She’s My (Ex)Wife – Part 27

She’s My (Ex)Wife

Part 27

Author: Zika

Main Cast : Kim Kibum (Key), Kim Hyeo So & Choi Minho

Support Cast: SHINee,  Jun & Shina

Length : Sequel

Rating : General

Genre : Romance, Friendship

 

“Itu masuk rencana A hyung. Sudah bereskan? Hyung sudah menguntit dan mengirim foto-foto itu pada mereka?”

“Beres!”

“Rencana B nya, kita buat kasus baru yang akan menyangkutkan Shina. Jadi lebih mudah menjadikan Shina kambing hitam. Setelah itu aku akan mengambil langkah untuk lebih dekat pada Hyeo So, selama dia masih lupa ingatan bukan hal yang sulit kan mendekati dia. Lalu… heeemm harus ada kasus pendekatan lagi sebelum pembunuhan, untuk memperhalus jejaknya.”

“Tambahkan kasus baru lagi, tuduhan pemerkosaan. Lalu perselingkuhan, yang pasti kita buat mereka semua stress. Secara otomatis gossip yang tersebar akan menjatuhkan saham KN, jadi setidaknya kalaupun kamu tidak berhasil bersama Hyeo So. Perusahaan KN harus gulung tikar, begitu juga dengan YGroup……”

Ini adalah rekaman sekian setelah Shina datang dan memberikan seluruh hasil rekamannya. Shina ternyata sudah sadar akan posisinya sejak awal sehingga ia tidak bertindak bodoh. Total bukti sekarang ada dua, rekaman dari Shina dan Minho. Sidang di tutup selama beberapa hari menunggu hingga Key, Minho dan Hyeo So pulih sepenuhnya. Dan hari ini harus jadi klimaksnya, pengakuan yang sebenarnya dari setiap pihak yang terlibat.

“Jadi, ingatan anda sudah kembali Hyeo So Agassi?” Tanya pembela Jun. “Ne.” Ya, ingatan Hyeo So memang sudah kembali sejak lama dan sengaja pura-pura lupa seperti yang sudah di ketahui, itu semua bagian dari rencana. “Dengan kata lain selama ini anda berbohong dan berkerja sama dengan Shina Agassi merekayasa semuanya.” Tuding pengacara tersbeut. “Tidak, aku tidak berkerja sama dengan Shina aku hanya berharap. Dan ternyata semuanya terkabul, apa yang saya lakukan masuk ke dalam rencana Shina-ssi dan apa yang ia lakukan masuk ke dalam rencana saya, secara tidak sengaja.” Hyeo So menekan kata tidak sengaja. “Tidak masuk di akal!” tolak jaksa tersebut. “Anda pasti sudah merencanakan ini sejak lama, ingin menghancurkan SY Group.”

“Keberatan!” potong pengacara Hyeo So. “Di tolak. Lanjutkan tuan Jusob.” Hyeo So menarik nafas dalam-dalam. “Saya tidak pernah berniat menghancurkan SY Group, justru Sy Group lah yang sebenarnya berniat menghancurkan perusahaan saya. Sejak saya kecil. Saya punya banyak bukti untuk itu. Kalaupun saya ingin melawan SY Group saya tidak akan melibatkan siapapun, tapi Shina tiba-tiba datang dan menyelamatkan saya waktu itu.” Jelas Hyeo So mengulang semua kejadian yang terjadi hari itu, saat Jun datang menyelamatkan Hyeo So.

“Cukup, Jun! Aku udah muak sama semua kelakuan dan rencana-rencana bejat kamu!” seru Shina yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan tempat Hyeo So di sekap. “Maksud kamu apa? Kamu kan yang ngerencanain semua ini? Gak usah merekayasa kejadian deh, Hyeo So gak akan percaya sama kamu!” elak Jun. “Oh ya? Menurut kamu aku yang ngerekayasa semuanya? Kita buktiin nanti di pengadilan.” Tiba-tiba masuk segerombolan pesuruh Shina yang masing-masingnya membawa besi. Jun terpaksa mengalah karena bentengnya sudah lumpuh, para penjaganya berhasil di jatuhkan. Dan Shina bisa dengan mudah membawa Hyeo So bersamanya.

“Awalnya saya bingung siapa sebenarnya yang merekayasa kejadian, tapi pertanyaan saya terjawab saat Shina-ssi memperdengarkan saya rekamannya dan melindungi saya agar tidak ada yang bisa menemukan saya. Dan yang mengirim pesuruh ke lokasi Key adalah Shina-ssi juga, jadi sudah jelas di sini bahwa Shina-ssi sangat bersih dari tuduhan apapun. Dan Jun-ssi memiliki banyak tuduhan untuk di tindak lanjuti dengan cara penjara seumur hidup atau hukum mati. Dan saya hampir lupa, yang berperan sebagai penculik dalam scenario Jun-ssi adalah sang kakak – Sang Yun Soo.” Sambung Hyeo So penuh kemenangan.

“Pembelaan!”

“Di tolak. Hyeo So Agassi, apa masih ada yang ingin anda sampaikan?”

“Saya berharap tuan Han ikut di sidang, karena ia termasuk dalam kasus ini sebagai orang selundupan. Rencana pembunuhan berantai ini juga di dukung usahanya.”

“Keputusan sudah di tetapkan berdasarkan bukti-bukti yang ada, saksi hidup juga keterangan dari orang-orang yang bersangkutan. Dengan ini saya menyatakan, keluarga Sang Yuk di jatuhkan hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan tindak criminal, perencanaan pembunuhan berantai.” Palu di ketuk tiga kali menandakan sidang di tutup dan Hyeo So keluar sebagai pemenang. Polisi di sebar untuk mencari anggota keluarga Sang Yuk yang lain untuk di masukkan ke dalam penjara.

“Shina-ah, jeongmal gomawo.” Ucap Hyeo So tulus, tanpa Shina mungkin dirinya sudah mati bersama Key dan Minho. “Aku ngelakuin itu semua buat diriku sendiri kok, gak usah salah sangka.” Jawab Shina cuek. “Ok, tapi setidaknya sengaja atau gak sengaja kamu nyelametin aku dan aku mau berterima kasih. Annyeong.” Hyeo So membungkuk, hendak meninggalkan Shina.

“Tunggu.” Shina menahan tangan Hyeo So. “Ne?” entah kenapa walaupun Shina sering membuatnya berkelahi dengan Key, tapi di lubuk hatinya yang paling dalam Hyeo So tetap ingin menjadi temannya. “Maaf soal waktu itu, aku terpaksa nampar kamu. Walaupun sebenernya aku memang kesel, tapi yang pasti aku mau minta maaf untuk semuanya. Antara aku sama Key yang selalu bikin kamu sakit hati aku mau minta maaf atas itu semua.” Jelas Shina dengan kepala tertunduk. “Gak apa-apa, gak perlu minta maaf karena aku udah maafin kamu sebelum atau bahkan kamu gak minta maaf sekalipun. Aku tetep maafin kamu.”

“Thanks.” Keduanya tersenyum. “Agassi, sidang selanjutnya.” Ucap Pak Jung. “Tuan Jung, gomawo!” ucap Shina sambil tersenyum. “Ah ye Agassi.” Pak Jung membalas dengan membungkuk hormat. “Kalian?”

“Sudah cepat masuk, sidangnya udah mau di mulai.” Shina mendorong Hyeo So masuk. Key sudah duduk di dalam sendiri, cepat-cepat Hyeo So duduk di sebelahnya sebelum orang lain masuk. Beberapa menit kemudian sidang di buka.

“Pembatalan? Baiklah. Diterima!” Hyeo So langsung memeluk Key erat di susul member SHINee yang lain. “Syukur deh kalian berdua gak jadi cerai.” Ucap Onew. “Ne, gomawo semuanya. Maaf ya aku merepotkan.” Hyeo So terkekeh malu, diam-diam merasa tidak enak dengan pandangan kecewa Minho.

***

“Awas! Awas! Heh! Menjauh gak?! Ki aku itung sampe tiga, KI! AAAAAAAAA!!!!” Hyeo So berlari secepat mungkin menghindari Key yang mengejarnya dengan cicak di tangannya. “Oppaaaa!!!” Jonghyun reflek menoleh mendengar panggilan dengan nada melengking milik Hyeo So.

BRUK

“Ya! Kalian ini ngapain sih?! Sadar umur dong!” omel Jonghyun keki, karena Hyeo So sekarang celana putihnya kotor. “Tahu nih! Si Key gak ada kerjaan banget!” sembur Hyeo So. “Katanya anak sains, masa sama cicak aja takut. Lumayan nih So buat penelitian.”

“Bodo amat!” Hyeo So buru-buru masuk, membuka pintu untuk member SHINee yang lain. “Maaf ya berantakan, kita lagi beres-beres nih.” Ucap Hyeo So sambil berlalu. “Kok tumben?” Tanya Onew. “Soalnya belakangan ini si So ribut terus, katanya banyak debu makanya bersin-bersin terus.” Sela Key sambil membuang cicak tersebut ke tong sampah. “Ini, aku tadi udah masak. Kalian kalau mau makan langsung aja udah mateng kok, aku mau beresin yang di atas dulu ya.”

“Nuna, ada susu gak?”

“Ada itu di kulkas, jangan di habisin!” Taemin hanya cengengesan. “Gimana Key hubungan kalian?” Tanya Minho begitu Hyeo So naik ke lantai dua. “Lumayan lah, lebih akur dari sebelumnya. Kalau lagi kosong biasanya kita jalan-jalan berdua aja, atau beres-beres. Kalian jadi mau tinggal di sini gak? Hyeo So udah setuju buat ngurus kita permanent.”

“Maunya sih gitu Key, tapi kan kita gak enak ngerepotin kalian ehem Hyeo So lebih tepatnya.” Jawab Onew. “Ya hyung, kan So nya sendiri udah setuju. Malah dia seneng banget kalau kalian tinggal di sini, dulu juga gak apa-apa kan kita tinggal rame-rame di sini?” sahut Key lalu kembali melahap makanannya. “Tapi kira-kira lah Key, si Hyeo So juga pasti capek pulang sekolah harus beres-beres belum lagi kita kan sering berantakan. Baru sempet rapih-rapih kalau gak ada job atau latihan.” Tolak Jonghyun. “Tenang aja hyung, kita pake pelayan lah nanti. Aku gak setega itu juga kali sama So, walaupun dia ngotot mau kerja sendiri tapi aku tetep menang argument untuk pakai pelayan kekeke.”

“Liat nanti aja deh, ngomong-ngomong kapan nih gelar Taemin di ambil?” Tanya Minho. “Ne?” Taemin langsung berhenti minum susu untuk menguping. “Udah Taemin lanjutin minum aja, pembicaraan orang dewasa nih.” Taemin langsung mengerucutkan bibirnya. “Ya ampun, kita kan baru lulus SMA. Masih di sibukkan dengan urusan kuliah semester awal. Entar lah, kalau udah dapet kuliah yang bagus dan udah jalan sekitar 1 semester. Kasian juga si So, masa iya orang sibuk nyatet materi eh dia sibuk nenangin bayi.” Keempatnya meringis.

“So! Udah jam satu, kamu jadi ke dokter gak?” Tanya Key setengah berteriak. “Jadi jadi!” tidak lama Hyeo So turun dengan pakaian rapih. “Hyeo aku ikut dong, nebeng sih sebenernya.” Jonghyun buru-buru meletakkan piringnya. “Ayo! Semuanya tunggu dulu ya aku ke dokter bentar. Kalau butuh sesuatu telpon aja, ayo Jonghyun-ni oppa.” Keduanya bergandengan keluar meninggalkan member lain yang masih sibuk ngobrol sambil makan siang. “Oppa mau kemana?” Tanya Hyeo So begitu keduanya masuk ke dalam mobil. “Mau ngambil paket dari umma, biasa lah. Kamu?”

“Mau ke dokter mata, kayaknya mataku udah parah deh. Sering tiba-tiba burem gitu, awalnya aku pikir cuma apa ya… yaaa semacem kayak pusing lah muncul sekali doang. Tapi belakangan ini kayaknya makin parah. Tapi sebenernya sih ini aku Cuma mau ngambil hasil lab sama medical check up beberapa hari lalu.” Jonghyun terdiam, dan keduanya benar-benar terdiam selama perjalanan. “Gimana kalau ternyata, kamu bukan sakit mata kayak miopi atau hipermetropi?” ucap Jonghyun tiba-tiba saat mobil keduanya sudah masuk rumah sakit yang di tuju. “Maksudnya? Jadi mata aku normal? Ya syukur lah.”

“Bukan, tapi…-“

“Sudah tiba Agassi.” Ucap supir. “Oppa, nanti pulangnya mau bareng gak? Bareng aja deh ya, nanti aku hubungin ke nomor oppa. Duluan ya!” Hyeo So buru-buru turun karena dokternya sudah menunggu selama lima belas menit.

~ ~ ~

“Apa akan menyebar ke tempat lain dok?” Tanya Hyeo So. “Kemungkinan besar iya, tapi belum terdeteksi. Mungkin kita harus melakukan medical check up lebih dalam, banyak olah raga untuk menekan pertumbuhannya walaupun sudah parah.” Seolah ada yang menimpa dadanya, Hyeo So merasa sangat sesak nafas. “Kalau saya tidak salah, waktu itu dokter Helista sudah mengingatkan untuk memeriksa lebih cepat sebelum terlambat. Katanya ia sudah memberitahukan pada salah satu dari teman suami anda?”

“Saya… saya tidak tahu, apa saya sudah sangat terlambat dok?” Hyeo So menyeka matanya yang mulai berkaca-kaca. “Belum, hanya beberapa langkah kurang cepat sebenarnya. Tapi pertumbuhannya terlalu cepat, mungkin karena anda kurang menjaga kesehatan.”

“Apa saya bisa pakai kacamata untuk membantu sementara?” sang dokter mengangguk lalu memberikan nota. Ia tahu benar bagaimana rasanya mendapat kenyataan seperti ini di masa perkembangan, pasti sangat berat. “Terima kasih banyak dok.” Ucap Hyeo So lirih sambil menerima nota tersebut. “Saya nanti akan merekomendasi kan beberapa tempat yang bagus untuk penyembuhan secara alami dan rumah sakit yang bisa menangani lebih lanjut. Sabar lah, pasti bisa sembuh.” Hyeo So menggigit bibirnya sekeras mungkin, menahan perih di hidungnya, menarik nafas dalam-dalam dan berjalan dengan lemas.

*Sombody call 911

Shawty fire burning on the dance floor*

“Ne, oppa?”

“Hyeo jadi pulang bareng gak? Kamu udah selesai periksanya? Aku udah nih, udah on the way ke rumah sakit sih.”

“Oppa… oppa… aku…-“ tiba-tiba saja tangis Hyeo So meledak, tidak perduli tatapan orang lain. Emosi nya terlalu labil saat ini, rasanya hidupnya akan segera hancur beberapa saat lagi. “Hyeo! Kamu kenapa? Tunggu tunggu, aku udah deket kok.” Hyeo So menutupi mulutnya untuk meredam suara tangisnya dan berjalan sambil menunduk, benar-benar tidak bisa berhenti.

Hyeo So berjongkok di depan lobby rumah sakit masih menangis, berusaha menerima yang terjadi namun sulit. “Hyeo So, Hyeo So ya ampun kamu ini kenapa sih? Ayo kita masuk dulu ke mobil.” Jonghyun yang tidak lama tiba langusung menuntun Hyeo So masuk ke mobil. “Kita parkir sebentar deh pak.” Sang supir mengangguk lalu memarkirkan mobil. Pada gadis di sebelahnya yang masih menangis sepuas mungkin, Jonghyun menatap selama beberapa menit dengan penuh rasa bersalah.

“Aku pikir semuanya udah selesai, oppa…!” ucap Hyeo So terisak dan kembali menangis meraung-raung. “Mianhae Hyeo So-ah, aku… Cuma takut ngerusak konsenterasi kamu atau bikin kamu semakin pusing sama semua masalah yang ada. Aku gak tahu mana yang lebih baik.” Hyeo So menarik nafas dalam-dalam meredam tangisnya. “Ini semua di luar dugaanku, dan sekarang aku gak tahu harus ngapain. Aku bahkan gak pernah perduli sama diriku sendiri, sampai-sampai aku gak sadar kalau ini gejala kanker mata.” Mata Jonghyun semakin berkaca-kaca penuh dengan rasa penyesalan.

“Aku… aku… aku cuma..hhh.. Cuma mau semuanya berjalan mulus.” Kali ini gentian Jonghyun yang menarik nafas panjang, mengelus kepala Hyeo So lalu memeluknya. “Ini bukan akhir dari semuanya, aku akan bantu cari jalan keluar.”

***

“Key, bangun ayo. Hey, ayo ah cepetan bangun nanti kamu telat nih.” Hyeo So menepuk-nepuk kaki Key lalu menggoyangkan bahunya. “Kiki aku itung sampe tiga ya, nanti aku tarik nih! Satu, dua, tiga, Kim Kibum bangun!!” Hyeo So menarik kaki Key sekencang mungkin. “Ya!” seru Key kesal. “Makanya ayo bangun ah, mandi cepet udah jam empat nih nanti kesiangan.” Hyeo So menarik tangan Key berusaha membuat Key bangun dari kasur.

“Aduuhh aku ngantuk.” Keluh Key masih dengan mata terkatup. “Aku juga, ayo cepet cuci muka, gosok gigi kalau gak mau mandi. Habis itu langsung ke salon ya.” Hari ini SHINee punya jadwal pagi, jadi harus siap-siap lebih pagi lagi. “Kamu ikut?” Tanya Key sambil menggaruk kepalanya yang sedikit gatal, karena semalam tidak keramas sebelum tidur. “Enggak lah, hari ini hari minggu. Aku beres-beres rumah aja.”

“Ah gak mau, aku maunya kamu ikut.” Rengek Key. “Nanti aku gak mau syuting nih.” Ancam Key sambil bersiap kembali tidur. “Iya iya, aaahh manja deh! Udah sana ke kamar mandi, aku mau bangunin yang lain dulu. Eh iya! Semalem kamu gak keramas ya?” Key hanya bisa meringis. “Dasar jorok, awas ya lain kali ketauan tidur gak bersih-bersih dulu.” Ancam Hyeo So sebelum akhirnya keluar dan membangunkan member lain.

“Taemin, bangun yuk.” Hyeo So mengetuk pintu kamar Taemin dan Minho sebelum masuk. “Aduh, kalian ini semalem tidur jam berapa sih?” decak Hyeo So sambil mengambil baju Taemin yang sudah bisa di pastikan di buka saat Taemin sedang tidur, dengan kata lain Taemin membuka baju dalam keadaan tidur seperti biasa. “Minho, Taemin bangun yuk. Udah jam empat nih ayo ayo cepetan.” Keduanya hanya mengerang sambil merubah posisi. “Eeeehh kok malah ganti posisi aja sih, ayo ah bangun cepetan! Udah pagi iniiiiii, Minho, Taemin! Bangun ayoooo!!! Jangan kayak anak bayi deh. Heh ayo ayo, ya ampun ini anak dua kok susah di bangunin sih?” Hyeo So menarik tangan Taemin berusaha membangunkannya dari kasur. “Cuci muka cepetan! Sana ke kamar mandi ah, nanti aku kasih dua botol susu pisang.” Tiba-tiba saja mata Taemin terlihat sangat segar dan dengan semangat berlari ke kamar mandi.

“Min…-“ Hyeo So tidak jadi membangunkan karena Minho sudah duduk di pinggir kasur. “Pagi.” Sapa Minho dingin lalu meninggalkan Hyeo So keluar, Hyeo So menarik nafas dan melanjutkan ke kamar selanjutnya. “Oppa, bangun… hitungan ke tiga gak bangun…-“ belum selesai Hyeo So bicara Jonghyun sudah buru-buru duduk, ia lebih memilih bangun di bandingkan harus di pukuli Hyeo So berkali-kali. “Bagus, cepetan mandi ya oppa. Nah, Onew oppa… bangun yuk, hitungan ketiga oppa gak bangun tahu kan aku bakalan ngapain?” Hyeo So mencari selotip di laci tempat ia menyembunyikan senjata paling ampuh dalam membangun kan Onew – yang tanpa Hyeo So ketahui sudah di pindahkan oleh Onew secara sengaja ke suatu tempat. “Eeeehh kemana lakbannya? Oppa! Oppa yang mindahin ya?? Oppa ayo bangun!!!” lima belas menit berlalu dan Onew masih tidak bangun. Dengan pasrah Hyeo So mengambil segelas air, menarik selimut Onew lalu mempercikkan air ke wajah Onew.

“Aaahh aku masih ngantuk, 5 menit lagi deh.”

“Gak ada! Sampe lima jam juga oppa gak akan bangun. Ayo ah cepetan!!! Aku mau masak nih.” Hyeo So menarik selimut Onew lalu melemparnya ke kasur sebelah. “Ah Hyeo, semalem kita baru tidur jam satu tau.” Protes Onew. “Oh ya? Maaf deh. Gih cepet mandi, hari ini aku masak ayam yang paling enak deh.” Onew meringis girang lalu berjalan di belakang Hyeo So.

~ ~ ~

~Hyeo So POV~

Sangat tidak menyenangkan, mendapat sisi dingin Minho benar-benar tidak menyenangkan. Aku tahu ini salahku, aku tahu aku tidak tepat janji, dan aku tahu aku seorang pembual. Hari itu, -saat Minho bilang mimpinya tentang aku yang memilih Key dan pergi meninggalkannya – aku bilang tidak akan melakukan itu. Minho bahkan bilang “Itu mungkin jawaban mu sekarang, siapa yang tahu 2 bulan lagi jawabanmu berbeda.” Dan ya itu benar-benar terjadi. Aku sudah memilih dan aku mengecewakan Minho ku. Rasanya aku tidak pantas bahagia dengan Key setelah menyakiti Minho untuk yang kesejuta kalinya. Mungkin aku harus menyakiti diri sendiri untuk merasa adil?

Aku berjalan perlahan mendekati Key yang sedang duduk di tepi kasur sambil memandangi album foto, sangat serius hingga tidak sadar aku ada di depannya. “Omo! Hyeo So kau…-“ Aku menahan album foto tersebut sebelum Key sempat menutup dan menyembunyikannya. “Mungkin itu memang lebih baik buat kamu Key.” Ucapku sambil mengambil album foto tersebut, Key masih terpaku dengan sikap ku yang berubah tiba-tiba. Siang ini saat perjalanan pulang mobil kami berpapasan dengan seorang gadis yang sedang menunggu lampu hijau sendirian, dan Key benar-benar tidak bisa melepaskan matanya dari gadis tersebut.

“Aku bisa terima, aku udah ngerasa sejak awal kalau kamu gak akan bisa lama berpaling dari dia.” Sambungku sambil membuka-buka album foto yang berisi kumpulan foto Key dengan Shina sejak kecil. “So kamu ini apa-apaan sih?” Key bangkit lalu berjalan dan berdiri menatap keluar jendela. “Ternyata aku benar, kalau cinta kamu itu cuma untuk sementara. Aku gak nyesel karena milih kamu, aku cuma nyesel karena ngambil kamu dari Shina.”

“So berhenti!” Aku berjalan mendekat lalu memeluk pinggangnya. “Aku akan ngalah dengan senang hati, dan aku terima. Dengan begitu aku tahu bahwa tuhan ngejawab permintaan ku, orang yang aku cintai mendapatkan orang yang ia cintai.” Rasanya aku tidak kuat menahan rasa sakit di hidungku ini, ya ampun jangan menangis Hyeo So!

Key melepas tanganku perlahan, berbalik lalu memelukku. “Maaf Hyeo So, untuk yang kesekian kalinya maaf. Aku tahu aku terlalu banyak nyakitin kamu, maaf… maaf, cuma kata itu yang bener-bener bisa ngewakilin perasaanku sekarang.” Aku selalu memaafkanmu Key, jauh sebelum kamu minta maaf.

***

Key membuka setiap laci yang ada di kamar Hyeo So, penasaran dengan hasil lab Hyeo So. Ia tidak percaya kalau Hyeo So benar-benar hanya silinder minus 2,5 pasti ada yang lain atau minusnya lebih parah. Masalahnya mana mungkin sudah sampai check up segala tapi hasilnya hanya itu, dan kacamata yang tebalnya seperti pantat botol.

“Di simpen di mana sih!” gumam Key sambil terus mencari hingga sebuah amplop putih besar bertuliskan nama rumah sakit dan hasil tes lab menarik perhatiannya. “Mari kita lihat.” Lagi-lagi Key bergumam sambil membuka amplop tersebut. “Eeehhh ini gimana cara bacanya ya?” Key membaca hasil tes tersebut dalam waktu sepersekian detik tanpa tahu isi nya tapi yang pasti satu buah kata berhasil menarik perhatiannya lagi. “Cancer…” pandangan Key mendadak kosong. Sejurus kemudian ia melesat ke meja kerja di dekat ruang TV dan mulai mencari informasi. Merasa tidak yakin dengan hasil yang di dapat, Key menghubungi rumah sakit.

“Ya, saya ingin mengkonfirmasi hasil lab Nn. Hyeo So Kim. Apa benar pasien menderita kanker mata?” tanya Key ragu. “Menurut data yang ada, hasil lab menunjukkan adanya kanker ganas Tn. Kibum.” Jawab staff rumah sakit tersebut. “Tapi hasil lab ada kemungkinan salah kan?”

“Memang ada kemungkinan salah diagnosis, tapi sekarang penderita bisa menyesuaikan cirri-ciri yang di derita dengan artikel-artikel seputar kanker mata tuan. Untuk mencegah salah paham atau salah diagnosis mungkin lebih baik jika anda memperhatikan istri anda dan bandingkan dengan artikel yang anda miliki. Kalau memang menurut anda tidak sesuai, kita bisa uji sekali lagi.”

“Oh ne, terima kasih.” Key kembali membaca artikel seputar kanker mata yang ia temukan sambil mencocokkan keluhan-keluhan yang sering Hyeo So lanturkan. 50% cocok. Cepat-cepat Key mengembalikan hasil lab tersebut ke kamar Hyeo So, tidak lama terdengar suara gelas pecah. Perlahan Key menuruni tangga untuk melihat apa yang Hyeo So lakukan.

Key terdiam, memperhatikan Hyeo So yang meraba lantai untuk mencari pecahan gelas. Ia teringat rencananya dulu untuk membalas dendam atas sakit hatinya, tapi ia tahu semenjak ia menyatakan perasaan pada Hyeo So. Semuanya tulus keluar dari bibirnya, tanpa rekayasa walaupun di sisi lain ia tetap menyimpan hati untuk Shina. Melihat Hyeo So yang berada di hadapannya, ingin rasanya Key menarik kembali semua rencananya untuk balik menyakiti Hyeo So. Di samping karena ia juga sudah benar-benar mencintai Hyeo So, ia merasa seperti laki-laki tidak tahu diri jika nekat menyakiti Hyeo So yang ternyata menderita kanker mata.

Hyeo So tersentak saat tangannya bersentuhan dengan tangan seseorang. “Oh, Kiki?” gejala ini –mendadak tidak bisa melihat, lalu kembali bisa melihat– tidak akan berhenti hingga Hyeo So benar-benar kehilangan penglihatannya untuk selamanya. “Biar aku yang beresin.” Ucap Key dingin, Hyeo So yang tidak mengerti hanya bisa menurut.

“Kiki mau makan apa?” Tanya Hyeo So sambil membuka kulkas begitu pecahan gelas sudah bersih. “Biar aku yang masak.” Key sedikit menggeser tubuh Hyeo So lalu mengambil bahan makanan tanpa melirik Hyeo So.

“Biar aku yang bersihin.” Untuk kesekian kalinya Key bergumam dingin, lalu merebut gagang pel dari Hyeo So. Masih dengan bingung, Hyeo So berjalan menuju sofa dan merebahkan diri di atasnya. Merasa penasaran akhirnya Hyeo So menghampiri Key.

“Kamu kenapa sih? Aku bikin salah apa lagi?”

“Nanti kalau makanannya udah jadi aku panggil.” Key tidak menghiraukan Hyeo So dan malah sibuk dengan masakannya. “Ki, aku…-“ Hyeo So langsung mengunci bibirnya rapat-rapat begitu Key melirik tajam kearahnya. Masih penasaran, Hyeo So nekat kembali bertanya hingga membuat Key muak. Hyeo So melompat saat Key memukulkan pisau ke atas papan alas pemotong.

“Bisa gak sih kamu duduk, diem, nunggu masakannya jadi!” seru Key kesal. “Aku penasaran, kamu kenapa? Tadi pagi kamu biasa aja kok. Aku buat salah apa sama kamu? Aku…” Hyeo So tidak konsen melanjutkan kalimatnya, karena kini ia focus dengan langkah mundurnya dari Key yang semakin mendekat dengan tatapan menyeramkan. “Kenapa kamu gak ngasih tahu aku kalau ternyata kamu kena kanker mata?!” tuding Key sambil memepetkan tubuh Hyeo So ke tembok.

“Ak.. aku. Aku pikir kamu gak perlu tahu soal itu.” Jawab Hyeo So sambil menunduk dengan mata terpejam. “Gak perlu tahu? Menurut kamu aku siapa? Suami kamu bukan?” tuding Key, Hyeo So menarik nafas dalam-dalam sebelum menjawab. “Tapi aku gak mau ngerepotin kamu, dan aku gak mau kamu tahu.” Tidak pernah terpikir oleh Hyeo So kalau Key bisa tahu soal ini, bisa-bisa rencana nya gagal. “Kenapa?”

“Karena… karena… aku takut kamu gak jadi balik ke Shina, cuma karena perihatin sama keadaan aku.”

“HYEO SO! Kamu gila ya?! Keadaan kamu udah separah ini tapi bisa-bisanya berfikir untuk menolak rasa prihatin dari orang lain. Aku gak prihatin sama kamu, sama sekali tidak! Aku cuma perduli! Aku perduli sama keadaan kamu dan aku akan tetap jaga kamu. Titik!”

“Aku lebih berharap kamu tetap ngejalanin misi kamu buat balik nyakitin aku dari pada jadi perduli sama aku Key. Aku tahu kok, aku tahu hari itu kamu berfikir untuk nyakitin balik aku gara-gara kamu berfikir aku ngedeketin kamu karena main-main. Ya kan?” Key menatap Hyeo So tidak percaya, sangat tidak percaya. “Kamu-“

“Dan jangan berfikir aku juga punya rasa sama kamu. Aku udah siap kalau suatu saat kamu ninggalin aku, jadi aku berusaha untuk gak menaruh perasaan sama hubungan kita. Jadi, jangan pura-pura perduli sama keadaanku.” Jelas Hyeo So dengan suara semakin lirih lalu mendorong Key tanpa tenaga dan meninggalkannya ke kamarnya, kamar tamu sebenarnya. Key menghela nafas berat lalu menjatuhkan tubuhnya di sofa. Membiarkan pikirannya sibuk dengan segalanya.

***

“Key? Kamu tidur di sofa semalaman?” Onew mengerutkan alisnya, sementara Key mengerjap-kerjapkan matanya berusaha bangun. “Ck.. aaaahhh, badanku pegal.” Key meregangkan otot-ototnya. “Lain kali kunci pintunya, kalau ada maling gimana? Ayo makan, aku bawa sarapan nih. HYEO!!!” Key reflek menutup telinga kirinya karena Onew berteriak tidak jauh darinya.

“Tumben banget lah Hyeo So ini masih tidur. Bangunin Key!” perintah Onew sambil mengambil piring-piring. “Males aaaahhh, anak-anak mana? Pada gak ikut?” Key mendekati meja makan. “Si Jonghyun tadi pagi-pagi banget udah pergi tahu deh kemana, si Taemin banyak tugas. Kalau Minho lagi ke apartemen Hyeo So, katanya semalem dia di sms ada barang yang ketinggalan. Gak ada pegang-pegang makanan! Sana panggil Hyeo So dulu ih!” Key berdecak kesal lalu dengan malas menaiki tangga. “Tidur di mana lagi tuh orang.” Ujar Key begitu mendapati kamarnya kosong.

Key memeriksa setiap kamar tapi tetap tidak ada. Key menghentikan langkahnya di depan kamar tamu begitu mendengar suara air yang mengalir. “So? Kamu lagi mandi?” tidak ada jawaban. “So?” kali ini Key mengetuk pintu kamar mandinya. “So!” Key tersentak saat mendapati pintu kamar mandi tidak di kunci. “So, aku buka ya?” tanpa menunggu jawaban lagi Key membuka pintu kamar mandi. Air mengalir pelan dari keran, sedangkan bak mandi sudah penuh sehingga air mengalir turun. Dan Hyeo So… tidak ada! Key mematikan keran lalu buru-buru berlari menuju kamarnya, membuka lemari dengan kasar.

“Damn it! HYUNG! HYEO SO GAK ADA!!!” teriak Key panic dan buru-buru berlari turun. “Apaan sih? Santai aja, mungkin lagi belanja ke supermarket?” sahut Onew santai. Key menahan nafas dan mencoba berfikir lagi. “Berlebihan sih kamu, udah sini duduk.” Key baru saja akan duduk di kursi tiba-tiba ia teringat tadi di lemarinya tidak ada baju. “HYUNG BAJUNYA HYEO SO GAK ADA!!!!” jerit Key yang dengan sukses membuat Onew menumpahkan cola nya. Berusaha meyakinkan diri Key kembali berlari ke kamarnya, berharap salah lihat atau setidaknya ada pesan untuknya seperti yang ada di drama.

Dear Key,

Sign it. Joh-ahaeyo ~

Kaki Key mendadak lemas, hanya secarik kertas kecil berisikan pesan singkat –lebih seperti teka-teki– yang di tinggalkan Hyeo So. Di tulis di atas sticky notes dan di tempel di lemari. Key berusaha mengatur nafas menenangkan diri dan menebak apa maksud dari kata ‘sign it’, sejurus kemudian firasatnya terasa buruk.

“Key! Berhenti lari-lari, aku ikutan panic nih!” omel Onew yang berusaha menghubungi anggota SHINee yang lain. “Key kamu ngapain?!” Onew berseru begitu melihat Key mengobrak-abrik lemari kerja, menjatuhkan kertas-kertas. “NOOO!!!” Key kembali berlari, kali ini ia meraih ponselnya dan cepat-cepat menghubungi Jonghyun.

“HYEONG! Di mana Hyeo So?!” seru Key panic. “BOHONG! Aku tahu hyeong tahu di mana Hyeo So! Dia kemana?!” bentak Key, tapi sedetik kemudian ponselnya di rebut Onew. Key menjatuhkan dirinya ke lantai, memandangi kertas perceraian yang ia sembunyikan berhasil di temukan Hyeo So. Dan kini kertas tersebut sudah lengkap dengan tanda tangan keduanya, dimana artinya keduanya sudah resmi bercerai. Onew menatap iba pada dongsaeng nya itu, di samping itu ia juga merasa kehilangan. Ia tidak menyangka suatu pagi saat Onew berencana mengajak Hyeo So jalan-jalan dengan semua member SHINee, tiba-tiba saja yang ia dapati Key tertidur di sofa tanpa tahu istrinya pergi dari rumah. Yang mungkin untuk selamanya.

***

Minho-ah,

Aku menyakiti Minho ya? Seberapa banyak? Apa aku tidak bisa mendapatkan maaf dari Minho? Aku mau menebus semuanya, tapi aku pikir dengan adanya aku Minho justru semakin sakit. Malam itu, sewaktu Minho datang mengunjungiku di rumah sakit. Aku mendengar semuanya, dan aku tahu aku benar-benar jahat. Aku… aku pikir cuma ini jalan satu-satunya supaya semuanya lebih adil. Aku tidak pantas untuk Key, apalagi untuk Minho yang terlalu baik. Jadi hanya ini jalan yang benar-benar terbaik, aku akan pergi. Doaku hanya satu, Minho bisa mendapatkan gadis yang Minho cintai, gadis yang lebih baik dari seorang Kim Hyeo So, gadis yang sehat luar dalam, gadis yang menerima Minho apa adanya, gadis yang setia, dan gadis yang akan menjadi istri Minho hingga akhir hayat Minho.

Apa boleh aku tetap menyimpan kalung pemberian Minho? Tidak apa-apa kan? Ini, aku membuatkan Minho syal, sarung tangan dan topi. Aku ingat dulu waktu aku baru belajar merajut, aku janji akan membuatkan Minho sesuatu. Semoga Minho suka, hanya ini yang bisa aku buat.

Aku tidak akan pernah melupakan Minho ^^, Minho yang terbaik dari yang terbaik.

 

Saranghae,

H.S

Minho sudah kalah berperang melawan bulir bening yang kini mengalir di pipinya. Ia meremas syal biru pemberian Hyeo So, lalu merogoh kantongnya mencari ponsel yang bergetar.

Pesawat Hyeo So boarding 5 menit yang lalu. Maaf ya~

 

From Jjong hyeong

0107895***

Minho berjalan lesu menuju balkon apartement Hyeo So, dari sini ia bisa melihat pesawat yang lepas landas dari bandara Incheon. Ia yakin Key, Onew dan Taemin berhenti di jalan saat mendapat pesan dari Jonghyun yang memang mengantar Hyeo So ke bandara. Ketiganya tetap memaksa untuk menyusul ke bandara, tapi sayang tidak berhasil. Minho menghela nafas lega.

“Sampai jumpa Kim Hyeo So, mungkin suatu saat kita bisa bertemu? Mungkin saat kita berdua bertemu, kita berdua sudah memiliki pendamping hidup? Entahlah. Hyeo So, nikmati hidupmu. Jangan lagi terjebak dalam cinta segitiga konyol seperti ini. Sampai jumpa lagi Kim Hyeo So, saranghae.” Minho tersenyum, mematikan sambungan listrik, menutup seluruh pintu dan jendela, merapihkan meja, membuang bahan makanan di kulkas, lalu melangkah keluar dari apartement tersebut.

Ini akan menjadi akhir dari segalanya, ini akan menjadi detik terakhir Minho menginjakkan kaki di flat kecil milik Hyeo So ini, dan mungkin ini akan menjadi terakhir kali baginya menyebut nama gadis yang ia cintai itu. Kim Hyeo So.

TBC? END?

Guess what? Kekekeke~

Note : Udah selesai UN kan? Tinggal nunggu hasil ya? Ayo berdoa! Part ini kepanjangan yak? Hoohoho.. maaf yaaa, habis sayang kalau bagian Minho di potong. TERIMA KASIH SEMUA ATAS DUKUNGANNYA SELAMA INI ^-^, akhirnya aku bisa juga melewati klimaks klimaks nya yang bikin aku stress. Walaupun kurang memuaskan tapi setidaknya aku gak berhenti di tengah jalan. Maklumin aja aku kan cuma penulis amatir 🙂. SEKALI LAGI MAKASIH SEMUANYA !!! Dan maaf kalau part ini nyita waktu kalian karena ternyata sangat tidak bagus. Eh iya tenang, belum tamat kok. Jangan ngamuk dulu karena Key sama Hyeo So cerai hwuehehe.

©2010 SF3SI, Zika

This post/FF has written by Zika, and has claim by Zika signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

142 thoughts on “She’s My (Ex)Wife – Part 27”

    1. Ya ampuuunn kok bisa sih sampe pada hampir nangis gitu???
      Padahal part ini total flat banget gak ada feel nya.. ckckckck~

      MAKASIH UDAH KOMEEEENNN :*

    1. Rumit??? Waduuhhh aku pingin di permudah tapi susah T.T tetep aja rumit
      Belum sayang kuuuuu 🙂

  1. aaa keren ceritanya aku sampai nangis.
    ini harus tbc gk boleh tamat!haha
    kasihan minho sama key.
    ntar lanjutan nya gimana ya?penasaran!
    hahaha semangat ya chingu. 🙂
    oiya mudahan hasil UN nya memuaskan ya chingu.
    aku juga nih nungu hasih UN nya. semoga kita dan tman2 yg ikut UN lulus dengan hasil yang memuaskan ya,amin. ^^

    1. Ne? Keren? Ya tuhaaaaaaaaaaannn apanya yang keren coba? Masih banyak FF yang lebih keren dari iniiiiii~
      Tenang ini masih TBC kok 🙂 ekekeke~
      Sip! AMIIIINNNN AMIN AMIN AMIIIIINNNN
      MAKASIH ATAS DOA, DUKUNGAN, SEMANGAT DAN KOMENNYA YAAAAA :* 😀 🙂

  2. akhirnya masalah di pengadilannya selesai
    ini awalnya ga jadi cerai terus kenapa jadi cerai huaaa ga rela kalo mereka cerai
    terus kenapa hyteo so bisa sampe kanker mata???
    ah masa akhirnya ga happy ending kasian mereka bertiga (hyeo so, key, minho)

    1. Tenang, nanti kamu bisa baca penjelasannya di epilog 😀
      Happy ending kok say, ini belum tamat ^^
      makasih komennyaaaaaa~

  3. Huaaaaa umma!! aku sedihh hyeo so dama key udah cerai 😥 aku sediiih. padahal dari awal baca aku berharap banget mereka bakal saling mencintai dan hidup bersamaa. hu..hu..hu.. *nangis beneran nih*

    minho, yang sabar ya..
    jjong oppa curang.. masa ga ngasih tau kalo hyeo so mau pergi!

    udahlah. bingung mau komen apa. ini part favorite aku banget!! daebak author!!

    next partnya jangan lama2 soalnya entar aku keburu lupa ceritanya *author: derita lo!*

    SMEW daebak!!

    1. Yaaaaahh kecewa dong???
      Maaf yooooooooooooo~.. jangan nangis doooonnggg 🙂

      Yaaahh itu kan atas permintaan nya Hyeo So ^^
      Iyakah?? Waaahhh makasih makassiiiiihhh 😀
      Daebak? Enggak enggak FF ini sama sekali gak daebak koookkk

      Sip kawan! Next part nya tinggal menghitung jari ekekekeke
      makasih… MAKASIH ATAS KOMENNYA 😀

  4. jangan d’end dulu author . .
    masih ngegantung crt’a #plak . .

    So’a kasian udh tnts mslh’a ma shina n jun mlh dtg lg masalah penyakit’a . . .

    lanjutkan author . .

    1. Iya iya tenang aja hahahah ini aku bercanda kok. Masih TBC 🙂
      Iya yaaa kasian hyeo so.. hiks hiks

      MAKASIH KOMENNYA 😀

  5. Mau sampe brp chap chingu? Nah nah, ini nih ff yg paling aku nanti2 sejak waktu itu ga publish2 kelanjutannya. Waaaaaaa mino kasian bgt ya T.T
    Itu si Kiki juga sama. Endingnya gmn sh? Happy? Sad?
    Wah pokonya aku paling suka SMEW mwahmwah :*
    Jgn lama2 ya author 😀

    1. Rencananya? Sampe part 30 aja deeehhh kasian readernya pada jenuh semua hwuehehehe
      Maaf ya kalau membuat dirimu menanti lamaaa 🙂
      Endingnya? Happy kok say ^^ tenang sajoooo~ aku juga gak suka sad ending hehehe
      Paling suka SMEW? Ah masa? Ini ff jelek banget loh 😛

      SIP BOS!
      MAKASIH YA KOMENNYA ^O^

    1. AMIIIIIIIIIIIIIIINNNNNNNNNNNN 😀
      Rumit ya? Heheheh begitulah cinta 😛
      Sippppp~
      MAKASIH KOMENNYA 😀

  6. DAEBAKK!!!

    Ini harus TBC author..HARUS!!
    *kali ini maksa gpp kn..
    🙂

    Aq gak rela kalo ending.a minho oppa sedih..Minho oppa harus bahagia*sama aku..
    😀

  7. waaah 😀 akhirnya keluar jg part 27 nya
    baca dulu aaaah

    PS: onnii, jgn lama2 ya nerusin next part SMEW nya

  8. hey,pasti ga gantung kan ceritanya? ayo dooong tbc pleeease
    ah aku maunya Hyeo So sm Key aja.

    tinggal nunggu pengumuman ya onn? ikut snmptn undangan ga?
    hehe maaf sksd. aku Dara, 1995. tp seangkatan sm kamu.
    jd aku manggilnya pake onnie apa ga?

  9. Aaaaaaa!!!!!
    Jadijadi sebenernya key itu deketin hyeo so pertamanya buat bls dendam?!?!
    Maklum aku gak baca daribpart 1, cuma baca dari part 20an aja kekekekek
    Aissss key sebenernya masih suka shina apa enggak? Trstrs itu tadi hyeo so blg dia gak naro feel apa2 sama keyy
    Sebenernya dia suka sm key apa minho?
    Tapi tadi di suratnya buat minho, dia blg “saranghae” kannn?????
    Aiggooooo kenapa jadi ceraiii?
    Tapi minho kasian bgttt
    Dia tulus bgt kan suka sm hyeo soooooo
    Aisssss kenapa tbc nya begituuuuu
    Itu kayak udah gak bakalan ketemu lg taugakk
    Ayo lanjutannyaaaa!!!!
    Penasaran sumpah huhuhu

  10. END? END? END???? SIAPA YANG BILANG END HAH??? ADUH JANGAN END DOOOONNGG T^T
    Sumpah Hyeo So pergi kemana itu? Kenapa selalu aja udah damai sama Key eh malah gitu lagi Hyeooooo aduuuhhhh.
    Pas terakhir-terakhirnya aku nangis *ngelap air mata eh gataunya darah*
    Hyeo So kena Kanker mata tapi masih aja kabur dari rumah.
    Akhirnya gimanaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaa penasaran ahhhhhh T___T
    Ini ff beda banget sumpah ama yang lain. Ceritanya cocok jadi drama.
    Aduuuuhhh sedih itu Minho Key Hyeo So.
    Ga tau ngomong apa lagi nih yaaampuuuunn daebakkkkk
    Part 28, 29, 30 KAPPAAAAAANNN AAAA KAPAAAANNNN *jerit22 gaje* *goyang22in monitor*
    Zika eonnn aku udah gak sabar 😦 *ngelap ingus*

Leave a reply to Kazikey Cancel reply