The Silent Touch of Marriage – Part 2

The Silent Touch of Marriage

(Part 2)

Author: Chanchan a.k.a Chandra Shinoda (chandrashinoda)

Beta-Reader: Tulasi Krisna Maharani

Main Cast:

– Kim Hyora (covered by Jessica SNSD)

 Kim Jonghyun

– Kim Kibum (Key)

– Kim Yong Sang

Support cast:

– Other SHINee members

– Kim Hyunri

Length: Sequel

Genre: Family, Friendship, Romance

RatingPG-16

Disclaimer     : I don’t own all SHINee members, they are Gods’s. They belong to themselves and SM Entertainment. I’m just the owner of the story.

Annyeong! Huft, akhirnya selesai juga part ini. Maaf lama nungguinnya. Aku baru dapet waktu luang setelah selesai ujian blok Medical Communication. Yah, untuk part selanjutnya aku nggak bisa janjiin cepet. Mungkin FF ini akan jadi on-going monthly. Jadi, sabar aja nunggu kelanjutannya, ya? Gomawo ^^

Attention!

Kalau baca part ini aku sarankan dari komputer, ya. Jangan dari HP. Kenapa? Karena di part ini aku sisipin video. Kalian wajib nonton video itu supaya nyambung sama cerita FF-nya, oke? gomawo 😀

***

Aku ingin menggali semua masa lalu

Menghempaskannya jauh dari batas sudut pandang manusia

 Bagaimana aku harus keluar dari permasalahan ini?

Aku benci menjadi benalu bagi tiap orang yang kusinggahi

Seandainya aku bersikeras melangkah, mungkin permasalahan yang kutemui akan semakin sulit

 Namun jika aku menyerah, jalan keluar takkan pernah terbuka untukku 

-Kim Hyora-

***

Hyora mengintip Yong Sang yang tengah memakai seragam sekolahnya. Gadis kecil itu mengerjakannya dalam diam. Ekspresi wajahnya agak serius. Kedua alisnya bertaut, terlihat agak sulit melakukan pekerjaan itu. Sesekali ia mendesah ketika jari-jarinya gagal memasukkan bulatan-bulatan kancing baju itu ke lubangnya.

Hyora menghela nafas pelan. Masih ada segelintir penyesalan di hatinya mengingat dirinya tak mampu memenuhi permintaan Yong Sang semalam. Dengan malas Hyora berjalan ke meja makan, bergabung dengan Jonghyun yang tengah sibuk melahap sarapannya.

Oppa, bolehkah aku yang mengantar Yong Sang ke sekolah sekarang?” tanya Hyora setelah meneguk segelas teh hangat.

Jonghyun menatap Hyora, bingung. Ada apa gerangan dengan istrinya ini? “Boleh saja. Tapi, apa kau tidak terlambat ke kantor nanti?”

Hyora menggeleng. “Aniyo, hari ini aku hanya menghadiri rapat pukul sebelas siang nanti.” ujarnya, menyendok lagi bubur ayamnya.

Sebelah alis Jonghyun terangkat. “Apa kau akan menemani Yong Sang lebih lama di sekolahnya nanti?” tanyanya, sedikit terdengar khawatir.

“Kurasa begitu.” tutur Hyora setelah menimbang-nimbang sejenak. “Memangnya kenapa?”

“Tak apa..,” ucap Jonghyun, sedikit ragu. Ia tak tega mengatakan apa yang mungkin saja akan dialami Hyora ketika bertemu teman-teman Yong Sang nanti. Ia lebih memilih diam daripada membuat Hyora mengurungkan niatnya.

***

Hyora menyetir mobilnya dengan santai. Sesekali ekor matanya melirik Yong Sang yang masih diam membatu di sebelahnya. Suasana ini terasa begitu canggung, seolah mereka bukanlah pasangan ibu dan anak.

“Yong Sang-ah, apa kau masih marah masalah kemarin?” Hyora angkat bicara, memecah keheningan diantara mereka.

Yong Sang menggeleng. “Aniyo,” jawabnya singkat. Ia tak punya alasan untuk marah. Walaupun memang hatinya kesal, ia tak tahu bagaimana cara mengungkapkannya.

Yong Sang menghela nafas pelan. Meski keinginannya semalam tak terpenuhi, setidaknya pagi ini ia bisa menghabiskan waktu bersama umma-nya walaupun ia tak yakin ini akan menyenangkan.

Hyora memarkir mobilnya di ujung lapangan. Ia bergegas keluar dari mobilnya dan menggandeng Yong Sang, berniat mengantar Yong Sang ke kelasnya.

“Kenapa umma ikut turun? Mau mengantarku?” tanya Yong Sang polos, namun seolah menyembunyikan sesuatu.

Hyora mengernyitkan alisnya. Ia menatap kedua bola mata putrinya lekat-lekat. Sorot mata itu sama dengan pandangan yang dilemparkan Jonghyun tadi pagi padanya. Memang apa yang salah? Tidak bolehkah seorang ibu mengantar putrinya yang masih duduk di Taman Kanak-kanak ke kelasnya?

Ne, waeyo?” Hyora balik bertanya, berusaha terlihat biasa saja.

“Tak apa,” Yong Sang menggeleng.

Hyora menelan ludahnya. Bahkan jawaban yang Yong Sang berikan pun sama dengan Jonghyun. Ada apa sebenarnya? Dimana letak kesalahan semua ini?

Yong Sang meraih tangan Hyora. Kedua ujung bibirnya terangkat, gadis kecil itu tersenyum. “Kajja, Umma!

Hyora balas tersenyum. Senang rasanya melihat Yong Sang tersenyum karena dirinya. Ini seperti penemuan langka yang patut untuk dipuji.

***

Kerumunan teman-teman Yong Sang mulai tampak ketika memasuki halaman. Sosok-sosok kecil yang berlalu lalang itu tampak seperti kerumunan semut yang tengah menggotong makanan. Saling berdesak-desakan dengan pandangan yang tertuju pada satu titik.

Keadaan mulai terasa aneh ketika Hyora menggandeng Yong Sang di sepanjang lorong menuju ke kelas. Anak-anak yang berada di sekitar mereka seolah sedang membicarakan sesuatu. Saling berbisik satu sama lain dengan tatapan tertuju ke arahnya.

Hyora mengernyitkan alisnya. Sesekali ia melirik pakaiannya. Tidak ada yang salah. Apakah seorang wanita yang mengenakan seragam kantor begitu anehnya di mata anak-anak ini?

“Yong Sang-ah, siapa yang kau ajak itu? Cantik sekali. Apa dia bibimu atau istri baru appa-mu?!” deg, langkah Hyora terhenti. Ia menatap anak laki-laki gendut yang baru saja meneriakinya. Apa ini? Apakah ini ekspresi yang dimaksudkan Jonghyun dan Yong Sang?

Yong Sang melepaskan genggaman tangan Hyora. Wajahnya memerah. Rahang bawahnya mengeras, menahan amarah atas hinaan anak itu terhadap ibunya. Yong Sang menghentakkan kakinnya. Ia mendekati anak itu dan medorong pundaknya sekuat tenaga. “Ya! Dia umma kandungku!” Yong Sang berteriak, tubuhnya bergetar dengan sorot mata tajam yang mulai memerah.

Anak yang barusan di dorong Hyora tersungkur. Ia meringis. Lengannya yang menghantam tanah terasa ngilu. Sekilas tatapannya beradu lagi dengan Yong Sang sebelum akhirnya Yong Sang berlari meninggalkannya ke kelas.

Kerumunan anak-anak itu bubar ketika Yong Sang telah raib. Hanya tinggal Hyora yang diam membeku di sana. Otot kakinya terlalu kaku untuk digerakkan. Dan seandainya pun bisa bergerak, kemana ia akan melangkah? Pikirannya kacau. Apa maksud semua ini? Apakah teman-teman Yong Sang selama ini menganggapnya tak mempunyai seorang ibu?

Seseorang meraih tangan Hyora. Kecil dan hangat.

Ahjumma, boleh kita bicara sebentar?” Hyora melirik pemilik suara yang baru sana meraih pergelangan tangannya.

Anak laki-laki sebaya Yong Sang, begitulah otak Hyora menyimpulkan setelah saraf matanya melihat sosok makhluk yang menyapanya.

“Ayo ikut denganku sebentar. Berdiam di sini hanya akan membuat ahjumma semakin merasa kacau,” ucap anak itu lagi. Cara bicaranya terdengar dewasa, jauh melampaui umurnya.

Hyora tak menjawab, tidak mengangguk ataupun memberikan gerakan non verbal lain yang menyatakan ia setuju dengan ajakan anak itu,  namun kakinya melahkah mengikuti anak laki-laki itu.

Anak laki-laki itu berhenti di samping kolam dekat halaman belakang. Ia membalikkan tubuhnya, menatap Hyora dengan senyum manis khas anak-anaknya.

“Perkenalkan, namaku Choi Minho.” anak laki-laki itu memperkenalkan dirinya. “Aku teman Yong Sang.” lanjutnya lagi.

Hyora menatap makhluk kecil bernama Choi Minho itu. Bibirnya terlalu keras untuk memaksakan senyum dan membalas ketulusan dari anak TK  itu.

“Jangan dipaksa. Aku tahu ahjumma sedang shock,” tutur Minho, sekali lagi tersenyum. “Sebaiknya anda jangan kaget dengan perlakuan anak-anak barusan,”

“Apa maksudmu?” akhirnya Hyora mengeluarkan suaranya meski tampa penekanan nada yang meunjukkan ucapannya adalah sebuah pertanyaan. Kedua alisnya mengernyit. Pikirannya di penuhi ‘Apa yang salah dengan ini?’

Minho mengalihkan tatapannya ke taman. Ia menarik nafas dalam-dalam. Kedua kelopak matanya sedikit merapat, terlihat serius. Dia memang tak punya hak untuk mengatakan ini. Namun, jika ia membiarkan Hyora tetap dalam ‘ketidaktahuan’ tentang masalah ini, entah hal buruk apa yang akan terjadi jika ia kembali mengantar Yong Sang dihari berikutnya.

“Sejak masuk ke Taman Kanak-kanak ini Yong Sang selalu diantar Jonghyun Ahjussi. Ketika ada pertemuan orang tua, mengambil raport, ataupun jika ada acara penting selalu Jonghyun Ahjussi yang menemani Yong Sang,” papar Minho, menegaskan sedikit suara khas anak-anaknya.

Hyora menelan ludahnya. Ia ingin menyangkal, namun apa yang dikatakan anak ini bukan karangan semata, namun kenyataan.

“Yong Sang anak yang baik dan ceria,” Minho melanjutkan ceritanya, “namun seiring berjalannya waktu teman-teman lain mulai menanyakan siapa dan dimana ibunya. Setiap dia mendengar pertanyaan itu, Yong Sang seketika berubah. Tidak mau menjawab dan menghindar begitu saja,” Minho melirik ke arah Hyora, mengamati setiap respon yang mungkin saja dilakukan yeoja itu.

Hyora terdiam. Hatinya mencelos. Ia tak bisa mengelak lagi sekarang. Kedua kakinya mendadak lemas. Rahang bawahnya bergetar. Ini terlalu kejam, batinnya.

Ahjumma, kau baik-baik saja?” Minho sedikit terkejut dengan reaksi Hyora. Ia menghampiri wanita itu, yang kini bersimpuh sambil membekap mulutnya.

Ahjumma, maaf jika kata-kataku menyakitimu,” Minho menepuk-nepuk pundak Hyora. Ada rasa sedikit menyesal dihatinya  telah memberitahu kebenaran kepada wanita itu, namun apa yang telah ia lakukan adalah benar.

“K.. kau T… tidak salah,” ucap Hyora parau. Ia meremas lengan Minho kuat-kuat ketika bocah itu memeluknya, meminta kekuatan pada satu-satunya orang yang kini ada di sisinya.

Minho mengelus rambut Hyora dalam diam. Sikap dewasanya mampu membuatnya menahan ketakutan dengan kondisi Hyora. Ia tahu, dari mengajak hyora datang kemari ia telah mengambil sebuah resiko dan kini dirinyalah yang menanggung akibatnya. “Uljima, Ahjumma,”

***

Hyora membuka pintu kamar Yong Sang perlahan. Didapatinya gadis kecil itu tengah terlelap. Hyora mengatupkan kedua bibirnya, bingung untuk tersenyum ataukah tetap memasang wajah datar. Kejadian tadi pagi membuatnya tak bisa berpikir jernih hingga sekarang.

Hyora menghenyakkan tubuhnya di kursi meja belajar Yong Sang. Rasa pening menjalari kepalanya. Entah karena urusan kantor atau  karena suasana hatinya, ia tak ingin menggubris itu sekarang. Perlahan ia meletakkan laptop yang sejak tadi di bawanya. Ada sebuah video milik Jonghyun yang ingin ditontonnya. Sebuah video sederhana yang berjudul ‘Pembuahan’.

Berawal dari pertemuan sperma dan ovum sebuah perjalanan panjang baru saja dimulai. Dimulai dari persatuan gen ayah dan ibunya, terbentuklah calon bayi yang siap menetap di rahim sang ibu selama 9 bulan.

Jantung, organ pertama yang terbentuk. Perlahan kaki dan tangan sang bayi mulai bertunas. Hyora tersenyum tipis. Membayangkan Yong Sang dulu dalam bentuk seperti itu terlihat menggemaskan.

Seiring berjalannya waktu ia terus berkembang. Kelima panca inderanya mulai berfungsi. Ia memegang tali pusatnya, refleks menghisap jarinya. Ia belajar mengingat, ia mengenali suara ibunya, bisa merasakan apa yang dimakan ibunya melalui air ketuban. Kadang ia tertidur dan bermimpi di dalam ruang gelapnya, entah apa, mungkin suara air ketuban atau detak jantung ibunya. Ia terus tumbuh, hingga ia siap untuk memulai hidupnya di dunia.

Layar komputer yang sejak tadi dipenuhi warna berubah gelap dengan lahirnya sang bayi. Hyora tertunduk. Ekor matanya melirik buku-buku jarinya yang mulai mengeras mencengkram mouse yang sepadan dengan genggamannya. Dadanya bergemuruh. Bukan perasaan ingin menangis, tidak, air matanya kering sama sekali. Ia tahu benar perasaan ini, marah. Ia baru saja menyulut emosinya dengan kembali menyaksikan gambaran enam tahun silam, dimana dirinya tengah memelihara benih di rahimnya dengan penuh dilema.

Jika sembilan bulan itu ia ingat kembali, entah mengapa dadanya terasa begitu sesak. Ia tentu ingat, saat itu dirinya mengalami dilema karena merasa mengkhianati Kibum. Apakah sejak saat itu hubungannya dengan Yong Sang memang sudah digariskan bejalan tidak baik?

“Kau belum tidur, Hyora?” sosok Jonghyun menyembul dari arah pintu.

Hyora sedikit terkejut. Ia menatap Jonghyun, seolah namja itu adalah seorang pencuri yang siap melahap hartanya.  Indera pendengarannya sama sekali tak menyadari kedatangan suaminya.

“Ada apa denganmu?” tanya Jonghyun dengan kedua alis mengernyit, bingung sekaligus tak mengerti.

O.. Oppa,” Hyora terbata, memaksakan seulas senyum tipis seolah tak terjadi apa-apa.

“Kau menonton apa barusan?” nada suara Jonghyun terdengar sedikit menyelidik, seolah tahu apa yang akan ditonton Hyora dalam keadaan seperti ini.

“Pembuahan,” jawab Hyora polos, dan ia yakin Jonghyun tak akan terkejut mendengarnya. Bisa ia pastikan dengan ekspresi wajah Jonghyun yang hanya menghela nafas lalu duduk di sampingnya.

“Jangan katakan kau merasa bersalah setelah menonton video itu,” Jonghyun mengusap puncak kepala Hyora. Ia melepaskan pegangan tangan Hyora yang masih mencengkram mouse dengan kuat. “Ya, mouse-nya bisa rusak jika kau begitukan!” seru Jonghyun, berusaha mencairkan sedikit suasana yang canggung itu.

“Aku selalu merasa bersalah. Selalu,” right, dan usaha Jonghyun nampaknya belum berhasil. Hyora menunduk. Keningnya berkerut dan nada suaranya mulai terdengar serak.

Jonghyun menghela nafas lagi lalu berkata, “Jangan sesalkan itu. Meski kau tak bisa mendampingi Yong Sang, setidaknya perasaanmu sempurna terhadapnya.” ia menyendarkan kepala Hyora di pundaknya.

Hyora mulai terisak pelan. Inilah luapan emosinya. Rasa kesal, marah, menyesal, semua ia luapkan di pundak Jonghyun. Memang inilah cara meluapkan emosi paling gampang untuk kebanyakan yeoja. Saat ia merasa tertekan, tersudutkan, tak mempunyai pilihan, maka air mata akan menetes dengan sendirinya.

Hyora mengangkat kepalanya. Kedua tangannya terkepal.    “Kau tahu, teman-temannya bahkan menganggap dia seorang anak piatu,” akunya pilu, “Mereka menganggap kau adalah orang tua tunggalnya!”

Jonghyun terdiam. Hatinya mencelos. Ternyata apa yang dikhawatirkannya memang benar terjadi. Kedua alisnya kini bertaut. Ia memandang Hyora, miris. Sejenak tangannya ingin mengusap puncak kepala Hyora, namun ia mengurungkan niatnya. Ia terlalu bingung untuk memilih sikap yang tepat.

Keduanya terdiam, tenggelam dalam perasaan masing-masing. Hyora mencengkram kedua pelipisnya, kepalanya terasa  pening. Sementara Jonghyun, namja itu masih bungkam. Ia terlalu sibuk memilih. Terlalu banyak kata ‘bagaimana kalau aku begini..,’ di dalam pikirannya. dan kelanjutannya, ‘setelah itu apa yang akan kulakukan?’

Jonghyun mendesah, berusaha menjernihkan pikirannya. Tidak lucu jika dirinya yang dikenal orang sebagai seorang profesional tak mampu menyelesaikan pergulatan perasaannya sendiri.

Dengan sedikit rasa bergetar Jonghyun menyentuh jemari Hyora yang masih menutupi wajahnya. “Mianhae,” bisiknya.

Maaf, ya.., hanya kata maaf yang kali ini pantas ia ucapkan. Tak lebih atau pun kurang. Tidak ada yang benar atau pun salah dalam masalah ini. Jadi, ia memilih memberikan jawaban singkat dengan makna luas itu untuk menutupi kekurangannya.

Oppa…,” Hyora meringis, membiarkan lengan kekar suaminya menjadi penopangnya. Nyaman, suatu rasa yang tak bisa dipungkirinya. Hanya pada namja ini ia bisa menunjukkan sisi lemahnya. Ya, tak ada orang lain selain namja ini.

***

Hyora membaringkan tubuhnya di samping Yong Sang. Tubuhnya terasa letih. Tenaganya terkuras untuk menangis. Tangannya mengelus rambut Yong Sang lembut. Sementara Jonghyun duduk di tepi tempat tidur, menatap keduanya sambil tersenyum tipis.

Oppa, besok mau berangkat sama-sama, tidak?” tanya Hyora tiba-tiba, membuat Jonghyun mengernyitkan alisnya.

Ne?” Jonghyun meminta kepastian Hyora.

“Aku ingin memulai sesuatu yang baru,” papar Hyora pelan. Ia menatap Jonghyun sembari tersenyum. “Kau mau, kan?”

Ne,” Jonghyun mengangguk. Ia menutupi tubuh Hyora dengan selimut coklat milik Yong Sang. “Nah, istirahatlah. Temani saja Yong Sang di sini. Aku masih harus menyiapkan presentasi untuk seminar abortus besok.” bisik Jonghyun sembari mengecup kening Hyora.

Ne, selamat malam, Oppa,” Hyora memejamkan matanya, menutup hari ini dengan damai bersama suami dan anak semata wayangnya.

Menghadapi persoalan sehari-hari memang tak segampang membalikkan telapak tangan. Ada suatu hal yang terkadang membuat kita mengabaikan sesuatu yang penting bagi hidup kita. meski tak didasari unsur kesengajaan, namun secara tidak langsung kita telah melakukan suatu kesalahan yang besar.

Hyora menarik ujung selimutnya. Ia mendekap erat punggung Yong Sang yang tengah tertidur membelakanginya. Mereka telah melalui Sembilan bulan yang menakjubkan bersama. tidaklah salah jika kebersamaan sembilan bulan itu diperpanjang menjadi 20, 50 atau 100 tahun ke depan.

*TBC*

Next – Part 3

“Gomawo sudah mengantarku hari ini, Umma, Appa,”

***

“Hyora-ya, apakah Appa dan Umma sudah memberi kabar? Mereka akan datang malam ini ke rumahmu. Err, Taemin juga ikut,”

“Ne, apa yang kau katakan, Jinki Oppa?”

***

“Ya, Hyora! Sebaiknya berhenti mencari muka di depan manager Kim. Ingat, kau itu sudah berkeluarga!”

“Jaga ucapanmu, Hyunri. aku tak serendah itu!”

***

“Hyora, kau terlihat lelah mau kuantar pulang?”

“Aniyo, Key. Jonghyun Oppa dan Yong Sang akan menjemputku,”

***

“Ya! Kim Kibum, lepaskan tanganmu dari istriku!”

“Dasar emosian!”

“Hentikan keributan kalian, ini di depan perusahaan!”

***

“Maaf untuk yang tadi, Oppa,”

“Jelaskan saja nanti. Aku sedang menyetir!”

“Komohon jangan tunjukan emosimu, orangtuaku sudah menunggu di depan rumah kita,”

***

©2011 SF3SI, Chandra.




This post/FF has written by Chandra, and has claim by her signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

187 thoughts on “The Silent Touch of Marriage – Part 2”

  1. part ini bener-bener menyentuh..
    permainan kata-katamu bagus banget, Chan ^^
    videonya apalagi, bikin terharu..
    aku tunggu deh lanjutannya

  2. kasian Yong Sang T.T
    huffftt..
    makin penasaran nih, terutama sama konflik Jong Key di part selanjutnya..
    aku tunggu deh part selanjutnya..

  3. part ini pendek u,u
    tapi gak papa kasian banget itu yong sangnya masak dikira gk punya umma,hyora juga masih belum bisa terima kehadiarang yong sang.jjong oppa sabar banget disini,aduh itu minho kecil kecil omangannya udah begitu giman besarnya ck –”
    ditunggu next chapter 😀

  4. pas Yong Sang dikira ngga punya ibu itu nyesek bangetttt!!!!!
    pas nonton video pembuahannya aku hampir nangis loh channnn.. kangen umma… T.T
    semangat ya kuliahnya..
    aku tunggu part selanjutnya ^^

  5. terharuu… sumpah T_____T
    kebaikannya Jjong, usahanya Hyora, ketabahannya yong sang.. aku kagum sama mereka…!!!
    ayo lanjutttt!!!
    makin seru nihh, apalagi di next part ada konfliknya..
    semangat, Chandra!!

  6. sukaaaa sukaaa sama ff ini!!! aku kok entah knapa jadi sebel sama key yah…
    pokoknya jjong harus tetep sama hyora,, kalo ga jjongnya aku rebut (?)
    kira kira bakalan ada part yang di protect gak author unnie?? *hihihi*
    aku harus dapet passwordnya kalo gitu yaaahh…
    next part di tunggu lho..

  7. menyedihkan skali yong sang.
    punya ibu tp spt tdak punya.
    untung aja hyora segera tau. Jd buruan sadar.
    mudah2n bner2 memulai awal yg baru, g cuma bertahan sbntar aja.
    n mudah2an d awl yg baru itu bisa menghasilkan sesuatu yg baik. dliat dri previewny hyora bneran brubh. Smoga.
    nice chan, wlwpun next part agak lama gak ap2 kog.
    fighting!!

  8. kok bisa ya.. dapet feel ff kehidupan rumah tangga gini?
    kena banget lho, kayak, ya .. memang harus gitu kalo rumah tangga tuh. apa ya? pokoknya gitu lah. nggak lebay&nggak kaku deskripsinya .. nah lho bingung -_-

    dapet feel yang ‘jurusannya’ beda sama aslinya tu kan susah.. atau emang chandra eonni udah ada rencana nih .. jadi bisa dapet feel nya .. hehehe *peace ^^V
    (author : ni reader bawel amat dah -_-) 😛

  9. uihh
    Minho dewasa Bgt yah
    disini

    sumpah ini FF bener” aq tungguin kehadirannya (?)

    HyoRa kamu hrs bisa brubah menjadi lebih baik..
    kasihan YongSang kan..

    eh ada teaser Part 3..

  10. Huaaaa SUKA BANGET! Kata katanya bagus banget bikin aku tehayut dalam ceritanya, fellnya dapet banget, alurnya keren. suka banget sama karakter jjong disini. Terus banyak kata-kata ilmiah lumayan buat belajar, soalnya diriku tertarik banget sama hal hal yg menjurus ke kesehatan . Hahaha

    Pokonya ga ada kata lain selain perfect deh, kayanya nunggu lama part 3 ga masalah deh soalnya aku yakin pasti lebih seru dari ini. Daebak pokonya ^^
    oh yah aku tiba-tiba nangis masaaa liat vidionya, jadi inget mama :’)

    SEMANGAT!!!

  11. Wah, akhirnya hyora mau berubah. Semoga awal yang baik.

    Aku terharu loh nonton videonya, mau nangis :-C

    EH iya, part selanjutnya bikin penasaran, konflik apa nih antara Jongkey?
    Aku tunggu lanjutannya.

  12. Nyesek banget pas yong sang dikira anak piau T__T
    tapi hyora udah berusaha……
    Chan eon, Jjong suamin idaman banget disini,, kalo hyora ga mau, ama aku aja deh *plakk*
    lanjut yah, semangat juga kuliahnya 🙂

  13. ff yg paling di tnggu

    pas bca menyentuh bgt smpe btin terasa teriris
    *lebay mode on

    di tnggu next ceritanya
    udh mlai konflik nih sma key

  14. Wuahhhh suka sukaa!
    Minho disini dewasa banget ya hihi kuccikk! Anak TK bisa segitunya? Wuih hebattt wkwkw
    Terus Yongsangnya aigooo, kasian banget kamuuu
    Jonghyun sabarnyaaa yaampuunn. Dia gabisa marah ya?._. Tapi kayanya di next part marah(?)Tuh
    Ohiyaaa kata-katanya aku juga suka bangeett!
    Lanjuuutt

  15. Akhirnya akhirnya publs juga…q suka am konfli keluarganya sdrhana n simple,sepertnya msti nunggu lma lg ini part 3 nya

  16. wah-wah-wah
    setelah cukup lama menunggu ff ini, akhirnya keluar juga chap 2-nya~
    Hyora-nya udah mau terbuka sama Jjong? sedih banget kayaknya kalo jadi Yong Sang (TT_TT)
    ditunggu part selanjutnya~
    jangan lupa buat dilanjutin!
    nice ff!

  17. onnie, demi komen ini *lebay…* aku bcanya di hp, gak papa ya *apa hubungannya komen ma baca* tpi onnie, sumarry part 3nya kerenloh! Berarti ff lanjutannya dah dibuat ya?

  18. Ah~ Ceritanya seru sekali.. Speechless baca ini, maaf blm bisa komen apa-apa krn emg FF ini menurutku ga ada ‘cacat’-nya. Hehe… Ditunggu part selanjutnya, fighting! 🙂

  19. Kasian Yong San ternyata disekolahnya dianggap anak piatu -.- kata-katanya menyentuh. Sepertinya masalah 1 selesai, masalah baru dateng nih !!!
    Aku tunggu kelanjutannya thor^^

  20. ingin memulai sesuatu yang baru.
    suka .. 🙂
    kata-katanya sungguh menyentuh hati..
    memang kasih sayang seorang omma tidak ada duanya..
    ffnya keren can..daebak.
    lagi seru2nya baca malah TBC..
    penasarannya sedikit terobati dengan preview part 3nya.
    next part ditunggu ya.
    thanks udah share.
    fighting!!!

  21. aaah udah mulai cair..
    kayaknya bakalan baikan mereka..
    minhooo cute banget seperti biasa dewasa =))
    part 3 bikin penasaran nih >.< ~
    lanjut author

  22. Hem, jadi sbnrny hyora ama kibum msih brhubungan gak?

    Wahh, mianhe aku gk bsa bka videonya, aku bka lwt hp..
    Tpi nti kalo aku ol d pc, pasti aku tonton..

    Salut dch ama author, masih sempet nulis cerita bagus walaupun lg sibuk..
    Daebakk..
    Moga sukses ama kuliah kedokterannya..
    Bdw, qt seumuran thor, hehe 😀

  23. baca part sambil dengerin endless rain nya x japan, jdi sedihnya 10 x lipat.. huhuuu
    apalagi bagian hyora dikasi tau ttg yong sang di sekolah, sakit banget pasti
    huwaaaaaa

  24. sedih, sakit, kecewa yg gw rasaain baca part ini.
    kecewa bkn krna ffnya gak bgus atau apa loohh, jstru ff ini sngat menyentuh dn nampar gw… enthlah, apa krna ini tntang ibu dn anak? 🙂
    bingung deh mau komeng apa, bagus en ngena bngt dihati…
    yaudah dehh drpada ntr gw mewek mnding maraton lg ke part 3. ciaooo~ 😀

  25. kasian bnget tu si yongsang,di anggap anak piatu.
    mana si minho cool bnget lgi.

    terharu liat vidionya,jdi inget eomma.
    eommmaaaaaaaaaa……*penyuk eomma*

    lanjooot k part 3…….

  26. Wow Mino kau itu anak TK tapi pikiran uda dewasa, salut deh… Kasian bgt ama Yong SangT..T aku masi penasaran emangnya apa yang terjadi antara Hyora dan Key dimasa lalu??#curious

  27. Nah kan liat cuma dianggap bibi aja? Pasti sakit? Kok Minho disini jd anak TK yg dewasa, terlihat cute deh.
    Tetap ya jonghyun oppa, lembut sekali, melting nih oppa
    Cuuusss part selanjutnya
    ( ԓ’̀ , ‘́)ԓ chingu

  28. Mengharukan ToT
    Mino jadi anak TK dimari, tapi kaya anak gede ngomongnya, semakin terharu T.T
    Itu video ttg pembuahan? Aku gabisa nonton ;u; pen liat
    Pria idaman bnget nih jjong disini>///<

Leave a reply to Nona Lee Cancel reply