Saranghae Hyung, Mianhe

Author : CSL (ig : @shawxloverdxce)

Cast :

  • Minho SHINee a.k.a Choi Minho
  • Taemin SHINee a.k.a Choi Taemin

Other cast : other member SHINee

Genre : brothership, tragedy

Length : Ficlet

Rating : G

NOTE : Kalo bisa mbacanya sambil ndengerin lagu SHINee In My Room

Semua orang punya cerita

Begitu juga kita

Namun, mengapa cerita kita begitu pilu?

Sang surya mulai menampakkan diri, menghasilkan cahaya kuning keemasan nan elok dipandang. Semakin lama, cahaya tersebut semakin terang menembus sela-sela jendela memaksa pria tersebut untuk memulai harinya. Pria tersebut mulai bangun dan merapikan tempat tidurnya.

“Hello World, please be nice to me!” ujar pria itu.

Senyumnya merekah, memamerkan deretan gigi putihnya. Setelah berkata demikian, ia bergegas mandi dan bersiap untuk bekerja, tunggu! Bekerja? Iya, dia sudah bekerja walaupun seharusnya ia masih berada pada usia anak sekolah lebih tepatnya usia untuk berkuliah. Ia tidak melanjutkan kuliahnya karena masalah biaya. Nama pria ini Minho, Choi Minho. Ia bekerja di sebuah café di Seoul sebagai seorang pelayan. Gajinya memang tidak besar, tetapi ia akan berusaha berhemat agar ia dapat mencukupi kebutuhannya dan adiknya, Choi Taemin.

Mengenai adiknya, umm… adiknya ini masih bersekolah di sebuah SMA favorit di Seoul. Taemin bisa masuk ke SMA itu berkat beasiswa. Ia anak yang sangat baik dan ia sangat menyayangi hyung-nya walaupun ia tidak pernah menunjukkannya. Ia cenderung bersikap dingin pada kakaknya walaupun sebenarnya ia sangat sayang pada kakak semata wayangnya itu. Minho sebenarnya agak kecewa dengan perlakuan adiknya itu, tetapi rasa cinta pada adiknya jauh lebih besar daripada rasa kecewanya. Ia bahkan rela mengorbankan pendidikannya hanya demi adiknya. Ia rela bekerja banting tulang hanya untuk menyokong kebutuhan sekolah adiknya dan mempersiapkan pendidikan adiknya di jenjang universitas. Minho adalah seorang kakak yang benar-benar baik.

Minho’s POV

Hari ini sangat cerah, udara juga sangat sejuk. Aku harap hari ini merupakan hari yang baik. Aha! aku harus segera turun ke bawah. Aku harus segera berangkat bekerja. Hari ini aku bangun sangat terlambat! Taemin pasti sudah pergi ke sekolah. Ayo Minho, Hwaiting!!

@Taemin’s School

Taemin’s POV

Hari ini sangat cerah, tetapi kenapa hyung tadi belum bangun? Apa dia terlalu letih hingga bangun kesiangan? Kuharap tidak. Aku tak ingin terjadi hal buruk pada hyung. Walaupun aku masih kecewa karena kematian eomma dan appa, aku tidak bisa membenci hyung-ku ini walaupun aku tau kalau dia lah penyebab kematian eomma dan appa.

#FlashbackOn

Hari itu aku pergi berjalan-jalan bersama eomma, appa, dan hyungku. Kami sekeluarga pergi ke Lotte World. Awalnya semua hal baik-baik saja, dan akhirnya kami pulang. Di perjalanan pulang semua juga masih baik-baik saja, hingga entah karena terlalu senang atau bagaimana Minho-hyung tanpa sadar berlari ke tengah jalan dan tanpa ia sadari ada sebuah mobil yang sedang melaju cepat. Eomma dan appa yang menyadari hal itu sontak berlari dan mendorong hyung-ku ke tepi jalan.

Namun, naasnya malah mereka berdua yang tertabrak dalam posisi yang mengharukan… mereka berpelukan dalam tangis. Aku dan hyung-ku sontak menangis sejadi-jadinya di tempat itu. Banyak orang yang datang menolong dan membawa eomma dan appa ke rumah sakit. Mereka sempat koma hingga 5 hari, namun akhirnya mereka menghembuskan nafas terakhir di saat yang bersamaan. Yang lebih naasnya lagi mereka meninggal tepat pukul 00.01 di hari ulang tahun eomma. Mengetahui kabar itu aku dan hyung sangat sedih dan terpukul. Bagaimana tidak? Keluarga yang kami miliki hanyalah appa dan eomma, sedangkan kerabat kami yang lain hanyalah sekumpulan orang jahat! Mereka mengincar harta kami akhirnya jadilah aku dan hyung harus hidup sulit karena semua harta eomma dan appa habis dirampas oleh mereka.

Namun hyung-ku menguatkanku. Ia selalu bilang bahwa appa dan eomma selalu menjaga kita dari atas sana. Harus kuakui ia cukup tegar. Ia bahkan tidak menangis saat pemakaman eomma dan appa. Ia hanya menatap kosong peti mereka, sedangkan aku terus menangis di sampingnya. Sejak saat itulah aku mulai bersikap dingin padanya, walaupun sebenarnya aku sangat menyayanginya.

#FlashbackOff

“Taeminnie! Wae? Dari tadi kau bengong?”

Suara cempreng itu memecah lamunanku. Aku sangat hafal suara ini. Ini suara Key, temanku yang selalu ada bersamaku sejak aku SD. Dia juga yang terus berperan menguatkanku selama ini, selain Minho-hyung tentunya. Ia tahu semua masalahku karena aku memang tidak menutupi apapun darinya. Ia orang yang baik, walau sekarang aku sudah bukan anak seorang pengusaha kaya seperti dulu, sikapnya tetap tidak berubah padaku, Ahh… aku sangat berterima kasih padanya dan pada hyung-ku. Gomawo Key! Dan gomawo… hyung…

Semua pengorbanan ini akan kulakukan

Semua hal pahit ini biar aku yang rasakan

Cukup sudah melihatmu menderita

Aku hanya ingin kau bahagia, nae dongsaeng

@Minho’s Workplace

Omo, aku terlambat! Bagaimana ini? Aku tak ingin dihukum! Selama ini aku belum pernah terlambat! Lee-ajussi itu sangat galak! Dia memang tampan dan mempesona, tapi jika sudah marah ia akan berubah menjadi monster menyeramkan. Ahh… siapa lagi kalau bukan si Lee Jinki sialan itu! Dasar bos galak! Bisanya hanya menyuruh dan mengamuk. Yahh, tapi mau bagaimana lagi? Setidaknya temanku, si Jjong, tidak pernah kehilangan pekerjaannya walaupun ia sangat sering dihukum. Sayang sekali hari ini dia tidak terlambat, jika ia terlambat setidaknya aku tidak akan menghadapi amukan Lee-ajussi sendirian.

Aku pun melangkah masuk dan sudah pasti aku disambut oleh death glare yang paling mematikan dari bosku. Bagaimana tidak? Aku sudah terlambat 30 menit karena bangun kesiangan. Badanku juga rasanya remuk semua, tapi aku harus tetap bekerja demi adikku, Taemin. Dia harus sukses! Aku ingin menebus kesalahanku yang telah membuat ia juga harus menderita seperti ini. Intinya Taemin harus bahagia karena ia telah menderita karena diriku.

Lee-ajussi perlahan-lahan mendekatiku. Ia memelototiku cukup lama tetapi akhirnya ia berhenti dan berkata padaku,

“Tumben sekali anda terlambat tuan choi.”

Ia mengatakannya sambil memamerkan smirk-nya itu dan jika ia sudah memamerkan senyuman sinisnya itu berarti…

“Hari ini kau harus bekerja lembur! Dan tentu tanpa uang lembur! Apa kau sadar, kau telah terlambat 30 menit, hah?? Dan tentu tak ada kata ampun untuk itu!”

Setelah selesai berbicara, ia segera melenggang pergi menuju ruangannya. Aku hanya bisa mendengus kesal. Terlambat 30 menit tapi harus diganti dengan 2 jam kerja lembur tanpa uang tambahan. Tapi tak apa. Aku rela melakukannya demi Taemin! Ya, demi Taeminnie yang sangat aku sayangi!

Ya! Melamun saja? Ayo bekerja! haha…”

Cihh, ada-ada saja kau, Jjong.”

“Makanya jangan melamun! Tapi tumben kau terlambat? Biasanya ‘kan kau yang paling rajin.”

“Aku bangun kesiangan, Jjong! Badanku rasanya seperti mau remuk. Lelah sekali”

“Kenapa kau tetap masuk, hah? Keadaanmu bisa tambah parah! Ini pasti efek dari penyakitmu itu!”

“Nan molla jjong. Lebih baik kita kerja saja!”

Penyakit. Kenapa aku bisa lupa? Aku memiliki penyakit leukimia stadium awal namun sudah bertahun-tahun tidak kuperiksakan lagi karena biayanya yang mahal. Aku juga hampir melupakan hal ini, jika Jjong tidak mengingatkanku tentang hal itu. Namun, kupikir diagnosa dokter itu hanya mengada-ada saja. Buktinya aku tidak apa-apa hingga sekarang, badanku masih sehat hingga sekarang walaupun memang hari ini badanku rasanya tidak enak. Mungkin hanya karena kurang istirahat. Akhir-akhir ini aku memang sangat semangat mencari pekerjaan tambahan, mengingat Taemin sebentar lagi lulus dan akan memasuki jenjang universitas. Itu artinya ia akan membutuhkan banyak biaya dan aku harus bisa memenuhinya karena aku adalah hyung-nya dan hanya hanya aku yang bertanggung jawab atasnya sekarang. Eomma, appa, bantu Minho ne? Saranghaeyoo..

Penyesalan selalu datang terlambat…

Dan hal itu benar adanya…

Bel sekolah telah berbunyi menandakan berakhirnya jam belajar hari itu. Taemin pun segera beranjak dari tempat tidurnya dan segera berjalan pulang ke apartemen kecil yang ia tempati bersama kakaknya. Cuaca siang itu sangat cerah, secerah hati Taemin saat itu. Ia berhasil mendapat nilai sempurna dalam tes matematikanya. Ia sangat ingin menunjukkannya pada kakaknya. Ia pun mempercepat langkahnya. Senyumnya terus mengembang. Ia benar-benar senang sekarang. Apalagi hanya dia yang berhasil meraih nilai sempurna dalam tes tersebut. Tentu saja ia sangat bangga akan perolehannya ini. Ia hanya ingin membuat kakaknya bangga, karena ia tahu bahwa kakaknya telah bekerja sangat keras baginya. Ia juga akan mempersiapkan pesta kecil-kecilan nanti saat kakaknya pulang kerja. Ia ingin memperbaiki segalanya. Ia ingin memulai kehidupan bahagia bersama kakaknya, karena ia sekarang ia sudah mengetahui penyakit kakaknya, dan ia ingin membahagiakan kakaknya. Ia ingin menunjukkan rasa sayangnya pada kakaknya.

#FlashbackOn

Krinnggg!!!

Bel istirahat telah berbunyi. Aku dan Key segera berlari keluar kelas, tetapi Key menarik tanganku dan membawaku ke sebuah tempat. Sesampainya di tempat tersebut, yaitu atap sekolah. Ia memintaku duduk di sebelahnya dan ia pun memulai ceritanya, cerita yang menyadarkanku untuk merubah sikapku.

“Taeminnie… aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Sebenarnya kau dilarang untuk mengetahuinya, tetapi kurasa kau harus tau. Ini mengenai hyung-mu.”

Hyung-ku?”

“Dan kurasa kau harus mulai merubah sikapmu padanya. Aku dengar dari hyung-ku, Jjong-hyung, kalau hyung-mu menderita penyakit yang cukup parah. Lebih tepatnya ia menderita kanker darah atau leukimia. Kakakku sering bercerita padaku kalau hyung-mu itu sering mimisan saat bekerja tapi ia berusaha menutupinya dari orang-orang hingga akhirnya hyung-ku mendapati hyung-mu mimisan dan batuk darah. Sontak hyung-ku membantunya dan akhirnya hyung-mu menceritakan semuanya. Hyung-mu, Choi Minho telah didiagnosis dokter menderita penyakit leukimia sejak 2 tahun yang lalu. Pada saat itu memang masih stadium awal, tetapi kurasa kondisinya semakin memburuk. Hyung-ku juga sering cerita bahwa intensitas mimisannya semakin bertambah dari hari ke hari dan itu membuat hyung-ku khawatir, ditambah ia juga tau perbuatan dinginmu dengan hyung-mu. Kau tau? Jjong-hyung selalu meminta kakakmu untuk izin bekerja sehari saja, tetapi ia selalu menolak. Ia selalu berkata bahwa ia baik-baik saja dan masih bisa bekerja dengan baik. Hyung-ku bilang Minho-hyung selalu memikirkanmu. Ia bekerja keras untukmu hingga melupakan kondisi badannya yang sangat mengkhawatirkan. Ia sangat mencintaimu Taemin. Ia selalu bercerita kepada Jjong-hyung tentang perilaku dinginmu. Ia selalu menangis saat bercerita tentangmu. Ia kecewa pada dirinya sendiri karena telah membuatmu hidup sulit seperti ini. Ia bahkan merelakan pendidikannya hanya untukmu Taemin! Hanya agar kau dapat tetap bersekolah hingga lulus kuliah. Ia hanya berharap bahwa kamu sukses! Rasa cintanya padamu itu sangat besar! Tadi pagi hyung-ku juga bilang kalau kakakmu terlambat masuk bekerja karena bangun kesiangan. Kurasa ia terlalu lelah dan penyakit yang ia derita pasti telah memperparah kondisinya, karena setahuku akhir-akhir ini hyung-mu selalu mencari pekerjaan tambahan selain menjadi pelayan café dan itu tentu untuk mempersiapkan kuliahmu Taeminnie. Jadi, kumohon ubahlah sikapmu pada kakakmu. Aku tak ingin kamu menyesal nantinya. Sadar tak sadar, umurnya sudah semakin pendek sekarang. Kumohon Taemin, berubahlah! Tunjukkan rasa sayangmu pada kakakmu. Itulah yang ingin kusampaikan. Annyeong!”

Key pun meninggalkanku sendiri. Aku masih shock dengan pernyataan Key. Satu-satunya hal yang dapat kuperbuat saat itu hanyalah menangis. Merutuki kebodohanku selama ini. Aku tak pernah menyadri kasih sayang hyung-ku yang begitu besar padaku. Aku tak pernah menyadari kepeduliannya padaku. Arrgghhh! Taemin Pabo!!

#FlashbackOff

@2min’s apartment

Taemin’s POV

Ahhhh… lelahnya! Tapi sekarang aku harus bersiap-siap. Aku harus mulai memasak. Ah, rasanya sudah lama sekali aku tidak memasak. Semoga saja aku masih bisa melakukannya.

4 jam kemudian…

Akhirnyaaaa!!! Kueku jadi!!! Oh ya sekarang Minho-hyung berapa tahun, ya? Emmm… oh ya, 24 tahun!! Aaa hyung-ku sudah semakin tua rupanya! Sebaiknya sekarang aku mandi dan menunggunya pulang.

@10.00 p.m.

Hoaamm… kenapa hyung belum pulang? Padahal aku sudah sangat mengantuk.

Kringgg!!!

Ada telepon, apa itu hyung?

Ne yeoboseo? Jeongmalyo? Ne… ne… ne!!!”

Hyung… hyung… hyung… hanya itu yang kupikirkan. Setelah mendapat kabar itu aku segera berlari keluar apartemen dan segera memberhentikan taksi kemudian pergi ke suatu tempat. Rumah sakit…ya aku mendapat kabar kalau hyung tiba-tiba muntah darah sebelum kemudian pingsan. Tentu aku panik dan langsung pergi. Semoga hyung masih bisa bertahan. Aku tak ingin menyesal seumur hidupku. Aku menyayangimu hyung. Sangat. Tolong jangan tinggalkan aku. Nan saranghaeyo! Mianhae hyung! Mianhae!

Tes…

Akhirnya butiran bening tersebut jatuh setelah kutahan sekuat tenaga. Aku tidak boleh cengeng! Aku harus yakin! Hyung pasti tidak apa-apa. Aku harap berita itu bohong! Hyung tunggu aku!!

Semoga aku belum terlambat

Aku masih ingin bersamamu

Melalui hidup bersamamu

Merasakan suka dan duka bersamamu

Dan membahagiakanmu, hyung…

@Rumah Sakit

Drap… Drap… Drap…

Suara langkah kaki menggema di lorong rumah sakit. Seorang namja imut tengah berlari seperti orang kesetanan. Raut mukanya menunjukkan kepanikan yang teramat sangat, bahkan matanya terlihat merah seperti habis menangis. Namja itu terus berlari dan berhenti di depan sebuah ruangan, lebih tepatnya ruang ICU. Ia segera meminta izin untuk masuk dan mengenakan pakaian khusus. Sesaat setelah itu, namja itu menghilang di balik pintu ruang ICU.

Hyung… benarkah itu kau? Benarkah pria yang sedang terbaring lemah di sana itu kau, hyung?”

Air mata Taemin sudah tidak dapat dibendung lagi. Ia menangis sejadi-jadinya sambil memegang tangan hyung-nya. Ia memandang hyung-nya yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan penuh arti, seolah menyiratkan rasa cinta yang sangat besar. Rasa cinta yang selama ini hanya ia pendam dalam hati. Rasa cinta yang tak pernah ia ungkapkan pada hyungnya itu. Baginya, hyung-nya adalah pemberian terbaik Tuhan untuknya. Hyung-nya adalah orang terhebat dalam sejarah hidupnya. Dia mencintai hyung-nya, sangat mencintainya. Ia sangat menyesal karena tak pernah menunjukkannya.

Tak terasa Minho mulai membuka matanya. Ia tersadar.

“Aku dimana?”

Taemin terkejut. Ia sangat senang melihat hyung-nya sadar.

Hyung kau sudah sadar? Kau di rumah sakit sekarang.”

“Uhh, Taemin? Itu kau?”

“Iya, hyung, ini Taemin, adikmu. Hyung, maafkan Taemin. Maafkan sikap Taemin selama ini. Taemin sayang hyung, sangat menyayang hyung. Kita sudah bersama-sama sejak lama, aku tak mungkin membenci hyung. Hyung maafkan Taemin, saranghae!

“Taemin… benar itu kau? Kau benar menyayangiku? Taemin?”

Minho juga tak dapat menahan air matanya. Ia menangis bahagia. Akhirnya semua pengorbanannya tak sia-sia. Taemin mencintainya, dan ia harus memastikan bahwa Taemin bahagia.

“Melihatmu tersenyum… itu sudah cukup bagiku. Maafkan hyung sudah membuatmu menderita. Saranghaeyo, Taeminnie. Kau harus bahagia. Annyeongi gyeseyo my Taeminnie.

Tiittt tittt…

Minho telah pergi. Hyung-ku yang hebat itu telah pergi, meninggalkan adiknya seorang diri di dunia, menyusul orang tuanya ke surga. Melihat itu Taemin hanya bisa menangis. Ia menangis sangat keras. Ia menyesal telah menyia-nyiakan waktunya selama ini. Ia menyesal, sedih, dan kecewa pada dirinya. Namun disisi lain ia bahagia. Ia bahagia karena akhirnya hyung-nya tak perlu menderita lagi, karena sekarang ia telah pergi ke tempat yang damai dan indah. Tempat dimana hanya ada tawa dan kebahagiaan. Taemin tersenyum miris. Ia pun memeluk tubuh hyung-nya yang sudah tak bernyawa. Memeluknya untuk yang terakhir kali.

“Semoga kau bahagia di sana hyung. Aku janji, aku akan sukses dan bahagia setelah ini.”

Cerita ini terlihat berakhir

Namun bagiku cerita ini belum berakhir

Cerita ini baru akan berakhir

Jika aku telah berhasil membahagiakanmu

Hyung-ku tercinta…

Few years later…

“Presdir Choi, sebentar lagi anda akan diadakan rapat penting tentang proyek kita selanjutnya.”

“Baik sekretaris Kim. Tolong siapkan data-data yang harus kubawa nanti.”

“Baik Presdir Choi.”

“Umm… sekretaris Kim, apakah aku boleh keluar sebentar?”

“Silahkan tuan, rapat baru akan dimulai satu setengah jam lagi.”

“Terima kasih, sekretaris Kim.”

Taemin segera melesat keluar gedung perusahaannya. Ya, sekarang dia bukanlah seorang Taemin, tapi dia adalah seorang Choi Taemin, presiden direktur sebuah perusahaan besar di Korea, Choi Corporation. Taemin segera melajukan mobilnya dalam kecepatan tinggi. Ia tengah menuju ke suatu tempat, tempat yang selalu ia kunjungi dengan rutin. Makam hyung-nya…

“Halo hyung…. Hari ini aku mengunjungimu lagi dan sesuai dengan harapanmu, aku telah sukses sekarang. Aku bahagia sekarang, jadi kau tidak usah memikirkanku lagi. Kau harus bahagia juga di sana. Oh iya, nanti aku akan ada rapat penting, hyung. Rapat ini sangat menentukan nasib perusahaanku kedepannya. Hyung nanti harus datang yaa…. Ah, aku harus kembali hyung. Annyeong!

“Annyeong…”

Ada sebuah suara yang membalas salam itu. Namun Taemin atau siapapun di dunia ini tidak dapat mendengarnya. Pemilik suara tersebut tersenyum senang. Sosok itu bahagia melihat adiknya yang bahagia…

The End.

Ahhhh…. Akhirnya selesai juga ff ini. Oh ya ini ff pertama author jadi ditunggu like sama commentnya ya. Kasih kritik dan saran yg membangun. Please don’t be a silent reader!!

 

©2011 SF3SI, Freelance Author.

Officially written by ME, claimed with MY signature. Registered and protected.

This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction

Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!

Advertisement

3 thoughts on “Saranghae Hyung, Mianhe”

Give Me Oxygen

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s