Title : Apartement’s Lift
Author : qL^^ (mystorymyfictionworld.wordpress.com)
Main Casts : Kim Jonghyun, Shin Jihyun (OC)
Support Casts : Eomma, Paman Im, Choi Minho
Genre : Horror
Rating : General
Lenght : Ficlet
Summary : When night came and on certain time, the apartemen’s lift opened somewhere you never know ……..
—
Apartement’s Lift
When night came and on certain time,
the apartemen’s lift opened somewhere you never know ……..
Jarum jam di arloji Shin Jihyun sudah menunjukkan pukul sebelas malam lebih lima belas menit. Malam ini Jihyun pulang lebih terlambat dari biasanya. Jihyun masih mengenakan seragamnya, terburu-buru menuju pos Paman Im, si penjaga keamanan apartemen yang sedang tidak di tempat. Jihyun mendesah kecewa.
Dalam sebulan ini, Jihyun sudah berulang kali harus pulang sekolah lebih dari pukul sepuluh malam. Guru-guru menahan Jihyun dan teman-teman tahun terakhir sekolah mereka lebih lama di sekolah karena sebentar lagi mereka harus menghadapi ujian SAT. Jihyun tidak mengeluh karena hanya dengan belajar lebih keras dia akan bisa masuk Fakultas Kedokteran SNU seperti yang sudah dicita-citakannya sejak kecil. Pulang sekolah lebih dari jam sepuluh tidak masalah karena Jihyun selalu pulang bersama-sama teman-temannya dengan bis yang sama. Yang jadi masalah adalah untuk mencapai apartemennya di lantai 11, Jihyun sama sekali tidak berani naik lift sendiri. Eomma selalu berpesan pada Jihyun agar meminta Paman Im untuk menemaninya dan sekarang Jihyun diserang kepanikan ketika malam ini Paman Im tidak di tempat.
“Paman Im,” panggil Jihyun dengan suara keras. Suasana apartemen sunyi sekali membuat suara Jihyun bergaung di lobby apartemen.
Tidak ada jawaban.
Jihyun menimbang-nimbang dalam hati apakah sebaiknya dia menunggu Paman Im atau nekat naik lift sendiri. Dia mengambil ponselnya dari saku blazer sekolah.
“Aish,” rutuk Jihyun. Lagi-lagi dia terpaksa harus mendesah kecewa melihat ponselnya mati. Jihyun jadi tidak bisa minta tolong Minho oppa, tetangganya yang mahasiswa Teknik Sipil SNU untuk menjemputnya di lobby apartemen.
Malam ini Eomma juga sedang bertugas jaga malam di Rumah Sakit Kyunghee. Jihyun merasa dirinya sial sekali malam ini dan akhirnya dengan keputusaaan yang melandanya, dia melangkah menuju lift.
Tangan Jihyun terangkat menyentuh tombol naik lift. Kepala Jihyun mendongak untuk melihat lift itu ada di lantai berapa. Lift itu ternyata berada di lantai 11, lantai apartemennya dan akan membutuhkan waktu beberapa saat sebelum lift itu mencapai lantai dasar. Bunyi ting halus terdengar saat lift itu tiba dan Jihyun melangkah masuk sambil berdoa dalam hati. Gadis itu memastikan CCTV lift menyala dan keadaan lift normal sebelum dia menekan tombol lantai apartemennya. Lift itu bergerak naik dengan normal dan Jihyun bernafas lega. Lift itu bergerak naik menuju lantai 11 tanpa berhenti di lantai manapun.
Bunyi ting halus kembali terdengar saat lift tiba di lantai 11 dan pintu lift membuka. Jihyun memicingkan mata sebelum mengerjap berulang kali memastikan dia tidak salah lihat dan tidak salah menekan tombol lantai tujuannya. Namun apa yang dilihatnya sama sekali tidak berubah.
Lorong apartemen Jihyun yang terletak di lantai 11 harusnya memiliki dinding warna krem dengan aksen cokelat di kusen-kusen pintu apartemen mirip seperti warna-warna cat dinding di lobby apartemen. Ada belasan lampu LED putih yang menyala terang di langit-langit dan kamera CCTV hampir di setiap sudut lorong. Namun alih-alih warna krem dan cokelat, lorong itu kini memiliki dinding hijau pucat dengan aksen hitam di kusen pintunya. Hanya ada empat lampu bercahaya kuning di lorong setelah Jihyun menghitungnya.
Kening Jihyun mengernyit. Ini sama sekali bukan lantai apartemennya, namun Jihyun tidak mungkin salah karena dia berulang kali melirik papan berbentuk angka 11 di atas pintu lift yang menujukkan di lantai mana sekarang ia berada.
Entah sudah berapa lama Jihyun terpaku di depan lift tanpa bergerak sama sekali. Apartemennya nomer 1140 bersebelahan dengan apartemen Choi Minho yang bernomer 1139 dan terletak di pertengahan lorong. Jihyun sudah akan memutuskan untuk membangunkan Minho saja sebelum dia masuk ke apartemennya sendiri. Kaki Jihyun sudah siap melangkah, kalau saja tidak ada yang menahan tangannya.
Seorang pemuda berambut pirang tersenyum ramah padanya.
Jihyun tidak mengenal pemuda itu, mungkin pemuda itu tinggal di lantai lain apartemen ini. Pemuda itu hanya sekepala lebih tinggi dari Jihyun dan menurut perkiraan Jihyun usianya hanya setahun atau dua tahun lebih tua dari Minho oppa. Firasat Jihyun mengatakan pemuda itu tidak akan berbuat jahat kepadanya, namun tetap saja Jihyun bertanya.
“Siapa kau?”
“Aku Kim Jonghyun, salam kenal,” pemuda bernama Jonghyun itu memperkenalkan diri. “Kenapa kau sendirian malam-malam begini?” Jonghyun balik bertanya.
“Namaku Shin Jihyun dan aku mau pulang,” sahut Jihyun pendek.
Kening Jonghyun mengerut, ekspresinya cemas membuat Jihyun bingung. “Kau tinggal di lantai berapa?” tanyanya lagi.
“Lantai 11, apartemenku nomer 1140,” kata Jihyun sambil menunjuk lorong menuju apartemennya.
Jonghyun tersenyum lagi. “Ini bukan lantai 11, Jihyun-ssi,” katanya.
Jihyun menggeleng cepat. “Tidak mungkin! Aku menekan tombol yang benar saat naik lift tadi,” sahut Jihyun defensif. Dia melanjutkan bicara sambil menunjuk lift, “dan papan di sana juga menunjukkan—“ ucapan Jihyun terputus. “Mustahil,” bisiknya tak percaya.
Padahal tadi dia yakin sekali kalau dia melihat itu angka 11, namun sekarang yang muncul adalah angka 14.
Mendadak terdengar suara-suara berisik dari ujung lorong membuat Jihyun terpekik kaget dan menatap Jonghyun dengan rasa takut.
“Suara apa itu tadi?”
Jonghyun hanya menggeleng. Pemuda itu meletakkan kedua tangannya di bahu Jihyun dan membimbing gadis itu masuk kembali ke dalam lift. “Sudah kubilang kalau kau salah lantai,” kata Jonghyun, lalu menekan tombol 11 dengan terburu-buru dan pintu lift tertutup dengan cepat.
Bunyi ting halus terdengar saat pintu lift terbuka kembali. Kali ini benar-benar lorong apartemen Jihyun yang biasa yang muncul. Jihyun tidak pernah merasa selega itu saat warna krem dan cokleat itu memenuhi pemandangannya. Jonghyun sepertinya jelas-jelas mengetahui ketakutan Jihyun, mengantar gadis itu sampai ke depan pintu apartemen 1140.
“Terima kasih, Jonghyun— Oppa? Boleh aku memanggilmu Jonghyun oppa?” tanya Jihyun sambil tersenyum.
Jonghyun mengangguk. “Kalau kau pulang selarut ini, pastikan kau naik lift bersama Paman Im, kau mengerti Jihyun-ah?” pesan Jonghyun yang disambut anggukan dari Jihyun.
“Apakah oppa tidak mau mampir dulu?” tawar Jihyun.
“Tidak usah. Aku harus menemui Paman Im di bawah,” tolak Jonghyun sopan. “Sampai ketemu lagi,” ujar Jonghyun.
Jihyun membungkukkan badan dengan penuh rasa hormat pada Jonghyun dan pemuda itu balas melambai. Jihyun masih menatap punggung Jonghyun sebelum pemuda itu masuk ke dalam lift. Diam-diam bersyukur dalam hati bahwa Jihyun dipertemukan dengan Jonghyun malam itu hingga dia tidak jadi tersesat.
Saat Jihyun memasukkan kode kunci apartemen, dia baru menyadari sesuatu.
“Bodoh! Kenapa aku tidak tanya Jonghyun oppa tinggal di lantai berapa ya?”
—
Jihyun merasa tubuhnya didekap erat membuatnya terjaga dari tidurnya. Betapa kagetnya Jihyun melihat Eomma lah yang sedang memeluknya sambil berlinang air mata. Jihyun menyibakkan selimut tebalnya, lalu duduk dan berusaha melepaskan pelukan Eomma.
“Eomma, ada apa? Kenapa menangis?” tanya Jihyun bingung.
“Oh, Eomma pikir… eomma pikir…” suara Eomma hilang dalam tangisannya sendiri.
Butuh waktu satu jam untuk menenangkan Eomma yang menangis histeris. Jihyun membawa Eomma ke ruang tengah dan membuatkan Eomma secangkir teh hijau hangat. Dari cahaya matahari yang masuk melalui jendela ruang tengah, Jihyun tahu bahwa pagi sudah datang. Untunglah hari ini akhir pekan sehingga dia tidak perlu takut terlambat sekolah karena menunggu Eomma tenang.
Jihyun membukakan pintu apartemen untuk Minho oppa yang muncul lima belas menit kemudian. Saat Jihyun membuka pintu, dia mendengar sirene yang mirip mobil polisi atau ambulans dari kejauhan.
“Oppa, ada apa pagi-pagi kemari?” tanya Jihyun heran setelah mempersilahkan Minho masuk dan duduk bersama Eomma di ruang tengah.
“Kau sudah lihat koran pagi?” tanya Minho dan ketika Jihyun menggeleng, Minho menyodorkan koran pagi itu.
“Astaga!” pekik Jihyun tak percaya saat melihat headline koran itu.
SISWI PEREMPUAN TEWAS DIDORONG DARI LANTAI 11 APARTEMEN.
Jihyun merinding. Minho menatapnya dengan khawatir, lalu berganti menatap Eomma Jihyun yang hanya menggeleng pada Minho.
“Itu bukan aku,” kata Jihyun. Pelan sekali sampai dia tidak yakin apakah Eomma dan Minho oppa mendengar perkataannya.
“Nah kami sudah tahu itu karena kau berdiri di sini dalam keadaan sehat,” kata Minho lega. “Mobil polisi dan ambulans tiba subuh tadi untuk memeriksa TKP,” jelas Minho.
“Itulah kenapa Eomma sangat panik,” kata Eomma. “Kau pulang sendirian semalam sedangkan Paman Im dan Minho bilang dia sama sekali tidak bertemu denganmu. Oh, putri tunggalku. Eomma pikir… eomma pikir…” dan Eomma kembali menangis.
Tuan dan Nyonya Choi, orangtua Minho, berbaik hati membiarkan Jihyun dan Eomma menumpang di apartemen mereka sementara, agar Eomma pulih dari syoknya. Sedangkan Jihyun duduk di kamar Minho sambil membaca berita lengkap koran pagi itu.
HY(17 th) Siswi Jeonam High School tewas didorong dari lantai 11 Apartemen Hwa Seuk, Gangnam-gu, Seoul. Tidak ada saksi mata. Penjaga apartemen, Im, menyatakan bahwa malam itu CCTV lorong rusak sehingga akhirnya berimbas pada terhambatnya penyelidikan. Waktu kejadian diperkirakan antara pukul 11 hingga 12 malam. Belum jelas apa yang menyebabkan gadis yang tinggal di lantai 14 itu menuju ke lantai 11.
Jihyun terhenyak. Ya Tuhan! Dia sedang bersama Jonghyun pada saat itu, batin Jihyun. Jihyun melanjutkan membaca. Bagian terakhir artikel itu nyaris membuat jantungnya copot.
Peristiwa ini terulang lagi setelah sepuluh tahun. Kejadian yang sama yang nyaris menewaskan siswi SMU lainnya, namun justru akhirnya yang tewas adalah mahasiswa Teknik Elektro SNU. Kim Jonghyun tewas karena menolong siswi SMU tersebut yang justru akhirnya menewaskan dirinya. Kali ini tidak ada sosok Kim Jonghyun yang menyelamatkan siswi itu dari peristiwa aneh ini.
Foto Kim Jonghyun yang diletakkan di bawah artikel membuat Jihyun kehabisan kata-kata.
Orang yang sama yang menolongnya semalam.
Pemuda berambut pirang dengan senyum ramah yang sama.
Kim Jonghyun.
Salah, batin Jihyun. Kalimat terakhir dalam artikel itu salah.
Tidak ada yang tahu bahwa Kim Jonghyun telah berhasil melindungi seorang siswi lagi malam itu. Shin Jihyun tahu bahwa malam itu dia beruntung bertemu Jonghyun. Kalau tidak, entah apa yang akan terjadi. Jihyun menatap foto Jonghyun sekali lagi sebelum menutup korannya.
“Gomawo.”
-END-
AN : Halohaaa. qL^^ is back!!
I feel like it has been loooong time ago since I wrote FF, the last form me is Return with Onew and Hyeki. Did you guys read it?
I try to write a new genre for my FF, so TADAA!! This is my very first horror FF. I know, I know it was lacking and not that scary (but I’ve still got goosebumps while writing this), and it won’t hurt if you give me comment and like, isn’t it?
Meet you soon with another FF
Lot of love,
qL^^
PS : Sorry for typos
©2011 SF3SI, Freelance Author.
Officially written by ME, claimed with MY signature. Registered and protected.
This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction
Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!
Kalau yg jadi penunggu hantunya tampan, ramah, baik hati kayak Jonghyun saya rela mah terkurung di dalam lift.. wkwkwkwkwk ngaco banget yah xD
uwaaaaa kereeeeen~~ tetap berkarya author nim ^^
ummm… aku kayanya tetep bakalan ga mau hihihi
thanks ayin, panggil Qi ajaa ❤
Wkwkwkwk.. okay.. Qi annyeong~~ ^^ kita follow2an WP yuk.. ^^
aku udah follow yaa 🙂
ayo visiit 😀
Udah aq follback yah.. ^^ mari bertemaaan 😀
asiiik.. aq visit~~~ tolong sediakan snack dan milktea.. wkwkwkwk
Sudah cukup buat merinding sih… Ya ampun…
hehehe /nyengir/
berhasil rupanya….
woah ini sedikit mengingatkanku sama permainan lift itu, yang bisa bawa orang ke dunia lain (not recommended). tapi untung aja berakhir bahagia. dan untung aja jonghyun bukan hantu jahat. haha. dan, yeah, kalo hantunya kayak jonghyun sih aku ga masalah tinggal lebih lama di lift
Ah, aku ingat two shots seven cousin dari kamu entah kenapa lol
sering-sering update cerita di sini yaaa ^^
please, Zaky, pas aku nulis ini aku sama sekali ga tau beneran ada permainan semacam itu huaaaa dan salah banget ini balas komen FF horor subuh-subuh /serem-sendiri/
daaan aku jadi inget belom lanjutin Seven Cousins versi yang lain-lain hohoho
nanti-nanti aaah 😀
i like this fic so much..!
Huwaa.. Betapa beruntungnya jihyun..
yes! thanks to Jonghyun…
makasih komennya 😀
Alamak. Mati aku. Ini cerita sumpah ya minta dikuwel kuwel apa lagi jonghyun yg jadi hantu tapi baik ecieee Abang Hantu Jonghyun ceritanya jadi hantu ganteng nih (?) Mau dong, apartemennya di hantuin ohiya Btw aku sempat merinding disko di bagian Jihyun naik lift ke lantai 11 tapi lorong apartemennya beda itu ya ampun merinding aku
*napas dulu* * minum juga deh sekalian*
Oke. Aku selesai. Makasih ceritanya 🙂
waah aku pikir ini horor gagal hoho
iya makasih juga sudah membaca 😀
qL^^~~~~~~~~~~ aku pengen panggil “ki el” tapi ntar dikira salah manggil ya ._. ARGH aku udah lama banget nggak melanglang buana di sini earrghhhh *siapin mata + jari*
Aiaaaaaahh aku pikir kenapa. Awalnya belum nyambung tapi kebawah-kebawah akhirnya ngerti. Ojooong~~~ *peluk* Aku bukan penikmat horor dan… ng… nggak punya perasaan soal beginian (??) jadi…. hem. Bagus ceritanya!! Syukur deh ternyata Jonghyun kayak malaikat XD (?!)
Suka ^^
bukan penikmat horor tapi kepo ya sama Jonghyun? hahaha
REEEN!!! darimana aja kamuuu? kok aku kangen /ealaah boong/ sama fiksinya deng hihihi plis, ren, panggilnya Qi aja , repot amat haha 😀
thank you komennya, ren ❤
baru bacaaaa 😀 haha
emang ya. lift itu tempat menyeramkan. kaya di tempat kerja kaka ku. lift nya kalo ga ada hantu ya pasti bawa k “lantai lain” .
tapi kalo hantunya kaya jjong mah , siapa juga yang nolak 😀
seruuus? emang aura lift kadang-kadang rada err…..
hahaha, aku tetap ga mauuuuu :p
Ya ampun.. Jjong jadi hantu baik hati dan tidak sombong… Mana meninggalnya 10 tahun yang lalu pula.. Udah tua gitu.. *ehh?
Tapi itu romantis banget kalo dia nolongin cewe lain dan malah dia yang mati.. *salah fokus*
Nice ff Thor.. 🙂
Bahasa yang di pake bagus, dan kayaknya aku ga menemukan typo di ff ini.. 😀
Keep Writing ya.. 😀 FIGHTING….!!!
jonghyun memang baik hati dan suka menolong *loh
pssst, sebetulnya itu aja judulnya typo. harusnya Apartment hahaha
fighting!! 😀
keren… pas baca bagian artikel koran langsung merinding, feelnya ngena bgt, bisa ngebayangin adegannya 😀 mantap thor
hehe, makasih udah baca dan komen yaa 🙂
Baru baca dan keren banget!! Bikin merinding pas dia sampe di lantai 14. Untung jonghyun hantu baik 😆
Huaaa.. jjong baik hati tp tuhan lebih sayang jjong jd dia lebih cpt diambil, tp yg jd pertanyaan ada misteri apa di apartemen itu yg sampe bkin si jihyun ga blh plg sendiri diatas jam 11 malem? kyk nya ada yg ga beres(?) ^^ author bkin lg ff horor dong sequel nya gtu(?) fighting
Pada akhirnya kim jonghyun benar”telah tiada. .miss u jjong