergi. Dengan cepat Hyerin berjalan keluar dari coffee shop tersebut, tapi Key mengejarnya dan menarik tangan pergelangan tangan Hyerin.

“Hyerin­-ah, salahkah aku punya perasaan cinta padamu?”

“Ani. Cinta itu tidak pernah salah, oppa. Hanya saja, terkadang sasarannya yang kurang tepat. Lagipula, aku pikir perasaan oppa padaku itu bukan cinta, melainkan rasa simpatik yang sejatinya ada karena aku dulu membutuhkan simpatik dari orang-orang yang ada di sekitarku.” Hyerin mencampakan pelan tangan Key.

“Hyerin­-ah!!” panggil Key.

“Sudahlah. Bukankah oppa ada jadwal latihan dan syuting? Pergilah! Jangan terlambat,” dengan senyum, Hyerin melambaikan tangannya dan berjalan ke arah yang berlawanan dengan tujuan Key.

** Clouds El Moon **

“Key, kau dari mana saja? Kau terlambat lima menit,” tegur Jonghyun, menyadari kedatangan Kibum.

“Mianhae, tadi taksi agak lama,” dusta Key sambil melepas  mantelnya.

“Ya sudah, sekarang sudah lengkap. Ayo, kita mulai latihannya!” ajak Onew dan tape recorder pun dinyalakan. Semuanya terlihat melakukan bagiannya dengan sangat baik, tapi dibagian tertentu Key terlihat tidak fokus.

Setelah satu jam belatih, mereka pun memutuskan untuk istirahat sejenak. Key mengambil tempat di pojok ruang latihan, dan keempat member SHINee yang lainnya menghampirinya.

“Ada apa, Key? Tidak biasanya kau kehilangan konsentrasi seperti ini. Ada masalah?” tanya Jonghyun.

“Eum.. Nothing,” jawab Key lesu.

“Oh ya, bukankah kau tadi habis bertemu Hyerin? Kalian bicara apa? Apa dia mengatakan sesuatu yang tidak baik makanya kau lesu begini?” tanya Minho seraya mengelap kelingat di dahinya. (Author mau ngelapin keringatnya dong #Plakk)

“Tidak. Kau tahukan, Hyerin bahkan hampir tidak pernah berkata kasar sekalipun Ia sedang merasa sangat kesal?” kata Key berkelit. “Sudah. Tidak usah pedulikan aku,” Key mendorong wajah Onew yang makin lama semakin dekat hingga menyisakan jarak 5 cm saja dari hidungnya.

Drrtt.. Drrt.

            Hello.. Hello.. (Ini sih ringtone hp saya XD Ed busyeng ini lagu jaman kapan, ye? XD)

Suara ringtone Key bergema  di seisi ruang latihan. Key menarik tasnya dan mengeluarkan ponselnyad dari dalam. Ia pun membaca isi pesan yang masuk.

From: Appa

            Kibum, eomma dan appa merindukanmu. Bisakah kau menyempatkan pulang hari ini. Eomma-mu sedang sakit, jadi appa pikir eomma-mu akan merasa lebih baik, jika melihatmu. Dan eomma-mu bilang, ada yang ingin dia bicarakan denganmu.

 

Setelah membaca isinya, Key terlihat berpikir. Seperti biasa, keempat member SHINee yang lain akan saling menatap.

“Dari siapa, hyeong?” tanya Taemin.

“Umm.. Appa.”

“Apa katanya?” kali ini Jonghyun yang bertanya sambil memukul belakang kepala Taemin yang tiba-tiba tertawa sendiri saat memandangi layar ponselnya.

“Aku harus pulang ke Daegu. Eomma sedang sakit. Bolehkah aku tidak ikut syuting hari ini?” nada suara Key merendah.

“Ya sudah, nanti aku akan bilang pada Manager hyeong. Pergilah!” kata Onew dengan jiwa kepemimpinannya yang bijaksana. (Hello!! Kenapa aku membuat Onew mengalahkan karisma Minho begini??! TT___TT)

Akhirnya, Key beranjak bangun dari lantai dan merapikan barang-barangnya. “Oh ya, Minho. Bolehkah aku meminjam mobilmu selama beberapa hari?”

Minho mengangguk dan melempar kunci mobilnya ke arah Key, “pakailah. Tapi, apa kau yakin bisa menyetir dengan keadaan galau begini?” (Di Korea, galau juga berlaku, ya? =.=”)

Mendapat jawab dengan anggukan, Minho pun mencoba percaya pada Key. Kemudian, sosok Key berangsur menghilang dari pandangan mereka, membuat Minho, Jonghyun, Onew, dan Taemin berucap, “semoga di Daegu dia bisa mendapatkan yeoja.”

** Clouds El Moon ** Clouds El Moon **

 

 

Eotte? Eotte?

Ceritanya masih kurang nampol ye? Ahaha.. Ya iyalah, namanya juga appetizer, istilahnya ya pembukaan gitu =.=”

Eh eh eh, karena ini chronicles, boleh dong kalau di part-part selanjutnya cerita tentang Min-Hye couple agak banyak. Hohoho.. tapi, tenang aja, gak bakal melenceng jauh kok J

Pokoknya, semoga kalian semua terhibur ya? ^_^

Maaf kalau kalian menemukan typo. Aku udah koreksi bbrapa kali, tp klo ternyata ada yg terlewat, maklumin ya ^^

Oke deh, harap commentnya soalnya aku ga bisa napas tanpa comment (lebeh =.=”) karena menurut semboyan kita comment like oxygen dan bagi saya adalah cara kamu berkomunikasi dengan authornya.

Pai.. Pai ^^

Pyong ^_^

©2011 SF3SI, Ji I-El.

Officially written by Iza, claimed with her signature. Registered and protected.

This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction

Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!

Advertisement