Family Business – Part 5 : Ghoul

Title                 : Family Business : Ghoul

Author             : Black Scratch

Main Cast        :

  • Choi Minna (OCs)
  • Choi ‘Minho’ (SHINee)
  • Kim Taeyeon (SNSD)
  • Lee ‘Taemin’ (SHINee)
  • Lee Jinki ‘Onew’ (SHINee)

Support Cast    :

  • Kim ‘Key’ Bum (SHINee)
  • The Others

Genre              : Horror, Fantasy, Mystery, Action, Tragedy , Romance

Length             : Sequel

Rating              : PG

Inspired Film   : Supernatural

Sebelumnya terima kasih kepada buku John Winchester’s Journal karena sudah memberikan petunjuk bagi semua legenda-legenda yang dicatatnya disana.

Sebelumnya, karena author ga tau jarak dan waktu untuk sampe ke suatu tempat di US, author buat ceritanya asal sampe aja ya.

FF ini udh author post di blog author. Siapa yg berbaik hati pen liat2 blog author, silahkan kesini http://sammylittlexotaemints.wordpress.com/

Family Business

~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~

Sebuah mobil melaju dengan kecepatan yang lumayan lamban di tengah malam yang dingin di Blue Earth. Tempat itu lumayan sepi karena seperti tak dikunjungi oleh siapapun disana. Kedua orang yang berada disana, sedang mendengarkan lagu rock classic dengan kerasnya. Tiba-tiba saja mobil yang ditumpanginya berhenti bekerja.

“What the… Kenapa mobilnya berhenti?” Tanya yeoja yang duduk di kursi depan sebelah kursi kemudi.

“I don’t know. Wait here, i’ll check it.” Ucap namja yang mengemudi sambil keluar dari mobilnya. Tepat di gerbang pemakaman yang sepertinya tak pernah dikunjungi oleh siapapun. Namja itu terus memeriksa keadaan mobilnya. Sementara yeoja yang bersamanya tak terdengar suatu apa. “Honey, tak ada yang salah dengan mobil ini. Namun… Honey? Where are you?”

Yang ia dengar hanya kesunyian pemakaman . Barang-barang mereka juga hilang. Namja itu mencari yeojanya yang hilang, namun tak menemukan apapun juga. Ia memeriksa sekali lagi masuk ke dalam mobilnya. Dan akhirnya sesuatu mendorongnya ke dalam mobil lalu teriakkan sang namja begitu nyaring keluar. Mobil bergoyang seperti ada orang yang bermesraan di dalam mobil. Darah dan suara robekan-robekan mulai muncul dari dalam mobil.

**********************

Taeyeon tertawa. Onew baru saja kalah dari Minho bertaruh untuk mendapatkan nomor telepon seorang yeoja yang cantik di sebelah meja makan restaurant yang mereka singgahi sekarang. Minna terus memperhatikan laptopnya tanpa mengalihkan perhatianny bahkan sedikit pada orang-orang yang sedang bersenang-senang.

“Kau seharusnya bisa mempertahankan gayamu pertama, Onew.” Ucap Taemin sambil tertawa geli.

“Ingat, kau yang harus membayar semua ini.” Kata Minho sambil memamerkan sebuah kertas bertuliskan nomor-nomor.

“Hey, check this out.” Ucap Minna kemudian. Ia menujukan laptopnya kepada semua orang yang ada di depannya. “Di pemakaman kumuh yang tak pernah tersentuh seorang pun lagi di Blue Earth, ada sebuah pencurin serta pembunuhan. Mobilnya masih ada, namun segala barang yang di bawa oleh pelancong semuanya hilang. Motif pembunuhan belum diketahui, namun kedua orang yang bunuh, satu yeoja dan satu namja, terbunuh dengan mengenaskan. Yeojanya tergantung dengan kepala terbalik, lebih tepatnya tanpa kepala dan tangan, sementara namjanya tercabik dan hanya tersisa bagian tengah tubuhnya tanpa organ dalam.”

“Aku berpikir untuk libur bulan ini, huft…” Keluh Taemin.

“Bila itu berhubungan dengan kematian, itu berarti tak ada liburan, Taem.” Timpal Minho. “Sesudah ini kita akan langsung ke Blue Earth.”

Minho melarang Minna untuk mengendarai motor pada malam hari karena jarak yang lumayan jauh. Minna tersu saja menolak, namun ia tak bisa melawan Oppanya. Ia bersama Minho sementara Onew dengan motor Minna dan Taeyeon dengan Taemin.

“Ketika pembalasan dendamku selesai dan Appa sudah ditemukan, aku akan pergi.” Ucap Minna mulai berbicara.

“Apa maksudmu?” Tanya Minho berpura tak mengerti.

“Aku sudah mempunyai kehidupan yang normal diluar sana. Berperan sebagai murid yang pintar berseni dan mendapatkan beasiswa di negeri sendiri. Itu indah, Minho.”

“Kita keluarga pemburu. Harabeoji, Appa, dan kita. Semua orang yang sedarah dengan kita.”

“Bila kita tak memulainya, kita tak akan pernah merasakan ini semua.”

“Kau tahu aku juga tak menginginkan hal itu.”

“Listen, i’ve got everything before you came. Friends, boyfriend, school, even home, everything. Huh… I won’t do the exorcise, hunting, i just wanna be like normal like everybody.”

“Look, this is not about you, about me, or dad. This is about saving people, hunting things, family business. Everything that we do, is all about our destiny, our future, dear.”

“Alright, then… Don’t call me dear, please. It’s disgusting.” Minho kemudian tersenyum hambar sebelum kemudian ia melihat adiknya sudah tertidur lelap.

*******************************

“Bagaimana dengan mayat-mayat disini?” Tanya Taeyeon.

“All gone… Ini kasus berat. Semua mayat di makam hilang, dan dua pelancong serta barang-barangnya hilang.” Jawab seorang polisi pendek yang gemuk.

“Thank you, sir. Kabari kami jika memang ada suatu hal.” Dan polisi itu hanya mengangguk.

“Mana Minna?” Tanya Minho melihat motor merah Minna yang menghilang. Onew melirik pada Taemin dan begitu pula sebaliknya. Seperti biasa, Minho dan Taeyeon menginvestigasi sebagai FBI di tempat kejadian.

“Molla.” Jawab mereka berdua serentak. Minho memasang wajah tanpa ekspresinya itu.

“Ayolah, Minho. Jangan terlalu ketat terhadap dongsaengmu itu. Ia baru berumur 18 tahun. Pantas jika ia berkeliaran.” Ucap Onew.

“Semua makhluk mencarinya. Bagaimana aku akan membiarkan anak berumur 18 tahun berkeliaran sementara bahaya tentang kematian terus saja mengintainya?” Balas Minho. Onew hanya menggeleng kemudian masuk ke dalam mobil Taeyeon. Ketika itu dering ponsel Minho terdengar. Ia kemudian langsung menyingkir darisana dan menelepon di mobilnya.

Minna pergi ke sebuah motel di dekat tempat kejadian. Ia melihat ke satu kamar disana dan memandang kertas yang ada di tangannya.

“Apakah orang yang bernama Kibum ini tahu sesuatu?” Tanyanya. Ia langsung mengetuk kamar itu dan keluar orang tinggi dengan kulit putih, mata yang sipit dan pelipisnya yang hampir terlihat sangat jelas. Namja itu langsung membulatkan matanya ketika melihat Minna disana.

“Apa yang ingin kau lakukan disini?” Tanya namja itu.

“Hanya ingin menanyakan sesuatu.” Jawab Minna sambil mengeluarkan daggernya. Namja itu membiarkan Minna masuk. “Kau Kibum, benar?”

“Key saja cukup. Wae gurrae?” Tanya namja bernama panggilan Key ini.

“Semua pemburu Asia di Amerika ini tahu kejadian yang terjadi di villa kala itu. Kudengar kau tahu lebih dalam apa yang terjadi dengan hal itu. ada sesuatu yang kau ingin sampaikan padaku?” Ujar Minna.

“Mungkin kau salah orang. Aku bukan orang yang kau cari.” Tolak Key.

“Kau yakin?” Minna mengeluarkan daggernya sambil memainkannya sesekali.

“Na… Nan molla. Aku hanya sebagai saksi disana. Sebelum kebaran aku melihat seseorang di lantai dua bersama seorang yeoja.”

“Bagaimana postur tubuhnya?”

“Tak begitu jelas. Namun ia bertubuh agak besar, aku juga melihat ada sebuah tali di tangan kanannya.”

“Sedang apa kau disana kala itu?”

“Aku hanya sedang lewat disana.”

“Aku masih akan membutuhkanmu, jadi jangan kemana-mana. Atau kau…”

“Arrayo, arra!”

“Good boy.” Minna langsung pergi dari motel itu dan kembali ke motel tempat mereka tinggal.

**************************

“Jadi ini, makhluk yang sesuai dengan cerita polisi kemarin adalah Ghoul. Dari legenda Arab atau Persia, tinggal di pemakaman atau tempat-tempat yang tak ditinggali manusia. Secara harfiah, Ghoul berarti setan, tapi Ghoul tidak bersikap seperti setan-setan yang ada di Judeo-Kristen Putra Iblis. Namun Ghoul lebih dekat dengan setan utama dalam ajaran Islam, seorang jin yang memberontak dari perintah Allah dan diperbolehkan mengembara di bumi untuk menguji manusia dengan cara menanamkan pikiran buruk di kepala manusia. Juga merupakan nama setan yang bisa berubah wujud dan hidup di padang gurun, kadang terlihat sebagai hyena. Memikat pelancong ke gurun untuk dimakan, juga menculik anak-anak. Ghoul merampok dan menodai makam, dan memakan mayatnya.” Jelas Minna.

Ghoul

 

“Sammy, kau adalah kamus mistis berjalan yang terhebat. Bagaimana cara mengatasinya?” Tanya Minho.

“Mudah. Garami, beri minyak, dan bakar. Hal yang dilakukan untuk para arwah seperti biasanya.” Jawab Minna.

“Kita lakukan malam ini?” Tanya Taemin.

“Lebih cepat lebih baik.” Timpal Onew.

“Aku benci malam.” Kata Taeyeon.

Malam harinya, ketika semua lampu sudah padam dan semua mata tertutup, kelima pemburu ini menuju ke pemakaman tua.

“Dengar, kita hanya mempunyai waktu 30 menit sebelum polisi patroli datang dan mengecek pemakaman ini.” Ujar Taeyeon.

“Darimana kau tahu itu, noona?” Tanya Onew Heran.

“Radio itu.” Tunjuk Taeyeon. Taeyeon menyadap saluran radio polisi agar semua yang diinformasikan markas kepada semua polisi terdengar.

“Semua sudah?” Tanya Minho. Keempat orang ini mengangguk dan berjalan menuju gerbang pemakaman.

“Jadi… Inikah hantu Persia itu?” Tanya Minna. Minho dan Onew langsung mengeluarkan sekop besarnya dan mulai menggali makamnya mencari mayat yang akan mereka musnahkan. Minna dan Taemin menyinari makam yang digali oleh Minho dan Onew.

Dengan begitu lama mereka menggali, akhirnya sekop Minho menyentuh papan peti mati.

“Kami menemukannya.” Ujar Onew.

“Angkat tutup petinya. Kita akan memanggangnya.” Ucap Minna. Onew dan Minho membuka tutup petinya dan keuar dari lubang makam. Taemin dan Taeyeon langsung menggarami, memberikan minyak dan ketika mereka sedang ingin membakar, sesuatu mendorong Taeyeon yang memegang korek apinya. “Kenapa selalu ada halangan di setiap kita ingin membunuh dengan cepat?!”

“Hilangkan dia. Kami akan mencoba membakarnya.” Perintah Onew. Minna terdiam. Semuanya juga ikut terdiam. “Singkirkan mereka.”

Kelima orang ini sibuk masing-masing dengan hantu-hantu yang mulai banyak bermunculan.

“Darimana mereka berasal?!” Tanya Taemin stress sambil menembaki bayang hantu.

“Sial! Mereka terlalu banyak! Palli! 10 menit lagi polisi datang!” Teriak Taeyeon.

Taemin sibuk dengan hantu seorang wanita yang memakai gaun kerajaan dengan kipas di tangannya. Hantu itu tak hanya memukulinya menggunakan kipasnya, namun juga menjatuhkan Taemin beberapa kali. Tak jarang ia terpental dan membentur nisan-nisan yang sudah tua.

“Come on, ghost! Jangan terlalu serius denganku! Kau cantik!” Seru Taemin dengan dahi yang telah berdarah. Hantu itu berhenti menyerang Taemin. Taemin menyeringai sambil menyeka darah yang mulai turun ke matanya.

“Ada apa? Kau melihat ketakutan dariku?” Tanya Taemin. Hantu itu menghilang dan muncul tepat di hadapan Taemin sambil mencekiknya.

Beda dengan Taemin, Onew dan Taeyeon terus berlari sambil menembaki 3 hantu di depan mereka. Namun beberapa meter saja mereka berlari, hantu itu selalu mementalkan mereka beberapa meter lebih jauh dari jarak mereka berlari. Reruntuhan nisan terdengar kala kedua saudara ini terbentur. Taeyeon pingsan tepat di depan nisan tak bernama.

“Kurang ajar! Kembali kau kemari!” Teriak Onew dan seketika itu juga Onew di benturkan dan di tahan di sebuah nisan.

Sementara Minho berada di belakang Minna sudah terkunci oleh tangan sang hantu, hanya Minna yang tersisa di lapangan perang itu. minna berlari menghampiri hantu yang mereka hendak bakar. Perawakannya berbeda dengan yang lain. Lebih seperti mayat hidup yang nyata. Namun bukannya ia menyerang Minna, ia malah mundur dan menjauh. Minna terdiam sambil mengerutkan dahinya bingung. Ia mencoba untuk maju lagi, namun semakin mundur hantu itu mencoba menjauhinya. Akhirnya Minna berlari menuju hantu itu dan mencoba menyentuhnya. Namun belum Minna menyentuhnya hantu itu malah menghilang. Ia melihat pada Minho, Minho hanya mengangguk sambil masih tertahan.

Minna yang menerima kode tersebut langsung berlari dan membakar jasad dari hantu tersebut. Setelahnya, ia mendengar semua hantu berteriak kesakitan. Namun ada bisikan yang membuatnya heran. Bisikan kecil, namun masih mampu ia dengar.

“Keep alive…” Begitulah kira-kira bisikan yang ia dengar. Hantu-hantu yang menahan keempat orang lainnya juga menghilang. Ia terdiam, lebih ke bengong.

“Gwenchana?” Tanya Minho.

“Hmm. Neo?” Jawab Minna. Minho mengangguk. “Yang lain?”

Tiba-tiba Taemin muncul dan mencoba berdiri dari satu nisan. Minna berlari menuju Taemin.

“Taemin-ah… Gwenchana?” Tanya Minna panik. Taemin mengangguk lemah. “I’ll get you get out of here. Let’s go.”

*********************

“Jadi, kau ingin memberi penjelasan atas apa yang terjadi di makam tadi?” Tanya Minho keluar dari kamar di motel ketika melihat yeodongsaengnya juga berada disana.

“Euh? Molla.” Jawabnya singkat. Minho menggandeng satu-satunya yeodongsaeng yang ia miliki itu.

“Kau tahu, aku berpikir bahwa mereka takut padamu. Semua makhluk itu, takut padamu.”  Kata Minho.

“ Lalu bagaimana dengan myling yang berhasil membuatku cedera? Bagaimana dengan black shuck yang berhasil membuatku hampir rabies? Bagaimana dengan bloody mary yang hampir mengeluarkan mataku dari tempatnya? Aku tak ingin mati sia-sia karena hal-hal abnormal.” Timpal Minna lagi. minho memiringkan kepalanya sambil tersenyum simpul.

“Dengar, ada alasan kenapa kita semua melakukan ini. pekerjaan tanpa bayaran ini, tak sebanding dengan semua kehidupan yang terancam di dunia ini, arra?”

“Apapun itu, aku ingin cepat tua.”

“Huh? Mworago? Tua? Jangan berharap. 20 pun kau belum sampai.”

Minna’s POV

What? Para ghoul itu menyuruhku untuk terus hidup? Tentu saja aku akan hidup tanpa harus menyuruh mereka melindungiku. Tapi… Kenapa mereka menyuruhku untuk terus hidup? Apa maksud mereka aku harus tetap hidup untuk menyelamatkan mereka? Atau aku disuruhnya hidup untuk memberikan mereka kehidupan?

Minna’s POV End

~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~

TBC

©2011 SF3SI, Freelance Author.

Officially written by ME, claimed with MY signature. Registered and protected.

This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction

Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!

Advertisement

6 thoughts on “Family Business – Part 5 : Ghoul”

Give Me Oxygen

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s