KOMPLITcated story part 1
Author :
Made karina jelita (kimmadebumbum)
Twitter : @kimmadebumbum
Fb : Made Karina Baskoro
Tumblr : bebekkuning@ymail.com
Cast :
Choi Minho =>> Minho Shinee
Kim Miina =>> author imut >.<
Lee Minyu =>> mitra riani aisyah
A silent flame burning with passion and charisma ..
miina POV
“kya, permisi permisi ..aduh ! Mianhaeyo”, aku ikut sempit-sempitan di antara orang-orang yang bejibun di depan papan pengumuman kelulusan. Mataku menyusuri 1 demi 1 angka-angka nomor tes yang tertera di papan pengumuman. 639, 642 ,657, 660 !!
“HUAHHHHH Minyu-ahh aku lulus !!! yeeeeee”, aku memeluk Minyu yang masih sibuk celingukan mencari nomor tesnya juga.
“Aduh Miina, selamat ya ! nah, sekarang kau bantu aku mencari nomor tesku”, dia membalas pelukanku sebentar lalu masih sibuk mempelototi papan pengumuman itu.
“701, 723, 727 .. Hei Minyu, nomor tesmu 727 kan ?? Wah, kau lulus !”, aku tersenyum lebar sambil memeluk lengan Minyu.
“Ommona, aku lulus !! Kita lulus Miinaaaaaa .yeeeeeeee !! hahahhahaha”, kami berlompat-lompat kegirangan.
Yeeeee, kami lulus !!
Hari ini kami melihat pengumuman kelulusan di Seoul international high school. Yup, kita baru mendaftar di sekolah menengah yang cukup bergengsi di negara ini. Dan hasilnya, kami lulus ! Bukan lulus sembarangan lagi, lulus jalur prestasi akademik alias dapat beasiswa !! Kami jenius kan ??
Oh iya, perkenalkan namaku Kim Miina. Gadis manis berumur 14 tahun yang sangat beruntung karna punya sahabat terbaik di dunia yang namanya Lee Minyu. Heheheh, nama kami memang rada-rada mirip. Mungkin memang kami sudah di takdirkan untuk bersahabat dari lahir.
Aku dan Minyu baru-baru saja resmi lulus tes masuk Seoul international high school. Sekolah bergengsi dengan fasilitas internasional. Bukan sembarang orang yang bisa masuk sekolah ini loh. Yang masuk di sini rata-rata anak pejabat lah anak pengusaha lah bahkan banyak artis yang masuk di sini.
Itulah salah satu alasan kami kenapa mendaftar di sekolah ini. Berdasarkan kabar seliweran yang berhasil kami dengar, salah satu member Shinee (boyband favorit kami) sekolah di sini juga ! The most handsome member in Shinee, Choi Minho !! Kami ini sangat ngefans sama Minho oppa.
Sewaktu di smp dulu, kami kerjanya hanya menghayal berangan-angan suatu saat nanti bisa ketemu ato dekat sama Minho oppa. Dan, itulah salah satu alasan kenapa kami mau masuk sekolah ini. Dulu waktu smp, kami sempat khilaf taruhan demi Minho oppa. hihihihihi
Flashbak waktu smp dulu ..(ngayal mode on)
“Minyu-ahh, bagaimana caranya kita pulang ?? di luar hujan deras”, aku melirik sedikit keluar lalu bergidik ngeri.
“Tunggu ya aku telpon suamiku dulu, Minho oppa. heheheh”, Minyu mengeluarkan ponselnya.
“Hei, dia juga kan suamiku Minyu. Aku juga mau menelponnya ah”, aku juga tak mau kalah mengeluarkan ponsel.
“yaaa, kalian berdua ini menghayal terus kerjanya ! mendingan skarang kita lari ke halte sebelum kita pulang kemalaman !!”, Yu Min salah satu sahabatku marah-marah sambil menjitakku dan Minyu.
“arasso ahjumma. hahahahha”, aku dan Minyu lari sambil tertawa terbahak-bahak melihat Yu Min.
Sampai di halte ..
“Minyu-ahh, kalau saja tadi kita menelpon suami kita Minho oppa pasti kita tidak setengah mati lagi menunggu bus. Kita harusnya skarang sudah duduk tenang dalam mobilnya. hihihihii”, aku masih saja asik dengan dunia hayalku bersama Minyu.
“iya ya, ini smua gara-gara si cerewet Yu Min itu. Dia slalu saja ngomel kalo kita menyebut-nyebut Minho oppa”, muka Minyu berubah cemberut.
“Ish, kalian berdua ! Kapan kalian berhenti menghayal ?? Kalau suatu saat nanti salah satu dari kalian pacaran betulan dengan Si Minho itu aku akan memotong poniku sampai habis tak tersisa”, Yu Min berkata enteng sambil sedikit tersenyum sinis.
“Waeyo ?? Kau yakin ?? HAHAHAHAHAHA. Baiklah, mulai sekarang kita taruhan saja Yu Min. Kalau salah satu di antara ku dan Minyu jadian dengan Minho oppa kau janji akan memotong habis ponimu itu sampai botak ! deal ??”, aku menantang Yoo Jin.
“Arasso, siapa takut ?! Tapi, apa hukumannya kalau ternyata nanti tidak ada salah satu pun dari kalian yang pacaran dengannya ??”, Yu Min keliatan pede skali kalo kita tidak bisa mendapatkan Minho oppa !
“Kalau nanti kami kalah, kami akan menembak Junko live di depan matamu ! Bagaimana ??”, Minyu dengan santainya menjawab tantangan balik Yoo Jin.
“MWO ??! Minyu-ahh, haruskah dengan Junko ??”, aku masih tidak percaya ucapan Minyu barusan. Hwang Junko itu salah satu siswa terpintar di sekolah kami. Dan mungkin yang tercupu. Kebiasaannya juga aneh, pokoknya sikapnya menjijikkan. Dia memang slama ini mengejar Minyu mati-matian. Bahkan dulu dia sempat menembak Minyu. Ikh, ngeri membayangkannya !
“Hei, kau tidak mau kan kita di permalukan sama Yu Min ?? Jadi mending kau ikuti saja kata-kataku !,” Minyu berbisik padaku.
“jadi betul nih kalian mau taruhan denganku ?? HAHAHAHAHAHA, aku tidak sabar menunggu salah satu dari kalian berstatus jadi pacar Junko”, dengan pedenya Yu Min tertawa keras.
“enak saja kau ! Liat saja nanti. Pokoknya taruhan ini berlaku sampai 6 bulan setelah kita masuk sma. Arasso ??”, aku berkata dengan lantang.
“Arasso !!”, Yu Min aku dan Minyu tos bersama setelah itu.
Kalau mengingat kejadian itu, aku jadi merinding sendiri. Jujur saja, di hati kecilku sedikit pesimis bisa menang taruhan itu.
“Miina-sshi, kau ini melamun terus. Ayo kita pergi makan ! Aku yang traktir deh hari ini, kan kita luluuuussss”, Minyu membuyarkan lamunanku.
“wae ?? baiklah. Ayo kita pergi makaaaaan. kajja”, aku langsung menarik lengan Minyu.
Di restoran . . .
“Mmmmm, enak skali ya makanan di sini. Aku kenyaaaaang”, Minyu mengelus-elus perutnya sambil duduk malas.
“Ish, dasar kurus ! Baru begitu saja sudah kekenyangan. Sini, aku saja yang makan bagianmu”, aku merebut mangkuk sup Minyu dan memakannya.
“Dasar kau ! Cantik-cantik kok rakus *si author narsiiiis* !”, Minyu mengepal tangannya seperti hampir menjitakku.
Acara makan kami tiba-tiba saja terganggu dengan getaran mahadahsyat dari ponselku.
Ringtone ring ding dong mengalun keras dari dalam tasku.
“ooobohweeyoo ??”, aku mengangkat telponku dengan makanan yang masih penuh dalam mulutku.
“Yoboseyo ?? ini betul nomor Park Gong San ??”, suara dari sebrang sana terdengar sangat merdu, dan gently.
Aku mengunyah sebentar makananku dan menelannya, “Wae ?? Nugu ?? Park Gong San ?? dia itu siapa ??”, aku heran mendengar pertanyaan orang yang menelpon ini.
“loh, bukannya ini nomor Park Gong San si tukang pipa air ya ??”, orang itu tak kalah heran.
“Tukang pipa air dari hongkong ! Ini bukan nomornya Park Gong San. Maaf, kau sepertinya salah sambung”, dengan kasar aku memutuskan sambungan telpon tadi. Enak saja aku di kira tukang pipa air.
Tak lama kemudian nomor itu memanggil lagi.
“Hei, sudah aku bilang ini bukan tukang pipa air tau”, aku membentak orang tadi dengan kesal. Minyu masih saja melongo memperhatikanku.
“hei ahjumma, kau ngaku saja kalo ini memang nomornya suamimu si tukang pipa air. Kau tau tidak kalau suamimu sudah membuat saluran pipa tempat cuci piring kami mampet ?? Semua piring kotor menumpuk ! Mending kau beri tau suamimu suruh dia segera datang ke sini sebelum aku menelpon manager suamimu untuk mengadukannya”, orang itu berkata kasar, malah membentakku lagi ! Apa ? Enak saja dia memanggilku ahjumma ?? Dan memangnya tukang pipa air ada managernya ??
“sudah ku bilang kau salah nomor tauuu. Dasar orang gila”, aku mematikan ponselku segera. Ku cabut baterainya dan langsung melemparnya ke dalam tasku.
“Miina, itu tadi siapa sih ??”, Minyu bertanya heran.
“Ada orang salah sambung. Dia kira ini nomor telponnya tukang pipa air. Dasar, jaman sekarang makin aneh-aneh saja ya”, aku menyeruput jus ku kasar.
“hahahhahaha, mungkin kau memang mirip tukang pipa air. Lihat saja caramu makan, sudah seperti kuli bangunan”, Minyu tertawa-tawa.
“awas kau ya Minyu !”, aku menggelitik Minyu habis-habisan. Hari ini memang cukup aneh, tapi tetap menjadi hari yang bersejarah bagiku maupun Minyu >.<
Beberapa hari ini kami mengurus berkas-berkas untuk masuk di sekolah baru kami. Akhirnya tiba hari Masa Orientasi Siswa ! Hari yang paling kami hindari selama bersekolah.
Aku dan Minyu buru-buru berangkat dari jam 4 subuh sebelum kami di hukum. Dengan dandanan menor ala penyanyi dangdut yang stres kami berangkat berdua di antar appa Minyu. Maklum lah anak-anak di MOS. Tau kan bagaimana tersiksanya ?? *anggaplah di Korea ada juga MOSnya terus sekejam di Indonesia. hehehhe*
Kami masuk dalam kelompok yang sama. Tapi, kami belum tau siapa koordinator kelompok kami.
Tiba di gerbang sekolah ..
“hei kalian berdua, kelompok berapa ??”, suara seorang wanita mengagetkan kami berdua.
“kami di kelompok 6 onnie”, aku dan Minyu menunduk.
“Baiklah, sini ikut aku ke kelompok kalian”, dia berjalan dan kami mengikutinya dari belakang. Dia mengantarkan kami ke barisan paling ujung.
“aduh, koordinator kalian mana sih ?? Mana ponselku ketinggalan lagi. Bagaimana cara menghubunginya ??”, cewek ini bicara sendiri. Dasar senior aneh.
“hei kau ! kenapa melihatku ?? mmm, kau bawa ponsel kan ?? Pinjamkan padaku cepat”, betul-betul sunbae yang aneh.
“Bawa onnie, ini dia”, aku merogoh tasku sebentar kemudian menyerahkan ponselku padanya.
Dia memencet beberapa angka. Sepertinya dia mau menelpon seseorang. Dasar tidak modal, meminjam ponsel orang sembarangan untuk menelpon.
“Onnie, ponselku itu agak rusak. Kalau ingin menelpon harus di speaker”, aku menjelaskan padanya. Kadang memang ponselku datang-datangan. Jadi kalau menelpon terkadang harus di speaker.
Dia melihat sinis padaku sebentar, lalu kembali sibuk dengan ponselku.
“Ish, orang ini kenapa mereject telponku sih ??”, dia berkali-kali mencoba menelpon. Sekitar telpon ke-4 kalinya baru dia terdengar bicara dengan seseorang.
“Hei, kau ini di mana ?? Kelompokmu sudah menunggu daritadi. Kau ingat kan kau koordinator salah satu kelompok orientasi ?? Kau kenapa mereject telponku tadi ??”, dia tidak berhenti-henti bicara.
“Nugu ?? Ini bukannya tukang pipa air ya ??”, glek. Aku kaget mendengar suara dari sebrang sana. Sepertinya aku mengenalnya.
“Tukang pipa air ?? Ini aku Yoo Jin. Minho-ahh, mending kau cepat datang ke sini sebelum semua anggota kelompokmu mati kedingingan”, klik. Dia mematikan telponnya.
Aku tadi tidak salah dengar kan ?? onnie ini menyebutkan Minho ?? Jangan-jangan . . .
Setelah onnie tadi mengembalikan ponselku aku segera melihat panggilan keluarnya. Betul saja dugaanku, ternyata orang yang dia sebut-sebut koordinator kelompok kami itu adalah orang yang salah sambung kemarin. Ottoke ?? mana aku sudah membentak-bentaknya lagi. Tapi kok namanya Minho ya ??
“Miina, kau kenapa ??”, Minyu berbisik padaku sambil masih tertunduk.
“Ternyata koordinator kelompok kita nanti adalah orang yang salah sambung kemarin”, aku setengah berbisik. Tiba-tiba saja ada orang datang dan bicara mengagetkan kami.
“Mianhae aku datang terlambat. Jeongmal mianhae, ayo semua ikuti aku. Aku adalah koordinator kelompok ini”, ada sesosok cowok datang sambil membungkuk minta maaf. Berhubung masih subuh, jadi langit agak gelap. Aku tidak begitu jelas melihat mukanya.
Kami di bawa ke sebuah aula. Di sana kami di suruh duduk sambil terus menunduk. Padahal leherku sudah sakit sekali.
Onnie yang tadi meminjam ponselku datang.
“Untung kau sudah datang. Tadi kenapa kau mereject telponku ?? Kau malahan menyebut-nyebut tukang pipa air”, sepertinya onnie tadi bicara sama koordinator kelompok ku deh. Aduh, mati aku.
“Oh, itu. Kwaenchana. Oh iya, tadi kau meminjam ponsel siapa untuk menelponku ??”, koordinator ku itu bertanya ke onnie yang tadi. Aduh, aku tidak bisa melihat wajahnya karna di suruh menunduk.
“Aku meminjam ponsel anak ini”, onnie tadi datang mendekatiku dan menunjukku. Aku bisa mendengar langkah kaki seseorang yang mendekatiku juga. Tuhan, tolong selamatkan aku ..
“ini orangnya ??”, betul saja. Koordinatorku itu menunjukku. Sontak aku mengangkat wajahku sebelum aku di apa-apakan olehnya.
“Mianhae. Kau betul-betul salah sambung kan opp …”, suaraku tercekat. Aku kaget melihat pemandangan di depanku. Apakah aku sepenuhnya sudah sadar ??
“MINHO OPPA ???!”, mataku membelalak lebar. Aku kaget melihatnya. Ommona, jadi koordinatorku ini Minho oppa. Member shinee yang mahadahsyat nan ganteng ???
Huah, dia keliatan lebih ganteng kalau di liat lebih dekat !!
“heh ?? Kau kenapa ??”, Minho oppa keliatan kaget. Dia sedikit bergidik ngeri.
“a a a, itu .. aku minta maaf. Karna tidak sengaja membentakmu di telpon. Tolong jangan apa-apakan aku oppa”, aku menunduk sambil membentuk tanda maaf dengan tanganku.
“Yang mau macam-macam denganmu siapa ?? aku padahal baru saja mau minta maaf denganmu. Aku mau minta maaf karna sudah salah sambung dan ikutan membentakmu juga”, Minho oppa tersenyum manis sambil menurunkan kedua tanganku.
Aku tercengang mengagumi ketampanannya. Kamulah makhluk tuhan yang tercipta yang paling ganteng auw auw auw ah ah ah ah >,< Tidak ada celah kejelekan sedikit pun ! Perfecto !!
Seharian MOS ini aku lalui dengan hati riang gembira. Setiap detik aku dan Minyu curi-curi pandang ke Minho oppa sambil ketawa geli sendiri.
Sampai tiba waktunya makan siang ..
“Minyu-ahh, betul-betul berkah tuhan jatuh ke kepala kita hari ini ya. Aduh, gantengnya makhluk yang satu ini”, aku berbalik melihat Minho oppa bercerita dengan panitia yang lain sambil tersenyum-senyum ganjen.
“Iya Miina, aku sampai sempat tahan napas loh tadi waktu melihatnya. Aduh, langkah menuju kemenangan sedikit demi sedikit terwujud. heheehehhe”, aku dan Minyu tertawa girang lalu melanjutkan makan siang kami.
“Hei kalian berdua ! dari tadi ketawa terus !! Awas ya aku liat kalian keganjenan dengan Minho !!”, suara Yoo Jin onnie mengagetkan kami. Huh, dasar kejam.
Setelah makan siang selesai waktunya pembekalan materi tentang sejarah sekolah ini. Kami di suruh berkeliling gedung sekolah ini yang besarnya 10x lebih besar dari stadion bola. Cukup membuat betis kita sebesar talas bogor.
“Tolong kalian catat ya poin yang penting-penting”, tutornya menyuruh kami untuk mencatat. Dasar aku lagi sial ternyata aku lupa bawa pulpen. Aku celingukan mencari pulpen.
“Kau kenapa ?? Jangan terlalu ribut ya”, Minho oppa menegurku.
“Maaf oppa, aku mencari pulpen”, aku tertunduk malu.
“Kalau begitu pakai saja dulu ini”, dia menyodorkanku sebuah pulpen. Kalau tidak salah ingat pulpen ini adalah pulpen pemberian hyungnya yang sangat dia sayangi. Aku pastinya tau dong, kan aku pernah nonton monologuenya !
Aku senyam senyum sendiri lalu menulis memakai pulpen pinjaman itu.
Setelah acara keliling-keliling sekolah kami semua di ijinkan untuk pulang. Appa Minyu tadi tiba-tiba ada urusan jadi tidak bisa menjemput kami. Terpaksa jalan ke halte bus dengan dandanan menor ala penyanyi dangdut. Hihihihi
“Minyu-ahh, minho oppa betul-betul ganteng ya. Bibirnya itu loh”, aku monyong-monyong sambil senyam senyum sendiri.
”hush, jangan kayak orang gila begitu. Sudah dandanan kita kayak begini nanti di sangka orang gila lagi ! Tapi, memang dia cakep sekali ,hihihihi”, si Minyu malahan ikut ketawa centil.
Dari belakang kami ada mobil yang mengklakson. Sontak aku dan Minyu berbalik dan berjalan ke pinggir. Mobil itupun menepi, kacanya terbuka setengah.
“Anneyong. Kau tadi peserta MOS kan ??”, MWO ???! MINHO OPPA ?? huaaah, ternyata dia yang di balik kemudi itu !
“ahh ??? ne oppa”, kami berdua memasang ampang bloon di hadapan minho oppa sangkin saltingnya.
“Eh, begini sebenarnya aku mau …”, Minho oppa sepertinya agak malu membicarakannya. Jangan-jangan dia mau mengajak kami pulang bareng ya ??
“Oppa, kau tidak usah repot-repot. Kami bisa pulang sendiri kok”, Minyu memotong pembicaraan Minho oppa.
“Tapi kalo oppa memang tidak keberatan, tak papa lah. Kami juga senang kok”, aku melanjutkan perkataan Minyu.
Seharian MOS ini aku lalui dengan hati riang gembira. Setiap detik aku dan Minyu curi-curi pandang ke Minho oppa sambil ketawa geli sendiri.
Sampai tiba waktunya makan siang ..
“Minyu-ahh, betul-betul berkah tuhan jatuh ke kepala kita hari ini ya. Aduh, gantengnya makhluk yang satu ini”, aku berbalik melihat Minho oppa bercerita dengan panitia yang lain sambil tersenyum-senyum ganjen.
“Iya Miina, aku sampai sempat tahan napas loh tadi waktu melihatnya. Aduh, langkah menuju kemenangan sedikit demi sedikit terwujud. heheehehhe”, aku dan Minyu tertawa girang lalu melanjutkan makan siang kami.
“Hei kalian berdua ! dari tadi ketawa terus !! Awas ya aku liat kalian keganjenan dengan Minho !!”, suara Yoo Jin onnie mengagetkan kami. Huh, dasar kejam.
Setelah makan siang selesai waktunya pembekalan materi tentang sejarah sekolah ini. Kami di suruh berkeliling gedung sekolah ini yang besarnya 10x lebih besar dari stadion bola. Cukup membuat betis kita sebesar talas bogor.
“Tolong kalian catat ya poin yang penting-penting”, tutornya menyuruh kami untuk mencatat. Dasar aku lagi sial ternyata aku lupa bawa pulpen. Aku celingukan mencari pulpen.
“Kau kenapa ?? Jangan terlalu ribut ya”, Minho oppa menegurku.
“Maaf oppa, aku mencari pulpen”, aku tertunduk malu.
“Kalau begitu pakai saja dulu ini”, dia menyodorkanku sebuah pulpen. Kalau tidak salah ingat pulpen ini adalah pulpen pemberian hyungnya yang sangat dia sayangi. Aku pastinya tau dong, kan aku pernah nonton monologuenya !
Aku senyam senyum sendiri lalu menulis memakai pulpen pinjaman itu.
Setelah acara keliling-keliling sekolah kami semua di ijinkan untuk pulang. Appa Minyu tadi tiba-tiba ada urusan jadi tidak bisa menjemput kami. Terpaksa jalan ke halte bus dengan dandanan menor ala penyanyi dangdut. Hihihihi
“Minyu-ahh, minho oppa betul-betul ganteng ya. Bibirnya itu loh”, aku monyong-monyong sambil senyam senyum sendiri.
”hush, jangan kayak orang gila begitu. Sudah dandanan kita kayak begini nanti di sangka orang gila lagi ! Tapi, memang dia cakep sekali ,hihihihi”, si Minyu malahan ikut ketawa centil.
Dari belakang kami ada mobil yang mengklakson. Sontak aku dan Minyu berbalik dan berjalan ke pinggir. Mobil itupun menepi, kacanya terbuka setengah.
“Anneyong. Kau tadi peserta MOS kan ??”, MWO ???! MINHO OPPA ?? huaaah, ternyata dia yang di balik kemudi itu !
“ahh ??? ne oppa”, kami berdua memasang ampang bloon di hadapan minho oppa sangkin saltingnya.
“Eh, begini sebenarnya aku mau …”, Minho oppa sepertinya agak malu membicarakannya. Jangan-jangan dia mau mengajak kami pulang bareng ya ??
“Oppa, kau tidak usah repot-repot. Kami bisa pulang sendiri kok”, Minyu memotong pembicaraan Minho oppa.
“Tapi kalo oppa memang tidak keberatan, tak papa lah. Kami juga senang kok”, aku melanjutkan perkataan Minyu.
“Maksud kalian apa ya ??”, muka Minho oppa keliatan bingung tapi masih tetep caem >.<
TBC
Signature
This post/FF has written by SF3SI Author, and has claim by our signature
This FF/post has claim to be ours. Please keep read our blog, comment, vote and support us ^.^
Don’t forget to :
- Open FAQ page for ask something.
- Open GUESTBOOK for new reader
- Open Join Us page to know how to send your FF
- Vote us please, our rating going down on SHINee toplist, so please vote us ^.^
- For new reader, please join page Talk Talk Talk
- Open page LIBRARY if you miss some FF