Title : Perubahan
Author : Choi Minjin
Main Cast : Lee Jinki
Support Cast : Choi Minho, Kim Jonghyun, Junsu, Chansung
Length : one shot
Genre : friendship
Rating : General
A.N: Haaaiiii đ siapa suka onho? sayaaaa…..hehehehe
Title : Perubahan
Author : Choi Minjin
Main Cast : Lee Jinki
Support Cast : Choi Minho, Kim Jonghyun, Junsu, Chansung
Length : one shot
Genre : friendship
Rating : General
A.N: Haaaiiii đ siapa suka onho? sayaaaa…..hehehehe
TITLE : The Pervert Nerd
Sub-Title : Knight In SHINing Armor
AUTHOR : Yuyu a.k.a Younji
Main Cast :
Support Cast :
Length : Sequel
Genre : Romance, Angst, Sad, Humour, Friendship
Rating : PG â 16
Lovely casts ^^ : Lee Tae Min SHINee, SHINee, Alexis Song, Reese Terry
Reader request : Shim Chae Sa (Diya)
Guest cast : Nickhun 2PM
Type : One shot
Continue reading CHAIRPERSON, GWENCHANAYO
Main Cast: Kim Kibum.
Support Cast: Shinee member, Super Junior, Nichkhun 2PM, others
Cha Rin POV
Aku bersembunyi dibalik badan Minho oppa yang memang tinggi dan bidang saat rombongan 2PM berjalan melewati kami. Aku sedang tidak ingin melihat wajahnya saat ini. Melihat wajahnya membuat hatiku perih. Aku sudah mulai bisa melupakan kejadian beberapa tahun lalu.
âWaeyo?â Minho oppa terlihat keheranan dengan tingkahku.
âAnio. Aku kediniginanâ elakku. Aku menggosokkan kedua tanganku agar terlihat benar âbenar seperti orang kedinginan
âHaish, bilang saja kau gerogi bertemu dengan Sungmin hyung kan?â ia merangkul pundakku.
âKau tau saja.. Heheâ aku nyengir sekenanya.
Aku masih terus berjalan sampai mereka semua masuk ke sebuah ruangan yang ternyata banyak sekali orang didalamnya. Aku masuk paling akhir. Ketika yang lainnya sudah duduk aku masih termangu ditempatku. Memandangi pemandangan yang sungguh indah.
Park Jung Soo, Kim Heechul, Shin Dong Hee, Kim Jong Woon, Choi Siwon, Kim Ryeowook, Lee Hyuk Jae, Lee Donghae, Cho Kyuhyun,âŠâŠ LEE SUNGMIN! Ketika melihat orang terakhir yang kuhitung. Aku terdiam membekap mulutku. Ya Tuhan terimakasih! Terimakasiiiih..!!
âSudah kubilang jangan berbuat macam â macamâ Minho oppa menarikku untuk duduk disampingnya.
âMinho-ya, ini sepupumu yang kau ceritakan kemarin?â Tanya Eunhyuk oppa.
âNe, hyung.â Jawab Minho oppa.
âAnnyeong haseyo, Lee Hyukjae imnida. Panggil aku Eunhyukâ ia tersenyum.
âNe. Anyyeong haseyo, Choi Cha Rin imnidaâ
Setelah berkenalan dengan Eunhyuk oppa, aku dikenalkan juga dengan para member Super Junior lainnya. Ya, tentu saja, termasuk Sungmin oppa! Ia sangat â sangat ramah. Lebih dari yang kubayangkan. Senyumnya, lebih mempesona dari yang di foto.
Perkenalan tadi tidak berlangsung lama, karena ternyata acara sudah akan dimulai. Pertama dibuka dengan penampilan Super Junior dengan lagu terbarunya, yang sudah kupakai sebagai ringtone, Miinah. Kemudian SNSD, f(x), SS501, DBSK, 2AM, 2PM, kemudian Shinee.
Aku tidak melihatnya di tempat duduk penonton. Aku melihatnya dari belakang panggung. Masih bisa terlihat jelas bagaimana mereka menggerakkan badan mereka. Walau aku tidak bisa melihat wajahnya, kan aku dipunggungi.
âHey Cha Rin!â
âNichkhun-ssiâ aku menjawab seadanya.
âKumohon jangan bersikap seperti itu padaku Cha Rin-ah, aku tersiksa melihatmu seperti ituâ ia mencoba menggenggam tanganku tapi aku menolaknya.
Tersiksa kau bilang? Lebih tersiksa mana, kau? Atau aku yang kau duakan dengan wanita lain? Aku yang berusaha mati-matian mengunjungimu di Thailand sewaktu badanku masih belum sembuh dari sakit. Sampai aku membantah perkataan ibuku sendiri hanya untuk dirimu. Namun apa yang kudapat saat aku sampai disana? Kau. Sedang berpeluk mesra dengan wanita lain. Bisakah kau bayangkan betapa tersiksanya aku Nichkhun?
Aku tidak menjawab perkataannya barusan, mencoba untuk menahan air mata yang sudah mau keluar.
âKau melihatku tadi tidak? Eh. Annyeong hyungâ ujar Minho oppa yang tiba â tiba ada dibelakangku.
âAnnyeong Minho. Kau kenal dengannya juga?â Tanya Nichkhun
âNe. Dia kan sepupuku.â
âMwo? Jinca?â
Minho oppa mengangguk. Aku muak mendengarkannya berbicara. Rasanya aku ingin pergi saja.
âOppa, aku ingin melihat Taemin dulu. Annyeong!â
Aku berpamitan dengan kedua orang itu tanpa melihat kearah mereka. Aku ingin menangis lagi. Ah jangan Cha Rin! Kau tidak boleh menangis hanya karena orang seperti itu. Anio.. Aku berlari entah kemana, mencari tempat untuk menyendiri. Entah beberapa orang yang sudah ku senggol atau tidak sengaja ku injak kakinya dari tadi. Benar-benar tidak peduli, karena aku memang berjalan menunduk untuk menutupi mataku yang mulai memerah. Sampai aku benar â benar menabrak seseorang..
âCha Rin-ah, gwenchana?â Tanya orang itu.
Aku menaikkan wajahku untuk melihat karahnya, âNe, Nan gwenchana oppaâ. Aku mencoba tersenyum sambil masih mengusap-usap mataku yang sudah tidak tahan lagi untuk menangis. Luka itu sudah terlalu dalam membekas dihatiku.
Ia memelukku. âMenangislah jika kau memang ingin menangis. Tidak baik jika ditahanâ aku merasakan tangannya yang hangat mengelus-elus punggungku. Nyaman sekali rasanya.
Key POV
Aku berada sendirian diruang rias, sedang mencari ikat pinggangku yang hilang entah kemana. Tiba-tiba seseorang menabrakku. Ia mengusap-usap matanya yang memerah, sepertinya ia hampir menangis.
âCha Rin-ah, gwenchanayo?â tanyaku.
Ia yang melihat kearahku sambil masih mengusap-usap matanya. âNe, Nan gwenchana oppaâ ia tersenyum sekilas. Tapi aku tahu, itu senyumnya yang dipaksakan.
Aku memberanikan diri untuk memeluk tubuhnya, âMenangislah jika memang kau ingin menangis. Tidak baik jika ditahanâ ujarku. Ia menangis sejadi-jadinya dipelukanku. Mungkin ini bukan saat yang tepat untuk bertanya kenapa. Tapi aku yakin saat ini, ia sedang membutuhkan seseorang untuk menumpahkan segala perasaannya.
Ia mengatakan sesuatu dalam bahasa Indonesia. Walaupun aku tidak mengerti, kurasa itu adalah kata cacian kalau didengar dari nada yang ia sampaikan. Tiba-tiba ia terdiam, dan jatuh lemas dipelukanku.
~~~
Cha Rin POV
Saat aku berusaha membuka mataku, aku sadar bahwa aku sudah tidak berada di acara KBS lagi. Dimana aku? Kamar bernuansa oranye. OMO. INIKAN KAMARKU? Aku melihat baju yang aku kenakan. OMO. SUDAH BERGANTI? Tunggu, siapa yang mengganti? Semua yang tinggal disini kan.. Laki â lakii.. Jangan â jangan..
âAAAAAA~!!â
Seketika itu Minho, Onew, dan Jonghyun oppa masuk kekamarku berbarengan.
âGwenchanayo Cha Rin-ah?â Tanya Onew oppa dengan muka paniknya.
âMengapa aku ada disini? Bajuku..? Kenapa..begini?â
âHaish! Kukira apaâ ia tersenyum manis, âAyo Jonghyun. Biar oppanya saja yang menjelaskan.â Onew dan Jonghyun oppa keluar dari kamarku.
âMengapa aku ada disini?â tanyaku masih dengan pertanyaan yang sama. Sementara yang ditanya masih diam saja di gagang pintu.
âSemalaman kau pingsanâ
âMwo? Pingsan?â
Minho oppa menutup pintu kemudian duduk di sisi tempat tidurku. âNe, tadi malam kau tidak sadarkan diri. â
âLalu bagaimana aku bisa ada disini?â
âPertanyaan macam apa itu? Tentusaja aku yang membawamu kesini. Kau pikir siapa?â
âBajuku..?â aku memandang kearah pakaian yang aku kenakan.
âKami sampai harus menelepon Bibi Gum untuk menggantikan bajumuâ jawabnya dingin.
âKenapa kau galak seperti itu?â aku agak sungkan untuk melihat kearah wajahnya.
âKau tidak tau betapa paniknya aku tadi malam! Mengapa kau tidak bilang kalau kau belum makan? Aku sudah merasa bersalah!â
âMwo? Belum makan?â
âYa! Kalau Key tidak menceritakannya padaku, manakutahu kau belum makan dari siang!â
Key oppa? Yaampun.. Kemana dia? âOppa..â aku memeluknya sebentar âGomawo sudah menjagaku, maaf sudah merepotkanmu semalamâ
Ia menghela napas, kemudian tersenyum. âKau memang selalu merepotkanku, tapi., chonmaneyo dongsaengâ jawabnya sambil mengelus rambutku lembut. âKau tau? Tadi malam Nichkhun hyung juga panik melihatmu saat digendong oleh Key dalam keadaan pingsan. Ia sudah dekat denganmu ya?â
Haish, aku tidak jadi sayang padamu Choi Minho! âMungkin. Kau tanyakan saja padanya. Aku lupaâ
âDasar kau ini. Aku keluar dulu. Ingin bertanding Winning Eleven dengan Taemin.â Ia berjalan menuju pintu.
âKemana Key oppa?â tanyaku pada diri sendiri. âBelanjaâ ternyata Minho oppa masih bisa mendengarnya.
Aku mengingat-ingat kejadian tadi malam. Dimana aku menangis dipelukan Key oppa. Ia mengelus-elus punggungku sambil berusaha menenangkanku. Sampai akhirnya aku pingsan dipelukannya. Lalu kata Minho oppa, Key oppa yang menggendongku. Aigoo! Sungmin oppa pasti melihatku pingsan semalam!
~~~
Key POV
Aku bangun lebih pagi dari biasanya hari ini. Aku ada jadwal. Mungkin sebelum berangkat aku bisa membuatkan makanan untuknya. Eh, kenapa aku bisa seperhatian ini kepada seorang yeoja? Entahlah. Rasanya aneh. Tadi malam aku ingin ikut menangis saat melihatnya menangis.
Saat aku keluar kamar, aku melihat kearah kamarnya. Rasanya ingin sekali masuk kesana, melihat keadaannya sebentar tidak apa kan? Lagipula oppa-nya masih tidur. Kalau Minho tau, bisa-bisa ia langsung menyeretku keluar kamar.
Akhirnya aku masuk kedalam kamarnya. Kulihat matanya masih terpejam, masih terlihat kalau dia habis menangis. Aku menyentuh pipinya dengan ujung jariku, takut membuatnya bangun. Ia hanya bergerak sedikit. Menggaruk-garuk pipinya.
Setelah cukup puas memandanginya aku pergi keluar. Namun aku mendengarnya berbicara, atau lebih tepatnya mengigau..
âPergilah.. Aku tidak ingin melihatmu lagi Nichkhun. Sudah cukup..â
Sepenggal kalimat yang membuatku benar-benar penasaran. Kenapa bisa ada nama Nichkhun hyung di mimpinya? Bukannya selama ini dia mengidolakan Sungmin hyung? Aku bahkan belum pernah mendengarnya bercerita sesuatu tentang Nichkhun Hyung. Tapi bisa saja kan mereka berhubungan? Kalau diliat dari ekspresi Nichkhun hyung tadi malam.. Benar-benar membuatku curiga. Apa mungkin mereka berpacaran sebelumnya?
~~~
Cha Rin POV
Setelah selesai mandi, Minho oppa mengajakku untuk ikut ke lokasi pengambilan gambar Dream Team. Tapi aku menolaknya karena hari ini aku mempunyai janji dengan Hyo Sung menemaninya ke suatu tempat. Ia masih merahasiakan tempatnya. Untungnya Minho oppa bisa mengerti, dia kan bukan tipe orang yang mudah mengalah seperti Onew oppa atau Key oppa.
âHyo Sung, hari ini kita mau kemana sebenarnya?â
âHaduh. Kau lihat saja nanti, kalau aku memberitahu tempatnya padamu. Kau pasti tidak akan ikut. Yang penting, kau sudah bawa peralatan yang kusuruh kan?â jawab Hyo Sung sambil memandangi pemandangan diluar bus.
âKamera digital, handuk kecil, topi dan kaca mata kan? Memangnya buat apa sih?â aku mengeluarkan barang-barang yang Hyo Sung suruh bawa, untung busnya sedang sepi.
âYa Choi Cha Rin, tenang saja lah sedikit. Sebentar lagi kita sampai kok.â
Aku yang malas berdebat dengannya memutuskan untuk mengecek telepon genggamku, walaupun aku tidak tau apa yang harus aku lakukan. Aku ingin menelepon Key oppa, aku belum sempat bertemu dengannya tadi pagi. Karena Hyo Sung sudah keburu menjemputku di halte tempat biasa (dia kan tidak tahu dimana tempat tinggalku). Tapi sepertinya Key oppa bakalan sibuk hari ini, soalnya tadi aku sempat membaca jadwal masing-masing member.
âAyo-ayo kita sudah sampaiâ ujar Hyo Sung saat kami turun disebuah halte
âMwo? Ini dimana?â tanyaku bingung.
âTurun sajalaaahâ jawabnya.
Aku mengikuti Hyo Sung masuk kedalam suatu tempat. Banyak sekali orang yang berada ditempat itu. Ada yang membawa spanduk-spanduk kecil bertuliskan sesuatu, entahlah aku tidak terlalu memperhatikan. Tapi ini kan tempat terbuka? Memangnya kita ingin melihat siapa disini? Eh. Setelah aku perhatikan baik-baik, banyak kamera disini. Kamera film. DREAM TEAM? OMO! INIKAN LOKASI PENGAMBILAN GAMBAR DREAM TEAM!!
âHyo Sung-ah! Mengapa kita ke tempat seperti in?â aku mulai protes.
âCha Rin-ah. Jangan marah padaku. Marah lah pada Choi Minho yang sudah membuatku tergila-gila padanyaâ jawabnya sambil terus mencari tempat duduk diantara segerombolan orang. Mencoba mengambil tempat duduk didaerah yang paling strategis.
âHaish! Baiklah, ini untuk yang pertama dan yang terakhir kalinya.â
Sialnya aku hari ini, sudah bagus bisa menolak Minho oppa untuk pergi bersamanya. Eh ternyata Hyo Sung mengajakku pergi ke tempat yang sama dengan Minho oppa. Aku bisa jamin ia akan menertawakanku jika kita bertemu dirumah nanti. Mamaaaa!!
~~~
Saat aku sudah duduk, aku mulai memperhatikan orang-orang disekelilingku. Banyak yang memegang balon berwarna sapphire blue, dan pearl blue. Terus karton-karton.. Tunggu, sapphire blue? Bukankah itu warnanya Super Junior?! HAISH! YAAA..       Mudah-mudahan aku bisa bertemu dengan Sungmin oppa lagi!
âCha Rin-ah! Cha Rin-ah! Sebentar lagi acaranya mulai! AAA!! MINHO OPPAAA!â Hyo Sung berteriak sekencang-kencangnya saat selebritis yang tergabung dalam Dream Team keluar. Aku? Tidak tertarik untuk berteriak. Masa aku harus meneriaki sepupuku sendiri? NO. Eunhyuk oppa? Nanti ia bisa kegirangan. Atau lelaki dengan rambut kuning itu? Kalau aku sudah mengerti jalur bus dari sini ke dorm, aku akan lebih memilih untuk pulang.
âYAAA! LEE SUNGMIN! SUNGMIN OPPA!â Saat team Super Junior keluar, aku berteriak. Aku akan mendukung Sungmin oppa. Tidak peduli Minho oppa akan ngambek saat aku pulang nanti. Yeay, Sungmin oppa, FIGHTING!
Mereka semua yang ada di lapangan terbuka mengedarkan pandangannya pada seluruh penonton yang menonton pengambilan gambar Dream Team. Termasuk cowok berambut kuning itu, Nichkhun. Kukira tidak akan ada yang mengenaliku, ternyata tetap saja Minho oppa mengenaliku. Ia menatapku dengan senyum ejekan. Hyo Sung terlihat kegirangan sekali saat Minho oppa melihat kearah kami. âTuhkan apa ku bilang! Minho oppa ternyata mengenali kitaâ ujarnya.
Aku melihat sesi pengambilan gambar Dream Team sampai selesai, tentu saja bersama Hyo Sung. Ternyata sangat menyenangkan melihat idola sendiri beraksi didepan mata. Aku senang sekali bisa melihat Sungmin oppa melakukan lompat jauh diatas air. Walaupun akhirnya ia terjatuh. Tapi tetap saja aku bahagia. Bayangkan, ia membuka bajunya didepan kami! *meltmelt*
Saat pengambilan gambar selesai, Hyo Sung masih tidak mau pergi. Ia bilang ia ingin melihat Minho oppa dulu. Aku mengikuti kemauannya, karena entah mengapa aku memang belum mau pulang kerumah. Siapa tau saat menunggu Minho oppa aku bisa bertemu Sungmin oppa kaaan?
âOppa, boleh kah aku minta tanda tanganmu?â ujar Hyo Sung saat bertemu Minho oppa.
Minta tanda tangan? Kenapa tidak disekolah saja sih? Aduh memalukan
Awalnya Minho oppa tidak terlalu memperhatikan kami, ia menerima saja kertas dan pulpen yang disodorkan oleh Hyo Sung. Saat ia mengembalikannya, ia mulai mengenali kami. âKalian? Bukankah kalian satu kampus denganku kan?â Tanya Minho oppa. Pintar sekali actingnya..
âIya, kami hoobae mu di kampus, oppaâ ujar Hyo Sung, masih menebar senyum.
âOh. Kalian kesini sama siapa?â Tanya Minho oppa lagi.
âTadi kami kesini berdua saja naik bus.â Jawab Hyo Sung.
âOh. Dimana rumahmu Hyo Sung?â
âAku tinggal di Gangnam oppaâ
âGangnam? Bagaimana denganmu?â sekarang Minho oppa bertanya kepadaku.
âDekat ap..gu..jeongâ aku menjawabnya terbata-bata.
âRumah kalian kan berjauhan? Pulang bersama?â
âNe oppaâ masih Hyo Sung yang menjawab.
âBagaimana kalau kau pulang saja denganku? Kau yang pernah menabrakku di koridor kampus kan?â Minho oppa mengarahkan telunjuknya kearahku. Aku terlihat bingung, Hyo Sung? Masih tersenyum.
Aku diam tidak bereaksi, Hyo Sung menyikut lenganku. âJawab iya Cha Rin-ah! Kau bisa jadi mata-mataku kaaan. Jebal Cha Rin-ah. Aku yakin ia tidak akan berbuat macam-macam padamu.â Bisik Hyo Sung. Aneh. Bukankah Hyo Sung seharusnya sedikit cemburu karena aku diajak pulang bersama oleh idolanya?
âNe. Ne. Jika tidak merepotkanâ aku menjawabnya, tidak berani menatap mata Minho oppa.
Setelah berpamitan, Hyo Sung pulang duluan. Karena jarak Gangnam dan lokasi ini cukup jauh. Sedangkan aku? Harus mengumpat dari kumpulan fans yang menunggu Minho oppa. Kemana Sungmin oppa? Ha. Aku bosan disini.
âCha Rin-ah..â Nichkhun mengagetkan aku yang sedang terduduk di ruang ganti.
âMau apa lagi?â tanyaku ketus.
âIzinkan aku sebentar saja berbicara padamu. Aku ingin menjelaskan masalah waktu itu padamu. Aku benar-benar tidak tau kalau kau akan datang dan mel..â
âKalau aku tidak datang, apa yang akan kau lakukan?â
âMaaf kan aku..â ia menggenggam kedua tanganku. âDia itu bukan siapa-siapaku, dia hanya temanku Cha Rin-ahâ aku berusaha melepas genggaman tangannya. Tapi ia menahannya.
âYa. Aku percaya padamu Nichkhun-ssi. Tapi sekarang tidak ada artinya lagiâ
âAku.. Masih menyimpan perasaanku padamu..â ujarnya
Aku tidak bisa menjawabnya kali ini. Yang ada diotakku sekarang hanya secepatnya mencari Choi Minho dan pulang. âTolong Nichkhun. Aku sudah mulai bisa melupakan masalah itu. Kumohon jangan diungkit lagi, aku sudah tidak mau merasakan hal yang sama seperti itu. Kumohon biarkan aku pergi.â akhirnya ia melepaskan tangannya. Aku langsung pergi keluar dari ruangan itu. Mencari-cari Minho oppa yang menghilang entah kemana.
~~~
âKey oppa!â aku berteriak memanggil Key oppa saat aku baru masuk kedalam dorm.
âKibum hyung belum pulang noonaâ jawab Taemin, matanya masih terfokus dengan World Cup yang sedang ditayangkan.
âOppaaa.., dimana Key oppa?â Tanya ku pada Jonghyun oppa.
âPaling sebentar lagi pulang. Telepon saja, suruh pulang.â Ia juga sibuk dengan tv.
âAnio, aku akan menunggunya.â
Semuanya pasti sedang sibuk sekarang dengan World Cup, kecuali aku. Aku memang tidak terlalu tertarik untuk menonton kecuali team favoritku yang bertanding. Setelah aku berganti baju, aku bingung. Aku bingung dengan apa yang akan kulakukan. Biasanya kalau yang lain sedang sibuk dengan pertandingannya, Key oppa yang akan menemaniku melakukan sesuatu. Entah main game di computer, masak, belajar, main musik, bahkan soal fashion. Kemana dia?
âAnnyeong !â Terdengar suara dari arah pintu. KEY OPPA!
âKEY OPPA!â aku reflek ingin memeluknya tapi tidak jadi setelah aku sadar.
âMwo? Tidak jadi memeluk? Sini kupelukâ ia memelukku. Rasanya hangat sekali, berbeda rasanya saat dipeluk Nichkhun dulu. Tunggu-tunggu.., kenapa aku jadi membandingkannya dengan Nichkhun begini? Haish!
âHyung! Dari tadi ada yeoja yang terus-terusan mencarimu hyungâ ujar Taemin.
âSiapa Taemin-ah?â Tanya Key oppa setelah melepas sepatunya.
âCha Rin noonaâ Jawabnya.
Aku hanya bisa nyengir, âKenapa kau mencariku? Kangen?â
âAnio. Aku..â
âKita keluar yuk!â
Key oppa menarikku keluar, ke balkon tepatnya. Tempat favorit kami jika sedang mengobrol. Kami duduk di kursi ayunan bersebelahan. Memandang langit dan berbicara apapun yang kita ingin bicarakan.
âJadi kau rindu padaku heh?â tanyanya lagi.
Jantungku mulai berdebar-debar, âAnio. Aku hanya ingin bilang terimakasihâ
âTerimakasih?â
âNe. Jeongmal gomawo oppa, soal kemarin. Aku, benar-benar tidak tau bagaimana akhirnya jika tidak ada oppaâ
âChonmaneyo Cha Rin-ah. Aku senang bisa membantumu. Kau kan tau, kau bisa cerita apa saja denganku jika kau mau. Bagaimana harimu?â
Aku menceritakan semuanya yang kulakukan hari ini. Kecuali bertemu dan berbicara sedikit dengan Nichkhun. Untuk masalah itu, aku memang tidak terlalu suka membahasnya dengan orang lain yang belum bisa kupercaya. Bukannya aku tidak percaya dengan Key oppa. Hanya saja.. Entahlah.
âJadi kau bertemu dengan Sungmin hyung lagi?â
âYa! Aduh oppa. Aku benar-benar sangat senang bisa bertemu dengannya lagi. Walaupun aku malas melihat muka Minho disana. Untungnya ada Sungmin oppa!â
âKau dukung yang mana jadinya?â
âTentu saja aku mendukung SuJu oppadeul!â seruku.
âMwo? Super Junior sunbae? Jadi kau tidak mendukung Minho dan Nichkhun hyung?â
Key POV
Saat aku mengajaknya ke balkon, kita duduk dan mengobrol seperti biasa. Ia menceritakan apa yang ia lakukan hari ini. Mulai dari bertengkar dari Onew hyung yang berebut ayam dengan Taemin tadi pagi, sampai secara tidak sengaja menonton pengambilan gambar Dream Team dengan temannya yang merupakan fans Minho.
Ia terlihat senang saat menceritakan semuanya, apalagi saat menceritakan tentang Sungmin hyung. Mukanya memerah saat aku meledeknya dengan Sungmin hyung. Kemudian muka senangnya itu berubah saat aku menyebutkan nama Nichkhun hyung.
âNe. Tentu saja aku akan mendukung Sungmin oppa, dibanding si Flaming Charisma yang suka nyebelin ituâ jawabnya sambil mencoba tersenyum. Matanya tidak mengecil, itu tandanya senyum yang dibuat-buat.
âKenapa?â
âHmm.. Kan Sungmin oppa itâŠâ
âBukan. Kenapa mukamu berubah saat aku menyebut nama Nichkhun?â
âAh⊠Itu.., aku memang tidak terlalu berhubungan baik dengannyaâ ia menundukkan mukanya.
âCeritakan padaku jika memang kau mau. Mungkin itu bisa membantuâ
Ia menghela napas panjang, sepertinya ia sedang menenangkan dirinya âDulu.. Keluargaku tinggal di Thailand, namun ayahku tiba-tiba dipindah tugaskan ke Indonesia. Awalnya aku tidak terima karena hidupku di Thailand sudah bisa dibilang.. hampir sempurna. Aku mempunyai teman banyak, dan mempunyai kekasih yang sayang padaku. Namun ayahku memaksa untuk pindah. Akhirnya aku pindah ke Jakarta. Kemudian..â
Kudengar ia berusaha mengatur nafasnya agar tidak menangis. Aku mengusap-usap bahunya. âTidak usah dilanjutkan kalau kau tidak mau..â ujarku padanya.
âTidak. Untuk apa aku menangis hanya karena dia?â ia mengatur nafasnya lagi. âKemudian, selama beberapa minggu aku putus hubungan dengan kekasihku di Bangkok. Saat itu aku sedang sakit, dan aku tetap ingin untuk kembali ke Bangkok. Namun sayangnya, saat aku kembali ke Bangkok. Aku melihatnya sedang berpelukan mesra dengan perempuan lain. Dan aku..â ia tidak melanjutkan kata-katanya lagi.
âKekasihmu itu.. Nichkhun hyung?â
âNe..â
Ia menangis sekarang. benar-benar menangis. Mungkin aku belum pernah merasakan apa yang dia rasakan sekarang. Tapi aku mungkin sedikit bisa mengerti bagaimana rasanya di khianati oleh seseorang yang benar-benar disayangi. Cha Rin, maukah kau membuka hatimu? Aku berjanji aku akan menjagamu. Apapun yang terjadi.
TBC
Freelance author
This post/FF has written by SF3SI Freelance Author, and has claim by our signature
This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^
Donât forget to :
LOVE ME
Author : Sharyne a.k.a Shaylee
Main Cast: Kim Kibum.
Support Cast: Shinee member, Super Junior, Nichkhun 2PM, others
âKau?â Lelaki itu masih berjalan kearah meja kami sambil mengarahkan telunjuknya kearahku.
âNichkhun sunbae?â Taemin melongo melihatnya.
âEh, Annyeong haseyoâ ia membungkukkan badannya.
Onew oppa dan Taemin berdiri dan ikut membungkuk, sedangkan aku masih terbengong melihatnya. Ia kembali mengarahkan telunjukknya padaku.
âKau? Cha Rin?â ia berdiri dan mengulurkan tangannya
âNichkhun?â aku ikut berdiri dan bersalaman.
âKau masih ingat denganku rupanya?â
âTentu â tentuâ jawabku sekenanya. Aku melihat kearah Onew oppa dan Taemin yang masih terheran â heran.
âBukankah kau ada pengambilan gambar Dream Team saat ini sunbae?â
âNe. Aku sehabis dari sini aku akan berangkat ke lokasiâ
Pelayan yang tadi mengantarkan makanan itu menghampiri Nichkhun dan memberikannya bungkusan makanan yang tadi ia pesan kemudian kembali berjalan ke meja kasir. âOnew-ssi, Taemin-ssi, Cha Rin-ah, aku duluan. Maaf mengganggu makan siang kalian. Senang bertemu denganmu lagi Cha Rin-ah. Annyeongâ ia melambaikan tangan dan keluar dari restoran.
âBagaimana bisa kau mengenalnya noona?â Taemin bertanya.
âOh. Dia itu temanku dulu waktu di Thailandâ
âKau pernah tinggal di Thailand?â Sekarang Onew oppa yang bertanya.
âHanya tiga mingguâ
Diam. Semua kembali sibuk dengan makanan masing â masing.
âAnnyeong haseyo!â Teriak seseorang mengagetkan kami.
âKibum hyung! Kau sudah makan?â Tanya Taemin.
âSudah.â Ia duduk persis disebelahku yang sedang mengunyah japchae. âKau selama di Seoul tidak diberi makan oleh Minho ya?â tanyanya.
âHe? Wae?â aku menjawabnya bingung.
Ia tersenyum. Mengambil selembar tissue kemudian mengelap sisa dangmeon yang menempel di pinggir bibirku.
~~~
Setelah makan, kami semua kembali ke dorm Shinee. Tak lama setelah kami sampai, Minho kembali juga ke dorm. Ia menyerahkan beberapa lembar kertas padaku.
âApa ini?â
âItu form pengisian apartemen ini. Kau tinggal isi nama dan nomor tanda pengenalmu lalu tanda tangan dan serahkan kembali padakuâ
Sebelum aku mengisinya, aku membaca kembali form itu. âAigoo! Ini terlalu mahal untukku oppa!â
âSudah kubilang, kau tidak usah khawatir.â Ia tidak menoleh, matanya masih terpaku pada tv yang sedang menyiarkan siaran piala dunia.
âTapi kan..â
âHYAAAISHHH!!â Semua orang diruangan itu berteriak. Ternyata timnas Korea kebobolan gol.
Sementara yang lain masih sibuk dengan tayangan bola, aku berjalan kea rah balkon. Ternyata disini mempunyai pemandangan yang indah. Aku duduk di sebuah kursi empuk yang berbentuk seperti ayunan, kemudian menelepon umma-ku (Ibunya Minho maksudnya)
âYeoboseyoâ
âYeoboseyo Ummaâ
âNe Cha Rin-ah. Bagaimana? Sudah lihat isi apartemennya?â
âAnio umma! Apartemen ini terlalu bagus untukku. Lagi pula aku kan tinggal sendiri umma. Terlalu besar. Aku takut berada sendirian. Aku tinggal dirumah umma saja yaâ
âBukannya aku tidak mau Cha Rin-ah. Kau akan lebih sering sendirian jika kau tinggal dirumah kami. Kau kan tau appa dan umma sering bepergian keluar kota Seoul.Minho juga kan tidak tinggal disana. Apa kau mau tinggal dengan Shinee? Aku bisa bicara dengan manajernya kok!â
âEh umma, tapi..â
âMereka anak yang baik. Aku bisa jamin mereka tidak akan melakukan apa â apa padamu. Nanti segala keperluanmu umma yang menanggungâ
âTapi umma..â
âCha Rin â ah sebentar lagi meeting akan dimulai. Umma tutup dulu teleponnya ya nanti umma telepon lagi selesai meeting. Annyeongâ
Haish! Mengapa tidak ada seorangpun yang peduli dengan nasibku sih? Jadi aku tinggal dimana?! Minho oppa bukannya membantuku malah asyik menonton bola! Umma.., Aku sudah tidak enak mengganggunya lagi. Samchon entah kemana. Pasti sedang sibuk melatih tim barunya.
âSedang apa kau melamun sendiri disini?â
Aku menoleh kearah pintu balkon. âAnio oppa. Pemandangannya indahâ Key oppa berjalan mendekatiku dan sekarang berdiri disebelahku.
âAku juga suka berada disini. Rasanya damai sekali. Memandangi langit, kemudian kerumunan orang lalu lalang dibawah sanaâ gumamnya.
âKau tidak ikut menonton pertandingan oppa?â
âSedang istirahat. Aku bosan, kemudian aku melihatmu disini dengan bibir manyun. Hahahaâ ia mengamatiku sejenak, kemudian membuang mukanya kearah langit. âLihat itu, matahari sedang tenggelam! Burung-burung itu pasti sedang terburu-buru ingin kembali ke sarangnya.â Ia menunjuk kearah matahari kemudian kearah burung-burung yang sedang terbang.
Aku memandanginya, tidak tahu ingin merespon apa. Kim Kibum ternyata seorang yang hangat. Walaupun terkadang cerewet dan suka bertingkah aneh, tapi ia selalu bersikap baik. Sekalipun tidak dalam mood yang bagus.
Ia memegangi pipiku dengan tangannya yang dingin. Aku tersontak kaget. âKau ini kenapa sering sekali melamun?â
Key POV
Ia kembali melihatku tapi pandangannya kosong. Aku memegang kedua pipinya dengan tanganku. Ia terkaget. Indah sekali matanya. Matanya coklat dan besar. Tidak seperti orang Korea. Matanya, mirip mata Minho. Mata yang hanya akan hilang saat ia benar-benar tersenyum atau tertawa lepas.
âKau ini kenapa sering sekali melamun?â tanyaku.
âAnio oppa. Aku hanya sedang berfikir.â Jawabnya.
Aku melepaskan tangaku yang bertengger di pipinya lalu mengusap-ngusap poni nya. âBerfikir apa?â
âMengapa selama ini aku tau Super Junior tapi aku tidak tau Shinee? Padahal Boys Over Flower juga ditayangkan di Jakarta..â
âKau tau Super Junior?â
âNe. Aku adalah fans dari Sungmin oppa!â
Aku kembali mengacak â acak rambutnya. Ia tersenyum kearahku. Gadis yang manis.
End of Key POV
~~~
Back to Cha Rin POV
Semenjak obrolan Key oppa dan aku di balkon sore itu, kami menjadi dekat. Ia selalu mengingatkanku makan disaat waktunya makan. Setiap malam ia juga menyuruhku agar meminum susu dan tidak tidur larut. Aku senang atas perhatiannya padaku. Walaupun ia juga memperlakukan dongsaeng dan hyungnya sama seperti ia memperlakukanku.
Ini minggu kedua aku kuliah. Temanku disini lumayan banyak, hehe. Namun ada satu yang dekat denganku, namanya Park Hyo Sung. Ia ternyata setahun lebih tua dariku. Tapi tetap tidak mau dipanggil unnie. Oh ya, dia seorang shawol. Dan coba tebak siapa member favoritnya, Choi Minho. Katanya Choi Minho adalah satu-satunya alasan ia memilih kuliah disini.
âAigoo! Aigoo! Minho tampan sekali! Aigoo!â ujar Hyo Sung saat kami sedang menonton pertandingan sepak bola di area kampus.
âHyo Sung, aku bosaaan. Kita pulang saja yuk!â Ajakku.
âAni! Aku mau lihat Minho dulu. Sampai Min Ho pulang, baru aku mau pulang.â Jawabnya
âBagaimana kalau ia pulang saat petang?â
âAku tetap akan menunggunya!â
âHaish! Hyo Sung unnie, jebalâ Aku mulai mengeluarkan jurus andalanku.
âJANGAN MEMANGGILKU UNNIE! AKU BELUM SETUA ITU!â ia berteriak. Itu membuat orang â orang disekeliling kami melihat dengan tatapan aneh. Termasuk sepupuku itu, ia melihat kami sambil mencoba menahan tawa.
âHaish! Cha Rin-ah, Minho oppa pasti melihatku tadi. Aduh memalukan sekali. Kau sih, sudah kubilang jangan pernah memanggilku unnie walaupun kau lebih muda darikuâ ujar Hyo Sung saat kami didalam bis perjalanan pulang.
âSelalu saja menjaga image didepan Minho..â
âSsh Cha Rin kau tidak tahu ya?â
âApa?â
âDari gossip yang aku dengar, katanya sudah beberapa hari Minho oppa datang membonceng seorang yeoja!â
Yeoja? Memang beberapa hari ini Minho oppa yang mengantarku sampai dekat kampus. Aku tidak mau ketahuan sebagai sepupu Minho oppa. Itu juga kami sudah berusaha sebisa mungkin tidak ada yang melihat.
âAh benarkah? Kau sudah melihatnya?â
âBelum. Aku akan mencari tahu hal itu besok! Mau ikut?â tanyanya antusias.
âAh.. Tidakâ
âAh iya. Sebaiknya tidak usah. Nanti kau malah ikutan menjadi fansnya Minho oppaâ
Aduh Hyo Sung, sampai dunia terbalik aku juga tidak akan pernah bisa mencintai Minho oppa. Lagipula aku masih mencintai seseorang dari masa laluku yang belum bisa kulupakan..
Aku berjalan sendirian sambil mendengarkan lagu dari iPodku. Untungnya rumah Hyo Sung masih lebih jauh dari rumahku sekarang.. eh maksudnya rumah yang kutinggali.. iyaa.. sekarang aku tinggal dengan Shinee..
Seseorang menepuk bahuku dari belakang. Aku menoleh, orang itu memakai kacamata hitam, masker hitam, topi hitam, segalanya hitam kecuali celana dan sepatunya. Aku sudah mengambil ancang-ancang untuk memukulnya dengan tasku yang lumayan berat. Saat aku ingin memukulnya, ia menggenggam lenganku.
âJamkkan, ini aku!â ia membuka masker dan kacamata dengan tangannya yang bebas.
âKey oppa? Kenapa kau ini selalu mengagetkanku?â
âMwo? Mengagetkanmu? Aku sudah berusaha memanggilmu daritadi sampai ada orang yang melihatku aneh, tapi kau tidak mendengarku. Makanya kalau lagi dengar lagu dijalan jangan keras-kerasâ ia melepaskan sebelah earphoneku dan memasangkan earphone itu di telinganya. âKkaja!â
âHe..? Mau kemana?â tanyaku.
âAduh kau iniâ ia mencubit pipiku pelan âYa kita mau pulang, memangnya kau ingin kemana lagi?â
âTidak kemana-mana.â
âKalau gitu kita pulang!â ia menggandeng tanganku sambil berjalan. Tidak menggunakan masker atau kaca mata.
âBagaimana kalau ada yang mengenalimu oppa?â
âBiarkan saja. Aku kan tidak ada hubungan apa-apa denganmu kan?â
Aku terdiam. Memang benar ia tidak ada hubungan apa-apa denganku. Kenapa aku jadi berfikir kalau ia adalah namja chingu-ku? Untuk apa orang berfikir ia adalah pacarku? Kita kan tidak ada hubungan apa-apa.
âAnio aku bercanda Cha Rin-ah. Jangan putus asa seperti ituâ ia tertawa.
Aku? Putus asa? âSiapa yang putus asa? Aku tidak putus asa!â jawabku ketus.
âBenarkah? Mukamu sudah lesu saat aku bilang begitu tadiâ
âHaish! Sudahlah aku capekâ Aku melepas gandengan tangannya.
âEh.. Eh.. Jangan marah! Aku benar-benar bercanda kok!â ia kembali menggenggam tangaku. âAku tidak peduli bila orang melihatku berjalan dan bergandengan tangan denganmu karena aku memang tidak keberatan dianggap namja chingunya gadis manis sepertimu. Kukira kau yang akan keberatanâ
Aku terdiam, masih mencoba mencerna kata-katanya tadi. Kalimatnya terlalu panjang dan ia berbicara terlalu cepat. âPpalli Cha Rin-ah! Aku sudah laparâ
~~~
âAnnyeong!â sapa Key oppa dan aku berbarengan saat kami baru masuk kedalam dorm.
Taemin yang dari tadi menonton tv menatap kami dengan tatapan curiga, disusul dengan cengiran isengnya. âKalian..?â ia menunjuk kearah tanganku dan Key oppa.
Aku mencoba melepaskan tanganku tetapi ditahan oleh Key oppa, âTadi aku menemukannya diganggu orang. Lalu aku menolongnya, aku takut dia hilangâ
Sejak kapan aku diganggu orang? Bukankah tadi orang yang menggangguku dijalan adalah dia? Aneh.
Taemin masih saja nyengir. Aku melepaskan tanganku dari tangannya. Kemudian masuk kedalam kamar yang sekarang ku tempati.
Tuhan,kejadian apa yang baru saja kualami? Aku sungguh tidak mengerti mengapa perasaanku bisa sesenang ini karena kejadian tadi! Aku sangat ingin digandeng olehnya lagi Tuhan! Aku tidak mau berjauh â jauh darinya lagi.. Aku.. Aku.. Aku tidak tahu perasaan apa ini..
Tok. Tok. Tok.
âCha Rin noona! Maukah kau membuatkan aku kimchi? Aku lapaaaaaaar sekaliâ
âCha..â Aku membuka pintu saat Taemin ingin mengatakan sesuatu lagi. âYaya.. Akan kubuatkanâ Aku berjalan menuju dapur Shinee yang bersih. âApakah kau juga mau oppa?â aku berteriak pada Key oppa yang masih berada di dalam kamar.
âAku mau!â ternyata ia sudah berganti baju, dengan celana panjang dan baju hangat kesukaannya.
âOke. Kemana yang lain Taeminnie?â
âJonghyun hyung sedang entah kemana, aku lupa bertanya tadi. Kalau Onew hyung, dia sedang syuting Nocturnal.â
âProgram baru?â Tanya Key oppa.
âIya.., oh ya. Kau tahu bintang tamunya siapa noona?â
âSiapa?â
âSuper Junior sunbaeâ
âMworago? Aku mau lihaaat⊠Haaa..â
~~~
Aku sudah siap untuk berangkat ke kampus pagi ini. Begitu juga dengan Minho oppa. Tapi aku sudah berencana untuk tidak berangkat dengannya. Aku mau berangkat sendiri. Aku sudah dijelaskan rute bus oleh Taemin.
âMwo? Kau mau berangkat sendiri?â Minho oppa terkaget mendengar perkataanku.
âNeâ
âWae?â
âKemarin ada yang melihatku naik motor bersamamu. Kalau sampai Hyo Sung tau itu aku, bisa-bisa aku tidak akan pulang kesini lagi.â
âMemangnya kau sudah tau rute bus ke kampus? Rute-nya tidak seperti saat kau kembali ke sini lho!â
âAku tau. Taemin sudah menjelaskannya padakuâ
âTapi..â
âBagaimana kalau kau berangkat denganku?â ujar Onew oppa.
âNe. Kau berangkat dengannya. Aku berangkat dulu. Annyeongâ Minho tiba-tiba saja ngeloyor pergi. Haduh, mana yang disebut flaming charisma hah?
âJadi aku berangkat denganmu oppa?â
âNe. Yang lainnya sudah berangkat tadi pagi. Kebetulan aku sedang ada acara di dekat kampusmu.â
âBaiklahâ
~~~
Akhirnya Onew oppa mengantarkan ku sampai kampus. Untungnya mobil yang dipakainya menggunakan kaca film tebal. Sehingga tidak terlihat siapa yang ada didalam mobil itu. Ternyata Hyo Sung sudah sampai duluan sewaktu aku masuk kelas. Ia memasang tampang lesu tanpa arah, haha.
âMengapa kau menekuk mukamu seperti itu?â tanyaku.
âAku tidak berhasil melihat Choi Minho berboncengan dengan wanitaâ
âJadi kau benar-benar serius menjalankan misimu yang kemarin itu?â
âYa.. Aku kan selalu serius menyangkut Minho hehehe. Ohya, tadi kau kesini dengan siapa?â
Hah? âDengan siapa?â
âAduh Cha Rin. Walaupun kau menutupi mukamu dengan berkas-berkas itu dan kacamata, aku masih bisa mengenali bentuk wajahmu.. Kau pikir aku tidak melihatmu tadi pagi turun dari mobil? Bukankah biasanya kau berjalan?â
ââŠâ
âSiapa itu?â
âAnu.. Itu sepupuku.â
âBenarkah itu sepupumu? Bukan namja chingu mu?â
âBukan. Wae?â
âKalau begitu, kenalkan padaku ya Cha Rin-ah! Kalau tiba-tiba Minho oppa punya yeoja chingu jadi aku kan bisa dengan sepupumu itu. Lagipula tadi aku perhatikan ia tampan.â
âAnioâ
âJebal Cha Rin-ahâ
âAnio!â
âYA CHOI CHA RIN!â Hyo Sung mengejarku keluar kelas.
DUK! Kepalaku membentur sesuatu.
âAigoo.. Kau ini bisakah kalau sedang berlari jangan di koridor hah?â
Aku masih saja memegangi kepalaku yang ternyata terbentur tangan seseorang. Hyo Sung menyikut-nyikut lenganku, menyuruhku untuk melihat kearah orang yang kutabrak tadi.
âAyo minta maaf!â
CHOI MINHO? âAnio. Tadi kan kau yang tidak memperhatikan jalan!â
âAh.. Mianhamnida sunbae. Maafkan temanku yang tidak sopan iniâ
âAku mau dia yang minta maaf padakuâ ujarnya.
âAnio. Tadi kau yang menabrakku. Kau melihat sendiri kalau ia sedang mengejarku. Lagipula tanganmu tidak terluka kan? Kau tidak lihat kepalaku ini?â aku menunjuk dahiku yang terkena tangannya.
âMinta maaf sekarangâ
âAyolah Cha Rin-ah mengalah saja.. Aku ingin menjaga image-ku.. Jebal Cha Rin-ahâ
âHaaaaaah.. Ne.. Mianhamnida Choi Minho sunbaeâ Aku memberi penekanan sedikit dikata âsunbaeâ
âNe. Siapa namamu?â
âChoneun Park Hyo Sung imnida, namanya Choi Cha Rin sunbae.â Jawab Hyo Sung.
âChoi? Satu marga denganku? Memangnya kau tidak mengenalku?â ia melihat kearahku.
Hah. Flaming Charisma nyebelin! Kalian belum tau kan bagaimana sebenarnya Choi Minho yang sebenarnya. Yang suka usil dibalik sikap âcoolâ nya itu. Apakah kalian tau korbannya siapa? AKU!
âMollaâ
~~~
âJebal oppaâŠ. Aku boleh ikut yaa. Aku ingin melihat Lee Sungmin. Oppa..â
âShiruh!â
âOppaaa!! Jebal.. Aku ingin sekali bertemu dengannya oppa..â aku berusaha menahan tangisku.
Ingat. Ini bukan tangisan yang dibuat-buat. Aku memang ingin sekali menangis menanggapi sikap Choi Minho yang keras kepala ini. Aku ingin sekali bertemu dengan Lee Sungmin.. Haa..
âMinho-ya biarkan lah saja sepupumu itu ikut!â bujuk Jong Won oppa, manager Shinee.
âAnio. Dia akan menyusahkanâ
âOppa! Jebal.. Aku ingin sekali bertemu Lee Sungmin.. Kapan lagi aku bisa bertemu Lee Sungmin? Nanti kalau aku keburu harus balik lagi ke Indonesia gimana? Kalau Super Junior keburu gak ada gimana? Aku masih mau nonton Lee Sungmin manggung. Aku bener â bener..â Aku tidak bisa menaljutkan kata-kataku. Walaupun sudah ditahan dengan sekuat tenaga, aku tidak bisa menahan tangisku.
Aku melihat semua member Shinee tertawa melihatku. Termasuk oppa yang menyebalkan itu! Aku mengencangkan suara tangisanku. Terserah mereka menganggapku cengeng atau apalah. Pokoknya tekadku sudah bulat. Malam ini aku harus bertemu Lee Sungmin!
âUljima Cha Rin-ahâ Key oppa menyeka air mataku dengan sapu tangannya. âKalau ia tidak mau mengajakmu, aku akan mengajakmu datang ke acara ituâ ia tersenyum kemudian menghapus lagi air mataku yang mau jatuh dengan ujung jarinya.
âOppa..â aku masih memohon kepada Minho oppa.
âBaiklah. Kau boleh ikutâ
âJinca?!â Minho oppa mengangguk.
âYEAY!â
Key POV
âOppa! Jebal.. Aku ingin sekali bertemu Lee Sungmin.. Kapan lagi aku bisa bertemu Lee Sungmin? Nanti kalau aku keburu harus balik lagi ke Indonesia gimana? Kalau Super Junior keburu gak ada gimana? Aku masih mau nonton Lee Sungmin manggung. Aku bener â bener..â
Aku tidak mengerti apa yang sedang dikatakan gadis itu. Karena aku yakin ia mengatakannya bukan dalam bahasa yang aku mengerti. Bukan dalam bahasa inggris, bukan korea, bukan china dan bukan jepang. Tapi yang aku mengerti, ia menangis memohon kepada Minho untuk diajak ikut keacara KBS Song Festival. Ia ingin bertemu Sungmin hyung.
Minho, Onew hyung, Jonghyun hyung dan Taemin tertawa melihatnya menangis. Bukannya berhenti ia malah semakin menangis sambil memegangi kakinya di sofa. Aku tidak tahan melihatnya menangis. Rasanya aku ingin memarahi Minho karena dengan sengaja membuat gadis seperti itu menangis.
âUljima Cha Rin-ahâ aku mengeluarkan sapu tanganku dari kantong dan menyeka air mata yang membasahi pipinya. âKalau ia tidak mau mengajakmu, aku akan mengajakmu datang ke acara ituâ
âOppa..â ia masih saja memohon pada Minho untuk diajak.
âBaiklah. Kau boleh ikutâ jawab Minho
âJinca?!â ia membelalakan matanya. Lucu sekali. Matanya masih sembab tapi bisa membuka selebar itu haha.
Minho mengangguk. âYEAY!â ia berteriak sangking girangnya, kemudian dengan reflek memelukku.
Aku merasakan jantungku berdetak lebih cepat. Ini pertama kalinya ia memelukku. Kenapa rasanya begini? Aku ingin membalas pelukannya tapi..
âEh. Mianhe oppa. Aku tidak sengajaâ mukanya memerah, tapi ia masih tersenyum kearahku.
âGwenchanayo Cha Rin-ahâ
~~~
Back to Cha Rin POV
Aku memasuki ruangan rias Shinee. Sebenarnya ruangan ini cukup luas, hanya saja karena banyak gantungan baju yang makan tempat. Ruangan ini jadi sedikit kelihatan sempit. Aku menunggu semua member Shinee dirias dan ganti baju (menunggu, bukan melihat ;o ) Setelah mereka siap, beberapa dari mereka mengadakan rehearsal terlebih dahulu. Namun kata Jong Won oppa, aku tidak boleh melihat sebelum acara yang sebetulnya dimulai. Katanya kalau sampai ada Shawol yang mengenaliku berada dekat â dekat dengan anggota Shinee, itu bisa berbahaya denganku karena mereka belum tau aku yang sebenarnya.
Setelah rehearsal selesai mereka semua kembali ke ruang rias yang sekaligus menjadi ruang tunggu itu. Kulihat Onew oppa curi-curi kesempatan memakan ayam goreng jatah makan malam hari ini sebelum akhirnya ketahuan oleh penata rias dan dimarahi. Mukanya saat itu.. HAHAH (>!<) seperti muka anak umur tujuh tahun ketahuan mencuri ayam tetangga.
âCha Rin-ah, mau melihat Super Junior tidak?â Tanya Jong Won oppa.
âMAU! Aku mau!â Aku sebenarnya sudah mulai mengantuk karena lelah menangis tadi, tapi ini kan kesempatan emas *wink*
âDasar. Tadi kau terlihat sangat lesu, giliran diajak bertemu dengan Super Junior sunbae malah seperti iniâ ledek Jonghyun oppa.
âBiarin. Weekâ aku menjulurkan lidahku yang dibalas dengan lidah Jonghyun oppa juga.
âKkaja!â
Aku mengikuti Jong Won oppa yang sudah berjalan keluar ruang rias. Ternyata semua member Shinee juga ikut. Katanya mereka bosan berada disini, karena acara akan dimulai satu jam lagi. Aku akan bertemu Lee Sungmin, aku akan bertemu Lee Sungmin, aku akan bertemu Lee Sungmin, aku akan bertemu Lee Sungmin,aku akan bertemu LeeâŠ.. Nichkhun?
TBC
Signature
This FF has written by Lana & Karlie, and claim by their signature
Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^
Donât forget to :
Sheâs My (Ex)Wife
Part 3
Author: Zika
Main Cast : Kim Kibum (Key), Kim Hyeo So & Choi Minho
Support Cast: SHINee, Super Junior, Jun & Shina
Length : Sequel
Rating : General
Genre : Romance, Friendship
Credit Song :
1. I think I love you & Sad â Full House OST
2. Perhaps Love â Princess Hours / Goong / Palace OST
3. As One/ Should I Say Sorry â My Sassy Girl Chun Hyang OST
4. What If , Heartquake, Reset & Love Disease â Super Junior
Main Cast   : SHINee
Support Cast : Super Junior, 2PM
4 tahun sudah aku menjadi penggemar Super Junior, apakah mimpiku kelewatan? Apakah harapanku tidak akan pernah tercapai? Super Junior ke Indonesia. Hanya itu harapanku, berapapun harga tiketnya akan ku beli dengan jiwa dan ragaku. Ya tuhan, aku ingin sekali bertemu dengan para laki-laki impianku itu.
“Cuy! Melamun aja sih!” aku menoleh malas. “Kenapa sih? Dimana-mana anak sekolah tuh kalau udah waktu liburan pada girang semua. Jalan yuk pas liburan.â Kina merangkul leherku, sahabatku yang satu ini sangat tomboy tapi dia masih normal jadi aku biasa saja walaupun dia memelukku. âEnggak ah! Entar kalau mendadak Super Junior ke Indonesia gimana? Terus kalau dia minta gw jemput gimana?â Kina menatapku datar lalu memukul kepalaku (untungnya aku suka dengan Korea yang doyan mukul, kalau tidak mungkin aku akan langsung menendang Kina!) âBodoh! Lagian kalaupun kita jalan juga paling kemana sih! Mal, bandung, puncak ya gak jauh-jauh. Terus kalaupun Suju ke sini pasti ada iklannya dan gak mungkin dia minta lo jemput! Kecuali lo mendadak buka jasa ojek di bandara terus mereka penasaran gimana rasanya naik motor. Kalau udah gitu ya tinggal terserah elo gimana bawa mereka yang 13 orang itu boncengan motor sama lo! Heehh patah-patah dah lo sono!â
Continue reading Am I Lucky? Or Itâs AÂ Destiny?