Who is??? – Part 3

Who is??? Part 3

cover

Author: Lee Min cha

Length : sequel

Cast: Choi hyejin, Choi minho, kim jong in, Lee taemin, onew, key, imyeol, chanyeol, sunhwa and many more.

Genre: romance, family, friendship

Rating: general

Yohoo…. This is my latest ff ^^  ff ini adalah ffku yang ke 10, gumawo buat admin yang udah ngepost beberapa ff yang udah aku kirim #bow

Ff ini storynya g serumit yang sebelum-sebelumnya, soalnya ini ff selingan buat nenangin fikiran dari semua ff sedih yang udah sempet bikin mewek T.T . ceritanya juga g terlalu berat, tapi lumayan panjang -_- dan jadi ffku yang terpanjang.

Di beberapa part readers pasti bakalan mikir kalau main castnya si Kai, tapi sebenernya main castnya itu minho sama hyejin, jangan salah sangka ya readers.

Maafkan segala kesalahan tata bahasa dan typo #bow

Wish you like this…#bow

Happy reading :*

Hyejin pov

Aku berjalan pelan menuju dapur mencoba memperkirakan apa yang akan terjadi, aku takut minho oppa masih marah padaku.

Minho: kau sudah bangun?  Cepatlah, nanti sarapannya dingin. Hari ini appa dan oemma akan pulang…

Kulihat ekspresi minho oppa yang cerah, berbeda sekali dengan semalam. Apa semalam aku bermimpi?

Hyejin: oemma dan appa pulang?

Minho: ne….

Dan kami kembali seperti semula seolah tak terjadi jadi apapun. sebenarnya aku sudah tahu akan seperti ini, minho oppa memang selalu begitu setelah kami bertengkar atau salah paham, ia akan bersikap seolah tak terjadi apapun.

Minho: kaja, kita berangkat bersama.

Hyejin: tidak usah, aku akan pergi bersama kai.

Minho:kalau begitu ajak juga kai. Kalian pasti lelah berjalan.

Hyejin: anyi oppa, aku tidak ingin merepotkanmu.

Aku berjalan keluar melewati minho oppa, aku tahu dia pasti heran karena aku menolak ajakannya padahal biasanya akulah yang memohon-mohon padanya agar ia mau menumpangkan aku.

Saat aku keluar aku sudah melihat kai berdiri di depan pintu, aku tidak tahu entah sejak kapan dia ada di sana.

Hyejin: jam berapa kau berangkat dari rumahmu?

Kai: baru saja.

Hyejin: kau tidak bisa berbohong padaku.

Kai : sudahlah ayo berangkat, nanti kita terlambat.

Kai menggenggam tanganku kemudian menarikku pelan agar aku berhenti berkomentar. Selama perjalanan aku sibuk membicarakan tentang orang tuaku yang akan pulang pada kai sementara ia hanya tertawa mendengar ceritaku padahal aku rasa tidak ada yanga lucu dari semua itu.

********

Hari ini minho oppa akan bertanding basket melawan universitas lain, syukurlah pertandingannya di adakan di tempat kami jadi aku tidak perlu membolos sekolah. Aku duduk di deretan kursi penonton bersama kai, sunhwa dan chanyeol.

Hyejin: dimana noonammu?

Chanyeol: di sana…

Chanyeol menunjuk ke arah noonanya berada. Dia ada di tempat para pemain duduk dan minho oppa tentunya. Mereka terlihat sangat mesra, aku bisa lihat oppaku terus tertawa dan tersenyum dengannya. Entah karena hal apa aku berdiri dan menghampiri mereka.

Hyejin: oppa, ini aku bawakan minum untukmu.

Minho: tidak perlu, kau minum saja, minyeol sudah berikan untukku.

Jeder…

Rasanya sangat kesal saat minho oppa menolak minuman yang aku berikan, bukankah dulu dia bilang jika aku yang berikan minuman untuknya dia pasti akan menang, sekarang ia menolak minuman dariku.

Hyejin: anyio, aku tidak haus, kalau oppa tidak mau yasudah…

Kubuang minuman itu ke tempat sampah yang terletak tak jauh dariku kemudian kembali ke tempat dudukku.

Aku duduk di sebelah kai dan minyeol oennie, dia sibuk menyorakki oppaku dan oppa terus tersenyum padanya, sementara aku, aku hanya diam tak tertarik sedikitpun.

Oppa menang, seperti biasanya. Mungkin minumanku memang tidak ada efek sedikitpun. Minyeol oenni, aku , kai , sunghwa dan chanyeol segera menghampiri minho oppa. Aku berusaha menyembunyikan wajah kesalku dihadapannya, aku tidak mau merusak kebahagiaannya saat ini.

Minho: minyeol aku menang, seperti janjiku padamu…

Minyeol: chukhae…

Mereka berpelukan dihadapanku, euuhhh jangan pamer kemesraan di sini, ini tempat umum!

Minho: baiklah, aku akan mentraktir kalian semua, ottae?

Hyejin : aku tidak ikut, aku harus belajar untuk ulangan besok.

Minho: mwo? aigo aegi tumben sekali rajin…

Minho oppa mengacak rambutku, dengan sigap aku menahan tangannya sebelum ia berhasil melakukannya.

Hyejin: berhenti memanggilku aegi!!!!!!!!!!!

Minho: ada apa denganmu? Apa kau sedang PMS?

Hyejin: menurutmu? Sudahlah aku harus kembali ke kelas sebelum Mr. park menghajarku.

Aku berlalu meninggalkan semua orang itu yang mungkin kini tengah terheran dengan sikapku, entahlah aku sedang tidak dalam mood yang baik, terlalu sensitive bahkan untuk hal yang tidak penting.

************

Aku duduk di bawah pohon rindang tempat biasa aku menghabiskan waktuku untuk menormalkan moodku.

Kai: aku fikir kau di kelas, tapi ternyata di sini.

Kai duduk di sebelahku, tersenyum seperti biasanya.

Hyejin: aku sedang tidak mood belajar.

Kai: apa karena minho hyung?

Hyejin: aku rasa aku benar-benar harus belajar untuk tidak tergantung padanya.

Kai: tapi kau juga tidak perlu sefrontal itu kan genie…

Kai mengusap pelan puncak kepalaku.

Hyejin: entahlah kai, rasanya belakangan ini aku jadi sedikit kurang suka dengan minho oppa, aku mulai merasa ia terlalu mengaturku tetapi ia bahkan tidak peduli padaku.

Kai: itu hanya perasaanmu saja. Apa karena hyung sudah punya yeojachingu?

Hyejin: molla, tapi aku memang merasa tidak sepantasnya lagi bermanja-manja padanya. seharusnya oennie yang seperti itu bukan aku. meskipun aku adiknya, setidaknya aku juga harus bisa mengerti posisi oppaku.  Benarkan?

Aku menatap kai dan ia mengangguk sambil tersenyum. Kulihat ada yang berubah di wajah kai, wajahnya sangat pucat dan matanya sedikit memerah.

Hyejin: kau pucat sekali kai, apa kau sakit?

Kai: anyio, akau baik-baik saja. Kaja kita ke kelas…

Kai menarik tanganku, bisa kurasakan telapak tangannya yang dingin menyentuh telapak tanganku.

Hyejin: kai kau sedang sakit.

Kai: aku baik-baik saja genie…

Kai melanjutkan langkahnya sambil terus menggenggam tanganku, tanganya mulai berkeringat, aku tahu dia pasti sedang sakit, tapi sikap keras kepalanya tidak pernah mau berubah.

Saat kami sampai di koridor lantai dasar menuju kelasku, badan kai terhuyung. ia melepaskan tanganku dan berusaha berpegangan pada sisi dinding yang ada di dekatnya.

Hyejin: kai…

Tak lama kemudian tubuh kai merosot ke lantai tak sadarkan diri. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, aku terus berusaha menguncang tubuh kai agar ia tersadar, tapi nihil. Aku berteriak –teriak di sepanjang koridor sampai akhirnya seorang satpam mendengarkanku kemudian membantuku memapah tubuh kai menuju taxi. Aku membawa kai ke rumah sakit terdekat karena aku yakin pertolongan UKS tidak akan cukup mengobati kai. Selama di taxi aku berusaha menghubungi orang tua kai dan memberitahukan keadaan putra mereka. Saat aku bilang akan membawa kai ke sebuah rumah sakit terdekat , mereka melarangku dan justru menyuruhku membawa kai ke rumah sakit yang jaraknya lumayan jauh. Aku cukup heran, namun aku tidak punya waktu untuk mempertanyakan hal itu sekarang. kai masih saja tidak sadarkan diri, badannya panas dan wajahnya semakin pucat…

************

Kai oemma: apa kau hyejin???

Aku tersadar dari lamunanku saat kudengar seseorang memanggil namaku. Seorang yeoja separuh baya tengah berdiri dihadapanku, wajahnya tirus, ada beberapa kerutan di sisi kedua matanya, meskipun demikian ia masih terlihat cukup muda dibandingkan usianya kurasa.

Hyejin: ne…

Aku berdiri dari posisi dudukku di ruang tunggu rumah sakit ini. dokter tidak mengizinkanku masuk dan memintaku menunggu di sini, cukup lama sejak ia memeriksa keadaan kai tadi.

Kai oemma : duduklah…

Aku duduk kembali diikuti wanita tersebut yang duduk di sebelahku. Ia memegang wajahku, awalnya aku sedikit kaget berniat menghindar, tapi rasanya terlalu kasar jika aku melakukannya, jadi kuputuskan untuk membiarkannya.

Kai oemma: kau sangat cantik, persis seperti yang selama ini kai ceritakan.

Hyejin: ne?

Kai oemma: aku ibunya kai. Terima kasih kau sudah membawa kai ke sini.

Hyejin: kalau aku boleh tahu, kai sakit apa ahjuma?

Ia malah tertawa mendengar ucapanku, memangnya ada yang lucu dari ucapanku?

Kai oemma: panggil aku oemma saja, semua teman kai memanggilku seperti itu. apa lagi kau adalah yeojachingunya bukan?

Blush… ternyata kai memang sangat ember

Kai oemma: kai hanya kelelahan, dia hanya perlu sedikit istirahat.

Aku mengangguk paham dengan penjelasan singkat itu.

Kai oemma: kau tahu? Kai tidak pernah menceritakan yeoja padaku sebelumnya, kau adalah yeoja pertama yang kai ceritakan padaku.

Hyejin: benarkah?

Kai oemma: hyejin, bolehkah aku meminta satu hal padamu?

Hyejin: ne?

Kai oemma: aku mohon tetaplah menjadi yeohjachingunya meskipun kau tidak menyukainya, tidak akan lama.

Hyejin: aku tidak mengerti oemma…

Kai oemma:  sudahlah, nanti kau juga paham. Aku harus pulang sebentar nanti aku kembali lagi. kalau kau mau ke ruangan kai sekarang sudah bisa.

Hyejin: ne oemma…

Kemudian yeoja itu berpamitan dan aku berjalana menuju kamar kai. Aku bisa lihat kai terbaring lemah di kasurnya tak sadarkan diri. Aku duduk di sebelah kai memandangi wajahnya yang masih terlihat tampan meskipun begitu pucat.

Drt…drt…drt…

Hyejin: ne oemma…

“………..”

Hyejin: arraeyo… kuenchana….

Bippp….

Dan lagi, oemma hanya memberiku harapan palsu, ia tidak jadi pulang begitupun appa. Apa yang sebenarnya terjadi di keluargaku? Aku bahkan tidak pernah meraskan hangatnya sebuah keluarga.

Aku duduk di sebelah kai memandang wajahnya yang masih terlelap. Sakit apa kau sebenarnya sampai tidur sebegitu lama? saat ini aku sangat merindukan senyumanmu kai.

************************

Kai oemma: kau masih di sini?

Hyejin: aku belum bisa pulang sebelum melihat kai bangun

Kai oemma: aigo kau ini, kai tidak akan bangun sampai besok pagi, ia sudah diberikan obat tidur oleh dokter.

Hyejin: benarkah?

Kai oemma: sudahlah sebaiknya sekarang kau pulang, tidak baik perempuan pulang semalam ini.

Kulirik arlojiku, dan benar sudah hampir jam sepuluh.

Aku berpamitan dengan kai oemma dan pulang diantar oleh sopir kai, setibanya di depan gerbang rumahku, bisa kulihat rumahku sudah diterangi oleh banyak lampu membuatnya terlihat begitu indah. Orang –orang pasti tidak akan mengira jika sebenarnya rumah ini tak seindah yang terlihat.

Aku berjalan gontai melewati pintu utama menuju kamarku. Saat aku baru saja sampai di lantai dua tempat kamarku berada, minho oppa sudah berdiri tepat di depan pintu kamarku. Tangannya terlipat di dada dan wajahnya terlihat marah.

Minho: sudah jam berapa sekarang? kenapa kau baru pulang?

Hyejin: oppa sudah selesai  berpesta?

Minho: aku bertanya kenapa kau baru pulang? Jangan berbalik bertanya padaku!

hyejin: apa pestanya menyenangkan? Huh tentu saja, kau bisa minum sepuasnya bukan?

Minho: CHOI HYEJIN! Jawab pertanyaanku!

Hyejin: mwoya?

Minho: apa kau bersama kai?

Hyejin: dia namjachinguku…

Minho: aku tidak pernah melarang hubunganmu dengan kai, tapi kali ini sudah keterlaluan! Kau tidak lihat sekarang sudah jam berapa? Bagaimana mungkin seorang yeoja pulang jam 10 malam bahkan masih memakai seragam?

Hyejin: bukankah dulu kau yang menginginkan aku bersama kai? Kau yang memintanya menjadi namjachinguku, kenapa sekarang kau malah menyalahkannya? Bukankah itu semua resikomu?

Minho: tapi tidak sepantasnya ia berbuat sejauh ini!

Hyejin: oppa! Sampai kapan kau akan seperti ini? sampai kapan kau akan mengatur hidupku? Sampai kapan kau akan memperlakukan aku seolah aku masih anak SMP yang baru mengenal dunia?

Minho: CHOI HYEJIN! Kau itu adikku kau adalah bagian dari keluarga ini! Aku bertanggung jawab atas dirimu!

Hyejin: cih… keluarga? Keluarga seperti apa ini? aku bahkan tidak bisa melihat orang tuaku setiap hari, mereka hanya menelfon saat bilang tidak jadi pulang. dan kau! Kau seenaknya mengatur hidupku, bertindak seolah kau adalah orang yang berkuasa atas diriku!

Minho: CHOI HYEJIN!!!!!!!!

Kulihat wajah minho oppa semakin memerah menahan emosinya, dan ia mulai bergerak ingin menamparku

Hyejin: kau ingin menamparku? Baik, tamparlah sampai rasa marahmu terbayarkan! Seperti itulah aku dimatamu bukan?  Aku tidak pernah memintamu  mengkhawatirkanku, aku bisa menjalani hidupku sendiri! Berhentilah memperlakukan aku seperti ini! kau membuatku membencimu!

Minho: kau membenciku?

Hyejin: kurae… aku sangat membencimu oppa, sangat membencimu, kau membuatku tergantung padamu… kau membuatku sulit menjauh darimu, kau membuatku rapuh karena perlindunganmu, kau membuatku takut kehilanganmu, karena itulah aku membencimu…

Blam…

Kulempar pintu kamarku dihadapan minho oppa kemudian menguncinya erat agar ia tak bisa masuk dan meneruskan pembicaraan ini. aku menghempaskan tubuhku ke kasur dan menangis sekeras-kerasnya. Ini untuk pertama kalinya aku menangis tanpa minho oppa yang selalu bisa menghentikan tangisku, karena saat ini aku menangis karena dia.

*******************

Drt…drt….drt…

Getaran ponsel membangunkanku dari tidurku, mataku terasa perih, mungkin karena menangis semalaman. Aku bahkan masih memakai segaram sekolahku.

Hyejin: ne….

Kai: kau masih tidur?

Hyejin: hmmm….

Kai: aigo genie… kau tidak ke sekolah? Sekarang sudah hampir jam 8…

Hyejin: anyio… hari ini aku sedang tidak enak badan, aku tidak akan datang ke sekolah…

Kai: kau sakit?

Hyejin: tidak usah khawatir, aku hanya sakit perut .

Kai: sakit perut? Wae?

Hyejin: karena aku perempuan, kau mengerti kan kai?

Kai: oh… arraso… yasudah, kau istirahat saja, arra…

Hyejin: ne…

Bippp….

***************

Aku sudah selesai berkemas dan bersiap untuk pergi ke rumah sakit. kai masih di rumah sakit dan aku butuh kai untuk membuatku merasa sedikit lebih tenang. Entahlah mungkin sekarang aku sudah mencintai kai seperti yang dulu pernah ia katakan.

Saat aku keluar dari kamarku kulihat minho oppa sedang berbicara dengan seorang ahjussi yang cukup familiar dimataku. Dia adalah pengacara keluarga ini dan biasanya ia akan datang jika ada urusan penting tentang masalah di keluarga kami. aku lihat mereka berbicara sangat serius, sebegitu seriuskah sampai minho oppapun tak datang ke kampus? Aku mendekat mencoba mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakan, aku yakin pastilah sebuah hal penting.

Mr. Shin : minho, aku rasa kau cukup mengerti bukan?

Minho: tapi bagaimana bisa mereka merahasiakannya selama 5tahun?

Mr.shin: mereka tidak mau kau terluka mendengarkannya.

Minho; cih… selama ini aku sudah cukup terluka dengan ketidak pedulian mereka.

Mr.shin: sudahlah minho, mengertilah… tidak semua hubungan berakhir seperti yang kita harapkan.

Minho: tapi haruskah mereka bercerai? Tidak adakah cara lain?

Jeder…

Rasanya bagaikan mendengarkan petir disiang yang sangat terik. Bercerai? Orang tuaku bercerai? Karena itukah selama ini mereka tidak pernah datang ke rumah ini?

Keluarga yang selama ini memang tidak terlihat baik ternyata memang tidak baik, orang tuaku adalah  orang-orang egois dan keras kepala, yang hidupnya hanya untuk mengejar uang dan kedudukan. Mereka tidak peduli satudengan yang lainnya meski sudah duduk di meja makan yang sama. Seharusnya dari awal aku sudah sadar betapa tidak akurnya orang tuaku, betapa mereka tidak peduli pada aku dan minho oppa. Mereka pikir dengan uang yang banya kami akan bahagia seperti yang mereka imajinasikan. Hidup macam apa yang sebenarnya ingin mereka berikan padaku?

Aku berjalan pelan menghampiri kedua orang itu

Hyejin: bercerai?

Minho: hyejin? Kau tidak ke sekolah?

Hyejin: bercerai? Apa mereka fikir semudah itu bercerai? Apa mereka tidak pernah memikirkan orang-orang yang berada di antara mereka?

Mr.shin: hyejin, mengertilah, aku yakin kau sudah cukup dewasa untuk hal ini.

Hyejin: arraseo…

Aku melanjutkan langkahku keluar dari rumah ini, melangkah sejauh mungkin berharap langkahku akan membawaku pergi dari dunia ini. semuanya sama saja, appa, oemma dan minho oppa. Aku benci semua orang itu sekarang. bagaimana bisa minho oppa tidak mengajakku berbicara pagi ini? aku juga berhak tahu bukan? Jika tadi aku tidak ada di sana mungkin seumur hidupku aku tidak akan pernah tahu orang tuaku bercerai. 5 tahun? Sebegitu hebatkah mereka? Apakah aku adalah penonton sebuah panggung opera yang begitu mudah terpesona oleh acting amatiran? Seharusnya  aku sudah tahu cerita singkat dan sederhana ini semenjak pertunjukkan di mulai, atau seharusnya aku tidak datang ke opera ini agar aku tidak pernah tahu cerita seperti apa yang terjadi. Apa mereka pernah tahu betapa inginnya aku mendengarkan sebuah cerita pengantar tidur? Apa mereka pernah tahu aku inginkan sebuah liburan keluarga dengan pesta barbeque yang menyenangkan? Apa mereka pernah tahu jika aku juga ingin mereka hadir dihari kelulusanku ? apa mereka pernah tahu aku juga ingin berjalan di sisi pertokoan dengan kedua tanganku dibimbing oleh mereka? Apa mereka pernah tahu bagaimana aku tumbuh menjadi besar? Apakah mereka pernah menghitung berapa jumlah tinggi yang sudah aku lewati hingga sekarang? apa mereka pernah tahu bahwa aku juga ingin melihat keluargaku seperti aku melihat keluarga yang lain?. Rasanya Semuanya seperti kabut, gelap dan semu, tidak bisa disentuh.

******************

Aku menutup pelan pintu ruangan tempat kai di rawat, kulihat ia sudah rapi dan semua barangnya sudah di kemasi.

Hyejin: kau pulang hari ini?

Kai oemma: kebetulan sekali kau ada di sini. Hari ini kai sudah diizinkan pulang dan oemma tidak bisa mengantarnya.

Kai: oemma, berhentilah seperti itu…

Bahkan seorang kai memiliki oemma  yang sangat memperhatikannya, betapa mirisnya aku.

Hyejin: baiklah.

Kemudian kai oemma berlalu melewati pintu yang barusan kulewati. Aku membantu kai membawa tasnya dan berjalan di sisinya. Wajah kai sudah mulai kembali seperti biasa tidak sepucat saat ia pingsan di koridor.

***************************

aku dan kai duduk di balkon kamar kai yang cukup besar, rumahnya sangat besar dan indah sama seperti rumahku tapi aku selalu merasa rumahku begitu sempit dan membosankan.

Kai: waeo??

Kai mengelus lembut rambutku membuat perhatianku beralih dan terfokus di wajahnya. Ia tersenyum seperti biasanya, betapa aku merindukan senyuman itu.

Hyejin: orangtuaku bercerai…

Ekspresi kai tiba-tiba berubah tegang dan tersirat kekhawatiran diwajahnya.

Hyejin: seharusnya dari awal aku sudah mengetahuinya, tidak sulit menebak hal semacam itu. selama ini pun mereka tidak pernah seperti orang tua lainnya. 5 tahun sudah mereka membohongiku.

Aku tersenyum getir dan setetes  air mata terjatuh dari pelupuk mataku.

Hyejin: seharusnya aku sudah paham, seharusnya aku sudah mengetahui dari awal, dan ini bukanlah hal yang sulit. Selama ini mereka bahkan terlihat tidak menganggapku ada. Tapi kenapa rasanya tetap saja menyakitkan mengetahui adanya perpisahan? Kai aku benci perpisahan….

Air mata yang sedari tadi kubendung mengalir deras di pipiku. Tangan kai beralih menuju kedua bahuku, meremasnya lembut dan menarik tubuhku dalam pelukannya.

Kai: arrayeo…

Tangisku pecah dalam pelukan kai, rasanya aku ingin meluapkan semua perasaan yang kini aku rasakan.

Cukup lama sampai akhirnya kai mendorongku pelan, menangkap kedua pipiku dan menghapus air mataku dengan kedua ibu jarinya.

Kai: apa kau lapar?

Hyejin : sedikit…

Kai: ayo kita makan…

Kai menarik lembut tanganku mengajakku ke dapurnya yang luas dan terdapat beberapa pelayan di sana.

Kai: kau mau makan apa?

Hyejin: terserah kau saja…

Kemudian kai mulia menyebut beberapa nama makanan dan semua pelayan itu mulai sibuk dengan peralatan dapur.

Aku dan kai duduk di meja makan berhadapan menunggu hidangan datang, tak butuh waktu lama sampai beberapa makanan datang.

Kai: makanlah dulu… setelah ini kita pergi ke suatu tempat.

Hyejin: kemana?

Kai: makanlah dulu

****************

Hyejin: kai, kenapa kau membawaku ke sini?

kai: wae? kau tidak suka?

Hyejin: anyia… tidakkah ini terlalu jauh?

Kai: kuenchana, kita tidak hanya pergi berdua kan?

Benar juga, masih ada sopir kai di sana menantikan kami. Saat ini aku dan kai tengah berada di pantai.

Kai: kau tahu? Dulu saat orang tuaku bercerai aku datang ke pantai ini dan menghabiskan waktu untuk berfikir.

Hyejin: orang tuamu juga bercerai?

Kai: aku tahu apa yang kau rasakan saat ini.

Hyejin : mian kai, aku tidak tahu jika orang tuamu juga bercerai.

Kai: kuenchana…kau tahu? Setiap perpisahan memang meyakitkan tapi perpisahan adalah hal yang pasti akan terjadi. Seperti apapun sebuah pertemuan, pasti akan ada perpisahan. Kita harus bisa menerima setiap perpisahan yang terjadi dalam hidup kita, karena dari itu kita akan belajar untuk merelakan orang lain.

Hyejin: tapi tetap saja rasanya menyakitkan

Kai hanya tersenyum dan meraih tanganku, menggenggamnya lembut. Aku dan kai berjalan menyusuri pantai dalam diam, sibuk dengan fikiran masing-masing .

Kai: bagaimana hubunganmu dengan minho hyung?

Hyejin: molla…

Kai: berbaikanlah dengannya…

Hyejin: wae? aku sudah memilikimu,aku tidak membutuhkannya lagi.

Kai tertawa mendengarkan penuturanku.

Kai: setidaknya dia bisa menemanimu di saat seperti ini jika tidak ada aku.

Langkahku tiba-tiba terhenti,

Hyejin: apa maksudmu? Kau akan pergi ke mana?

Kai: genie, kita tidak tahu seberapa lama lagi sisa hidup kita, bagaimana jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan? Bagaimana jika tiba-tiba aku meninggal karena tercekik permen karet?

Hyejin: tidak lucu kai… aku tahu kau tidak akan pernah meninggalkanku, jadi untuk apa lagi aku harus mengkhawatirkan minho oppa? Meskipun kami tidak seperti dulu lagi, setidaknya ia masih saudaraku bukan?

Kai: arrayeo…

Hyejin: kai kau membuatku takut…

Kai : wae? aku hanya bilang jika…

Hyejin: tapi kau berbicara seolah semuanya akan terjadi….

Kai: anyio, semuanya akan baik-baik saja, kau hanya perlu belajar untuk lebih mengerti.

*********************

Minho pov

Aku mondar-mandir di ruang tengah menunggu hyejin yang masih belum tahu dimana keberadaannya. Ia tidak mengangkat telfonku, tidak membalas smsku , tidak memberi kabar sedikitpun. Anak itu benar-benar membuat hidupku semakin buruk jika ia terus seperti ini. aku rindu hyejinku yang dulu, yang manja dan manis, tidak seperti sekarang, benar-benar membuatku pusing.

Kulajukan mobilku menuju rumah minyeol berharap aku bisa bertemu chanyeol yang juga merupakan teman dekat kai.

Minyeol: tumben sekali kau datang jam segini? Ada apa?

Minho:apa namdongsaengmu di rumah?

Minyeol: ne, masuklah!  kami sedang nonton TV.

Kulihat chanyeol tengah asik dengan TVnya, tapi kemudian ia berdiri memberi hormat.

Chanyeol: ada apa hyung datang malam-malam begini?

Minho: hyejin belum pulang, dan ini sudah yang ketiga kalinya ia pulang telat.

Chanyeol : dia pasti bersama kai, tenanglah hyung dia pasti akan baik-baik saja. Kai selalu membawa sopirnya kemanapun ia pergi.

Minho: aishhh… chinca… kenapa mereka sama keras kepalanya? Menghabiskan waktu pacaran sampai malam begini, seperti orang yang tidak akan bertemu lagi saja…

Chanyeol: hyung ada satu hal yang perlu kau tahu tentang Kai.

Minho: kenapa wajahmu seperti itu?

chanyeoL: tapi aku mohon kau merahasiakannya dari hyejin…

minho: ada apa? Kau membuatku cemas …

chanyeol : hyung, kai sedang sakit. ia menderita kanker stadium akhir…

minho: apa maksudmu?

Chanyeol: mungkin kai tidak akan bisa ikut ujian akhir karena mungkin saat itu waktunya sudah habis. Aku mohon hyung biarkan dia menikmati sisa hidupnya bersama hyejin, dia sangat mencintai hyejin .

Aku terduduk di sofa berharap aku tidak mengerti tentang semua ini.

Minho: jika kai meninggal, bagaimana dengan hyejin?

Chanyeol: bukankah hyejin tidak menyukai kai? Dia menjadi yeojachingu kai karena kau yang memintanya,  jika tidak ia pasti akan menolak kai.

Minho: ne?

Chanyeol: hyung kau masih ingat bukan?

Minho: aku fikir hyejin hanya bercanda tentang hal itu, aku fikir mereka benar-benar pacaran.

Chanyeol: kau tidak perlu mengkhawatirkan hyejin hyung, ia akan baik-baik saja setelah kai meninggal, bukankah dia tidak mencintai kai?

Minho; itu dulu, sekarang ia sudah benar-benar mencintai kai, bahkan aku rasa cintanya melebihi cinta kai padanya. hyejin adalah tipe orang yang begitu bergantung pada orang yang ia sayangi dan ia anggap peduli padanya, jika ia sudah bergantung pada orang itu, makan akan sulit baginya untuk melepaskannya.

Minyeol: sama halnya seperti dirimu bukan?

Drt…drt….drt…

Chanyeol: sunhwa?

“………..”

Chanyeol: mwo???

“……….”

Chanyeol: arraseo, aku akan segera ke sana.

©2011 SF3SI, Freelance Author.

Officially written by ME, claimed with MY signature. Registered and protected.

This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction

Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!

11 thoughts on “Who is??? – Part 3”

  1. Part ini yang bagian sedihnya
    Kai akan pergi begitu saja, semoga saja HyeJin berhasil mengatakan hal yang sangat ingin didengar oleh Kai.
    Author masih ada typho.
    Ditunggu next partnya (งˆ▽ˆ)ง

Leave a reply to nita29 Cancel reply