Something More: It’s Nightmare – Part 4

Something More: It’s Nightmare – Part 4

Author             : Chanchan a.k.a Chandra Shinoda  (@chandrashinoda)

Main Cast        : Kim Kibum (Key), Kim Jonghyun, Kim Hyora

Support Cast   : Other SHINee member, Lee Soon Hee

Special Guest  : Kim Sera (female main cast di FF-nya Lia ‘Keylieon’)

Genre                 : Family, Friendship, Life, Romance

Length               : Sequel

Rating                : PG-15/NC-17

Disclaimer       : I don’t own all SHINee members. They’re God’s. They belong to themselves and SM entertainment. I’m just the owner of the story.

Ini dia part 4-nya… adakah yang masih setia menunggu? *PD amat*

Dan satu lagi, pesanku buat si Ijjem nih… Kim Sera udah masuk, Jem. Tapi, mian yah kalau perannya dia agak aneh dan gak sesuai harapanmu, muahahahaha….*geplakkk*

Eh iya, yang merasa masih di bawah 17 Jangan nekat baca! Inget part akhir akan diprotect!

Ok, Happy reading, Chingu!!

jangan lupa, abis baca comment!!!

***

Hyora POV

Aku merebahkan tubuhku di tempat tidur. Huh.., kenapa Jonghyun Oppa bisa membuat keputusan seenteng itu? Yang menemaniku Key Oppa? Omo, membayangkannya saja sudah membuatku deg-degan seperti ini. Lalu, yang mengawasi kami Kim Sera? Dia memang yeoja yang trampil dan menarik. Tapi, dia kan galak sekali? Huh, berarti selama seminggu ini aku harus menjadi anak yang patuh.

Pintu kamarku terbuka. Sesosok namja berdiri di sana. “Boleh aku bergabung denganmu, Hyora?”

Aku tersenyum simpul. “Masuklah, Jonghyun Oppa!”

Jonghyun Oppa merebahkan badannya di sampingku. Sesaat ia memperhatikan wajahku. Kedua alisnya bertaut. “Kenapa kau menekuk wajahmu seperti itu?” tanyanya.

“Aku bingung, Oppa,” jawabku seadanya. “Aku bingung harus melakukan apa selama seminggu kedepan,”

Jonghyun Oppa tersenyum. Tangannya mulai mengacak-acak rambutku. “Jalani saja seperti biasa. Itu sederhana dan kau pasti bisa melewatinya,” ucapnya enteng.

Aku mendengus. “Bagaimana Oppa bisa bicara semudah itu? Oppa sendiri yang memeberikan ide gila, menyuruh Key Oppa yang mejagaku, lalu yang mengawasi kami Sera? Astaga, kau ingin membunuhku, ya? Sera itu kan tegas sekali, Oppa!”

Jonghyun Oppa mendesah. Dia menatapku dengan tatapan yang sulit kusimpulkan. “Karena itulah aku menyuruhnya menemanimu di sini. Jangan lupa, Kibum juga akan tinggal di sini selama seminggu, dengan adanya Sera kau tak perlu khawatir, Kibum tak akan bisa macam-macam padamu,”

Aku mendecakkan lidah. “Kenapa Oppa tak suruh ahjumma saja yang menemaniku di sini?”

Ahjumma sedang sibuk, Hyora. Lagipula Kibum juga kesepian, bukan? Aku tahu, orang tuanya sedang pergi ke luar negeri. Temanilah dia, mungkin dari sini kau akan belajar menjaga diri dan menahan jiwa pubertasmu.”

Aku melengos. “Tetap saja itu tak bisa diterima oleh logika,”

Jonghyun Oppa tersenyum. Ia mulai mengacak-acak rambutku. “Sudahlah, nanti kau juga akan mengerti. Di sinilah akan terbukti, apakah Kibum memang serius padamu atau tidak,”

Aku menghela nafas panjang. Perkataannya masih belum mampu kucerna. Membingungkan dan menyimpan misteri.

***

Author POV

 

 

 Jonghyun berdiri di depan pintu. Sesekali ia melirik jam tangannya. Masih pukul 04.45. Sudah lima belas menit berlalu sejak kedatangan Jinki. Samar-samar telinganya menangkap suara gesekan ban mobil di kejauhan. Kilauan cahaya berwarna kuning mengkilat terpendar di antara pepohonan. Jonghyun tersenyum. Yeojachingu-nya―Soon Hee―sudah tiba.

Mobil hitam itu berhenti tepat di depan rumahnya. perlahan pintunya terbuka menampakkan penunggunya yang masih duduk dengan anggun di dalam sana. Jonghyun tersenyum menyambut kedatangan namja dan yeoja itu. “Annyeong, Soon Hee, Taemin!” sapanya ramah.

Annyeong, Jonghyun Hyung!” Taemin membalas sapaan itu tak kalah ramah, sementara Soon Hee membalasnya dengan senyuman yang manis.

Soon Hee membuka knop pintu. Ia  turun dengan tenang sambil merapikan rambut ikalnya yang agak berantakan. Lalu Taemin, dengan cekatan namja itu membuka bagasi lalu memindahkan barang-barang yang dibawa Soon Hee ke bagasi mobil Jinki.

“Ada yang perlu kuturunkan lagi, Noona?” tanya Taemin begitu semua isi bagasi dipindahkannya.

Anni,” Soon Hee tersenyum. “Gomawo, Taemin-ah,”

Cheonmaneyo, Noona,” balasnya turut tersenyum.

Taemin menatap Jonghyun. Tatapan mata namja itu terlihat polos. “Aku titip Soon Hee Noona padamu, Jonghyun Hyung. Jaga dia baik-baik, ya?”

“Hahaha,” Jonghyun tertawa kecil. Tangannya menepuk-nepuk pundak namja berambut jamur yang baru saja memberikan tugas padanya. “Ne, Tentu saja, Taeminnie. Aku pasti akan menjaganya. Kau tenang saja,”

Tawa di antara mereka pecah lagi bersamaan dengan tibanya sebuah mobil hitam yang mendarat dengan mulus.

Jonghyun menatap mobil itu lurus-lurus, ah! Tidak, yang ditatapnya adalah namja yang ada di dalamnya. Ia memiringkan kepalanya. Bibirnya menyunggingkan senyum yang tak bisa ditebak.

Penunggu mobil itu menunjukkan wujudnya. Perlahan ujung sepatunya menyentuh tanah dengan agak gugup. Tangannya bergerak merapatkan jas hitam yang melekat di tubuhnya. Dengan pelan ia mengangkat kepalanya, berusaha menatap Jonghyun sesopan mungkin, sementara bibirnya berusaha menyunggingkan senyum yang sedikit terkesan dipaksakan.

An.. Annyeong haseyo, Jonghyun Hyung, Soon Hee Noona, Taemin-ah!” bibirnya melontarkan sapaan dengan nada lirih.

Annyeong, Kibum-ah!” Jonghyun membalas sapaan namja itu dengan santai. “Sudah siap melaksanakan tugasmu?” ia tersenyum nakal.

“Ehm!” Kibum berdeham, berusaha mengendalikan rasa gugupnya. Ia menggaruk-garuk kepalanya yang sama sekali tak gatal. “Ne, aku rasa begitu, Hyung!” ucapnya setegas mungkin.

Jonghyun mengangguk. Pikirannya sudah tenang sekarang. Rasanya dia telah menitipkan Hyora di tangan yang tepat.

Oppa, ini ranselmu!” Hyora dan Sera datang membawa sebuah ransel berwarna hijau.

Jonghyun meraih ransel itu. “Gomawo, Hyora!”

Hyora tersenyum. Bibirnya tak mengeluarkan kata-kata lagi saat melihat Kibum yang telah berdiri di teras rumahnya.

“Baik, semua sudah lengkap sekarang,” Jinki yang dari tadi diam angkat bicara. “Ayo kita berangkat!” namja itu berseru semangat. “Chagiya, kau awasi mereka dengan baik, ya?” ucapnya seraya mengecup lembut kening Sera.

Sera tersenyum manis. “Ne, tentu saja, Oppa!”

Jonghyun mendekati Hyora dan Kibum. Sekali lagi namja itu tersenyum misterius. “Jaga dia baik-baik, Kibum-ah!”

Kibum mengangguk, masih dengan senyum yang dipaksakan. “Ne, arraseo, Hyung!”

Senyuman di bibir Jonghyun melebar. Ia berbalik lalu menyusul Jinki dan Soon Hee yang telah berada di dalam mobil. Sementara Hyora dan Kibum, mereka hanya diam seribu bahasa, tepatnya, tak tahu harus berekspresi seperti apa.

***

Hyora duduk membeku di perpustakaan. Pandangan matanya terfokus pada Novel Narnia yang  ada di hadapannya, namun ia sama sekali tak membaca tulisan yang tersusun di novel itu. Tak satu katapun. “Huhh..,” ia mendesah. Perasaannya bernar-benar tak karuan. Entah apa yang akan terjadi dengannya malam ini.

“Hyora, ayo kita pulang!” Kibum yang sedari tadi berdiri di antara tumpukan buku memberanikan diri mengeluarkan kata-kata yang seperti tantangan itu.

Hyora tersenyum masam. “Ne, kajja, Oppa!” Hyora menggandeng lengan Kibum kaku. Rasa canggung mengaliri dirinya. Huft, perasaan itu membuatnya jengah.

Tit.. tit.. tit.. ponsel Hyora bersering. Ia mengernyitkan alisnya setelah menatap nama yang tertera di layar ponselnya itu. Kim Sera..

Yeoboseyo?” Hyora mengangkat telepon itu dengan hati-hati.

“Ehm, Hyora,” terdengar suara lembut Sera di ujung saja. “Mianhae, aku harus pergi. barusan teman-temanku menelepon, mereka memintaku mengerjakan laporan percobaan biologi sekarang. Kau pulang saja, aku sudah menyiapkan makan malam untukmu dan Key Oppa. Mianhae, aku tak akan lama,”

Hyora menelan ludahnya. It’s nightmare. “Ne, Sera-ya. Gwenchana,” jawabnya lemah, lalu mematikan ponselnya.

Wae, Chagy?” tanya Kibum heran setelah melihat reaksi Hyora.

Hyora tersenyum kecut. “Sera pergi, Oppa. Kita disuruh pulang duluan,”

Kibum ikut tersenyum kecut. Mendadak jantungnya berdebar sedikit lebih kencang. “Ya sudah kalau begitu, ayo kita pulang!”

***

Kibum memandang makanan yang tersedia di meja makan dengan penuh gairah. Pancake, chicken roll, blackpapper chiken roast, sup iga bakar, salad, Omo! Benar-benar membuat air liurku menetes, batinnya.

Hyora menuruni tangga. Tangannya menggesek-gesek rambutnya yang masih basah. “Sera masak apa, Oppa?”

“Kau lihat saja sendiri,” jawab Kibum tanpa mengalihkan pandangannya dari makanan-makanan yang ada di atas meja makan.

Hyora memandang satu persatu makanan yang disiapkan Sera. Ia tersenyum, masih seperti dulu, sepupunya itu memang pandai memasak.

Hyora mengambil sepiring salad dan jus apel yang ada di ujung meja makan lalu duduk di samping Kibum. Ia mulai menyeruput jus apel segar buatan Sera sesantai mungkin. “Bagaimana? Apakah masakan Oppa kalah enak dari Sera?”

Anni, tentu saja masakanku masih lebih enak dari buatannya,” jawab Kibum cuek tanpa beralih dari chiken roll-nya.

“Dasar tukang bohong!” Hyora menggerutu. “Kalau memang begitu, kenapa makannya lahap sekali?” Ia meraih sekotak tisu yang ada di sebelah saladnya. “Makannya pelan-pelan saja, aku tak akan merebut makanan Oppa,” celetuknya sambil mengelap bibir bagian bawah Kibum yang belepotan saos.

Kibum terdiam. Matanya menatap Hyora lekat-lekat. Ia baru sadar yeoja yang duduk di sebelahnya itu memancarkan aura lain. Rambutnya basah, lekuk tubuhnya seakan terlihat meski pakaiannya tertutup dan sopan. Wajahnya yang natural tanpa make up memberikan pesona tersendiri.

Oppa, mengapa kau menatapku seperti itu?” Hyora menepuk pundak Kibum melihat namja itu tak mengedipkan matanya sejak tadi.

Kibum tersentak. Dadanya terasa sesak. Entah sejak kapan ia menahan nafasnya. Sekali lagi ia menatap Hyora. Ujung jarinya menyentuh dagu yeoja itu. Perasaan di dadanya mulai melunjak. Suasana tenang dan sepi membuatnya semakin tak bisa menahan perasaan itu. “Ada bekas jus apel melekat di bibirmu, Chagy,” bisiknya.

Hyora terdiam. Tatapan Kibum membuatnya membatu. Tajam namun lembut. “Biar kubersihkan,” sekali lagi Kibum berbisik.

Hyora masih belum melakukan respon. Bahkan yeoja itu terlihat sama sekali tak bernafas. Ia hanya menatap Kibum penuh tanda tanya.

Perlahan Kibum mendekatkan wajahnya. Jemarinya mengelus pipi Hyora Lembut. Dengan lembut bibirnya mendarat di bibir mungil yeoja itu. Hyora sedikit tersentak dengan perlakukan Kibum. Sesuatu mulai bergemuruh di dalam dadanya, memicunya untuk mulai menikmati permainan ini.

Perlahan Hyora memejamkan matanya. Ciuman lembut ini membuatnya luruh. Luruh di dalam kehangatannya. Kehangatan yang memberi sensasi aneh pada organ tubuhnya. Ia tak mengerti benar semua itu. Yang ia tahu hanyalah jantungnya bekerja lebih cepat, memompa darahnya ke wajahnya dan membuatnya menjadi lebih panas. Tak hanya ke wajah, darah itu juga mengalir dengan cepat ke bagian bawah perutnya dan memberikan sensasi yang semakin membuatnya tak mengerti.

Kibum mulai membasahi bibir Hyora dengan saliva-nya. Memainkan sedikit ciumannya untuk merangsang yeoja itu membalasnya. Kedua tangannya memegang pipi yeoja itu, mengunci gerakannya agar tak terlepas dari bibirnya.

Perlakuan itu membuat lutut Hyora menjadi lemas. Tangannya mulai meremas pakaian Kibum. Dengan agak ragu ia membalas ciuman itu, Kibum telah berhasil memancingnya untuk melakukan itu. Ia sedikit merintih saat Kibum menggigit bibirnya. Namja itu seakan menginginkan permainan yang lebih jauh.

Perlahan Kibum menyusupkan lidahnya. Dengan leluasa indra pengecapnya itu menjelajahi setiap inchi rongga mulut Hyora. Mengulum saliva lembut yeoja itu―menikmati setiap detik bersama orang yang dicintainya.

Ciuman Kibum mulai turun Ke leher jenjang Hyora. Indra penciumannya mulai menghirup aroma khas tubuh yeoja itu.

Jaga dia baik-baik, Kibum-ah.

Deg, Kibum menghentikan aktivitasnya. Pesan Jonghyun kembali mengiang-ngiang di telinganya. Ia mengangkat kepalanya―kembali duduk tegap di kursinya. Reaksi yang sama juga dilakukan Hyora. Yeoja itu tersentak. Ia meremas kedua tangannya sambil menunduk.

Mi.. Mianhae, Hyora,” ucap Kibum tergagap. “Aku hampir saja melakukan hal keterlaluan itu lagi,” ia tertunduk.

Ne, gwenchana, Oppa, “ balas Hyora pendek, ia tak tahu harus mengatakan apa.

Brakk..!!

“Hyora! Key Oppa!” suara lantang seorang yeoja  dari arah pintu masuk memecah suasana canggung di antara Hyora dan Kibum. “Coba tebak apa yang aku bawa?” yeoja itu menggerogoh sesuatu dari dalam tasnya.

Kibum dan Hyora menghembuskan nafas lega. Syukurlah perbuatan mereka tadi tak diketahui oleh yeoja itu.

“Kau bawa apa, Sera-ya?” Hyora bangkit lalu mendekati yeoja itu.

“Ini,” Sera menyerahkan secarik kertas pada Hyora.

Hyora mengernyitkan alisnya. Ia mulai membaca tulisan yang tertera di kertas itu. “Omo!” ia berseru tak percaya. “Darimana kau mendapatkan ini, Sera-ya?”

“Dari temanku,” jawab Sera ringan. “Dia tahu aku punya saudara yang ingin menjadi seorang model, jadi dia memberikan brosur itu padaku,”

Hyora masih tak percaya. Brosur itu, brosur yang berisi formulir dan informasi ajang pencarian bakat modeling yang diadakan SM Entertainment. “Aku harus ikut, Sera!”

Sera tersenyum manis. “Tentu saja, kau harus ikut!”

“Tapi, audisinya tiga hari lagi,”

“Jangan pesimis dulu,” Sera berusaha meyakinkan. “Kau pasti bisa!”

***

“Hyora, Bangun!” suara melengking Sera mengusik ketenangan Hyora yang masih meringkuk di balik selimut merah tebalnya.

“Sebentar lagi, Sera-ya. Aku masih mengantuk, ini kan hari minggu!” rengek Hyora dari balik selimutnya.

“Audisinya dua hari lagi, Hyora-ya. Tak ada toleransi! Kau harus bangun, sekarang!” Sera menarik paksa selimut Hyora.

Dengan malas Hyora membuka matanya. Ia bangkit dengan enggan lalu berjalan dengan malas ke kamar mandi.

Hyora mengidupkan keran washtaffel dengan malas. Ia mulai membasuh wajahnya dengan air yang mengalir dari keran itu. Ia melirik jam dinding yang terpajang di dinding yang ada di belakangnya. “Astaga, jam empat pagi?” ia terperanjat.

Hyora POV

“Astaga, jam empat pagi?!” aku terperanjat. Masa aku harus latihan sepagi ini? apa Sera sudah gila?

Aku menutup  keran washtaffel dan kembali ke kamar. Kusisir rambutku yang masih berantakkan dan kugulung tinggi ke atas. Kutatap cermin besar yang ada sudut kamarku. Ini saatnya aku berlatih.

Kusilangkan kedua kakiku, berusaha menahan berat badanku dengan sempurna. Kukembangkan senyumku semanis mungkin. Kudengar itu salah satu daya tarik yang harus dimiliki seorang model.

Sedikit lagi, aku akan meraih mimpi itu. Bergelut dengan dunia entertainment. Menyenangkan sekaligus penuh tantangan. Kutatap lagi pantulan bayanganku di cermin. Aku tersenyum. Memiliki badan yang indah serta wajah yang cantik, seperti prestasi yang dianugrahkan Tuhan padaku. Prestasi alami yang harus kujaga dan kupertahankan.

“Hyora,” kudengar Sera memanggilku dari arah pintu masuk.

“Ada apa?” tanyaku, sambil menatapnya dari pantulan bayanganya di cermin.

Sera tersenyum, ia memamerkan sederet gigi putihnya. “Gaunmu sudah kucuci,”

Jincca?” aku tak percaya, sejauh itukah dia ingin membantuku?

Ne,” jawabnya sumringah. “Kau harus tampil cantik nanti,” ia mengacungkan jempolnya di hadapanku. “Gaunmu itu indah sekali. Baik sekali Key Oppa mau membelikanmu gaun semahal dan sebagus itu. Aku jadi ingin Jinki Oppa memberiku gaun juga,”

“Hahaha,” aku tertawa kecil sambil menyikut pundaknya. “Kau tunggu saja, nanti Jinki Oppa pasti akan memberikan gaun pengantin terindah untukmu,”

***

Besok, besok audisi itu berlangsung. Huft, aku gugup sekali. Waktu latihanku hanya dua hari. Latihan macam apa yang bisa kulakukan hanya dalam waktu dua hari? Tapi tak apa, aku harus bisa. Aku tak boleh mengecewakan Sera yang telah menyiapkan semua kebutuhan yang kuperlukan. Aku tak boleh mengecewakan Key Oppa yang sudah mendukungku. Jonghyun Oppa, Soon Hee Eonnie, aku tak boleh mengecewakan semua.

Chagiya, ternyata kau di sini?”

Aku tersenyum melihat kedatangan Key Oppa. “Aku suka menikmati udara malam. Segar dan membuat pikiranku tenang,”

“Oh,” Key Oppa tertawa kecil lalu duduk di sampingku.

Kami terdiam. Yah, beginilah aku kalau sedang galau. Duduk di depan teras rumah sambil menatap bintang. Mungkin di antara mereka ada yang mau berbagi cerita denganku.

“Kenapa di dalam sepi? Mana Sera?” Key Oppa menatapku heran.

“Sudah tidur,” jawabku datar. “Dia sibuk menyiapkan perlengkapan audisiku sejak kemarin. Bahkan dia baru sempat menelepon Jinki Oppa sehabis jam makan malam. Dia pasti kangen sekali dengan namjachingu-nya itu,”

Key Oppa tersenyum lagi. Senyum yang susah kusimpulkan. “Bagaimana, sudah siap untuk besok?” tanyanya tiba-tiba.

Aku menggeleng keras. Aku menghela nafas pasrah. Kubenamkan wajahku di kedua tekukan lututku.

“Ahahaha, sudah kuduga,” Key Oppa mengacak-acak rambutku. Ia menghela nafas lalu meraih tanganku dan menggenggamnya erat. “Jangan pesimis! Kau pasti bisa!” umpatnya yakin. “Jangan kecewakan semua orang yang sudah mendukungmu,”

Aku tersenyum kecut. Saran yang sangat sederhana, tapi kurasa memang itulah yang harus kulakukan. “Ne, Oppa. Aku akan berusaha.”

“Sekarang tidurlah, besok kau harus bangun pagi,”

Aku mengangguk lalu bangkit dari tempat dudukku, disusul Key Oppa yang juga bangkit dari tempat duduknya. Baru selangkah ia kembali meraih tanganku. “Tunggu dulu, Chagiya,

Aku menatapnya heran. Perlahan dia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Dengan sigap kusilangkan kedua tanganku di depan wajahku, melarangnya untuk bertindak lebih jauh. “Andwae, Oppa!”

Key Oppa tersenyum masam. “Ya! Ini hanya ciuman selamat tidur!”

Sekali lagi aku menatapnya heran. Melihat wajahnya yang ditekuk seperti itu aku tak tega juga. “Baiklah, tapi kali ini biarkan aku yang menciummu!” seruku akhirnya.

“Mwo?!”

Chu~ kukecup kilat pipinya sambil tersenyum nakal. “Selamat malam, Oppa!” teriakku, lalu meninggalkannya yang masih menatapku tak percaya.

***

Author POV

 

eoja itu menatap cermin penuh harap. Ia tersenyum, berusaha mengumpulkan kepercayaan dirinya. Ia memandang dirinya lekat-lekat. Gaun putih, rambut yang tertata rapi, make up minimalis yang sempurna, semuanya terlihat mengesankan. Pertama kalinya ia terkesan pada penampilannya sendiri. Sebentar lagi, salah satu saat yang paling mendebarkan dalam hidupnya akan datang.

“Kau sudah siap, Hyora?” Sera muncul dari balik pintu. “Cepatlah, Key Oppa sudah menunggumu di bawah!”

Ne,” Hyora bergegas melupakan lamunannya lalu menyusul Sera ke bawah.

Kibum terlihat rapi dengan kemeja putihnya. Ia tersenyum menatap kedatangan Hyora dan Sera. “Neomu yeppeo!” pujinya, dan sukses membuat pipi Hyora bersemu merah.

“Aku yang mendandaninya!” seru Sera bersemangat. “Aku hebat kan bisa membuatnya secantik ini?”

“Ne,” Kibum tertawa kecil. “Gomawoyo, Sera-ssi,”

“Ya sudah, cepat berangkat. Nanti audisinya keburu dimulai.” Sera mendorong punggung Hyora dan Kibum.

Ne, arasseo!” seru Hyora dan Kibum bersamaan lalu melangkah keluar pintu.

***

Kibum mengendarai mobilnya dengan semangat. Tak kalah semangatnya dengan Kibum, Hyora terus memandangi formulir pendaftarannya. Perasaannya menggebu-gebu. Ia tersenyum sumringah. Hatinya dipenuhi harapan yang besar, sangat besar. Sebentar lagi jalan menuju cita-citanya akan terbuka lebar. Ya, sebentar lagi. tinggal beberapa langkah lagi ia akan bisa menunjukkan pada orang-orang bahwa dirinya adalah gadis yang bisa membawa kebanggaan.

“Bagaimana, Chagy, kau sudah siap?” tanya Kibum seraya mengubar senyumnya.

“Kuharap begitu, Oppa,” Hyora mendekap erat formulir itu di dadanya. “Tapi, tetap saja aku masih gugup,” Hyora memonyongkan bibir bagian bawahnya. “Sainganku pasti banyak sekali,”

“Hahaha!” Kibum tertawa. Tangannya mulai menepuk-nepuk pundak yeoja itu. “Kau pasti bisa. Anggap saja semua orang yang menyaksikanmu adalah batu. Dengan begitu kau tak akan grogi. Ara?”

Hyora mengangguk sambil menimbang-nimbang ucapan Kibum. “Ne, ne, arasseo!”

“Anak pintar!” kali ini Kibum mencubit gemas pipi Hyora. “Hwaiting!”

Hyora menyumbat kedua telinganya dengan headset. Ia hanya tersenyum kecut menanggapi perkataan Kibum, namun perkataan namjachingu-nya itu memberikan sedikit rasa lega di dadanya.

***

Tit.. tit.. tit.. ponsel Kibum berbunyi. Dengan agak tergesa-gesa tangan kirinya mencari-cari headset untuk menerima panggilan itu. Hampir seluruh benda yang ada di dalam mobilnya bergetar. Hal itu semakin menyulitkannya untuk meraih headsetnya.

“Hyora, tolong ambilkan headset-ku!” pintanya sambil tetap mengorek-ngorek semua yang ada di bawah.

Hyora tak merespon. Ia tetap sibuk mendengarkan musik yang melantun dari headset-nya, sementara pandangannya tetap tak terlepas dari formulir audisinya.

“Hyora, tolong bantu aku sebentar!” Kibum mulai agak resah.

Akan tetapi Hyora tetap sibuk dengan pekerjaannya, seolah tak sadar dengan permintaan Kibum dan apa yang kini dilakukan namja itu.

Merasa kesal, Kibum melihat ke arah bawah untuk mencari benda itu. Kekesalannya membuatnya lupa dengan apa yang sedang dikerjakannya sekarang.

TIINNN…!! Suara sirine mengagetkan Hyora yang masih sibuk berkutat dengan formulir pendaftarannya. Ia mendongak. Mendadak kedua matanya membulat. Nafasnya mulai tak teratur melihat apa yang telah menantinya di depan. Syaraf-syaraf di otaknya menegang. Ia menelan ludah―menyambut malaikat kematian yang kini ada di depan matanya. Ia membuka mulutnya―berusaha mengumpulkan semua tenaganya. “KEY OPPA, AWAS!!” jeritnya―membuat Kibum kembali pada kesadarannya.

Kibum mengabaikan suara ponselnya begitu mendengar teriakan Hyora. Ia kembali teringat dengan pekerjaannya. Seketika ia menahan nafasnya melihat mobil van putih yang telah berada 2 meter di depannya. Tanpa dia sadari mobilnya telah melewati jalur kiri, jalur di mana seharusnya ia menggiring mobilnya.

Dengan cekatan tangannya membanting setir ke arah kiri. Gesekan kuat keempat ban mobilnya mampu menyeimbangkan kembali keadaan dan membuatnya berhenti sebelum menabrak toko roti yang kini hanya berada setengah meter dari mobilnya. Kibum tersengal-sengal, sementara Hyora berusaha mengendalikan tubuhnya yang masih bergetar hebat.

Debu beterbangan akibat pengereman mendadak yang dilakukan Kibum. Suasana di luar mobil sama sekali tak terlihat. Hanya terdengar riuh teriakan beberapa orang yang entah berasal darimana. TIINNN…!! Suara sirine yang memekakkan telinga itu terdengar kembali. Deg, secepat kilat Kibum menatap ke luar jendela. Kali ini dia terdiam. Mulutnya menganga diiringi tarikan nafas berat yang seakan dipaksa masuk ke dalam paru-parunya. Sesuatu mendekat dari luar kaca jendela yang masih dikaburkan oleh debu. Selang 2 detik benda itu semakin jelas. Truk merah, benda itu mampu membuat Kibum  mematung. Ia berhenti bergerak―tak sempat melakukan respon yang melampaui kecepatan geraknya. Kurang dari satu detik dia menghampiri lagi. Ya, dia datang―Sang Dewa Kematian―dengan seringainya yang mencekam.

BRAKKK……!!!

***

Kibum POV

Berat, entah kenapa kepalaku terasa sangat berat. Perih, perih sekali kedua tanganku. Samar-samar kulihat pecahan kaca di sekelilingku. Memantulkan sinar menyilaukan yang membuatku menyipitkan kelopak mataku. Beberapa dari mereka menancap dengan sempurna di lenganku, menciptakan torehan yang menyebabkan cairah merah merembes dari balik pakaianku.

Suara sirine terdengar di kejauhan. Suara riuh panik orang-orang juga mampu kutangkap dengan agak samar. Aku terdiam. Entah apa yang menindih tubuhku, rasanya berat sekali. Seluruh tubuhku terasa ngilu dan nyeri. Bahkan pengelihatanku semakin lama semakin kabur saja.

Sesuatu mengalir dengan pelan dari pelipisku, berbau anyir dan sangat menyengat. Kurasakan cairan yang sama mengalir dari perbatasan kedua alisku. Terasa pekat dan kental. Cairan itu mulai menetes ke lenganku. Mengubah warna kemeja putihku menjadi merah pekat. Aku tak terlalu memikirkannya, karena yang ada di otakku kini adalah Hyora. Di mana dia?

Samar-samar kulihat sosok tergeletak di depanku. Tubuhnya menelungkup dan matanya terpejam. Gaun putih yang dipakainya lusuh dan sobek di beberapa bagian. Lalu punggungnya, Ya Tuhan! Kulihat sebuah kaca besar menancap di sana. Darah segar mengalir perlahan mengalir dan merembes semakin deras di gaunnya.

Rasa cemasku memuncak. Kuulurkan tanganku ke berusaha meraihnya. Hyora, bertahanlah, batinku putus asa. Aish! Badanku sama sekali tak bergerak, walau sekeras apapun aku berusaha menyeretnya. Kukepalkan kedua tanganku. Kekesalanku memuncak. Apa yang telah kulakukan padanya. Bagaimana kalau dia terbunuh? Astaga, Key, jangan berpikir yang tidak-tidak! Hyora pasti baik-baik saja.

Aku terdiam. Mulutku tak lagi mampu mengeluarkan kata-kata. Badanku semakin lama semakin melemah. Pengelihatanku semakin kabur. Perlahan-lahan kesadaranku berkurang. Yang terakhir kudengar adalah suara langkah kaki orang-orang berpakaian putih hingga akhirnya semua berubah menjadi gelap.

***

TBC

©2011 SF3SI, Chandra.

This post/FF has written by Chandra, and has claim by her signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

161 thoughts on “Something More: It’s Nightmare – Part 4”

  1. Key!!!
    Oh no,, aduh ntar jjong pasti marah besar tuh,, huwaa… Kenapa angstnya separah ini?
    *author: angst emang parah dodol*
    aduhh… Gak kebayang deh gimana reaksi Jjong, ayo part selanjutnya!

  2. Makin tertarik nih sama karakternya Jjong… Misterius, tapi mendidik…

    Huwaa.. Keyora kecelakaan..
    Duh, ntar gimana tuh?
    Jjong bakalan marah, gak?
    Ayo part selanjutnya!

  3. Ternyata FF satu ini bener-bener daebak!
    Bikin penasaran dan memancing emosi!
    Mian selama ini aku sering jadi silent reader.. OL di hp susah komen.. T.T
    ayo part selanjutnya!

  4. omoooo,,,chingu kok bisa kaya gini,,hyora ama key gmn?jonghyun bkal ngamuk tuch…di tnggu part selanjtna,,kalo di protect bleh minta pw gag?gomawo

    1. Dipart selanjuTnya ada jawaBanNya..
      Nanti di skip versioNnya aku kasiH tau cAranya minta PW..

  5. andwae, gmn tc nasib key oppa am hyora onnie..??
    kepercayaan jong-ppa bz ilang tc..!! T_T
    truz orang2 berpakaian putih sapa..??

    next part saenq tunggu..

    1. JawaBanNya ada di part 5, saeng…
      .
      Yg pake pakaian puTiH itU orang2 dari ambulans,..
      GoMawo koMenNya..

  6. benar2 mimpi buruk..!!
    gimana th keadaan Key sm Hyora… Hyora msh bs jd model kn..??#author : itu mah terserah aku..haha
    oh ya,,,gmna reaksi Jjong ya.. jgn2 dia mrah bgt sm Key.. kyaaa penasaran,,,!!! lanjutlanjut.

  7. Kenapa malah jadi mengerikan begini?
    Siapa sih tu supir truk?
    Minta dihajar banget!
    *plakk..
    Nasib KeyOra gimana?
    Huwee.. Penasaran!!
    Ayo part selanjutnya!

  8. Really!
    Omo..
    It’s really, really nightmare!!
    Duh ntar gimana reaksinya Jjong?!
    Ayo part selanjutnya!

  9. 0m0~ k0k jdi serem gni !! Gmana nih nashb Key ma Hy0ra ? mga mreka baek_baek za, selamat gak npa2 n gk cacat #plakk# Pnasaran nh d tnggu next part. HWAITING !!

    1. MaAf aku bAru bALes koMenNya…
      JawaBanNya ada di part 5..
      GoMawo udah sempetin bAca..

  10. Gatau kenapa pas baca bagian key-hyora kecelakaan degdegan plus gemeteran. Bacanya pelan-pelaaan banget. Huweee, key-hyora ga matikan? Hyora gapapakan, masi bisa jadi modelkaan?
    Daebakdah. Ditunggu part selanjutnya d>o<b

    1. MaAf….
      MaAf bAnget aku bAru jawaB koMenMu sekarang…

      JawaBan pertanyaAnMu ada di part 5..
      GoMawo yah..

  11. Uwaaaa .. Gagal deh impian Hyoraa jdi modeell .. Aduk kasian banget !!
    Jjong pasti mrah banget deh ..
    Lanjut donk lanjut ..jgn lama ” yuaa ..penasaran tingkat akut nih !! 😀

  12. wah…ternyata sy salah duga hehe. sy kira kim sera bkal jd pihak ketiga hehe. ternyata msalahnya lbih pelik dr itu 😦

    aduhhhh…np pake acra kecelakaan sgala, thor? smoga ga ada yg mati 😦

    kalo pun selamat semoga ga ada yg cacat mata, atau cacat2 lainnya. semoga ga ada yg amnesia T_T

    kasiaan key sama Hyora!!

    1. Bukan, Eon…
      Aku gak terlalu suka buat cerita yang isi cinta segitiGanya..
      .
      JawaBan pertanyaAn yang lainNya udah ada di part 5..
      MakasiH…

  13. hyaaaaa author kenapa sadis bner kecelakaannya…………aduuuuuu jonghyun pasti ngamuk berat tw adiknya kecelakaan….
    lanjut author….seru seru

  14. hwaaaa…key..(shock mode on)
    jgn sampek da papa sama mreka…
    lnjutan.a lau di protect,skipannya ea thor,..^^v

  15. haaaaahhhhhhhh
    tidaaakkkk
    mereka kecelakaan ! terus gmn keadaannya ? cita2 hyora jd model gmn ? kalo s jjong nyuruh kibum putus ama hyora gmn ? ottoke ottoke ?
    #histeris

  16. HALOOOOO!!! chandra shinoda aka author dari ff yang keren abis ini, lagi hiatus. sebenernya dia udah minta aku balesin tapi…WOW!!! 70 KOMEN???
    errrr~~~pembaca yang baik, boleh nggak aku balesnya ga satu-satu? soalnya abis ini aku mw ke part 3-nya juga dan mungkin…balesnya singkat juga…*mian.
    yang jelas, aku mewakili chandra di sini bener-bener bangga karena reader sf3si aka ssf (bener ga ya?) udah mau baca dan komen di sini.
    komen selanjutnya aku serahin ke chandra lagi deh. hehe.
    gomawo, semuaaaa!!!! *kiss bye.

    1. Halo eoN…
      Aku udah bALik niH.. .hehehe…
      MakasiH udah gantiin aku bALes koMennya selama aku hiatus..
      GoMawo, Eon..
      *kiss

  17. ahhhhhh tidakkkkkkkkk
    kenapaaaaa ini harus terjadi ?? #sinet mode on
    deminya ak ganyangka bakal gini jadinyaaaa
    gmn cita2 gyora buat jd model ? gmn kalo kibum dsrh putus ama hyora ??? ottoke ???? #histeris

    please author jngan sad ending yayaayayayaayaya 😦
    aku gakuat bacanyaaaaa

    #ntar kalo mau minta pw gmn crnya ?

    1. Hehehe.. Pertanyaanmu udah kejawab di part selanjuTnya..
      MaAf aku telat jawaBnya..
      Masalah PW nanti akan aku jelasin di SKIP verSioNnya..

  18. Eh?
    Nyasar?
    Wah.. Wah… BAhaya tUh.. Hehehe
    .
    PertanyaAnMu kejawaB di part 5.. GoMawo udah sempetin bAca..

  19. Aaa,, aku ingetttt… Ini FF yg mana…
    Ya ampun Chan, baru baca th 2013..
    Hahahaah, kudet….

    Ih,ih, serem ih,
    lanjutannya dah ada belom yak?

  20. Ceritanya bagus, malah Ga ketebak..
    Ga menyangka di hari yg bahagia itu,malah ada kejadian yg tidak menyenangkan.. Smoga mereka Ga knpa-knpa.. Lanjut ke part berikutnya..

Leave a reply to chandra shinoda Cancel reply