Advice

Advice 1

Author             : Faciikan

Main Cast        : Kibum & Minho (MinKey people… MinKey…)

Support Cast    : -none-

Length             : drabble

Genre              : fluff? Bruh-mance

Rating             : PG-15

Summary         : Kibum berteriak kecil, “Nothing!” Ia memutar matanya, “Aku butuh sedikit penyemangat.”

A.N                  : Key is on WGM, time to wail and weep and roll and scream…

Additionals      : credit picture to Cosmopolitan Korea (April 2014 Issue)

 

Kibum menarik nafas panjang sembari menekan sandi masuk apartemen yang ia tinggali dengan empat pria lain. Ia membuka pintunya perlahan, membuat suara sekecil mungkin. Tempat itu cukup sepi, karena tiga member yang lain sedang menjalani aktifitas mereka masing-masing. Ia menaruh kunci-kunci di atas sebuah meja kecil dan duduk diam di sofa. Ia menatap kosong ke arah televisi yang mati. Ia meregangkan tubuhnya lalu berjalan pergi.

Ia melihat bahwa salah satu ruangan tidak mati lampunya. Ia memutar gagang pintu dan menemukan si pemilik ruangan sedang tiduran terlentang dengan sebuah buku terbuka menghadap ke wajahnya. Kibum menyandarkan diri ke bingkai pintu sembari mengamati si pria lain membaca.

“Apa kau akan masuk atau berdiri diam di situ, melihat ke arahku?” Tanya pria dengan rambut coklat kemerahan itu. Perhatiannya masih pada buku.

Kibum menggaruk belakang lehernya sambil berjalan masuk ke ruangan itu. Ia duduk dengan nyaman di ujung kasur Minho. Ia hanya ingin duduk, hanya ingin ada di situ, tidak ada yang ingin ia bicarakan.

Tapi bukan Minho namanya kalau tidak mencium sesuatu yang tidak beres. Maka  ia pun menaruh bukunya ke nakas dan duduk, menyandarkan punggungnya pada tembok. “Kau ingin cerita sesuatu?”

Kibum cukup terkejut, “Huh?” Ia melihat ke mata Minho. “Well, bukan hal penting.” Kibum menyeret tubuhnya mendekat ke arah Minho dan menelisik pria itu.

Well?” Si pria yang lebih tinggi menawarkannya senyum tulus, “I’m all ears.”

Kibum menggenggam celana katunnya. Ia menatap kosong ke lantai kayu di bawah telapak kakinya. Ia cemberut. “Mereka akhirnya memberikanku tawaran, We Got Married.” Kibum melihat sekilas ke arah Minho. “Aku belum mengatakan apapun.”

Minho tertawa kecil mendengarnya. “Bukankah kau selalu ingin ikut acara itu?”

Kibum membuka mulut, bersiap untuk bicara dan melihat ke Minho. Tapi kemudian ia memilih untuk tidak mengatakan apapun dan memainkan jemarinya. Ia terdiam beberapa saat.

“Benar,” kata si pirang, “Tapi aku bertanya apa akan baik bagiku? Maksudku, yes, I always wanted to do the show, but, I don’t know.”

Minho menaruh tangannya pada bahu Kibum. Ia mulai memijat pundak tegang itu dengan ringan. “Aku tidak berpikir aku adalah orang yang kau cari untuk nasihat semcam ini. Maksudku, aku tidak pernah melakukannya. Tapi, pikirkan lagi, kurasa akan menyenangkan, untukmu.”

What if you were in my shoes?” Tanya Kibum.

Minho tertawa merdu, “Kenapa aku mau melakukan acara seperti itu? Maksudku, kenapa aku? Judulnya saja sudah membuatku muak. Eww, no, never ever would do that. Kenapa; terlalu banyak yang harus dipikirkan, acara nikah-nikahan itu. Dan kau harus berpura-pura menyukai orang lain saat kau tidak menyukainya.”

“Kau berakting cinta-cintaan juga,” Kibum melihat ke mata Minho.

“Agak berbeda rupanya,” Minho mengambil sebuah kayu gabus anggur dan memainkannya di antara jemarinya. “Di drama aku bukan Minho. Aku adalah si karakter. Pada reality show kau adalah dirimu, dengan faset yang berbeda.”

Mereka terdiam selama beberapa saat. Minho kembali membaca bukunya sementara Kibum memikirkan banyak hal di kepalanya.

“Aku ingin melakukannya,” Gumam Kibum, “I want to.”

Minho menaruh bukunya ke pangkuannya. “Lakukan saja, tidak ada yang melarang.”

Thanks, Minho.”

Minho mengendikkan bahunya, “Aku tidak melakukan apa-apa.”

Kibum tersenyum dan memeluk Minho, “Cocky bastard.”

~,~,~,~

Kibum keluar dari kamarnya. Ia berjalan dengan ringan ke arah ruang tengah dan menemukan Minho sedang bermain dengan PSP-nya, rambutnya berantakan dan Kibum berani bertaruh Minho belum mandi. Tapi itu tidak menghentikannya untuk duduk di sebelah Minho. Ia memperhatikan pria itu bermain dengan semangat. Ia tidak mengatakan apapun.

“Bukankah kau harusnya berangkat dalam… well, sekarang?” Kata Minho sambil menghentikan permainan.

Kibum tersenyum, “Yeah.”

“Apa lagi sekarang?”

Kibum berteriak kecil, “Nothing!” Ia memutar matanya, “Aku butuh sedikit penyemangat.”

“Semoga beruntung?” Minho menaikkan alisnya, “Bersenang-senanglah? Seriously, Bum, aku tidak tahu harus berkata apa.”

Kibum memiringkan kepalanya ke kiri. “Well, kurasa itu membantu.” Ia menyeringai, “Hey Minho,” Katanya, “Kurasa kalau aku menikah sungguhan, kau harus jadi pendamping pria-ku.”

“Terserah, just go,” Minho kembali dengan konsolnya dan mulai bermain lagi. “Semoga beruntung untuk istrimu, siapapun dia.”

Kibum hanya tertawa.

@2013 SF3SI, Faciikan

sign-faciikan

Officially written by faciikan, claimed with her signature. Registered and protected.

This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction

Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!

28 thoughts on “Advice”

  1. Yah..
    “Semoga beruntung untuk istrimu, siapapun dia.”. Kata-kata itu, membuat aku berharap klo istri key adalah Nicole atau Eunji, atau siapa pun artis korea..dan bukan artis jepang..-__- *plak

    Tapi aku bukan sutradara nya sih..ToT

    Bagus thor, di tunggu karya selanjut nya..^_^

  2. hai pengunjung baru, ini simpel tapi lucu ngegemesin gitu ya~ jadi kebayang percakapan diatas beneran terjadi wk nice ff^^

  3. apa Kibum mengalami kegalauan hati jg ya waktu tau dia ikut wgm?
    gak nyangka Kibum ma Minho bisa ngobrol kayak gitu enaknya ;-D

    like it Facii^^

  4. akhirnya! setelah sekian lama aku masuk blog ini lagi. dan.. menemukan cerita baru! yey!
    aku suka yang kayak gini, santai dan menghanyutkan. hehehe

Leave a reply to faciikan Cancel reply