Can You Be Mine, Noona? – Part 3

Title: Can you be mine, Noona?

Author: Mocha-creamy

Main Cast: Lee Taemin, Victoria Song

Support Cast: other SHINee members (dan beberapa orang yang belum terpikirkan X))

Length: 2000+ words

Genre: Drama, Angst

Rating: PG-15

A.N: bagaimana alur ceritanya? Apakah terlalu lambat? Author masih berjuang agar bisa lebih baik. Dan maaf kalau author jarang update *bows*author sering lupa kalau punya tanggungan cerita *digorok rame-rame* >,<” Semoga yang ini cukup panjang dan tidak membingungkan!

CHAPTER III

The Day I Meet An Angel… She Kills Me Slowly.

Taemin dan hyungnya berjalan menyusuri koridor panjang menuju ruangan almarhum namja yang diketahui bernama Nickhun itu. Terlihat langkah gontai Taemin. karena kepalanya yang sakit, dan karena takut akan apa yang akan di hadapinya nanti. Ucapan Minho nampaknya masih mengena.

‘Bagaimana kalau noona itu hanya diam tanpa mau menatapku? Bagaimana kalau dia hanya menatapku dingin tanpa mengatakan apapun? Bagaimana—‘

“Taemin, ruangannya di depan. Kau yakin mau masuk?” Tanya key menyadarkan Taemin dari lamunannya.

“ha—hah? Oh. T-tentu saja hyung…” keraguan Taemin terpancar jelas dari matanya. Suara Taemin yang bergetar sama sekali tidak membantu. Hyungnya pun ikut ragu dengan keputusan dongsaeng mereka.

“kita masih bisa mundur Taeminnie, kalau kamu memang belum siap—”

“—aku siap,” jawabnya getir, “aku bisa melakukan ini. Aku yakin bisa…”

Mereka hanya tersenyum. Melawan Taemin yang keras kepala akan menguras banyak tenaga.

“jangan lupa ada kami.”

“makasih hyung…” ucap Taemin singkat, “tunggulah disini sebentar, ok?”

Taemin’s POV

Aku menengok hyungku untuk yang terakhir sebelum masuk ke kamar 302 itu. Semuanya tersenyum padaku. Langkahku terasa berat saat mendekati pintu putih itu. Senyap-senyap terdengar suara sesenggukan seorang perempuan, dan suara yang kuperkirakan sebagai orang tuanya, mencoba menenangkannya. Aku  jadi semakin ragu.

Aku menelan ludah. Berusaha untuk tenang sejenak, sebelum akhirnya tanganku kuangkat dan mengetuk pintu itu. Beberapa saat kemudian seorang ahjussi yang cukup tua membukakan pintu.

“siapa?”

“N—ne. a—annyonghaseyo. Lee… lee Taemin imnida.” Aku membungkuk sedalam mungkin. Menahan nyeri di kaki kiriku.

“Oh.” Jawabnya singkat. Ahjusshi tidak lagi membuka mulutnya. Suasana mendadak senyap. Entah benar atau tidak, tapi rasanya detak jam dari dalam ruangpun bisa kudengar. Lama.

“a—aku tahu… aku bersalah. Karena itu aku mau meminta maaf… meski beribu kalipun permintaan maafku tidak akan cukup…”ujarku tanpa mengangkat wajah.

“aniyo… tidak apa-apa, Taemin-ssi. Itu bukan seluruhnya kesalahanmu… angkat wajahmu.”

“tidak. Ini memang salahku—penyakitku—kecerobohanku—“

“ssh… Taemin-ssi, ne? angkatlah wajahmu, kita masuk dulu ke dalam.”aku hanya bisa pasrah saat tanganku ditarik oleh ahjussi itu, membawaku masuk ke ruangan.

Sesampainya di dalam kulihat seseorang yang di tutup dengan kain putih, dan seorang yeoja berambut panjang yang masih ditenangkan oleh seorang ahjumma. Ahjussi tadi hanya tersenyum padaku. aku jadi sangat tidak enak hati.

“a—aku—“ ahjussi menggeleng, menyuruhku diam.

“…kami mengerti Taemin-ssi. Tentang penyakitmu juga. Kejadian semalam… bukanlah murni kesalahanmu. Menantu kami itu juga… dalam keadaan yang tidak menguntungkan akibat alcohol…”

“ta—tapi—seandainya aku tidak ceroboh, aku—“

“kami akan mencoba merelakannya, Taemin-ssi…” ahjussi itu menggenggam erat tanganku.

Apa-apaan ini? Tidak adakah sebuah pukulan untukku? Makian pun akan kuterima. Kenapa semuanya berakhir seperti ini? Aku ingin disalahkan, disalahkan sampai aku merasa cukup untuk menebus dosaku.

“Tolong—tolong pukul aku…” pintaku padanya, “tolong salahkan aku…”

Sial. Mataku terasa panas. Aku sudah berusaha sebisa mungkin untuk menahannya. Tatapanku mulai kabur karena air di mataku. Yang bisa kulihat hanyakan seorang ahjussi yang tetap menggeleng dan tersenyum. Perasaan bersalahku semakin besar.

“lalu apa yang akan kau lakukan setelah kami memukulmu?” ucapan sinis noona itu terdengar menjawab permintaanku. “APA KAU PIKIR DENGAN BEGITU NICKHUN BISA KEMBALI PADAKU?!”

aku tersentak. Pandangan kami bertemu. Wajahnya pucat. Tatapannya menunjukkan kekecewaan dan kekesalan yang sangat besar. Tuhan kuatkan aku.

“Victoria—tenanglah dulu sayang—“

“dia sudah merenggut nyawa orang yang paling kucintai! Bagaimana umma bisa memintaku untuk tenang?!”noona yang akhirnya kuketahui bernama Victoria itu berjalan mendekat ke arahku. Aku takut. Tapi kucoba untuk bertemu pandangannya. Pikiranku berkecamuk antara mempertahankan diri, atau menerima apapun perlakuan noona. Kuputuskun untuk pilihan terakhir.

“no—noona, aku benar-benar—“

PLAAAKK!!

Ucapanku terhenti saat Victoria noona menampar pipi kananku dengan keras.

“Kenapa harus dia?! Apa salahnya?!”

“Victoria! Tenanglah—“

Untuk menengok pun aku tak punya nyali. Wajah dengan raut seperti itu, aku tidak suka. Sekarang aku bisa merasakan air mataku yang meleleh. Sudah berapa kali aku menangis hari ini? Kukira aku sudah lupa bagaimana caranya sejak 3 tahun yang lalu.

“Kembalikan calon suamiku…” suara Victoria noona gemetar. Dan dari bunyi barusan, aku tahu dia jatuh tersungkur di depanku. Tangannya meremas lututku yang luka. Sakit.

aku memberanikan diri untuk memandangnya. Namun yang kulihat adalah seorang yeoja yang sekarang bersimpuh di depanku, menangis sesenggukan dan terlihat lemah bahkan dimataku, mata orang yang memang lemah.

Kuseka air mataku. Aku menarik nafas dalam.

“a—apa yang harus kulakukan, n—noona?” tanyaku padanya. Tak ada jawaban. Ku lirik ahjussi disampingku, yang ternyata sudah berdiri untuk memeluk istrinya yang juga menangis.

“se—seandainya bisa, noona…” aku menarik nafas sejenak, “sudah kutukarkan nyawaku untuk calon suamimu…” aku tak sanggup lagi. Sekarang aku pasti terlihat pathetic. Mencoba kuat namun malah menangis bersama dengan orang yang sudah kusakiti.

“a-aku—“

Kata-kataku hilang ketika aku merasa ada seseorang yang memelukku. Kubuka mataku, dan kulihat Victoria noona mendekapku erat. Erat sekali. Sampai rasanya sesak. Rasa sakit di kakiku sudah tak lagi kuhiraukan.

“ma-maafkan aku…” suaranya melembut, entah karena lelah atau karena terhalang oleh jumper yang kukenakan, “maaf… maaf… aku terbawa emosi… maaf…”

Kubalas pelukannya. Aku tidak peduli jika aku dianggap kurang ajar maupun tak tahu sopan santun. Yang kuperlukan saat ini hanyalah perasaan dibutuhkan. Victoria noona mengencangkan pelukannya. “noona… maaf… aku—“

aku tidak tahu apa-apa lagi. Rasa sakit yang berlebihan karena banyak hal… Pandanganku kabur. Aku merasa kekuatanku menghilang. Aku tidak merasakan apa-apa lagi.

“TAEMIN-SSI!!”

Key’s POV

Taemin melirik kearah kami untuk yang terakhir kalinya. Ingin sekali aku berdiri disampingnya untuk membantunya berjalan. Kakinya pasti sakit sekali. Kalau kuperhatikan dari mimic wajahnya juga sepertinya dia pusing lagi. Tatapanku tidak pernah beranjak darinya, mulai dari dia membungkuk kepada ahjussi itu, sampai akhirnya dia di ajak masuk.

‘Aku bisa meng-handle nya hyung. Have a faith in me?’’ seandainya bisa Taemin-ah…

“Naaah. Kibum-ah, duduklah sebentar. Aku pusing melihatmu mondar mandir.” Perintah Jinki hyung padaku. kulemparkan pandanganku pada mereka. Minho menutup matanya dan diam. Jonghyun-hyung sepertinya memikirkan sesuatu. Dan Jinki-hyung tersenyum seperti biasa.

“yaah—hyung, aku—“

“Kibum.” Nada suara Jinki hyung sudah naik. Senyumnya hilang. Berarti dia juga gugup. Kuturuti permintaannya. Kami terdiam untuk waktu yang cukup lama. Tak ada yang berniat untuk bicara.

“—APA KAU PIKIR DENGAN BEGITU NICKHUN BISA KEMBALI PADAKU?!”

Kami kaget mendengar teriakan seorang yeoja dari dalam ruangan itu. Aku langsung menatap Jinki-hyung.

“bagaimana ini? Aku mau masu—“ aku bangkit dari tempat duduk.

Namun usahaku digagalkan oleh Minho yang menarikku kembali duduk tanpa melepaskan pegangannya. Aku menatapnya sinis.

“kau mau apa?”

“mau apa? Apa maksudmu! Tentu saja melihat Taemin!”

“apa kau tidak ingat permintaannya? Percayalah sedikit padanya! Dia mencoba untuk dewasa demi kita juga! apa kau tidak sadar?!”

Kata-kata Minho membuatku terdiam. Jonghyun hyung memegang pundak Minho. Kami semua terdiam sekali lagi. Perasaanku tidak tenang sama sekali. Sampai akhirnya samar-samar kami dengar suara isak tangis dari dalam ruangan.

Kami jadi panic.

“TAEMIN-SSI!!”

Teriakan itu cukup membuat aku lari masuk ke kamar tanpa memerdulikan panggilan Minho dan hyung-hyung yang lain.

Brak!

Pintu utama kamar 302 di banting dengan keras oleh Key. Minho dan Jonghyun menyusul Key masuk ke dalam ruangan. Jinki masuk tidak lama kemudian. Setelah meminta maaf atas kelancangan mereka, Jinki mengikuti Minho dan Jonghyun ke arah key. Key yang melihat Taemin tergeletak pingsan di pelukan Victoria langsung berlari ke arah sofa. Kedua orang tua Victoria pun tak sanggup berbuat apa-apa. Mereka membiarkan ke-empat pemuda itu masuk.

Wajah Victoria semakin pucat. Taemin mengerang kesakitan. Keringat dingin terbentuk di dahinya. Key mengelus punggung Taemin lembut. Tak ada satupun kata terucap. Key menatap Victoria meminta penjelasan, Victoria menggeleng dan mengencangkan pelukannya pada Taemin.

“a—apa yang terjadi? Di—dia tiba-tiba saja pingsan…”

“anak ini…Sudah kubilang jangan memaksakan diri…” Key khawatir, “seharusnya kamu kami bawa ke tempat terapi terlebih dahulu… aku bodoh.”

“jangan menambah permasalahan Key. Maaf noona, tapi bisakah kami membawa Taemin pergi?” Jonghyun meminta dengan sedikit memaksa. Dongsaeng mereka harus selamat dulu.

“N-ne… bawalah secepat—”

Belum selesai Victoria bicara, Minho sudah merebut Taemin dari tangannya. Memastikan posisi Taemin nyaman, dan membawanya keluar. Key membuntuti Minho keluar ruangan. Jonghyun yang hendak keluar ditahan oleh Jinki.

“Ada… beberapa hal yang perlu aku beritahukan pada keluarga Nickhun-ssi…” Jonghyun menatap Jinki kosong, “Bisakah kau menghubungiku saat Taemin sudah mendapat perawatan?”

Jonghyun mengangguk dan langsung berlari keluar dari kamar mengejar Minho dan key. Setelah keempat dongsaengnya pergi. Jinki membungkuk sedalam mungkin pada Victoria dan keluarganya.

“Maafkan kelakuan dongsaeng saya. Taemin sudah kami anggap seperti adik kami sendiri, jadi kami tidak bisa membiarkan apapun terjadi padanya.”

Beberapa saat suasana senyap. Hanya terdengar suara tangisan Victoria dan detak jarum jam. Ayah Victoria mendekat pada Jinki dan menyuruhnya bangun. Jinki berterima kasih dan membungkuk sekali lagi, saat dia dipersilahkan untuk duduk. Jinki diam dan tampak memikirkan banyak hal yang akan dia katakan. Ahjussi tadi membawa istrinya keluar dan membiarkan Jinki bicara berdua dengan Victoria.

Jinki menunggu sampai tangisan Victoria mereda.

“N—ne… maafkan aku… tidak seharusnya aku berlaku demikian kepada dongsaengmu…” Victoria membuka pembicaraan.

“tidak noona. Aku tahu mungkin ini terdengar kejam, tapi saya mau berterima kasih karena noona memperlakukannya dengan wajar seperti namja umumnya…” Victoria terlihat bingung dengan ucapan Jinki. “dia sangat tidak suka jika ada orang yang menganggapnya lemah karena… penyakitnya.”

“penyakit?”

“Oh. Maaf noona, saya lancang belum memperkenalkan diri saya. Lee Jinki imnida.”

“N-ne. Vi-victoria. Victoria Song…”

Suasana sunyi untuk beberapa saat. Jinki memutuskan untuk menceritakan semuanya pada Victoria.

“Jadi… begini…”

“Bagaimana dokter?” Tanya Key sesaat dokter keluar dari ruangan Taemin dirawat. Minho dan Jonghyun yang ingin tahu berdiri disamping key.

“hmm, kami sudah memberinya painkiller. Sepertinya dia kesakitan sekali. Kapan terakhir dia check up ke rumah sakit?”

Semua terdiam membisu. Dokter pun menggeleng pelan.

“apa akhir-akhir ini obatnya selalu diminum? Progress penyakitnya terlihat cepat… seharusnya bisa di suppress dengan obat…”

Masih tidak ada jawaban dari siapapun.

“apakah salah satu dari kalian keluarganya? Ada beberapa hal yang perlu dibicarakan.”

“Ne—kami keluarga—“

“yang saya minta keluarga, bukan teman.”

“Apa bedanya?! Toh mereka tidak peduli! Taemin sudah seperti adikku sendiri!” Teriak Key emosi.

“TENANGLAH KIBUM!” key kaget bukan main dengan teriakan Minho. Sejenak dia menarik nafas dalam dan membalikkan badannya pergi menjauhi dokter dan Hyungnya. Minho mengikutinya. “Kibum.. tunggu.”

“Maafkan Kibum dokter…” Jonghyun membungkukkan tubuhnya rendah.

“Ne, tak apa. Saya sudah terbiasa dengan perlakuan seperti ini. Tenang saja.” Sanggah dokter tadi sambil tersenyum pelan. “Mungkin anda bisa membantuku? Bisakah tolong panggilkan orang tuanya?”

“saya… tidak yakin, tapi akan saya usahakan.”

“Ya. Itu saja sudah cukup. Terima kasih banyak. Sekarang izinkan saya untuk menjenguk pasien yang lain.”

“boleh saya masuk ke dalam dokter?”

“Ne, silahkan. Taemin-sshi juga nampaknya sebentar lagi sadar. Permisi.”

“kamsahamnida!”

Jonghyun’s POV

Aku masuk ke kamar putih itu. Kenapa sih warnanya harus putih? Aku jadi selalu berpikir buruk. Ku lihat Taemin tergeletak lemas di atas ranjang. Wajahnya pucat. Masih terlihat bekas air matanya yang mengering.

Kenapa hal seperti ini harus terjadi padamu Taemin-ah?

“Nggh…”

Aku tersadar dari lamunanku dan langsung mendekat pada Taemin. Kuremas tangannya pelan. Kelopak matanya terbuka sedikit demi sedikit.

“Taemin?”

“Jonghyun… hyung?” suaranya pelan sekali.

“Ne, ini aku. Bagaimana keadaanmu?” sebenarnya kami sudah tahu jawabannya, dan itu seharusnya tidak perlu kutanyakan.

“Ne… mendingan… sudah mendingan… hyung…” dia tersenyum. Aku miris melihatnya. Jelas-jelas kami tahu keadaannya jauh dari kata mendingan. Kueratkan peganganku di jarinya, sambil memberikan senyum yang tidak dibuat-buat.

“noona…?”

“sudah. Jangan kau pikirkan. Jinki-hyung sudah membicarakannya baik-baik. Sekarang kau sembuh saja dulu, arasso?”

“mianhe… hyung…”

“…gwenchana, taemin-ah.”

Dan mata taemin pun terpejam perlahan. Dia butuh istirahat.

Tok Tok!

“Masuk.”

Kraaaak *apa ini benar bunyinya? XD*

“Jonghyun-ah?” Kepala Jinki-hyung menyembul dari balik pintu. “Bagaimana taeminnie?”

“Ne, hyung. Dia bilang sih agak mendingan…”

Jinki hyung mengusap kening Taemin pelan, dan tersenyum kecut.

“…anak ini. Selalu saja. Kita dibohongi terus ya…” Ujarnya sambil membetulkan letak selimut Taemin.

“yaa, entah dia anggap kita apa… seandainya saja dia bisa lebih percaya pada kita…”

Kulihat Jinki hyung menarik nafas panjang. Tatapannya menerawang jauh. Ruangan ini pun mendadak senyap. Yang terdengar hanyalah suara lembut nafas Taemin. Taemin… anak ini, bukan, dongsaeng kami yang satu ini, benar-benar memberi kami semangat  tersendiri.

“sudah mencoba menghubungi Bibi Lee?”

“sudah sih… tapi ya… begitulah. Dia mau datang kesini kok! Katanya… sih.”

“aku mengerti.” Jinki hyung kembali menatap Taemin. Seulas senyum tersungging di ujung bibirnya. Tatapannya sayu. Jika Tuhan mau memberiku sebuha keajaiban, hanya satu yang akan kuminta—

“Jangan khawatir Taemin-ah… aku akan selalu ada untukmu… dongsaeng,”

“Hyung…”

—Bagaimana caranya membuat Taemin tersenyum lagi seperti dulu.

-FLASHBACK-

Normal’s POV

“Sial!! Kurang satu orang lagi!” Key mengumpat kesal.

“Mereka sudah tidak bisa dibiarkan… semakin seenaknya saja kakak kelas itu.” Tenang sekali. Tipikal Minho.

“kita harus bisa merebut ruang seni itu dari mereka. Toh kita juga siswa disini. Hak kita juga tuh.”

“Benar Jjong, masalahnya, siapa satunya? Yang mereka minta adalah dance battle dengan 5 anggota… kalau mencari satu orang lagi saja tidak bisa mereka pasti akan semakin menganggap kita lemah.”

“Jinki-hyung, kau tidak membantu!”

“panic sendiri sepertimu juga tidak membantu, Kibum.”

“Yah! Minho-ah! Kau membela siapa?!”

Jinki dan Jonghyun hanya menggelengkan kepala, memutar otak mencari seorang lagi kandidat dancer. Orang-orang yang akan mereka hadapi sudah sering melakukan battle semacam ini. Dan parahnya lagi, mereka adalah Dance team official dari sekolah. Nampaknya title itu dimanfaatkan dengan terlalu baik, sampai ruang latihan sebesar gym olahraga pun mereka monopoli.

“DASAR MENTANG-MENTANG TUAAA!!” Key berteriak sebal.

“Umm…”

Suasana mendadak hening. Semua mata tertuju pada seorang namja yang sangat muda yang sekarang berdiri di hadapan mereka.

“Ada yang bisa kami bantu, dongsaeng?” Jinki mengeluarkan senyum malaikatnya. Dia memang kelewat ramah.

“Anu… Kulihat kalian… memasang… recruitment untuk dance team?” Tanya anak itu ragu.

Sekilas penampilan anak ini terlihat… lemah. Matanya yang sayu, badannya yang kecil, dan wajahnya yang bisa dibilang… cantik tampan.

“Yup. Kami butuh orang secepatnya. Tapi kami juga mengambil orang yang memang bisa menari, tidak asal.”

Namja itu langsung menunduk.

“… yang kami cari skill ya. Bukan orang yang gila popularitas…”

“Key. Sudahlah. Dengarkan dulu kata-katanya…” Sela Jinki cepat.

“Bisakah aku… mencoba?” Tatapan yakin namja itu cukup untuk membuat Jinki tersenyum

“Kau yakin?” Jonghyun membetulkan letak topinya.

“Aku… mau berusaha.” Jawaban itu membuat Jinki melirik kea rah Minho, menyuruhnya untuk memilih sebuah lagu. Minho mengangguk pelan.

“Siapa namamu, dongsaeng?”

“Taemin. Lee Taemin.”

“Kau tahu dimana harus berdiri kan, taemin-ah?” Minho berjalan ke player musik mereka, dan sesaat sebelum memencet tombol play—

“Show us your skill.”

FLASHBACK- END

©2010 SF3SI, Freelance Author.

This post/FF has written by SF3SI Author, and has claim by our signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

37 thoughts on “Can You Be Mine, Noona? – Part 3”

  1. Suerr
    Ga kebayang taemin ngedance
    Pasti keren
    Victoria jangan galak galak
    Nanti cantiknya ilang lo
    Sabar nickhun pasti bahagia disana *apadeh ini -_-
    Lanjuttt!!!

    1. hehe. saya saja tidak bisa membayangkan, makanya dance part-nya saya potong XDD.
      Vic nya kegalakan ya? hmm. *bingung* uum… ==” ah.
      jadi ga enak sama Victoria X)

      makasih ya~ lanjutannya sudah saya kirim kog.
      di tunggu ya… *ngarep* ^^

  2. huaaaaaaaaaaa~ aku udah nungguin ini FF~ makin seru~
    ya ampun kasihan banget yaa jadi Taemin~
    huaa digampar lagi ama Vic eonni~ sabar ya Tae..

    hoo~ yg flashbacknya itu mantep~
    pokoknya dilanjut thor~ kekekeke~

  3. Aw… Taeminie , q tak tahan melihatmu seperti ini…
    DAEBAK..
    Nextnya cepetan ya..
    Bisa mati penasarn saya kalo kelamaan.. Kalo perlu besok…

  4. mumpung reader baru, aku baru ngeliat ini…
    hehehe….

    ishh … taemin kena penyakit apa? … taemin nge-dance…. gx bakal di ragukan lagi !!
    key jgn marah2 mulu, cepet tua loh ! onew jgn kebanyakan senyum nanti tiba2 gx bisa balik lagi tuh bibir… senyum ajah tiap hari… minho…. gx da komentar… jjong… prok..prok..prok…. gx tau mau ngoment apa tentang jjong.. taemin …. jaga diri, klo sakit minum obat, jgn di buang obatnya!! *di kejar2 ama member shinee pke golok!*

    lanjut ya …. seru juga nih … #readers banyak omong!!#

    1. hallo, ella.
      saya juga baru ini buat fanfic. XD. salam kenal ya.. hhoho

      uum… kayaknya susah nyuruh onew biar ga banyak senyum…
      mau iuran buat nyumpel mulutnya pake ayam? *ngorek tabungan*

      obatnya diminum kog. cuman ga mempan kali ya? Dx

      gomawooo~

  5. AAAAAAAA SUMPAH INI FF KEREN BGT! ASLI BEGO BGT KALO ADA READERS YG GA SUKA INI! #SORRYFRONTAL
    KEREN ONN! LANJUT!! AKU NUNGGUIN XD

      1. ah ga kok onn, kkk
        mian itu frontal d atas. abisnya kesel masa yg komen dikit bgt. ff bagus jg =.=
        btw onni punya fb nda? minta alamatnya dong >.<

        na ddo ❤ kkkk

        1. haha. gomawoo *peluk2 yupi* FB? ada, umm.. jangan disini,, takud disalah gunakan. xDDD
          coba masuk ke blog saya aja dulu,, nanti saya kasih link-nya X’)

  6. Unniieeee!!!!!
    Ngepost na jangan lama-lama don*ditampar author
    3 hari sekali ato seminggu sekali kayaknya oke juga gimana*terror author pakek puppy eyes

    1. *melting gara2 liat puppy eyes*
      >//<

      3x?? kaya minum obat ya. taem aja males looo ^^ *ngeles*
      jadi ketahuan males nulis ni… aaa, Minra jahat~ XD

      gomawo pokoknya dah mampir & komen. di tunggu ya… 😀

  7. taemniiee….
    Pasti sakit bgt d tampar sama victoria eonn,,,,

    authorrr….
    aQ suka bgt sama ff yg alur.a maju-mundur kayak gini,,,,, baca.a bisa santai, bisa lebih mendalami (?) karakter tokoh.a….
    Lanjuuuut….

  8. Wahhhh akhirnya keluar juga,,,tambah seru aja author,,next partnya jgn lama2 yaaa,,,kalau bsa ada miracle gtu pas endingnya uri taeminie bisa sembuh *readers sok ngatur*…heheheh…gomawoo author,,,good job 🙂

  9. author !!!!!!! kemana aja nih?? kok lanjutanya ga muncul2??
    *apa saya yg ketinggalana??

    aduhh!! beneran deh tor! saya udah ga sabar nungguin lanjutannya…
    dilanjutin cepet ya author yg maniss!!!
    saya sangat suka ff ini!!!

  10. Aaaa!!!! Gak tau kenapa tapi part ini sedih bgtt
    Ogitu toh awal ketemunya merekaaaa
    Aaaaa emaknya taemin care dikit napa sih
    Main bayar2 doang aissss

Leave a reply to mocha-creamy Cancel reply