KITE
~Another Story of Save Me~
Di masanya, ia pernah takluk dalam arogansi hasrat bocah-bocah itu membiarkan dirinya dipermainkan angin. Terhempas ke atas kiri kanan, atau mimpi terburuknya justru ia harus tersematkan oleh juluran ranting-ranting juga termasuk daunnya. Berpikir ia mungkin terselamatkan dari siksaan tamparan udara bergerak itu, yang terkadang dalam cuaca yang tidak begitu bersahabat lantas ia menemui tubuhnya harus robek di sana sini. Dan pada akhirnya ia hanya tetap menjadi komoditas, patuh pada sang tuan ketika ia masih menyibakkan keanggunannya dalam terpaan angin, dan menjadi seharga sampah-sampah setelah cacat pada fisiknya yang tidak memungkinkan ia memamerkan angkuh sibakan kerangkanya di atas sana.
“Tulisanmu bagus,” katanya tiba-tiba ketika Boram masih menenggelamkan dirinya dalam narasi ceritanya. Ia tersentak, terburu-buru menutup bukunya tanpa berpikir tiba-tiba saja buku itu terlepas dari tangannya. Terlalu cepat bagi otaknya untuk mencerna apa yang terjadi, hingga ditahunya kini ia harus berurusan dengan lompatan kakinya yang terang saja masih belum bisa menjangkaukan tangannya untuk kembali merebut buku itu dari tangan Jinki. Hell, betapa ia harus benci mengakui jika lelaki itu terlalu tinggi baginya. Continue reading Kite