Don’t Touch My Girl – Part 5

Tittle : Don’t Touch My girl (part 5)

Author: Pupuh, @pupuhmaknae

Maincast : Lee Taemin , Jung Seohye , Choi Yuna

Main cast : Kang Sora , Kim Ki Bum (Key) , Lee Jin Ki (Onew) , Kim Jonghyun, Im Yoona  (Marga di ganti jadi Lee), Lee Jonghyun.

Length : chaptered

Genre : romance, Family

Rating : PG-15

Summary : Seohye yang awalnya hanya menjalin hubungan palsu dengan Taemin di depan orang tua mereka , agar tidak di masukan kedalam perjodohan bodoh yang di janjikan kepada mereka. Namun apa daya , ternyata orang tua mereka berteman , dan merekalah yang nantinya akan di jodohkan. Apakah mereka akan tetap bertahan walaupun menjalani hubungan tanpa cinta ? atau perlahan cinta itu akan tumbuh ? Kita lihat saja nanti….***

SEOHYE POV

Sudah seminggu sejak kejadian waktu itu. Ketika Kai datang menghampiri kami dan untuk pertama kalinya aku melihat Taemin membentak seseorang dan menangis seperti waktu itu.

Sesungguhnya aku mempunyai beberapa pertanyaan yang ingin aku ajukan kepada Taemin. Tapi, aku tidak yakin bisa mengutarakannya ketika aku bersamanya. Aku terlalu takut untuk mencampuri urusannya. Bagaimanapun seseorang harus tetap mempunyai privacy walaupun aku itu tunangan Taemin bukan?

Bahkan perlajaran Kim Saem pun tidak menarik perhatianku sama sekali, aku terlalu sibuk dengan pikiranku. Ya.. memikirkan Taemin.

“Eh..eh.. kau tau tidak? Taemin sekarang sudah mempunyai yeojachingu”

“Jinjja? Siapa yeoja beruntung itu?”

Aku langsung terkesiap dan sedikit melirik ke arah yeoja yang sedang berbisik –agar tidak terdengar Kim saem, walaupun masih bisa terdengar olehku-. Aku langsung memasang telinga agar bisa menguping pembicaraan teman sekelasku itu dengan baik

“Rumor yang kudengar adalah Yuna, anak pindahan dari Jepang. Dan katanya lagi, dia mantan pacarnya Taemin” ujar yeoja itu sambil berpura-pura menulis sesuatu di kertas sambil sesekali melirik ke arah Kim saem

“Aish, aku sudah menyangka. Tapi jika kulihat mereka pasangan yang serasi. Bagaimana menurutmu?” tanya yeoja yang berpostur rendah namun berwajah imut itu kepada teman sebangkunya

“Kurasa juga begitu. Bayangkan saja? Yuna itu sangat cantik dan manis. Tidak begitu buruk di sandingkan dengan Taemin yang merupakan pangeran di sekolah ini. Oh iya apa kau sudah dengar  gosip yang beredar minggu lalu?”

“Apa?”

“Mereka berciuman di taman” jawabnya sambil menyipitkan matanya untuk menambah kesan  “wow”  yang sedang di ceritakannya

Aku menutup mataku dan menghirup nafas panjang. Apa aku harus mempercayai gosip yang beredar itu? Atau aku tetap teguh dengan pendirianku jika Taemin akan menjaga kepercayaan yang ku berikan. Jujur saja aku sudah muak dengan semua berita yang beredar.

Tanpa sadar aku meremas pulpenku kuat, dan menghentakan ujung pulpen itu ke buku catatanku yang masih polos tidak terisi tulisan apapun selain garis-garis yang merupakan batas penulisan yang terdapat disana.

Apa aku harus menanyakannya kepada Taemin?

“Haah…” aku kembali menghela nafas

Sepertinya aku sudah mulai muak dengan gosip aneh yang beredar. Ku harap itu hanya rumor.

Ya..

Semoga….

***

AUTHOR POV

Seohye  duduk termenung di tempat duduk yang terletak di sisi koridor sekolah. Bahkan ke kantinpun ia tak berselera, bukan karna ia kenyang atau tidak punya nafsu makan sekarang. Bahkan perutnya sudah meronta untuk di isi. Hanya saja ia malas mendengar pembicaraan siswa-siswi di kantin. Bayangkan saja, hampir sebagian besar dari mereka membicaran kedekatan antara Taemin dan Yuna.

“Igo…”

Seketika lamunan yeoja berwajah manis itu buyar ketika melihat seseorang menyodorkan beberapa makanan –berupa kue dan air mineral- untuknya.

“Owh, Sora-ya. Waaah!! Gomawo!” ujar Seohye seperti mendapat undian kaget ketika teman sebangkunya atau yang sudah di anggapnya sahabat membawakan ia makanan di saat-saat seperti ini.

“Ada apa denganmu? Tidak biasanya kau menolak ajakanku ke kantin. Jadinya aku membawakanmu roti isi coklat kesukaanmu. Aku tau kau lapar.” Ujar Sora di susul tawa renyahnya

Seohye tidak menjawab pertanyaan Sora, mulutnya sekarang lebih memilih untuk menghabisi roti pemberian dari sahabatnya itu. Sepertinya ia menyadari  kalau ia benar-benar lapar. Bahkan ia berpikir dan berharap bisa melaksanakan sarapan pagi rutin. Ia pasti bisa tahan jika tidak makan di kantin ketika di sekolah, terkecuali kalau ada pelajaran olahraga.

“Gomawo, kau memang teman sejatiku” ujar Seohye dan sedikit menepuk pundak Sora, Sora mengangguk dan kembali menatap Seohye yang sedang menghabis roti pemberiannya.

“Seohye-ya” panggil Sora tiba-tiba

“Ung” Balas Seohye dengan gumaman kecil

“Mengenai Minho. Apa kau benar-benar menolaknya?” tanya Seohye yang sedikit berhati-hati bertanya –takut Seohye akan tersinggung-

Seohye langsung menelan roti yang ia kunyah dengan cepat lalu meminum sedikit air mineral yang ia pegang.

“Mungkin aku tidak menolak Minho secara langsung, kurasa ia yang mengundurkan diri untuk mendekatiku. Lagipula aku tidak bisa menerimanya, bahkan aku tidak memiliki perasaan apapun terhadapnya” jelas Seohye kepada sahabatnya itu.

“Apa kau tidak bisa membuka hatimu untuknya? Ayolah, buka matamu Seohye! Kau tau siapa Choi Minho? Bahkan sebagian besar siswi di sekolahpun akan sangat merelakan dirinya jika menjadi simpanan Minho, sedangkan kau? Kau malah menolaknya” ujar Sora sedikit frustasi dengan sahabatnya, karna ia sangat mencemaskan Seohye dengan status “jomblo” nya yang sekarang.

Bukan karna ia takut kalau Seohye itu berpaling menyukai sesama jenis atau yang lainnya. Sama sekali tidak. Ia hanya ingin melihat sahabatnya itu tersenyum dan bisa mendengar curhat Seohye tentang namja yang ia sukai seperti para gadis pada umumnya. Tapi sekarang? Jangankan untuk membicarakan namja, bahkan namja yang mendekatinya saja ia hiraukan.

Jika ia ingin, bisa saja ia menjodohkan Seohye dengan teman lelakinya. Sayangnya sampai saat ini, ia tidak mempunyai teman yang bisa atau pantas di sanding dengan Seohye sang putri Sekolah.

“Aku hanya merasa, Minho bukan soulmateku” ujar Seohye santai sambil menunjukkan senyumnya

“Terserah kau saja, aku sudah memberitahumu.” Kini Sora hanya menghela nafas, bahkan Minho yang bisa di bilang durian runtuh bagi Seohyepun di tolaknya mentah-mentah. Tapi itu menurut Sora. Menurut Seohye? Siapa tahu?

Seohye meminum air mineral setelah ia menghabis roti pemberian Sora, sementara Sora sedang melihat ke sekelilingnya menatap murid berlalu lalang dan bahkan ada beberapa yang tengah asik berbicara.

Seketika pandangannya terhenti ke arah halaman sekolah. Bukan, mungkin bisa di bilang di tepi halaman, karna objek yang sedang ia lihat itu sedang berdiri di tepi lapangan yang sedikit lebih redup.

“Taemin?” ucap Sora pelan. “Ah.. apa yeoja itu yang bernama Yuna?” tanyanya entah kepada siapa

Seohye sedikit tersentak mendengar celetukan teman sebangkunya, ia melihat arah tatapan Sora untuk menghilangkan rasa penasarannya.

Ia menghirup nafas dalam ketika melihat kejadian yang terjadi di depan kedua matanya. Taemin sedang berdiri sambil mengacak puncak kepala Yuna. Senyum terkembang di wajahnya, bahkan ia memberikan senyum tulus itu kepada Yuna. Sementara Yuna? Ia hanya tersenyum malu dan wajah yang merah merona dengan entah apa yang Taemin ucapkan.

“Pasangan yang serasi”

Seohye langsung melihat Sora yang baru saja menyerukan kata yang sangat menyesakan  baginya.

Serasi?

Ya, itu memang benar. Taemin terlihat serasi dengan Yuna. Bahkan Yuna terlihat cantik dengan bando yang ia pakai. Menambah kesan imut untuknya. Dan Taemin, ia sangat tampan dengan rambut yang sering di pakai oleh para ulzzang korea.

Apa ia akan terlihat seperti Yuna jika ia berdampingan dengan Taemin? Apakah ia juga bisa terlihat begitu serasi dengan Taemin?

Seohye menggigit bibir bawahnya. Terlintas di pikirannya semua gosip tentang Taemin dan Yuna yang sempat terdengar olehnya. Berpelukan? Mencium pipi? Berciuman di taman? Bahkan ada yang bilang jika Taemin memberi Yuna hadiah valentine. Seohye hanya bisa berharap jika itu hanya gosip belaka. Ia tetap bertekad jika Taemin tidak mengkhianatinya. Tapi sebesar apapun tekad itu, tetap saja ada rasa cemas yang menggeluti pikirannya.

Apa sifat playboy Taemin kembali ?

***

AUTHOR POV

Taemin menyandarkan tubuhnya di bawah pohon rindang dan sesekali ia bersenandung menyanyikan lagu yang mengalun dari headset yang tersambung dari pemberian Seohye. Tangannya menggenggam ipod tersebut dan meletakkannya di atas perutnya seolah-olah ia takut barang itu akan hilang.

“Taemin-ah”

Samar-samar ia mendengar suara orang memanggil, walaupun hanya sekedar seperti gumaman karna telinganya yang sedang sibuk mendengar lagu.

Taemin membukanya dan melihat Yuna sedang menggunakan bando putih yang ternyata adalah hadiah valentine yang ingin ia berikan kepada Seohye. Namun Taemin tidak memungkiri jika yeoja yang di depannya cukup untuk membuatnya Taemin panas dingin ketika melihatnya.

Taemin langsung bangkit dari posisinya dan membalas senyum Yuna yang kini terlihat lebih cantik dengan bando itu.

“Otte? Bagaimana?” tanya Yuna sambil membenarkan letak bando yang ia pakai, meskipun bando tersebut masih terpasang dengan rapi di rambutnya.

Entah apa yang membuat Taemin melakukannya, atas nalurinya sendiri ia mengacak poni Yuna sehingga membuat poninya sedikit berantakan. Namun Taemin kembali membenarkan letak poninya dengan jari-jarinya.

“Kau sangat cantik” ujar Taemin tulus

Langsung saja wajah Yuna memerah, ia menundukkan kepalanya agar Taemin tidak bisa melihat wajahnya. Namun Yuna senang mendengar pujian Taemin, terbukti dengan bibir yang tertarik mengukir sebuah senyuman.

Setidaknya menurut Yuna, ia bisa membuka sedikit pintu untuk hubungannya dengan Taemin nantinya.

***

Seohye membersihkan wajahnya dan langsung memandang kaca yang tersedia di toilet wanita di sekolahnya. Titik titik air yang mengalir di wajahnya mungkin bisa menutupi air matanya. Tapi hati? Ia tidak bisa menyangkalnya, jika ia cemburu kali ini. Bukan cemburu seperti tempo hari yang lalu, namun rasa sakit yang ia rasa sekarang jauh lebih besar. Jika saja ia mempunyai teman curhat yang bisa mendengar segala keluh kesahnya. Andai saja semua orang tau Taemin itu tunangannya. Andai saja Yuna Tak kembali ke hadapan Taemin dan andai saja ia bisa menahan kepercayaan kepada Taemin.

Seohye tersenyum miris.

Baru saja ia ingin mengambil tisu yang ada di samping kaca toilet, namun ia baru menyadari jika kotak yang disediakan untuk menyimpan tisu bagi murid perempuan itu sudah habis dan bersih hanya tersisa kotak berwarna biru bening itu.

“Ini untukmu”

Seohye melihat tisu yang yang di sodorkan oleh tangan seseorang, segera saja ia menoleh ke arah pemilik tangan tersebut. Selama lima detik Seohye mematung menatap gadis yang menyodorkan tisu untuknya. Gadis yang baru saja menggeluti pikirannya tadi sekarang berdiri di hadapannya dan menawarkan tisu untuk dirinya dengan senyum manis yang mungkin bisa membuat lelaki mana saja luluh. Choi Yuna.

“Tidak usah malu-malu” ujar Yuna membuyarkan lamunan Seohye

“Ne, gomawo” ujar Seohye kaku, bingung harus bersikap. Jika saja yeoja di depannya itu bukan Yuna, mungkin saja ia akan dengan senang hati menerima tisu itu dan mengucapkan terima kasih dengan tulusnya.

Seohye dengan  ragu mengambil selembar tisu tersebut dari paket tisu yang Yuna bawa. Ia langsung saja mengelap wajahnya yang basah dengan hanya selembar tisu pemberian Yuna dan berencana akan pergi dari toilet secepatnya.

“Namamu Seohye kan?” tiba-tiba saja Yuna bertanya kepada Seohye yang sepertinya sudah selesai dengan pekerjaannya.

Seohye mengangguk pelan tanpa berani melihat Yuna langsung melainkan wajahnya sendiri yang terpantul dari kaca di depannya.

“Kau tau?! aku sangat menganggumimu. Kudengar kau sangat pintar matematika? Bahkan wajahmu sangat cantik dan manis. Sejak pertama kali aku melihatmu, kurasa kau adalah orang yang cocok untuk kujadikan teman ataupun sahabat” ujar Yuna yang terlihat sumringah, berbanding terbalik dengan Seohye yang terperangah kaget mendengar penuturan Yuna.

“Jadi apa kau mau berteman denganku?”

***

SEOHYE POV

Aku menghela nafasku, sekarang aku sudah resmi berteman dengan mantan kekasih tunanganku sendiri. Mungkin ini tidak aneh jika di dengar oleh orang lain, tapi sangat aneh bagiku yang mungkin sekarang sedang –bisa di bilang cemburu- dengan yeoja bernama Choi Yuna itu.

Aku memegang kepalaku yang sepertinya berdenyut. Ku pijat pelipisku berharap denyutan itu akan hilang. Terkadang aku sedikit kesal dengan kondisi tubuhku yang lemah dan tidak boleh terlalu lelah dan bla bla bla. Mungkin akhir-akhir ini aku terlalu banyak pikiran dan sedikit kelelahan.

“Gwenchana?” ujar Sora yang setengah berbisik, karna sekarang sedang berlangsungnya jam pelajaran terakhir

“Aku tidak tau, tiba-tiba pusing sekali” ujarku sambil terus memijat ujung pelipisku

“Aigo.. Apa kau banyak pikiran akhir-akhir ini? Atau kau sering bergadang?” tanya Sora yang terlihat khawatir

Aku tidak menjawab pertanyaan Sora, aku menungkupkan kepalaku dengan tanganku sebagai penyanggahnya.

“Lima menit lagi kita akan pulang. Bertahanlah.” Ujarnya seolah-olah menyemangatiku.

DING DONG DENG

Benar saja, hanya dalam hitungan kurang dari 4 menit bel sudah berbunyi. Sora membantu membereskan peralatan tulisku. Sementara aku tetap pada posisi sebelumnya. Entah kenapa kepalaku terasa sangat berat untuk di angkat.

“Kuantar kau pulang bagaimana?” tawar Sora yang sepertinya benar-benar khawatir

Aku tersenyum tipis mengangguk, ia membopong tubuhku. Aku memeluknya dan menyandarkan kepalaku di bahunya. Bahkan di saat sekarang aku masih sempat terharu dengan perhatian sahabatku ini.

Sepanjang koridor sekolah banyak yang memperhatikanku, bahkan tidak sedikit yang mengatakan ucapan untuk kesembuhanku. Namun aku tidak terlalu melihat sekeliling ketika kami sampai di gerbang sekolah. Kepalaku rasanya semakin pusing, aku harap aku tidak pingsan di sini.

Tiba-tiba saja perutku terasa mual, dan badanku meriang rasanya. Seketika itu rasa dingin melandaku. Pandanganku rasanya perlahan kabur. Bahkan aku kembali memegang kepalaku dan menghentikan langkahku.

“Gwenchanayo?” tanya Sora yang kini membantuku memijat kepalaku

Nafasku rasanya berat, pandanganku semakin kabur. Kepalaku rasanya berputar. Langsung saja aku roboh, untung saja Sora sigap menahanku.

“Seohye-ya!! Irreona.” samar-samar aku mendengar suara Sora memanggilku

“Seohye-ya!! Gwenchanayo?” aku kembali melihat kearah suara itu, kulihat bayangan itu. Itu bukan Sora.

“Taemin?” ujarku lemah

Aku merasakan seseorang memelukku, entah siapa yang memelukku. Mataku rasanya berat sekali. Rasanya aku ingin tidur. Gelap.

***

AUTHOR POV

Taemin langsung bingung ketika Seohye benar-benar pingsan. Sementara Sora? Ia mematung ketika melihat Taemin yang tiba-tiba datang dan langsung menarik Seohye kepelukannya.

“Sebaiknya kita antar dia kerumah.” Ujar Taemin yang sepertinya menyadari Sora yang terlihat bingung dengan kondisi sekarang

“Oh ye.. ye..” ujar Sora yang mulai sadar dari lamunannya.

Taemin langsung menggendong Seohye menuju Rumah tunangannya itu dan kemudian di ikuti Sora dari belakang.

***

Ketika sampai di depan rumah Seohye, Taemin langsung saja memencet kode nomor rumah Seohye sehingga pagarnya terbuka. Ia langsung masuk dan membuka pintu rumah keluarga Jung dan langsung membaringkan Seohye di ruang tamu.

Sora yang sedari tadi mengikuti Taemin mematung. Banyak hal yang bergelut di pikirannya sekarang. Mengingat Taemin yang sepertinya sudah sangat hapal kode rumah Seohye (bahkan bisa di bilang di luar kepala), dan yang menjadi tanda tanya besar. KENAPA TAEMIN DAN SEOHYE BISA KENAL SATU SAMA LAIN?

Taemin langsung saja masuk ke dapur dan mengambil beberapa obat untuk di minum oleh Seohye ketika ia sadar nanti. Keringat sudah mulai bercucuran mengingat tadi ia sedikit tergesa-tergesa menggendong Seohye agar cepat sampai di rumah.

Ketika Taemin kembali ke ruang tamu. Ia melihat Sora merapikan seragam Seohye yang sedikit kusut. Langsung saja Sora terlonjak ketika melihat Taemin datang.

Tanpa memperdulikan Sora yang terlihat takut, Taemin langsung mengobrak-abrik tas Seohye dan ketika ia menemukan telepon genggam tunangannya. Langsung saja ia mencari kontak dan menelfon seseorang di sana.

“Yoboseyo” ujar seseorang di telfon, meskipun tidak terlalu keras. Tapi masih bisa di tangkap oleh Sora yang masih duduk mematung melihat Taemin yang sedang asik mengotak-atik handphone sahabatnya yang di anggapnya tidak sopan.

“Seohye? Ada apa kau menelfon umma?”

“Ahjumma mian. Ini Taemin”

“Owh, Taemin? Apa kabarmu? Kenapa kau menelfonku menggunakan handphone Seohye? Apa kau sedang bersamanya?”

“Sebenarnya ahjumma, Seohye sedang pingsan sekarang”

“Mwo? Aigo. Sekarang aku sedang diluar kota. Bisakah kau menjaganya hari ini. Mungkin besok ahjumma dan ahjussi baru bisa pulang”

“Ne, arasso”

“Terima kasih Taemin, Aku percayakan Seohye kepadamu”

Klik.

Telfon terputus. Taemin kembali memasukan handphone Seohye ke dalam Tas yang sudah ia bongkar tadi. Ia memandang wajah Seohye sebentar dan membungkuk untuk merapikan rambut tunangannya itu.

“Mian…”

Taemin mengalihkan pandangannya ke arah Sora, ia lupa jika sekarang ada sahabat tunangannya yang menyaksikan semua kejadian ini.

“Sebenarnya hubunganmu dengan Seohye itu..?” Sora sedikit menggantungkan kalimatnya, takut jika ia salah berucap

Taemin tersenyum tipis, senyum yang dapat meluluhkan yeoja yang melihatnya. Bahkan Sorapun sempat terpukau oleh senyum itu.

“Sebaiknya kau langsung dengar saja dari Seohye. Aku tidak ingin kau salah paham jika aku yang menjelaskan. Lebih baik sekarang kau membantuku membawa Tas Seohye. Karna sekarang aku ingin memindahkannya ke kamar” ujar Taemin yang sepertinya sudah siapa ingin menggendong Seohye.

Sora mengangguk lalu mengambil tas dan tak lupa obat yang di bawa oleh Taemin tadi. Taeminpun menggendong tubuh Seohye dan membawa tunangannya itu ke kamar.

***

“Euuumh…”

Sontak Sora yang saat itu sedang menunggu Seohye, langsung terlonjak mendengar lenguhan sahabatnya itu.

“Seohye-ya?” ujar Seohye sambil memandang Seohye cemas berharap kalau sahabatnya itu benar-benar sudah sadar.

Benar saja. Beberapa detik kemudian Seohye membuka matanya meskipun sayu itu bisa membuat Sora sedikit tenang. Setidaknya Seohye sudah sadar dari pingsannya.

“Apa aku pingsan?” tanya Seohye lemah

Sora mengangguk pelan, ia langsung mengambil segelas air putih di samping tempat tidur  dan memberikannya untuk Seohye.

Seohye menerimanya dan meneguk air putih tersebut walaupun tidak terlalu banyak.

Tiba-tiba saja Seohye teringat ketika dia hampir pingsan tadi. Jika itu bukan mimpi kalau tadi Taeminlah yang menolongnya, kemungkinan besar Sora sudah mengetahui semua rahasia yang sudah ia dan Taemin sembunyikan.

“Oh iya, Taemin bilang dia sedang ganti baju di kamar sebelah” ujar Sora pelan

Seohye tertohok mendengar ucapan Sora. Ia menelan ludahnya dengan susah payah. Apa dugaannya benar?

“Jadi itu benar Taemin?” ujar Seohye dalam hati

Seohye memandang Sora yang tampaknya enggan menatap dirinya. Seohye merasa kalau Sora marah padanya karna menyembunyikan hal yang sangat penting itu. Tapi itu hal yang wajar. Siapa yang tidak marah jika sahabat sendiri tidak memberitahukan kepada kalian jika ia sudah bertunangan dengan pangeran sekolah?

“Kau sudah mentahuinya?” tanya Seohye hati-hati

“Mengetahui untuk apa?” balas Sora yang tetap enggan melihat Seohye

“Taemin” jawab Seohye singkat

“Ani” balas Sora

Seohye menggigit bibir bawahnya. Gugup. Bingung. Cemas. Itu lah yang ia rasakan sekarang ketika Sora yang sedang meminta penjelasan atas semua kejadian yang di lihatnya hari ini.

“Taemin sebenarnya…”

Seohye berucap ragu, sementara Sora kini sudah mulai memandang wajah Seohye sambil memincingkan matanya.

“Sebenarnya dia adalah tunanganku” ujar Seohye dengan intonasi yang memelan bahkan seperti bisikan ketika ia menyebut ‘tunanganku’

Sementara Sora. Ia membuka mulutnya, menganga lebar dan membulatkan matanya. Bahkan rasanya ia ingin sekali mengguncang tubuh Seohye untuk meyakinkan jika Seohye tidak salah berbicara.

Seohye menundukan kepalanya masih belum berani menatap Sora. Bahkan dia tidak melihat bagaimana ekspresi Sora sekarang. Ia takut jika sahabatnya akan benar-benar marah kepadanya.

“Kyaaaaaa…..”

Langsung saja Seohye melotot ketika Sora memeluknya, sementara Sora memeluk Seohye dengan eratnya sehingga orang yang di peluknya kini sesak karna tubuhnya yang di himpit, bahkan tidak peduli jika orang tersebut dalam keadaan lemas.

“Kenapa kau tidak memberitahuku? Kau tau aku benar-benar senang mendengarnya. Chukae~” Suara cempreng sora kembali terdengar, Senyumnya kembali ketika ia melepas pelukannya

Seohye langsung saja menghirup nafas dalam-dalam dan kemudian tersenyum lagi ketika Sora kembali memeluknya namun tidak seerat sebelumnya

“Kau tidak marah?” tanya Seohye lalu di balas dengan gelengan dari Sora

“Tidak ada gunanya bukan? Semua itu sudah terjadi” ujar Sora di susul tawa renyah dari keduanya

Tok tok tok…

Klek.

Seperti biasa Taemin masuk tanpa menunggu jawaban dari pemilik kamar terlebih dahulu. Ia tersenyum ketika melihat Seohye sudah sadar dan melihatnya tertawa pelan bersama sahabatnya itu.

Taemin memang tidak begitu mengenali sosok Sora yang merupakan teman akrab Seohye, tapi dia cukup mengetahuinya dari cerita-cerita Seohye ketika dulu mereka masih tinggal satu atap.

“Kau sudah sadar? Apa masih pusing?” tanya Taemin sambil mengelus rambut belakang Seohye

“Gwenchana. Ini sudah biasa terjadi. Kau tidak perlu kuatir.” Jawab Seohye di ikuti dengan senyum simpulnya

“Sudah minum obat?” tanya Taemin lagi, lalu di jawab dengan gelengan Seohye

Sora yang sedari tadi memperhatikan keduanya dengan canggung. Kini mulai heran melihat Taemin yang kini sudah tidak mengenakan setelan seragam sekolah, melainkan baju putih bermotif hitam dengan celana jeans panjang

“Maaf Taemin-ssi” ujar Sora kepada Taemin yang sedang membantu Seohye meminum obat. Taemin menoleh Sora ketika yeoja itu memanggilnya.

“Sejak kapan kau mengganti seragammu dengan pakaian yang kau pakai sekarang?” lanjutnya Sora lagi.

Taemin tersenyum simpul kemudian melirik Seohye seolah berkata –apa aku perlu menjelaskan ini?-. Seohye hanya mengangkat bahunya seakan ia membalasnya dengan kata –terserahmu saja-.

“Sebenarnya dulu aku tinggal disini, jadi masih ada beberapa pakaian yang sengaja aku tinggalkan di lemari kamarku. Tapi sekarang aku sudah pindah dan tinggal di apartemen keluargaku” jelas Taemin sedikit padat namun entah itu jelas atau tidak bagi Sora. Sementara Sora hanya manggut-manggut. Meskipun ia ingin mengajukan beberapa pertanyaan, tapi menurutnya ini bukan waktu yang tepat.

Sora memandang Taemin dan Seohye bergantian, ia berpikir jika pasangan ini terlihat sempurna di matanya. Seperti seorang pangeran dan Putri yang terlahir memang untuk di takdirkan berdua. Sangat serasi.

Suasana hening. Ketiga dari mereka tidak ada yang mampu memecahkan keheningan. Walaupun hanya sekedar ungkapan basa-basi di antara mereka. Bahkan Taemin sekarang acuh sambil memainkan handphonenye di depan dua yeoja yang sedang menunduk. Bosan mungkin.

“Sepertinya aku harus pulang”

Seketika itu pandangan mereka baru bertemu, senyum terkembang di wajah Seohye ketika melihat wajah Sora. Namun ia sedikit kecewa karna Sora sudah harus pulang. Padalah ia sedang ingin bercerita mengenai Taemin kepada Sora. Tapi karna Taemin berada di sampingnya, sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat.

“Kenapa cepat sekali?” Seohye memajukan bibirnya tak rela sambil menahan tangan Sora

“Sudah sore, ibuku pasti khawatir. Lagipula bukankah ada Taemin yang menjagamu. Bukan begitu Taemin-ssi?” ujar Sora sambil melirik Taemin, sementara namja berambut coklat kemerahan itu hanya mengangguk.

“Ne baiklah, gomawo atas semuanya” ujar Seohye seraya memeluk sahabatnya itu

“Ne, kalau begitu aku pamit. Taemin-ssi, aku titip Seohye kepadamu. Annyeong” pamitnya lalu berlenggang ke arah pintu dan tak lupa melambaikan tangannya sebelum ia benar-benar lenyap dari hadapan Taemin dan Seohye.

Taemin beranjak dari tempat duduknya dan kini mulai beringsut untuk duduk di samping Seohye yang berada di atas tempat tidur. Ia mengecek suhu tubuh Seohye dengan punggung tangannya lalu tersenyum tipis.

“Aku mengkhawatirkanmu” ujar Taemin

“Mian, Sora jadi mengetahui hubungan kita yang sebenarnya” lanjutnya lagi

“Gwenchana, mungkin cepat atau lambat dia dan bahkan semua orang akan tau” balas Seohye sambil tersenyum

“Aigoo” pekik Seohye sesaat.

Spontan saja Taemin langsung membantu Seohye untuk kembali berbaring. Hal ini sering terjadi jika Seohye sedang sakit. Sakit kepala yang suka datang tiba-tiba. Bahkan pingsanpun itu tidak bisa di elakan jika penyakit Seohye kambuh.

Taemin mengelus kepala Seohye. Sedikit kelegaan yang di terima Seohye ketika Taemin mengelus kepalanya. Pusing di kepalanya rasa sakitnya sedikit menghilang karna pijatan ringan Taemin di kepala dan keningnya. Bahkan Seohye sangat menikmatinya jika saja ia tidak tertidur akibat pengaruh obat yang ia makan.

***

AUTHOR POV

Ketika Seohye membuka matanya, ia merasakan ada yang menyanggah kepalanya. Ketika dia melihat kesamping di dapatkannya Taemin yang juga tertidur dengan lengannya yang menjadi bantal untuk Seohye.

Denyutan di Kepala Seohye tiba-tiba kembali. Ia memegang kepalanya dan meringkuk berharap sakit itu segera pergi.

Taemin yang merasa terganggu karna guncangan di tempat tidurpun membuka matanya, seketika itu dilihatnya Seohye yang memejamkan matanya dengan tangan yang memegang kepalanya. Taemin yang menyadari keadaan sekarangpun langsung memeluk Seohye dan mengelus kepalanya dan terkadang membantu memijitnya berharap bisa mengurangi rasa sakit yang di derita Seohye.

Sekitar lima belas menit mereka masih dalam posisi yang sama, yaitu dengan Taemin yang memeluk Seohye di atas tempat tidur.

“Masih pusing?” tanya Taemin sambil mengelus kepala Seohye

“Ani, tidak separah tadi” jawabnya Seohye masih dengan mata yang terpejam

“Istirahatlah” gumam Taemin lemah, ia kembali mengelus kepala Seohye dan sedikit pijatan lembut di sekitar pelipis.

“Taemin-ah”

Taemin menatap Seohye yang masih memejamkan matanya. Ia menjawab panggilan Seohye dengan gumaman.

“Maaf jika aku lancang. Tapi aku benar-benar penasaran” ujar Seohye dan sedetik kemudian memandang Taemin yang sedari tadi menatapnya.

Taemin mengerutkan keningnya, tidak biasanya Seohye meminta maaf seperti ini. Pikirnya dalam hati.

“Ketika Kai datang kemarin di apartemenmu, kau mengatakan jika kau mempunyai hyung? Sebenarnya apa yang kau sembunyikan? Kenapa kau tidak memberitahuku jika kau mempunyai seorang hyung?” tanya Seohye mulai mengeluarkan unek-uneknya

Taemin bungkam, ia memandang lemah Seohye dan kemudian mengalihkan pandangannya ke segala arah agar ia tidak melihat mata Seohye yang sedang menatapnya sekarang.

“Kau sedang sa..”

“Malhaebwa” potong Seohye, Taemin memandang tunangannya lalu menghela nafas sebentar

“Kau benar-benar ingin tau?” tanya Taemin

Taemin menghembuskan nafasnya lagi, sedikit ragu ingin bercerita meskipun Seohye tunangannya. Seohye yang sedari tadi sudah mulai gelisah karna Taemin tidak kunjung memulai ceritanya.

“Dulu, Ketika umma meninggal waktu aku masih 12 tahun. Aku benar-benar terkejut dengan kabar yang mendadak. Padahal pagi harinya aku masih melihat umma tersenyum dan membuatkan aku, Nuna dan Hyungku sarapan. Namun ketika aku pulang Sekolah, yang kudapat hanya Umma yang tergeletak di ruang tengah sambil memegang dadanya.” Taemin menghentikan ceritanya sejenak dan mulai mengatur nafasnya.

“Dan kenyataan pahit yang kudapat seumur hidupku. Umma meninggal. Dan beberapa tahun kemudian aku baru mengetahui jika penyebab Umma meninggal adalah penyakit jantung yang dia sembunyikan dariku dan juga Nuna berserta Hyungku. Kau tau kenapa Umma tiba-tiba mendapat serangan jantung waktu itu?” tanya Taemin sambil menatap Seohye sendu, Seohye menggeleng pelan. Ia terlalu terfokus dengan cerita Taemin sekarang.

“Appaku ternyata menikah tanpa sepengetahuan Ibuku, dan ternyata Kai adalah anak kandung Appaku. Secara tidak langsung ia telah menjadi adikku. Appa membohongi kami semua selama bertahun-tahun. Bukankah kami sangat bodoh tidak menyadari semua itu?” ujar Taemin sambil tersenyum miris. Seohye mengelus pipi Taemin lembut. Ia sedikit iba melihat Taemin yang tampak rapuh sekarang. Bahkan ia juga merasa hati teriris mendengar setiap kata dari cerita Taemin.

“Setelah Umma meninggal, akhirnya kami tinggal bersama dengan Istri Appa. Semenjak itu, kasih sayang Appa hanya tercurah untuk Kai. Bahkan hyungku pernah meminta sebuah handphone kepada Appa ketika ia sudah kuliah dulu, namun Appa tidak membelikannya. Tapi Kai? Kai yang masih SMP saat itu sudah mendapatkan Motor dari Appaku. ”

“Lalu dimana Hyungmu sekarang?” kini Seohye mulai memberanikan diri bertanya

Taemin tersenyum sekilas dan mencubit pipi Seohye pelan. Taemin sedikit gemas dengan wajah Seohye sekarang. Entahlah, atau mungkin saja ia hanya ingin menghibur dirinya.

“Sepertinya kau benar-benar ingin mengetahuinya, baiklah aku akan menceritakan semuanya.” Ujar Taemin dengan senyum yang terukir di wajahnya, namun malah terlihat miris di bagi Seohye.

“Namanya Lee Jonghyun. Ia lebih tua 7 tahun dariku. Aku tidak tau ia dimana sekarang, yang ku tau hanya ia pergi dengan kekasihnya karna tidak mendapat restu dari Appa untuk menikah. Hyungku nekat pergi meninggalkan rumah. Kabar terakhir yang kudengar, ia sekarang sudah mempunyai seorang anak laki-laki. Andai saja aku bisa melihat keponakanku”

Seohye memandang Taemin sendu, ia menghapus air mata Taemin yang mengalir. Bahkan Taemin sendiripun tidak menyadari dirinya sudah mulai mengeluarkan air matanya.

Seohye mengeratkan pelukannya ke arah Taemin berharap Taemin akan meluapkan emosinya sekarang, itu lebih baik dari pada jika ia pendam.

“Jangan kau tahan, menangislah. Itu akan membuatmu lebih baik” ujar Seohye sambil mengusap kepala Taemin yang membenamkan kepalanya di pundak Seohye

***

“Kau tidak pulang?” tanya Seohye ketika sekarang mereka telah selesai makan malam

“Kau mengusirku?” tanya Taemin menyipitkan matanya

“Ani, hanya saja besok kau harus sekolah. Lagipula kepalaku sudah tidak pusing lagi seperti tadi. Mungkin besok aku akan masuk sekolah” jelas Seohye kepada Taemin yang sedang mencicipi sebuah anggur di meja makan.

“Gwenchana, lagipula baju seragamku tadi sudah ku susun rapi di kamar. Kurasa besok tidak ada masalah. Lagipula aku tidak tega meninggalkanmu sendirian.” Ujar Taemin sambil mengulas senyumnya

Seohye sedikit tersentuh dengan apa yang di ucapkan tunangannya itu. Sepertinya rasa cemburunya pun sudah sedikit menghilang sejak dari tadi. Ia rasa ia terjatuh terlalu dalam perasaannya sekarang. Perasaannya untuk Lee Taemin.

“Gomawo” “Gomawo”

Sontak pandangan mereka bertemu, sedetik kemudian tawa di antara keduanya mulai terdengar.

“Kau ingin berterima kasih untuk apa?” tanya Seohye ketika menghentikan tawa renyahnya

“Untuk semuanya” jawab Taemin singkat, kerutan di kening Seohye mulai terlihat.

Taemin beranjak dari duduknya dan berjalan memutari meja, lalu berhenti ketika dia sudah tepat di belakang tempat Seohye duduk didepan meja makan. Ia langsung memeluk tunangannya dari belakang.

“Karna kau telah mau mendengar ceritaku dan tidak menjauhi seperti temanku yang dulu. Terima kasih kau mau menerimaku” lanjut Taemin lagi semakin mengeratkan pelukannya

“Nado Taemin-ah” balas Seohye sambil memegang tangan Taemin yang melingkar di pundaknya.

***

Taemin berjalan dengan malas di koridor sekolah, ia berpikir andai saja hubungannya dan Seohye tidak di sembunyikan. Mungkin saja sekarang ia akan menghampiri Seohye untuk menghabiskan waktu sebelum bel masuk sekolah berbunyi.

Buk..

Taemin menghempaskan Tasnya di bangku kelasnya. Di susul dengan dirinya yang duduk kemudian memandang malas ke segala pojok ruangan di kelasnya.

“Taemin-ah!!” suara seorang namja yang melengking membuat Taemin mengalihkan pandangannya.

Key dan Onew datang bersama seseorang yang ia tidak ia kenali kini berjalan menghampirinya.

“Taemin-ah. Perkenalkan ini sepupuku namanya Jonghyun. Kim Jonghyun” ujar Key sambil mendorong Jonghyun kedepan Taemin

“Annyeonghaseo Jonghyun Ibnida” ujar Jonghyun sambil tersenyum ramah ke arah Taemin

Mendengar nama Jonghyun, Taemin terdiam seketika. Ia kembali mengingat Hyungnya. Namun Taemin segera menyadari keadaan sekarang, ia berusaha meyakinkan dirinya kalau Jonghyun bukanlah nama yang di miliki Hyungnya seorang.

“Ne, Joneun Taemin ibnida” balas Taemin tidak kalah sopan

“Taemin-ah, Jonghyun murid baru di sini. Namun dia tidak satu kelas dengan kita. Dia masuk di kelas B” Jelas Key sambil merangkul sepupunya itu.

“Jonghyun-ah, kuharap kau bisa cepat akrab dengan Taemin sama sepertiku. Taemin sekarang sedang menjomblo, lebih baik kau kenalkan dia dengan wanita kenalanmu. Aku sedikit khawatir dengannya yang sampai sekarang belum mempunyai kekasih” jelas Onew sambil merangkul Taemin yang ingin sekali menjitak kepalanya karna mulutnya yang bocor itu.

Jonghyun menyipitkan matanya dan memandang Taemin dari atas hingga ke bawah. Taeminpun yang menyadari dirinya sedang di perhatikan pun heran.

“Ada yang salah denganku?” tanya Taemin sambil memeriksa penampilannya

Jonghyun pun tersentak kaget dan menggeleng kepalanya cepat. Taemin sekarang mulai tidak begitu yakin dengan penampilannya karna mendapatkan tatapan dari Jonghyun. Ia pun langsung berpamitan ke toilet.

Benar saja, tidak ada yang salah ketika Taemin menoleh ke arah kaca. Ia merapikan poninya dan ketika memastikan semuanya aman. Ia segera keluar dari toilet khusus pria itu dan kembali ke kelas.

“Taemin-ssi”

Langkah Taemin terhenti seketika begitu melihat Jonghyun di depan pintu WC. Ia sedikit heran melihat namja itu. Apa Jonghyun mengikutinya?

“Ne waeyo?” tanya Taemin sedikit heran

“Ani, aku hanya ingin mengatakan Chukae” ujar Jonghyun dan langsung pergi meninggalkan Taemin tanpa berpamitan terlebih dahulu.

“Changkamannyo. Maksudmu mengucapkan selamat kepadaku itu apa? Aku tidak merasa jika aku memenangkan undian atau memenangkan lomba apapun?” ujar Taemin semakin bingung dengan tingkah sepupu sahabatnya itu

Jonghyun membalikan tubuhnya dan melihat ke kanan-ke kiri. Kerutan di kening Taemin makin dalam melihat tingkah namja di depannya. Setelah memastikan situasi aman, Jonghyun kembali menatap Taemin dan tersenyum ke arahnya.

“Chukae atas pertunanganmu”

“Eh?”

TBC

©2011 SF3SI, Freelance Author.

Officially written by ME, claimed with MY signature. Registered and protected.

This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction

Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!

22 thoughts on “Don’t Touch My Girl – Part 5”

  1. jadi penasaran, siapa sih yang sebenarny ada di hati taemin?

    terus itu jjong kenapa bisa tau soal pertunangan taemin-seohye?

    lanjut thor, di tunggu next partny 🙂

  2. eonni author, sudah ditunggu lama lloh ini ff >< akhirnya publish juga skrng
    jjong oppa itu kenapa? kok tau sm pertunangannya taemin sm seohye? trs gimana yun sm seohye yg sekarang udah temenan?
    aaa ditunggu lanjjutnya eonni! makin daebak ini ff 🙂

  3. Wih makin penasaran aja nih,
    siapa lg si jonghyun itu, kok dia bisa tau ya tentang pertunangan taemin.
    Makin keren deh, ak suka ff ini
    next ya thor. 🙂

  4. Akhirnya publish juga nie fanfic,.darimana jonghyun tau kalau taemin udah tunangan?,,sekarang yuna sama seohye temenan kalau yuna tau tentang pertunangan antara taemin n seohye,bagaimana reaksinya ya?,,lanjut thor.benar2 dah nie fanfic bikin aq penasaran bgt.

  5. tdinya aku kira Seohye-nya hamil ternyata dia emang punya penyakit toh 😀
    Waahh Jongyun koq tau? Key sepupunya yang sahabatnya taemin aja ga tau
    penasaran nihh next part ditunggu thor

  6. aish.. Taemin plin plan bgd sih..
    Sbnernya dia itu suka seohye atau yuna..
    Bkin geregetan aja deh..
    Ditunggu kelanjutannya..

  7. Waduh jadi sebenernya jonghyun itu siapa? Kayaknya aku harus mulai baca dari awal nih. Seru bgt ceritanya hua

  8. Chingu mna nih lanjutanx ko ga ada?? Hadeehh.. Itu jjong oppa hyungx taemin ya cm taem oppa udh ga knal or gmn?? Ato jjong oppa sm taem oppa pisah wktu kecil en dy di angkt anak oleh klrga dr key oppa?? Mn lnjtnx chingu

  9. woo ceritanya keren,,, aku harap cerita ini dilanjutin yah,,,aku masih penasaran sma lnjutannya nih,,,jebal bingit yah… heheheh 😉

Leave a reply to alint2709 Cancel reply