Way To Love You (III) – [2.2]

Way To Love You (III)

A Two shots by ReeneReenePott | Teen (Parental Guidance)

Choi Minho | Park Minri(@charismagirl) | Kwon Yuri

“Dasar kodok sialan!! Jerapah kurang gizi!! Apaan maksudnya coba ngomong kayak gitu kalo ujung-ujungnya juga deket sama cewek laen hah?!?! Harusnya aku nggak usah percaya sama mulut manis basinya yang bikin eneg itu!! AAAAAAAAARGH makan nih bantal bayi!!!”

__

PART 2/2

Minri sedang berpusing-pusing ria dengan sekelompok soal integral ditambah dengan PR gelombang yang sudah cukup membuat asap menguap dari kepalanya ketika satu chatroom tiba-tiba nongol di layar komputer Minri yang sengaja dibiarkan menyala itu. Lebih memilih chatting dari pada belajar, dengan segera Minri melepas atribut belajarnya dan bersiap chatting. Siapa tahu Soojung gitu?

Tapi tiba-tiba jantung Minri hampir copot ketika melihat siapa yang mengajaknya chatting.

Minho : Heloheloheloheloheloheloooowww

Dan Minri hanya bisa pasang tampang WHAT THE MAKSUD ETAA?!

Minho : Uh, sori deh. Hei… Minri.

Minri : Ada apa?

Minho : Gak ada apa-apa. Lagi apa?

Ada angin apa ini anak tumben banget nanya-nanya ‘lagi apaa??’ Minri mengerutkan keningnya sambil mengetik jawaban.

Minri : Lagi belajar. Knp?

Minho : Uh, gak ganggu kan?

INI ANAK KENAPA ANEH BANGET SIH?!

Minri : Kalo ganggu mah ga bakal dibales keles.

Minho : Wes santai dong mba. Cuma mau nanya doang ih.

Udah entah keberapa kali mata Minri muter-muter nggak jelas. Persis karosel. Lama-lama juling juga matanya.

Minri : Nanya apa?

Minho : Kamu… ga lagi marah sama aku kan?

Jrenggg~~

Dan Minri melongo semelongo-melongonya. Marah?

Minho : maaf agak absurd. Lupain aja deh.

Minri : Aku ngga marah sama siapa-siapa. Emang kenapa sih?

Minho : Huft. Jawabnya mesti gitu. Bukannya dari kemaren km cuek banget sama aku?

FACEPALM. Minri bingung mau jawab apa.

Minri : Ngerasa ya?

Minho : You don’t say lah ya.

Minho : Aku ngebetein ya?

Minri : BANGET.

Minho : Aku jail ya?

Minri : kalo kau nggak jail dunia sudah terbalik, Minho.

Minho : yaa maap deh u,u

Minri : errrrgh. Udah ah. Aku mau tidur. DAH!

Baru saja Minri meng-close chatroom-nya dengan Minho, satu chatroom nongol lagi. Nah, kali ini beneran dari Soojung. Jadi Minri nggak jadi kesel deh 😀

Soojung : Minri-a, mau main nggak?

Minri : 4W?

Soojung : nggak tahu sih, tapi yang pasti aku, Kibum, Minho. Nggak tahu juga kemana. Nggak tahu juga kapan. Yang pasti, si Kibum mau ajak makan-makan, kalian pasti bete kan pengen dapet PJ? 😀

Minri : MAU DONG SAY. Dikau kan harus bayar dosa 😀 baik juga Kibum itu. Kapan jadinya? Atau aku yang nentuin aja?

Soojung : Yeh, kalo kamu yang nentuin ya jalan sendiri aja sana!

Soojung : Yah, pokoknya diliat nanti lah. Semoga waktu luangnya Kibum banyak, jadi kayaknya waktu deket ini.

Minri : Huhu, dasar jahat. Tapi boleh request, kan? Habis ulangan bio plis. Nggak kuat kalo nggak nyicil.

Soojung : Okeeeyy bebski. Yaudah sana tidur lah. Udah jam sebelas, besok jangan telat lagi!

Minri : Siap bu bos!

__

“Minri, aku pikir kamu harus bilang secepetnya ke Minho biar itu orang ngeh,” tiba-tiba Soojung yang lagi tenang-tenang ngerjain latihan kimia, menoleh ke Minri sambil berbisik takut ketahuan guru di depan. Minri kaget, lalu melotot ke arah Soojung.

“Hah?!”

“Iya, kamu nggak tahan, kan, kalo Minho nempel terus sama Yuri? Udahlah samber aja, daripada mereka jadian lagi?” ujar Soojung lagi, lebih blak-blakkan karena yah, you know lah kapasitas otak Minri kan baru pentium satu. Kalo nggak frontal mana mungkin Minri ngerti.

Sekarang Minri serangan jantung. “Apaan lagi?! Kamu gila? Apa kata orang kalo cewek nembak duluan? Lagipula dia belum tentu mau sama aku. Udah ah, jangan ngaco!”

“Yeeh, ini anak,” Soojung berdecak lalu mengetuk kepala Minri yang menunduk dengan pensil. “Sekarang abad ke dua puluh satu, mbak-bro. Emansipasi wanita…”

“Iya, emansipasi wanita, jadi hukuman kalian sama seperti hukuman buat cowok ya, Jung Soojung! Park Miniri! KELUAR! BANTUIN PAK HODONG BERSIHIN TOILET! Pelajaran kimia malah jadi curhat!” itu suara Sir Kim, guru berkacamata Bung Hatta yang mengajar kimia di kelas Minri. Baik Soojung dan Minri melotot, lalu membalas tatapan Sir Kim takut-takut.

“Y-ye? Saya?”

Sir Kim menghela napas berat karena dia juga hapal sama muridnya satu ini yang pentium otaknya memang perlu direvisi. “KE-LU-AR!”

“I-iya pak!” dan dalam sekejap Minri-Soojung sudah ngibrit keluar kelas.

IYESSSSSS NGGAK JADI BELAJAR KIMIA! GUD BAI!!!!

__

“Haah.. akhirnya beres juga deh!” Soojung berujar riang sambil melempar menggeletakkan ember kosong beserta sikat dan pel yang menjadi pacarnya selama dua jam terakhir ke gudang. Minri mengikuti di belakangnya, namun dengan ekspresi yang berbeda dengan sohib sejawatnya. “Eh Pak Hodong mana yah? Kunci gudangnya mau dibalikin lagi nih,”

“Kayaknya lagi dikantin deh, kan tadi dia juga sama teparnya kayak kita,” sahut Minri tanpa ekspresi sambil memberi kode pada Soojung untuk mengikutinya. “Aku pengen pulang,”

Soojung mengikuti Minri dengan diam sambil garuk-garuk kepala, “Er.. Minri-ya, anu…”

Minri serentak berhenti lalu berbalik menatap Soojung. “Kenapa?”

“Itu… Kibum mau nganter aku pulang,”

Minri diam. Astaga, ya iyalah Soojung pasti dianter pulang sama Kibum, orang dia pacarnya!

“Oh, yaudah. Kalian hati-hati ya!”

“Kamu gak mau ikut Minho? Kan kita bisa tetep pulang bareng,” sahut Soojung tanpa dosa, yang membuat Minri langsung memutar bola matanya.

“Nggak, makasih. Lagian aku juga bisa kok pulang sendiri,” jawab Minri agak ketus dan mulai membalikkan tubuh.

“Serius deh, Minho bisa jemput barengan sama Kibum. Daripada kamu jalan kaki? Nanti diculik!”

“Plis, Soojung. Nggak ada yang mau nyulik aku. Mereka yang mau nyulik aku pasti bakal bangkrut dan stress duluan. Makannya banyak, cerewet lagi,” sahut Minri ngaco lalu bersiap pergi. Lagi-lagi Soojung berusaha menahan Minri, kali ini sambil narik sebelah tangan Minri. “Aduuh ada apaan lagi? Mau ditemenin sampe Kibum jemput?”

“Iyah, tungguin bentar lah,” jawab Soojung akhrinya, memutuskan akhirnya nggak kasih tau Minri kalau dia juga dijemput Minho. Beberapa saat kemudian, beneran aja ada Kibum sama Minho dateng barengan bawa motor masing-masing. Kan biasanya Minho gitu yang nebeng mulu sama Kibum kayak pasangan homo.

Minri Cuma pasang muka datar pas liat Minho. “Minri, cepetan dong itu Minho udah nungguin,” cetus Kibum setelah Soojung udah naik di atas boncengan.

“Ih, udah dibilang aku nggak usah. Aku bisa jalan sendiri kok,”

“Udahlah naik aja, aku udah buang bensin nih buat jemput kamu ke sini,” sergah Minho tiba-tiba yang udah berada di depan Minri sambil mengarahkan dagunya ke boncengan belakang. “Lumayan nih jadi cewek perdana yang kubonceng, bangga nggak?”

Minri Cuma bisa pasang tampang ‘what the heck’ sejelak-jeleknya. “Nggak usah, beneran deh. Rumahku sama rumahmu arahnya berlawanan loh. Kamu yang buang-buang bensin kalo nganterin aku,” sahut Minri. “Tumben bawa motor,”

“Iyah soalnya Kibum udah nggak mau boncengin lagi setelah punya cewek, jok belakang udah jadi hak milik ceweknya,” sindir Minho sambil lirik-lirik Kibum sama Soojung yang sudah mulai siap-siap pergi. “Udah cepetan ih jangan banyak omong. Udah naek aja!”

“Kita duluan ya, dadahh~” Soojung melambai-lambai seiring dengan motor Kibum yang melaju menjauh. Minri Cuma bisa balas melambai dengan senyum datar (?).

Have fun!” teriaknya.

“Udah cepetan naik, gausah sok munafik, kamu juga capek kan habis ngebersihin kamar mandi seharian? Masih kuat jalan?” cerocos Minho secepat tank sampai Minri nggak bisa bales.

“Iya sih…”

“Ya udah cepetan naik! Udah mulai gelap loh!” Minho udah mulai pegel dari tadi ngisyaratin mulu buat naik ke bocengan pakai dagunya.

Sedikit menggeram kesal, akhirnya Minri menyerah. “Iya deh, iya! Argh!” dumelnya sambil naik ke boncengan. Setelah Minri sudah benar-benar duduk dalam posisi nyaman, Minho langsung tancap gas.

Sepanjang perjalanan Minri dan Minho diam saja. Untuk kasus Minri, dia jelas lagi mengatur napas supaya sport jantungnya nggak bikin dia salah tingkah dan menghancurkan image cool yang sedari tadi ia bangun saat berhadapan dengan Minho. Minri juga nggak bilang alamatnya dimana, tapi tahu-tahu Minho sudah sampai aja di depan pintu pagar rumahnya. Minri turun, lalu melepas helm yang tadi Minho berikan padanya.

“Makasih ya,” ujar Minri datar. “Ngomong-ngomong, kamu tahu rumahku? Padahal kamu nggak pernah main dan tadi aku nggak ngomong rumahku dimana,”

Minho udah salah tingkah beneran, tapi untuknya setengah mukanya tertutupo helmnya yang mirip helm buat balapan. “T-tadi udah nanya Kibum, jadi tahu,”

Minri mengerutkan keningnya. “Oh, yaudah. Makasih ya,” Minri menyerah. Mungkin aja Minho emang pinter buat disuruh nyari alamat orang. Oiyah, nggak sopan ya kalau nggak nawarin masuk? “Mau mampir dulu nggak?”

Minho terlihat termenung sebentar, lalu menggeleng. “Nggak deh, makasih. Udah mulai gelap, mama aku pasti udah nyariin,” tolak Minho halus yang dicambut anggukan dari Minri.

Baru saja Minri hendak berbalik dan membuka pintu pagar, Minho kembali memanggilnya. “Minri,”

“Ya?” Minri berbalik dan kembali mendekati Minho yang masih duduk di atas motornya.

“Kamu masih marah sama aku?” tanya Minho lagi, yang membuat Minri mengerang mati-matian. Kenapa bahas itu lagi?! Minri menggigit mulut bagian dalamnya, enggan menjawab.

“Enggak kok,”

“Bohong,” tuduh Minho langsung. Minri diem aja.

“Emang,”

Dan mereka berduam diem aja. Haduh.

“Mau main nggak? Sama yang lain?” akhrinya Minho memecah keheningan yang nggak enak itu. Minri menelan ludahnya, lalu menatap Minho dan mengangguk.

“Boleh. Siapa aja?”

“Kayak biasa aja,”

“Oke, kapan?”

“Sabtu ini?”

“Boleh,” jawab Minri terus-menerus dengan datar. Sebenarnya dia sedikit kecewa. Ternyata Minho ngajak main rame-rame, bukan berdua. Sialan. “Kalo gitu Soojung sama Kibum nggak boleh nge-date Sabtu ini,”

__

Dan ini dia yang bikin Minri kesel setengah mampus. Katanya mainnya bareng grup yang biasa. Grup yang biasa, maksud Minri ya dia, Soojung, Kibum, Minho, Sehun, Jonghyun. Sooyoung harusnya ikut tapi dia kebetulan ada anniversary date bareng pacarnya si Kyuhyun itu jadi dia absen untuk sementara.

“Minri-ya, kamu belom kenalan kan sama Yuri? Sini dong,”

Sebagai ganti Sooyoung, jadinya ada Yuri, demikian keputusan Soojung. Dan, tidak bisa diganggu gugat karena yang bersangkutan sudah berdiri di tempat.

Minri udah mau ngelempar sendal beneran ke muka Soojung. Iya sih, tadi Soojung udah bilang kalau Yuri ikut soalnya dia lagi bosen terus minta diajak main. Akhrinya diajak main.

Tapi dia nggak sadar apa kalau semua mahkluk di sini itu kakak kelasnya? Apa dia nggak malu kalo adek kelas sendiri? Bayangin aja, enak gak sih kalo tiba-tiba ada orang baru ikutan nimbrung disaat kalian harusnya punya waktu asik-asikan bareng? Awkward kan pasti -.-
Jadi, sambil memasang bedak tebel-tebel dimukanya, Minri menyumbangkan senyum termanisnya lalu menjabat tangan Yuri yang sudah terulur. “Park Minri,”

“Hai Minri-ya, kamu kelasnya dimana sih? Kayak nggak pernah lihat hehehe,” Yuri berujar pede, menghilangkan embel-embel ‘sunbae’ atau ‘unni’. Astaga, sumpah demi apa aku ini sependek itukah sampai dikira masih kelas 11?!

“Hah?! Minri sekelas sama aku kali, ya panteslah kamu nggak pernah lihat,” sembur Soojung langsung ngakak. Minri tetap memasang topeng dan tersenyum, tersenyum sakit tepatnya. Yuri memasang tampang terkejut, lalu menunduk malu.

“Astaga, maaf sunbae, dikira seangkatan aku soalnya sunbae kelihatan masih—“

“Kayak anak kecil. Emang sih, kamu bener kok Yuri,”

Seseorang, tolong, siapapun, Minri butuh pisau tumpul untuk menyayat leher cowok bersuara bariton yang terdengar seperti bisikan setan itu. Yang menyambung perkataan Yuri itu, siapa lagi kalau bukan si Choi sialan Minho?!

Kekesalan Minri hanya bisa dipendam dalam hati terlebih ketika Yuri terkikik pelan seraya melangkah mendekati Minho.

Syung~

Minri berusaha menahan diri tapi matanya tetap melotot ketika melihat Yuri dengan enaknya melingkarkan tangan di lengan Minho dan menggelayut pada cowok itu.

WHAT THE F*CKING HELLL?!?!

Oppa~!”

Dan setelah itu Minhi memutar tubuhnya. Ini acara jalan-jalan dan dia akan ditraktir oleh Soojung. Ayolah Park Minri, jangan sia-siakan waktumu dengan marah-marah dengan hal yang tak berguna dan tak jelas seperti itu. Choi Minho sudah cukup menjadi bukti bahwa semua omongan cowok itu BIG BULLSHIT.

Dan cukup menjadi bukti kalau di dunia ini, cowok Cuma ada dua tipe. Kalau dia bukan HOMO, berarti dia BRENGSEK. Minho sudah masuk kategori brengsek, tapi Kibum… mungkin kita belum lihat dalamnya seperti apa.

__

“Minri, kamu mau es krim nggak? Atau kita mau nongkrong di J.CO dulu?” Soojung mengamit lengan Minri sambil melihat-lihat ke sekitar. Tapi Minri dalam situasi genting sekarang.

Sedari tadi tangannya mengepal erat dan dia sudah berusaha membuat cara berjalannya terlihat nyaman, tapi tetap saja bagian bawah perutnya sudah mengirim sinyal bahaya.

Iya, Minri lagi kebelet pipis. Dia memang belom pipis dari sebelum nonton, tapi pas di bioskop ngabisin segelas medium Pepsi. Habis itu pada nyemil Auntie Anne’s Minri minum lagi segelas lemon tea. Setelah tadi beli sebotol air minum di supermarket dan dihabisin seperempat, Minri akhirnya kebelet pipis juga.

“Kalo kalian mau nongkrong dulu, gapapa kok. Aku kebelet banget nih, mau cari toilet dulu. Nanti ketemu di J.CO ya!!” Minri berteriak sambil langsung ngibrit begitu melihat lambang yang gambarnya ada perempuan dan laki-laki lalu belok ke kanan.

Setelah beberapa menit Minri akhirnya terlepas dari rasa sakit dunia, entah kenapa rasanya jadi enaaaaaaak banget (absurd banget sih). Mood Minri yang tadinya sempet keretek-keretek kesamber geledek akhirnya bagus lagi, dan dia sekarang sedang mencuci tangannya di watafel. Ternyata, Yuri juga ada di situ.

“Hey,” sapa Minri lalu ikutan cuci tangan.

“Hei, sunbae,” balas Yuri sambil tersenyum. Lalu hening, baik Minri maupun Yuri bingung mau ngomong apa. “Sunbae, maaf ya, ganggu acara jalan-jalan kalian,”

Yuri tiba-tiba berkata seperti itu, membuat Minri akhirnya luluh juga. Yang tadinya keseeeeel banget sama Yuri, akhirnya dia udah nggak kesel lagi. “Nggak apa-apa kok, lagian seru kali kalo makin rame,” balas Minri sedikit bullshit. “Kamu juga jadi kenal beberapa kakak kelas kan,” sambung Minri lagi.

“Iya, bener,” Yuri mengangguk menyetujui. “Sebenernya aku juga pengen ikutan juga karena lagi ngeceng,”

Minri mengedipkan matanya lalu mematikan keran. Ia tidak langsung mengambil tisu kesat tangan tapi menatap Yuri dulu. “Minho?” tebaknya lirih. Tadinya Minri mulai berharap kalau itu bohong tapi muka Yuri udah mulai merah terus senyum-senyum gitu. Sialan!

“Tapi katanya Minho oppa lagi ngeceng cewek lain. Nah, supaya aku nggak ketinggalan, aku juga harus usaha dong, ya kan sunbae?” balas Yuri pede. “Lagian, aku percaya kok, cewek yang dikeceng Minho oppa nggak ada apa-apanya dibanding aku,”

Sialan banget nih bocah. Minri udah cengo mendengar kata-kata yang diolontarkan anak bau bawang itu, mulutnya membuka nggak percaya. Baru kelas sebelas bro! Berani amat ngomong gitu woi! Minri aja yang ngeceng cowok aja Cuma ngumpet-ngumpet di belakang, boro-boro gerak maju, ngajak ngobrol aja ogah! Bahkan sekarang kelas 12 aja masih kayak orang tolol kalau sudah disuruh ngebahas macem gituan!

“Seenggaknya aku bener kan sunbae? Kalau semuanya sah dalam cinta dan perang,” Yuri tersenyum lagi sekali, lalu membungkuk sebelum membuang tisu yang dipegangnya ke tong sampah dan melangkah keluar.

Mulut Minri makin membuka sambil mengekor punggung Yuri yang menjauh. Apa-apaan coba maksudnya ngomong kayak gitu DI DEPAN KAKAK KELAS?! THE F*CK? Minri menghembuskan napas keras tak percaya, lalu menghadap wastafel lagi dan mencuci mukanya.

Cinta?! Anak kelas sebelas udah ngomongin cinta?! Yang baru hendak menginjak umur tujuh belas tahun bahkan KTP termasuk SIM dan STNK belom punya udah ngomongin cinta?! Minri aja sampe sekarang nggak pernah ngomong cinta kecuali ‘Astaga ini enak banget. Cinta deh sama bakso!’. Ya ampun dek, masa kecil kamu kesepian sekali umur segini udah main cinta-cintaan!

Dan demi apa aku dibilangin kayak gitu sama adek kelas?! Oke Minri, stay cool okay. Nggak usah kepancing provokasinya. Cuma cabe yang mau ngelayanin gertakan sebiji cabe. Dan aku, bukan cabe, oke?! Minri bertekad sebelum mengeringkan wajahnya dan keluar dari toilet wanita.

Setelah Minri sampai di J.CO, dia melihat Soojung sudah duduk berdua dengan Kibum, Sehun dengan Jonghyun, Minho dan Yuri, okei. Jadi Minri sendirian. Oke fine, thanks banget. Dia jomblo lagi. Tuh kan, kalau Yuri nggak ikut kan—okei, okei, itu mulai ngaco. Minri akhirnya memutuskan untuk mengambil tempat di sebelah Jonghyun.

“Minri, nggak pesen minum?” tanya Jonghyun langsung. Minri menggeleng, lalu mengeluarkan botol air minum yang tadi dibelinya di supermarket. “Nggak mau donat?” lagi-lagi Minri menggeleng.

“Udah kenyang,” balas Minri pendek lalu menyandarkan diri ke sofa. “Lagi pada mau istirahat di sini? Habis ini mau pulang apa masih mau jalan?”

Sehun menelan donatnya lalu menjawab, “Iya, mau istirahat sebentar, habis itu pada mau karaoke,”

Minri mengangkat alisnya tinggi-tinggi. “Karaoke?”

“Iya, Yuri yang pengen karaoke katanya,” jawab Jonghyun santai. Oh, Minri membatin dalam hati. Minri mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan mulai main game, ketika dirasakannya seseorang duduk di sofa sebelahnya.

Paling om-om atau mas-mas yang nggak kebagian tempat duduk, batin Minri cuek. Soalnya pakai celana jins panjang sih.

Oppaa, nanti mau ke toko boneka nggak? Katanya udah keluar boneka Brown segede boneka Doraemon yang pernah oppa kasih itu lho, pengen liat kayaknya lucu banget,”
Kening Minri mulai berkerut. Kenapa tiba-tiba ada suara Yuri di deket sini? Bukannya dia harusnya agak jauh ya, tadi kan duduk bareng Minho…

Set.

Jantung Minri hampir copot ketika melihat Minho udah ada di sebelahnya. Hah?! Jadi tadi itu bukan om-om atau mas-mas yang nggak kebagian tempat duduk, dong?! Minri Cuma mengedipkan matanya lalu kembali memainkan game di ponselnya.

Oppa~”

“Kamu nggak capek apa dari tadi ngomong terus? Lagi pada kecapean nih, mau ngisi tenaga. Kan katanya mau karokean nanti,” balas Minho akhirnya mulai kedengeran kesel. Minri mendongak, tapi diam saja. Yuri yang mengambil kursi di depannya juga akhrinya diam. Yasudah, Minri memilih untuk kembali memainkan ponselnya.

Bip!

Minho : sombong banget dari tadi nggak ngomong apa-apa.

Minri mengerutkan keningnya. Ini orang kok ajaib banget sih. Orang tinggal ngomong ke sebelahnya kok kayaknya repot banget ya?! Minri menoleh lalu menatap Minho dengan pandangan aneh.

“Kamu kenapa sih?” tanya Minri to the point. “Nggak usah ngechat segala, kali,” ujarnya sambil memelankan suara dan kembali menjatuhkan pandangan ke ponselnya.

Minri mendengar Minho terkekeh pelan dan keningnya makin berkerut. “Habisnya kamu autis mainan hp mulu,” jawab Minho santai, tapi bikin Minri kesel banget.

“Aduh, aku mainan hp baru ini pas duduk nyantai. Kamu tuh sibuk pacaran mulu,” semprot Minri yang langsung disesalinya saat itu juga. Itulah susahnya jadi orang comel tapi terlalu jujur.

“Kenapa? Cemburu?”

Mendengarnya, Minri langsung membuat ekspresi ingin muntah. “Amit-amit,” geramnya dan kembali memainkan ponselnya. Padahal, asli mah Minri pengen banget jawab iya soalnya mukanya mulai merah.

“Kamu nggak lihat dari tadi aku udah coba ngajak kamu ngomong tapi digangguin terus,” gumam Minho pelan, tapi Minri masih bisa mendengarnya dengan jelas. Tentu saja Minri kaget Minho tiba-tiba ngomong gitu. Minri sudah tidak main game lagi, tapi dia masih tetap berpura-pura memainkan hpnya.

Minho : Yuri ngajak balikan. Aku tahu motif dia ikutan jalan bareng kita. Maaf aku nggak bisa maksain di deket kamu terus karena Yuri itu orangnya berani. Kalau kamu sampe celaka gara-gara dia, aku nggak terima. Soalnya dia udah tahu kalau aku ngeceng kamu.

Minri mengunci bibirnya dari senyum yang hendak mengembang, soalnya dia tahu banget Minho memerhatikan setiap gerak-geriknya. Astaga, siapa sangka Minho bakal jadi kayak gini?

Minho : BTW, ekspresi kamu pas lagi jealous lucu banget.

Minri melotot. Sialan banget ini orang.

Tapi tetep aja lagi seneng.

Minho : Gimana kalau selasa depan kita ngedate berdua?

Dugeun! Dugeun!

Anjr*t, kenapa Minho pinter banget sih ngeluluhin cewek! Minri mana bisa jawab ‘engga’ coba kalo nanya-nya kayak gini caranya? Oke, Minri anggap Minho sekarang mulai gerak maju. Sambil kesenengan beneran, akhirnya Minri mengetik pesan balasan dari sekian pesan yang dikirim Minho tadi.

Minri : Boleh.

END

A/N : Hehehehe. Pertama mau minta maaf, aku tahu ini fanfic nggak banget -_- jijay banget, alay banget, garing banget, bobrok banget T^T (tapi tetep ditulis gening?) Yah siapa tahu ada yang kurang pasokan fanfic garing kan lumayan kerja keras gue gak sia-sia NYEHEHEHEHEHEHE

Kedua mau minta maaf juga udah makin menistakan beberapa tokoh disini termasku mbak Yuri. Sumpah bukan maksud bilang dia cabe, plis ini demi kepentingan fanfic jadi plis jangan keroyok saya hehehe. Saya damai kok sama mbak Yuri HEHEHEHE

Ketiga mau minta maaf dengan bahasa kasar yang saya gunakan, karena yah, anak sekarang kan ceritanya :3 biar makin gereget dimasukin deh beberapa sumpahan yang rada ngaco (tapi masih dalam batas wajar kan ya) jadi jangan ditiru yah nyehehehe.

Keempat bukan mau minta maaf, tapi mau bilang kenapa berakhir seperti itu. Jadi ceritanya saya berpegang pada prinsip masa pedekate lebih gereget daripada masa pacaran, jadi stuck aja deh sampe situ. Kan nggak banget kan bikin karakter Minho yang tadinya jail amit-amit tiba-tiba jadi romantis? wkwkwkkwk (bilang aja udah abis ide)

Nah jadi ini fanfic HoRi terakhir yah, nggak ada sekuel lagi. Gimana mereka pacaran, bayangkan sendiri NYEHEHEHE. Makasih buat yang udah baca dan kasih komen terlebih ngasih like, CINTA KALIANN~! xD

©2015 SF3SI, reenepott

signaturesf3si

Officially written by reenepott, claimed with her signature. Registered and protected.

This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction

Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!

Advertisement

6 thoughts on “Way To Love You (III) – [2.2]”

Give Me Oxygen

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s