Aku dan Kamu

Aku dan Kamu - Zikey

Main Cast: Kim Jonghyun & Kamu/Aku

Genre: Fluff, Marriage Life

Length: Vignette

Summary: Kita akan mengalir bersama. Aku dan kamu.

Note: Aku baru pertama kali bikin FF model gini hehe. Pasti masih banyak kurangnya. Oh iya, inspirasinya dari novel Rectoverso. Cinta yang tak terucap, eyaaakk *slapped*. Buat 2NE, sabar dulu ya aku ada kendala gara-gara Word 2010 yg mendadak turun ke 2007, semua rapat tanpa jarak ._.a. Posternya makasih ya Lana *smooch*

HAPPY BIRTHDAY MY DEAR BOY, JONGHYUN

DON’T STOP SHOWING US YOUR INTIMATE AFFECTION TOWARD THE MEMBERS, PLEASE!

I’M DYING FOR YOUR SEXINESS!!!

Maaf, saya kelewat batas ._.v *ditampar Key*

AKU DAN KAMU

Her POV

Matahari membentangkan gagahnya dalam elegi jingga di langit, kepalanya masih menyembul sedikit di antara pepohonan besar pinggir lapangan. Aku merindukanmu. Mataku memejam menikmati angin yang berhembus lembut, membelai rambutku dan mengusap wajahku. Pepohonan rindang yang dulu sering melindungiku kala hujan dan ketika matahari dengan terik menyinari kulit-kulit kami yang memerah, masih dengan gagah berdiri membentangkan dahan-dahan kekarnya seolah menyambutku kembali. Aku ingat seberapa aku mencintai pohon ini, ia menjagaku tetap sejuk ketika hati ini sulit dikendalikan.

Pita-pita kuning itu masih terikat cantik di setiap dahannya, beberapa lembar kertas menjuntai pisah-pisah di beberapa bagian ranting. Bukan hanya aku, semua orang menyayangi pohon ini. Kami berharap ia akan terus menyambut kami yang ingin pulang kemari walau hanya sekedar mampir tanpa tujuan. Tapi bagiku pohon ini berarti lebih. Di bawah sana, ku tanamkan cinta yang hampir ingin ku biarkan terbang bersama merpati.

Kendati cintaku mengakar bersama pohon. Kuat dan tegar. Masih tak ada hati aku untuk membuka cinta itu dan memberikan padamu. Kendati bersamamu aku seolah menggapai segala yang tak mungkin. Masih kurasakan keraguan. Aku ingin menggapai yang mungkin dan melepaskan yang tak mungkin.

Enam tahun, semenjak aku melemparkan topi kelulusanku ke angkasa, kini aku menginjak tanah ini lagi. Tanah yang menjadi saksi kehidupanku selama tiga tahun mencari jati diri, menyaksikan bagaimana pribadi setiap anak berubah dari tahun ke tahun. Di atas tanah ini, dulu aku berdiri membuat setiap detik tercatat dalam sejarah hidupku yang tak terbaca. Kakiku melangkah, membawaku masuk ke dalam gedung yang dulu dengan sabar menyambut kami yang kadang masam tetapi kadang riang.

Mataku terpaut pada sebuah lemari yang masih berada di depan tangga, memamerkan bakat setiap anak tanpa lelah. Di balik kaca, aku melihat sederet piala yang dulu membuatku membantah setiap nasihat guru hanya demi memilikinya. Tanganku bergerak refleks menyentuh kacanya, merasakan dan mendengar setiap kata dari piala-piala itu. Aku merindukanmu. Tanpa kata aku ingin kau mengerti.

Dan kelas ini masih sama. Tempatku mengeluhkan segalanya ketika mulai jenuh mendengarkan guru bicara, tempat yang menyaksikan bagaimana kami tiba-tiba menjadi pembuat onar karena tekanan, tempat yang juga menyaksikan bagaimana nilaiku tahu-tahu melejit naik tanpa bukti pasti. Kelas terakhir, yang menyaksikan bagaimana aku sekuat tenaga menahan diri untuk tidak menjadi musuhnya, menyaksikan bagaimana kami melakonkan naskah kami dengan baik hingga akhirnya saling memamerkan sebuah kertas bernama ijazah dan berlibur bersama sebelum berpisah.

Namun kelas ini, tidak pernah bisa memberikan kesaksian mengenai kenangan aku dan dirimu. Tak pernah ada, kenangan indah yang menemani tahun terakhir kita di sekolah ini. Kala itu, kita hanya saling mengobrol dengan dinding pembatas. Kamu kekasih orang yang susah payah aku ikuti permainan dramanya hingga tamat. Kita tidak memiliki kenangan mengenai cinta, persahabatan pun tak ada, hanya sekedar teman satu kelas. Begitu naif jika aku ingat bagaimana dengan semangat menerima cintamu, meski aku sadar ada yang janggal dari sikapmu.

Papan hijau ini masih meledekku, seperti dulu. Ia menyimpan berjuta rahasia setiap manusia yang menyentuhnya, dan ia selalu membuatku merasa terejek. Ketika aku susah payah mencuri pandang, papan tulis ini bisa menatapmu terang-terangan. Ketika dengan susah payah aku ingin menyentuhmu, papan tulis ini dengan santai menerima sentuhanmu. Ketika aku berteriak berusaha mendapatkan perhatian, ia dengan cepat diperhatikan ketika sebuah garis terukir di atasnya. Dulu aku ingin menjadi papan hijau itu, agar bisa dengan leluasa memandangi wajahmu yang kala itu duduk di bangku paling belakang dekat jendela. Kursi itu selalu menjadi kursi kesukaanmu, menyamarkanmu ketika tidur, membuatmu diperhatikan kala terjaga, dan membuatmu bisa memandangi punggung setiap anak yang seolah berbicara padamu.

Sementara kursi ini, selalu menjadi kesukaanku. Kursi yang berada tepat di depan papan tulis, membuatku lebih mudah mendapat perhatian ketika tidak mengerti, dan membuatku lebih di kenal oleh para guru. Kita begitu berbeda, namun cinta membuatku begitu naif. Dan kini, aku kembali duduk di sini, di kursi kebanggaanku, untuk menampar diri, mengembalikanku ke jalan yang sebenarnya. Menyadarkanku, bahwa untuk selamanya. Cinta sebelah tangan. Tidak akan membawa kebahagaiaan yang sempurna. Untuk selamanya, kita tidak di takdirkan untuk bersama. Namun, aku tidak pernah menyesal mencintaimu, Kim Jonghyun.

♥♥♥

His POV

Aku menghentikan langkahku, dan sebuah kejanggalan menyembulkan tanya: apa yang aku lakukan di sini? Ada yang salah dengan kepalaku. Untuk apa aku kemari?

Aku heran bagaimana sekolah ini tidak membuatku merasa terkenang dengan masa-masa tiga tahun yang melelahkan itu. Mataku menerawang sepanjang koridor, tidak bisa aku menemukan bayangan diriku enam tahun lalu. Kaki ini baru akan melangkah lagi namun segera tertahan, tatkala pendengaranku menangkap sebuah suara dari dalam kelas. Jantungku tahu-tahu berdegub lebih cepat, bukannya aku takut, namun aku yakin kamu berada di dalam. Dengan hati-hati aku geser pintu kelas usang ini, dan di sana, di bangku kebanggaanmu, kamu duduk dengan kepala menunduk.

Cahaya matahari sore membias pada kaca jendela, menerangi rambutmu yang coklat dan menggantung sebahu, lantas aku sadar pundakmu bergetar. Menangiskah? Apakah karenaku lagi? Ataukah, kamu sedih dengan kenyataan bahwa tidak ada kenangan di antara kita yang dapat kita saksikan?

Kepalamu sontak menoleh, ketika suara sepatuku terdengar. Air mata itu, sekilas oleh cahaya, menunjukkan betapa sakit dirimu. Tanganmu bergerak menyeka air di pipimu, usai membuang muka dariku. Sudah enam tahun, semenjak terakhir aku memandangi punggungmu yang selalu menunjukkan betapa kamu kesepian. Di antara kerumunan murid-murid yang dengan bangga memanggilmu dan bersenda gurau denganmu, punggungmu seolah berkata padaku kalau kamu kesepian. Aku tetap tidak dapat mengerti, ada apa denganmu? Apa yang membuatmu merasa begitu kesepian sementara kalian dengan bahagia tertawa setiap menit, dan menghabiskan waktu ramai-ramai mengobrol di dalam kelas.

Selama tiga tahun aku duduk di bangku ini, hanya punggungmu, punggung itu yang selalu membuatku tertarik. Detik ini pun sama, punggungmu membuatku terus berpikir tentang segala teori sosial yang dulu kita pelajari. Namun kini, aku paham apa arti punggungmu. Tapi, tak juga aku sanggup mengeluarkan sepatah kata maaf untukmu, meski aku sadar betul kamu terluka dan kesepian karenaku. Maaf karena tak ada kenangan untuk kita saksikan berdua di kelas ini. Menahun sudah aku yakin, hari ini akan tiba. Namun, masih, tak ada kenangan manis untuk kamu atau aku kenang di antara kita berdua. Sungguh, aku menyesal membiarkan tahunmu berjalan tanpa rasa.

Mulut ini tak bisa mengeluarkan sedikit suara juga, meski aku tahu kamu butuh sebuah hiburan. Aku tidak tahu, kemana keahlianku pergi. Detik ini, tak mengerti bagaimana aku tidak bisa berlakon lagi. Aku ingin menghiburmu, atau setidaknya, pura-pura bijak dan mengerti keadaanmu. Saat ini aku butuh keahlian itu, yang bisa menghasilkan segurat senyum di wajahmu meski sebenarnya aku tidak membantu. Namun, kepulan udara ini seolah membungkam mulutku, mulut kita berdua dan menikmati detik demi detik kesunyian yang membelenggu kita.

“Ironi, ketika adegan drama yang sejak dulu aku bayangkan terjadi, namun tak ada satu kenangan yang melintas untuk kita.”

Suaramu akhirnya dalam setengah jam terakhir.

Tertangkap sebuah rasa pilu dalam nadamu, aku ingin memberi tanggapan, namun mulut ini masih tak bisa bersuara. Ragu, rasanya aku tak yakin untuk menjawabmu. Aku ngeri menambah lukamu lagi. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di antara kita setelah ini. Aku pun masih belum bisa meyakinkan diriku sendiri akan perasaanku, perasaanmu, perasaan kita berdua mengenai ini.

“Duduk di sini, aku sadar. Kita, aku,” kamu meralat kemudian bicara lagi. “Terlalu memaksakan kamu untuk hubungan ini, aku naif.” Kurasa sebenarnya hatimu tahu, bagaimana selama ini aku mempermainkanmu. Namun, kamu melindungiku, tak ingin sosokku menjadi begitu buruk dalam kenanganmu. Sekali lagi, aku merusaknya. Entah sejak berapa lama, aku mulai merasa hubungan ini mengganggu konsenterasiku. Tidak tahu apa artinya, aku hanya merasa ada yang berubah dari dirku. Semakin kulihat wajahmu, semakin aku merasa berdosa.

Hingga saat ini, aku tidak mengerti cinta. Aku tidak tahu seperti apa rasanya, bagaimana cinta bisa muncul, apa saja jenis cinta yang ada dunia, tak pernah aku tahu dan mengerti soal itu. Selama ini aku hidup tanpa rasa, maaf menyeretmu dalam hidupku. Kala itu aku hanya penasaran, bagaimana menjalin hubungan dengan orang yang mencintaiku. Aku berharap, seiring berjalannya waktu aku dapat merasakannya juga. Kendati bersamamu senyaman berselimut kala hujan, aku meronta tak puas. Tidak sadar bahwa aku belum berhasil menggapai tujuan awalku, yang membuat kita bersumpah di altar. Tak tahu lantas aku akan hampa tanpamu, aku hanya tak tahu harus melakukan apa.

“Kamu sudah tanda tangan suratnya?” surat? Maksudmu kita akan benar-benar jalan sendiri-sendiri? Secepat ini? Aku harus tanda tangan dan mengakhirinya di pengadilan denganmu? Jika hatimu adalah air, apakah kita sudah tiba di daratan yang datar? Sudah berhentikah cintamu mengalir?

“Aku berangkat sabtu ini, kebetulan kita ketemu di sini. Aku taruh suratnya di meja kemarin, kamu liat kan?” Belum. Mendengar kamu tidak ingin tidur bersamaku, tinggal serumah denganku selama surat perceraian itu di proses. Membuatku entah mengapa, tidak ingin menginjakkan kaki di rumah. Aku tidak siap tinggal sendiri, memandangi bayang-bayangmu yang dulu meninggalkan jejak di setiap penjuru rumah. Aku belum ingin bangun dari kenyamanan yang selama ini kurasakan, bersamamu.

“Kamu,” tahu-tahu suaraku keluar dengan lirihnya, kepalamu bergerak sedikit merespon suaraku. “Kamu tidak tanya kenapa aku di sini.”

“Aku tidak merasa kamu memiliki alasan untuk datang kemari, kecuali otakmu sedang kacau dan tidak bisa dikendalikan lagi. Aku pikir itu cukup meyakinkan.” Seharusnya aku malu, melihat bagaimana hatimu begitu mengerti aku. Tidak pernah bisa aku mengerti hatimu, aku mencoba, tapi tak pernah berhasil.

“Aku sudah masak untuk satu minggu, kalau lapar langsung panasin di microwave. Semua bahan makanan ada di kulkas, kalau mau masak, kamu bisa lihat buku resep aku yang ada di lemari.” Aku segera berdiri dari bangku saat kulihat tanganmu mulai bergerak merapikan tas, kakiku reflek melangkah ke arahmu. Reflekku di luar dugaan, aku mencengkram pergelanganmu kuat-kuat menghentikanmu. Kita terbelenggu senyap lagi. Aku sungguh tidak tahu harus berbuat apalagi berkata apa.

“Aku ada janji sama orang, kalau kamu sudah tanda tangan segera hubungi aku.” Kamu berdiri, membuat tanganku semakin kuat menahanmu. “Aku ada janji,” gumammu lagi, tapi tanganku tak juga melepaskanmu. “Ada yang mau kamu bilang?” bagaimana, bagaimana kamu bisa menjaga nada bicaramu hingga setenang itu sementara aku di sini mulai gelisah tanpa alasan. Betapa saat ini aku ingin melihatmu marah, melampiaskannya padaku. Bisumu menyiksaku.

Matamu menatapku tajam, namun aku menikmatinya. Sudah lama sejak kita saling menatap. Entah kapan lagi tatapan seperti ini terjalin, sebab itu aku menyimpannya.

“Jonghyun-ssi!” suaramu meledak marah. Seperti seorang prajurit, nadamu seolah memberi perintah pada tubuhku untuk merengkuhmu. Beri aku waktu, aku masih berusaha mengerti tentang ini semua. Tentang aku, tentang kamu, tentang kita. Beri aku waktu sebentar. Hatiku meminta.

“Berhenti buat aku bingung! Aku mengambang tanpa arah karenamu, jangan tutup jalanku lagi! Kita sudah selesai, aku sudah sadar.” Kamu mulai meronta-ronta ingin melepaskan diri dariku, namun otot-otot lenganku memperkuat pagar pertahananku. Kudengar kamu mengerang-ngerang kesal. Air mata yang tadi telah mengering, mulai bersiap meluncurkan serangannya. Ketika tenagamu mulai berkurang, keberanianku mulai mencuat.

“Aku butuh waktu, untuk paham, mengenai ini semua.” Kamu mendorongku yang lengah, membuatku sedikit terjengkang ke belakang. Alismu mengerut, merespon permintaanku yang tidak tahu diri itu.

“Aku lelah,” aku tahu kamu sudah lelah menghadapiku, mengalah padaku, mengajariku yang bahkan tidak belajar. Tapi aku janji akan berubah. “Tidak ada artinya kita bersama, tidak akan ada yang berubah. Tidak ada jaminan kamu akan berubah. Jernihkan pikiranmu, kehadiranku hanya akan membuatmu semakin rumit. Aku pergi,”

Aku, memang tidak yakin. Tak ada jaminan aku akan berubah. Tetapi aku akan berusaha, aku akan meyakinkan diriku. Jika sudah terlalu lelah berlari, biarkan aku yang berlari untukmu. Jika sudah lelah menanti, biar aku yang menanti untukmu. Jika sudah tidak kuat menahan luka-luka itu, biarkan aku melindungimu, terluka untukmu. Aku, akan berusaha. Untuk saat ini, yang bisa aku yakini. Jika aku tidak meraihmu hingga kakimu melangkah melewati ambang pintu, maka aku akan kehilanganmu untuk selamanya dan menyesal. Simpulku.

“Untuk saat ini, aku tidak bisa menjajikan apa-apa,” kataku lirih ketika berhasil merengkuhmu lagi, hanya selangkah sebelum kamu benar-benar keluar dari kelas ini, dari hubungan kita. “Beri aku waktu, aku tidak akan menyiksamu. Aku, akan melakukan semuanya untukmu. Kamu tidak perlu melindungiku lagi.” Aku tahu kamu mencintaiku seperti kamu mencintai dirimu sendiri. Bagaimana mungkin ada orang yang ingin melepaskan diri dari tubuh sendiri?

Aku membiarkan tubuhmu bersandar padaku tatkala kurasakan kau mengalah. Kalimat-kalimat yang menggantung beku mulai cair oleh panas tubuh kita yang saling berpautan lama, mengalir ke sekujur tubuh, meresap ke dalam. Tanpa kata, seluruh pesan yang tersimpan dalam mendadak keluar, menyampaikan dirinya pada tujuan. Tanpa kata aku mulai mengerti, hatimu pun tahu. Sebuah aroma yang selama tiga tahun menemaniku, membuatku terbuai. Mendadak sebuah ingatan datang, tanpa pertanda.

Kita punya kenangan, malam itu, kamu gadis pertama yang aku antar pulang.

“Aku ingat,” gumammu tiba-tiba. “Hari itu, kamu menemukanku di tengah kegelapan. Aku jatuh cinta,” aku tersenyum, di dadaku, aku merasa wajahmu juga menyunggingkan senyum. Aku telah mengerti, hatiku akhirnya bicara tanpa kata. Hati kita saling mengerti. Kendati perlahan aku mengalir mengikuti arus datar ini. Kini aku tiba di penghujung sungai, aku akan terjun dan jatuh cinta. Kita akan mengalir bersama. Melewati jutaan arus keras, bebatuan, dataran tinggi, rendah, dan menggenang sebentar di daerah yang datar. Terjun bersama, menuju lautan luas. Kita. Aku dan kamu.

END

Note lagi: Terima kasih sudah membaca yaaa ^^. Komen yuk, aku gak marah kok hehehe.

©2012 SF3SI, Zikey.

Officially written by Zika, claimed with her signature. Registered and protected.

This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction

Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!

93 thoughts on “Aku dan Kamu”

  1. kyaaah~!!! please, awal awal agak nggak dapet feelnya tapi akhirnya … jangan ditanya, keren. sweeet!

    1. Padahal aku justru bikin POV si cewek buat ngejelasin situasi
      tapi ternyata malah gak jelas ya
      hahaha
      endingnya berarti gak fail yah? asiikk!

      terima kasih sudah mampir, dan komen ^O^

  2. eeh.. agak bingung juga diawal, ini narasinya si Jjong atau si Kamu/ Aku..
    Mereka mau bercerai ya? tapi akhirnya gk jadi… Bener gak?

    Mian Zie, belum nyambung banget.. 🙂

      1. Ya ampun, berarti aku fail nih, sampe bikin orang harus baca berulang kali gini huhu~
        he-eh,
        semacamitu ^^

        terima kasih sudah mampir dan komen ^O^

  3. Zikey… Kog aku gak ngerti yaaahhhh,,,
    eommaaaaa, ottoke?*apa ini efek begadang semalem?

    Molla

    Mian, Zikey

    1. Gak ngerti ya?
      ._. huhuhu~
      baca berapa kali? Sekali ya? Ya udah lah kekeke
      entah aku yang harus belajar lagi nulis FF model begini atau mungkin kamu yg harus sering baca ff model begini? Enggaklah yaaa aku aja yang belajar lagi
      keke!

      Gak apa-apa
      terima kasih sudah mampir dan komen ^O^

  4. kayanya lebih ke adult deh ni genrenya..
    harus di hayati bacanyaa, bru dpt feel nyaaa…
    authornya sukses bkin bca berulang-ulang krna pnasaran untuk dpt feelnya.
    🙂

    1. Wah kalau genre sih jelas ini bukan ke adult say ^^
      tapi berkat kamu aku baru inget, aku belum tulis rating
      harusnya ini masuk rating mature gitu deh

      makasih udah mampir dan komen ya saayy ^O^

  5. hwa.. Ini sbenernya sweet..
    Tpi otakku lg sdikit erros jadi ga dapet feel-nya deh..
    Keep writing, ya..

    1. enggak, pasti emang ff ku aja yang fail kok
      otak kamu gak eror kok tenang tenang kekeke~
      Okeee ^^

      makasih udah mampir dan komen yaa ^O^

  6. kak Zikey ini bagis banget deh aaaaaaa… >//<

    awalnya agak bingung tapi seiring berjalannya cerita aku mulai ngerti. tapi yah aku jadi penasaran Jonghyun dulu gimana sikapnya ke "aku" sampe aku-nya minta cerai gitu.

    aaaaa /masih histeris/
    keren beut deh aku suka narasi kakak!!! ㅎㅅㅎ

    1. Bagis? Hahhaha aku sempet kaget, ternyata cuma salah ketik

      sebenernya, nulis ff ini bikin aku nahan nafsu banget
      kepingin banget aku bikin kejelasan soal sikap Jonghyun ke “aku”
      tapi, kalau aku jelasin, bakalan beda lagi bentuk FF nya. Feelnya juga bakalan beda 😀

      hihihi tapi kebanyakan narasi ya say ._.
      btw, makasih loh udah mampir dan komen *smooch*

  7. Aku lumayan mudeng alias ngerti. Ternyata mereka sedang jalan2 ke sekolah buat mengenang masa lalu trus ketemuan deh. Tapi, alasan merek berverai kenapa ya?
    Good story!

    1. alhamdulillaaahh ada yang mudeng juga kekeke
      iyap, betul betul. lebih ke gak sengaja ketemu dibandingkan ketemuan
      nah, soal alasannya itu tugas imajinasi pembaca ^^
      terima kasiiihh untuk komennya *peluk*

  8. huwaaah..speechless bacanya..
    aku selaku yg belum dewasa *?* langsung ternganga lebar pas sampai di kata END. sweet sweet dan sweet!
    awalnya rada gak mudeng, alur ceritanya kyk apa, pas udah masuk POV-nya si Jjong, baru deh aku ketemu alurnya..mantap lah kak! dd^o^bb

    keep writing yaaa~~ 😀

    1. Keekkeke belum dewasa xD
      sweet? *blush*
      sekali lagi, aku salah ternyata bikin ‘Her POV’ harusnya langsung ke Jjong aja yaaa ._.
      eh tapi emang yang pertama itu aku gak fokus ke alur, lebih ke narasi suasana sih, wajar gak ngerti kekeke~

      Okaaayyy
      makasih udah mampir dan komen ^O^

  9. komenku hmpir sama sama yg lain o.o wkwkwk
    awalnya kurang ngerti gtu. tp akhirnya ngerti. jjong sm istrinya itu mau cerai gtu kan ya? tp gak jd. btw setuju jg sm ayyachaan. penasaran sm sikap jjong dulu ke cewenya itu gimana. hehehe

    1. hahahha iya iya aku maklum
      tadinya mau aku bikin ngegantung, antara jadi sama enggak
      tapi nanti makin pada gak ngerti ._. kekeke~
      iya, sama kayak jawaban aku ke aya. kalau di jelasin nanti feel sama bentuk ff nya jadi beda deh 😦

      Makasih ya udah mampir dan komen ^O^

  10. aku sangka si kamu itu gak menjalin hubungan apapun ama Jong, eh rupanya istrinya ya? :O shock! ceritanya cerai nih? tapi batal kan? yah..aku juga gak ngerti endingnya..entah ni otak susah di olah atau aku nya yg emng bego -_- , susah juga sih bacanya, tapi dikit2 ngerti lah alur ceritanya. Kata – katanya bagus kok! Kayak baca novel!. So sweet juga 🙂

    1. Kekekeke tadinya gak pingin aku ungkap dia istrinya atau bukan
      tapi nanti makin gak ngerti, repot deehh~
      waduh? gak ngerti juga endingnya? gimana kalau aku bikin ngegantung ini ._.a
      iya? hihihi jadi malu
      ah aku belajar lagi deh, masih fail nih berarti

      makasih ya udah mampir dan komen ^O^

  11. Uwaaah! pilihan kata-katanya keren banget!
    Aku harus baca 2 kali baru ngerti alurnya gimana *lemot*
    Hohoho… Tapi aku masih gak tau kenapa cerainya
    overall Daebak!!! *peluk*

    1. Uwaaaahhh, iya kah? eh tapi itu diksinya aku masih nyontek novel orang ._.v
      eh bukan, bukan kamu yang lemot. aku yang gak bisa bikin narasi 😀
      iya, emang sengaja gak dibahas apa alasan mereka cerai ^^
      huhu, makasih yaaa udah mampir dan komen 😀

  12. Serius! Keren banget!
    Aku lagi ada di kelas dan hampir nangis gara-gara baca ff ini
    Kata-katanya keren banget, kayak novel-novel gituuu
    Daebaak!

    1. Ah demi apa kerennya sampe pakebanget gitu?
      Kamu emang lagi ngalamin yang hampir serupa kali xD kkkkk
      kayaknya sih kamu biasa baca novel tipe begini yah, bisa sampe terharu gitu waahh *O*
      makasih ya udah mampir dan komen ^O^

      1. serius, yah… semua novel punya aku novel galau semua dah kayaknya*lirik rak buku
        iyaa
        rajin-rajin bikin ff yaa, supaya aku bisa baca lagi. Tapi jangan yang terlalu sedih, nanti saya disangkain orang gila yang nangis di depan pc lol

  13. Eyaaaakkk
    akhirnya kesampean juga bikin cerita macem begini hahahah
    aku tahu nih tipe cerita yang macem gini
    Yang nentuin ceritanya imajinasi pembaca, penulis cuma nulis plot.
    Tapi ini mah gantung banget, kak Zika suka songong nih
    kan aku penasaran
    dibikin sequel bagus kali yaaaa

    kekeke, ayo ayo ff sequel nya lanjutiiinnn!!!

    1. Hahahahha masih fail banget ini Lan
      kan kita setipe, work efficiently under pressure hahaha
      yah nyerah aku lan bikin sequel

      iya iya, sabar, aku nabung dulu. kejar tayang tuh berat banget beneran deh
      makasih beb mau baca, tumben banget hahaha

  14. sama seperti yg lain awalnya aku gk ngerti sama alurnya tapi makin ke sini jadi paham deh
    narasi sama diksinya keren nampol deh kak*sok akrab
    yang jadi pertanyaanku cuma satu apa yang terjadi dengan kehidupan pernikahan mereka hingga si ‘aku’ ini meres hati*?* banget waktu nikah ma bang jjong?
    tapi aku suka loh
    ff langka nih, bahasanya berat

    1. Ah bisa aja nih kamu xD
      hahaha ini masih abal, ada yang lebih bagus, bagus banget malah
      nah, yang itu justru aku kasih ke pembaca aja. Tugas imajinasi pembaca buat nentuin sikap Jonghyun. aku sih berharap ada yg bisa ngehasilin ff dari ff ini keke~
      makasiiihh
      ah bukan berat, belibet kkkkk~
      makasih ya saaayy ^O^

  15. baca dari awal sampe akhir deg-degan, mikir bakalan sad ending gak yaa. ternyata alhamdulillah tidak ^^
    keren banget pokoknya eon! bener-bener kebawa emosi dari awal sampe akhir!

    1. tenang,
      kalau baca ff ku sih gak akan sad ending
      cuma biasanya nih, gak sesuai harapan hoho
      ah belum pantes pake banget lah, keren aja boleh deh *mau dipuji*
      makasih banyak ya say ^O^

  16. woah suka nih sama ffnya zikey-ssi… kita bacanya mesti mikir. makin sering mikir kan makin pinter kkk~
    hebat banget bisa bikin ffnya jadi kompleks gini, kata2nya itu lohhh… berasa baca novel hihiw :3
    oke komennya segini aja lah, karya lainnya ditungguuuu~ 😉

    1. tapi kayaknya sih ya
      kalau baca tapi mesti mikir agak ganggu juga deh kekeke~
      iya yah? yang kayak gini kompleks? kurang ngeh juga aku hahaha
      ah tapi untuk kalimat sih aku masih gak ngerasa orisinil, gak aku banget gitu hahahha
      oke deeeehh, jangan lupa baca ya nanti
      makasih loh udah mampir dan komen ^O^

  17. Setuju sama comment paling atas, aku justru ngerti pas bagian Jonghyun POVnya kkk~

    Ah, Eonnie, ini keren pake banget, bahasanya ‘aku-kamu’ entah kenapa lucu dengernya, mungkin karena kebiasaan ‘gue-lo’ atau ‘aku-kau’ xD

    Jjang! Keep writing!

    1. menurutku sih hampir semuanya ngerti pas Jonghyun POV say
      kkkkk~

      keren aja ah, belum pantes pake banget
      ah, yang masih remaja emang suka gitu *gak nyambung*
      aku malah suka awkward kalau pake aku-kau, seperti kurang nyata aja gitu *apalah Zi?*

      Oke! Makasih udah mampir dan komen yaaa ^O^

  18. Zika, entah knp pingin nangis bacanya. Gemeter juga. Dalem banget tulisan ini… ga tau mau ngungkapin dgn kata2 apa, yang jelas aku suka banget, banget!

    Ayo zika, 2NE ditunggu ya… btw udah baca emailku?

    1. Ya ampun, Kak Bibah kenapa? *panik*
      terlalu menghayati kali? aku ngerasa gak pantes loh dapet pujian begitu
      bagi aku, ini tulisan gak ada apa-apanya dibandingkan tulisan kak bibah sendiri, yang forward itu loh. tahu sih kolaborasi, tapi kan tetap. keren.

      aku jadi seneng loh
      ngeliat komen kak bibah. bilang suka pake bangetnya dua kali begitu. gak dikomentarin typonya
      bahagianya itu sampai keujung langit loh kak hahahhaa~
      kayak semacem merasa ada perkembangan gitu hahaha
      aku peluk aaahh

      sudah sudaaahh, aku sampai pank gitu langsung buka email.
      ketiban jauh,maaf yaaa~
      btw, MAKASIH BANGET UDAH MAMPIR PAKAI MUJI-MUJI GITU
      MAKASIIIHHH *cium, basah!*

      1. ga tau kenapa zik, tp aku bisa ngerasain perasaan2 si tokoh dalam tulisanmu ini. Narasimu juga bagus banget, aku enjoy bacanya.

        Hualah, kalo tulisanku bagus, dari dulu aku udah daftar jadi main author kali zik. Tp aku masih cacat tulisannya, ga pede daftar2 jd MA gitu.

        Nyahaha, smangat ya Zika buat 2NE-nya. Eh biar kata aku suka komenin typo, dari jamannya SMEW aku emang suka tulisanmu kok.

        1. apakah dirimu berpengalaman dalam kisah semacam ini? gak lah ya, masa iya kak bibah udah nikah *dicekik*
          ah masa sih? beneran deh, aku gak percaya kalau narasiku bagus. pasti kak bibah yang sangat mendalami bacanya,

          aahh itu sih kak bibah aja yang gak pede
          memang aki jadi MA karna tulisan ku bagus? enggak. karena aku penulis pertama yang ngirim ff kesini hahaha *miris*

          Kak bibah punya semacem jalan keluar gitu gak buat benerin dokumen wordku yang rapet tanpa jarak? aku capek banget benerinnya, butuh jalan singkat ;_;

          tunggu sebentar, kakak? baca SMEW? masa? serius? kapan? kok aku gak pernah liat komen kakak sebelumnya? apa kau gak ngeh aja sih? waduh aku jadi malu banget. itu ff ceritanya aja macem sinetron gitu, bsa-bisanya dibilang bagus. kak bibah suka muji nih ._.

      2. Eh serius, aku baca SMEW jaman2 pertama aku tau blog ini, aku masih SR waktu itu, heheheh, maapkan daku ya zik. Sebenernya aku pernah komen deh kykna di beberapa part, tp lupa pake username apa, dulu hobi gonta-ganti zik.

        Aku inget banget kok, baca SMEW ama Love Way-nya Novi kayak orang kesetanan, mana bacanya dr nokia 2630 yg jadul itu, beruntun sampe abis.
        Ya emang sih, kalo dibandingin tulisan2mu yang terkini, SMEW kerasa sinetron. Tp dulu pas bacanya aku seneng2 aja zik.

        Untuk solusi word 2010. Kamu cari lepi temenmu yang 2010 aja, trus save as ke 2003 aja, pasti jadi bener deh.
        Atau boleh emailin ke aku, nanti aku yang save as-in jd 2003. Janji ga akan kubaca duluan sebelum terbit. Bener deh

        1. Hahah gak apa-apa, dulu mah SR gak masalah banget
          orang yang komen juga banyak di blog, mau SR seribu juga cuek aja. kalau sekarang ada SR baru deh nih aku mencak-mencak

          eh iya tuh, aku juga dulu baca Love Way nya Novi sampe segitu histerisnya hahaha. dulu juga aku nulisnya seneng-seneng aja kak, sampe kebablasan gitu. begitu aku baca sekarang, duh, rasanya kepingin aku delete dari blog ini

          udah nyoba, tapi gak ngaruh. pas dibuka di 2010 malah tetep aja dempet gitu.
          ah aku ngerepotin, males ah. kak bibah kan udah banyak kerjaannya di sf3si. ketahuan sama lana ditabok lagi akunya
          entar aja kalau udah buntu banget-banget hahaha*dirajam*
          makasih loh kak, udah nawarin bantuan. nanti kalau tiba-tiba aku ngirim jangan marah ya xD *apas ih zika, suka plin plan gini*

        2. Yaelah zik, save as doang mah ga nyampe 30 menit, bentar doang. Daripada kamu cape2 ngedit ngasih spasi2. Seriusan ga akan kubaca sedikitpun kok zik.Yakin deh

  19. ahhJytkjetwuygtewwked
    Oh man! Akhirny bs jg bc ff ini, dan uuuuuuu, keren tauuu.
    Sy it selalu suka sm ff yg dikuasain sm narasi kece macam gini. Plus marriage life, genre plg pavorit it maah.
    N yeeeeh,sepertiny ff mcam gini akan lbh sulit dpahami sm kalangan teen,topikny cukup berat jk menyangkut prnikahan sih.
    Iya nih, 2ne ny udah ditungguin brp dekade ya belum muncul”ny hoho

    1. Waduh, itu kalimat pertama cara bacanya gimana ya? ._.a hahaha
      Boram, kamu setia banget sih baca ff aku? jadi cinta niiihhh xD *cium boram*
      narasinya kece? mananya? ancur begini. ah enggak ,aku masih banyak jiplak narasi nih. oohh kamu tuh sukanya marriage life gini toh
      sebenernya sih efek remajanya jarang baca novel berat, palingan teenlit yang bahasanya gaul. tapi disini aku gak bahas konfilk yg bikin mereka cerai. jadi sih menurutku nih, gak begitu berat loh buat dibaca yg agak awam sama cerita macem ini

      Iya uhuhuhu, kalau kamu punya jalan keluar buat benerin dokumen ku yang mendadak rapat tanpa jarak itu. tolooonggg aku udah sekarat banget benerin tiap part. damn word 2010!

  20. wah… paragraf pertama baguuuuss.. pengen baca tp mata udah gak kuat.. book tempat dolo ya.. besok malem pasti aku balik lagi.. #kelelepdibantal

      1. zikaaaaaaaaa, baguuuuussss… pengennya sih udah komen gtu aja.. 😆
        tp ff ini menuntut aku untuk komen lebih panjang lagi.. pertama karena narasinya yang aku suka banget kata2nya.. *klo aku suru buat beginian, rambutku bakal langsung kriting* 🙄
        kedua, aku suka inti ceritanya.. biarpun simple, tp dalem!! dalem!! ya ampun, demen deh yang kayak gni.. sebenernya sih aku udah nyolong baca komen soal “married”-nya sebelum aku baca ff nya.. tp tetep aja dapet banget tuh perasaan jjong.. 😉

        1. hahahaha gak nyangka ff ku bisa nuntut orang buat komen xD
          Tapi, narasinya masih nyotek ah. Gak orisinil, aku gak bangga ._.
          aku sendiri rambutnya rontok banyak loh kak kekeke
          awalnya aku mikir “duuhhh, cerita apaan sih ini? cemen bener.” eeehh gak nyangka semua bilang dalem dalem, dan jleb jleb gitu. hohoho. Aku ragu, bakalan bisa bikin ff macem begini lagi atau enggak hihi
          kalau aku sih, justru dengan nyolong baca komen jadi makin berasa gitu kekeke~

          makasih banget loh kak udah mau komen yang isinya muji gini, aduuuhhh terbang rasanya hahaha
          dadaaahh ^O^

  21. Halo, aku sebenernya reader lama, ini akhirnya bikin blog cm demi baca fanfic #apaandeh
    Suka banget fanfict model gini. Bukan asal fanfict, tapi beneran niat. Suka sama narasinya, feel-nya jg dapet. Cuma untuk ngerti alurnya mau dibawa kemana emang baru ngeh setelah partnya jonghyun muncul, baru ketauan deh kalo mereka uda nikah dan mau cerai. Tapi menurutku ini malah oke, jd kejutan gt buat readernya. Keren 🙂

    1. ya ampun darla, gak usah pakai bikin blog segala kamu tetep bisa baca ff kok ^^
      hahahha, tau aja aku beneran niat nulisnya. eh tapi, fanfic di blog ini sih semuanya beneran niat. gak ada yang asal bikin, cuma kan level nulis orang beda-beda say.
      iya, emang sengaja gitu deh ternyata. pov pertama itu distraction aja, yaa semacem pamer narasi gitu sok-sokan keren hahaha. jadi wajar kalau baru pada ngerti di pov Jonghyun. karena emang itu intinya xD

      makasih banyak yaaa
      atas pujian, terus komennya ^O^

    1. tinggi? ah kayaknya cuma belibet aja ._. aku gak sepinter itu kok dalam pemilihan diksi.
      MAKASIIIHH ^O^
      makasih udah mampir dan komen yaaaaaa~

  22. baguuuuuus~

    ini jjongnya agak jahat tapi endingnya sweet…

    “Kala itu aku hanya penasaran,
    bagaimana menjalin hubungan
    dengan orang yang mencintaiku.” —> sumpah ngejleb banget. Nohok. Jjong cuma penasaran dan cewenya menderita bertaun-taun. Tega (T-T)

    1. Seriuuuuuusssss??

      sebenernya gak jahat, cuma apatis aja hehe

      hohoho ada juga yang merhatiin kalimat itu. Sengaja tuh, dibikin nusuk xD. sebenernya semacem nikah karena dijodohin. pikirannya Jjong sih simple, tapi sempit. Memang, tega
      kekkee

      makasih ya udah mampiiirrr ^O^

  23. Yaaaa… Narasinya ngena banget -histeris-
    Meski rada bingung di awal, kalo udah baca sampe akhir bisa nyambung dengan sendirinya. Gegara bahasa authornya tingkat atas kali ya? heheheh ^^
    Daebak !! ._.

    Keep Writing

    1. Aduh soal narasi aku cuma lagi untung aja xD
      enggak lah, karena aku kebanyakan nyontek narasi orang aja kali
      kekeke

      Makasih yaaa~

      1. masa sih? /pasang muka gak percaya/ Authornya kebanyakan ngerendah nih .-. ._.

        sama-sama ^^

  24. Zikkkkkaaaaaaaaaa…. waktu mutusin baca aku fokus, padahal lagi ngoding program tapi pengen baca dannn…. serius ini keren banget! Feelnya dapet banget, karakternya juga aku langsung nangkep… huaaa semangaaat zikaa!

    1. Kak Alfiiiii~
      ngoding program? Waaahhh
      Kak Alfi anak IT? *O*
      Ah jangan pake banget kak, aku jadi minder ._.v
      huaaaaaaa makasih kaaakk~ *cium*

      1. Iya program hehe lagi project TA buat aplikasi android *curcol* dan segala jenis program..
        Iya anak IT, lebih tepatnya terpaksa jadi anak IT lol
        Beneran bagus loh ini, aku gak bisa rangkai kata2 begini, keburu males waktu ngetik hahaha
        Semangat terusss zikaaaa.. ditunggu lanjutan 2NE *sebenernya aku baru baca sampe scene 2 karena kelupaan mulu lol*

        1. Waaahh asiknyaa~
          pasti kak Alfi bisa bikin virus sama antivirus segala ya? Bisa bikin game? woow *O*
          Aahh aku ini masih nyontek kakaknya. Aku juga bakalan males duluan, kebetulan aja kemaren lagi mood banget nulisnya keke
          Ya ampuunn, sekarang udah sceen 7 loohh xD
          kkkk~

  25. Pemilihan kata-katanya bagus banget lho? Kayak di novel-novel tapi aku agak sedikit bingung awalnya. Itu ceritanya mau cerai ya? 😀 tapi keseluruhan bagus kok. Sweet 🙂

    1. Iya, tapi aku masih banyak nyontek ._.
      Ah enggak, yang di novel novel lebih bagus
      he-eh, ceritanya dia mau cerai tapi gak jadi ^^
      terima kasiiihh ^O^

  26. Ininyaaa “AKU ddan KAMU”
    Okee sipp akuu rada ngga ngerti sama dialog antar tokohh…
    Tp cukup paham lahh….
    Akuu kiraa longshoot, ternyata ngga ._.

  27. hyaaaaa telatttttt komennya,,, pasti gak di reply T.T
    aku setia di blog in,i aku ngerti kok ceritanya padahal bacanya jam 12 malem , apa otakku terlalu kolot dari mukaku andewwwwww ahahah tulisannya kece
    apalagi pendeskripsian papan tuliss huaaahhhh gak kepikiran!
    ah aku sudah komen dan intinya aku tetep suka ama kaya-karyanya ka zikey
    fighting!!!!

    1. Pasti di reply ko k^^ tapi pasti telat juga hahaha~
      Iyaaa aku tahu kamu bangeeettt *loh?* hahahha
      aku sangat-sangat gak asing sama username kamu di karyaku. aaa cinta kamu kkkkk~
      Seriusan bacanya jam 12? Wow! Gak boleh begadang tahuuu!!
      Mananya yang kece? Duuhh ini masih tingkat bawah ah
      banyak yang lebih bagus
      Aku juga tetep suka sama komen-komen kamu kkkk
      fighting!!

  28. Good,,,,gaya penulisannya keren,,cuma bahasa pas dialognya agak kurang sreg aja,,,but tetep megang kok ceritanya,,,

  29. Daebak eon!!! ini nanti ada sequelnya nggak? ada ya? *puppyeyes
    btw, aku reader baru disini. salam kenal ya eon…

    1. duh, gak mampu aku kayaknya bikin sequelnya
      hehehe ._.v
      oh ya? Salam kenaaall ^O^
      makasih ya say udah mampir dan komeennn

  30. aku ada yg nggak ngerti dengam beberapa dialog disini, tapi overall alhamdulillah ngerti ceritanya \m/ aigoo this is so sweet ❤

  31. Hahahaha,
    Zikey, akhirnya aku ngerti apa yg mau kamu sampein di FF ini..

    Dulu pas pertama dipublish, udh baca, tp belom ngeh ini maksudnya apa..
    *Vsign*

    1. Ya ampun dee eonnie hahahha
      sampe butuh satu setengah bulan buat ngerti xD
      seancur itu kah rangkaian kalimatku
      huhuhu~
      tapi gak apa-apa, yang penting udah ngerti ^^
      makasih eonnie ^O^

  32. so sweet… ❤
    bahasanya dewasa sekali ^_^
    jujur sampe hampir 17tahun aq gk pernah baca kata-kata sedewasa ini #plaak..
    bacanya pelan-pelan+penuh penghayatan..
    intinya kita dibuat penasaran dengan sepenggal cerita kah? hehe 😉
    mungkin kalau ini bagian dari sekuel cerita lebih dapet feel'nya (?)
    maaf aku jarang baca ff, jadi klo pendapatnya awam banget dimaklumi yaah 😉 (dulu kadang-kadang sih.. tapi pindah" ke banyak blog ff) ^_^

  33. Woww.. zika eonn bahasanya tinggi sekali.. udh lama ngga baca ff nya zika eonni pas baca taunya makin keren ajahh :”)

  34. Bahasanya keren >< aku baca pertama aagak gak ngerti . baru separuh habis gitu baca mulai dari awal lagi XD mesti pelan-pelan dan konsen 😀 aku suka ff yang narasi seperti ini ^^

Leave a reply to Zikey Cancel reply