KOMPLITcated STORY – PART 1

KOMPLITcated story part 1

Author :

Made karina jelita (kimmadebumbum)

Twitter : @kimmadebumbum

Fb : Made Karina Baskoro

Tumblr : bebekkuning@ymail.com

Cast :

Choi Minho =>> Minho Shinee

Kim Miina =>> author imut >.<

Lee Minyu  =>> mitra riani aisyah

A silent flame burning with passion and charisma ..

miina POV

“kya, permisi permisi ..aduh ! Mianhaeyo”, aku ikut sempit-sempitan di antara orang-orang yang bejibun di depan papan pengumuman kelulusan. Mataku menyusuri 1 demi 1 angka-angka nomor tes yang tertera di papan pengumuman. 639, 642 ,657, 660 !!

“HUAHHHHH Minyu-ahh aku lulus !!! yeeeeee”, aku memeluk Minyu yang masih sibuk celingukan mencari nomor tesnya juga.

“Aduh Miina, selamat ya ! nah, sekarang kau bantu aku mencari nomor tesku”, dia membalas pelukanku sebentar lalu masih sibuk mempelototi papan pengumuman itu.

“701, 723, 727 .. Hei Minyu, nomor tesmu 727 kan ?? Wah, kau lulus !”, aku tersenyum lebar sambil memeluk lengan Minyu.

“Ommona, aku lulus !! Kita lulus Miinaaaaaa .yeeeeeeee !! hahahhahaha”, kami berlompat-lompat kegirangan.

Yeeeee, kami lulus !!

Hari ini kami melihat pengumuman kelulusan di Seoul international high school. Yup, kita baru mendaftar di sekolah menengah yang cukup bergengsi di negara ini. Dan hasilnya, kami lulus ! Bukan lulus sembarangan lagi, lulus jalur prestasi akademik alias dapat beasiswa !! Kami jenius kan ??

Oh iya, perkenalkan namaku Kim Miina. Gadis manis berumur 14 tahun yang sangat beruntung karna punya sahabat terbaik di dunia yang namanya Lee Minyu. Heheheh, nama kami memang rada-rada mirip. Mungkin memang kami sudah di takdirkan untuk bersahabat dari lahir.

Aku dan Minyu baru-baru saja resmi lulus tes masuk Seoul international high school. Sekolah bergengsi dengan fasilitas internasional. Bukan sembarang orang yang bisa masuk sekolah ini loh. Yang masuk di sini rata-rata anak pejabat lah anak pengusaha lah bahkan banyak artis yang masuk di sini.

Itulah salah satu alasan kami kenapa mendaftar di sekolah ini. Berdasarkan kabar seliweran yang berhasil kami dengar, salah satu member Shinee (boyband favorit kami) sekolah di sini juga ! The most handsome member in Shinee, Choi Minho !! Kami ini sangat ngefans sama Minho oppa.

Sewaktu di smp dulu, kami kerjanya hanya menghayal berangan-angan suatu saat nanti bisa ketemu ato dekat sama Minho oppa. Dan, itulah salah satu alasan kenapa kami mau masuk sekolah ini. Dulu waktu smp, kami sempat khilaf taruhan demi Minho oppa. hihihihihi

Flashbak waktu smp dulu ..(ngayal mode on)

“Minyu-ahh, bagaimana caranya kita pulang ?? di luar hujan deras”, aku melirik sedikit keluar lalu bergidik ngeri.

“Tunggu ya aku telpon suamiku dulu, Minho oppa. heheheh”, Minyu mengeluarkan ponselnya.

“Hei, dia juga kan suamiku Minyu. Aku juga mau menelponnya ah”, aku juga tak mau kalah mengeluarkan ponsel.

“yaaa, kalian berdua ini menghayal terus kerjanya ! mendingan skarang kita lari ke halte sebelum kita pulang kemalaman !!”, Yu Min salah satu sahabatku marah-marah sambil menjitakku dan Minyu.

“arasso ahjumma. hahahahha”, aku dan Minyu lari sambil tertawa terbahak-bahak melihat Yu Min.

Sampai di halte ..

“Minyu-ahh, kalau saja tadi kita menelpon suami kita Minho oppa pasti kita tidak setengah mati lagi menunggu bus. Kita harusnya skarang sudah duduk tenang dalam mobilnya. hihihihii”, aku masih saja asik dengan dunia hayalku bersama Minyu.

“iya ya, ini smua gara-gara si cerewet Yu Min itu. Dia slalu saja ngomel kalo kita menyebut-nyebut Minho oppa”, muka Minyu berubah cemberut.

“Ish, kalian berdua ! Kapan kalian berhenti menghayal ?? Kalau suatu saat nanti salah satu dari kalian pacaran betulan dengan Si Minho itu aku akan memotong poniku sampai habis tak tersisa”, Yu Min berkata enteng sambil sedikit tersenyum sinis.

“Waeyo ?? Kau yakin ?? HAHAHAHAHAHA. Baiklah, mulai sekarang kita taruhan saja Yu Min. Kalau salah satu di antara ku dan Minyu jadian dengan Minho oppa kau janji akan memotong habis ponimu itu sampai botak ! deal ??”, aku menantang Yoo Jin.

“Arasso, siapa takut ?! Tapi, apa hukumannya kalau ternyata nanti tidak ada salah satu pun dari kalian yang pacaran dengannya ??”, Yu Min keliatan pede skali kalo kita tidak bisa mendapatkan Minho oppa !

“Kalau nanti kami kalah, kami akan menembak Junko live di depan matamu ! Bagaimana ??”, Minyu dengan santainya menjawab tantangan balik Yoo Jin.

“MWO ??! Minyu-ahh, haruskah dengan Junko ??”, aku masih tidak percaya ucapan Minyu barusan. Hwang Junko itu salah satu siswa terpintar di sekolah kami. Dan mungkin yang tercupu. Kebiasaannya juga aneh, pokoknya sikapnya menjijikkan. Dia memang slama ini mengejar Minyu mati-matian. Bahkan dulu dia sempat menembak Minyu. Ikh, ngeri membayangkannya !

“Hei, kau tidak mau kan kita di permalukan sama Yu Min ?? Jadi mending kau ikuti saja kata-kataku !,” Minyu berbisik padaku.

“jadi betul nih kalian mau taruhan denganku ?? HAHAHAHAHAHA, aku tidak sabar menunggu salah satu dari kalian berstatus jadi pacar Junko”, dengan pedenya Yu Min tertawa keras.

“enak saja kau ! Liat saja nanti. Pokoknya taruhan ini berlaku sampai 6 bulan setelah kita masuk sma. Arasso ??”, aku berkata dengan lantang.

“Arasso !!”, Yu Min aku dan Minyu tos bersama setelah itu.

Kalau mengingat kejadian itu, aku jadi merinding sendiri. Jujur saja, di hati kecilku sedikit pesimis bisa menang taruhan itu.

“Miina-sshi, kau ini melamun terus. Ayo kita pergi makan ! Aku yang traktir deh hari ini, kan kita luluuuussss”, Minyu membuyarkan lamunanku.

“wae ?? baiklah. Ayo kita pergi makaaaaan. kajja”, aku langsung menarik lengan Minyu.

Di restoran . . .

“Mmmmm, enak skali ya makanan di sini. Aku kenyaaaaang”, Minyu mengelus-elus perutnya sambil duduk malas.

“Ish, dasar kurus ! Baru begitu saja sudah kekenyangan. Sini, aku saja yang makan bagianmu”, aku merebut mangkuk sup Minyu dan memakannya.

“Dasar kau ! Cantik-cantik kok rakus *si author narsiiiis* !”, Minyu mengepal tangannya seperti hampir menjitakku.

Acara makan kami tiba-tiba saja terganggu dengan getaran mahadahsyat dari ponselku.

Ringtone ring ding dong mengalun keras dari dalam tasku.

“ooobohweeyoo ??”, aku mengangkat telponku dengan makanan yang masih penuh dalam mulutku.

“Yoboseyo ?? ini betul nomor Park Gong San ??”, suara dari sebrang sana terdengar sangat merdu, dan gently.

Aku mengunyah sebentar makananku dan menelannya, “Wae ?? Nugu ?? Park Gong San ?? dia itu siapa ??”, aku heran mendengar pertanyaan orang yang menelpon ini.

“loh, bukannya ini nomor Park Gong San si tukang pipa air ya ??”, orang itu tak kalah heran.

“Tukang pipa air dari hongkong ! Ini bukan nomornya Park Gong San. Maaf, kau sepertinya salah sambung”, dengan kasar aku memutuskan sambungan telpon tadi. Enak saja aku di kira tukang pipa air.

Tak lama kemudian nomor itu memanggil lagi.

“Hei, sudah aku bilang ini bukan tukang pipa air tau”, aku membentak orang tadi dengan kesal. Minyu masih saja melongo memperhatikanku.

“hei ahjumma, kau ngaku saja kalo ini memang nomornya suamimu si tukang pipa air. Kau tau tidak kalau suamimu sudah membuat saluran pipa tempat cuci piring kami mampet ?? Semua piring kotor menumpuk ! Mending kau beri tau suamimu suruh dia segera datang ke sini sebelum aku menelpon manager suamimu untuk mengadukannya”, orang itu berkata kasar, malah membentakku lagi ! Apa ? Enak saja dia memanggilku ahjumma ?? Dan memangnya tukang pipa air ada managernya ??

“sudah ku bilang kau salah nomor tauuu. Dasar orang gila”, aku mematikan ponselku segera. Ku cabut baterainya dan langsung melemparnya ke dalam tasku.

“Miina, itu tadi siapa sih ??”, Minyu bertanya heran.

“Ada orang salah sambung. Dia kira ini nomor telponnya tukang pipa air. Dasar, jaman sekarang makin aneh-aneh saja ya”, aku menyeruput jus ku kasar.

“hahahhahaha, mungkin kau memang mirip tukang pipa air. Lihat saja caramu makan, sudah seperti kuli bangunan”, Minyu tertawa-tawa.

“awas kau ya Minyu !”, aku menggelitik Minyu habis-habisan. Hari ini memang cukup aneh, tapi tetap menjadi hari yang bersejarah bagiku maupun Minyu >.<

Beberapa hari ini kami mengurus berkas-berkas untuk masuk di sekolah baru kami. Akhirnya tiba hari Masa Orientasi Siswa ! Hari yang paling kami hindari selama bersekolah.

Aku dan Minyu buru-buru berangkat dari jam 4 subuh sebelum kami di hukum. Dengan dandanan menor ala penyanyi dangdut yang stres kami berangkat berdua di antar appa Minyu. Maklum lah anak-anak di MOS. Tau kan bagaimana tersiksanya ?? *anggaplah di Korea ada juga MOSnya terus sekejam di Indonesia. hehehhe*

Kami masuk dalam kelompok yang sama. Tapi, kami belum tau siapa koordinator kelompok kami.

Tiba di gerbang sekolah ..

“hei kalian berdua, kelompok berapa ??”, suara seorang wanita mengagetkan kami berdua.

“kami di kelompok 6 onnie”, aku dan Minyu menunduk.

“Baiklah, sini ikut aku ke kelompok kalian”, dia berjalan dan kami mengikutinya dari belakang. Dia mengantarkan kami ke barisan paling ujung.

“aduh, koordinator kalian mana sih ?? Mana ponselku ketinggalan lagi. Bagaimana cara menghubunginya ??”, cewek ini bicara sendiri. Dasar senior aneh.

“hei kau ! kenapa melihatku ?? mmm, kau bawa ponsel kan ?? Pinjamkan padaku cepat”, betul-betul sunbae yang aneh.

“Bawa onnie, ini dia”, aku merogoh tasku sebentar kemudian menyerahkan ponselku padanya.

Dia memencet beberapa angka. Sepertinya dia mau menelpon seseorang. Dasar tidak modal, meminjam ponsel orang sembarangan untuk menelpon.

“Onnie, ponselku itu agak rusak. Kalau ingin menelpon harus di speaker”, aku menjelaskan padanya. Kadang memang ponselku datang-datangan. Jadi kalau menelpon terkadang harus di speaker.

Dia melihat sinis padaku sebentar, lalu kembali sibuk dengan ponselku.

“Ish, orang ini kenapa mereject telponku sih ??”, dia berkali-kali mencoba menelpon. Sekitar telpon ke-4 kalinya baru dia terdengar bicara dengan seseorang.

“Hei, kau ini di mana ?? Kelompokmu sudah menunggu daritadi. Kau ingat kan kau koordinator salah satu kelompok orientasi ?? Kau kenapa mereject telponku tadi ??”, dia tidak berhenti-henti bicara.

“Nugu ?? Ini bukannya tukang pipa air ya ??”, glek. Aku kaget mendengar suara dari sebrang sana. Sepertinya aku mengenalnya.

“Tukang pipa air ?? Ini aku Yoo Jin. Minho-ahh, mending kau cepat datang ke sini sebelum semua anggota kelompokmu mati kedingingan”, klik. Dia mematikan telponnya.

Aku tadi tidak salah dengar kan ?? onnie ini menyebutkan Minho ?? Jangan-jangan . . .

Setelah onnie tadi mengembalikan ponselku aku segera melihat panggilan keluarnya. Betul saja dugaanku, ternyata orang yang dia sebut-sebut koordinator kelompok kami itu adalah orang yang salah sambung kemarin. Ottoke ?? mana aku sudah membentak-bentaknya lagi. Tapi kok namanya Minho ya ??

“Miina, kau kenapa ??”, Minyu berbisik padaku sambil masih tertunduk.

“Ternyata koordinator kelompok kita nanti adalah orang yang salah sambung kemarin”, aku setengah berbisik. Tiba-tiba saja ada orang datang dan bicara mengagetkan kami.

“Mianhae aku datang terlambat. Jeongmal mianhae, ayo semua ikuti aku. Aku adalah koordinator kelompok ini”, ada sesosok cowok datang sambil membungkuk minta maaf. Berhubung masih subuh, jadi langit agak gelap. Aku tidak begitu jelas melihat mukanya.

Kami di bawa ke sebuah aula. Di sana kami di suruh duduk sambil terus menunduk. Padahal leherku sudah sakit sekali.

Onnie yang tadi meminjam ponselku datang.

“Untung kau sudah datang. Tadi kenapa kau mereject telponku ?? Kau malahan menyebut-nyebut tukang pipa air”, sepertinya onnie tadi bicara sama koordinator kelompok ku deh. Aduh, mati aku.

“Oh, itu. Kwaenchana. Oh iya, tadi kau meminjam ponsel siapa untuk menelponku ??”, koordinator ku itu bertanya ke onnie yang tadi. Aduh, aku tidak bisa melihat wajahnya karna di suruh menunduk.

“Aku meminjam ponsel anak ini”, onnie tadi datang mendekatiku dan menunjukku. Aku bisa mendengar langkah kaki seseorang yang mendekatiku juga. Tuhan, tolong selamatkan aku ..

“ini orangnya ??”, betul saja. Koordinatorku itu menunjukku. Sontak aku mengangkat wajahku sebelum aku di apa-apakan olehnya.

“Mianhae. Kau betul-betul salah sambung kan opp …”, suaraku tercekat. Aku kaget melihat pemandangan di depanku. Apakah aku sepenuhnya sudah sadar ??

“MINHO OPPA ???!”, mataku membelalak lebar. Aku kaget melihatnya. Ommona, jadi koordinatorku ini Minho oppa. Member shinee yang mahadahsyat nan ganteng ???

Huah, dia keliatan lebih ganteng kalau di liat lebih dekat !!

“heh ?? Kau kenapa ??”, Minho oppa keliatan kaget. Dia sedikit bergidik ngeri.

“a a a, itu .. aku minta maaf. Karna tidak sengaja membentakmu di telpon. Tolong jangan apa-apakan aku oppa”, aku menunduk sambil membentuk tanda maaf dengan tanganku.

“Yang mau macam-macam denganmu siapa ?? aku padahal baru saja mau minta maaf denganmu. Aku mau minta maaf karna sudah salah sambung dan ikutan membentakmu juga”, Minho oppa tersenyum manis sambil menurunkan kedua tanganku.

Aku tercengang mengagumi ketampanannya. Kamulah makhluk tuhan yang tercipta yang paling ganteng auw auw auw ah ah ah ah >,< Tidak ada celah kejelekan sedikit pun ! Perfecto !!

Seharian MOS ini aku lalui dengan hati riang gembira. Setiap detik aku dan Minyu curi-curi pandang ke Minho oppa sambil ketawa geli sendiri.

Sampai tiba waktunya makan siang ..

“Minyu-ahh, betul-betul berkah tuhan jatuh ke kepala kita hari ini ya. Aduh, gantengnya makhluk yang satu ini”, aku berbalik melihat Minho oppa bercerita dengan panitia yang lain sambil tersenyum-senyum ganjen.

“Iya Miina, aku sampai sempat tahan napas loh tadi waktu melihatnya. Aduh, langkah menuju kemenangan sedikit demi sedikit terwujud. heheehehhe”, aku dan Minyu tertawa girang lalu melanjutkan makan siang kami.

“Hei kalian berdua ! dari tadi ketawa terus !! Awas ya aku liat kalian keganjenan dengan Minho !!”, suara Yoo Jin onnie mengagetkan kami. Huh, dasar kejam.

Setelah makan siang selesai waktunya pembekalan materi tentang sejarah sekolah ini. Kami di suruh berkeliling gedung sekolah ini yang besarnya 10x lebih besar dari stadion bola. Cukup membuat betis kita sebesar talas bogor.

“Tolong kalian catat ya poin yang penting-penting”, tutornya menyuruh kami untuk mencatat. Dasar aku lagi sial ternyata aku lupa bawa pulpen. Aku celingukan mencari pulpen.

“Kau kenapa ?? Jangan terlalu ribut ya”, Minho oppa menegurku.

“Maaf oppa, aku mencari pulpen”, aku tertunduk malu.

“Kalau begitu pakai saja dulu ini”, dia menyodorkanku sebuah pulpen. Kalau tidak salah ingat pulpen ini adalah pulpen pemberian hyungnya yang sangat dia sayangi. Aku pastinya tau dong, kan aku pernah nonton monologuenya !

Aku senyam senyum sendiri lalu menulis memakai pulpen pinjaman itu.

Setelah acara keliling-keliling sekolah kami semua di ijinkan untuk pulang. Appa Minyu tadi tiba-tiba ada urusan jadi tidak bisa menjemput kami. Terpaksa jalan ke halte bus dengan dandanan menor ala penyanyi dangdut. Hihihihi

“Minyu-ahh, minho oppa betul-betul ganteng ya. Bibirnya itu loh”, aku monyong-monyong sambil senyam senyum sendiri.

”hush, jangan kayak orang gila begitu. Sudah dandanan kita kayak begini nanti di sangka orang gila lagi ! Tapi, memang dia cakep sekali ,hihihihi”, si Minyu malahan ikut ketawa centil.

Dari belakang kami ada mobil yang mengklakson. Sontak aku dan Minyu berbalik dan berjalan ke pinggir. Mobil itupun menepi, kacanya terbuka setengah.

“Anneyong. Kau tadi peserta MOS kan ??”, MWO ???! MINHO OPPA ?? huaaah, ternyata dia yang di balik kemudi itu !

“ahh ??? ne oppa”, kami berdua memasang ampang bloon di hadapan minho oppa sangkin saltingnya.

“Eh, begini sebenarnya aku mau …”, Minho oppa sepertinya agak malu membicarakannya. Jangan-jangan dia mau mengajak kami pulang bareng ya ??

“Oppa, kau tidak usah repot-repot. Kami bisa pulang sendiri kok”, Minyu memotong pembicaraan Minho oppa.

“Tapi kalo oppa memang tidak keberatan, tak papa lah. Kami juga senang kok”, aku melanjutkan perkataan Minyu.

Seharian MOS ini aku lalui dengan hati riang gembira. Setiap detik aku dan Minyu curi-curi pandang ke Minho oppa sambil ketawa geli sendiri.

Sampai tiba waktunya makan siang ..

“Minyu-ahh, betul-betul berkah tuhan jatuh ke kepala kita hari ini ya. Aduh, gantengnya makhluk yang satu ini”, aku berbalik melihat Minho oppa bercerita dengan panitia yang lain sambil tersenyum-senyum ganjen.

“Iya Miina, aku sampai sempat tahan napas loh tadi waktu melihatnya. Aduh, langkah menuju kemenangan sedikit demi sedikit terwujud. heheehehhe”, aku dan Minyu tertawa girang lalu melanjutkan makan siang kami.

“Hei kalian berdua ! dari tadi ketawa terus !! Awas ya aku liat kalian keganjenan dengan Minho !!”, suara Yoo Jin onnie mengagetkan kami. Huh, dasar kejam.

Setelah makan siang selesai waktunya pembekalan materi tentang sejarah sekolah ini. Kami di suruh berkeliling gedung sekolah ini yang besarnya 10x lebih besar dari stadion bola. Cukup membuat betis kita sebesar talas bogor.

“Tolong kalian catat ya poin yang penting-penting”, tutornya menyuruh kami untuk mencatat. Dasar aku lagi sial ternyata aku lupa bawa pulpen. Aku celingukan mencari pulpen.

“Kau kenapa ?? Jangan terlalu ribut ya”, Minho oppa menegurku.

“Maaf oppa, aku mencari pulpen”, aku tertunduk malu.

“Kalau begitu pakai saja dulu ini”, dia menyodorkanku sebuah pulpen. Kalau tidak salah ingat pulpen ini adalah pulpen pemberian hyungnya yang sangat dia sayangi. Aku pastinya tau dong, kan aku pernah nonton monologuenya !

Aku senyam senyum sendiri lalu menulis memakai pulpen pinjaman itu.

Setelah acara keliling-keliling sekolah kami semua di ijinkan untuk pulang. Appa Minyu tadi tiba-tiba ada urusan jadi tidak bisa menjemput kami. Terpaksa jalan ke halte bus dengan dandanan menor ala penyanyi dangdut. Hihihihi

“Minyu-ahh, minho oppa betul-betul ganteng ya. Bibirnya itu loh”, aku monyong-monyong sambil senyam senyum sendiri.

”hush, jangan kayak orang gila begitu. Sudah dandanan kita kayak begini nanti di sangka orang gila lagi ! Tapi, memang dia cakep sekali ,hihihihi”, si Minyu malahan ikut ketawa centil.

Dari belakang kami ada mobil yang mengklakson. Sontak aku dan Minyu berbalik dan berjalan ke pinggir. Mobil itupun menepi, kacanya terbuka setengah.

“Anneyong. Kau tadi peserta MOS kan ??”, MWO ???! MINHO OPPA ?? huaaah, ternyata dia yang di balik kemudi itu !

“ahh ??? ne oppa”, kami berdua memasang ampang bloon di hadapan minho oppa sangkin saltingnya.

“Eh, begini sebenarnya aku mau …”, Minho oppa sepertinya agak malu membicarakannya. Jangan-jangan dia mau mengajak kami pulang bareng ya ??

“Oppa, kau tidak usah repot-repot. Kami bisa pulang sendiri kok”, Minyu memotong pembicaraan Minho oppa.

“Tapi kalo oppa memang tidak keberatan, tak papa lah. Kami juga senang kok”, aku melanjutkan perkataan Minyu.

“Maksud kalian apa ya ??”, muka Minho oppa keliatan bingung tapi masih tetep caem >.<

TBC

Signature

This post/FF has written by SF3SI Author, and has claim by our signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

SLAVE OF LOVE

AUTHOR :ELFJINXIUHANGENGLOCKEYTIME A.K.A DEADANTE

CAST :

PARK GA EUN

KIM KEY BUM

LENGTH : ROMANCE

PG-15

ONESHOOT…

============

“1 minggu ini..Kau harus jadi budakku”

Itulah kata-kata yang diucapkannya padaku Aiissh~sungguh menyebalkan.Tapi sebentar lagi semua itu akan segera berakhir

————

“Yoongsaaaaaa…aku bahagia hari ini!!!”teriak Ga eun pada sahabatnya yang sedang meletakkan tasnya diatas meja

“iiishh~Ga eun ?bisakah kau tidak berteriak pagi-pagi begini?”protesnya

Ga eun melebarkan senyumnya pada sahabatnya itu”Haaaaaa…kau tau?aku bahagia karena Key akan pindah sekolah sebentar lagi!yuhuuuu~~”ucapnya girang

Yoongsa menatapnya penuh heran.

“loh?bukannya Key itu sahabatmu sejak kecil?”tanyanya sedari mengeryitkan dahi

Ga eun berbalik menatap kearah sahabatnya lagi”Mwo?kata siapa?itu hanya gosip”

GA EUN POV

Kejadian 8tahun yang lalu.Aku dan Key memang bertetangga sejak kecil.Kami melewati masa-masa dengan gembira.Tapi semua berubah sejak kejadian itu.Dimana kebetulan terjadi peristiwa.Tanganku dan tangannya terluka sehingga membuatnya tidak bisa bermain piano lagi.Karena kejadian itulah aku disuruh bertanggung jawab PAYAH~(=.=)

END POV

“sejak saat itu dia mengganggapku budaknya.yasshh~padahal kan itu salahnya sendiri”gerutunya kesal sedari menenggelamkan wajahnya keatas meja

“YA~BEGITUKAH CARAMU BERBICARA KEPADA ORANG YANG SUDAH MENOLONGMU?”

GA EUN POV

“sejak saat itu dia mengganggapku budaknya.yasshh~padahal kan itu salahnya sendiri”gerutunya kesal sedari menenggelamkan wajahnya keatas meja

“YA~BEGITUKAH CARAMU BERBICARA KEPADA ORANG YANG SUDAH MENOLONGMU?”

Suara ini???kudongak kepalaku.Kulihat orang yang kubenci berdiri didepan mejaku.Tersungging seulas senyum iblis diwajahnya,yang membuatku benar-benar sebal melihatnya>.<akkhh~mengapa dia harus ada disini?

“Ga eun!kau harus tetap menjadi budakku sampai aku pergi nanti.Setelah itu akan kulupakan kejadian itu.Arraso?”

Lagi-lagi dia melakukan hal itu.Aku hanya bisa memanyunkan bibirku.Dasar~namja gilaaa…

END POV

——–

Ga eun’s house

07.00 PM

GA EUN POV

Key sebentar lagi akan pergi ke California.Berarti sebentar lagi masa-masa suramku akan segera berakhir.Baguslah kalau begitu,maka kehidupanku akan kembali normal.Aish~dia itu memang sungguh menyebalkan.Padahal seingatku,dulu dia orang yang baik.

Kudengar suara detingan piano dari balik jendela kamarku.Kubuka sedikit tirainya,dan bisa kulihat namja itu,”Key” sedang memainkan piano dikamarnya.Tidak berubah.lagunya sama seperti dulu.Alunan musik yang sangat indah.Merdu sekali.Sesekali kutatap Key dari balik jendela kamarku.Ketika bermain piano namja itu terlihat berbeda dengan biasanya.Dia selalu mengerjaiku.Akhh~jika mengingat hal itu aku benar-benar ingin mencekikinya,huhhh>.<biarlah~tinggal 1minggu lagi.

END POV

————–

12 sept,Paran high school

08.00AM

“Ga eun bawa tasku…”

“Ga eun bikinin bekal untukku…”

“Ga eun belikan aku ini…”

“Hah?jinja??mengapa Ga eun mau diperlakukan seperti itu?”

“iya,tapi aku iri tau ama dia”

“HYAAAAAAAAAAAAAAAA~Namja itu benar-benar  sudah membuatku merasa terhina!SIAAALLL!!memang dia pikir dia itu siapa sih?”gumam Ga eun seraya menggusak-gusak rambutnya kasar

“ya~ya berisik sekali sih.Cepat sedikit jalannya kenapa?”omel Key.

Ga eun mempercepat langkahnya”n..e..”

“KEY…”teriak seseorang.Kami berdua langsung menoleh kearah suara tersebut

GA EUN POV

“ya~ya berisik sekali sih.Cepat sedikit jalannya kenapa?”omel Key.

kupercepat langkahku”n..e..”

“KEY…”teriak seseorang.Kami berdua langsung menoleh kearah suara tersebut

“heh?Tara?”ada apa?”tanya Key.Kulihat ekspresi wajah Key seketika berubah.

“bisakah kita latihan sekarang saja?”pinta Tara

Key terlihat sedikit berfikir”oke,baiklah…”balas Key tersenyum.

Baru kali ini aku melihat wajah Key tersenyum seperti itu,bukan evil smile yang selama ini dia tunjukkan padaku.Key selalu bersikap dingin padaku dan jarang sekali tersenyum,apalagi seperti barusan.Apa dia menyukai Tara?DEG~ loh?kenapa aku jadi memikirkannya sih?

“ne..khaja”Tara menarik lengan Key

Key sejenak memandangiku.

DEG~

ada apa denganku ini?

“jangan lupa besok kau harus membuatkan kimchi untukku,arraso?”perintahnya

“mwo?enak saja kau!”

“loh?jadi kau menolak?”

Lagi-lagi dia melakukan hal itu.Terpaksa aku menuruti kemauannya”oo..oke..aku mengerti”aku menghela nafas panjang.Dia beranjak pergi bersama Tara.Kutatap mereka dari kejauhan.Key kembali tersenyum pada Tara.apakah begitu sikapnya kepada orang yang dia sukai,mengapa tidak seperti itu denganku?Ya~Ga eun!kenapa kau jadi merasa cemas dan berharap seperti ini?AISSSHH~sudahlah lupakan.

END POV

“wah~ itu Key dan Tara!mereka sangat cocok ya”

“iya,mereka kelihatan seperti pacaran.Ditambah lagi mereka berdua selalu berlatih piano bersama-sama”

“kau benar!berkat Tara juga,Key bisa mendapatkan beasiswa.Kan kepala sekolah disini ayahnya”

Ga eun mendengar percakapan ketiga gadis dsebelahnya itu.Entah mengapa perasaannya amat sangat kesal hingga dia menutup kedua telinganya.

“ishh~Key seperti orang asing bagiku”gumamnya lagi

———-

Ga eun menatap kosong keluar jendela.Entah mengapa hari ini dia begitu sangat bosan.

“apakah aku cemburu?”tanyanya dalam hati

“Ga eun!!!”

“andweee~~mungkin ini hanya karena aku sedang bad mood saja”

“GA EUN!!!”

“ah~apa yang kupikirkan sih?”

DUKKK~

“AWWW~~”dia meringis memegangi kepalanya”siapa yang…?”Ga eun menoleh kearah namja disebelahnya”ya…Key!”

“kau temani aku nanti”katanya tanpa suara

“mwo?”

“kalau tidak…kau tau kan?”

“ya~tapi aku ada rapat!”

“Ga eun…hmm..”dia kembali memperlihatkan bekas lukanya.

“lagi-lagi seperti…”

Key menempelkan telunjuknya kebibir Ga eun”ssstt..kita bolos saja”jawabnya

——–

Key menarik tangan kanan Ga eun.Dia mengiringi gadis itu untuk mengajaknya jalan-jalan keliling kota.

“kenapa tiba-tiba kau…?”tanya Ga eun yang langsung dipotong oleh Key

“hmm..kita sudah saling kenal 18tahun.Apa kau ingat dulu kita sering mandi bersama?”Key menatap Ga eun”badanmu sangat sexy saat itu.hahahahahah”tawa Key seketika pecah

“mwo?apa katamu?”Ga eun mengembungkan kedua belah pipinya”ya~kau juga!waktu pentas piano permainanmu acak-acakan”balas Ga eun

“ya~kamu juga.Kelas 2Smp masih aja cengeng”

“loh?itu kan wajar.Aku kan yeoja.Tidak sepertimu yang sok kuat,padahal selalu ingin menangis”

“kau juga SD masih pipis dicelana”

“kau juga waktu SD suka memakai baju yeoja”

“YA~KENAPA KAU MASIH MENGINGAT SEMUA ITU???”teriak mereka berbarengan

hosh..hosh…hosh…

Orang-orang disepanjang jalan menatap kearah mereka berdua.Mereka langsung salah tingkah dengan sikap mereka satu sama lain.Suasana hening tanpa ada salah satu yg berbicara.

GA EUN POV

Salah satu dari kami diam tanpa kata.Orang-orang menatap kami sedari tertawa.meingat apa yang kami lakukan tadi,sungguh hal itu sangat kekanak-kanakan.Sebenarnya aku hampir tertawa atas ucapanku yang mengatakan dulu dia sering sekali memakai pakaian yeoja.Itu bukanlah kemauannya tapi eonninya yang selalu membuatnya menjadi kelinci percobaan.hahahah

Sekarang hubungan kami memang berubah sejak kejadian 8tahun yang lalu.Tapi kenangan yang kami miliki berdua tetap sama.

END POV

“sepertinya kota ini sudah berubah ya…”katanya memulai pembicaraan

Ga eun menoleh kearah Key.Ditatapnya namja disebelahnya itu”hmm…tidak juga”

KRUYUUKKKK~

Ga eun sudah tidak bisa menahan tawanya lagi”buahahahahahahahahahahahaha”Dia memegangi perutnya karena terlalu banyak tertawa”Key,cacing diperutmu sudah berdemo ria rupanya?hahahahahahaha”

“aissh~berhenti tertawa!temani aku makan,khaja!”ucap Key tanpa basa basi lalu kembali menarik tangan Ga eun

———

13 sep,paran high school

09.00AM

“Ga eun”teriak seseorang dari seberang sana lalu menghampiri Ga eun

“heh?Tara?ada apa?”

“Aku hanya ingin menitipkan tiket ini.Tolong kau berikan padanya ya”

“loh?koq aku?”

“kamu kan budaknya”

“heh?enak saja kau”Ga eun memukul pelan tangan Tara.

Segerombolan gadis datang menghampiri Ga eun dengan tergesa-gesa”GA EUUUNNNNN!!!kami juga titip ini untuk Key oppa yaaa!!!”mereka semua menyodorkan bingkisan satu persatu

——–

RUANG MUSIK

09.30AM

“nihh…dari para penggemarmu”seru Ga eun sambil meletakkan semua bingkisan itu dimeja Key.

“woh~banyak banget”Katanya girang lalu menyibak-nyibak bingkisan itu”loh?dari kamu mana?”tanyanya

Ga eun terdiam.

GA EUN POV

“woh~banyak banget”Katanya girang lalu menyibak-nyibak bingkisan itu”loh?dari kamu mana?”tanyanya

Aku terdiam.DEG~

perasaan seperti ini lagi==”ada apa sih denganku ini sebenarnya?.kuremas sedikit tiket yang sejak tadi kupegang dan berusaha kusembunyikan dbalik punggungku

“hmm..aniyo”aku berusaha berbicara seformal mungkin agar tidak kelihatan sedih.

Lagi-lagi dia menatapku.Astaga Key~bisakah kau berhenti memandangku dengan tatapan seperti itu?

“hmm..kau sedih ya”

mwo?mengapa dia tahu perasaanku.Cepat-cepat ku aku membantahnya”ya~untuk apa aku sedih”

“hmm..kau tau?aku sedih lo”Dia menatapku.Wajahnya tersenyum.Senyum ini berbeda dengan senyum yang ia lontarkan pada Tara tempo hari.Senyum yang begitu hangat dan lembut.Perlahan dia mulai memainkan tuts not pada piano didepan kami.Dia…memainkan lagu ini lagi.Lagu yang dulu sering dia mainkan untukku

“Ga eun,ini hadiah perpisahan untukmu”ucapnya lembut

“…”

Hatiku kembali berdegup kencang.Airmataku seakan ingin jatuh.Tapi cepat-cepat ku seka dangan tanganku.4hari lagi,semuanya akan berakhir,setelah itu aku bukanlah budaknya lagi.

END POV

———

13 sept,KEY’S HOUSE

08.00 PM

Hari ini Ga eun membantu Key untuk berkemas.Memasukkan semua barang Key yang akan dibawanya nanti kedalam kotak.

GA EUN POV

Aku membantu mengkemas seluruh barangnya.Tinggal 3hari lagi aku akan bebas dari semua cengkraman iblis itu.Tapi mengapa aku jadi tidak bersemangat seperti ini sih?

END POV

“ini untukmu”seseorang menempelkan sebotol coca-cola kepipi Ga eun.Didongaknya kepalanya

“Key…ah~”Ga eun sedikit terkejut”gomawoyo”diambilnya minuman itu.

Didudukannya dirinya disebelah Ga eun”tralalalalalilili…”

CROOOTTTTTTTTTTTTT…soda dari minuman kaleng itu menyembur keluar hingga membasahi wajah dan baju Ga eun

“buahahahahahahahahaha…ya~Ga eun..bramu kelihatan tuh”Key cekikikan

“YAAAAAAA~KEYYY!!!Kau memang kurang ajar!!!”Ga eun berteriak dan bersiap-siap untuk menyemprot Key

CSSHHH~

CROTTT~

CROTT~

“Ga eun???beraninya kau ya.AWAS KAU”Key berlari mengejar Ga eun

sepanjang waktu itu mereka habiskan bermain ditaman belakang rumah Key.Hari-hari yang mereka habiskan dengan canda dan tawa.Hanya bekas luka itulah satu-satunya penghubung diantara mereka.Dan tidak lama lagi namja itu akan segera pergi

——-

16 sept,paran high school

09.00 WITA

Ga eun berlari tergesa-gesa disepanjang koridor sekolah.Dia mencari Key,untuk segera memberikan tiket yang dititipkan Tara beberapa hari yang lalu.Alunan musik yang sama terdengar lagi.Ga eun melangkahkan kakinya menuju ruang musik

“Key”dibukanya pintu perlahan

GA EUN POV

Aku bisa melihat Tara dan Key sedang berbincang bincang disana.Lagu itu?ternyata dihadapan Tara juga ia mainkan.Kupegang dadaku.Mengapa rasanya sangat sakit?

“Key,mengapa kau malah membuat Ga eun jadi budakmu???kan kasihan”Tanya Tara

Ada apa ini?mengapa mereka membicarakanku?kusandarkan tubuhku ke belakang pintu,agar tidak ketahuan dan mendengar jelas apa yang mereka bicarakan

“ini balas dendam.Karena luka ini juga abadi”Jawab Key

“aish~Key.kau ada-ada saja”

Kurasakan mataku sudah memanas.Aku tidak bisa lagi menahan air mataku.Ternyata begitu rupanya.jadi,selama ini dia tidak pernah sedikitpun memaafkanku.Dia membenciku.Sekarang aku baru mengerti arti tatapannya itu.Selama ini dia dendam padaku.

SRAK~

Kubanting pintu kelas musik itu.Aku berlari sekuat tenaga.Dia memang benar-benar menyebalkan.

“Ya~Ga eun”Teriaknya memanggilku.Tapi aku sudah tidak peduli.Aku membencinya,sungguh membencinya

“Ga eun!!!tungg…”dia menarik tanganku

“eh?”

BRAKKKKKK~

“fiuhh~syukurlah”ucapnya menghela nafas.

Dia menolongku.Sekarang aku berada dipelukannya.Tapi hatiku tetap tidak bisa terima.Perasaanku berontak

“Key…”

“ne…Ga eun ya?”

Kau tau Key?kau adalah namja terbabbo yang pernah aku kenal.Kulempar tiket pesawat itu padanya”nih..pergi saja sesukamu”Aku berlari meninggalkannya.

END POV

Diambilnya tiket pesawat itu.Dia tersenyum lalu menciumi tiket itu

——-

17 sept,paran high school

07.00AM

Hari ini tepat kepergian Key ke California.Tadi,ketika Ga eun pergi kerumah Key ibunya mengatakan bahwa Key sudah berangkat sejak tadi pagi.

“Ga eun yaaaa~”lagi-lagi seseorang berteriak.Ga eun membalikkan badannya.Tara berlari kearahnya

“ne..Tara?”

“ini”sodornya”Key menitipkan ini untukmu”

Dibukanya sepucuk kertas itu.Sebuah not lagu.Ga eun tercengang

“itu lagu yang sering dimainkannya.Kau tau artinya Ga eun?”

GA EUN POV

“ini hadiah perpisahan untukmu”

Kubuka pintu ruang musik.Kupandangi keseluruh sudut ruang itu.Hening dan sepi.Biasanya namja itu pasti akan mulai mengomelku “mengapa kau selalu terlambat hah”?

“apa artinya?aku tidak tahu..tidak tahu”kutekan tuts not itu satu persatu.Airmataku kembali menetes.”Key,aku benci kamu!kamu selalu menjahiliku!”tangisku semakin pecah.”Jadi budak pun tidak apa-apa,aku rela jadi budakmu…Key”Kutundukkan kepalaku.Hatiku amatlah hancur.

END POV

TENG~

suara salah satu detingan piano.Ga eun kembali mendongak kepalanya.Didapatinya,namja yang sama,yang selalu mengerjainya,berdiri dan tersenyum kearahnya.

“WUAAAAAAAAAAAAAA~~”Ga eun kaget setengah mati dan terjatuh dari tempat duduknya

“aku ketinggalan pesawat”katanya”hmm..kau menangis ya?”ucapnya sedari memperhatikan wajah Ga eun lalu tersenyum lagi.Ga eun hanya bisa mengusap-usap air matanya,menundukkan kepalanya tanpa berbicara apapun

“dasar kau cengeng…”kata Key lalu memegangi kedua belah pipi Ga eun.Didekatnya wajahnya.Sedetik kemudian Key merengkuh tubuh mungil Ga eun dan menyerangnya dengan ciuman-ciuman lembut”saranghae…”desahnya pelan ditelinga Ga eun

KIM KEYBUM POV

Sekuat apapun kau lawan,kau takkan bisa lepas dari jeratanku.Aku melakukan itu karena mencintaimu.Perasaanku abadi padamu,seperti luka ini.

Aku kembali mencium bibirnya yang mungil dan manis.Kusibak beberapa helai rambutnya.Kutatap lembut yeoja didedapanku yang tengah memejamkan mata.Kembali kuucapkan”jongmal saranghae…GA EUN”

END POV

“Key…kau curang!”wajah Ga eun memerah

“he?aku curang…gara-gara kamu kali..kamu budakku untuk selamanya”Key mencium lagi bibir mungil Ga eun.

“yaaa~kenapa kau menciumku terus sih”

(di kejauhan)

“dasar Key.Untuk bilang begitu saja harus menunggu 8tahun.ckckckck”

THE END

Signature

This post/FF has written by SF3SI Author, and has claim by our signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

WHAT IF – PART 1

WHAT IF – PART 1

Author                  : Storm

Casts                     : Yoora, Jonghyun, Minho

Genre                   : Romance, Friendship

Review                 : bagaimana bila seorang yang kau sayangi memintamu untuk bersama dengan laki-laki lain? bisakah kau menerimanya? Kalaupun iya, apakah kau bisa bertahan bila ternyata laki-laki yang kau sayangi itu berada di tengah-tengah kalian? ini adalah kisah Yoora, Jonghyun, dan Minho untuk mempertahankan hati mereka dan mempertahankan orang yang mereka sayangi untuk tetap berada di sisi mereka.

WHAT IF (Part I)

Ask me, friendship or your love life? Then, I’ll say friendship

Yoora POV

“Jadi maksudmu aku bisa bertahan?” tanyaku pada pria yang sudah lama kusayangi ini.

“yoora. Aku tidak tau apakah Minho bisa bertahan bila tanpamu. Dia baru saja kehilangan cintanya. Dan kau tau kan anak itu begitu bodoh.” Pria ini..ya, aku harus menyebut lelaki yang sedang duduk disampingku ini dengan sebutan pria. pria ini sangat jahat. Tidak tahukah ia, bahwa aku menyayanginya bertahun-tahun. Dan sekarang dengan gampangnya ia memintaku untuk bersama lelaki lain?

“lalu apakah kau bisa bertahan?” tanyaku lagi. dan kau tau apa jawabnya? Dia menganggukkan kepalanya. seolah yakin dengan keputusan yang ia buat. Aku hanya menatapnya tidak percaya.

“aku..aku tidak tau Jonghyun” kataku sambil berdiri dari kursi panjang ini.

“Yoora” tangannya mencegahku melangkahkan kakiku. “aku tau kau bisa bertahan. Bila kau bisa bertahan dengan omelanku setiap hari. Bagaimana bisa, kau tidak bisa bertahan dari kasih sayang seorang flaming charisma?” aku hempaskan tangan yang tadi mencegahku berjalan. Kuberinya tatapan tidak percaya. Dan langsung berjalan cepat menuju pintu di atap ini. pikiranku kacau sekali. mataku panas mendengar permintaan itu darinya.

***

Jonghyun POV

“lalu apakah kau bisa bertahan?”

“tidak” jawabku dalam hati. Tetapi kepala ini entah kenapa memberikan respons yang berbeda. Aku mengangguk menjawab pertanyaan darinya. Sepertinya untuk saat ini hati dan pikiranku sedang tidak sejalan. Lalu kulihat Yoora menatapku tidak percaya. Bagaimana bisa aku memintanya hal sejahat ini?

“Yoora, aku tau kau bisa bertahan. Bila kau bisa bertahan dengan omelanku setiap hari. Bagaimana bisa, kau tidak bisa bertahan dari kasih sayang seorang flaming charisma?” Yoora langsung pergi meninggalkanku dengan tatapan tidak percaya dan langkah gontai. Bagaimana bisa aku mengatakan itu? aku memang jahat. Jahat. Jahat.

Tapi apa lagi yang harus kulakukan bila setiap hari aku melihat Minho, adikku itu, seolah tidak mempunyai jiwa? Setiap hari hanya telfon dari Yoora lah yang memberinya semangat. Hanya bertemu dengan Yoora yang mengembalikan jiwanya ke dalam tubuhnya. Dan hanya bersama Yoora kurasa dia bisa bertahan dari rasa sakit hatinya itu. ya kurasa. Aku masih mengira-ngiranya. Aku belum tau pasti dengan itu. tapi setelah mendengar cerita Yoora, bahwa Minho mengatakan dia menyayanginya lebih dari seorang kakak. apa lagi yang bisa Kim Jonghyun lakukan?

***

Yoora POV

Minho? Laki-laki yang sudah kuanggap sebagai adikku sendiri? Haruskah? Tidak, bukan haruskah, tapi bisakah? Pikiranku sepertinya masih berlari pada permintaan Jonghyun yang menurutku bodoh itu.

Minho memang pernah mengatakan padaku bahwa ia menyayangiku lebih dari seorang kakak. tapi kupikir itu hanya karena dia baru putus dari pacarnya yang tidak tau diri itu. Tuhan..apakah keputusanku dengan memberitau Jonghyun tentang kejadian malam itu sebuah kesalahan? Aku..aku..tidak tau yang harus kulakukan. Akupun tidak bisa menahan pikiranku untuk mengingat kejadian beberapa hari yang lalu itu. kejadian ketika Minho menyatakan perasaannya.

“Noona, bagaimana bila rasa sayangku padamu melebihi rasa sayang adik untuk kakaknya?” Aku menatapnya bingung “ya ga apa-apa. Makanya dulu kan udah kubilang ga usah panggil noona. Cuma beda setaun aja manggil noona. huu” pundakku mendorong pundaknya. Adikku ini menatapku dan mengambil nafas panjang.

“bagaimana jika aku tidak rela dan tidak mau menyerahkanmu pada hyung?”

“eh??” aku terkejut mendengarnya. kurasa kedua alisku terlihat menyatu. Atau mungkin kulit di keningku ini mengkerut. Aku sungguh tidak mengerti apa yang Minho katakan.

“noona, kurasa aku menyayangimu bukan sebagai seorang kakak. Aku menyayangimu lebih dari itu.” mataku membesar mendengarnya. “aku menyayangimu sebagai seorang wanita”

*DEG

Jantungku ini tiba- tiba berdetak kencang sekali. ku tatap Minho sekali lagi. kucoba memasuki matanya. Kucari kebohongan di matanya. Tapi tidak kutemukan satu kebohongan pun. Tidak juga canda.

“aku serius noona” tangannya yang besar tiba-tiba menggenggam tanganku. Aku tetap mencari kebohongan di matanya. Tetapi hasilnya tetap sama. NIHIL. Tuhan..dia benar- benar serius.

“perhatianmu yang tulus itu telah membuatku jatuh cinta padamu.” Jantungku kembali berdetak dengan cepatnya.

“Minho..aku yakin kau hanya menganggapku sebagai kakak. Kau seperti ini karena…”

*CUP*

Sebuah kecupan kecil mendarat dibibirku. Bukan kecupan yang kulihat seperti di drama-drama. Atau yang kubaca di novel-novel. Tapi kecupan kecilnya itu berhasil membuatku membesarkan mataku dan membuat jantung ini berdetak lebih kencang dari detak jantungku biasanya. Dan berhasil membuat nafasku ini tidak teratur.

“aku menyanyangimu noona” belum selesai jantung ini berdetak dengan kencangnya. Adikku ini..tidak..bukan..bukan adik tapi seorang pria. Pria ini sudah menambahkan lagi beban di dadaku dengan pelukan hangatnya. Tuhan…..

*BRUK

tampaknya ingatanku atas kejadian itu membuatku kehilangan konsentrasiku. membuatku menabrak orang di depanku.

“noona? Kau tidak apa-apa?” seorang laki-laki membantuku berdiri.

“Minho?” oh..tidak jangan sekarang. Kumohon jangan sekarang.

“hey, noona kau baik-baik saja?” tanyanya lagi sambil menggerakkan tangannya ke kiri dan ke kanan di depan wajahku. Aku mengangguk menjawab pertanyaannya. “aku baik-baik saja Minho” jawabku sambil berjalan meninggalkannya.

*BRUK

“oh maaff..maaf..” baru beberapa langkah ku langkahkan kakiku, aku sudah menabrak orang lagi.

“Yoora?” suara laki-laki lagi. kuharap aku tidak menabrak Minho lagi. aku belum siap menjawab semua pertanyaan dan perhatiannya sekarang.

“Yoora..hey..” laki-laki yang kutabrak ini menggoyangkan kedua bahuku. Membuatku melihat wajahnya.

“yesung oppa?” oppaku ini tersenyum.

“noona..kau tidak apa-apa?” kali ini kuarahkan pandanganku pada seorang pria yang sekarang sedang membantuku berdiri.

Minho? minho lagi? kumohon jangan sekarang. Aku belum siap bertemu dengan mu sekarang.

“noona.. baik-ba…”

“Minho maaf. Tapi bisakah kau meninggalkanku dengan oppa? Aku ingin bicara dengannya berdua”

“tapi kau..”

“tenanglah..aku tidak apa-apa” jawabku sambil tersenyum sambil menggandeng Yesung oppa dan pergi meninggalkannya.

***

Minho POV

“noona.. kau baik-ba…”

“Minho maaf. Tapi bisakah kau meninggalkanku dengan oppa? Aku ingin bicara dengannya berdua” kalimatnya memutus kalimat kecemasanku

“tapi kau..”

“tenanglah..aku tidak apa-apa” setelah itu aku hanya melihat badannya menjauh dariku.

Sejak kunyatakan perasaanku pada noona ku itu, kurasakan perubahan pada diri noona ku. Dia sering menghindariku. Tidak menjawab telfon ku. Tidak membalas pesanku. Dan pernah satu ketika, kulihat noona ingin naik lift, tapi dia segera menghentikan langkahnya ketika tau aku ada di lift itu.

Aku tau mungkin aku terlalu terburu-buru mengatakannya. Tapi Demi Tuhan!, kalau saja aku bisa menemukan alasan untuk tidak mengatakan perasaanku itu. atau mungkin alasan untuk sedikit menundaku mengatakannya. Akan ku lakukan. Tapi sayangnya aku tidak menemukan alasan untuk melakukannya. Aku terlanjur mencintainya. Rasa sayangnya padaku yang tulus membuat benih cinta di hatiku tumbuh dengan cepatnya dan memenuhi rongga hatiku ini.

Bagaimana aku tidak mencintai wanita yang menyayangiku dengan tulus? Yang memberikan seluruh perhatiannya padaku 100%? Dia bahkan orang pertama yang mengatakan bahwa gadis yang menjadi pacarku pada waktu itu tidak mencintaiku. Aku bahkan masih ingat peristiwa yang membuatku mulai mencintainya.

“noona, kenapa wanita itu sulit dimengerti?” tanyaku sambil menarik nafas panjang dan merebahkan kepalaku dipahanya. Kulihat Yoora noona meletakkan majalah yang sedang dibaca nya. kemudian tangannya mengusap kepalaku lembut.

“Minho, aku bukannya mau mencampuri hubunganmu dengan wanita yang kau sebut pacarmu itu” dia menatapku. “jujur aku tidak menyukai hubungan kalian ini. bukan karena aku tidak mau kehilangan adikku. Tapi karena dia tidak baik untukmu.”  Kukerutkan jidadku mendengar perkataannya. “kurasa..kau menjual cintamu terlalu murah” kali ini bukan hanya jidadku yang mengkerut tapi juga kedua alis ku terlihat menyatu. “jual  cinta gimana?” tanyaku tidak mengerti.

“kau selalu berlari ke tempatnya setiap dia memintamu datang. Kau selalu memberikan apapun untuknya. Dan kau selalu menunggunya. Tapi tidak pernah ada timbal balik untukmu darinya. Itu namanya menjual murah cintamu.” Kudengarkan perkataannya dengan seksama.

“kau tidak boleh menjual cintamu itu dengan sangat murahnya. Setidaknya harus sesuai standard. Kalau kau jual atau memberikan cintamu itu dengan begitu murah, pasanganmu itu akan memperlakukan dirimu seenaknya. Menganggap bahwa dia adalah cinta matimu. Dan kau tidak keberatan dengan apapun yang dia lakukan padamu.” Kutarik nafasku panjang  “aku tidak mengerti noona”.

“sekarang coba kau ingat. Waktu kau di rumah sakit karena kecapekan. Apa dia menjengukmu?”  aku terdiam. Ku tutup mataku. Dan menggeleng. “apa dia juga menelfonmu?” aku tetap menggeleng. “aku yang menelfonnya” jawabku masih dengan mata tertutup. “apa alasannya?” tanyanya. “dia bilang dia sedang bersama teman- temannya” jawabku lagi yang diikuti dengan tarikan nafas panjang. Ku taruh lenganku menutupi kedua mataku. “ketika kau pulang dari rumah sakit apa dia mengantarmu? Apa pernah sekalipun dia menjengukmu?” dan akupun kembali menggeleng.  Kali ini dia yang menarik nafas panjang.

“ketika kau menunggunya di taman. Dan kau kehujanan. Apa dia meminta maaf padamu? Apa dia berlari padamu atau setidaknya menelfonmu?” tanyanya lagi. “tapi noona, bukankah itu disebut dengan pengorbanan?” ku turunkan lengannya yang selama ini menutupi mataku. Dia menatapku. “bukan pengorbanan bila akhirnya kau tidak bahagia. Itu bodoh namanya. Kau tau minho? Bahkan Geun-young yang notabene-nya sahabat Jjong, langsung berlari dan meminta maaf pada jjong karena telah membuatnya menunggu.” Aku bangun dari pahanya. Ku tatap kembali mata noona ku ini, “noona, tolong jangan bilang, bahwa dia tidak mencintaiku” pintaku memelas.

“gadis itu tidak mencintaimu Minho” ku tarik nafasku panjang dan kurebahkan lagi  badanku di sofa. “apa yang harus kulakukan noona?”

“jual mahal cintamu.” Katanya tegas. “biarkan dia mengejarmu” ku tatap lagi dirinya.

“noona, apa kau akan senang jika kau harus mengejar cinta hyung? jika hyung menjual mahal cintanya untukmu? kenapa kau begitu membelaku? Padahal kau juga perempuan, kenapa kau tidak membelanya?” dia tersenyum mendengar pertanyaanku.

“aku tidak melihat dia itu perempuan atau laki-laki. Orang yang sudah keterlaluan memperlakukan pasangannya. Dia harus dihukum. Kali ini biarkan wanita itu mengejarmu. Mengerti?” entahlah aku masih ragu untuk mengangguk. “Kau tidak usah mengerti sekarang. Suatu saat kau akan sadar bahwa dia tidak mencintaimu.” Katanya sambil bangkit dari duduknya.

“noona” ku tahan langkahnya. Aku memintanya duduk dengan pandanganku. “noona, aku menyayangimu” aku langsung memeluknya erat. “sangat menyayangimu.” ujarku lagi. dan hal terkahir yang ku tau, noonaku ini  langsung membalas pelukanku dan berkata, “aku juga menyayangimu”

Pada saat itu, aku masih menyayanginya murni sebagai kakak perempuanku. Tidak ada yang lain. tapi peristiwa yang mengikutinya setelah itu, membuatku jatuh cinta padanya. Terutama pada saat aku memutuskan pacarku. Yoora noona lah yang selalu menghiburku, yang selalu menyemangatiku, dan selalu ada untukku. Bagaimana bisa aku tidak mencintainya? Dan bagaimana bisa aku tidak mengatakan perasaanku padanya yang hampir tumpah di hatiku ini? =[

***

Sudah dua minggu aku tidak melihatnya. Aku juga tidak mendengar suaranya. Aku hanya bisa menatapnya dari jauh. Melihatnya tertawa dengan para oppa nya. melihatnya tersenyum, menggembungkan pipinya, dan memukul ringan tangan oppa-oppa nya. hff..aku tidak bisa seperti ini terus. Tidak bisa.

“Yoora noona kutunggu di tempat biasa jam 4. Datanglah. Karena aku tidak akan pergi sampai kau datang” kutekan tombol Sent di ponselku ini. aku tidak berharap dia menjawab pesanku. Yang kuharapkan adalah bertemu dengannya. Dan berbicara dengannya. Tapi tidak lama…

Ddrrrtttt…dddrrrtttt…

1 message

From: Yoora noona

“aku tidak bisa Minho. Maaf.”

Langsung kutekan tombol ‘reply’ dan membalasnya

To: Yoora noona

“aku akan tetap menunggumu. Jadi datanglah”

Ddrrrttttt…ddrrttt…

From: Yoora Noona

“terserah. Tapi aku tidak akan datang”

To: Yoora Noona

“baiklah. Tapi aku akan tetap menunggumu. Sampai kau datang”

Setelah itu tidak ada balasan darinya lagi. dan yang kutau aku sudah berada di tempat kami biasa bertemu. Dan masih menunggunya. Walau langit sudah memerah dan perlahan menghitam, tidak selangkahpun kutinggalkan tempatku berdiri ini. tidak selangkahpun. Walau langit terkesan marah akan sikap keras kepala ku ini. Aku tetap menunggunya. Dan walaupun langit akhirnya menyerah dan menangis karena sikapku ini. aku tetap berdiri. Akan kulakukan ini sampai kau datang noona.

***

Yoora POV

Ddrrtt..ddrrtt…

“Ya Oppa..” aku menjawab telfon dari Onew oppa.

“yoora, apakah Minho masih bersamamu?” tanyanya

“Minho? Tidak aku tidak bersamanya hari ini oppa” jawabku.

“tapi aku..”

*JGER

Kututup gorden ku melihat kilat yang menyambar langit Seoul ini.

“tapi tadi dia izin untuk bertemu denganmu” katanya lagi.

“tidak oppa..aku..” aku langsung teringat sms-nya pagi ini. jangan bodoh kau choi minho! Jangan bodoh! Kulihat jam dindingku. Jam 11 malam? Kumohon jangan bertindak bodoh Choi Minho!!

“oppa..aku..Minho…” aku tidak tau apa yang harus kukatakan padanya.

“Yoora kau tenanglah. Aku akan mencarinya” lututku lemas memikirkan Minho bertindak bodoh. Apakah dia masih menungguku dari jam 4 tadi? Tidak mungkin. tidak mungkin sekarang saja sudah jam 11. Dia pasti sudah pulang. Ya dia pasti sudah pulang. Karena tadi jam 7 hujan besar. Dan tidak mungkin dia masih menunggu di sana. Tidak mungkin!

Aku tidak mungkin datang kesana. Onew oppa pasti sudah menemukannya. Aku berusaha menenangkan diriku. tapi tidak bisa.

“Minho dimana kau?” akhirnya kuputuskan untuk menelfonnya.

“aku menunggumu noona”

“jangan bodoh pulanglah”

“tidak sebelum aku bertemu denganmu”

“pulang Minho. Ku mohon. Aku tidak mungkin ke sana. Hujan”

“………..” tidak ada jawaban darinya.

“Minho pulanglah. Onew oppa sedang mencarimu”

“……….”

“tidak. Sampai aku bertemu denganmu di sini.” aaarrrghhhhhh anak ini kenapa begitu bodoh?????

***

Minho POV

“Minho pulanglah. Onew oppa sedang mencarimu” hah? onew hyung? aku tidak ingin bertemu dengannya. Aku ingin bertemu denganmu. Hanya denganmu.

Sudah 30 menit sejak kututup telfon dari nya. dan aku masih berdiri di sini. tidak akan kulangkahkan kakiku walau hujan semakin deras mengguyurku.

“YA! CHOI MINHO!” kulihat seseorang dengan payung nya yang besar memanggilku. Aku menatapnya tidak percaya.

“Kau?”

TBC

Signature

This post/FF has written by SF3SI Author, and has claim by our signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF

LOVE’S WAY – ONE FOR ME

ONE FOR ME

Main Cast : SHINee, Choi Hye Jin, Shin Hyo Jin
Support Cast : Super Junior

Aku menghempaskan tubuhku ke atas tempat tidur dan menatap langit-langit kamarku. Hari ini sungguh sangat melelahkan, aku harus bolak-balik ruang teater lalu kembali ke ruang seni karena aku harus latihan di dua tempat untuk tujuan yang berbeda pula, yang satu untuk drama dan yang satu lagi untuk menyanyi. Pentas seninya tinggal 3 hari lagi dan itu membuat mereka ingin latihan yang intensif dan itu membuatku harus bergantian berlatih. Sungguh sangat melelahkan, mereka pikir jarak dari ruang teater dengan ruang seni itu dekat apa, udah gitu aku harus menyanyi lalu melakukan adegan, dipikirnya aku tidak capek apa. Kenapa sih mereka memintaku untuk melakukan dua pekerjaan yang melelahkan itu. Aku menghela nafas perlahan dan mulai menutup mataku. Ya ampun aku lelah sekali. Untung aku sudah minta ijin ahjumma untuk tidak masuk selama 3 hari ini dan itu berarti gajiku akan berkurang bulan ini gara-gara pentas seni ini. Tidur sejenak sepertinya menyenangkan. Aku belum mandi tapi biarlah hanya sebentar 30 menit saja setelah itu baru mandi. Untung Hyo Jin sedang pergi dengan temannya jadi kamar ini sepi.

”Ya!Hye Jin-ah!bangun! kau belum mandi!jorok sekali kau!”seru Hyo Jin sambil memukul pantatku berkali-kali.
Aigoo, dia mengganggu tidurku saja, tidak tahu apa aku capek gara-gara harus latihan dengannya juga latihan drama, dia pikir aku robot yang tidak pernah capek. Aku membuka mataku perlahan dan melihat wajahnya yang sangat marah.
”Mandi dulu sana!”teriaknya lagi.
Aku pun bangun dengan mata masih setengah terbuka dan turun dari tempat tidurku menuju kamar mandi.
”Ini handukmu…buka tuh matamu…”seru Hyo Jin lagi sambil melempar handuk ke arahku.
Setelah mandi badanku menjadi lebih segar dan aku berniat kembali ke tempat tidur lagi tapi kemudian Hyo Jin menahan tanganku.
”Makan dulu…”serunya.
”Aku ngantuk..mau tidur…”jawabku.
”Nanti kau sakit perut…ayo makan…”serunya sambil menarik tanganku menuju meja makan.
Aku duduk dengan mata yang sudah tinggal 5 watt, mana ada selera makan kalau begini. Aku menunggu Hyo Jin memasakkan entah apa itu dan tak lama kemudian dia sudah menghidangkannya di depanku.
”Makanlah…”Serunya sambil tersenyum.
Aku menyendok ramyeon itu dengan tidak berselera dan mengunyanya dengan sangat perlahan.
”Emmm…besok aku berangkat sekolah duluan ya…”katanya sambil menuangkan air ke gelasku. Aneh sekali dia, tumben baik sekali.
”Kenapa?” tanyaku padanya.
”Andwe..hanya ingin membiarkamu pergi sendiri saja…pasti selama ini kau tersiksa harus berangkat denganku pagi-pagi sekali….jadi besok kau bisa pergi sendiri…”serunya lagi sambil tersenyum.
Aneh-aneh saja anak ini, apa yang dia rencanakan.
Setelah selesai makan aku langsung masuk ke dalam kamar dan segera tidur.
”Jal ja…semoga besok harimu indah….”serunya.
Ada apa dengan dia?aneh sekali.

Pagi ini seperti yang Hyo Jin bilang dia sudah berangkat lebih dahulu, begitu aku bangun dia sudah mau berangkat. Aneh sekali dia kenapa harus terburu-buru seperti itu. Aku mengambil tasku dan memakai sepatuku.
”Nenek…aku pergi dulu ya…”seruku pada nenek dan berjalan keluar.
Baru sampai di depan gerbang aku melihat motor yang tidak asing lagi ada di depan rumahku. Taemin? Untuk apa dia kesini. Seruku dalam hati.
Ah ya aku tahu pasti ini kerjaan Hyo Jin. Dasar anak itu! Kemarin aku bercerita padanya tentang kejadian sepulang dari latihan drama itu, dimana aku dan Taemin saling berpelukan. Aigoo aku malu sekali mengingat itu. Memang sejak kejadian itu entah kenapa aku dan Taemin agak sedikit canggung setiap kali bertemu, yah aku sendiri tidak pernah menyangka aku akan melakukan hal itu dan mungkin Hyo Jin berniat agar kami seperti biasa lagi.
Dia tersenyum padaku seperti biasanya. Aigoo, pagi-pagi aku sudah disuguhkan senyum indahnya.
”Mana Hyo Jin noona? Tadi dia bilang ada yang harus aku ambil…”tanyanya dengan canggung padaku.
Tuh kan benar! Pasti saat ini dia sedang tersenyum penuh kemenangan di sekolah.
”Mwo?”tanyaku lagi sama canggungnya.
”Tadi…noona…ya sudah…mungkin ada salah paham disini…”serunya lagi.
Lama kami saling terdiam. Babo Hye Jin kenapa kau masih berdiri disini, cepat jalan!teriakku pada diriku sendiri. Aku memandang wajahnya yang hanya menunduk.
”Ah…” seru kami bersamaan dan kami saling bertatapan.
Aku pun langsung mengalihkan pandanganku dari tatapannya begitu pun dengan dia. Aduh, apa yang harus aku lakukan? Kenapa malah jadi seperti ini.
”Ayo berangkat bersama…”serunya tiba-tiba dan itu membuatku sedikit kaget. Aku menoleh padanya dan dia menatapku menunggu jawaban.
”Ne…”jawabku lirih.

Benar-benar merasa aneh saat tadi di antar Taemin. Aigoo, untung tadi dia sudah bisa seperti biasa kalau tidak pasti aku akan semakin canggung dengannya. Hari ini juga harus latihan lagi untuk pementasan lusa. Pasti capek sekali.
”Ya!kenapa dari tadi kau bengong terus!”seru Key di depan wajahku. Sejak kapan dia ada di depanku dan itu membuatku langsung melihat wajahnya,matanya yang cokelat jernih itu menatapku lekat-lekat dan itu mengingatkanku akan kejadian kemarin. Aishh. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku.
”Kenapa kau!”serunya lagi sambil menaruh tangannya di dahiku.
”Apaan sih kau!”seruku sambil menepis tangannya dan mengalihkan pandangnku.
”Kenapa mukamu merah?”tanyanya.
Memangnya mukaku merah, aduh jangan sampai dia tahu mukaku merah karena dia ada di depanku sekarang.
”Aishh, sudah pulang sana!”seruku mengusirnya.
”Ini juga aku mau pulang tau…habisnya kau bengong di mejamu seperti orang yang kemasukan setan…”serunya.
”Enak saja kau!sudah pulang sana!” aku bangun dan mendorongnya menjauh.
”Dasar cewek aneh!”serunya berjalan keluar kelas.
Fuihh akhirnya dia pergi juga, lama-lama bersama dia membuat otakku jadi tidak beres jadi memikirkan hal-hal yang aneh-aneh. Aku bangkit mengambil tasku dan berjalan keluar kelas. Di depan kelas aku berpapasan dengan Taemin.
”Aku pikir kau sudah kesana…”serunya begitu melihatku keluar kelas.
”Ah…aku baru mau kesana…kau sendiri?”tanyaku padanya.
”Hanya ingin memastikan kau sudah kesana atau belum…”jawabnya dan jawabannya membuatku gugup. Apa jadi dia menjemputku. Aigoo Taemin, aku benar-benar sudah gila karenamu.
”Ayo kita kesana…kurasa Heechul sunbae sudah menunggu kita…”seruku sambil berjalan mendahuluinya dan dia berjalan di belakangku. Aduh kenapa suasanya harus selalu seperti ini.
”Taemin-ah…kau jadi jarang latihan ya gara-gara drama ini…”seruku begitu kami melewati lapangan basket dan aku melihat anak-anak klub basket sedang berkumpul.
”Ne…tidak apa-apa…yah memang kangen sih bermain bersama mereka tapi mereka mengerti kok…”jawabnya sambil berjalan disampingku, aku tidak sadar dia sudah berjalan disampingku aku pikir dia masih dibelakangku tadi.
”Kau juga pasti capek harus drama juga bernyanyi…”serunya sambil tersenyum padaku.
Aku hanya bisa mengangguk tanpa melihat ke arahnya karena setiap aku melihatnya pasti akan muncul perasaan aneh pada hatiku.

Latihan hari ini selesai lebih cepat dan Heechul sunbae bilang besok kami bisa istirahat. Syukurlah aku memang butuh istirahat. Rasanya bisa-bisa aku tidak ikut pementasan seni itu karena sakit. Habisnya latihannya begitu menghabiskan tenagaku. Semoga pentas seninya berjalan lancar.
”Bagaimana tadi?”tanya Hyo Jin.
Tiba-tiba dia sudah ada disampingku sambil tersenyum. Aku sudah yakin dia akan bertanya seperti itu.
”Mwo?”jawabku pura-pura tidak tahu dan langsung berjalan mendahuluinya keluar ruangan.
Aku merasakan dia mengejarku.
”Hye Jin-ah…”serunya.
”Aku pulang duluan…”seruku padanya dan langsung meninggalkannya.
”Dasar kau ini!”teriaknya padaku yang sudah berjalan pergi.
Di depan gerbang tanganku langsung ditarik oleh tangan Key. Apaan sih anak ini!
”Ayo kita pulang!”serunya sambil menarik tanganku.
”Key…aku mau pulang sendiri…lepas ah…”seruku sambil menghentakkan tanganku.
”Hye Jin pulang denganku…”seru sebuah suara yang aku kenal. Taemin.
Dia berjalan menghampiriku dan Key dan dia menatap Key dengan sangat sinis. Kenapa sih mereka ini. Apa mereka punya masalah.
Aku melihat Kyu baru keluar dari ruang guru dan berjalan sambil menatap layar PSPnya. Sebaiknya aku pulang dengannya saja daripada membuat dua orang ini bertengkar.
”Kyu…aku pulang denganmu ya…”teriakku padanya dan dia menatapku bingung.
Dia melihatku, Taemin dan Key bergantian dengan tatapan bingung. Aku langsung menarik tangannya untuk pergi.
”Taemin-ah…Key..aku pulang dengan Kyu…ada yang harus kami diskusikan tentang pentas seni lusa…annyeong…”seruku melambai pada mereka dan berjalan pergi sambil menarik tangan Kyu. Kyu hanya bisa mengikuti apa yang aku lakukan dengan tatapan bingung sementara Taemin dan Key menatapku dengan bingung. Mereka ini membuatku pusing.
”Dilema dua cinta…”seru Kyu begitu sampai di depan mobilnya dan dia terkekeh.
”Diam kau Kyu!”seruku sambil memanyunkan bibirku.
”Aaaaa!”teriaknya begitu membuka pintu mobilnya.
”Ada apa?”tanyaku padanya sambil melihat ke dalam mobilnya.
”Itu…”tunjuknya pada seekor hewan yang ada di joknya, berwarna hijau, sudah pasti itu kura-kura milik Yesung tapi kenapa bisa ada disitu.
”Kenapa bisa ada kura-kuranya Yesung?”tanyaku padanya.
Dia menepuk jidatnya dan sepertinya mengingat sesuatu.
”Ne…tadi aku berangkat dengan Yesung pasti dia ketinggalan ini…dasar anak itu!”serunya.
Yesung…Yesung kenapa anak ini sungguh pelupa.
”Hye Jin-ah tolong pindahkan ya…”serunya memohon.
Apa aku harus memindahkan kura-kura ini, aku juga tidak suka dengan kura-kura.
”Ayolah….kau kan tidak alergi..beda denganku…”pintanya lagi.
Ya sudah apa boleh buat, anak ini tidak akan mau pulang sampai kura-kura ini disingkirkan. Aku pun memberanikan diriku untuk memindahkannya kebelakang. Aku sebenarnya geli dengan kura-kura tapi mau bagaimana lagi. Aku menyentuhh cangkangnya perlahan dan mengangkatnya. Ya ampun aku benar-benar geli melihat kepala kura-kura itu yang masuk dan keluar berkali-kali. Aku menutup mataku dan menaruhnya di belakang.
”Hufft…sudah…cepat pulang…”seruku pada Kyu yang sekarang sudah tersenyum senang.
”Gumawo Hye Jin-ah…”serunya sambil tersenyum.

Key POV
Kenapa dia harus datang disaat seperti ini. Aku melihatnya melihatku dengan tatapan sinis. Aku pun membalasnya dengan tatapan yang sinis juga. Aku tahu dia juga menyukai Hye Jin. Dan dia akan melakukan pementasan dengan Hye Jin lusa, itu membuatku sedikit kesal padanya. Aku tidak akan membiarkan dia memiliki Hye Jin.
”Kau menyukainya kan?”tanyaku padanya sebenarnya hanya pertanyaan basa-basi, aku tahu dengan jelas bahwa dia menyukai Hye Jin.
Dia hanya tersenyum dan berjalan pergi.
”Aku tidak akan membiarkanmu memilikinya…”seruku padanya dan itu menghentikan langkahnya dia berbalik menghadapku.
”Kita lihat saja…”serunya padaku sambil tersenyum sinis dan kembali berjalan.
Kita lihat saja siapa yang akan mendapatkan Hye Jin. Aku yang akan mendapatkannya.

Hye Jin POV
”Gumawo Kyu…”seruku pada Kyu begitu aku sampai di rumah.
”Ne…jangan dilema lagi..pilihlah salah satu…”serunya sambil tersenyum.
Apa maksudnya?
”Kau mau aku pindahkan kura-kuranya….hah?”tanyaku sambil tersenyum sinis.
”Ampun…Hye Jin-ah…aku Cuma bercanda…jangan..jangan….”serunya lagi sambil tersenyum.
”Makanya diam!annyeong…”seruku padanya dan berjalan masuk ke rumah. Tak lama kemudian dia juga sudah pergi.
Hufft, aku jadi memikirkan apa yang sekarang terjadi antara mereka berdua ya. Kenapa sih mereka harus seperti itu. Dilema dua cinta? Dasar Kyu, bicara yang tidak-tidak saja. Aku menghempaskan tubuhku ke atas tempat tidur dan memejamkan mataku.

”Kau marah ya padaku?”tanya Hyo Jin begitu kami sedang makan malam. Hari ini kami hanya berdua saja karena nenek pergi menginap lagi di rumah bibiku.
”Anni…”jawabku sekenanya sambil menyuap bulgogiku.
Sebenarnya aku sedikit marah padanya karena masalah tadi pagi yang tiba-tiba memanggil Taemin untuk datang tapi sebenarnya niatnya adalah untuk mengantarku berangkat. Aku kan jadi tidak enak pada Taemin nanti dia berpikir aku ingin dijemputnya padahal ini kerjaan Hyo Jin.
”Mianhe…jeongmal mianhe…aku Cuma ingin kau dan Taemin seperti biasa lagi…”serunya sambil mengatupkan kedua tangannya.
Aku menghela nafas perlahan dan tersenyum.
”Sudahlah aku sudah lupa…”seruku.
Aku memang tidak bisa lama-lama marah dengan seseorang apalagi kalau orang itu sudah minta maaf, aku tidak bisa.
”Gumawo Hye Jin-ah…”serunya sambil menghampiriku dan memelukku.
”Aishhh…aku sedang makan tau!”seruku padanya dan dia pun langsung melepaskan pelukannya.
Dia terus tersenyum sambil menatapku yang sedang makan. Aneh sekali dia!
”Bagaiaman dengan Jin Ki Oppa…”tanyaku tiba-tiba padanya dan itu membuatnya sangat terkejut.
”Kenapa dengan Jin Ki Oppa…”tanyanya sok polos.
Susah berbicara dengannya, dia juga sama sepertiku berusaha mengalihkan pembicaraan setiap ditanya hal itu.
”Oh ya…kudengar Key menyukaimu ya?”tanyanya lagi mengalihkan pembicaraan.
Aku hanay diam berpura-pura tidak mendengarnya.
”Wah kau harus memilih Taemin apa Key…menurutku dua-duanya juga tidak buruk…yah walaupun Key sedikit playboy tapi kulihat dia sekarang sudah tidak seperti itu lagi semanjak dia dekat denganmu….”serunya panjang lebar.
Aku hanya diam dan malas mendengarnya berbicara dan asyik dengan makananku.
”Tidak menyangka dua orang itu memperebutkanmu…”serunya lagi.
”Aku mau tidur…”seruku sambil membawa piring ke tempat cucian dan berjalan menuju kamar.
Aku melihat Hyo Jin hanya tersenyum melihatku.
Di kamar aku berusaha memejamkan mataku tapi tidak bisa entah kenapa aku malah kepikiran perkataan Hyo Jin tadi. Aku jadi mengingat kembali waktu aku di peluk oleh Key dan di peluk oleh Taemin. Aigoo, apa yang terjadi padaku. Dua-duanya membawa perasaan yang berbeda untukku. Tatapan mata Key atau senyum Taemin. Aishh, kenapa aku malah membandingkan mereka berdua. Aku pasti sudah gila, apa aku jatuh cinta pada dua orang dalam satu waktu? Tidak aku hanya jatuh cinta pada Taemin tapi aku juga tidak memungkiri bahwa aku senang ada di dekat Key walaupun dia sering mengangguku tapi aku tahu dia orang yang baik dan sepertinya bertengkar dengannya seperti sesuatu kebiasaan yang harus selalu ada, rasanya tidak lengkap kalau tidak bertengkar dengannya. Aku merasa Key adalah teman yang menyenangkan walaupun sering bertengkar dengannya tapi aku senang mendengar perkataannya yang cuek itu. Apa yang terjadi padaku?

Siwon POV
Aku baru pulang dari mengantar Donghae membeli buku begitu aku sampai di depan apartemenku aku menemukan sebuah bungkusan di taruh di depan pintu rumahku. Dari siapa itu?
”Siwon-ah tadi ada yang mencarimu tapi kau tidak ada jadi dia menitipkan itu…”seru seorang ahjumma yang keluar dari pintu apartemennya. Ahjumma yang tinggal di samping apartemenku.
”Ne….gumawo ahjumma…”seruku sambil membungkuk dan segera membawa bungkusan itu masuk.
Aku menaruhnya di atas meja dan meninggalkannya lalu pergi mandi.
”Ibu mu mengirimkanmu makanan lagi…”seru Donghae yang tiba-tiba sudah ada di apartemenku.
”Bagaimana kau bisa masuk?”tanyaku padanya yang masih tidak percaya dia sudah duduk di ruang tamuku sambil menonton tv.
”Salah sendiri pintunya tidak dikunci….makanya pintu tuh dikunci…kalau orang lain yang masuk gimana…oh ya aku mau pinjam kaset game yang kemarin itu…”serunya sambil terus memandang televisi.
”Ambil saja di bawah rak itu…”seruku sambil berlalu menuju kamarku dan memakai baju.
”Dimakan makannya nanti keburu dingin…”seru Donghae begitu aku menghampirinya yang sedang mengobrak-abrik rakku, sudah aku bilang kaset itu ada di bawah rak dia masih mencarinya di atas. Aku segera mengambil kaset itu dari bawah rak dan menyodorkan padanya.
”Ah…aku tidak lihat…”serunya sambil mengambil kaset itu dari tanganku.
”Ibumu baik sekali…”serunya lagi.
Aku hanya diam menanggapinya, memang sejak dia datang ke rumahku dia selalu membawakanku makanan setiap hari. Terkadang aku merasa aneh dengan perlakuannya yang seperti itu tapi jujur lebih baik dia menitipkan makanan di banding aku harus selalu bertemu dengannya, aku masih belum siap menerima dia ibuku, juga Hye Jin sebagai adikku.

Hye Jin POV
Hari ini hari pementasannya. Hufft, aku bisa!seruku pada diri sendiri. Aku sedikit gugup hari ini, aku takut hari ini tidak berjalan lancar bagaimanapun juga aku mengikuti dua pemenatasan yang pertama drama dan yang kedua menyanyi. Bagaimana kalau aku bernyanyi tidak bagus atau aku melakukan kesalahan saat drama. Aduh aku begitu gugup. Aku terus menatap diriku di cermin sambil menyemangati diriku bahwa aku bisa.
”Kau lama sekali sih!”teriak Hyo Jin dari luar kamar.
”Ne…aku sudah siap!”seruku padanya. Dia tidak tahu apa kalau aku begitu gugup. Dia sih sudah biasa sedangkan aku, ini pertama kalinya bagaimana aku tidak gugup.
”Ayo berangkat…jangan gugup begitu….kau pasti bisa!” serunya menyemangatiku sambil tersenyum.
Kami berjalan bersama menuju sekolah, selama berjalan kami hanya terdiam, mungkin lebih tepatnya aku yang diam. Aku berusaha menghapal lirik lagu yang akan dinyanyikan nanti, aku menghapal mana saja bagianku, setelah itu aku juga menghapal adeganku di drama itu. Hyo Jin yang melihatku hanya tersenyum setiap kali melihat mulutku berkomat-kamit mengucapkan dialogku atau lagu yang akan dinyanyikan.
”Santailah sedikit…”serunya sambil menepuk bahuku begitu kami sampai di sekolah, dia melihatku sangat gugup.
Pertama aku harus tampil menyanyi dulu dengan Kyu baru drama. Aku melihat sudah banyak sekali anak-anak yang berkumpul di aula untuk menyaksikan pementasan ini dan itu membuatku semakin gugup saja. Aku hanya bisa mondar mandir di belakang panggung, sementara Kyu tetap tenang dan terus saja menatap layar PSPnya, tidakkah dia merasa gugup sama sekali.
”Ya!Hye Jin-ah…kau membuatku pusing..berhenti mondar mandir…sebaiknya kau duduk…lama-lama aku juga jadi gugup karenamu…”serunya padaku tetap sambil menatap layar PSPnya.
”Kau tidak gugup apa?”tanyaku padanya dan berjalan menghampirinya.
”Sudahlah santai saja…kalau kau gugup nanti malah kacau…”serunya lagi sambil tetap menatap PSPnya.
”Bagaimana aku tidak gugup…aigoo…”seruku lagi.
”Ini main game saja…”serunya sambil menyodorkan PSPnya ke tanganku.
”Main saja…aku mau ke toilet dulu…”serunya kemudian pergi berlalu.
Ya, Kyu memangnya aku game lovers sepertimu, mana bisa hanya dengan main game gugupku akan hilang, bilang saja kau mau numpang menitipkan PSPmu karena kau mau ke kamar mandi. Seruku dalam hati. Aku menaruh PSP itu di atas meja dan melanjutkan kegiatanku mondar-mandir. Sampai aku merasakan sesorang menyentuh bahuku dan membutku terlonjak kaget.
”Aaaaa!”teriakku sambil menoleh kebelakang. Aku melihat Yesung sudah berdiri di depanku sambil tersenyum.
”Kau mengagetkanku saja!”seruku padanya dan dia hanya tersenyum.
”Mianhe Hye Jin-ah…kau gugup sekali? Mana Kyu?”tanyanya.
”Ke toilet…”jawabku.
”Yah padahal aku ingin bertemu dengannya sebelum tampil…habis ini kalian tampil kan? ya sudah…semangat! aku yakin kalian pasti bisa!”serunya sambil mengepalkan tangannya memberi semangat.
”Ne…gumawo..”jawabku sambil tersenyum.
”Aku pergi dulu ya…nanti gak kebagian tempat duduk…hwaiting!!”serunya lagi sambil berlalu dan tersenyum. Aku pun membalasnya dan kembali melanjutkan kegiatannku. Ya ampun habis ini aku akan tampil. Kemana Kyu lama sekali dia! Aku pun berjalan keluar belakang panggung mencarinya. Aku menunggunya tidak jauh dari toilet cowok. Lama sekali dia!
Aku melihat pintu toilet cowok terbuka namun yang keluar bukan Kyu melainkan Key. Dia melihatku dan berjalan menghampiriku.
”Ngapain kau?”tanyanya dengan nada yang seperti biasa. Ketus.
”Terserahku…”seruku padanya tidak kalah ketus.
”Kau lihat Kyu di dalam?”tanyaku langsung.
”Andwe…”jawabnya.
”Ya sudah…gumawo..”seruku padanya dan berbalik kembali ke belakang panggung namun tiba-tiba dia memanggilku.
”Hye Ji-ah..”serunya.
”Ne…”jawabku.
”Ada yang ingin aku bicarakan denganmu nanti setelah pementasan…”serunya.
”Arasso…”seruku padanya dan berjalan pergi.
”Hwaiting!”serunya sambil tersenyum.
Belum pernah aku melihatnya tersenyum seperti ini, ada apa dengan dia hari ini, aneh sekali, tidak bisanya dia berbuat baik padaku biasanya dia akan selalu menggodaku sudah gitu tidak biasanya juga dia berbicara hanya sedikit biasanya dia akan banyak omong.

Kenapa Kyu belum kembali juga? Kemana dia? Katanya tadi Cuma mau ke toilet sekaranng dia malah menghilang mana sebentar lagi kami yang harus tampil. Bagaimana ini? Ini membuatku semakin gugup. Tiba-tiba Hyo Jin datang menghampiriku.
”Hye Jin-ah…Kyu saki perut dan dia tidak bisa tampil…”seru Hyo Jin dengan wajah khawatir.
Apa!dia sakit. Ya ampun bagaimana ini!
”Mwo? Lalu bagaiamana?dia dimana sekarang?”tanyaku lagi.
”Aku juga tidak tahu….aku sedang mencari Jang seonsangnim tapi aku belum menemukannya…Kyu sedang di UKS sekarang…”jawab Hyo Jin.
Bagaimana ini, masa pementasannya harus di batalkan. Ya ampun Kyu kenapa harus sakit segala di saat penting seperti ini.
”Aku yang akan menggantikannya…”seru sebuah suara masuk ke dalam ruangan.
Aku sangat kaget begitu melihat Key yang masuk. Dia berjalan mengahmpiri kami.
”Aku diminta Jang seonsangnim menggantikan Kyu…”katanya.
Kami masih yang terkejut mendengar Key yang akan menggantikannya hanya bisa terdiam.
”Kalian tidak percaya padaku…”serunya dengan wajah juteknya itu.
”Andwe…tapi…kau belum pernah latihan dengan Hye Jin…”seru Hyo Jin.
”Cukup dengan sekali latihan…ayo mulai latihan…”serunya padaku.
Aku yang masih kaget mendengar dia yang akan menggantikanmu langsung tersadar begitu dia mulai menyanyi bagian Kyu. Jujur kuakui suaranya tidak kalah dengan suara Kyu. Dia berhenti begitu tiba di bagianku dan menatapku. Ah ya ini bagianku menyanyi. Aku pun mulai mengeluarkan suaraku dan aku merasa nyaman berduet dengannya meskipun ini latihan pertama kami dan sebentar lagi kami akan tampil.
”Wah…bagus sekali…aku tidak menyangka….Key kau bisa bernyanyi…”seru Hyo Jin dengan wajah senang sekali.
Key hanya menanggapinya dengan senyum sinisnya dan beralih menatapku.
”Kau juga tidak buruk…”serunya padaku dengan senyum mengejek. dasar Key tidak ada hari tanpa dia mengejekku.
”Baiklah kalian bersiap-siap sebentar lagi tampil…aku keluar dulu ya..”seru Hyo Jin sambil berlalu keluar.
Aku berjalan menghampiri Key yang duduk di kursi sambil memainkan PSP Kyu. Aku ingin sekali bertanya padanya kenapa dia bisa menyanyikan lagu itu dengan sangat lancar. Aku pikir Key bukan jenis orang yang menyukai musik klasik seperti itu.
”Apa!”tanyanya begitu melihatku menghampirinya.
”Ya!kenapa kau bisa hapal lagu itu?”tanyaku langsung tanpa basa-basi
”Kenapa memangnya! Aku suka lagu itu…”jawabnya santai.
Oh ternyata Key menyukai lagu-lagu klasik, ya ampun fakta mengenai Key lagi yang sungguh mengejutkanku setelah aku mengetahui warna kesukaanya pink. Sungguh dia orang yang sangat aneh.
Aku mengangguk-anggukan kepalaku dan berjalan menuju tirai untuk melihat kapan kami akan tampil.
”Dasar aneh!”serunya.
”Ya!Kau selalu saja seperti itu!oh ya kau mau ngomong apa? Sekarang saja mumpung belum mulai…aku tidak janji pulang bisa menemuimu….”seruku padanya dan seketika itu juga kulihat raut wajahnya berubah. Kenapa wajahnya menjadi gugup begitu.
”Mwo? Tidak bisa disini..nanti saja…”jawabnya dengan terburu-buru sambil mengalihkan pandangannya dari menatapku.
”Memangnya kau mau bilang apa?sekarang saja…”seruku sambil berjalan menghampirinya.
Dia malah menundukan wajahnya, kenapa dia?

Key POV
Aduh, apa aku harus bilang sekarang. Aku melihatnya menatapku dengan tatapan meminta jawaban. Tidak, nanti saja tapi ini kesempatan bagus, aku sedang bersama dengannya sekarang. Nanti siapa tahu dia tidak bisa menemuiku. Apa sebaiknya aku katakan saja.
”Lama sekali…mau ngomong apa sih?” tanyanya lagi.
Mungkin sebaiknya aku bilang sekarang saja.
Aku berdiri dan menatapnya lekat-lekat, dia masih menatapku dengan tatapan bingung. Aku pun mengenggam tangannya namun dia msih menatapku dengan padangan bingung.
”Hye Jin-ah…sa…”aku mulai mengucapkan kata itu namun .
”Kalian bersiap ya….sebentar lagi giliran kalian…”seru Hyo Jin yang masuk dengan hanya menyembulkan kepalanya. Buru-buru aku melepas genggaman tanganku.
Aissh kenapa dia datang disaat yang tidak tepat.
”Kau mau ngomong apa?”tanya Hye Jin lagi yang masih menatapku dengan wajah bingung.
”Andwe…ayo bersiap-siap…”seruku sambil mengalihkan wajahku dan bersiap di belakang panggung.
Sebaiknya nanti saja aku bicara padanya.

Hye Jin POV
Aneh sekali dia! Apa yang ingin dia bicarakan? Kenapa dia mengenggam tanganku? Tak lama kemudian kami di panggil untuk naik ke panggung. Aku menatap seluruh wajah yang mengarah pada kami dan aku bisa merasakan aku mulai gugup namun Key langsung mengenggam tanganku dan itu membuat jantungku berdegup dengan kencang. Dia menatapku dengan pandangan sangat lembut. Belum pernah dia memperlakukanku seperti itu. Ya ampun apa yang terjadi padanya. Dia mulai bernyanyi sambil terus mengenggam tanganku. Terkadang dia menatapku dengan lembut. Apakah ini hanya penghayatannya terhadap lagu itu tapi tadi saat latihan dia tidak seperti itu. Apa yang terjadi padanya? Kenapa aku malah deg-deg an ditatapnya seperti itu.

TBC

Novi

This post/FF has written by Novi, and has claim by her signature

This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^

Don’t forget to :

  • Open FAQ page for ask something.
  • Open GUESTBOOK for new reader
  • Open Join Us page to know how to send your FF
  • Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
  • For new reader, please join page Talk Talk Talk
  • Open page LIBRARY if you miss some FF