Title : DANGER
Author : vanflaminkey91 (@alexandriavania)
Main cast :
- Lee Taemin SHINee
- Son Naeun A-Pink
Support cast : –
Length : ficlet
Genre : Alternate Universe, romance, marriage-life, angst, friendship
Rating : PG13
Note: Side story of (Not) A Virtual Marriage. Hanya sebuah adegan pengantar untuk NAVM chapter 7 nanti. Tapi sayang sekali, NAVM 7 akan hadir dalam waktu yang sangat lama karena author telah memasuki masa vakum. Info selanjutnya klik: Red Petals Project—The Goodbye Stage. Enjoy! 🙂
Danger,
I’ll steal you away.
(Not) A Virtual Marriage
Side Story: DANGER
©2014 vanflaminkey91
Kotak-kotak itu terjajar rapi di dekat lemari yang pintunya setengah terbuka. Malam menjadi hening, meskipun laptop itu menyala dengan suara-suara yang familier di telinga. Ia berusaha untuk ceria di depan teman-temannya, namun mereka semua tahu ceria itu tidak ditampilkan dengan tulus.
Son Naeun duduk di balkon dorm. Menatap kosong pada layar browser yang menampilkan YouTube dan sebuah video yang sedang diputar entah untuk ke berapa kalinya.
Malam yang tamaram dengan cahaya lampu perkotaan kontras bersama gelap yang akan bertahan hingga surya kembali dari tidurnya. Angin sepoi-sepoi bertiup lambat, mengusap rambut Naeun seolah hendak memberikan dukungan kepadanya.
“Kami benar-benar akan merindukanmu, Son.”
Seketika pandangan kosong itu menghilang. Naeun melirik Eunji yang duduk di sebelahnya sambil menyodorkan secangkir teh hangat.
“Minumlah, ini teh gingseng. Baik untuk bayimu.” Eunji tersenyum hangat setelah berbisik sangat pelan. Sekali lagi membuat perasaan Naeun yang berkecamuk itu redam. Eunji memang kadang menjadi penyemangatnya di kala susah.
“Kamsahamnida, Eonni.” Naeun mengambil cangkirnya dengan rendah hati. Meneguknya walau hanya seteguk kecil, kemudian menjauhkannya dari laptop. Keduanya terlibat di dalam hening. Sama-sama tak tahu harus bicara apa. Salah satu menyaksikan kerlip kota, satu lagi menyaksikan performance seorang penyanyi solo baru.
“Stay tumyeonghan ne hamjeong soge nan
dasi han beon momeul deonjyeo~”
“Dia luar biasa, kan?” Eunji menoleh ketika Naeun tiba-tiba bersuara. Ia sempat bertanya-tanya melalui tatapan mata, namun mengerti ketika mendengar nyanyian ‘dia’ yang berkumandang bersamaan dengan dance-nya yang sudah terkenal. “Aku mengenalnya sejak kecil dan dia sekarang sudah jauh berkembang.”
“Aku tak mengerti, Naeun. Kalian sebenarnya dekat, tapi kenapa membuat diri masing-masing jauh?”
Pertanyaan Eunji, bagaimanapun juga telah membuat dada Naeun sesak. Matanya tidak berkedip memandangi sosok Taemin yang sedang menampilkan dance-nya dengan lagu ‘Danger’. Benar juga.
Mengapa?
Melihat sosok Taemin yang dewasa dengan karisma maksimal di atas panggung membuat perasaan Naeun berdesir. Tiba-tiba saja teringat akan kebersamaan mereka di WGM dan bagaimana dirinya mati-matian menahan agar tidak bertingkah seperti sudah sangat dekat dengan Taemin.
Ia memperhatikan Taemin sedang melakukan dance part dengan iringan ‘bbam-bbam-bbam’ dari lagunya. Memperhatikan bagaimana gerakannya begitu halus dan begitu intens.
“Ajari aku, Oppa!” Gadis kecil itu berteriak sambil melebarkan senyum ketika melihat teman dekatnya sedang menari-nari di bawah pohon.
“Sini, sini, Naeunnie! Oppa akan mengajarimu banyak gerakan. Ngomong-ngomong, PR-mu sudah selesai semua?”
“Aish, apakah harus mengerjakan PR dulu sebelum belajar itu?! Kau menyebalkan ih!”
PROK. PROK. PROK.
Suara tepukan para audience yang hanya sekilas di ending video itu membuat Naeun tersadar dari lamunan masa lalu yang menyiksa perasaannya. Lantas ia mengecilkan volume laptop yang baru disadarinya cukup kencang.
“Aku tak mengerti, Naeun. Kalian sebenarnya dekat, tapi kenapa membuat diri masing-masing jauh?”
Suara Eunji memenuhi kepalanya. Di dalam keheningan, tak ada yang bisa dilakukan Naeun selain mengulangi pertanyaan itu di dalam kepalanya. Tak peduli seberapa dingin itu menusuk ke dalam sendi dan giginya mulai gemeretuk. Malam ini adalah malam terakhir ia berada di Seoul. Besok ia sudah kembali ke Gwangju.
Meninggalkan Cube.
Meninggalkan Pink Panda.
Meninggalkan A-Pink.
Meninggalkan K-Pop.
Meninggalkan Lee Taemin.
Semua sudah dipersiapkan dengan baik. Kabar vakum dengan alasan palsu. Tiket keberangkatan. Jalur keberangkatan yang aman dan bebas dari fans bahkan sasaeng. Kontak keluarganya. Sudah siap semuanya.
Ia tidak akan melihat lagi orang-orang yang selama di Seoul bersamanya, terutama Taemin. Ia akan menenangkan pikirannya.
“Demi semua orang, Naeun,” bisiknya kepada diri sendiri.
“Eonni, Taemin oppa dan aku tidak sedekat itu.”
“Jangan berdusta.”
Naeun terkesiap. Bukan karena jawabannya, tapi karena suara yang didengarnya barusan. Ia menoleh dan tak mendapati Eunji di sampingnya. Ia mendapati bayangan seseorang berdiri di belakangnya. Hatinya mendadak sesak.
“Kenapa kau ke sini? Bukankah kau harusnya bersama Krystal dan—“
Sepasang tangan melingkarinya dari belakang dan dagu itu beristirahat di atas bahu kanannya. Naeun merasakan kedua kakinya bergetar. Bukan karena dinginnya udara, tapi karena rasa gugup yang menyelimuti. Sudah lama sekali sejak mereka sedekat ini, bukan?
“Kenapa kau selalu begini, Naeun? Kau egois.”
“Oppa, aku tak—“
“Ssst… tolong jangan berkata apapun ataupun bergerak. Biarkan saja begini untuk beberapa detik sebelum kau benar-benar pergi.” Entah itu memang nyata atau Naeun tengah berhalusinasi. Ia merasa suara seorang Lee Taemin agak bergetar dan terlalu berat, seolah tak rela untuk keluar.
Untuk beberapa saat mereka diam dengan posisi seperti itu. Laptop Naeun sampai menggelap dengan sendirinya, terlalu lama dibiarkan tanpa aktivitas. Keheningan ini terlalu mencekam dan terlalu menyesakkan dada.
Naeun akhirnya tidak bertahan. Ia memeluk kedua tangan yang sedang mendekapnya dan terisak di sana.
Betapa ia berharap waktu berhenti.
Ia sendiri tak mengerti apa yang sedang terjadi.
Manusia memang aneh, bukan? Menciptakan suatu masalah dan akhirnya terjebak dalam masalahnya sendiri, dalam rasa kecewa dan galau.
Son Naeun tidak ingin waktu berjalan, namun sang waktu tak pernah mendengarkan doa seperti itu. Ia tetap berjalan, lambat maupun cepat—memberikan kesempatan sama ratanya untuk tiap orang di dunia ini.
Tangisan Naeun tidak bersuara, namun alirannya deras.
Sama derasnya seperti yang mengalir dari sudut mata Taemin.
“I’ll steal you away, Son Naeun. One day,” bisik Taemin. Suaranya sarat akan keyakinan. “Tak peduli seberapa kuat kau menjauhiku.”
Dan itulah mengapa Naeun tahu bahwa bahaya sesungguhnya berasal dari dirinya sendiri.
***
END
©2013 SF3SI, Vania
Officially written by Vania claimed with her signature. Registered and protected.
This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction
Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!