Home; Our New Beginning

Home; our new beginning

tumblr_nehmeh8sxY1r2q9tyo1_1280

Author: Ayachaan

Main cast: Kim Kibum, Lee Nayoung (OC)

Length: Drabbel

Genre: Marriage Life

Rating: G

A.N: I own the story and OC characters. Kim Kibum belongs to God and himself. Don’t copy without permissions and full credits. Sudah pernah saya publish sebelumnya dibolg pribadi saya (link)

Pics Credit: secretdreamlife(tumblr)

==============

 

Aku membuka mata perlahan, lalu sontak menutupnya serapat mungkin begitu mendapati cahaya matahari menerobos masuk dan menerpa wajahku dengan semena-mena. Aku berbalik membelakangi jendela dengan kusen kayu mahoni bercat putih yang setengah terbuka itu, sedikit berjengit dengan kelopak mata setengah terbuka, menilik jam beker yang berdiri manis di meja kecil di samping tempat tidur. Pukul 07:00. Ck, mau tak mau aku harus bangun bagaimanapun rasa malas ini merajalela.

Dengan enggan kusingkap selimut putih tebal yang sedari tadi membungkus tubuhku, lalu duduk di ambang tempat tidur sembari meraba-raba letak sandal rumahku. Kumatikan lampu tidur yang masih menyala dan melangkah keluar kamar dengan terseok-seok oleh rasa kantuk.

Aku terus berjalan menyeberangi ruang tengah, menuju dapur. Suara gemuruh halus dari mesin penggiling biji kopi yang baru dihidupkan sontak menyapa indera pendengaranku, disertai dengan bunyi beradunya permukaan kayu dengan ujung tajam pisau; desiran margarin; dan gemerisik sayuran yang baru dicuci.

Asal tahu saja, saat ini pemandangan tak biasa selama dua puluh lima tahun aku hidup sedang terjadi. Disana, di depan counter dapur dengan nuansa putih-biru sedang berdiri seorang perempuan yang sebelum empat puluh delapan jam yang lalu mengaku tak mengenal dapur. Tapi sekarang gadis itu justru tengah menjilat ludahnya sendiri.

Morning,” sapaku pelan.

Ia berbalik sekejap begitu mendengar suaraku. “Hi, morning too. Just take a sit and I’ll serve you a special breakfast today,” tuntutnya sok.

Aku mengangkat bahu sebagai balasan dan segera duduk di meja makan. Em, ini tak bisa benar-benar disebut meja makan sebab keadaannya yang menyambung dengan counter dapur. Sebuah—er—lebihan kayu yang didesain oleh si interior designer dengan tambahan tiga kursi. Walaupun terdengar begitu aneh, tapi konsep seperti ini sangat cocok untuk keluarga kecil yang baru memulai hidup bersama, bukan? Nah, jadi pilihanku dan perempuan di depanku kini tak salah.

Apartemen kami bukan sebuah aparteman mewah, sebab aku dan Young lebih menyukai hunian kecil yang terkesan hangat. Aku suka konsep minimalis sementara Young menggilai folkloric, lengkap dengan keranjang rotan dimana-mana—tempat buah di meja makan; tempat baju-baju kotor; tempat majalah di ruang tamu dan lain sebagainya. Ah, kumpulan pigura yang disusun berdekatan juga jadi penghias dinding kamar dan ruang tengah apartemen kami, serta corak bunga-bunga kecil dengan warna-warna pastel nan pupus di taplak meja dan tirai-tirai jendela.

Jika bagi orang lain beranggapan kesukaan kami bertolak belakang alias sangat berlainan, ternyata justru bisa memberikan nuansa baru. Kuncinya hanya, jangan terpaku pada kesukaanmu sendiri. Ck, ini seperti aku sedang menasihati diri sendiri saat awal pertama kami memilih properti apartemen.

Omong-omong omelet jamur dengan irisan tomat, lettuce dan keju yang ada di depanku ini tak gosong. Yah, benar-benar tidak gosong alih-alih matang dengan sempurna—tidak terlalu kuning menyeluruh, tapi ada sedikit bagian yang kecokelatan. Ah, kopi yang kini tengah mengepulkan asap tiada henti ini juga terkesan baik-baik saja terlepas dari porsinya yang terlalu besar untukku sebab Young salah ambil gelas.

“Terlihat enak, Young,” aku mengerling.

Sudut-sudut bibir Young segera tertarik ke atas, membentuk senyum selebar perahu naga di wajahnya yang sarat akan rasa bangga. Cih, aku gemas sekali melihatnya berada di atas angin oleh pujianku.

Aku tak ingin membuang waktu untuk mencicipi sarapan yang dideklarasikan Young dengan embel-embel special ini. Dan benar saja, ini memang enak. Jangan membayangkan omelet ala restoran, karena sungguh aku tidak menyukainya. Masakan Young jauh sekali di bawah rata-rata citarasa itu, tapi aku menemukan sesuatu yang tidak di temukan pada masakan ala restoran high class—or—medium class, rasa hangat. Iya, perasaan hangat ketika lidahku mengecap perpaduan telur; tomat yang masih terasa kesegarannya saat dikunyah; dan keju yang terasa meleleh diantaranya. Hem, perasaan yang sama ketika aku pulang di malam hari dari rasa lelah kesibukan yang menghimpit dan disambut oleh senyum dan pelukan hangat dari Young. Seperti… sesuatu yang akan selalu kau rindukan dan membawamu pulang ke rumah—sebuah tempat yang sarat akan kehangatan.

“Kibum,”

“Hm?”

“Aku ingin memasak semua makanan untukmu,” ucap Young penuh semangat—yang bagiku luar biasa menggebu-gebu.

“Kau akan membuatku gemuk,” sahutku nanar.

Young tergelak. “I don’t care. For our new beginning… biarkan aku terus belajar mengurusmu, ya,” pintanya.

Kali ini aku yang terkekeh mendengar permintaannya. Aku mengunyah omelet dan menelannya sesaat sebelum berujar, “Young, kita harus sama-sama belajar mengurus. Karena nanti akan segera ada Kibum junior di dalam sana,” aku merujuk pada perut Young dan menyebabkan ia tersipu malu dengan semburat merah jambu yang kentara jelas. Dan aku menggilai itu.

FIN #140731

Terimakasih sudah menyempatkan membaca 🙂

©2011 SF3SI, Freelance Author.

Officially written by ME, claimed with MY signature. Registered and protected.

This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction

Advertisement

28 thoughts on “Home; Our New Beginning”

  1. Manis, tapi ga berlebihan, ditambah rasa ‘hangat’ yg dimaksud author-nya kerasa sama aku atau mungkin karena aku bacanya pas udara lagi dingin2nya dan akan turun hujan :/

    1. Mungkin juga karena admin yang ngepost cerita ini pas banget ngambil timingnya–saat musim ujan gini–hehe.
      Terimakasih ya sudah membaca cerita ini 🙂

    1. Yang kemarin memang almighty Kibumnya kenapa? hehe.
      Wah alhamdulillah… terimakasih ya atas pujiannya, semoga bisa jadi pengingat biar nulis terus :”)

      Terimakasih sudah membaca ya

  2. Terlalu manis. Aku bisa kena diabetes. Fortunately, i love sweets!

    Syukurlah kali ini karakter utamanya Kibum. Syukurlah bukan JongKey (melulu). Syukurlah Key-nya disini waras, nggak terus-terusan digambarkan sebagai psycho. Syukurlah si Abang Ganteng satu ini so sweet-nya minta ampun oh God.

    Thanks for the oneshot. Ceritanya ringan, tapi bikin aku meleleh-meleleh gitu deh.

  3. Haaaaaiiii

    Eeee njiyeeehh penganten baru nih critanya?

    Tulisannya rapi.. Diksinya juga oke, biarpun masih ada kalimat yg (menurutku) gak efektif..

    Eh iyaaa, aku mau kasih kritik dan masukan boleh yaaaa.. imho, cerita ini kurang romantis kalo buatku.. masa, key lebih fokus sama dekorasi apartemen dan sarapan daripada istrinya.. ih jahaaaatt 😦

    Mungkin akan lebih cantik lagi ceritanya kalau tulisan kamu yg udah bagus ini, ditambahin feel dikit.. namanya jg penganten baru, key nya coba fokus dikit sama young.. kayak gambarin gimana rupa young waktu masak, ekspresinya, gesture dan gerak tubuhnya..

    Keep writing yaaaa 🙂

    1. Haiiiiiiiiiiiiiiii ^^
      Wah terimakasih ya sudah dikasih masukan kaya gitu. Dilain kesempatan aku akan coba untuk lebih memperhatikan setiap aspek buat cerita tsb.

      Makasih ya sudah menyempatkan membaca 🙂

  4. aihhhh pengantin baru masih anget banget. berasa makanan baru keluar oven dehh 😀
    kerasa banget kehangatan dari keluarga kecil ituu.

    adududuh mau dong pas nanti nikah kaya begitju :3

    iya key,mulai sekarang kita belajar bareng. haha

    good job thor (y)

  5. emeshhhhh banget masa…
    kalau bisa di bikin sequel(hiraukan ini)
    tapi lucu hahahha ternyata mereka nikah karna saling menyangi aku kira cuma di jodohkan XD
    good job author

    1. Iya mereka nikah memang karena saling sayang dan mutusin untuk membina keluarga. Sekuel…. hem… gak janji tapi akan aku usahakan 😀
      makasih juga karena sudah membaca 🙂

  6. Bagus sekali! Manis, dan itu takarannya pas! 😀
    Tulisannya juga boleh banget lho! Rapi! Aku suka banget pokoknya.
    Drabble yg apik.
    Penulisannya itu…. gaya bahasanya, bagus bagus bagus!
    Two thumbs up! (Y) (Y)

    Sippo….
    Keep writing, n fighting ya! ^^
    Btw, line brp?

    1. Hai… makasih yaa buat komentar dan tanggapalan kamu. Terimakasih juga sudah menyempatkan membaca ya 🙂

      Aku 94line. Silakan mampir2 ke blog pribadiku ya 🙂

  7. lol unyu banget jaman-jaman baru menikah. semacam, yeah, mungkin memang semua newly wed harus semanis ini? Dan walaupun otakku menolak membayangkan gimana bentuk apartemennya, kayaknya dua orang ini punya selera yang bagus ((maaf aku mulai meracau))

    sering-sering kirim fic ke sini yaaa 😀

    1. Hai 🙂 whehe mungkin sih ada yang manis-manis seperti ini atau mungkin malah canggung *eh 😀

      Iya.. in syaa’ Allah aku akan kirim lagi kalo punya fic. Terimakasih yaa karena menyempatkan membaca dan menyambut dengan hangat 🙂

  8. eonni gue suka gaya looo *apaan*
    Gaya penulisannya bagus, jadi bisa kebayanh gimana kejadiannya haha XD
    sweet bangettt.
    Daebak! 🙂 ditunggu karya lainnya yah hehe

Give Me Oxygen

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s