You’re Bitch, Happy Princess! {The Chronicles of Behind Her Cute Nickname}

  You’re Bitch, Happy Princess! [The Chronicles of Behind Her Cute Nickname]

Author: Chanchan a.k.a Chandra Shinoda (@chandrashinoda)

Main Cast: 

  • Kim Kibum (SHINee)
  • Choi Sooyoung (SNSD)

Support Cast: 

  • Other SHINee members
  • SNSD members

Genre: Friendship, romance

Rating: PG-13

Summary: “Kau tahu, mengapa kecantikan lebih berharga bagi wanita dibanding kecerdasan? Karena laki-laki yang bodoh di dunia jumlahnya lebih banyak daripada laki-laki buta!”

Disclaimer: I don’t own all SHINee members. They’re God’s. They belong to themselves and SMent. I’m just the owner of the story.

Warning: TYPO, maaf FF ini aku kerjauin buru-buru. Semoga nggak terlalu mengecewakan T.T

***

Langit Seoul terlihat begitu kelam malam ini. Lima jam telah berlalu sejak matahari terbenam. Kini digantikan oleh bulan kekuningan yang makin bangga memancarkan sinarnya seiring menuanya malam. Angin sepoi berhembus pelan, memulai tugasnya untuk menerbangkan dedaunan yang gugur atau hanya sekedar menyapa pemilik rumah yang masih membiarkan jendela kamarnya terbuka. Seorang gadis yang tengah duduk di meja belajarnya adalah salah satu yang mendapatkan sapaan angin tersebut. Jendela kamarnya sengaja ia biarkan terbuka, dengan harapan udara yang masuk dapat membersihkan dadanya dari penat rutinitas yang kali ini ia anggap begitu gila.

“Choi Sooyoung, mengapa kau begitu bodoh?” Gadis bernama Sooyoung itu menyibakkan rambutnya. Ia mendesah pelan lalu kembali membebaskan pandangannya ke luar jendela. Ditatapnya langit sambil mengira-ngira apa yang akan terjadi esok hari. Galaksi bima sakti seperti menariknya untuk membuat sebuah analogi. Lima buah bintang menyita perhatiannya untuk membuat perumpamaan. Salah satunya tampak paling terang namun tersisih sementara empat bintang lain terlihat begitu dekat namun sinarnya tak begitu jelas terlihat.

“Haah, pemikiran bodoh!” Sooyoung kembali mendengus. Ia bangkit dan membanting tubuhnya ke atas tempat tidur. Ia harap kelima bintang itu membantunya, namun kekhawatiran dalam pikirannya membuatnya bingung atau lebih tepatnya takut untuk membuat sebuah dugaaan.

Sooyoung menoleh lagi ke arah jendela. Kali ini ia menatap cahaya zodiak, cahaya putih yang tampak seperti pita, atau mirip sebuah kabut memanjang. Entah mengapa memandang fenomena alam tersebut membuatnya kembali teringat pada kejadian sore tadi.

-Flash back-

“Kau mau diam di sekolah sampai larut malam lagi?” seorang namja yang tengah berdiri di pintu perpustakaan menyapa Sooyoung. Namja itu, Kim Kibum, atau yang akrab dipanggil Key―sang presiden sekolah―namja yang belakangan ini dekat dengannya.

“Key? Kau masih di sini?” Sooyoung menghentikan langkahnya, menunda sejenak keinginannya untuk pergi ke perustakaan. Ia membalas sapaan Key ramah.

“Masih apanya? Aku menunggumu sejak tadi siang, tahu?!” nada bicara Key meninggi, terdengar kesal.

Kedua mata Sooyoung menyipit. Adakah yang salah? Oh iya, mungkin hal itu. “Wae? Kau masih marah karena aku tidak membalas SMS-mu semalam? Oh.., ayolah, jangan begitu!”

“Itu salah satunya!” Suara Key meninggi lagi. “Kau pikir bagaimana khawatirnya aku membiarkanmu berada di sekolah sampai jam sepuluh malam? Bersama para namja pula!”

Mwo?!” Kedua alis Sooyoung mengernyit. “Aku hanya mengerjakan tugas kelompok. Lagipula yang kuajak hanya Jinki, Jonghyun, Minho, dan Taemin. Mereka teman baikmu, kan? Kau tahu mereka orang seperti apa, dan kurasa kekhawatiranmu itu berlebihan!” Dadanya kembang kempis saat mengatakan itu. Adakah sesuatu yang salah kira-kira?

“Mungkin aku tahu,” Kali ini nada suara Key sedikit melunak. Benar, keempat nama yang disebutkan Sooyoung adalah sahabatnya. “Tapi, bagaimana dengan orang lain? Apa yang akan mereka pikirkan tentangmu?” Itulah alibi yang membuatnya kesal.

“Oh, okay,” Sooyoung mengangguk, mengiyakan saja sebelum Key meledak. “Jika aku salah, aku minta maaf. Tapi, tolong beri tahu aku, apa inti dari perkataanmu?”

Key mendesah pelan. Perasaannya mendadak campur aduk. “KARENA AKU MENYU.. aish! Kau itu menyusahkan, pabo!” ceroscosnya, tidak peduli orang lain mendengar atau tidak, ia hanya ingin membuat dadanya terasa lega.

“Hah?!” Perkataan Key membuat Sooyoung semakin tak mengerti. Sebelah alisnya kini terangkat, terkesan meremehkan.

“BITCH!” hardikan itu muncul begitu saja dari mulut Key. Pandangan tajamnya menghunus wajah Sooyoung sedemikian rupa.

Sooyoung bergidik. “Kau bilang apa?!”

“BITCH!” sekali lagi Key menghardik gadis itu.

‘JEPRETT!!’

Deg! Oh, sukses semua. Suara kamera terdengar tak jauh dari arah mereka. Kontan Key dan Sooyoung menoleh. Itu Nicole dan Hara, reporter sekolah.

Oh, tidak, apa ini? Baik Key atau Sooyoung, keduanya sama-sama terdiam. Langkah Nicole dan Hara yang berlari menjauh bahkan hampir tak mereka sadari. Berakhir di sini. Reputasi Happy Princess dan President of School tamat sudah. Berita apa yang akan dimuat di mading besok?

-Flash back end-

***

Sooyoung menggenggam tali ranselnya erat-erat. Lorong sekolah tampak seperti terowongan bawah tanah yang begitu gelap. Satu persatu siswa yang lewat atau yang sekedar berdiri di lorong itu untuk menunggu bel masuk seperti ancaman baginya. Dengan enggan Sooyoung melangkahkan kakinya. Ia begitu berhati-hati, kepalanya bahkan menunduk dan memandang ujung sepatunya agar ia tak salah melangkah. Tidak, bukan itu tujuan Sooyoung yang sebenarnya. Sejujurnya ia takut. Di ujung lorong adalah tempat majalah dinding dipajang. Seandainya bisa, ia tak ingin melewati persimpangan itu. Namun sialnya, lorong ini adalah satu-satunya jalan yang disediakan sekolah untuk menuju ke ruang kelas.

“Hey, si pelacur datang,” Seorang siswa membisikkan kata itu ketika berpapasan dengan Sooyoung.

“Ternyata dia orangnya seperti itu. Ah, pergi saja. Nanti ketularan,” Gadis berambut sebahu desebelahnya menimpali. Sooyoung mencengkram tali ranselnya semakin kuat.

Happy.., ah bukan, Bitch Princess!” Kali ini ada seorang namja yang ikut mencibir. Bagus, julukannya juga sudah berubah.

“Reporter sekolah hebat sekali bisa tahu keburukan gadis sok ceria itu,” Beberapa yeoja lain yang memang tak menyukai Sooyoung ikut ambil bagian.

“Bahkan di berita, presiden sekolah kita yang mengatakannya sendiri,”

“Wahh, akhirnya dia sadar kalau anak itu memang tidak beres,”

Sooyoung tak mengeluarkan sepatah katapun untuk menanggapi cercaan itu. Ia telah mempertimbangkan ini matang-matang, jadi sekarang ia hanya perlu menebalkan telinga dan muka untuk berhasil mencapai ruang kelas. Hanya belok kanan di ujung lorong. Itu tak jauh, ia hanya perlu pura-pura tuli untuk beberapa menit.

“Sooyoung-ah, gwenchana?” Seseorang mendekatinya. Salah satu dari kumpulan penggosip itu ternyata masih peduli padanya. Ia adalah Kwon Yuri, salah seorang dari delapan sahabat karibnya. Gadis itu tampak begitu khawatir.

Ne, gwenchana,” Sooyoung tersenyum tipis, sebagai alibi untuk pura-pura terlihat kuat. Yuri tak ada hubungannya dengan ini, jadi ia tak boleh dilibatkan.

Sekilas Sooyoung memperhatikan berita dirinya dan Key di mading. Parahnya skandal itu dijadikan berita utama. Fotonya dan Key yang tengah berdebat terpampang secara close up.

Ish! memalukan!” desisnya pelan, kemudian berlalu.

***

Key duduk sambil memegangi pelipisnya di sudut lapangan basket. Ia sedang berusaha memancing otaknya untuk mengeluarkan argument, namun tak kunjung berhasil. Skandal yang baru saja berlangsung tak lebih dari satu jam telah membuat hampir seisi sekolah gempar, dan tampaknya itu berpengaruh pada psikisnya sehingga ia kesulitan untuk berpikir.

Yaa, sebenarnya apa maumu mengatakan bitch pada Sooyoung?” tanya Jonghyun, salah seorang dari empat namja lain yang duduk tak jauh darinya.

Key menggeleng. Ia sungguh tak tahu. Kemarin ia benar-benar emosi. Ya, semua orang tahu, ketika seseorang emosi apapun bisa keluar dari mulutnya sekalipun itu adalah hal memalukan atau sesuatu yang tak pernah ada.

“Kau tidak benar-benar cemburu pada kami saat itu, bukan?” Kali ini Jinki yang angkat bicara. Ia merangkul pundak Key, menatapnya lekat. Ia mengenal Key begitu baik. Selama itu ia belum pernah melihat namja itu cemburu tanpa alasan.

“Tidak, aku hanya tidak suka melihat gadis berkliaran pada jam rawan pemerkosaan seperti itu,” aku Key. Terdengar kekanak-kanakan memang, namun kekhawatirannya masuk akal mengingat jalan yang harus ditempuh Sooyoung untuk sampai ke rumah adalah sebuah gang sepi yang bisa saja menjadi kesempatan bagi para hidung belang.

Aish! Lalu karena itu seenaknya kau mengatakan bitch padanya, begitu?” Taemin yang merupakan orang yang paling benci perdebatan pun merasa ada sesuatu yang aneh dengan skandal itu. Lucu saja baginya melihat tingkah seorang ketua OSIS yang profesional dalam organisasi namun begitu tabu dalam masalah cinta.

Bitch yang aku maksudkan bukan pelacur atau wanita jalang,” Key menghela nafas. nada bicaranya melemah, bercampur dengan penyesalan dan rasa bersalah.

“Lantas?”

“Yang itu, yang biasanya sering kita bicarakan. Kemarin sebenarnya aku juga punya niat untuk menjahilinya.” Benar, selama ini mereka berlima punya seni sendiri  tentang kata bitch tersebut. Dan itulah yang ia maksudkan pada Sooyoung kemarin.

Jonghyun mendekat ke arah Key. Ia duduk di samping namja itu, membuatnya berada diantara dirinya dan Jinki. “Tapi, biarpun begitu, anak-anak lain tahunya bitch adalah wanita jalang, pelacur, bla, bla, bla.. Semuanya hal negatif yang memiliki kemungkinan untuk menjerumuskan Sooyoung ke dalam penilaian yang paling buruk!”

“Maaf, aku menyesal untuk itu,” Key mengusap wajahnya. Jonghyun berhasil menemukan kelemahan dari rencananya.. Tak ada anak lain yang tahu tentang bicth yang mereka maksudkan.

“Sudahlah, semua sudah terjadi. Lebih baik kau segera menemui Sooyoung. Minta maaf padanya dan katakan apa maksudmu yang sebenarnya.” tutur Minho, namja yang paling tinggi di antara mereka. Ia memang tengah mendrabble bola di tengah lapangan, namun telinganya tetap ia pasang untuk mendengar keluh kesah Key.

“Apa dia akan memaafkanku?”

“Tentu, dia gadis yang baik.”

“Baiklah,” Key tak yakin akan ini. Tak mudah minta maaf untuk persoalan sebesar ini. Yahh, setidakknya ia harus mencoba. Ia yang memulainya, sebagai laki-laki, ia harus berani menanggung resiko dan mengucapkan kata maaf untuk kesalahannya.

***

Key menemukan Sooyoung tengah menyantap bekal makan siangnya di kantin. Gadis itu melahap begitu saja salad dan nasinya tanpa menunjukkan selera. Beberapa gadis yang duduk tak jauh dari mejanya terlihat membisikkan sesuatu sambil sesekali meliriknya. Key mengatupkan bibirnya. Ia berani bertaruh, yang dibicarakan gadis-gadis itu adalah skandal mereka.

“Annyeong, Sooyoung-ah!” Ia menghampiri Sooyoung, namun gadis itu tak memberi balasan atau sekedar senyuman untuknya. Antara ia tak menyadari kehadiran Key atau memang berpura-pura tak tahu.

“Boleh aku makan bersamamu?” Key memberanikan diri duduk di hadapan Sooyoung.

Sooyoung tetap mengunci mulutnya. Ia melanjutkan makan siangnya dengan menatap meja kuning yang menjadi sandaran sikunya.

“Maaf soal kemarin,”

Sooyoung masih bungkam. Ia belum tahu apa yang harus ia katakan. Ia sama sekali tak memiliki niat untuk bicara.

“Aku menyesal mengatakan itu,” Key masih berusaha bicara pada Sooyoung.

“Jangan bahas itu!” Sooyoung mendelik, membuat Key terperanjat.

“Ne?”

“Banyak orang di sini.” ucap Sooyoung sinis.

“Memang siapa yang peduli?” Kibum mendesah. Sama halnya dengan Sooyoung, ia juga kacau. Keduanya bingung harus bersikap bagaimana sekarang.

Sooyoung bangkit dari tempat duduknya. Ia menatap Key tajam. Siapa yang peduli? ucapan itu terdengar begitu egois. “Jangan menampakkan sisi menjijikkanmu, Key! Cukup kau permalukan aku dengan perkataan tidak jelasmu kemarin, dan jangan lagi membuat ulah dengan sengaja mendekatiku di depan banyak orang seperti ini!” ia berlalu, membawa kotak makannya yang bahkan masih tersisa setengah penuh.

Bisik-bisik para gadis di sekitar Key kini terdengar jelas. Telinganya memerah dengan cercaan wanita jalang tentang Sooyoung. Bisik-bisik para gadis di sekitar Key kini terdengar jelas. Telinganya memerah dengan cercaan wanita jalang tentang Sooyoung. Gadis-gadis itu tampak seperti tikus-tikus got yang iri dengan tikus loteng yang mampu menyeberangi kabel kecil yang menghubungkan satu loteng dengan loteng lain.

“Hentikan! Kalau kalian berani mencelanya, ucapkan di depanku!”

***

Tempat sepi, sunyi dan tidak dikelilingi banyak orang seperti yang dikatakan Sooyoung kemarin. Ini dia, perpustakaan. Key menarik nafas pelan. Kemarin usahanya gagal total, dan kali ini ia harus mencoba lagi di tempat yang jauh dari keramain.

Key menemukan Sooyoung sedang duduk pada salah satu bangku perpustakaan. Gadis itu tengah membaca sebuah buku. Wajahnya begitu tenang. Seadainya ia tak tertimpa skandal, mungkin Key akan bisa melihatnya tersenyum sesekali saat menghabiskan bahan bacaannya.

“Sooyoung-ah,” Key mendekati Sooyoung. Nada suara yang ia lancarkan relative kecil mengingat ini di perpustakaan.

Sooyoung menoleh sekilas, namun tak memberi jawaban. Ia kembali pada buku bacaannya.

“Boleh aku bicara padamu? Ini bukan tempat yang ramai seperti kemarin,” pinta Key. Meski belum mau bicara, namun lirikan Sooyoung mengatakan bahwa gadis itu akan mendengar ucapannya.

“Katakan saja, lalu cepat pergi. Aku banyak tugas!” tegas Sooyoung. Key benar tentang masalah tenang dan jauh dari keramaian. Jadi ia haru memberikan kesempatan bagi namja itu untuk menyampaikan unek-uneknya.

“Kau mau memaafkanku tentang persoalan di majalah dinding itu?” bisik Key, ia memandang Sooyoung penuh harap. Ia hendak menyentuh pundak Sooyoung, namun ia mengurungkan niatnya ketika Sooyoung mengambil gerakan spontan menghadapnya.

“Semudah itukah kau minta maaf?” tanya Soyooung. Kelopak matanya menyipit dengan pandangan yang mengatakan ‘kau tak tahu malu, Key.’

“Ne?”

“Kau pikir, seperti apa rasanya dicibir anak seluruh sekolah tentang sebuah berita yang tidak jelas namun tiba-tiba kau yang dijadikan sasaran?” cibir Sooyoung. Kata yang terdiri dari empat huruf itu terdengar seperti petir di telinganya. Seenaknya saja datang dan berharap mendapatkan hasil yang baik.

“Maaf, aku menyesal untuk itu. Bitch yang kumaksudkan waktu itu bukanlah wanita jalang,” aku Key. Ia harus mengatakan yang sejujurnya sekarang.

Sooyoung menutup buku bacaannya. Ia bangkit dan berdiri dalam jarak yang kurang dari 15 cm dari Key. “Apakah kata itu memiliki terjemahan yang lain? Jika iya, sebaiknya kau katakan pada ahli penerjemah kamus!”

“Sooyoung-ah,”

“Hentikan, Key! Aku muak dengan semua ini!” Sooyoung mendengus. Ia bosan mendengar Key bicara berputar-putar sejak kemarin. Ia harap laki-laki itu serius menanggapi akibat dari ulahnya.

“Aku belum selesai bicara!” Key mendecakkan lidah. Ia mengepalkan tangan kanannya di sudut pelipisnya, sementara tangan kirinya ia gunakan untuk berkacak pinggang.

Selain pembicaraan memutar yang dilakukan Key, ada satu lagi hal yang membuatnya emosi. Dua orang yang kehadirannya ia ketahui bersamaan dengan kedatangan Key kemari. “Hei, kalian yang ada di belakang rak buku, keluarlah!”

Dua yeoja keluar dari balik rak buku kecokelatan sekitar 5 meter dari posisi Sooyoung berdiri. Satu berambut panjang dan satu lagi berambut sebahu. Mereka reporter sekolah, Nicole dan Hara.

“Hal yang sama terulang. Apakah kalian semua berskongkol untuk mengolokku?!” Sooyoung menekan nada bicaranya. Ia ingin berteriak, namun ruang bernama perpustakaan ini terpaksa membuatnya harus menahan nafsu untuk mengamuk. “Kim Kibum, apa kau takut reputasimu menurun setelah masuk di majalah dinding sekolah? Dan karena itu sekarang kau sengaja membawa dua gadis ini dan berusaha bicara padaku agar nama baikmu bisa kembali. Kau hanya memikirkan dirimu sendiri! Dan Kau tahu, mengapa kecantikan lebih berharga bagi wanita dibanding kecerdasan? Karena laki-laki yang bodoh di dunia jumlahnya lebih banyak daripada laki-laki buta!”

“Apa maksudmu? Aku tak pernah menyuruh mereka untuk itu!” Kedua alis Key mengernyit. Ia tak pernah mengajak Nicole ataupun Hara untuk menemaninya kemari. Jadi suatu alasan yang tepat baginya untuk tersinggung atas tuduhan dan ungkapan Sooyoung padanya.

“Carilah orang lain untuk membual. Permisi, aku ingin muntah!” tegas Sooyoung jijik. Secepat mungkin ia berlari menjauh meninggalkan Key.

“Aish, apalagi yang kalian lakukan di sini?” Key menggeram. Ia menatap Nicole dan Hara seolah ingin membunuh mereka sekarang juga. “Bisakah kalian berhenti ikut campur urusan orang?”

“Mianhae, kami juga menyesal dengan peristiwa yang menimpa Sooyoung. Kami kemari hanya utuk meliput berita setelah mendengar kau akan minta maaf padanya. Kami ingin memperbaiki reputasi kalian,” papar Hara. Wajahnya setengah menunduk. Buku-buku jarinya memengang erat sebuah buku yang akan ia gunakan untuk menulis percakapan Key dan Sooyoung.

“Aish!” Key menggaruk kepalanya yang sama sekali tak gatal. Ia tak bisa juga menyalahkan Nicole dan Hara untuk skandalnya. Memang tugas reporter untuk meliput berita-berita menarik untuk dipajang di mading sekolah.

“Lihat, bitch princess mengincar sang flaming charisma!” Suara seruan seorang yeoja yang disinyalir Key tak jauh dari perpustakaan membuatnya kembali terperanjat.

“Hei, mau berapa lama kau menindih tubuh Minho?” Suara yeoja cempreng menimpalinya, membuat Key bergegas ke tempat kejadian.

“Memang itu pekerjaan wanita jalang, bukan?”

“Yuri-ya, kenapa hanya diam? Dia ingin merebut soulmate-mu!” Yuri juga menuju ke tempat itu rupanya. Seorang namja yang mengatakan hal itu membuatnya naik darah.

“Hentikan!” ia bergegas masuk ke dalam kerumunan. Menarik Sooyoung yang memegangi sikunya di atas tubuh Minho. “Kau tak apa?”

Sooyoung menggeleng. Ia bangkit dengan bantuan Yuri. Sikunya terasa perih. Seandainya ia tak sok dramatis dengan berlari meninggalkan Key, mungkin kejadian memalukan ini tak perlu terjadi.

Minho bangkit setelah Sooyoung berdiri. Ia mendengar apa yang diucapkan anak-anak pada Sooyoung. Sama halnya dengan Yuri. Ia juga ikut naik darah, “Payah kalian semua!” umpatnya.

“Kenapa ya mereka?”

“Entah, sepertinya tidak waras,”

Bisik-bisik anak-anak penggosip terdengar lagi, namun Yuri menghalanginya masuk ke telinga Sooyoung dengan mengajaknya bicara. Ia bersama Minho memapah gadis itu menjauh. Sementara itu, Key masih berada di tempat kejadian dan berharap untuk menemukan sesuatu yang bisa ia lakukan.

***

Yuri melingkarkan lengannya di pundak Sooyoung. Gadis itu terisak, badai besar memang baru saja mengguncangnya dan membuatnya begitu tertekan. Bibirnya yag biasa ia gunakan untuk tersenyum kini bergetar dan basah oleh air mata yang tak bisa ia hentikan.

“Kau baik-baik saja, Sooyoung-ah?” Pertanyaan bodoh itu meluncur dari bibir Yuri. Tidak sepenuhnya begitu juga, apalagi yang bisa ditanyakan seorang sahabat saat menenangkan sahabatnya?

“Kenapa orang-orang menjadi seperti itu?” tanya Sooyoung serak. Tubuhnya mulai menggigil di pelukan Yuri.

“Jangan pikirkan, mereka hanya penggosip murahan!” Yuri mengusap puncak kepala Sooyoung

“Sooyoung-ah, apa Key sudah minta maaf padamu?” Minho yang dari tadi diam angkat bicara.

“Apakah dia mengerti dengan maksud perkataan itu?” Sooyoung balik bertanya. “Sikapnya benar-benar menjijikkan!”

Ujung mata Minho tertuju pada papan kayu di dekat perpustakaan. Ia mengerti bagaimana perasaan Sooyoung. Dan jika Key memang belum punya cukup keberanian, maka ia harus ikut turun tangan. “Kalian tenangkan diri sana di sini. Aku ada urusan sebentar.”

Minho menghampiri Key si balik papan. Ia punya kesamaan dengan Sooyoung, ekspresinya tampak bingung.

“Siapa mereka?” tanya Minho saat menatap dua gadis lain di samping Key.

“Tawananku, reporter yang mengambil fotoku dan Sooyoung sore kemarin,” jawab Key singkat.

Minho menarik nafas sebentar untuk menenangkan diri lalu berkata, “Kau melihat kejadian barusan, bukan?” tanyanya tegas. “Kenapa kau tak mengatakan maksud kata bitch itu pada Sooyoung?” lanjutnya sambil menatap Key meminta pertanggungjawaban.

“Dia tak memberiku kesempatan bicara.” Key mencari pembenar. “Seandainya dia tahu, bagaimana aku meyakinkan anak-anak diseluruh sekolah?”

“Kau yang membuat masalah, carilah jalan keluar sendiri. Sebenarnya, kau menyukai Sooyoung, kan? Sebaiknya jangan membuat dia mengeluarkan air mata lagi lebih banyak.” ujar Minho akhirnya. “Kutunggu hasilnya besok pagi, jika kau masih menemukan jalan keluar, aku, Yuri, Jonghyun, Taeyeon dan yang lain yang akan memberimu pelajaran!” tuturnya kemudian berlalu.

Key diam sebentar. Ia menatap Nicole dan Hara. “Aku perlu bantuan kalian,”

***

Sooyoung memperhatikan papan pengumuman sekali lagi. Berita kemarin telah terganti. Orang-orang yang lewat di sekitarnya tak lagi mencibirnya. Hanya berlalu seperti biasa. Apa ini? Bibirnya menganga, seolah tak percaya. Inikah yang dimaksud Key dengan bitch yang sebenarnya?

Sooyoung mengucek matanya sekali lagi, memastikan bahwa ngambar diposter iru adalah benar-benar dirinya.

“Beautiful, Intelegent, Talented, Cute,  and Honest,” Sooyoung mengulangi lagi singkatan untuk kata BITCH itu. ” Are you smilling now, Happy Princess?”

“Sooyoung-ah,”

“Kau..,” Sooyoung tercekat ketika Key telah berada di hadapannya. Ia bahkan tak menyadari kapan namja itu berjalan ke arahnya.

“Inilah yang kumaksudkan,” ucap Key tersenyum.

“Kau bercanda?” Sooyoung tertunduk. Semua pemikiran buruknya kemarin mulai hilang satu persatu.

“Yaa, apakah aku terlihat bercanda setelah membuat poster ini?” Key mengacak rambut Sooyoung, membangun kembali keakraban di antara mereka.

“Kenapa kau tak katakan kemarin?”

“Aish, kau bahkan tak memberiku kesempatan untuk bicara,” Key mendesah kemudian mendecakkan lidahnya. “Kau mau memaafkanku, kan?”

“Pabo! Aku memaafkanmu!” Sooyoung meninju pundak Key, membuat namja itu berpura-pura kesakitan.

“ Maaf juga telah mengatakan kau menyusahkan,” Key terdiam sebentar. Ia harus mengatakannya sekarang. Ini moment yahng baik untuk memulai hubungan yang baru. ” Sebenarnya saat itu yang ingin kukatakan adalah kalau aku menyukaimu, Happy Princess”

“Apa?” Kedua mata Sooyoung membulat.

“Tidak, tidak ada siaran ulang,”

“Yaa!”

“Kau tak mungkin tak mendengarnya, Happy Princess. Apa tanggapanmu?” Key meminta kepastian.

Sekarang Sooyoung menemukan arti dari lima bintang yang ia lihat di galaksi bima sakti malam kemarin. Bintang yang cerah akan tetap cerah meski ia tersisih. Biarpun bintang yang tak begitu terang letaknya berkumpul. Yang menarik perhatian orang-orang tetaplah bintang yang paling terang. Dan begitu pula dirinya. Ia akan kembali menjadi seorang Happy Princess yang membuat orang lain tersenyum.

“Aku juga menyukaimu,”

FIN

©2011 SF3SI, Chandra.


Officially written by Chandra, claimed with her signature. Registered and protected.

This FF/Post legally claim to be owned by SF3SI, licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. Permissions beyond the scope of this license may be available at SHINee World Fiction

Please keep support our blog, and please read the page on top to know more about this blog. JJANG!

43 thoughts on “You’re Bitch, Happy Princess! {The Chronicles of Behind Her Cute Nickname}”

    1. di awal aku sempet sebel nih, kebablasan banget bilang sooyoung bicth, tapi setelah tau endingnya,,,,, soooooo sweeeetttttt bangeeettttt!!!
      good joblah buat Chandra 😀

  1. ada beberapa typo, tapi ceritanya tetep bagus… gag nyangka ternyata B.I.T.C.H punya arti sebagus itu… karya lain ditunggu^^d

  2. arti BITCHnya bagus bgd..
    Dasar key ngomong suka aja susah bgd sih, pke ngomomng BITCH segala ckckck..
    Nice story..

  3. akhirnya ada jg soo key
    soalnya udah lama qw nyari FF baru sookey tpi cuma ada beberapa aja
    qw awalnya nyangka key jahat bngt bilang bicth ma soo eon tpi stelah ditelusuri mpe akhir bict yg dmaksud key itu mempunyai arti yang indah
    hehehehehheehe

  4. SooKey.., akhirnya keluar juga 😀
    lama banget nungguinya, dan hasilnya ternyata,,
    waw, waw, dan waw!!
    ternyata itu toh yang dimaksud key bicth ckckck ada-ada aja,
    4 jempol deh buat kamu, Chan!

  5. ya ampun, kirain artinya apa,, ckckck
    dasar key,
    seneng banget deh nemu FF shinee generation,
    ditunggu FF selanjutnya ya 🙂

  6. akhirnya keluarrrrr 😀
    baca awalnya bikin emosi, baca akhirnya malah bikin senyum-senyum sendiri,
    daebak pokoknya

  7. Yaampun, Chan,
    setelah lumutan nunggu FF ini akhirnya keluar juga
    biarpun kamu bilang ngerjainnya buru-buru, tapi ujung-ujungnya toh daebak
    apalagi pas Key buat poster lewat poster itu, so sweet deh!!

  8. Chan, demi apa nih? Aku udah lama banget nungguin lanjutan FF ini ==’
    tapi ngga apa, ngga sia-sia juga aku nunggu. Ceritanya emang unik,
    lucu deh ngebayangin key susah ngomong ke sooyoung kkkk 😛
    good job saeng!

  9. entah kenapa setelah baca FF ini aku juga pengen punya cowok yang punya maksud misterius kayak key. Kebayang deh gimana kagetnya sooyoung sama berita pertama di mading, berita yang kedua apalagi tu. kalau aku mah udah pingsan. wkwkwkwk
    God Job

  10. Kreatif deh ampe punya singkatang BICTH kayak gitu,
    cewek baik-baik manapun kalau dikatain bicth pasti ngamuk, tapi kalo bicth yang ini, aku mauuuu hehehehehe

  11. keren thor ^^b ada beberapa typo sih, tapi ga terlalu masalah buatku, soalnya aku malah larut sama ceritanya haha
    key! ya ampun so sweet nyaaa

  12. hyaaa..
    Kereeenn..
    Kalo tau itu maksud sbenarnya dari ‘bitch’-nya key, aku jg mau dong dibilang begitu..hehe

  13. bener2 ga nyangka arti bicth seperti itu.. Dan itu manis bgt.

    Nice kak, ada typo yah beberapa.. Hehe
    Saya mupeng pengen jadi sooyoung yg dibilang suka sm key.. Hiyaaahaha

  14. perasaan bitch deh thor …. hehe T sama C kebalik..

    “Tawananku, reporter yang mengambil fotoku dan Sooyoung sore kemarin,” jawab Key singkat. — wkwkwk jd 2 anak itu ikutin key dr td.. lol…

    bagus thor… dr kmrin kaget lht judulnya.. tp trnyata.. ou ou ou
    cuma ada bbrp typo n 1 kata ketinggalan…
    “Kutunggu hasilnya besok pagi, jika kau masih (belum) menemukan jalan keluar….”

    ditunggu chronicle yg lainnya… hehehe

  15. Keren!
    Aku suka 🙂

    serius ga nyangka bget kalo BITCH Ver SHINee akan sebagus itu artinya 😀

    akh uda jrang bget sekarang ff sookey 😐
    makanya seneng bget pas tau ada ff sookey 🙂
    buat after storynya donk?
    Please?
    Gomawo ^^

Give Me Oxygen