Title : The Cruel Marriage
Author: Chinchi a.k.a Kim Sujin + ReeneReenePott
Cast:
- Choi Minho
- Jung Soojung
- Choi Younghyeon (covered by Shanon William)
- Bae Suzy
Minor cast:
- Shim Syerin (OC)
- Kim Heechul
- Kim Soohyun
- (Other still hidden in the story)
Genre: Romance, AU, sad, a little bit fantasy.
Rating: PG-16
Length: Sequel
Disclaimer: The story pure belonged to me, but all of the casts belong to themselves. Don’t be a plagiator or reblog my fanfic without permission–chinchi–
RESPONSE PLEASE and HAPPY READING!!
TRAGEDY 12 B/B
“Aku tidak memintamu ada disini, Soohyun-ssi,” desis Suzy dingin saat Soohyun bersikeras mengikutinya masuk untuk ikut diinterogasi polisi. “Kau hanya saksi mata, kau diinterogasi nanti,”
“Aku tidak berencana untuk menjadi saksi mata,” tukas Soohyun sama dinginnya seperti Suzy, menatap lurus ke mata wanita itu. “Aku memang saksi mata, tapi aku tidak bisa menjadi saksi mata mereka. Aku akan membantumu,”
“Membantu apa?” sembur Suzy dingin. Sebenarnya, wanita itu tidak ingin bicara pada Soohyun. Dia tidak ingin berada dalam kondisi seperti ini, dan dilihat oleh pria itu. Setelah digiring polisi dan langsung mendapat status tersangka, Suzy tidak mau bicara banyak. Dia akan mengaku bahwa dialah yang melepaskan tembakan, tapi dia tidak bermaksud membunuh Chairman Choi.
“Bae Sue Ji, tatap aku,” nada tegas Soohyun membuat Suzy mau-tak mau menatap pria itu. “Aku akan melindungimu. Apapun akan kulakukan, kau masih punya aku,” ungkapnya sambil menahan lengan atas Suzy yang hendak pergi. Tatapan Suzy jatuh, kepalanya mulai terasa pusing.
“Kenapa kau melakukan itu, Soohyun-ssi?” tanya Suzy kalem sambil tetap menunduk. “Aku tidak butuh perlindunganmu. Aku pantas mendapatkannya, aku yang membunuh Tuan Choi,” jelasnya tegas, kali ini menatap mata Soohyun dan begitu pandangan mereka bertemu, mata Suzy segera memerah. “Kau tidak ada sangkut pautnya di sini, jadi kumohon, pergilah,” ujarnya sesaat sebelum berbalik dan melangkah pergi.
Soohyun menahan napas sejenak. Aku pun tidak tahu kenapa aku ingin membantumu, Suzy-ssi. Yang jelas, aku tidak bisa membiarkan kau berdiri sendiri dengan air matamu itu.
__
“AAAARGGGHHHHHHHH!!” Krystal menjerit ketika sebuah peluru menancap di bahu kirinya.
“Kau keras kepala sekali yah, dasar perempuan gila. Nah, kau harusnya diam disitu, sementara aku masuk ke inti permasalahan. Minho Choi, bisakah kau diam? Coba kalian, diam kan dia!” Jinggo menggerakkan tangannya dan anak buahnya langsung menggebuki Minho hingga pria itu kehabisan nafas. Younghyeon terus-terusan menjerit, sementara Krystal menarik nafas menahan tangis.
“HENTIKAN!” teriaknya. “Bunuh aku saja, jangan mereka. Tolong hentikan, dan bunuh saja aku,” ujarnya lantang sambil terusan menangis. Baik Minho maupun Younghyeon membelalakkan matanya, namun keterkejutan itu yerpecah dengan suara Younghyeon yang kembali menjerit.
“KAU GILA, KRYSTAL?!” pekik Minho disela-sela rasa sakit disekujur tubuhnya.
“Kalau kau membunuhku, kau akan tuntas membunuh seluruh keluarga Jung. Haraboeji tidak memiliki pewaris lain selain aku, jadi kau bisa tuntas membunuh keluarga Jung. Kau sudah membunuh saudara kembarku duluan setelah membuangku. Kau bunuh saja aku, lepaskan mereka,” katanya menghiraukan teriakan Minho. Krystal berusaha keras menahan tangis, sementara Jinggo hanya menyimak kata-katanya.
“Oooh, Jung Soomin dan Jung Soojung? Kau kah itu Soojung-ah? Ah, ternyata gadis cilik ini benar-benar anakmu? Tapi kenapa kau tidak pernah muncul sebagai ibunya? Apa kau—“
“Itu bukan urusanmu, Jung Jinggo. Itu urusanku dengan keluargaku. Sekarang, cepat bunuh aku,” ujarnya lantang dengan air mata yang telah mengering. Minho tercengang bukan main, sementara Younghyeon kembali menangis. Tanpa sepengetahuan semua orang yang ada dalam ruangan itu, tali yang membelit tubuh Younghyeon sebenarnya sudah terlepas. Di tangan kecilnya, ia menggengam ponsel Krystal yang sudah tertulis nomor polisi. Ia sedang bersiap menekan tombol hijau namun jemarinya gemetaran.
“Soojung-ah…” gumam Minho, dadanya terasa sesak dengan tangis. Younghyeon menahan napasnya, dengan dengan segenap kekuatannya ia menekan tombol hijau dan panggilan tersambung.
“Tapi, aku sudah tak punya tujuan dengan kerluargamu. Sekarang incaranku keluarga Choi, tak ada gunanya aku membunuhmu,” sergah Jinggo dingin, dan gantian menatap anak buahnya. “Lanjut lagi dengan dia,”
BUGH!!
Younghyeon kembali menjerit ketika sebuah pukulan dilayangkan pada Minho tepat di punggungnya dengan sebuah balok besar. Krystal berdiri dan hendak berlari menuju Minho namun dua pasang tangan menangkapnya. Matanya hanya bisa membelalak ketika melihat Minho jatuh dengan darah mengalir dari mulutnya. “HENTIKAAAAAAN!!”
Dan seketika itu, terdengar suara sirine polisi mengelilingi gudang tua itu. Younghyeon masih menangis, sementara Jinggo menatap Minho yang sedang berusaha berdiri dengan amarah.
“Aku sudah bilang jangan—“
BRAKK!
“Angkat tangan! Kalian semua ditangkap!!”
DOR!!
“DADDYYYY!!!!!!” jerit Younghyeon ketika Jinggo berhasil mendaratkan peluru di dada Minho. Krystal belari ke arah Younghyeon ketika merasa tubuhnya sudah di bebaskan, berniat memeluk tubuh kecil gadis itu sementara polisi berseliweran meringkus Jinggo dan anak buahnya. Younghyeon menangis makin keras ketika tim dari ambulans datang dan berusaha mengangkat Minho yang sudah tak sadarkan diri.
“Hyeon-ah,” panggil Krystal pelan, tubuhnya sudah terlalu lelah dan sakit, bajunya sudah lengket dengan darah, namun tangannya bergerak menyentuh dan memeluk Younghyeon.
Tanpa disangka, Younghyeon menepis tangannya, “Tidak mau! Aku hanya ingin daddy! Aku tidak mau denganmu! Daddy!!!” dan ia pun berlari masuk ke ambulans.
Krystal terpaku di tempatnya, tubuhnya tak mampu bergerak begitu mendengar kata-kata Younghyeon. Matanya masih menatap ke arah Younghyeon pergi meski ambulans sudah berangkat beberapa menit yang lalu. Tenggorokannya tercekat dan ia sedang berusaha menahan tangis
“Nona, anda harus membersihkan luka anda. Mari,” seorang perawat menyadarkan Krystal dan menuntunnya masuk ke sebuah ambulans lain. Mau tak-mau, Krystal hanya mengikuti perawat itu, dengan perasaan kacau balau meliputi benaknya.
__
Brak!!
“Hyeon-ah!” sebuah suara perempuan terdengar di lorong rumah sakit, langkahnya mendekat pada Younghyeon yang sedang duduk meringkuk di kursi lorong. “Hyeon-ah, imo watta,” ujar wanita berambut pendek sebahu itu, perlahan mendekati dan mengelus bahu Younghyeon yang masih nampak menangis. Younghyeon mengangkat kepalanya, dan tangisnya kembali pecah seraya menggerakkan kedua tangannya memeluk wanita di depannya.
“Sulli imo!! Appa…” Younghyeon tak dapat melanjutkan kata-katanya dan kembali menangis di pelukan Sulli, sepupu Minho yang dikontak rumah sakit karena nomornya terdaftar di panggilan terakhir Minho.
“Shh… tenang Hyeon-ah, appa pasti baik-baik saja. Kita berdoa untuk keselamatannya ya,” hibur Sulli sambil mengelus punggung Younghyeon dengan sabar. “Dia pasti baik-baik saja, tenanglah dulu,” Beberapa menit Sulli dan Younghyeon lewati dengan seperti itu. Sekitar setengah jam kemudian, Sulli mengangkat wajah Younghyeon yang sudah mulai tenang, mungkin karena kecapekan menangis. “Hyeon haus?” tanya Sulli pelan dan Younghyeon mengangguk.
Mereka berdua hendak berdiri ketika ruangan dimana Minho menjalani operasi terbuka, dan dokter yang menangani Minho melangkah keluar. Sulli segera menggendong Younghyeon dan melangkah mendekati dokter itu. “Uisa-nim? Bagaimana keadaan kakak saya?”
Si dokter menghela napas, membuat Sulli dan Younghyeon ikut menarik napas takut. “Kami sulit mengeluarkan peluru yang ada di dalam dadanya, namun untungnya peluru itu tidak mengenai organ vitalnya. Punggungnya yang terkena pukulan benda tumpul sedikit membuat tulang punggungnya retak, namun, jika ia terus istirahat dan dikontrol maka ia akan baik-baik saja. tidak ada syaraf yang rusak total, tidak ada gangguan lain terhadap retakan itu. Dia tak akan sadarkan diri sampai seminggu kedepan, tapi itu juga masih kemungkinan. Jika kondisi tubuhnya baik maka ia akan lebih cepat sadar,”
“Tapi dia baik-baik saja?” tanya Sulli masih belum yakin.
“Dia baik-baik saja, kita hanya berdoa untuk proses pemulihannya,”
“Gamsahamnida, uisa-nim,” Sulli membungkuk lalu menghela napas ketika si doketer sudah berlalu. Ia lalu menatap Younghyeon yang masih berdiam diri. “Kau haus? Ayo kita beli minum, biarkan appa beristirahat dulu, ne?”
Younghyeon hanya mengangguk kalem lalu melingkarkan tangannya di leher Sulli sambil menyembunyikan wajahnya. Sementara Sulli hanya bisa mendesah sedih melihat kelakukan keponakannya ini. Dia masih terlalu kecil dan melihat ayahnya diserang… ini pasti hari yang berat untuknya.
Sementara itu, Krystal telah selesai dengan prosesi pengobatan lukanya. Peluru dibahunya sudah diambil dan sekarang tangannya tengah dibebat erat. Ia meminta untuk tidak memanggil kerabatnya, dan mengatakan akan mengurus sendiri administrasinya. Ia diminta untuk istirahat, namun dengan keras kepala dia ingin melihat keadaan Minho.
Ya, dia sudah melihatnya. Dia sudah melihat Younghyeon dan Sulli yang menunggu di depan ruang operasi, bahkan dia juga ikut mendengar penjelasan dokter terkait kondisi Minho sekarang. Namun dia tak berani menunjukkan wajahnya pada Younghyeon, ia sudah melihat gadis kecil itu begitu ketakutan dan marah, serta menolaknya. Ia merasa sangat sakit ketika Younghyeon menolaknya, seluruh dunianya serasa hancur disekelilingnya. Namun ketika ia berdiam diri dan berpikir lagi, ia tak bisa berbuat apa-apa. Ia tak pernah berada di sisi Younghyeon, tak pernah mangawasinya tumbuh. Hak apa yang ia punya untuk meminta Younghyeon ikut dengannya?
Meskipun Krystal tahu ia tak bisa berbuat apa-apa karena saat itu ia amnesia, namun ia tetap merasa menyesal. Kenapa ia meninggalkan Younghyeon pada Minho? Kenapa ia menurutu kata-kata ibu mertuanya?
Dan sekarang semuanya sudah terlambat. Karena ulahnya sendiri ia sudah menghancurkan keluarga yang dicintainya. Ia tak pantas mendapatkan mereka kembali.
Mata Krystal mengawasi Sulli yang menggendong Younghyeon dan membawanya turun ke kantin rumah sakit. Ia memejamkan matanya ketika sosok mereka sudah hilang, ingin menangis sambil tertawa.
Ia tak percaya akan melihat anaknya untuk terakhir kali dalam kondisi seperti ini. Namun, cukuplah ia tahu anaknya tumbuh dengan baik. Cukuplah ia tahu, kalau anaknya hidup dengan bahagia dan berkecukupan. Cukuplah ia tahu kalau akan ada yang selalu menjaga malaikat kecilnya, karena meskipun ia sangat ingin, ia tak akan bisa menjaganya.
Krystal menghapus airmatanya yang jatuh dan berjalan pelan kembali ke kamar rawatnya. Ia menidurkan dirinya ke atas ranjang, sembari menikmati rasaa sakit yang membanjur seluruh tubuhnya. Ia ingin istirahat. Tubuh, pikiran dan hatinya sakit dengan semua kejadian hari ini.
__
Seminggu kemudian…
“Myungsoo?”
“Ye? Nuguyeyo?”
“Hm, Soojungie,”
“Soo-Soojung? Krystal?”
“Aku sudah ingat sekarang, Myung,” Krystal mendudukan tubuhnya ke tepi ranjang rumah sakitnya, yang sekarang berisi tas travel yang tengah ia beresi. “Bisakah aku minta tolong? Aku… tak bisa menghubungi Jessica unni atau haraboeji,”
“Hm, kenapa Krys?”
“Bisa jemput aku di rumah sakit? Aku keluar hari ini. Lalu, aku harus mengunjungi Suzy—“
“What?! Wow… tunggu, kau masuk rumah sakit?!”
“Akan kuceritakan setelah kau ada disini, oke?”
“Hm, aku akan segera ke sana!” klik. Krystal melepas ponselnya dari telinganya, menatapnya sebentar lalu melemparnya kembali ke atas ranjang. Bahu kirinya memang belum sembuh total, dia masih harus memakai penyangga(kayak Tablo di episod-episod pertama Return of Superman) dan tubuhnya masih bergerak dengan kaku. Tapi itu cukup untuk berjalan, duduk, dan tidur. Pandangan Krystal jatuh pada sebuah amplop cokelat yang tergeletak di samping tas travelnya, keputusan ini sudah dibuat tiga hari yang lalu, dan sudah bulat sepenuhnya.
Ia tak bisa membiarkan hubungannya dengan Minho terus menggantung, padahal kalau bisa dibilang, hidup mereka sudah berbeda sekarang.
Jika ia membiarkan hubungan ini berlanjut, maka Minho dan Younghyeon tak akan pernah bahagia.
Itu sudah jelas. Younghyeon tidak menginginkannya. Mungkin dulu Younghyeon nyaman dengannya, namun jelas gadis cilik itu tidak menerimanya sebagai ibunya.
Tepatnya, Younghyeon membencinya, ibunya yang telah meningalkannya setelah sekian lama.
Karena itu, ia menulis surat perceraian, untuk memutuskan hubungannya dengan Minho. Supaya pria itu bisa bahagia. Supaya Minho bisa menemukan wanita lain yang pantas untuknya.
Krystal mendesah pelan. Berat untuknya menanda tangani surat itu, namun ia harus melakukannya. Sekarang ia akan memberikannya pada Minho dan ketika pria itu sudah sadar dari koma-nya, hubungan mereka akan berakhir. Perlahan Krystal menyentuh sebuah benda yang melingkar di jari manis tangan kirinya, benda yang sengaja ia sematkan di sana setelah ia mengingat semuanya. Tanpa sadar ia selalu membawa benda itu kemanapun ia berada, setelah Syerin memberikan itu padanya. Dengan berat hati, Krystal melepas cincin kawinnya, menatapnya lagi, tak tega membuangnya. Akhirnya ia memutuskan untuk menjadikan cincin itu bandul kalungnya. Ia menarik napas sekali lagi, sebelum menyambar tas travel dan amplop cokelat dan melangkah keluar dari ruang rawatnya.
Krystal melangkah pelan mendekati pintu kamar rawat Minho, mengintip sebentar sebelum melihat ke sekelilingnya. Tidak ada siapa-siapa. Ia bisa masuk dan meletakkan surat itu, lalu pergi. Tapi ia tak berani. Tangan kanannya terkulai lemas disamping tubuhnya, bingung harus bagaimana.
“Nona? Tidak berniat membesuk?” mata Krystal membuka ketika seorang perawat bertanya, sambil membawa obat yang akan disuntikkan lewat infus. Krystal tersenyum lalu menggeleng.
“Aku hanya ingin titip sesuatu untuk pasien di dalam, boleh?” tanya Krystal pelan. Perawat itu hanya mengangguk sambil tersenyum, dan krystal mengulurkan amplop cokelat itu. “Berikan ini padanya,”
“Baiklah,”
“Gamsahamnida. Annyeonghaseyo,” Krystal membungkuk terimakasih sebelum melangkah pergi.
Benar-benar pergi.
Dan sekarang Younghyeon melongo ditempatnya berdiri. Krystal—sekarang dia bingung. Ia harus memanggil Krystal dengan sebutan apa? Unnie? Atau Umma? Pokoknya, dia melihat Krystal melangkah pergi tanpa berbalik. Dia jelas tak melihat Younghyeon, namun gadis cilik itu dengan jelas melihat kalau Krystal berniat memberikan sesuatu pada ayahnya.
“Hyeon-ah, kenapa bengong? Ayo masuk,” Sulli menarik tangan Younghyeon masuk ke kamar rawat Minho, sambil tersenyum pada perawat yang sudah selesai menyuntikkan obat untuk Minho.
“Ah, Aggashi, tadi ada seorang wanita menitipkan itu,” perawat itu menunjuk sebuah amplop cokelat yang tergeletak di meja samping tempat tidur. “Permisi,”
“Ah, ne, gamsahamnida,” Sulli ikut membungkuk dan menunggu perawat itu keluar. “Kira-kira siapa ya,” gumam Sulli bingung sambil meraih amplop itu.
“Yoon Krystal,” ujar Younghyeon kalem. “Krystal u-unnie yang memberikan itu. Ta-tadi aku lihat,” lanjutnya sambil memalingkan wajah. Sulli menatap Younghyeon heran, lalu membuka amplop itu.
“Hm? Masa?” Sulli dengan sigap mengeluarkan isi amplop itu, dan ia langsung tercengang. “M-mwoya ige?”
Younghyeon mengedipkan matanya lalu beranjak ke sisi Suli, penasaran dengan kertas yang dipegang Sulli. Younghyeon memang belum terlalu lancar membaca, namun ia jelas tahu apa yang tercetak dengan besar dan tebal sebagai judul kertas itu.
SURAT PERCERAIAN
“Solma…” gumam Sulli sambil menatap Minho tak percaya. Dan tentu saja, Minho tak sadarkan diri. “Krystal unnie adalah Soojung unnie?” desisnya, seakan meminta penjelasan dari Minho yang masih tak sadarkan diri. Yah, Choi Minho, kenapa kau masih koma sekarang?! Setahuku kalau Soojung unnie memang sudah meninggal, dia tak mungkin bisa membuat surat perceraian!
Isakan Younghyeon-lah yang membuat Sulli mengalihkan pandangannya dari Minho. “Hyeon-ah, kau kenal Krystal imo ini?” dan Younghyeon hanya mengangguk.
“Dia bilang kalau dia ibuku. Tapi aku tak percaya. Aku tak mau percaya. Kalau dia benar ibuku, kenapa dia baru muncul sekarang? Dia tak tahu kalau Dad sangat menderita kehilangannya? Apa dia tak sayang padaku jadi ia pergi meninggalkanku dan Dad?” Younghyeon melontarkan kata-kata yang selama ini ia simpan untuk Krystal. Dan ia menangis lagi. Sulli menghembuskan napas berat, lalu menarik Younghyeon mendekat padanya, memeluk gadis kecil itu yang terisak pelan. Dia tidak begitu mengerti, tapi seingatnya, Minho pernah bercerita kalau gadis bernama Yoon Krystal ini luar biasa mirip dengan Jung Soojung. Ia tahu kalau Minho dan Soojung menikah, memiliki anak, dan ia tahu saat Soojung meninggalkan Minho. Bisa dibilang, ia ikut membenci Soojung karena kelakuannya itu. Namun makin kesini, Sulli makin tak merngerti seperti apa logika kejadiannya.
“Hyeon-ah, bagaimana kalau kita menyelidiki Yoon Krystal ini?”
__
“Suzy-ah, kau baik-baik saja? Kenapa kau kurusan?” tanya Krystal bertubi mengamati sosok Suzy yang memakai seragam tahanan dari balik kaca transparan. Sementara Suzy hanya tersenyum lemah dan ikut mengamati Krystal. “Maaf kalau aku baru menemuimu, aku baru diperbolehkan keluar dari rumah sakit,”
“Gwaenchanna, aku baik-baik saja disini. Mungkin terlalu lelah saja,” jawabnya sambil memaksakan sebuah senyum. “Soohyun-ssi membantuku. Aku tak tahu kenapa tiba-tiba ia menawarkan diri untuk menjadi pengacaraku. Apa dia memang memiliki latar belakang itu?”
Krystal memiringkan kepalanya, memikirkan kemungkinan kalau Soohyun tertarik pada Suzy. “Hm. Sebenarnya dia memang lulusan hukum. Tapi kurasa dia membantumu karena memiliki perasaan padamu, Suzy-ah,”
Suzy tertawa kosong lalu kembali berkata, “Tidak mungkin. Aku kan tahanan,”
Namun Krystal hanya bisa menanggapi itu dengan senyum lemah. “Apa kau siap? Sidangnya sebentar lagi,”
“Aku pasrah, apapun hasilnya nanti,” jawabnya pelan. “Itu seperti hukuman untukku. Padahal aku sangat mengagumi Tuan Choi tapi—“ Suzy hampir tak bisa melanjutkan kata-katanya, “—Tapi untung aku masih diperbolehkan datang ke pemakamannya,”
“Ehem. Maaf mengganggu, namun Nona Bae harus segera bersiap untuk sidang,” seorang mandor mendatangi mereka berdua dengan wajah datar, membuat Krystal meneguk lidahnya.
“Good luck,” bisiknya terakhir kali, yang ditanggapi dengan senyum terimakasih dari Suzy sebelum digiring keluar ruang besuk.
Krystal hanya bisa terus menatap Suzy yang digiring keluar hingga sosoknya tak nampak, sebelum menghembuskan napas berat dan keluar. Ia akan menonton sidang sampai selesai dan sangat berharap Suzy dibebaskan dari tuduhan.
Wanita itu tidak pantas mendapatkannya, demi Tuhan! Itu semua kecelakaan!
__
New York,
A day later
“Mana cicitku, Jung Krystal?” Tuan Jung berkata dingin lewat kursi lengannya, tidak melirik Krystal sama sekali yang berdiri diam di depannya. “Katamu, kau akan membawanya? Kau akan membawa cicitku lalu kau bisa kembali bersama Soohyun lagi,”
“Haraboeji, hentikan,” ujar Krystal dengan suara bergetar, belum menemukan keberanian untuk bicara.
“Kau berjanji, Jung Krystal,”
“Anak itu tumbuh dengan ayahnya. Dia tak akan mau berpisah dengan ayahnya. Tegakah kau memisahkan anak dari orangtuanya? Aku tak bisa, haraboeji. Jwongsonghamnida,”
“Lalu kau melupakan penderitaan saudarimu? Kau lupa saudarimu disiksa sampai mati oleh mereka?! Kau ingin anak itu tumbuh seperti keluarga itu?!” suara Tuan Jung meninggi dan dia siap berdiri untuk menampar Krystal.
“AKU TIDAK LUPA DENGAN APA YANG KUALAMI, HARABOEJI!!” jerit Krystal akhirnya sambil meneteskan air mata. “Minho tidak seperti itu. Dia seorang penyayang. Dia tak mungkin membesarkan Younghyeon menjadi orang jahat. Meskipun begitu, aku tidak pantas, haraboeji. Aku tidak pantas mengambgil Younghyeon dari ayahnya—“ tenggorokan Krystal tercekat, pandangannya mengabur dan hidungnya mulai berair, namun dia harus terus melanjutkan perkataannya. “—aku tidak sejahat itu, haraboeji. Aku yang menyerahkan Younghyeon pada Minho, dan jika aku merebutnya dari Minho, dia akan membenciku. Aku tidak mau dibenci darah daging ku sendiri, haraboeji,” suara Krystal perlahan menjadi isakan, lututnya lemas dan seketika ia jatuh ke lantai sambil terisak.
Tuan Jung tercengang, dia melewatkan sesuatu. Krystal sudah ingat. Kenapa Krystal bisa ingat?! “Krystal—“
“KENAPA KAU TIDAK BILANG KALAU DIA ANAKKU?! KENAPA KAU TIDAK BILANG MINHO SUAMIKU?! KENAPA KAU TIDAK BILANG AKU JUNG SOOJUNG?!” jerit Krystal dan tangisannya semakin keras. Tuan Jung semakin tercengang di kursinya, ia ingin marah. Ia ingin marah karena Krystal bisa mengingat dirinya sendiri, namun sekaligus ia merasa bersalah. “Kenapa kau jahat sekali? Kenapa kau membuatku ingin menghancurkan keluargaku sendiri? Sejahat-jahatnya ibu Minho padaku, Minho dan Younghyeon adalah dua orang yang paling penting dalam hidupku. Aku rela menyakiti diriku sendiri agar mereka tak disakiti, karena itu aku meninggalkan mereka. Kenapa kau tega membuatku menjadi ibu paling jahat?” bisik Krystal dan air matanya mengalir dengan deras. “KAU MEMBUATKU SEPERTI ORANG TAK TAHU DIRI YANG MENGANGGAP SUAMIKU HANYA SEBAGAI TEMPAT PENITIPAN BAYI!!”
“AKU MELAKUKANNYA KARENA AKU TAK TAHAN MELIHATMU SAKIT, SOOJUNG!” balas Tuan Jung, kini pria tua itu juga sudah berlutut di depan Krystal. “Setelah panti-mu terbakar, kau menjadi gila. Kau selalu berteriak dan menghancurkan semua benda. Saat itu aku baru menemukan cucuku yang hilang. Apa kau bisa bayangkan perasaan seorang kakek yang melihat cucunya menjadi gila hanya karena disiksa mertuanya?!” suara Tuan Jung keras namun air mata juga mengalir dari kedua matanya. “Aku tidak terima, Soojung. Aku tidak terima,”
“Tapi caramu salah, haraboeji,” bisik Krystal saat sudah bisa meredakan tangisnya. “Caramu salah. Kau membalasnya pada Minho, bukan pada Tiffany.”
BRAKK!
“Haraboeji! Soal Soojung—astaga Tuhan,” Jessica yang baru menghambur masuk terkejut melihat Tuan Jung dan Krystal sama-sama sedang berlutut di lantai dan sedang menangis. “Astaga, haraboeji, Krys, ayo duduk di sofa,” Jessica akhirnya membimbing Tuan Jung untuk duduk di sofa yang tak jauh dari mereka. “Jadi… haraboeji sudah tahu?”
“Aku tidak percaya ini…” desah Krystal sambil memejamkan matanya dan menyenderkan punggungnya ke kepala sofa.
“Aku minta maaf, Soojung-ah,” bisik Tuan Jung parau. “Untuk semuanya. Aku tak tahu kau sudah ingat. Aku juga berusaha untuk mencegah Syerin mengembalikan ingatanmu…”
“NDE?!” pekik Krystal kaget. “Jadi—jadi itu sebabnya kau membuatnya kuliah di Amerika?!” Tuan Jung hanya mengangguk dan Krystal hanya bisa membuka mulutnya, “Heol,”
“Tapi, toh juga kau akhirnya ingat, Krys,” ujar Jessica tiba-tiba. “Sebenarnya aku tahu usaha haraboeji akan percuma, karena saat itu kau sudah mulai berubah. Akhirnya, aku anggap haraboeji sedang membiayai anak asuhnya saja,” lanjutnya sambil menatap Tuan Jung yang menunduk.
“Ye,” ujar Tuan Jung lemah. “Semuanya percuma,”
Krystal terdiam. Dia tak mungkin marah lagi sekarang, semuanya sudah terjadi. Sudah terlambat. Lagipula, dia juga harusnya senang jika sahabatnya bisa melanjutkan pendidikannya. Krystal hanya bisa menghembuskan napas. “Kalau haraboeji bisa menemukanku, berarti haraboeji tahu soal Bae Suzy?”
Tuan Jung terdiam sebentar, lalu mengangguk. “Ya, aku tahu. Tapi aku tidak bisa berbuat banyak. Jinggo sangat keras kepala. Aku mendapat kabar dia dijebloskan dalam penjara seumur hidup,”
“Dan Suzy juga. Tapi hanya tiga tahun,” sambung Krystal dengan suara lelah. “Aku tidak percaya ini,”
“APA?!” Tuan Jung kaget dengan pernyataan Krystal. “Kenapa?”
“Karena dia berusaha membunuh Tiffany Hwang namun akhirnya membunuh Choi Siwon yang berusaha melindungi istrinya,” jelas Krystal singkat, tidak ingin mengingat memori semasa sidang yang membuat kepalanya berdenyut memikirkan perdebatan yang terjadi selama dua jam waktu itu. “Haraboeji, aku minta maaf. Aku sungguh ingin membawa Younghyeon padamu, tapi sepertinya tidak akan mungkin lagi. Aku juga tak akan bisa melihat Younghyeon lagi,”
Tuan Jung hanya menatapnya bingung dan heran.
“Aku bercerai dengan Minho. Itu yang terbaik, haraboeji,” dan Tuan Jung hanya bisa menghembuskan napas kecewa. Tapi dia tahu, itu semua hak Krystal, dan wanita itu tahu apa yang dia lakukan. Dia tak bisa berkomentar banyak. Sepertinya dia harus menerima kenyataan untuk tak pernah melihat cicit pertamanya.
__
Seoul International Hospital
“Dad?” suara itu menggema di telinga Minho bersamaan dengan bayangan putih. “Daddy? Can you hear me?” itu suara Younghyeon. Minho mengedipkan matanya beberapa kali sebelum pandangannya menjadi jelas. Ini… ergh. Ini pasti rumah sakit. Minho ingin membuka mulutnya untuk berbicara, namun ia merasa tenggorokannya sangat kering. “Daddy! Kau sudah sadar!! Imo! Sulli imoo! Daddy sadar!”
Minho memejamkan matanya, kepalanya berat dan tubuhnya terasa kaku. Saat ia membuka matanya lagi, ia bisa melihat Sulli, seorang dokter dan beberapa perawat masuk ke ruangannya. Ia tak bisa bicara, tak ada suara yang keluar. Ia ingin sekali memanggil Younghyeon, membuat gadis itu bicara padanya, memberitahunya tentang Krystal—astaga Krystal! Bagaimana keadaannya?!
Minho ingin sekali membuka masker oksigen yang terpasang padanya namun tangannya terlalu berat dan terlalu kaku. Selain itu, bayangan dokter dan perawat yang berada di sekitarnya membuat pandangannya kembali kabur, kembali gelap, dan ia pun jatuh tertidur lagi.
Minho kembali terbangun beberapa saat setelah ia jatuh tertidur. Kali ini pandangannya langsung jelas, kepalanya sudah tak begitu berat, namun ia masih belum bisa menggerakkan tangannya dengan nyaman. Sekujur tubuhnya terasa kaku, namun sebuah senyum mengembang di bibirnya melihat gadis cilik yang menjadi sosok pertama yang dilihatnya. “Daddy!”
“Oppa,” panggil sebuah suara, dan Minho sangat mengenal suara itu. “Akhirnya,” itu Sulli, adik sepupunya yang paling dekat dengannya. Minho ingin mendudukkan tubuhnya agar bisa melihat dan berinteraksi lebih nyaman, namun Sulli menahannya dan membawanya kembali berbaring. “Oppa jangan terlalu banyak bergerak. Kau koma selama seminggu lebih tiga hari. Tubuhmu pasti sangat kaku. Ini, minum dulu,”
Minho hanya menurut. Tenggorokannya kering sekali, ia tidak bisa berkata-kata. “Gomawo,” itu kata pertama yang dapat diucapkannya, dan rasanya masih kurang enak di tenggorokannya. “Krystal—“
“Dia sudah keluar tiga hari yang lalu, oppa. Dia baik-baik saja, kalau kau mau tahu,” dan Sulli menarik napas panjang. “Kenapa oppa tidak pernah bilang kalau dia Jung Soojung?” Seketika Minho menatap Sulli kaku. Ia belum berani mengucap sepatah katapun. “Tapi itu bukan salahmu. Dia waktu itu juga sedang hilang ingatan. Ya, aku mencari tahu. Dan dia menitipkan ini untukmu,” Sulli menyodorkan sebuah amplop dan Younghyeon kenal sekali dengan amplop itu. Younghyeon hanya terdiam menunggu reaksi ayahnya.
Minho membuka amplop itu, dan tertegun menatap isinya. Ia kembali mengecek ke dalam amplop, dan ternyata ada sebuah surat terlampir. Minho mengeluarkan ssecarik kertas surat itu, dan dengan cepat membacanya.
Minho-ssi,
Haha, aku bingung bagaimana harus memanggilmu. Ya, aku Krystal Yoon, atau Krystal Jung, dan semasa SMA aku biasa dipanggil Jung Soojung. Soojungie-mu.
Aku tidak bisa menjelaskan apa yang harus kujelaskan, karena semuanya percuma. Semuanya sudah terlambat. Dan inilah jalan satu-satunya. Sewaktu aku pergi, aku tidak meminta surat cerai. Itu membuat status kita masih sepasang suami-istri. Pasti sulit untuk menemukan seorang ibu untuk Younghyeon dengan status yang seperti ini.
Aku tidak pantas kembali pada kalian. Aku tidak pantas menjadi ibu Younghyeon, dan aku tidak pantas meminta maaf padamu. Kepada kalian berdua. Kita harus bercerai. Berbahagialah.
Dari yang selalu mencintaimu dan Younghyeon,
Jung Krystal.
Minho terdiam setelah selesai membaca surat itu. Dan seketika ia baru sadar. Suzy tidak bohong. Semuanya menjadi masuk akal. Kenapa Krystal sangat mirip dengan Soojung, kenapa dokter bilang ingatan Krystal sedang dalam masa pemulihan, kenapa setelahnya Krystal selalu memandang Younghyeon seakan gadis itu mataharinya, kenapa—
“Dad?” pikiran Minho buyar mendengar suara Younghyeon yang bergetar. “Kau tak akan membiarkannya, kan? Kau tak akan menceraikan Mommy, kan?” tanpa sadar, mata Younghyeon sudah berkaca-kaca. Minho menatap putrinya, dan hatinya berdesir. Soojung-ah, kau memang keras kepala, tapi terkadang kau sangat bodoh. “Dad? Kau masih mencintai Mommy, kan? Kau tak akan membiarkan dia pergi lagi, kan? Aku ingin melihatnya,” pandangan Younghyeon sudah kabur dan kembali jelas ketika setetes air mata jatuh ke pipinya.
“Kau ingin bertemu Mommy?” tanya Minho serak, tangannya bergerak untuk mengelus rambut Younghyeon yang panjang bergelombang. Younghyeon hanya bisa mengangguk, air mata kembali jatuh dari matanya.
“Dia terpaksa, Sulli-ssi,” Suzy berujar dari balik kaca, tersenyum pada Sulli dan Younghyeon yang duduk di seberangnya. Mereka sengaja mendatanginya ke penjara untuk menanyakan tentang Krystal. “Aku memang tidak tahu banyak, tapi dia meninggalkan Younghyeon pada Minho karena diancam ibu Minho. Panti tempatnya dibesarkan akan dibakar, dan akhirnya dia terpaksa melakukan itu. Namun, panti itu tetap terbakar. Demi menyelamatkan penghuninya, ia jatuh terkena balok. Dia menjadi gila, lalu sembuh dengan kehilangan ingatannya,”
Sulli menahan napas mendengar penjelasan Suzy yang singkat itu, begitupula Younghyeon. Gadis cilik itu tercengang. “Dia masuk ke kediaman Choi karena ingin memisahkan Younghyeon dari Minho. Saat itu dia diberitahu kalau dia adalah kembaran Soojung, istri Minho. Karenanya dia tega melakukan itu. Namun, karena ia kembali berkeliaran di tempat masa lalunya, ingatannya perlahan pulih,” cerita Suzy lagi, lalu menatap Younghyeon, “Dia tidak bohong waktu dia bilang dia ibumu. Setelah dia ingat kembali, dia sangat menyesal dan hampir menangis setiap malam jika mengingatmu. Karenanya, waktu kau sedang berdua denganku, aku berkata apa kau ingin bertemu dengan ibumu,” Suzy kembali menatap Sulli dan Younghyeon bergantian. “Aku tahu ini sulit diterima, tapi itulah kenyataan. Dan hanya ini yang bisa kuceritakan,”
“I’ve said something cruel to her. Tapi aku baru tahu kalau dulu ia meninggalkanku karena sangat menyayangiku. Aku tidak mau dia pergi lagi, Dad. Aku ingin Mommy kembali,” Younghyeon berkata serak disela isakannya. “Please don’t let her go again,”
Perlahan Minho menarik Younghyeon berbaring di pelukannya, tangannya tetap mengelus rambut gadis kecil itu sayang. “I won’t, my Dear. I do love her and I won’t let her go again,”
__
A cottage in Jeju Island
“Jongmal gomawoyo, Myung,” ujar Krystal lewat telepon yang sedang digenggamnya. “Kau memang kesatriaku,” ujarnya sambil tersenyum.
“Hh, Krys, jangan katakan itu. Kau tahu aku pasti luluh,” balas suara diseberang dengan gerutuan, membuat Krystal terkekeh. “Tapi Krys, kau benar-benar sudah berpisah dengan Minho? Bagaimana kalau dia ingin bertemu dan bicara denganmu?”
“Tidak akan, Myung. Dia pasti menandatangani surat itu. Dia pasti menyetujui perceraiannya,” sahut Krystalm ekspresinya sedikit berubah.
“Dan kau harus melarikan diri seperti ini?”
“Ya,”
“Kau mau tahu pendapatku? Kau payah. Kenapa kau tidak melarikan diri ke Amerika saja?”
“Myung, mereka tak akan mencariku. Lagipula, aku masih ingin ada di Korea. Aku bosan di Amerika,” balas Krystal malas. “Aku berhutang banyak padamu, Myung,”
“Hh, ya, ya. Tapi kau tak bisa membalasnya. Kau tak bisa menikah denganku, kan?”
Krystal kembali tersenyum singkat. “Tentu saja tidak,”
“Sudah kuduga. Untung saja aku tidak terlalu pede saat melamarmu,”
“Aku tidak bisa menerimanya, Myung. Kau sudah seperti kakak bagiku,”
“Ya, aku tahu. Ya sudah, nikmati dirimu disana. Kembalilah padaku kalau kau butuh sesuatu,”
“Dan membuatku berhutang terus padamu? Sori saja ya, haha,”
“Ya sudah sana,”
“Myung? Mianhae, keundae, gomawo,”
“Aku sudah mendengarnya ratusan kali. Kau tahu aku pasti membantumu. Sudah yah, aku ada pertemuan,”
“Hm, annyeong,” klik. Ya, itu memang benar. Kim Myungsoo, si pria sialan itu, melamarnya. Krystal hanya bisa melongo melihat Myungsoo menyodorkan sebuah cincin padanya. Tapi tetap saja, dia tak bisa. Selain karena belum ingin menikah lagi, ia tak bisa membalas perasaan Myungsoo. Ia tak mungkin menikahi pria yang tak ia cintai. Atau lebih tepatnya, ia tak bisa menikahi pria yang sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri.
Tapi Krystal merasa jahat sekali. He’s still not over her. Padahal sudah belasan tahun, bahkan dia sudah memiliki anak. Mungkin lain kali ia akan mengenalkan seorang wanita pada Myungsoo. Krystal menyerah, ia mematikan ponselnya lalu menyandarkan diri ke balkon yang ada di hadapannya. Ia hanya berdiam diri sembari menikmati semilir angin yang membelai rambutnya, menbcoba menikmati hidupnya sekarang.
Dia tidak memungkiri kalau dia pengecut.
Ya, dia memang pengecut. Pengecut karena tak bisa menghadapi Minho dan Younghyeon.
Brakk
“MOMMY!!!”
Tubuh Krystal membeku seketika. Ia berbalik dan langsung mendapat serbuan pelukan dari gadis berambut cokelat bergelombang yang lebat. “Young…hyeon?!” Krystal hanya bisa mematung dan mulai mengelus punggung gadis kecil itu ketika isakan mulai terdengar dari mulutnya. “Hyeon-ah,” lirih Krystal sambil memejamkan matanya. Semua ini mimpi… kan?
“Krys,” Krystal kembali membeku ketika mendengar suara berat itu. Apakah dia sedang bermimpi? “Soojung-ah,”
Andai kalau ini bukan mimpi andai—
“Krys, apa kau benar-benar tak ingin melihatku?” suara itu berujar lagi, membuat Krystal membuka matanya seketika dan mendapati Minho tengah berdiri di depannya, sambil tersenyum.
Krystal terpana melihat senyum itu. Senyum yang sudah lama sekali tak dilihatnya…
Namun Krystal merasakan napas hangat yang menerpa lehernya. Ini bukan mimpi. Matanya berkedip lagi, dan sekarang dia benar-benar mendapati Younghyeon di pelukannya, dan Minho di hadapannya, “Kalian… bagaimana bisa?” tanyanya serak. Minho tersenyum lalu mengangkat tangannya yang menggenggam sebuah kunci.
“Temanmu,” ujar Minho tenang lalu kembali mengantongi kunci itu. “Krys, kau tak mau menyambutku?”
Dengan hampir menangis Krystal melepas Younghyeon dan segera melemparkan tubuhnya ke pelukan Minho, menenggelamkan kepalanya ke dada pria itu dan benar-benar menangis di sana. Minho hanya bisa tersenyum, menahan air matanya yang hampir jatuh dengan melingkarkan lengannya ke tubuh Krystal erat-erat. “Bogoshippo,” bisiknya dan Krystal kembali menangis lebih keras. Minho hanya bisa mengusap-usap punggung Krystal, merasa lega karena Soojung kembali padanya. Kembali ke pelukannya.
…
Younghyeon sudah tertidur di kamar akibat kelelahan menangis dengan Krystal yang memeluknya sampai ia tertidur, kini giliran Krystal yang bergelung di pelukan Minho di sofa ruang tengah. Jemari Krystal asyik memainkan kancing kemeja Minho, tidak menyadari kalau pria itu sedang menatapnya lekat sambil tersenyum.
“Minho…” panggil Krystal pelan, bingung dengan panggilan yang seharusnya untuk Minho. “…—ya, kupikir kau mendapat suratku, kan?”
“Hm,” jawab Minho malas sambil memainkan rambut Krystal dengan jemarinya.
“Jadi?” tanya Krystal penasaran, tidak ingin mengatakan atau menanyakan apa-apa lagi. “Apa yang kau lakukan?”
“Aku sudah membakarnya,” jawab Minho pendek lalu menarik Krystal merapat lagi padanya. “Itu semua sudah berlalu, kau tidak usah ingat-ingat lagi, oke?”
Tapi Krystal mengelak, ia bersikeras menatap Minho, “Tapi, kau tahu, kan—“
“Ssstt, sudahlah. Kau banyak bicara sekali sih,” Minho menempelkan telunjukkan ke bibir Krystal, membuat wanita itu diam dan menenggelamkan kepala wanita itu ke dadanya. “Aku tidak menginginkan itu. Younghyeon juga membutuhkanmu. Beres masalah, kan?”
Krystal hanya bisa balas memeluk Minho, membiarkan matanya berkaca-kaca. Ia membiarkan air matanya turun menetes ke kemeja Minho ketika pria itu kembali mengelus kepalanya.
“Aku mencintaimu, selalu,” bisik Minho, membuat Krystal menggenggam jemarinya, menahan getaran yang sama ia rasakan ketika pria itu mengucapkannya dua belas tahun lalu. Dengan perlahan, Krystal mengangkat kepalanya, menatap Minho sejenak sebelum menyentuhkan bibirnya ke bibir Minho, mencium pria yang dicintainya dengan seluruh perasaannya sebagai ganti kalimat balasan untuk kata-kata Minho.
FIN
A/N : FINISHED! IT’S FINISHED! IT’S FREAKING DAMN FINISHED! FINALLY FUAHHHHHH!!
Well, here’s the last chapter, I hope you’ll like it. Aku tahu rada enggak jelas, jadi aku bikin epilognya huehe. Itu pun kalo pengen pada di-post, ya aku post. Kalau engga juga ngga papa huehe 😀
©2011 SF3SI, reenepott
Officially written by reenepott, claimed with her signature. Registered and protected.
This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction
Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!
udah end ya….moment Minstal nya sangat kurang….wajib tch ad epilog
koq ak ketawa ya waktu krystal dan kakeknya nya sujud 2 d lantai dan jessica datang dengan terkejut karena mereka ga duduk d sofa…kalo d epilog wajib d banyakn moment minstal ya
Yes… XD
Well, uhm itu… err.. *garuk-garuk kepala* tiba-toba idenya dateng, aja. Terus ketulis deh, huwehehe :3 Agak absurd yah wkwk
Ngg.. lihat nanti deh ya XD Sebenernya aku juga ngerasa minstal moment-nya kurang, tapi fanficnya keburu udah beres._. mau dipanjangin lagi tapi ntar melampaui batas panjang perchapter-nya.
Makasih yaa ^^
Yeay! Akhirnya part terakhirnya udaah ada ^_^ FFnya keren bgt chingu, greget deh bacanya! Hohoo.. Butuh EPILOGnya niih *beraegyo* Keep writing thor! #Fighting
Nggak sekeren itu kok XD Makasih yaa XD
Fighting^^
its finished??
Huwaa.. Masih pengen.. Haha..
Nice fic!
Hueeee kalo ngga finish-finish nanti aku digetok rame-rame #dughh XD
Makasih! XD
Wah, ini sangt bth epilog unni. Nanti di epilog bnyakin moment minho dan krystalnya ya
Okey! XD Makasih yaa ^^
well this is so damn freaking awesome, makasih banget renee sayang udah mau lanjutin cerita ini sampai tamat, maaf aku mengecewakanmu dengan tidak melanjutkan fanfic ini… ^^ sekali lagi gamsahamnida ^^
ASTAGA KAK DHINTA AKU BARU LIAT KAKAK KOMEEEENNN
Aduh aduh sumpah kak sebenernya aku malu kakak mampir (-/////-)a ehehehe Sama-sama kak, tapi sebenernya kalo kakak sendiri yang ngelanjutin pasti bakal lebih keren deh._. nyeheeee
Makasih banget kak udah mampir XD
GOMAWOOO!! XD
KAK, AKU NUNGGUIN FANFIC KRISNYA LOH *kok nyambungnya ke sini sih* XD
aku ga sanggup say, bener deh soalnya pas aku liat plot fanfic semua bakal berujung sinetron ala-ala suami teraniaya oleh istri #plakkeed
ama kamu aja ini udah keren suer
oh fanfic yang mana nih *pundung* atau mau request? sini aku bikinin dehh hehehe
Nyehehehehe. Ada yang bilang tau, lebih baik dibuat drama aja kak.-.
Sumpeehhh @_@ yaah makasih aja deh kak huohoho
Yang.. ekhem *ngitungin jari* ahjussi marry me *sumpah itu fanfic lama banget* Sama Kris in the box!! Ahh aku lagi nungguin ituuuu XD request juga boleee *naik naikin alis XD*
akhirnya bersatu juga keluarga kecil yg sempurna dan penuh kebahagiaan
WOW daebak, binggung mau komen apa, keren ceritanya