WW Club – Chapter 17: First Love

Title: WW Club – Chapter 17: First Love

Author: Mahogany4 (@ItsMahogany4)

Translater: Maria (@Maria2509)

Main cast: Choi Minho, Choi Sulli, Bae Suzy, Jung Krsytal, Goo Hara, dan Lee Jonghyun

Support cast: IU, Heechul, Nicole, Liza (Sulli’s Mom), Fred (Sulli’s Dad) dan masih banyak lagi cast yang akan kalian temuin di crita ini.

Length: Sequel

Genre: School Life, Romance, Friendship

Rating: PG15

A/N: hmm~ chapter 17 is here… J Kalo kalian mau baca versi inggrisnya bisa dibaca di link ini: www.asianfanfics.com/story/view/443818/ww-club-hara-jonghyun-krystal-minho-sulli-suzy-minsul so enjoy the story and hope you like it! I need your comment..

Summary :

“Sulli lumayan cantik.” – Jonghyun

“Dia Suzy.” – Minho

 ???????

 

Chapter 17: First Love

WWClub pergi ke sebuah restoran untuk merayakan kemenangan Minho. Sebuah ruang makan private sudah disiapkan untuk mereka. Ini pertama kalinya Sulli berada di sebuah restoran mewah dan menurutnya itu sangat berlebihan.

“Kau tidak terlihat senang,” kata Hara.

“Tidak… Aku ikut senang untuk Minho. Hanya saja… apa kalian selalu merayakan sesuatu semewah ini?” Tanya Sulli.

“Umm… ya… ketika kami tidak punya waktu untuk mempersiapkan suatu acara, jadi, kami hanya memesan tempat di sebuah restoran… tapi kita juga merayakan dengan cara yang berbeda. Perayaan berikutnya, aku akan menunjukkan apa yang aku maksud,” kata Hara.

Sulli menyadari kalau Minho, Jonghyun dan Krystal berbicara di teras. Apa yang mereka bicarakan? Mereka kelihatan sedikit serius.

Ketika Krystal masuk, dia duduk di dekat Sulli.

So Sulli, bagaimana ujiannya tadi?” Tanya Krystal.

“Sangat susah seperti biasa,” kata Sulli.

“Aku rasa memang begitu. Anyway, sementara 2 laki-laki itu berada diluar sana, let’s have some girl talk,” kata Krystal.

Girl talk? Caranya bagaimana? Apa seperti saat dia berbicara dengan IU?

“Dan kali ini, ayo kita berbicara tentang… Sulli!” kata Krystal.

Hal itu membuat mata Sulli membesar.

Hara dan Suzy langsung duduk mendekat ke mereka berdua.

So… kau punya pacar?” tanya Krystal.

“Aku? Oh… tidak, aku tidak punya pacar,” kata Sulli sambil menggelengkan kepalanya.

“Apa kau pernah punya pacar?” Tanya Hara penasaran.

“Hmmm… Tidak,” jawab Sulli.

“Apa kau pernah menyukai seseorang?” tanya Suzy.

Hal ini membuat Sulli sedikit berpikir.

Melihat diamnya Sulli, alis Krystal terlihat hampir menyatu.

“Jadi kau pernah menyukai seseorang? Siapa?” Tanya Krystal.

“Ayo ceritakan!” kata Hara bersemangat.

“Umm…” Sulli belum siap menceritakan ini… tapi aturan WWClub mengatakan tidak boleh ada rahasia di antara mereka.

“Umm… Dia kakak kelasku sewaktu aku di SMA. Dia banyak membantu ketika aku masih kelas satu SMA,” kata Sulli.

“Oh…” kata Suzy sedikit bingung, “Apa dia mendekatimu?”

“Ia pergi ke Amerika sebelum aku naik ke tingkat dua SMA. Dan kita masih berhubungan melalui surat. Ia mengunjungiku baru-baru ini dan mengatakan padaku kalau dia ingin berpacaran denganku,” kata Sulli.

“Wow…. Sudah berapa lama dia pergi? Dia masih mendekatimu?” Tanya Hara.

“Aku tidak tahu kalau dia mendekatiku selama ini… Aku baru tahu kemarin,” kata Sulli.

“Kasihan sekali,” kata Suzy.

“Apa yang kau suka darinya?” Tanya Krystal.

“Hmmm… Umm… Dia sangat baik. Ketika aku masih kecil….” Sulli menarik napas panjang. “Aku rasa kalian tidak akan mempercayainya, tapi…” Sulli mengambil napas dalam-dalam. “Tetapi orang-orang bilang aku…. cantik.”

Sulli mengira akan melihat reaksi mereka seperti Benarkah? Dulu kau cantik? Apa yang terjadi padamu sekarang?’, tapi Sulli justru melihat mereka menunggu Sulli melanjutkan ceritanya.

“Umm… rasanya seperti aku terbebas dari masalah hanya dengan tersenyum dan bertingkah sok keren… tapi, para perempuan yang seumuran denganmu membenci hal itu sebesar para orang dewasa dan laki-laki senang melakukannya,” kata Sulli.

Suzy mengangguk penuh semangat yang menyatakan kalau dia juga mengalami hal yang sama dengan Sulli.

“Sewaktu aku masih SMA, aku masih tetap sama. Aku cantik, aku dengan mudah mendapatkan apapun yang aku inginkan. Aku dengan mudah melewati ujian-ujian sekolah… hampir… karena aku tidak belajar sama sekali. Aku bahkan tidak pernah mendengarkan guru di kelas. Tapi aku bisa lulus ujian. Gadis-gadis itu, mereka mulai membicarakan aku di belakang. Seperti ‘dia pikir dia cute sehingga dia bisa lulus SMA tanpa menggunakan otaknya’ atau ‘dia pikir dia siapa merasa dirinya cantik sampai membuat laki-laki bertekuk lutut di hadapannya,” kata Sulli.

“Omongan mereka cukup kasar,” kata Krystal.

“Tidak… sebenarnya mereka ada benarnya. Dulu aku tidak tahu apa arti sebuah ‘usaha’. Di SMA kami, kami memiliki program tutor dimana senior akan mengajari siswa-siswa tingkat satu yang mengalami kesulitan belajar. Heechul-Oppa, dialah orang yang ditugaskan untuk mengajariku.” Kata Sulli. “Dia sudah memasuki tahun terakhir sewaktu aku masuk tingkat satu.”

“Oh… dia itu pria yang kau suka?” Tanya Hara.

“Ya… Dia orangnya. Dia sangat baik. Dia sangat membantuku. Tapi justru itu yang membuat keadaan semakin buruk. Oppa itu ketua OSIS dan dia sangat populer di sekolah. Sudah pasti semua siswi di sekolahku tidak akan suka kalau dia selalu bersamaku,” kata Sulli, “Tapi saat itu, aku tidak peduli kalau semua siswi membenciku. Aku sudah cukup senang kalau sudah berada di dekat Heechul-Oppa.”

“Tapi dia meninggalkanmu, kan?” Tanya Suzy.

“Ya, bahkan sebelum ia lulus, dia sudah pergi. Kemarin kami masih tertawa bersama saat makan siang dan besoknya dia pergi begitu saja. Dan saat itulah aku menyadari betapa tidak bergunanya diriku,” kata Sulli.

Sulli berhenti sejenak. Kenangan masa lalu terputar lagi di kepalanya.

“Karena tidak ada lagi orang yang melindungiku, gadis-gadis itu mulai berbicara langsung di depanku semuanya yang mereka benci tentangku. Itu terjadi setiap hari, dengan gadis yang berbeda-beda. Mereka semua membenciku. Aku sangat sedih dan marah… kenapa aku tidak bisa melawan mereka. Aku tidak bisa melawan mereka… karena apa yang mereka semua katakan memang benar,” kata Sulli.

“Sejak itu aku mulai banyak mendengarkan penjelasan guru. Aku mulai belajar. Aku tidak tahu kalau aku memang pintar. Lalu aku mulai menutupi wajahku dengan rambutku. Sehingga tidak ada orang yang akan memperhatikanku. Aku duduk dipaling belakang sehingga tidak ada orang yang memperhatikanku. Ketika aku melihat seorang siswa populer, aku mencoba memperhatikan apa yang membuatnya menarik dan aku memastikan kalau aku tidak punya hal itu. Lebih baik tidak dipedulikan oleh orang lain dari pada dibenci,” kata Sulli.

Suzy, Hara dan Krystal bisa merasakan sakit yang Sulli rasakan pada saat mendengar kata-katanya. Mereka bisa mengerti sekarang kenapa Sulli bisa menjadi seperti ini ketika baru masuk Sun Life.

“Pada awalnya itu adalah sebuah usaha untuk menjadi seorang yang biasa saja… sampai akhirnya aku mulai terbiasa melakukan hal itu… lalu aku menjadi orang yang tersingkir,” kata Sulli.

“Selama ada kami. Kami tidak akan membiarkan itu terjadi lagi padamu,” kata Minho.

Mereka terkejut melihat Minho dan Jonghyun sudah berada di dalam. Mereka terlalu serius mendengarkan cerita Sulli sampai mereka tidak melihat kalau Minho dan Jonghyun masuk ke dalam.

“Benar. Masing-masing dari kita punya sesuatu yang spesial. Tidak semua orang senang melihat kelebihan kita. Tidak apa-apa. Mereka pun tidak penting untuk kita,” kata Jonghyun.

“Kau tidak usah takut dibenci, Sulli. Tidak peduli berapa banyak gadis-gadis itu membencimu, kau masih punya kami yang akan selalu ada untukmu,” kata Krystal.

“Percayalah waktu aku bilang terkadang orang tidak suka dengan penampilanmu karena banyak yang menjadi iri lantas membencimu. Tapi setiap kali aku mendengar seseorang yang membenciku kemudian aku melihat empat orang yang sangat menyayangiku, aku tidak peduli lagi pada orang-orang itu,” kata Suzy.

Entah bagaimana Sulli menyadari dinginnya WWClub terhadap orang luar bukan hanya sekedar menunjukkan kesombongan mereka… mereka menggunakan itu untuk melindungi diri mereka sendiri.

—————–

Suzy, Hara dan Krystal satu mobil bersama dengan Jonghyun.

“Aku ingin mencari gadis-gadis yang menyakiti Sulli sewaktu di SMA,” kata Hara, “Aku ingin menariki rambut mereka sampai botak.”

Krystal tertawa mendengar kata-kata Hara.

“Kita tidak bisa melakukannya, Hara. Kelihatannya Sulli tidak ingin balas dendam pada mereka,” kata Krystal.

“Sulli lumayan cantik,” kata Jonghyun.

Mendengar kata-kata Jonghyun membuat mereka bertiga terdiam sejenak.

“Maksudku… dia terlihat lebih baik daripada sewaktu kita pertama kali bertemu dengannya,” kata Jonghyun.

“Kau benar. Dia tidak lagi memakai kacamata tebal. Tapi kadang-kadang rambutnya masih menutupi wajahnya. Dan dia memang punya wajah yang cantik,” kata Hara.

“Oh, dan seminggu sekali dia memakai seragam yang diberikan oleh Ha Yi. Yah, itu membuat penampilannya lebih baik,” kata Krystal.

“Sudah pasti banyak hal yang harus dimake over. Tunggu… pestanya minggu depan, kan… kita harus memastikan Sulli menjadi yang paling cantik disana!” kata Suzy.

You are so right!” kata Hara.

———————-

Minho tahu dimana rumah Sulli. Jaraknya terlalu jauh dari sekolah. Bahkan ketika Minho mengantarnya pulang, dia masih merasa jaraknya terlalu jauh.

“Kau tidak ingin menyewa tempat di dekat sekolah?” Tanya Minho

“Tidak, itu hanya membuang-buang uang. Aku sudah membuat analisanya. Biaya makan dan sewa tempat, biaya transportasi untuk pergi dari rumahku saat ini sampai ke sekolah masih lebih murah,” kata Sulli.

Minho tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tampaknya Sulli sudah mencari tahu semua mengenai keputusannya.

Minho menyadari kalau Sulli sedang melamun.

“Orang yang kau sukai… apa dia temanmu yang kemarin tidak sempat kau ucapkan ‘selamat tinggal’?” Tanya Minho.

Pertanyaan Minho membuat pikirannya kembali ke dalam mobil.

Minho mendengar semuanya. Ketika Jonghyun mengatakan padanya kalau mereka meminta Sulli agar menceritakan tentang masa kecilnya, mereka meminta Krystal yang memulainya lebih dulu. Apa yang dia dengar tadi membuat dadanya dipenuhi dengan amarah terhadap gadis-gadis yang membenci Sulli dan sesuatu yang lain… sesuatu yang tidak bisa digambarkan lagi… perasaan yang ia rasakan ketika Sulli bilang laki-laki yang disukainya adalah Heechul.

“Oh… kau mendengarnya juga?!” Tanya Sulli

“Yeah… ruangan itu tidak besar. Lagipula kami hanya berada di teras.” Kata Minho

“Oh… benar…” Wajah Sulli tiba-tiba memerah. “Seharusnya pembicaraan tadi hanya untuk perempuan saja.”

“Aku tidak sengaja mendengar bagian itu. Aku minta maaf karena aku bukan perempuan,” kata Minho.

Kata-kata Minho membuat Sulli tertawa.

“Ya.. dialah orang itu.. dia orang yang tadi aku ceritakan,” kata Sulli.

“Jadi, dia masih ingin berpacaran denganmu, kenapa tidak kau terima saja?” Tanya Minho.

Ketika kata-kata itu keluar dari mulut Minho, ia ingin sekali menarik kata-kata itu kembali. Tapi dia penasaran kenapa Sulli dan Heechul belum memutuskan untuk berpacaran. Dia tahu Heechul menyukai Sulli. Dan mendengar Sulli juga menyukai Heechul yang berarti mereka berdua mempunyai perasaan yang sama. Hal itu membuat tangan Minho mencengkram setir mobil sedikit lebih erat.

Sulli tertegun mendengar pertanyaan Minho. Pertanyaan Minho terlalu jujur. Minho melihat Sulli sedikit terkejut setelah mendengar pertanyaannya.

“Oh… apa kalimatku terlalu jujur? Maaf, aku terbiasa seperti itu dengan mereka. Kami biasanya tidak bisa menahan rasa penasaran kami. Kami hanya mengatakan apa yang ada dipikiran kami,” kata Minho.

“Tidak… tidak apa-apa… Aku hanya sedikit kaget karena kau ingin sekali aku punya pacar,” kata Sulli.

“Oh itu… Umm… Aku hanya berpikir kalau kau menyukai dia. Dan dia ingin berpacaran denganmu, seharusnya tidak ada yang menghalangi lagi.” Tanya Minho

Sulli merasa ada yang meremas hatinya. Kenapa dia merasa seperti sepotong daging yang sedang ditawarkan kepada orang lain?

“Aku tidak begitu yakin…” jawab Sulli, “…dengan apa yang aku rasakan padanya sekarang.”

“Kau tidak menyukainya lagi?” Tanya Minho, tangannya yang tadi mencengkeram setir mobil mulai mengendur.

“Umm… aku rasa aku masih menyukainya… tapi tidak seperti yang aku rasakan dulu… Aku juga tidak tahu,” kata Sulli, saat berbicara seperti itu ia seperti merasakan sesuatu yang pahit di mulutnya.

“Tidak apa-apa kalau kau tidak yakin dengan perasaanmu sekarang, pelan-pelan saja,” kata Minho.

Mereka terdiam sejenak. Apa gadis ini baru saja menceritakan kehidupan percintaannya dengan Minho?

“Bagaimana denganmu?” Tanya Sulli. “Kenapa aku tidak pernah mendengar kau punya pacar?”

Mendengar pertanyaan Sulli membuat Minho tersenyum.

“Apa aku harus punya pacar?” Tanya Minho.

“Apa tidak ada gadis yang kau sukai?” Tanya Sulli.

“Umm…” Minho tidak bisa memberikan jawabannya langsung.

“Aku rasa mereka bilang tidak boleh menyimpan rahasia,” kata Sulli.

“Ah… jadi mereka sudah memberitahumu peraturan di WWClub,” kata Minho.

“Jadi, siapa orangnya?” Tanya Sulli

Meskipun Sulli benar-benar ingin tahu, hatinya berdetak begitu cepat seperti jantungnya bisa meledak kapan saja.

“Apa yang kau ceritakan padaku tadi itu adalah orang yang kau sukai dulu. Kau menceritakannya dalam bentuk lampau,” kata Minho. “Dan kau tidak yakin saat ini apa kau masih menyukainya atau tidak.”

“Oh… ok… jadi apa ‘dulu’ kau pernah menyukai seseorang?” Tanya Sulli.

“Ummm… ya, aku ‘kan tidak sekebal itu,” kata Minho, “Kita sudah sampai!”

“Kau menghindari pertanyaanku. Aku tidak akan keluar dari mobil kecuali kau memberitahuku siapa gadis itu,” kata Sulli.

“Jadi… hanya karena masalah ini haruskah aku membawamu pulang bersamaku?” Tanya Minho. “Ha Yi pasti senang bertemu denganmu.” Minho tersenyum bodoh dan menghentikan mobilnya di depan rumah Sulli.

“Kau tidak akan memberitahuku walaupun aku memohon?” Tanya Sulli mencoba membesarkan matanya sebesar yang ia bisa.

“Kau lebih terlihat menyeramkan… tidak imut sama sekali,” kata Minho.

Hal itu membuat Sulli cemberut.

“Tingkahmu mulai mirip dengan Hara,” kata Minho tertawa.

“Benarkah? Hahaha!” Sulli ikut tertawa.

Kemudian mereka terdiam lagi.

“Dia Suzy,” kata Minho melihat ke depan mobil.

Hati Sulli merasakan sesuatu ketika mengingat kejadian Minho dan Suzy berpelukan di ruang ganti.

Sulli tidak tahu harus berkata apa.

“Tapi itu sudah lama sekali. Kita berdua sudah move on sekarang,” kata Minho memberikan senyumnya sekilas.

Sulli tidak yakin. Semuanya masuk akal sekarang… dari cara Suzy melihat Minho atau ketika dia merasa aneh saat membicarakan peraturan-peraturan WWClub… Suzy masih memiliki perasaan pada Minho.

Sulli mencoba bertanya. “Tetapi jika… Jika ada kesempatan untuk –“

“Tidak. Tidak akan ada kesempatan apapun. Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan tentang peraturan itu, Sulli. Kau mungkin berpikir itu hanya sebuah peraturan biasa yang kami buat. Kau bahkan bisa berpikir kalau itu sangat kekanak-kanakan dan bodoh. Tapi hal-hal seperti itulah yang kami lakukan dan kami korbankan untuk mengikuti peraturan yang paling berat sekalipun. Dan kami pastikan tidak ada satupun dari kami yang melanggarnya.” Kata Minho

To be continued

         

©2011 SF3SI, Freelance Author.

Officially written by ME, claimed with MY signature. Registered and protected.

This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction

Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!

Advertisement

10 thoughts on “WW Club – Chapter 17: First Love”

  1. whoaaahh *-* aku mantengin dr awal lho ya. keren heuheu. makin kerasa nih. aku kok punya feel ya minho itu ada rasa ke sulli? hmm .-.

  2. Waah akhirnya ada kelanjutannya~
    Ff ini rame bangeeeet aku udah baca versi englishnya tapi tetep aja pengen baca lagi baca beberapa kalipun ga bikin bosen..
    Ff ini masih panjang bangeet kelanjutannya..
    Ditunggu next partnya 🙂

Give Me Oxygen

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s