Summer Rain

Title       : Summer Rain

Cast(s)   : Choi Minho and Lee Taemin

Genre    : AU, Slice of Life

Length   : 757w

Rating    : PG

A/n         : Based on Sfforel’s mini-comic. Please give ‘em lots of love.

©Chrysalis

It’s still raining

Minho tidak kunjung beranjak dari futon meski ia sudah terbangun sejak dua puluh menit lalu. Hujan sejak dini hari tadi masih belum berhenti dan membuatnya enggak beranjak. Ruang kerjanya sudah bersih, botol-botol soju yang semula bergelimpangan di dekatnya telah dibereskan. Kertas draft yang menjadi selimutnya kini tertata rapi di meja tulis dan ditindih kotak kacamatanya agar tidak berceceran. Ia mengerjap, sekali, dua kali, sebelum memejamkan mata kembali.

Should I get you a coffin?” Pria jangkung itu membuka matanya, menatap pria berkepala perak yang bersandar di ambang pintu. “Bibi Hana sudah repot-repot membuatkanmu sup darah sapi. Cepat bangun dan makan!”

Ia beringsut dengan malas, pria jangkung itu mungkin akan tersuruk menimpa meja lipat jika temannya tidak cepat-cepat menahannya. Pria itu menghela napas kemudian setengah menyeret Minho menuju dapur. Pandangan Minho masih sedikit berpendar, efek dari terlalu banyak minum dengan perut kosong semalam.

“Makanlah yang banyak, Minho-ya,” Wanita paruh baya itu meletakkan semangkuk sup dan nasi di hadapan Minho. “Jonghyun-a, kau juga.”

Minho mengangguk seadanya kemudian mengaduk supnya. Ia makan dengan tempo yang sangat lambat sehingga kedua orang yang makan bersamanya sudah menyelesaikan sarapan mereka duluan. Bukan karena sup Bibi Hana tidak enak, ia hanya tidak berselera dan tentunya tidak akan sopan jika ia menolak makanan yang sudah repot-repot dibuatkan untuknya.

“Pergilah,” bisik temannya sambil meraih sendok Minho. “Jalan-jalan mungkin akan menenangkanmu. ”

Pria jangkung itu menyelinap keluar saat Bibi Hana sedang membersihkan basemen. Alih-alih memakai payung, ia memilih untuk menembus hujan. Tubuhnya sudah kuyup saat melewati pagar, ia berjalan sambil melesakkan tangan ke saku.

Jalanan cukup lengang. Jika biasanya ia melihat anak-anak sekolah yang berjalan beramai-ramai, maka ia hanya berpapasan dengan bis yang sedikit terlalu penuh dan beberapa siswa berseragam musim panas yang berjalan kaki menggunakan payung. Bibirnya sedikit tertarik ketika melihat seorang siswa yang kepayahan mengayuh sepeda karena mantel hujan tersangkut. Menertawakannya mungkin terasa kasar, namun pemuda itu mengingatkan pada dirinya dulu. Minho juga bukan siswa pintar yang bisa melewati liburan musim panas tanpa pelajaran tambahan di sekolah.

Minho mendadak menghentikan langkahnya. Ia menadah tetes-tetes hujan yang semakin besar di tangan sambil memejamkan mata. Isi kepalanya mungkin masih seperti benang ruwet, namun napasnya jauh lebih ringan. Mungkin, peri hujan sengaja untuk menurunkan hujan lama-lama agar membantunya bernapas.

Pria itu membuka matanya perlahan, ia melihat seorang pemuda dengan kepala sewarna kelopak lilac di bawah payung besar hijau kekuningan. Mirip seperti peri bunga yang berlindung dari hujan dengan sehelai daun yang lebar. Pemuda itu mendadak menoleh, mata mereka bertemu untuk beberapa saat.

“Mau berbagi payung?”

Tanpa sadar, kedua ujung bibir Minho tertarik sebelum menjawabnya. “Terima kasih.”

Pemuda itu tersenyum saat Minho masuk ke bawah payung besarnya. Pria itu menawarkan diri untuk memegang payung karena pemuda itu membawa sebuah kantung besar di tangannya yang lain. Sang pemuda mengucapkan terima kasih dengan sopan sebelum memberikan gagang payungnya.

“Rasanya pasti menyebalkan sekali.”

“Ya?”

“Payung Paman pasti terbang, kan?” Pemuda itu menatapnya dengan mata membulat. “Waktu angin kencang tadi? Yang mendadak wuuush!”

Minho hanya tertawa sambil mengangguk. Ia baru menyadari bahwa pemuda di sampingnya ini mungkin seusia dengan siswa yang naik sepeda tadi. Hanya rambut berwarna ajaibnya yang membuat Minho menyangka bahwa ia agak lebih dewasa. Namun rasanya mahasiswa yang diajarnya tidak ada yang memiliki child’s attic seperti pemuda ini.

“Aku tahu rasanya, payungku juga sering terbang.” Pemuda itu merogoh kantong belanjaannya kemudian mengulurkan sebuah handuk sekali pakai. “Setelah hujan reda nanti, aku akan membantu mencari payung Paman. Kurasa terbangnya juga tidak akan jauh. Ah, ya, maaf.”

Pemuda itu segera membuka bungkus handuk dan memberikan kain ungu muda itu pada Minho. Sekali lagi pria jangkung itu tersenyum, ia menyampirkannya ke kepala sambil menggosok rambutnya pelan. Pemuda di sampingnya masih sibuk bercerita bahwa hujan angin di tempat ini suka keterlaluan dan angin yang kencang membawa lari jemuran ibu atau lukisan kakeknya. Sang pemuda mendadak menghentikan langkahnya. Ia menunjuk sebuah pagar dengan pintu kayu berwarna cokelat yang berada di dekat perempatan sebuah gang dan mengatakan bahwa itu rumahnya.

“Paman mau mampir? Ibu akan memasak sup ayam ginseng.”

“Mungkin lain kali.” Minho menyorongkan payung milik pemuda itu. “Terima kasih atas payungnya.”

“Ah, tidak, tidak. Paman bawa saja. Rumahku kan sudah dekat. Paman bisa mengembalikannya lain kali.” Pemuda itu mengambil ancang-ancang sambil memeluk kantong belanjaannya. “Aku akan mulai lari dari sini, Paman harus hati-hati di jalan.”

Belum sempat Minho menjawab, pemuda itu sudah melesat menembus hujan. Pria jangkung itu menahan tawa ketika sang pemuda menabrak pintu pagarnya ketika terlambat mengerem. Kepala lilac-nya bergerak pelan saat ia mengusap dahi sambil menarik pagar. Mungkin Minho sudah berbalik pulang jika pemuda itu tidak memanggilnya.

“OH IYA, NAMAKU LEE TAEMIN, OKE?”

18.20

08.09.15

 

P.s.

Mungkin harusnya tidak seperti ini tapi komik mini Sfforel (apakah lebih baik jika aku memanggilnya Pear seperti display name-nya?); yang dibagikan di twitter, bisa dijadikan apapun dan kurasa aku tidak bisa mengotori blog bersama ini seperti milik pribadi jadi aku memilih cerita yang versi ini untuk diterbitkan. Semuanya, tolong berikan banyak cinta untuk karya Sfforel ❤ ❤

 

©2013 SF3SI, Chrysalis

siggy chrysalis

Officially written by Chrysalis, claimed with her signature. Registered and protected.

This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction

Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!

 

Advertisement

3 thoughts on “Summer Rain”

  1. Plotnya manis. Aku suka alurnya, menarik mata utk terus lanjut baca tiap detailnya, penggambaran tokoh, settingnya apik dan tetap easy reading ^-^
    Keep writing. Keep support for this awesome blog ^-^

Give Me Oxygen

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s