Author : dyzhetta
Twitter : @dyzhetta_reina
Main Cast : Lee Taemin, Kim Jong In
Length : ONESHOT
Genre : Friendship
Rating : General
SUMMARY : hal terpenting dalam persahabatan adalah seberapa sering kita saling mengingat, saling mendoakan, saling berkomunikasi. Tidak ada gunanya sebanyak apapun memiliki barang kembaran tapi jarang mendoakan, jarang berkomunikasi.
A.N : Aku suka banget ff ini. Aku mohon yang baca juga suka yya. Mohon kritik dan sarannya yyaa. Aku lope” banget ama taekai couple. Semoga langgeng yye persahabatan.a…love you taekai :-*
***
Taemin mendengus kesal. Sudah sejam lebih ia menunggu di kafe ini setelah menerima pesan dari sahabat tersayangnya, Kim Jong In, untuk datang ke kafe ini secepatnya. Sudah berbagai macam orang yang keluar masuk kafe dan hanya dirinyalah yang masih bertahan dengan satu gelas Frozen Cappuchino yang sudah mencair karena dia tidak berminat menghabiskannya. Taemin bukannya tidak suka menunggu tapi… Hey, ini sudah melewati batas manusiawi! Apalagi dia menggunakan masker sehingga membuatnya kekurangan udara segar. Lengkap sudah penderitaannya. Tapi demi sahabat tersayangnya ia rela menunggu sedikit lebih lama lagi. Saat itu juga Taemin berjanji akan mencerca habis-habisan sahabatnya itu jika dia datang.
Kring…
Bel kecil yang dipasang di pintu masuk kafe berbunyi. Taemin berharap kali ini harapannya –agar Jong In-lah yang datang—tidak mengecewakan sebagaimana sebelum-sebelumnya. Harapannya terkabul. Jong In memperhatikan sekeliling sebelum Taemin melambaikan tangan untuk memanggilnya. Jong In pun melangkah pelan ke arah tempat duduk Taemin.
Niat Taemin untuk mencerca Jong In habis-habisan lenyap ketika Jong In duduk di hadapannya. Taemin langsung merasa ada yang tidak beres dengan Jong In. Walaupun tidak melihat wajahnya, Taemin tahu sahabatnya itu sedang cemberut total di balik maskernya.
“Annyeong, Taemin-ah. Maaf aku terlambat. Tadi tiba-tiba ada acara dadakan,” Jong In menjelaskan.
“Ne, tidak apa-apa.” Taemin memandang Jong In. “Sepertinya kau sedang ada masalah. Mau berbagi denganku?” tanya Taemin sambil tersenyum manis—walaupun takkan terlihat. Sepertinya ia sudah benar-benar lupa kalau beberapa menit yang lalu ia sangat ingin memakan orang yang duduk di hadapannya ini.
“Sepertinya kau butuh minum. Kau mau apa?”
“Apa saja. Aku sedang tidak berselera dalam apapun,” kata Jong In ketus.
“Baiklah. Hmm… sama denganku saja, ya?” Taemin segera beranjak untuk memesan dua minuman.
***
“Kau mau cerita sekarang atau nanti setelah minumannya datang?” tanya Taemin.
“Sekarang saja.”
“Ceritalah.”
“Aku sedang kesal dengan Baekhyun-Hyung. Dia bilang dia baru saja membaca kalau sepasang sahabat tidak mempunyai barang yang sama, semacam couple thing begitu, maka persahabatan mereka tidak akan awet. Lalu dia dan Chanyeol Hyung langsung membeli gelang yang sama,” jelas Jong In dengan wajah makin ditekuk.
“Lalu?”
“Dia meledekku. Dia bilang persahabatanku tidak akan awet kalau tidak cepat-cepat membeli barang kembaran.”
“Jadi?” Taemin sungguh tidak mengerti arah pembicaraan Jong In. Dia masih belum mengerti apa sebenarnya yang membuat Jong In sampai secemberut ini.
“Kau mau persahabatan kita tidak awet?” suara Jong In meninggi. Membuat pelayan yang sedang membawakan pesanan mereka kaget sehingga hampir menumpahkan minuman itu. Jong In kesal kenapa Taemin masih tak mengerti ke mana arah pembicaraannya itu.
“Oh, jadi maksudmu, karena kita tidak mempunyai barang yang sama, persahabatan kita tidak akan awet begitu?” Entah apa yang membuat simpul-simpul saraf di otak Taemin baru bekerja sekarang.
“Iya begitu.” Wajah Jong In makin tertekuk karena sebal.
“Lalu, kau ingin kita punya barang kembaran seperti itu agar persahabatan kita awet?” otak Taemin benar-benar baru mencerna maksud perkataan Jong In.
“Ya ampun, Lee Taemin. Kau kemanakan sih otakmu?! Dari tadi kau tidak mengerti pembicaraanku??” kini Jong In berada dalam puncak kekesalan tertinggi.
“Bwahahahahaha!” tawa Taemin meledak, memancing perhatian orang-orang sekitarnya.
“Maaf, maaf.” Taemin berusaha mengontrol tawanya sambil menundukkan kepala kepada orang di sekitarnya.
Jong In mendengus. Satu-satunya orang yang ia harapkan mengerti dirinya justru menertawakannya habis-habisan.
“Kau kekanakan sekali Jong In-ah.” Sisa tawa Taemin masih terdengar walaupun samar, “apa kau sangat mempercayainya sampai kau bersikap seperti itu?” kali ini Taemin menatapnya serius.
“Tentu.”
“Itu omong kosong, Kim Jong In. Kau tidak pernah lihat buktinya, ‘kan ?”
“Hmm, belum,” kata Jong In ragu.
“Kalau begitu kau tidak usah memikirkan hal itu lagi.”
“Tapi, aku ingin mempunyai something twin denganmu. Apa itu tidak boleh?” tampang Jong In memelas.
“Itu boleh saja. Tapi, hey, lihat! Kita sudah mempunyai wajah yang sama, Jong In,” kata Taemin.
“Itu tidak spesial,” Jong In cemberut sebal.
“Itu spesial. Siapa yang mempunyai wajah sebegitu mirip—selain saudara kembar—kecuali kita, Jong In-ah?”
“Tapi….”
“Coba kau pikirkan apa fungsi dari barang itu?”
”Ya, misalnya aku sedang konser di luar negeri. Nah, ketika aku rindu padamu aku bisa menatap barang itu,” ujar Jong In dengan wajah ragu.
“Hanya itu?” tawa Taemin hampir saja meledak lagi. Namun, dia kasihan melihat sahabatnya. “Kalau begitu kau telepon saja aku. Itu mudah, ‘kan?”
Jong In menghela napas frustasi. “Ternyata benar kata Baekhyun Hyung, kau tidak akan mau… ”Suara Jong In benar-benar terdengar sedih. Taemin jadi iba mendengarnya.
“Baiklah, Jong In-ah. Ayo kita cari barang kembaran.” Akhirnya Taemin mengalah. Demi melihat senyum di wajah sahabatnya itu.
“Benarkah?” mata Jong In berbinar.
“Ne, Kim Jong In.”
***
Namun usaha Jong In membujuk Taemin siang itu tidak ada gunanya. Seharian mereka berkeliling Myeongdong dari toko satu ke toko lain hanya untuk mencari barang kembaran. Namun, hasilnya nihil. Mereka tidak bisa mendapatkan yang sesuai selera mereka. Jika Taemin suka, Jong In kebalikannya. Sebaliknya jika Jong In suka pasti Taemin tidak suka. Maklum saja, mereka berbeda selera. Pantas tak menemukan barang yang cocok untuk keduanya.
Dan sore itu mereka berakhir di kafe yang sama.
“Huh!”Jong In mendengus setelah menghabiskan segelas besar Frozen Cappuchino.
“Sudahlah, kita memang tidak ditakdirkan mempunya barang kembaran,” kata Taemin berusaha menghibur.
“Tapi aku ingin mempunyainya,” Jong In merengek.
“Sebentar,” Taemin merogoh kantongnya dan mengeluarkan sesuatu, “Ini.” Taemin menyodorkan barang yang tadi dikeluarkannya.
Jong In mengerutkan kening. “Cermin? Untuk apa?”
“Kalau kau merindukanku, tatap saja cermin itu. Kau akan menemukan wajahku di sana. Aku juga melakukannya ketika aku rindu denganmu.” Taemin tersenyum.
Jong In menatap cermin kecil itu heran.
“Wajah kita yang sama ini adalah anugerah. Kita tidak perlu repot-repot mencari barang kembaran. Bahkan kita sudah memilikinya jauh sebelum kita bertemu. Seperti sudah ditakdirkan bahwa kita adalah sahabat sejati. Kita harus bersyukur atas itu, Jong In-ah.”
Jong In tak bisa berkata-kata lagi. Taemin benar. Wajah mirip mereka adalah anugerah. Belum tentu ada sepasang sahabat yang berwajah nyaris tidak bisa dibedakan.
“Lagipula hal terpenting dalam persahabatan adalah seberapa sering kita saling mengingat, saling mendoakan, saling berkomunikasi. Tidak ada gunanya sebanyak apapun memiliki barang kembaran tapi jarang mendoakan, jarang berkomunikasi.” Taemin tersenyum penuh arti kepada Jong In.
Jong In merasa kekanakkan sekali di depan Taemin. Perkataan Taemin begitu bijak. Benar adanya. Tiba-tiba Jong In merasa malu telah memaksa Taemin melakukan hal kekanakkan mengikuti egonya.
Entah kenapa sekarang dia merasa menjadi orang paling beruntung sedunia karena dia memiliki sahabat yang begitu bijaksana—untuk situasi ini. Dia sangat bersyukur kali ini. Perlahan Jong In tersenyum dan mengangguk.
“Kau benar Taemin-ah. Kau benar-benar sahabat terbaikku. Gomawo, Taemin-ah. Saranghaeyo.”
FIN
©2011 SF3SI, Freelance Author.
Officially written by ME, claimed with MY signature. Registered and protected.
This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction
Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!
hohoho.. i love this ff .. love taekai too… persahabatan mereka itu sesuatu…
mirip mirip sama jiyoung sulli.. cuma bedanya mereka ga mirip..
aah kalo ngomongin sahabat jd kangen Key bersama 91line reunian 😦