[WFT B] Marbleous – Part 4

Author             : dhila_kudou

Title                 : Marbleous

Main Cast        : Lee Taemin, Choi Minho

Support Cast   : Kim Kibum, Kim Jonghyun, Lee Jinki, OC

Genre              : Mystery, Crime, Life, Bromance

Rating              : PG-13

Type                : Alternative Universe (AU)

Length             : Sequel

Marbleous

==========================

PART 4

Ilsan, 18 Juli 2013

Sore ini, Taemin melirik kalendernya. Beberapa tanggal dilingkari dengan spidol, tetapi hanya satu angka yang terlingkar dengan warna merah. Yaitu hari ini, hari yang ditunggu-tunggunya. Hari ulang tahun, sekaligus deadline pesanan kelereng atas nama Lee Jinki. Taemin begitu bersemangat mengerjakannya.

Taemin membuat 21 kelereng sesuai yang Jinki minta. Ia menyusunnya sedemikian rupa di dalam sebuah kotak plastik tebal berukuran 10 x 10 cm. Kelereng-kelereng itu dibungkusnya dengan rapi, sama seperti pesanan lainnya.

Ia beranjak menuju pintu rumah. Di sana, Jongin sudah menunggunya.

“Ada apa, Hyung?”

Taemin tak menjawab. Ia hanya mengeluarkan untaian liontin bermata kelereng perak dari saku bajunya. Ia mengayunkannya perlahan di hadapan wajah Jongin. Jongin menatap bandul kelereng itu dengan pandangan kosong.

“Kai, dengar baik-baik. Antarkan paket ini ke rumah Lee Jinki dengan motormu. Jangan berbicara sepatah katapun di perjalanan. Setelah dari rumah Lee Jinki, pergilah ke tujuanmu berikutnya, ke kampus. Tunggulah sampai seseorang membangunkanmu di sana. Kemudikan motormu dengan tenang. Kamu punya waktu 7 jam untuk menyelesaikan tugas ini.”

Jongin mengangguk pelan. Taemin meletakkan kotak itu di antara kedua tangan Jongin yang menengadah.

“Bagus. Sekarang berangkatlah.”

==================================

Ilsan, 21 Juli 2013

Kibum menghela nafas. Sesekali ia menguap. Menunggu tanpa ada yang bisa dikerjakan ini memang membosankan. Bahkan arsitektur rumah tua ini pun biasa saja, tidak ada yang menarik.

Pria itu akhirnya mengeluarkan ponsel pintarnya, mengakses beberapa akun jejaring sosial yang ia miliki. Beberapa kali ia terkikik geli saat menemukan status yang lucu. Separuh jiwa muda yang masih terkurung di dalam raganya menggerakkan Kibum untuk ikut bergabung dalam jaringan sosial yang memang tak pernah tidur itu.

Membosankan~~~

Selesai. Satu detik. Dua detik.

Lima menit. Masih belum ada umpan balik.

“Haish, bahkan dunia maya memusuhiku saat ini,” gerutunya. Dilepaskannya topi polisi yang menutupi kepalanya dengan kasar, lalu dibantingnya ke atas dashboard.

Suara serangga malam mulai terdengar menyeramkan. Tak ada seorang pun yang lewat di jalan ini sedari tadi. Ia mulai merinding. Malam pun semakin mencekam dibuatnya.

Kriing…

“Aaah!!!” Kibum berteriak kaget. Tiba-tiba ponsel pintarnya berdering nyaring. Sejenak kemudian, ia bernapas lega, tapi melihat nama di layar ponsel itu, ia tersentak. Cepat-cepat ia mengangkat panggilan dari atasannya tersebut.

“Kau di mana?”

“Saya…di Ilsan, Inspektur.”

“Apa? Mengapa kamu bisa di sana?”

“S..sa..saya melakukan penyelidikan kasus ledakan kemarin, Inspektur,” jawab Kibum terbata-bata.

“Memangnya ada perintah yang turun dari saya? Cepat balik ke kantor. Kita ada rapat sekarang!”

Kibum makin tak bernyali mendengar bentakan dari atasannya,”Baik, sebentar lagi saya ke sana.”

“Sekarang juga!”

“Siap, Inspektur!”

Telepon diputus secara sepihak dari seberang. Kibum menarik napas panjang. Masalah semakin rumit. Minho tak kunjung kembali dari rumah itu.

Tak ada jalan lain. Kibum memilih untuk melanggar instruksi Minho.

==================================

“Bagaimana bisa kau mengendalikan anak itu?”

Taemin tersenyum. Entah karena mendengarkan pertanyaan sepupunya itu atau karena kelereng yang dibuatnya telah selesai. Indah, kelereng itu. Taemin berhasil mengubah potongan kaca berbentuk kubus menjadi kelereng berbentuk bola sempurna.

Diangkatnya kelereng itu setinggi matanya, lalu diperhatikannya secara seksama. Setelah puas mengamati, Taemin meletakkan kelereng itu di atas meja kaca, pemisah antara dirinya dengan Minho. Bunyi ‘tuk’ pelan terdengar, memecah kesunyian.

Minho masih menunggu jawaban dari Taemin. Kali ini tak ada rasa gusar seperti yang menyertainya saat menginterogasi Jongin. Ia tak lagi mengenali wajah Taemin yang berada di hadapannya. Terlalu banyak teka-teki yang tersembunyi di balik manik hitam gelap pemuda pecinta kelereng itu.

Sudut kanan bibir Taemin terangkat. “Bagaimana bisa kau tidak mengetahuinya, Detektif? Setelah ceritaku yang sudah sangat jelas itu, kau masih belum bisa menangkap clue yang ada?”

Minho terdiam, berusaha untuk kembali mereka ulang kejadian berdasarkan cerita yang disampaikan oleh Taemin. Namun, clue itu tak ditemukannya. Pikirannya buntu.

Sebuah bandul kelereng berwarna perak menjuntai di hadapan Minho. Dengan sedikit gaya yang diberikan oleh sang pemilik, bandul itu bergerak ke kanan dan ke kiri. Hampir saja ia kehilangan kendali atas kesadarannya bila Taemin tidak lekas menarik kembali bandul itu dari hadapan Minho.

“Bercanda. Aku tidak mungkin melakukannya padamu,” ujar pemuda itu ringan.

“Kau menghipnotisnya?” tanya Minho tidak percaya. “Selama 7 jam?”

Sebuah anggukan dari Taemin menjawab pertanyaan Minho. Mulut Minho menganga tak percaya. Darimana sepupunya ini belajar menghipnotis orang?

“Mengapa kamu melakukannya?”

Taemin mengusap pelan bandul kelereng tersebut, “Sederhana. Karena Jinki juga melakukan hal yang sama kepada ibuku.”

Minho terdiam.

Namun, bunyi ketukan kasar di pintu merusak rencana detektif muda itu. Ia hendak melontarkan beberapa pertanyaan lagi kalau saja polisi tanggung itu tidak melanggar instruksi yang ia berikan. Taemin pun merasa terusik.

“Kau membawa seseorang bersamamu?”

Minho menggelengkan kepalanya kuat-kuat, berpura-pura tidak tahu. Ia memasang ekspresi sebodoh mungkin, berharap Taemin tidak merasa terganggu dengan ketukan sialan itu.

“Sudah kuduga,” gumam Taemin. Pemuda itu mematikan keran gas yang sejak tadi dibiarkannya menyala, lalu membukakan pintu untuk sang tamu.

Pintu terbuka. Belum sepenuhnya terbuka, Kibum langsung menyembur. “Kita ke Seoul sekarang, Minho!”

Minho menggerutu pelan.

Kibum menatap pemuda yang tak dikenalnya di balik pintu. Ia kembali teringat sesuatu. “Sudah selesai interogasinya?”

Minho mengusap keningnya gusar.

“Anda polisi, ya? Masuklah. Kita bicarakan semuanya di dalam,” ajak Taemin sambil tersenyum tipis. Minho kaget. Bayangkan saja, si tikus mengajak seekor kucing  untuk masuk ke dalam sarangnya. Apa itu waras?

Tetapi Kibum tetap berdiri mematung di ambang pintu karena Minho menyuruhnya untuk itu dengan gertakan jarak jauh.

“Ah, well. Sebenarnya Inspektur Kang menyuruhku untuk kembali ke Seoul, ada rapat mendadak. Tapi, aku juga tidak mungkin meninggalkanmu di sini, ‘kan, Detektif Minho?”

“Tidak masalah. Minho bisa menginap di rumahku malam ini.” Taemin mengambil alih jawaban untuk pertanyaan Kibum.

Dua pasang mata menatap Taemin, dengan sorot berbeda, tentunya. Kibum terlihat bingung, sementara Minho terlihat kaget. Ia bersusah payah memikirkan cara agar informasi tentang Taemin dan insiden pengeboman itu tidak terendus oleh polisi, tapi lihat apa yang dilakukan oleh sepupunya itu! Apa ia sudah tak sabar ingin menempati kamar barunya di penjara?

“Apa yang kaulakukan, Taemin-ah?” desis Minho.

“Pak polisi, sebenarnya Anda bisa ikut menginap di rumahku malam ini. Aku akan menyampaikan informasi penting yang pastinya tak mungkin dibiarkan oleh Anda dan sepupuku ini,” Taemin menunjuk Minho dengan telunjuk kanannya, lalu berdeham sejenak sebelum melanjutkan,”untuk berlalu begitu saja. Tapi, kalau memang Anda harus kembali ke Seoul malam  ini, kurasa tak ada pilihan lain….”

Minho memotong segera, “Kibum, sebentar lagi saya akan keluar. Kau tunggu di mobil sekarang.”

“Lho? Jadi temanmu ini tak datang untuk menangkapku?” tanya Taemin dengan nada berpura-pura tak tahu. Minho bersusah payah memberikan kode kepada Taemin agar ia tak membocorkan seluruh kejahatannya ke polisi.

“Detektif, apa maksud semua ini?” tanya Kibum bingung.

“Kibum, keluar sekarang juga!”

Taemin berdecak keras. “Minho! Kamu ini detektif, bukan? Detektif tak pernah pandang bulu dalam menegakkan kebenaran. Jangan bertindak bodoh seperti ini!”

“Kamu yang bodoh, Taemin! Aku berusaha mati-matian untuk membelamu di kasus ini. Toh, aku sendiri bisa menutupinya. Tapi kenapa kamu dengan begitu tenang mengakui kejahatanmu sendiri?”

“Apa gunanya kamu menutupinya, Minho? Aku menyuruhmu untuk menyelesaikan kasus ini. Dan jawabannya adalah diriku sendiri. Tunggu apa lagi? Serahkan aku ke pihak yang berwajib, dan laporkan semuanya. Kasusmu akan selesai!”

 “Mengapa kamu melakukan semua ini, Taemin?! Mengapa kamu melibatkan aku untuk mengungkap kejahatanmu sendiri? Aku tak mungkin bisa melakukannya! Kamu sepupuku, dan kamu melakukan hal ini hanya untuk balas dendam! Kamu akan dikenal orang sebagai teroris setelah ini, dan aku tak mau hal itu terjadi!”

Taemin melipat tangannya di depan dada. Minho masih mengontrol napasnya yang memburu. Sementara Kibum masih mematung dengan mata terbelalak lebar melihat kedua orang di hadapannya saling menyerang dengan mengungkapkan hal menarik yang tak diketahuinya. Polisi itu bertanya-tanya dalam hati.

“Kamu  lupa, Minho? Apa janjiku di balik kasus ini? Kau akan jadi detektif hebat. Tak hanya mengungkapkan kasus pengeboman, tapi juga kasus penyelundupan—”

“— Dengan begitu, hidupmu akan lebih baik. Aku akan mendekam di tahanan, dan kamu akan lebih mandiri ke depannya. Jangan bergantung kepadaku terus, Minho. Kamu punya hidupmu sendiri. Kamu punya masa depan sendiri. Raihlah. Masa kejayaanku akan kualihkan padamu.”

Minho meringis. Tak sadar, bibirnya menggumamkan nama sepupunya itu tanpa suara.

Taemin berjalan pelan ke arah Kibum. Ia menyerahkan kedua tangannya kepada sosok yang menatapnya bingung. Kibum bertanya kepada Minho dalam diam, tatapan matanya berpindah pada Minho dan sang pemuda yang tak dikenalnya itu, berkali-kali.

“Tangkap aku sekarang juga. Aku yakin, ini akan menjadi hadiah yang istimewa untuk atasan Anda.” Pemuda itu menyunggingkan senyumnya, untuk yang kesekian kalinya.

“Taemin-ah…,” panggil Minho, berharap dengan demikian, sepupunya itu akan menarik kembali ucapannya. Atau Taemin bisa saja kabur dari rumah tua ini, melemparkan koleksi kelerengnya ke lantai agar Kibum jatuh terpeleset, atau apapun itu, agar dirinya tak ditangkap.

Sementara itu, Kibum merasa otaknya semakin kusut. Menyerahnya sang tersangka utama memang jackpot yang mampu melejitkan karirnya dalam sekejap, tetapi bukan dengan cara seperti ini. Setidaknya, bukan dengan kecepatan abnormal seperti ini.

Polisi muda itu akhirnya melingkarkan borgol pada pergelangan tangan Taemin.

“Terima kasih,” ucap Taemin. “Anda telah membantu sepupuku untuk menyelesaikan kasus ini.”

“Saya tak begitu paham dengan maksud Anda. Namun, saya juga berterima kasih atas sikap Anda yang begitu kooperatif.” Kibum tak bisa menahan dirinya untuk tersenyum saat borgol itu terkunci dengan sempurna. “Silakan jelaskan semuanya nanti di kantor, Taemin-ssi. Ah, maaf, marga Anda?”

“Lee. Lee Taemin.”

Kibum menatap Minho yang masih terpaku, beberapa meter di belakang Taemin. “Detektif, kau tak ikut?”

Minho mengangguk lemah. Dalam diam, ia menatap punggung Taemin yang berangsur menjauh.. Ia melangkah gontai, berusaha agar tidak mendahului, atau setidaknya, menyamai langkah-langkah pendek sepupunya itu.

“Minho, kenapa kamu lambat sekali?”

Taemin, entah sejak kapan, menoleh ke belakang. Minho mendongak. Ia bahkan tak mampu untuk membalas ledekan pemuda yang berada di hadapannya itu. Sebagai gantinya, ia hanya menurut, mempercepat langkah kakinya hingga berada tepat di hadapan Taemin.

Tangan kurus Taemin menengadah, memperlihatkan butiran kelereng berwarna bening. Namun, tidak benar-benar polos, ada motif berbentuk bulat pipih berwarna coklat di dalamnya.

“Ambillah. Aku tak yakin bisa membuatkanmu chocolate pie kapanpun kamu mau. Kamu lihat bulatan cokelat di tengah kelereng itu? Mirip dengan chocolate pie, bukan?”

Minho menggeleng.

“Mana bisa kelereng ini menggantikan pie kesukaanku itu? Kau memang bodoh.”

Taemin tertawa kecil. Ia melanjutkan langkahnya. Minho mungkin tak akan mulai melangkah bila seseorang tidak menepuk bahu kanannya.

“Kamu benar-benar beruntung, Minho. Aku memang tidak tahu apa-apa mengenai kalian, tetapi aku bisa merasakan bahwa ia adalah orang yang sangat berarti bagimu. Mungkin ia juga merasakan hal yang sama.”

“Kibum…,” gumam Minho tidak percaya. Selama ini ia hanya melihat sisi buruk dari polisi muda itu. Tak pernah terbayangkan olehnya kata-kata seperti itu keluar dari mulut seorang Kim Kibum, polisi muda yang selalu dianggapnya tidak becus dalam bekerja.

Life should go on, Detektif! Kau tahu ungkapan itu, ‘kan?”

Minho mengangguk. Petualangan yang sebenarnya mungkin baru saja akan dimulai.

=============================

Seoul – Kepolisian Metropolitan Seoul mengeluarkan penyataan resmi mengenai kasus ledakan di salah satu perumahan tradisional di Bangbae-dong,  Seocho-gu pada Kamis (18/7) lalu. Pelaku berinisial LTM, berusia 21 tahun, menyerahkan dirinya ke pihak berwajib secara sukarela saat seorang polisi dan seorang detektif swasta mendatangi rumahnya di Ilsan pada Minggu malam (21/7).

Pelaku mengaku ia mengirimkan sebuah paket berisi kelereng dan sebuah bom rakitan yang dikemas di dalam sebuah kardus. Paket tersebut dikirim dari Ilsan menuju Seoul dengan bantuan jasa kurir pribadi yang berinisial KJ. KJ sendiri sudah ditahan di kepolisian sebelumnya di hari yang sama saat penangkapan LTM dilakukan.

 “Insiden ini tidak ada hubungannya dengan jaringan teroris manapun. Ini murni kasus pembunuhan bermotif dendam pribadi terhadap korban, LJK. Diharapkan masyarakat Korea Selatan, khususnya Seoul, dapat tenang dan tidak panik.”

Polisi masih meminta keterangan lanjutan dari tersangka sambil menunggu kepastian jadwal persidangan.Disinyalir kasus ini berhubungan dengan sindikat penyelundupan barang antik dimana korban merupakan salah seorang anggotanya. Hal ini dikarenakan di rumah Jinki sendiri ditemukan banyak barang antik yang bernilai sejarah. Namun, dugaan tersebut masih belum dapat sepenuhnya dipastikan oleh pihak kepolisian.

=============================

 

 

Epilog

Jinki baru saja hendak mematikan lampu ruangan lantai satu ketika bel rumahnya berdering. Ia melirik jam bandul lawas yang berdiri megah di sudut ruangan. Pukul 11.45, siapa gerangan yang bertandang ke rumahnya jam segini?

Pria itu memakai kaca mata minusnya kembali. Ia bergegas menyambar kenop pintu dan memutarnya. Ia tersenyum lebar. Seorang pemuda berjaket kulit hitam menyambutnya sambil menyerahkan sebuah kotak untuknya. Jinki membaca tulisan di kardus tersebut.

-Marbleous-

“Ah, sudah selesai kelerengnya?”

Tak ada jawaban. Lelaki itu hanya menatap Jinki dengan pandangan kosong. Setelah kotak tersebut diambil oleh Jinki, ia berbalik badan, lalu meninggalkan rumah Jinki.

Jinki ingin mengucapkan terima kasih, tapi sudah terlambat. Apa boleh buat. Ia kembali masuk ke dalam rumah, lalu mengunci pintu kembali. Lalu ia bergegas menuju lantai dua, tak sabar ingin melihat kelereng pesanannya itu segera.

Satu persatu lipatan penutup kardus ia buka. Senyumnya makin berkembang. Ia semakin penasaran. Ternyata ia harus membuka plastik yang menjadi pelindung puluhan kelereng di dalamnya.

Ikatan plastik tersebut ia lepaskan. Jinki tak mengetahui kalau gaya tarikan yang diberikan kepada tali pengikat itu akan membuat sebuah sistem yang terangkai di dalamnya aktif.

Hal itu dibuktikan oleh bunyi samar yang terdengar dari dalam plastik tersebut. Jinki tak menyadarinya. Ia membuka plastik tersebut lebar-lebar, dan hanya hamparan kelereng yang menyambut pandangan matanya. Ia mengeluarkan butir demi butir benda kaca itu keluar kotak dan meletakkannya di atas meja.

Tapi sebuah kertas mengalihkan perhatiannya kembali.

Lee Jinki-ssi. Aku ingin mengirimkan sedikit kejutan. Semoga Anda senang menerimanya.

Tertanda, Lee Taemin, anak kecil lugu yang berusaha mempertahankan sebuah teko antik dari tangan pencuri, 10 tahun yang lalu.

DUARRR!!!

Bunyi ledakan terdengar memekakkan telinga. Jonghyun terbangun dari tidurnya. Beberapa tetangga lain langsung menjerit kaget dan berlarian ke luar rumah, penasaran apa yang telah terjadi. Dua petugas satpam keluar dari pos jaganya, lalu berlarian ke arah dalam perumahan.

Terakhir, seorang pemuda, dengan motor sport hitamnya, menjauh melawan arus, keluar dari perumahan tersebut, dengan santai, dan pikiran yang kosong. Tak terkejut sama sekali dengan ledakan tersebut.

THE END

 

Yay! Sudah selesai! \^o^/

Di akhir cerita ini, aku mau berterima kasih sama beta-reader satu-satunya yang bisa kuandalkan, kak Ami, dan juga masukan2 yang udah diberikan dalam pembuatan cerita ini. Plus juga buat kak Lana yang udah ngizinin aku (walau ini telat banget =_=) buat bisa ikutan meramaikan event WFT ini. Kak Bibib juga, yang terus meyakinkan aku kalau aku tetep masih bisa meramaikan event ini, walau deadline-nya kelewatan banget ._. *?*

Masukan dan kritikannya kutunggu, wahai reader sekalian! 😀

2011 SF3SI, Freelance Author.

Officially written by ME, claimed with MY signature. Registered and protected.

This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction

Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!

Advertisement

30 thoughts on “[WFT B] Marbleous – Part 4”

  1. Yaah, tamat. Padahal ceritanya seru, sayang sekali yaa 😦

    Aduh, Taemin unyu bingit. Nggak tau mau komen apa lagi, karyamu kali ini keren banget, Dhil 😀

    1. Hahaha…iya Zak 😀
      Ini beneran antiklimaks banget, makanya ga’ heran kalo schedulernya ngepublish kebut dalam satu hari…hahahaha..xD
      Ntar kalo ada waktu dan keinginan *?* aku sempatin bikin side storynya deh yaa..xD soalnya beneran aku ngerasa banyak banget plothole di cerita ini ._.

      Alhamdulillah, aku seneng kalau kamu suka sama ceritanya :” Zaky jugaa, aku tunggu banget loh kelanjutan ceritamu, utang kamu masih banyaak.. 😆 😀
      Makasi banyak ya Zaky yaa udah ngikutin cerita ini dari awal plus ninggalin jejak di setiap partnya :”

  2. Kereennn!! Endingnya kece B)

    Ya ampun, salut ama taem yg mau ngaku. Dan ternyata dia yg hipnotis Jongin juga ya…

    Mianhae eon, tapi kok aku merasa Minho lebih nonjol yah? .-.

    Overall ini keren! Like this 🙂

    1. Alhamdulillah, aku seneng dengernyaa 😀
      Iyaa, Taemin juga ngelakuin teknik yg sama dg apa yg dilakukan oleh Jinki dulu, plus itu dilakukan biar hukuman yg diterima oleh Jongin lebih ringan ketimbang dia ngelakuinya secara sadar. Itu sih menurut aku..hehehee 😀

      Iya Sesiil, aku juga ngerasain hal yg sama. Apa boleh buat, udah kebikin, sayang buat dirombak ulang.. Hahaha..maaf yaa kalau dirasa gak nyaman jadinya.. *bowing*

      Oke Sesil, makasi banyak yaa udah ngikutin cerita ini dari awal hingga akhir..makasi banyak 😀 *bowing*

  3. yah tamat deh :O
    jadi pelakunya taemin yaa?
    onyu jahat banget sih disini -,- taemin cool gitu dan baiik banget ke minho :’)
    tapi entah kenapa aku ngerasa harusnya taemin gak usah dipenjara, kan kasiaan u,u *dijitak key
    aakk bagus nih ffnya, kapan kapan bikin yg genre bromance misteri lagi ya thor xD hihi

    1. Hahahaha, krna aku gak bisa bikin yg lebih panjang lagi..jadi diterima aja yaa klo ceritanya cuma segini.. 😆
      Naah, persis Neny, bener banget apa yg dirimu bilang di komenmu ini 😀 Aku juga pengennya Taemin gak dipenjara *lah*
      Insya Allah yaa, klo ada kesempatan dan ide lagi..tp emg kyknya aku gak bisa lepas dari bromance, jdi tenang aja..hahahahahaa..xD
      Makasi banyak yaa Neny udah ngikutin ff ini dari awal hingga akhir cerita. Terima kasih banyaak 😀

  4. Tae … tem … Taemiiiiin! Don’t gooo!
    aduh, kenapa aku selalu ingin nangis kalo baca ff kamu ya?
    aku nggak rela Teamin masuk di penjara. Transfer aja dia ke rumah aku. biar sederhana tapi lebih baik. Waeyo? kenapa sad ending? #hiks! hiks!

    1. *ikutan kejar taemin*
      Eh? Beneran kak? Aah, La jadi terharu dengernya.. :”
      Ke rumah kakak? Maunyee…hahahhaha 😆
      Iyaaa, kalau mau happy ending, ceritanya kudu diterusin lagi soalnya kak, diterima aja yaaa? Hehehehe… ^o^v
      Makasi banyak ya kak Hana udah ngikutin ff ini hingga tamat.. Terima kasih banyaak.. *bowing* 😀

  5. naah, bener si Jongin dihipnotis..
    si Kibum akhirnya bertindak layaknya polisi..

    Intinya si Taemin melakukan bales dendam dan siap akan konsekuensinya yaitu ditangkap, mana sukarela banget Taeminnya buat nyerahin diri, trus alesannya biar Minho lebih baik kehidupannya.. *geleng**

    Bingung mo komen apa lagi, menurutku di part 3 udah menjelaskan semuanya. part ini hanya menyelesaikan apa yang udah ada aja..

    saya suka ffnya Dhila, ditunggu karya lainnya ya.. 🙂

    1. Yaay, tebakan kk benar berarti 😀
      Kasian banget soalnya Kibum udah aku nistakan habis2an di part sebelumnya. Makanya di sini La bikin dia jadi orang bener..hahahaha..

      Pas banget kaak, persis! Itu dia inti ceritanya! *keprok2*
      Iya, ini part antiklimaks..komen kk yg ini aja udah bikin la seneng kaak.. 😀

      Alhamdulillah, la seneng dengernya.. Kapan2 ya kaak, la sempatin bikin cerita lagi… Makasi banyak ya kak Lydia yg udah ikutin cerita ini dari awal hingga akhir…makasi banyaak.. ^o^//

  6. TaeMin, bila saja JinKi tidak membunuh ommanya. Semua itu tidak akan terjadi pada dirinya. JongIn yang benar-benar tidak tahu apapun juga harus mendekam.

    1. Naah, bener banget kak… Biang kerok cerita ini sebenernya si Jinki._. Kai juga tidak sengaja terlibat..semoga aja hukumannya Kai gak berat ya.. *?*

      Makasi banyak ya kak Imelia udah ngikutin ff ini dari awal hingga akhir.. Terima kasih banyaaak 😀

  7. ahh.. Dari awal udah curiga ada apa2 sama taem..
    Eh ternyata bener..
    Tapi,, ending-nya ga ketebak..
    Kereeenn..
    Aa.. Dhila-ssi.. Mianhae komenku cuma di part ini..#bow

    1. Selamaaat kalau gitu, bisa nebak Taemin pelakunya..haha…aku juga gak bisa bikin alur yg gak ketebak buat cerita detektif ini soalnya, masih tahap belajar ._.”
      alhamdulillaah, makasi ya kak Hyora 😀
      gak papaaa, yg penting udah berkunjung ke cerita la aja, suka sama cerita la aja la udah seneng..makasi banyak yaa kaak ^o^/

  8. kyknya aq slh tafsir dgn kata bromance. wkwkwk kupikir ada adegan romantisnya gitu antara 2min. syukurlah hanya ikatan saudara saja.

    kasihan jg ya taem, endingnya dia hrs msk penjara. gimana tuh perasaan minho? kupikir diawal2 aq ngira jjong lah sipelaku kejahatan. ngebayangin tampangnya aja udh kyk penjahat wkwkwk #kabur

    nice ff thor! tp ttp aja gk bisa bayangin taem yg mukanya lugu gitu bisa bunuh orng dgn bom pula

    1. haha, kalau romantis antar cowok yg sodaraan itu aku juga gak demen, cukup sebatas ikatan persaudaraan aja kok.. samaan selera kita 😀

      iyaa, kasian sama Minho harus berjuang sendiri tanpa Taemin 😦
      tampang Jjong penjahat? 😆 setuju niih #plakkk

      alhamdulillaah, makasi yaa Hana udah suka sama ceritanyaa, tak lupa sama komen2nyaa. makasi banyaak ^o^ 😀

    1. ciusan Sonya?! #brbcaritisu
      maaf yaaa, tapi aku seneng juga sih sbenernyaa *?*
      oke Sonya, makasi banyak yaa udah mampir di ff-ku yg ini. gak lupa sama komen2nya jugaa. makasi banyaak ^o^/ 😀

  9. like this,, as i said before,… taem adalah pembunuhnyaaa.. huurrr *tebar duit *eh???

    nice storyyyyyyy!!! sayang banget ga ikutan lombanya, tapi FF nya bagus bangeeetttt.. SUKA!!

    1. yeee!!! tebakannya benaar!!! hahaha..xDDD
      iyaa, aduuh, la nyesel banget sbnrnya gak bisa tepat waktu ngumpulinnya ToT. Mau gmna lagi? ToT
      Alhamdulillah kalo kakak sukaa 😀
      Makasi y kak Anggi yaa udah baca komen ff ini hingga tamat..makasi banyaaaak ^o^/

  10. Ceritanya keren. Dan taemin juga keren. Minho key apalagi 😀 authornya jg keren ding. Bisa bikin aku berekspresi macem-macem waktu baca ff ini. Diawal penasaran, ditengah deg-deg’an sekaligus gemes, dan diakhir malah mewek.

    Keep writting ya thor !!

    1. ahahaha..xD iyaa, mereka emang udah keren dari sononya.. ;D
      alhamdulillah kalo aku dibilang kereen :”) Iya, aku juga terharu bisa kelarin ff ini dengan cukup baik..ehehehee…gak nyangka juga.. :”)

      siiiipp…makasi ya Minholand udah mau berkunjung di ff ini..makasi banyak buat komennya ^o^/

  11. mian eon, baru komen di sini._.
    yaampun kenapa gua nyesek ya baca ini…
    bromance banget gitu :”(
    nggak bisa komen apa-apa lagi, gak sanggup berkata2 TT
    daebak banget deh eonn ceritanya!!

    1. gapapaa errs..udah dikomenin sekali aja aku udah seneng bangett 😀
      hahaa, aku emang demen bikin scene bromance beginian sepertinya.. aku aja pas baca ulang gak nyangka napa alurnya jadi nyesek gini .____.”
      aku juga gak tau mau ngucapin apa lagi selain terima kasih karena komennya, Errs 😀
      makasi banyak ya Errs buat kunjungannya sama komennya ^o^/

  12. daebaaaaak, aku suka ff ini, good job buat author, aku baca ff ini dari awal sampai akhir, dan tidak mengecewakan, aku cuma komen diff terakhir ini

    1. alhamdulillaaah..makasi ya Yerry yaa 😀
      semoga aja di next project berikutnya aku bisa mempertahankan gaya nulisnya..aamiin 😀
      makasi ya Yerry ya udah berkunjung dan ngasih komen di ff ini..makasi banyaak ^o^/

  13. nice story..
    ahh di part awal udah bisa nebak kalo jjong gak ada sangkut pautnya dg kasus ini, mskipun karakter seperti itu kebanyakan digambarkan kemungkinan adalah ‘pelakunya’ atau sederhananya gini, digambarkan utk membangun pandangan reader bahwa jjong pelakunya. (yah beberapa ff yg aku baca sperti itu).
    tp sumpah aku gak kepikiran bahwa pelakunya taemin, aku baru tau itu ketika part 2 😀

    hmm.. selain untuk balas dendam, taemin trnyata sayang sama minho, dia rela dipenjara agar hidup minho jauh lebih baik. aku terharu huhuhuu..

    overall, nice story thor, cuman teka-tekinya kurang greget dikit, kurang bikin bertanya2. terlalu mudah ditebak.

    oke, hope for the next project jauh lebih baik lg, dan kalo genrenya crime, mysteri begini ceritanya jauh lebih greget..

    1. iyaa Nadia, itu sebenarnya langkah standar bikin cerita detektif. ini masih cerita perdana, makanya banyak kurangnya dan aku belom bisa mainin alurnya dgn baik biar ceritanya greget .____.”
      wakakak, iya, trlalu cepat rasanya aku ngasih clue, tp mau gmna lagi, ending udah aku targetin di part 4 =_=” #garuktembok

      heheehee, scene taemin sama minho itu sbnrnya aku jadiin salah satu inti permasalahannya #nahloh#. untunglah yg itu masih dapet feelnya..hihi..

      aamiiin, moga ya Nadia ya…tp aku masih vacum nulis nih skrg T^T
      smga aja bisa bikin cerita genre ini lagi…hehehehee 😀
      makasi ya Nadia ya udah baca n ngasih masukan ke cerita ini. makasi banyaak!!! ^o^/

  14. Done, done DONE!!!!! I loveeee love love this, make that four times. Theme kali ini bromance, ya. Kata-katanya memang simpel- to the point- maksudnya. Biasanya kan kalau fanfic yang bagus kata-katanya selalu ribet (i meant it in a good way ya…). Hmm.. i think thats all.

    Summed up, this is greatnes- one of those.

    1. serius aku bener2 seneng kalau Citra suka baca cerita ini. Sebenernya ff ini rada ancur karena buru2 banget ngerjainnya u.u;;

      Iyaa, aku belom jago bikin cerita yang narasi plus diksinya tingkat tinggi kayak author2 lain. aku masih dalam proses belajar bikin narasi dan dialog yang bagus *yang terpaksa vakum buat jangka waktu yang lama .—.* syukurlah kalo dirimu suka tulisan aku 😀

      makasi banyak udah berkunjung ke sini ya Citra!!!! ^o^/

Give Me Oxygen

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s