Talk To Love – Part 5

Talk To Love

Part 5

Title                 : Talk To Love

Author             : EmoonKey_Kyu

Main Cast       : Choi (Jung) Hye Bin, Key,  Kim Jonghyun

Support cast    : SHINee’s member, Choi Nikka

Length            : Chaptered  5/10

Genre              : Romance (maybe), friendship

Rate                 : PG-16

Summary        : Love come to you without permission.

A.N               : Annyeong ^^ ini ff pertama Emoon yang Emoon coba kirim ke sini. Idenya sih udah pasaran yah, tapi kan ceritanya belum tentu sama. Nyoba-nyoba kalau respon bagus yah ngirim lagi #dorrr. Really-really need ur comment, soalnya Emoon masih abal di dunia per ff’an. Mian kalo banyak typo trus gaje, ini ff juga udah Emoon post di blog pribadi #eaeaeaaaa 😀 tapi banyak yang di edit termasuk judulnya #plakk. So, happy reading and leave ur comment chinguyaaaa ^0^//*

Ps: gomawo buat admin yang mau ngepost. Big hug from me ^^

 

 

Talk To Love

 

“Hye Bin-a!!” Hye Bin menghentikan kakinya di depan gerbang kampus. Dia menoleh lalu tersenyum girang, detik berikutnya langsung cemberut.

“Yaaa! Kenapa denganmu? Kau tidak merindukanku, huh?” dengus Nikka lalu memeluk erat sahabatnya ini. “Aigoo, neomu bogoshipeoyo.” Hye Bin diam saja di peluk seperti ini. Enak saja dia, meninggalkan Hye Bin tanpa kabar selama 1 bulan. Setidaknya kan bisa balas email atau apa, lah ini sama sekali misskomunikasi.

“Kau masih mengingatku?” ucap Hye Bin yang membuat Nikka melepaskan pelukannya dan menatap Hye Bin aneh. Hye Bin lalu berbalik dan meninggalkan Nikka yang masih terdiam.

“Ke-kenapa dia bicara seperti itu?” gumam Nikka merasa bersalah. “Aigoo, apa yang telah aku lakukan. Hye Bin-a, tunggu aku!” pekik Nikka lalu berlari mengejar Hye Bin yang sudah jauh di depannya.

“Hei, kau marah padaku?” tanya Nikka pelan setelah masuk kelas. Hye Bin membanting tubuhnya di kursi dan menatap Nikka. Nikka bergidik ngeri karena melihat wajah sahabatnya tiba-tiba begini. “Yaa, marhaebwa! Jangan membuatku merasa seperti itu.” mohon Nikka sambil menoel-noel lengan Hye Bin yang duduk di sebelahnya.

Hye Bin mendengus sebal. “Menurutmu bagaimana huh? Kejam sekali kau, sahabatmu menikah malah pergi dan sekarang menanyakan apa aku marah padamu.” Ucap Hye Bin cepat lalu menengok kanan kiri. Dia mendesah lega karena hanya ada 4 orang lain disini selain dirinya. “Kau tahu betapa pusingnya aku memikirkan masa depanku. Aku hampir gila karena banyak orang yang tidak menyukaiku.” Tambah Hye Bin kali ini lebih pelan supaya orang-orang di sekitarnya tak mendengar apa yang mereka bicarakan.

“Mianhae, mommy yang menyuruhku untuk tetap disana. Bahkan dia hampir memindahkan kuliahku.” Nikka kembali memeluk bahu Hye Bin. “Tapi karena aku masih memikirkan nasib sahabatku ini makanya aku kembali.” Hye Bin tersenyum geli mendengarnya. “Kau tidak marah padaku kan?”

Hye Bin memutar-mutar bola matanya “Emm, sedikit.” Jawabnya sambil membentuk tanda < dengan kedua jarinya. Nikka mendengus kecil dan melepaskan pelukkannya. “Lalu kau disini tinggal dimana?” tanya Hye Bin bingung. Setahunya, Nikka itu tinggal di rumah kontrakan Hyun Rin dulu dan beberapa minggu yang lalu saat Hye Bin mencoba mencari Nikka dia ke rumah itu tapi kata pemilik kontrakan rumah itu sudah di sewakan.

Nikka mengangguk mantap. “Aku sudah menyewa rumah baru di daerah dekat rumah mu di Gangnam. Setidaknya rumah itu sangat layak untuk aku tinggali, manamungkin aku tinggal di Mokpo bersama Halmeoni. Aku yakin kau akan menangis semalaman ahni bermalam malam karena aku meninggalkanmu.” Cerocos Nikka yang membuat Hye Bin geleng-geleng mendengarnya. “Ah iya, bagimana hubunganmu dengan suamimu. Dia sudah tidak menemui yeoja itu lagi kan?” tanya Nikka keceplosan. ‘Oppss, baboya!’ umpatnya sendiri

“Baik-baik saja.” Jawab Hye Bin singkat sedetik kemudian menatap Nikka aneh. “Yeoja? Nugu?” tanya Hye Bin curiga.

Nikka menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. “Emm, bukan maksudku dia sudah tidak dekat dengan yeoja-yoeja lain kan? Setia maksudku.” Jelas Nikka lega, setidaknya alasannya kali ini sdikit masuk akal. Yah mengingat kejadian sebelum dia berangkat ke Amerika lalu, siapa tahu saja Key masih berhubungan dengan gadis yang tidak dia ketahui siapa itu. Yang pasti, Nikka yakin kalau gadis itu ada hubungan dekat dengan Key. Tapi dia ragu untuk menanyakan hal ini dengan Hye Bin karena Nikka merasa Hye Bin yang sekarang lebih ceria dari sebelum dia tinggal. Sepertinya Key membawa dampak yang baik untuk Hye Bin, itu yang ada di pikiran Nikka.

Hye Bin mengeryitkan alisnya lalu mengangguk dan terkekeh kecil. “Kenapa kau bertanya seperti itu? apa tampang seperti suamiku itu tampang bad boy? Kurasa tidak.”

Nikka menatap Hye Bin tak percaya. Dia tadi menyebut Key ‘suamiku’? “Yaa, dulu kau bilang kau tidak menyukainya? Kenapa sekarang sebaliknya? Aigooo, lama aku tinggal ternyata otakmu semakin eror yah?” kata Nikka takjub dan sedikit ada rasa senang tapi juga kawatir kalau-kalau Key mempermainkan sababatnya.

Wajah Hye Bin memerah. “Ahni, aku hanya terbiasa saja.”

“Jadi berita tadi pagi benar.” Gumam Nikka manggut-manggut. Tadi pagi memang dia sempat membaca berita, lebih tepatnya gosip. Sudah menjadi kebiasaannya untuk bangun pagi demi membaca update’an terbaru mengenai Korean Stars.

“Berita? Berita apa?” tanya Hye Bib bingung.

“Tentu saja rumah tangga kalian. Aku senyum-senyum sendiri saat melihat foto-foto itu. kalian terlihat mesra hahaha” tawa cempreng Nikka menggelegar. Hye Bin mengeryitkan alisnya bingung.

“Foto yang mana?” Hye Bin semakin bingung.

Nikka langsung mengambil BB miliknya dan memenceti keypad dengan lincah seolah sudah terbiasa akan hal itu. “Ah, ketemu.” Katanya lalu menyerahkan benda itu ke Hye Bin. “Keren kan? Aku bahkan tidak percaya kalau itu kau.” Tambah Nikka tersenyum. Menurutnya tawa dan senyum Hye Bin di foto itu tulus, bukan akting atau di buat-buat.

Hye Bin sedikit terkejut melihat foto yang ada di webpage itu, sejurus kemudian dia tersenyum membaca post-postan yang ada di sana. Banyak orang yang berkomentar kalau mereka menerima Hye Bin sebagai istri SHINee Key. Sekitar 70% yang mengatakan kalau mereka adalah pasangan pengantin baru yang romantis tapi 30%nya mengatakan kalau mereka hanya pura-pura. Setidaknya banyak yang berpikiran positif kan?

“Haaah, kau tahu apa yang aku lakukan saat aku membaca berita itu?” tanya Nikka geli, Hye Bin menggeleng lalu kembali fokus melihat foto-foto itu. “Aku ingin memutari lapangan sepak bola yang ada di komplek perumahan Hyun Rin dulu. Hahahaha, sayang aku tak melihat yang nyata.”

“Apa maksudmu yang nyata?” tanya Hye Bin bingung dan menyerahkan kembali BB milik Nikka.

Nikka tersenyum penuh arti dan menyenggol lengan Hye Bin jail. “Aku hanya melihat foto kalian saja, bukan melihat dengan mata kepalaku sendiri.” Goda Nikka yang membuat Hye Bin mendengus. “Hahaha, ngomong-ngomong bagaimana keadaan ahjumma? Dia sudah sadar kan?”

Hye Bin diam sebentar mendengar pertanyaan Nikka lalu menggeleng enggan. “Umma belum sadar. Aku bingung Nikka-ya, kenapa umma belum sadar-sadar juga. Padahal ada banyak hal yang ingin aku bicarakan  dengannya.” Jawab Hye Bin lemas. Nikka merengkuh bahu Hye Bin dan memeluknya memberikan semangat.

“Kurae, kalau begitu nanti setelah pulang kita langsung ke rumah sakit nee. Aku juga sudah merindukan ahjumma.” Jawab Nikka melihat Hye Bin yang mulai tersenyum lagi.

##################

Key mengeratkan handuk putih ke tubuhnya yang basah. Shooting baru saja selesai dan sekarang saatnya mereka untuk berganti baju. Berenang di cuaca yang dingin sudah mereka lakukan dengan baik hari ini. Mungkin karena cuaca yang dingin juga mereka jadi semangat untuk ingin shooting cepat-cepat selesai.

“Hyung.” Key menghentikan kakinya karena mendengar Minho dan Taemin memanggilnya tergesa-gesa sambil senyam-senyum gaje. “Coba kau lihat ini. Hahaha, aku sudah menebak kalau mereka akan menerima Hye Bin noona sebagai istrimu. Chukae hyung.” Ucap Taemin sambil memeluk Key yang masih melihat pada benda yang tadi Minho berikan, iPad.

Key melihat foto-foto itu lalu tersenyum, matanya mengikuti setiap kata yang dia baca. Menurutnya sangat menggelikan. “Rencanaku berhasil.” Gumamnya pelan lalu memberikan iPad itu ke Minho. Taemin dan Minho yang mendengarnya malah saling menatap satu sama lain.

“Rencana bagaimana hyung?” tanya Taemin lalu duduk di sebelah kiri Key sedangkan Minho di sebelah kanan.

“Yah, mengelabuhi orang-orang tentang hubungan kami. Setidaknya mereka akan berfikiran positif bukan. Aku lega mengetahuinya.” Jawab Key tenang.

“Hyung, kau bercanda kan?” Minho menangkap sesuatu yang ganjil pada diri Key.

“Ganjil bagaimana? Semua orang harus tahu kalau kami saling mencintai. Yah meskipun itu bukan yang sebenarnya. Ah, sudahlah aku mau cepat-cepat ke rumah sakit. Mertuaku pasti sudah menungguku.” Serunya lalu berdiri menuju kamar ganti.

Taemin dan Minho saling menatap lagi. “Taemin-a, jadi Key hyung tidak sungguh-sungguh menyukai Hye Bin?” tanya Minho bingung.

Taemin menggeleng “Nado molla hyung. Aku kira Key hyung sudah benar-benar bisa menerima Hye Bin noona tapi kenapa malah seperti ini? Buktinya saja dia mau ke rumah sakit menjenguk ibunya Hye Bin noona”

Minho mengangguk mengiyakan. “Ne, kurasa ini akan menjadi masalah yang panjang.”

Tanpa mereka sadari ternyata seseorang mencuri dengar pembicaraan mereka sejak tadi. Dia menatap tajam ke arah Key yang baru saja keluar dari kamar ganti sambil tetap terus bersembunyi.

“Dasar picik!” umpat orang itu.

@@@@@@@@@@@@@@

“Hyung kenapa tiba-tiba ingin ikut denganku? Jarang sekali, haha biasanya juga kau lebih memilih bersama Sae Kyung.” Canda Key pada Jonghyun di sampingnya tapi tetap konsentrasi pada jalanan di depannya.

Jonghyun ikutan tertawa. “Hahaha, memang kenapa kalau aku ikut? Kau keberatan?”

“Tentu saja tidak, kau kan tahu aku sangat percaya padamu.” Jawab Key sambil sesekali menengok ke arah Jonghyun di sebelahnya.

Jonghyun menatap Key sekilas lalu tersenyum. “Aku senang karena setidaknya banyak yang setuju tentang pernikahan kalian. Aku kasihan pada kalian, menikah sudah 1 bulan tapi pernikahan kalian di terima orang banyak  baru sekarang.” Key ikutan tertawa mendengarnya.

Hyundai milik Key melaju memasuki pelataran Seoul Hospital. Sebelum turun mereka melihat pantulan diri masing-masing pada cermin yang ada di dashboard mobil. Masker, topi, kacamata tak boleh luput dari mereka. Dan itu sangat merepotkan.

“Annyeong Minseo-sshi.” Sapa Key pada Minseo saat dia membuka pintu ruang rawat milik Jung Hyeseo, ibu Hye Bin.

Minseo bangkit dari duduknya sedikit tergagap sambil membenarkan posisi selimut Hyeseo yang sedikit berantakan lalu menghampiri Key yang sudah menutup pintu, sedangkan Jonghyun mengekor di belakangnya dan terus memperhatikan Minseo. “Annyeong Key-sshi, sudah lama aku tak melihatmu.”

“Akhir-akhir ini aku sibuk. Bagaimana keadaan ommonim? Kapan dia sadar?” tanya Key sambil memperhatikan wajah Hyeseo yang masih sedikit pucat.

Minseo memperhatikan mereka sebentar lalu menggeleng pelan. “Keadaan nyonya Jung semakin baik tapi dia belum mau untuk sadar. Aku juga tidak tahu kapan dia akan sadar. Lebih baik kita berdoa saja supaya nyonya Jung cepat sadar.” Jelas Minseo. “Kurae, aku harus pergi sekarang.” Minseo membalikkan badannya berniat untuk meninggalkan ruangan itu. Langkahnya terhenti karena melihat Jonghyun yang masih berdiri di depan pintu.

“Bisa kita bicara sebentar.” Ucap Jonghyun pelan dan disambut anggukan ragu dari Minseo.

Key menatap wajah Minseo dan menggenggam tangannya hangat lalu menunduk. “Ommonim, kapan kau sadar. Aku minta maaf karena aku selalu berbuat salah pada Hye Bin. Aku sudah menceritakan semua pada ommonim bukan. Aku ingin ommonim cepat sadar dan bisa menemani Hye Bin. Lama-lama begini aku juga tidak tahan. Aku ingin mendengar ommonim memarahiku karena berlaku seperti ini pada Hye Bin.” Key menghela napas dan menyeka air matanya yang hampir keluar. Selalu saja seperti ini, kalau dia sedang bicara dengan Hyeseo, air matanya akan tumpah.

“A-aku sudah berusaha berbuat yang terbaik untuk Hye Bin, mianhae karena aku terlalu egois. Aku hanya memikirkan nasib karierku, dan orang tuaku. Ommonim, tolong katakan apa yang harus aku lakukan. Aku tahu kalau kau lebih tahu apa yang Hye Bin mau dari pada aku. Aku takut membuatnya terluka karena aku, jangan biarkan dia menyukaiku lebih dalam ommonim. Aku tidak yakin kalau aku bisa mencintainya. Tapi kalau memang ini adalah takdir kami, maka biarkanlah kami untuk belajar saling mencintai.” Key menghela napasnya yang mulai sesak. “Ommonim, mungkin ucapan maaf tidak cukup untukku. Jebal ommonim katakan sesuatu, supaya aku bisa melakukan apa yang seharusnya aku lakukan.”

@@@@@@@@@@@@@@

“Kalian berdua, sedang apa di sini?” tanya Hye Bin ketika memasuki kamar ibunya. Dia kaget melihat Key dan Jonghyun yang sedang duduk di sofa kamar itu sambil memakan buah.

Dari balik pintu Nikka menyembulkan kepalanya. “Kalian sedang arisan di sini?” tanya Nikka setelah menutup pintu dengan kakinya karena tangannya membawa sekeranjang buah dan karangan bunga mawar putih.

“Ooo, Jonghyun oppa juga ada. Annyeong oppa.” Ujar Hye Bin ramah ketika Jonghyun berdiri menghampirinya.

“Annyeong juga Bin-a.” Jawab Jonghyun sambil tersenyum lalu melihat ke arah Nikka. “Nuguseyo?”

Nikka sedikit ketika Jonghyun menatapnya. Rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu yang keluar dari balik punggung Jonghyun. Nikka menulurkan tangan kirinya (setau Emoon, orang jabat tangan di sana itu pake tangan kiri tapi ada juga yang pake tangan kanan) dengan ragu-ragu. “A.. Jeoneun Choi Nikka imnida. Teman baik Hye Bin.” Jawab Nikka susah payah sambil mencoba tersenyum. Perlu diketahui kalau Nikka itu Jonghyun biased.

Jonghyun tersenyum dan menerima uluran tangan itu. “Keurae, Kim Jonghyun imnida sahabat dari Key.”

Hye Bin tersenyum melihat ke dua temannya itu lalu menatap Key sebentar dan menghampiri ranjang ibunya “Kau sudah lama di sini?” tanyanya pada Key.

Key mengangguk “Emm, sudah sekitar 15 menit yang lalu.”

Hye Bin mendesis “Cih, itu namanya baru saja.” Dia kemudian melihat tubuh ibunya yang sekarang sudah tidak sepucat saat dibawa kemari. “Umma mianhae karena aku baru datang, menantumu ini yang membuatku sulit untuk menemuimu.” Lanjutnya lalu terkekeh geli, Key terdiam mendengarnya ‘Ommonim mianhae.’ “Umma, Nikka sudah datang.” Ucapnya sambil menunjuk Nikka yang masih asik ngobrol dengan Jonghyun. “Cih, sepertinya dia sedang asik sendiri. Umma tahu, bla bla bla…..” Hye Bin terus menceritakan apa yang dia alami pada ibunya dan itu kadang membuat Key ikut tersenyum.

‘Ommonim, cepat bangun dan katakan apa yang harus aku lakukan. Aku tidak mau kalau apa yang akan terjadi dalam kehidupan rumah tangga kami membuat Hye Bin terluka.’ Batin Key gusar. Bukan tanpa alasan kalau dirinya juga takut seperti itu. Melihat Hye Bin yang selalu tersenyum di depanya itulah yang membuatnya takut, takut kalau suatu saat senyuman itu berubah menjadi air mata. Pikirannya kacau karena dia dengar kalau Yura akan segera kembali, tapi bagaimana dengan Hye Bin. Dia senang, amat sangat senang ketika tahu kalau Yura akan kembali tinggal di Korea. Tapi mengingat kalau Yura tidak tahu kalau dirinya sudah menikah membuatnya bingung. Dan Hye Bin juga tidak tahu siapa Yura itu. Mungkin kalau tubuhnya bisa terbagi menjadi 2, dia bisa tetap mencintai Yura dan juga belajar untuk tidak akan menyakiti Hye Bin.

“Yaaa, Key-sshi. Bagaimana kabarmu?” tanya Nikka menyenggol bahu Key.

“Baik. Kau sendiri?” tanya Key balik lalu beranjak duduk di sebelah Jonghyun. Nikka memicingkan matanya tajam dan ikut duduk di sebelah Key.

“Menurutmu? Mainhae karena aku tidak bisa hadir di pernikahan kalian.” ketus Nikka tapi tetap mencoba terdengar ramah. Dia masih penasaran dengan yeoja yang dia lihat di cafe waktu itu. ingin rasanya dia memukul kepala Key menggunakan buah-buahan di meja itu, tapi karena sekarang kondisinya sangat tidak memungkinkan. Mungkin lain kali dia akan melakukannya dengan senjata yang lebih keren, basoka contohnya. #matidong

“Gwenchana, Hye Bin sudah menceriakan semuanya. Aku turut berduka cita atas meninggalnya nenekmu.” Jawab Key tak menyadari tatapan Nikka. Meski akhirnya dia merasa kalau Nikka mencurigainya.

Jonghyun meliat 2 orang di dekatnya aneh. “Yaa, kalian ini kenapa? Baru bertemu sudah seperti ini.” Desisnya tidak suka.

Nikka dan Key menggeleng bersamaan “Eopso-yo. Tidak ada apa-apa” jawab Nikka yang di sambut anggukan Key. Nikka berdiri menghampiri ranjang Hyeseo dan berdiri di sisi sebelah Hye Bin.

Key hanya menunduk diam. Apa Nikka menceritakan semuanya pada Hye Bin atau tidak, kalau iya seharusnya Hye Bin sudah bertanya macam-macam padanya. Tapi nyatanya tidak. Walaupun begitu dia juga harus waspada kalau sampai Nikka buka mulut.

“Yaa Key, lebih baik kita kembali. Pasti Onew hyung sudah kelimpungan mencari kita. Kau juga harus ke Youngstreet kan?” ucap Jonghyun tiba-tiba sambil melihat jam di pergelangan tangannya.

Key mengangguk dan bangkit berdiri lalu mengampiri Hye Bin, Nikka dan Hyeseo. “Ommonim, aku pamit dulu. Lain kali aku akan kemari lagi.” Kemudian dia melihat ke arah Hye Bin yang berseberangan dengannya. “Pooh, aku harus kembali. Nanti malam jangan menungguku, aku akan tidur di dorm. Jangan tidur terlalu malam dan jangan lupa makan.” Hye Bin dan Nikka terkekeh geli mendengarnya. “Nikka-sshi, annyeong.”

Hye Bin berjalan menghampiri Key dan memeluk lengannya “Emm, arraseo Boo.” Jawabnya sambil menuntun langkah Key ke depan pintu. Jonghyun dan Nikka tersenyum melihatnya, senyum yang tidak bisa di definisikan tentunya.

“Keurae, ppali kha!” usir Hye Bin tersenyum.

Key mengacak-acak rambut Hye Bin lembut. “Kau mengusir suamimu? Arra arra, khalkae.” (tulisan salah bukan tanggung jawab Emoon #plakk) Key mulai berjalan ke sebelah Jonghyun.

“Hye Bin-a, Nikka-sshi, annyeong gyeseyo.” Pamit Jonghyun sebelum pergi.

“Aigooo, kau harus berhati-hati Hye Bin-a. Pria seperti Key-sshi itu berbahaya.” Canda Nikka ketika Hye Bin menutup pintu dan duduk di sofa.

“Aissh kau ini. Berhenti merecoki suamiku.” Bela Hye Bin bangga meski ada sedikit rasa aneh saat dia bermanja-manja dengan Key tadi. Seharusnya dia bisa mengontrol dirinya untuk tidak menyentuh Key. Tapi dorongan untuk tidak menyentuhnya itu sangat kecil. Hye Bin bagai penjepit kertas yang tertarik oleh magnet yang bernama Kim Kibum, dan sangat sulit untuk menolaknya. Rasanya senang ketika melihat Key ada di dekatnya, apa Hye Bin mulai menyukai Key?

“Yaa, kenapa denganmu? Kau sakit?” tanya Nikka yang tiba-tiba sudah duduk di sebelah Hye Bin. Hye Bin menggeleng cepat “Lantas kenapa mukamu memerah, huh? Arra arra, kau sedang jatuh cinta dengannya ya?” goda Nikka sambil menyenggol-nyenggolkan lengannya ke Hye Bin.

“Ahniyaaa. Siapa yang jatuh cinta dengan siapa? Kau ini aneh.” Elak Hye Bin salah tingkah.

“Bagaimana persaanmu sekarang terhadapnya?” tanya Nikka dengan nada serius tak menghiraukan elakkan Hye Bin, sedangkan tangannya sibuk mengupas jeruk.

“Apa maksudmu?”

“Cih, cepat katakan apa yang kau rasakan bila dekat dengannya.”

“Aku tidak tahu. Hanya saja aku merasa…. senang. Awalnya memang aneh tapi hampir setiap hari akau melihatnya dan itu membuatku merasa kalau aku memang membutuhkannya. Dia kadang membuatku kesal setengah mati karena tingkat hobi bicaranya itu melebihiku tapi itu membuktikan kalau dia peduli padaku. Dia selalu membuatku merasa nyaman, aku juga bingung kenapa aku bisa menceritakan semua yang ada di otakku padanya. Kau tahu kan kalau aku bukan tipikal orang yang mudah percaya pada orang lain tapi dengannya sepertinya berbeda, aku juga bingung kenapa mulutku ini juga selalu berkicau bila dekat dengannya. Haah, melihatnya makan masakanku membuatku merasa kalau memang sekarang ini aku adalah…istrinya. itu menggelikan bukan?” Hye Bin tersenyum geli dengan apa yang baru saja dia katakan. Nikka terus memperhatikan wajah Hye Bin yang memerah.

“Kau tahu, dia adalah orang pertama yang selalu aku lihat di pagi hari. Dia selalu membangunkanku, kadang kalau dia sedang menginap di dorm dia malah meneleponku hanya sekedar membangunkanku. Dia selalu meneleponku sebelum aku tidur, jadi dia adalah orang pertama yang menyambut hariku dan menutup hariku. Haha berlebihan bukan, aku ikut menderita ketika dia menceritakan aktifitasnya sepulang kerja. Dia bilang kalau dirinya lelah, aku kasihan melihatnya seperti itu. kemarin dia mengatakan sesuatu yang membuatku merasa kalau dia benar-benar mencintaiku.” Tambahnya lagi.

Nikka mengeryitkan alisnya bingung. “Apa yang dia katakan?”

Hye Bin tersenyum geli mengatakan apa yang dia dengar kemarin dengan ekspresi yang sama persis dengan Key.

“Wae, kenapa dia mengatakan itu?” Nikka masih menyelidiki.

“Nado molla, tapi dia bilang ‘Karena aku ini suamimu satu-satunya’ begitu. Bukankah itu sangat indah?” jawab Hye Bin sambil menutup mukanya yang memerah dengan telapak tanganya. Mengingatnya saja sudah membuat suhu tubuhnya naik, apalagi mengulang kata-katanya.

Nikka yakin betul kalau sahabatnya ini sedang jatuh cinta pada Key. Dia senang, tentu saja senang. Inilah sosok Hye Bin yang jarang dia temui sejak dia mengenalnya dari SMP. Hal yang lucu memang, seorang Choi Hye Bin belum pernah jatuh cinta sepanjang hidupnya sampai saat ini. Dia cantik, kaya, dan sangat polos. Mungkin karena kepolosannya inilah yang membuat dia mudah tersentuh dengan apa yang Key lakukan padanya. Mungkin Nikka kali ini harus percaya pada Key untuk mejaga Hye Bin. Nikka akan mencoba melupakan apa yang dia lihat 1 bulan lalu dan mencoba untuk berpikiran positif. Bisa saja itu sepupu Key yang sudah sangat lama tidak dia temui.

“Kalian pasti tidur 1 kamar. Keuchi?” tanya Nikka yang membuat Hye Bin mendongak. “Jangan bilang kalau kalian belum melakukan ‘itu’, kalian pernah ciuman kan. Seharusnya kalian sudah melakukannya. keuchi?” tanya Nikka lagi karena dia juga ingat dengan email Hye Bin yang mengatakan kalau hari pertamanya menikah, Key menciumnya kilat. Hye Bin mengedip-ngedipkan matanya bingung. “Aigooo, kau bilang kau mencintainya?”

“Yaaa, aku tidak bilang kalau aku mecintainya.” Ralat Hye Bin bodoh.

Nikka menatap Hye Bin gemas. “Baka! Dari semua fakta yang kau ceritakan padaku, semuanya membentuk sutu sudut yang membuktikan kalau kau memang mencintanya. Choi Hye Bin-sshi, neo jjinja micyeoseo!”

############

Jonghyun tidur-tiduran malas di ayunan kecil yang ada di balkon dorm. Pikirannya menerawang pada apa yang dia bicarakan dengan Minseo, suster jaga ibu Hye Bin. Meski menurutnya ini hal yang tidak penting untuknya tapi tetap saja, rasa penasaran mengalahkan semuanya. Kenapa ibu Hye Bin melakukan semua itu?

FLASHBACK

“Sebenarnya ada apa dengan Jung ahjumma?” tanya Jonghyun ketika dia dan Minseo keluar dari kamar itu.

Minseo mendongak dan menutup mulutnya yang sedikit menganga. “N-nyonya Jung baik-baik saja Jonghyun-sshi. W-wae?” tanya Minseo balik, rupanya dia memang lebih pantas menjadi suster jaga dari pada seorang aktris, aktingnya sangat buruk.

Jonghyun mendesah sebal dan melihat Minseo dari atas sampai bawah. “Aktingmu sangat buruk, Minseo-sshi. Kau mungkin bisa menipu Key yang bodoh itu tapi kau tidak bisa membohongiku. Cepat katakan atau aku sendiri yang bertanya pada Park Uisa?”

Minseo menelan  ludah dengan susah payah. Bagaimana Jonghyun bisa tahu kalau dia menyembunyikan sesuatu dan darimana pula ia tahu siapa dokter yang menangani Hyeseo? “D-dari mana kau tahu semua itu?” tanya Minseo kaget.

Jonghyun tersenyum, lebih tepatnya menyeringai. “Sudah cepat katakan! Aku tidak suka orang yang bertele-tele.” Titah Jonghyun.

Minseo menggeleng. “Eopseo. Tidak ada yang aku sembunyikan darimu atau siapapun Jonghyun-sshi.” Elak Minseo gugup.

“Cih, apa Jung ahjumma sebenarnya sudah sadar?” tebak Jonghyun yang membuat Minseo tersedak air ludahnya sendiri. Tanpa menunggu jawaban Minseo pun, Jonghyun sudah tahu jawaban yang dia cari.

FLASHBACK END

########### TBC ###########

©2011 SF3SI, Freelance Author.

Officially written by ME, claimed with MY signature. Registered and protected.

This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction

Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!

15 thoughts on “Talk To Love – Part 5”

  1. nah… kyknya bnr tbkn jjong.. klo ibu hyebin sbnrnya udh sadar…
    aq jg berasa aneh pas suster itu blg “Keadaan nyonya Jung semakin baik tapi dia belum mau untuk sadar…”
    ‘belum mau’… harusnya cuma pke ‘belum sadar’ klo emng g sadar2.. *aq brsa kyj detektif.. n aq merasa itu gak typo.. hahaha

    tp ad yg kebobolan (?) nih thor…
    “Hyung, kau bercanda kan?” Minho menangkap sesuatu yang ganjil pada diri Key.
    “Ganjil bagaimana? Semua orang harus tahu kalau kami saling mencintai….”

    dlm dialog key.. key nyebut kata ‘ganjil’ tp dlm dialog minho.. minho g nyebut ‘ganjil’ tp ad di narasi singkat yg mnrangkan dialog minho… hehehe jd agak rancu..

    aaa bingung nih sm prsaan key.. kasian hyebin..
    nikka kyknya bkl mrh besar ya klo key nyakitin shbtnya, hyebin.. mana bawa2 basoka.. lol…

    next part ditunggu…
    eh ktggln.. siapa itu yg nguping pas di lokasi syuting yg kolam itu? wah wah…

  2. Waaa.. Akhirnya post jg.. Aku dah nunggu2..
    Apa jung ahjumma udah sadar..? Knp mesti ‘belum mau sadar’?
    Key di sini bertanggung jawab bgt ych… Mudah2an sterusnya bisa begitu..
    Next part ditunggu.. Sampe part 10 kan? Masih panjang berarti.. Sik asik..

  3. Bagus ^^
    haha…
    tapi karakter key rada-rada beda ya??
    agak cuek apaa gitu :/
    tapi aku suka
    keeeeyy :**** (?)
    next jangan lama-lama ya thor ~

  4. onnie
    lanjutin ep ep yang WYCM?
    td aq mampir ke wp ny..
    yah plis2 *kedip2 mata
    penasaran banget … hua,,,

  5. Apa Jung Ahjuma sudah sadar??? Wahhhh…. Kenapa Jjong Bilang begitu?? Apa Jangan-jangan Sebenarnya emaknya Hyebin udd sadar,, tp pura2 tetep gx sadar buat nguji Key…. Huwaahhhh so Corious…….

    Hyebin mulai jatuh cinta…… Ih,, si Key manis bangetttt dehhhhhhhh……. Pinter banget ngerayunya…. Nae nampyoen sihhhhh,,,,,,,,, Di tunggu lanjutannyaaaaaaaa?!!!!!

  6. Aduh bakalan kasian hyebin nya kalo Yura betulan pulang ke korea >.<
    jonghyun kok bisa tau semuanya?

Leave a reply to lovely jinki Cancel reply